Program Studi Ilmu Politik, FISIP, Universitas Syiah Kuala. Kata Kunci: Strategi Politik, PDI-P, Pileg 2014, Bener Meriah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program Studi Ilmu Politik, FISIP, Universitas Syiah Kuala. Kata Kunci: Strategi Politik, PDI-P, Pileg 2014, Bener Meriah."

Transkripsi

1 Strategi Pemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Di Kabupaten Bener Meriah (Studi Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014) Raudhi, Radhi Darmansyah, M. Sc Program Studi Ilmu Politik,, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merupakan partai pemenang Pemilu Legislatif tahun 2014 di kabupaten Bener Meriah. Kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah merupakan sebuah pencapaian yang tidak biasa bagi PDI-P di Kabupaten Bener Meriah khususnya dan di Aceh secara umum. Hal ini mengingat pada Pemilu Legislatif tahun 2009 PDI-P hanya berhasil memperoleh 2 (dua) kursi, sedangkan pada Pemilu Legislatif tahun 2014 PDI-P berhasil memperoleh 4 (empat) kursi. Terlebih jika mengingat bahwa popularitas PDI-P di Aceh secara keseluruhan cenderung mengalami penurunan, maka kemenangan PDI-P di Kabupaten Bener Meriah merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Selain itu, Skripsi ini juga bertujuan untuk meneliti faktor apa saja yang turut mempengaruhi kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif. Data diperoleh dari sumber data primer dengan melakukan wawancara dengan informan. Selain itu, data juga diperoleh dari sumber data sekunder dengan melakukan penelitian kepustakaan berupa buku-buku dan dokumen-dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada lima strategi pemenangan yang dilakukan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Kelima strategi tersebut adalah rekrutmen Caleg dari tokoh masyarakat, memahami kondisi daerah pemilihan, perluasan basis partai, menjalin komunikasi langsung, sosialisasi program kerja partai dan money politic. Faktor yang mempengaruhi kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah adalah faktor figur Caleg, ketokohan Tagore Abu Bakar dan faktor Kabupaten Bener Meriah yang merupakan salah satu basis suara PDI-P di provinsi Aceh. Kata Kunci: Strategi Politik, PDI-P, Pileg 2014, Bener Meriah. Corresponding Author : raudhi27@gmail.com 1 JIM Unsyiah: AGB, Vol , Agustus 2017: 1-20

2 ABSTRACT The Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) is the party winning the legislative elections of 2014 in Bener Meriah district. The victory of the PDI-P in the 2014 legislative elections in Bener Meriah district is an unusual achievement for the PDI-P in Bener Meriah district in particular and in Aceh in general. This is considering the legislative elections in 2009 PDI-P only managed to get 2 (two) seats, while in the legislative elections in 2014 PDI-P managed to get 4 (four) seats. Especially considering that the popularity of PDI-P in Aceh as a whole tends to decrease, the victory of PDI-P in Bener Meriah regency is interesting to be studied more deeply. This thesis aims to determine the strategy of winning the PDI- P in legislative elections in 2014 in Bener Meriah regency. In addition, this thesis also aims to examine what factors affect the victory of the PDI-P in the legislative elections in 2014 in Bener Meriah regency. The research method used is qualitative method with descriptive approach. The data were obtained from the primary data source by interviewing the informants. In addition, data are also obtained from secondary data sources by conducting library research in the form of books and related documents. The results show that there are five winning strategies that PDI- P has made in the 2014 legislative elections in Bener Meriah district. The five strategies are recruitment of community leaders, understanding of electoral conditions, expanding party bases, establishing direct communication, and socializing the work program of the party. Factors affecting the PDI-P victory in the 2014 legislative elections in Bener Meriah district are the factors of candidate figures carried and the district of Bener Meriah which is one of the PDI-P bases in the province of Aceh. Keywords: Political Strategy, PDI-P, Pileg 2014, Bener Meriah PENDAHULUAN Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara yang menganut demokrasi. Pemilu dilakukan sebagai suatu sarana untuk mendapatkan pemimpin atau wakil rakyat, yang dipilih langsung oleh rakyat guna untuk mewakili kepentingan rakyat. Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang dilaksanakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat (Budiardjo, 2008: 461). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

3 Sejak berakhirnya era Orde Baru di Indonesia, Pemilu dilaksanakan secara langsung dalam kurun waktu lima tahun sekali untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta anggota Legislatif (DPD, DPR, dan DPRD). Untuk pemilihan umum anggota DPD digunakan sistem distrik tetapi dengan wakil banyak (4 kursi untuk setiap provinsi). Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD digunakan sistem proporsional dengan stelsel daftar terbuka, sehingga pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung kepada calon yang dipilih (Budiardjo, 2008: 487). Pelaksanaan pemilihan umum tidak dapat terlepas dari kehadiran partai politik. Pasal 7 Undang-undang nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perrwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menegaskan bahwa peserta pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota adalah partai politik. Demikian juga halnya dengan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden. Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden bahwa calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan dalam 1 (satu) pasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Lain halnya dengan pemilihan umum anggota DPD di mana calon anggota DPD adalah perseorangan yang tidak diusung oleh partai politik (Pasal 11 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012). Pada 9 April 2014 dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD (biasa disebut Pemilu Legislatif) secara serentak di seluruh Indonesia. Pemilu Legislatif ini diikuti oleh 15 (lima belas) partai politik yang terdiri dari 13 (tiga belas) partai nasional dan 3 (tiga) partai lokal Aceh. Partai politik peserta Pemilu tersebut adalah Partai Nasional Demokrasi (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtra (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Damai Aceh (PDA), Partai Nasional Aceh (PNA), Partai Aceh (PA), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

4 Pada tingkat lokal/daerah Kabupaten Bener Meriah provinsi Aceh, Pemilu Legislatif tahun 2014 dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan perolehan suara sebanyak suara dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Bener Meriah atau 17% dari total keseluruhan perolehan suara. Perolehan suara tersebut menempatkan PDI-P pada urutan pertama yang kemudian disusul oleh Golkar ( suara) dan Hanura (7.914 suara) pada urutan ketiga. Kemudian disusul oleh Partai Aceh (6.725 suara) di urutan keempat (tabel 1.1). Dari perolehan suara tersebut, PDI-P meraih 4 (empat) kursi, Golkar 3 kursi, Gerindra 3 kursi, Hanura 3 kursi, Nasdem 3 kursi, Partai Aceh 3 kursi, PDA 2 kursi, PNA 1 kursi, PKPI 1 kursi, Demokrat 1 Kursi, dan PAN 1 kursi (Lintasgayo.co, 2014). Bener Meriah terdiri dari tiga daerah pemilihan dengan jumlah kursi di DPRK Bener Meriah sebanyak 25 kursi. Tabel 1 Perolehan Suara Hasil Pemilu Legislatif 2014 di Kabupaten Bener Meriah No Partai Politik Jumlah Persentase Suara Sah Suara Sah Suara Sah Total Suara Perolehan BM 1 BM 2 BM 3 Sah Suara 1 NASDEM % 2 PKB % 3 PKS % 4 PDIP % 5 GOLKAR % 6 GERINDRA % 7 DEMOKRAT % 8 PAN % 9 PPP % 10 HANURA % 11 PDA % 12 PNA % 13 PA % 14 PBB % 15 PKPI % JUMLAH % Sumber: KIP Bener Meriah, 2016 Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

5 Tabel 2 Rekapitulasi Perolehan Suara Caleg PDI-P DPRK Bener Meriah No Nama Caleg Daerah Pemilihan (Dapil) Jumlah Suara 1 Drs. Zetmen Bener Meriah 1 Kec. Bukit dan Wih Pesam Guntarayadi, SP Bener Meriah 2 Kec. Bandar, Bener Kelipah, Permata, Mesidah dan Syiah Utama H. Misriady, MS Bener Meriah 2 Kec. Bandar, Bener Kelipah, Permata, Mesidah dan Syiah Utama Riduansyah, SE Bener Meriah 3 Kec. Pintu Rime Gayo, Timang Gajah dan Gajah Putih (Sumber: KIP Bener Meriah) Data perolehan suara PDI-P pada Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah di atas menunjukan adanya peningkatan perolehan suara dibanding dengan perolehan suara PDI-P pada Pemilu Legislatif tahun Pada Pemilu Legislatif tahun 2009, perolehan suara PDI-P berada di urutan ke empat di bawah PA dan Demokrat dengan Golkar sebagai partai yang menempati urutan pertama perolehan suara terbanyak. Dengan hasil perolehan suara tersebut PDI-P hanya berhasil meraih 2 kursi dari 25 jumlah total kursi DPRK Bener Meriah periode 2009/2014 (Serambi Indonesia, 2009). Penelitian ini akan mengkaji kemenangan PDI-P pada Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah, terutama terkait dengan strategi yang digunakan untuk memenagkan Pemilu tersebut. Ada beberapa hal menarik terkait kemenangan PDI-P pada Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Pertama, perolehan kursi PDI P di DPRK Bener Meriah pada Pemilu Legislatif tahun 2014 meningkat dua kali lipat dari perolehan kursi pada Pemilu Legislatif tahun 2009 hingga menempatkan partai tersebut pada urutan pertama dari sebelumnya menempati urutan keempat. Hal tersebut juga berarti bahwa perolehan suara PDI-P pada Pemilu Legislatif tahun 2014 mengalami peningkatan dibanding dengan Pemilu Legislatif tahun 2009 di Kabupaten Bener Meriah. Kedua, PDI-P mampu menggantikan posisi partai Golkar pada Pemilu Legislatif tahun 2014 dimana partai Golkar merupakan partai pemenang pada Pemilu Legislatif tahun 2009 di Kabupaten Bener Meriah. Ketiga, PDI-P Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

6 merupakan partai pemenang Pemilu yang berhasil meraih suara terbanyak di tingkat nasional pada Pemilu Legislatif tahun 2014 dengan perolehan suara sebanyak (18,95%). Menurut hemat penulis, kemenangan PDI-P secara nasional pada Pemilu Legislatif tahun 2014 menunjukan adanya kemungkinan bahwa PDI- P telah merancang strategi secara terorganisir mulai dari tingkat pusat hingga sampai ke tingkat daerah. Terlepas dari keberhasilan PDI-P menjadi pemenang Pemilu Legislatif 2014 secara nasional, penulis melihat adanya hal menarik untuk dikaji jika berbicara kemengan PDI-P di Kabupaten Bener Meriah yang notabene-nya berada di provinsi Aceh. Bener Meriah merupakan satu-satunya Kabupaten tempat perolehan kursi terbanyak PDI-P, yaitu sebanyak 4 (empat) kursi. Sedangkan di Kabupaten lainnya PDI-P hanya berhasil memperoleh paling banyak 3 (tiga) kursi seperti di Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tamiang (jpnn.com, 2014). Keberhasilan PDI-P meraih kemenangan di daerah Aceh menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut mengingat bahwa selama ini popularitas PDI-P di Aceh cenderung menurun. Salah satu penyebabnya adalah karena posisi Megawati Sukarno Putri sebagai ketua umum. Sebagaimana diketahui ketika ia menjabat sebagai Presiden Indonesia, kebijakannya menetapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) pada saat konflik antara GAM dan RI masih berlangsung, dianggap sebagai kebijakan yang banyak merugikan rakyat Aceh. Sosok Megawati yang kurang mendapat tempat di hati rakyat Aceh kemudian berimbas pada menurunnya popularitas partai yang dipimpinnya tersebut. Kemenangan PDI-P di Kabupaten Bener Meriah di tengah popularitas partai yang menurun di Aceh secara keseluruhan menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji lebih dalam. Beberapa fenomena tersebut mendorong penulis untuk meneliti permasalahan ini, terutama mengenai kaitannya dengan strategi politik yang digunakan PDI-P dalam mengahadapi Pemilu Legislatif tahun 2014, khususnya di Kabupaten Bener Meriah. Dengan posisi PDI-P yang dalam Pemilu Legislatif sebelumnya tidak terlalu sukses meraih suara, tentunya diperlukan strategi khusus Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

7 bagi PDI-P untuk dapat meraih kemenagan pada Pemilu Legislatif tahun Untuk mencapai kemenangan dalam Pemilu, tentunya partai politik harus memiliki setrategi yang tepat untuk dapat menjadi pemenang. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Strategi Pemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Kabupaten Bener Meriah (Studi Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014). TINJAUAN PUSTAKA Untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan dasar. Adapun teori yang digunakan adalah teori marketing politik dan konsep partai politik. Dari konteks aktivitas politik, marketing politik dimaksudkan adalah penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh aktor politik (komunikator) melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujuan kepada segmen (sasaran) tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi (Cangara, 2009: 277). Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa marketing politik memiliki peranan penting dalam aktivitas politik, khususnya dalam membangun pola komunikasi antara politisi atau institusi politik dengan konstituennya. Butler dan Collins (2001) dalam Arifin (2011: 146) menyebutkan bahwa marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan citra publik. David J. Rahman (1987) dalam Cangara (2009: 277) menyebutkan tujuan marketing politik tidak jauh berbeda dengan prinsip pemasaran komersial, yakni proses perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu dan tujuan organisasi. Sebuah proses pemasaran harus digerakan oleh empat elemen utama, yakni sebagai berikut. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

8 1. Product (produk) atau kemasan adalah barang yang diproduksi oleh suatu unit usaha yang ingin dipasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli. Jika konsep ini dikaitkan dengan politik, produk yang dipasarkan bisa diterima masyarakat adalah partai politik itu sendiri sebagai salah satu bentuk produk sosial. Selain partai politik, produk juga bisa dalam bentuk tanda gambar (logo), cita-cita (visi), program, dan para calon yang diajukan oleh partai politik, apakah itu untuk menduduki jabatan presiden, anggota legislatif maupun jabatan-jabatan lainnya yang ada kaitannya dengan kebijakan publik. 2. Place (tempat) dalam konteks pemasaran politik, tempat sering diasosiasikan dengan istilah ruang publik, misalnya media massa yang dapat digunakan untuk memasarkan partai beserta cita-cita dan programnya. 3. Price (harga) dalam konteks pemasaran politik, harga sebuah partai besar lebih sulit dimasuki oleh calon yang ingin menjadi kontestan, dibanding partai-partai kecil yang digolongkan sebagai partai gurem. 4. Promotion (promosi) sering kali dihubungkan dengan kampanye. Promosi atau kampanye memegang peranan sangat penting. Bukan saja dalam memasarkan partai politik beserta program dan visinya, tetapi juga dalam memasarkan kandidatnya (Cangara, 2009: 278). Arifin (2011: ) menambahkan satu lagi elemen dalam proses pemasaran politik, yakni segmentasi (pemetaan) sasaran. Pemetaan sasaran penting dilakukan mengingat lembaga politik diharapkan dapat selalu hadir secara fisik dalam berbagai karakteristik pemilih untuk menjawab permasalahan yang dihadapi masing-masing kelompok yang ada dalam masyarakat. Partai politik dituntut untuk bisa membuat program yang mampu memuaskan semua kelompok guna untuk memperoleh citra yang baik dan suara sebanyak mungkin dalam pemilihan umum. Dalam pelaksanaan proses promosi produk politik diperlukan juga segmentasi, karena tidak semua segmen pasar harus dimasuki dan dilayani. Segmen pasar yang perlu diperhatikan, tentu yang memiliki potensi, ukuran dan jumlah yang signifikan karena, biaya dan sumber daya lainnya terbatas. Dengan adanya segmen ini, maka diperoleh identifikasi karakter yang muncul disetiap kelompok. Dari sini dilakukan positioning sebagai upaya untuk menempatkan citra partai dan produk politik yang sesuai dengan masing-masing kelompok (Arifin, 2011: 149). Kemuadian, dalam penelitian ini penulis juga menggunakan konsep partai politik. Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita- Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

9 cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik-(biasanya) dengan cara konstitusional-untuk melaksanakan programnya (Budiardjo, 2008: 404). Sigmund Neumann dalam buku karyanya, Modern Political Parties, menegemukakan definisi sebagai berikut: Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil (Budiardjo, 2008: 404). Dapat difahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan kebijakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui pemilihan umum (Surbakti, 2010: ). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dapat dikonstruksikan sebagai suatu strategi penelitian yang biasanya menekankan kata-kata dari pada kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data, menekankan pendekatan induktif untuk hubungan antara teori dengan penelitian, yang tekanannya pada penempatan penciptaan teori (generation of theory) (Silalahi, 2009: 77). Untuk melengkapi informasi yang diperlukan, dilakukan juga wawancara dengan informan, informan yang penulis maksud disini ialah orang yang memberikan keterangan berdasarkan penegetahuannya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini ialah: Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

10 1. Ketua DPD PDI-P Provinsi Aceh 2. Ketua DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah 3. Anggota Legislatif terpilih PDI-P di DPRK Bener Meriah 4. Pengamat Politik 5. Politisi di luar PDI-P 6. Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Bener Meriah 7. Ketua Panwaslu Pemilu Legislatif tahun 2014 Kabupaten Bener Meriah Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data. Adapun data yang digunakanadalah: 1. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah suatu objek atau dokumen original material mentah dari pelaku yang disebut first-hand information. Data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data primer. Individu, kelompok fokus, dan satu kelompok responden secara khusus merupakan sumber data primer dalam penelitian. 2. Sumber primer Sumber data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber lain yang tersedia dinamakan data sekunder. Sumber sekunder meliputi komentar, interprestasi, atau pembahasan tentang materi original. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancara (interviewee) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Silalahi, 2009: 312). Adapaun dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

11 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu sehingga seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan menentukan apakah dapat menarik kesimpulan atau perlu dianalisis lebih lanjut (Silalahi, 2009: 341). Sementara Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfirmasi yang utuh. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Strategi Pemenangan PDI Perjaungan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa DPC PDI Perjuangan kabupaen Bener Meriah menggunakan beberapa strategi politik untuk memenangkan partainya dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Beberapa strategi pemenangan yang digunakan tersebut antara lain adalah rekrutmen tokoh masyarakat, memahami daerah pemilihan, melakukan perluasan basis partai, komunikasi politik, sosialisasi program kerja partai dan money politic. Rekrutmen Caleg dari tokoh masyarakat adalah salah satu strategi pemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Rekrutmen politik merupakan salah satu fungsi dari partai politik di negara demokrasi. Fungsi ini berkaitan erat dengan dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai mapun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri (Budiardjo, 2008: 408). Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

12 DPC PDI-P menyadari pentingnya memiliki kader-kader yang berkualitas untuk mengembangkan partainya. Dalam hal ini pengembangan partai yang dimaksud adalah peningkatan perolehan suara partai dalam Pemilu Legislatif tahun Untuk tujuan tersebut PDI-P memilih para tokoh-tokoh masyarakat sebagai kader partai yang akan maju menjadi calon anggota Legislatif dalam Pemilu. Hal ini sebagai salah satu strategi pemenagangan PDI-P yang terbukti berhasil meningkatkan suara partainya. Strategi pemenangan DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah yang kedua adalah memahami kondisi daerah pemilihan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya di daerah pemilihan, seperti jumlah kecamatan, jumlah desa, jumlah penduduk, struktur dan kondisi sosial masyarakat setempat. Hal ini dilakukan PDI-P sebagai upaya untuk pemetaan pemilih. Dalam teori marketing politik dikenal adanya segmentasi pasar, yaitu proses pemetaan yang dilakukan untuk melakukan pemasaran politik. Dengan demikian, dalam hal memahami daerah pemilihan berarti PDI-P menerapkan strategi marketing politik. Tim Peneliti Fisip UMM (2006: 42) menyebutkan strategi marketing politik antara lain: Segmentasi, Targeting dan Positioning. Konsep yang sangat penting di dalam aktivitas pemasaran adalah segmentasi pasar. Segmentasi yaitu pengelompokan pemilih (voters) menurut karakteristik yang ada di masyarakat. Pengelompokan pemilih atau Segmentasi dapat diketahui dengan menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya: Demografi, geografi, psikografi, perilaku, sosial-budaya dan sebab-akibat (Firmansyah, 2008: 186). Segmentasi tahap pertama yang dilakukan oleh PDI-P meliputi aspek geografi dan demografi yaitu jumlah kecamatan, jumlah desa, jumlah pemilih, serta struktur sosial masyarakat di setiap daerah pemilihan. Setelah melakukan segmentasi di daerah pemilihan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah Targeting. Targeting adalah menyeleksi, memilih dan menjangkau masyarakat yang akan ditetapkan sebagai kalayak sasaran kegiatan pemasaran politik (Tim Peneliti Fisip UMM, 2006: 45). Dalam melakukan Targeting PDI-P memilih para Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

13 tokoh masyarakat sebagai sasaran untuk dijadikan Tim Pemenangan di masingmasing desa. Strategi DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah selannjutnya adalah memperluas basis partai. Pada Pemilu Legislatif tahun 2009 di Kabupaten Bener Meriah PDI-P hanya berhasil mendapat 2 (dua) kursi di DPRK Bener Meriah. Kedua kursi tersebut diperoleh dari perolehan suara di Dapil 2 Bener Meriah. Artinya, pada Pemilu Legislatif tahun 2009 suara PDI-P hanya terpusat di satu Dapil saja yakni Dapil 2. Untuk tujuan memenagkan Pemilu Legislatif tahun 2014 DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah berusaha mendapatkan kursi di setiap Dapil dengan melakukan perluasan basis partai di setiap Dapil. Dalam teori strategi politik dikenal dua jenis strategi yakni strategi offensive (menyerang) dan strategi defensive (bertahan). Strategi offensive dibagi menjadi dua, yaitu strategi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Sementara strategi defensive merupakan strategi untuk mempertahankan pasar, menutup, atau menyerahkan pasar (Schroder 2013: 166). Berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa strategi perluasan basis partai PDI-P merupakan strategi offensive memperluas dan menembus pasar. Perluasan pasar yang dilakukan PDI-P dalam pelaksanaannya dilakukan di Dapil 1 dan 3 Bener Meriah. Strategi ini bertujuan untuk menambah jumlah pemilih di daerah tertentu agar perolehan suara PDI-P dalam Pemilu Legislatif di Kabupaen Bener Meriah mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari strategi offensive yang dikemukakan oleh Schoder (2013: 2) bahwa strategi offensive biasanya digunakan jika partai ingin meningkatkan jumlah pemilihnya. Kampanye dapat berhasil jika ada lebih banyak orang yang memiliki pandangan positif terhadap partai dibandingkan sebelumnya. Strategi offensive yang diterapkan saat kampanye Pemilu menampilkan perbedaan yang jelas dan menarik antara partai tertentu dengan berusaha menarik pendukung partai pesaingnya. Penerapan strategi ofensif PDI-P dilakukan dengan cara menempatkan figur tokoh sebagai Caleg di Dapil yang di tuju. Hal ini memperngaruhi pandangan pemilih terhadap PDI-P karena PDI-P mampu menampilkan figur Caleg yang Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

14 dianggap sebagai tokoh masyarakat di Dapil tersebut. Strategi ini terbukti efektif jika dilihat dari hasil Pemilu Legislatif 2014 PDI-P berhasil mendapat kursi di setiap Dapil. DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah juga menggunakan strategi komunikasi politik sebagai salah satu strategi pemenangannya dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Menurut Dahlan dalam Cangara (2009: 35) komunikasi politik ialah suatu bidang atau disiplin yang menelaah prilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh terhadap prilaku politik. Sedangkan menurut Cangara (2009: 35) komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambanglambang atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi target politik. DPC PDI-P menyadari akan pentingnya melakukan komunikasi dengan masyarakat guna untuk memperoleh dukungan masyarakat dalam Pemilu Legislatif tahun Menurut Arifin (2011:176) komunikasi politik bertujuan membentuk dan membina citra dan opini publik, mendorong partisipasi politik, memenangi pemilihan, dan memengaruhi kebijakan politik negara atau kebijakan publik. Dalam hal ini komunikasi politik yang dilakukan PDI-P bertujuan untuk membina citra partai dan Caleg dengan membangun opini publik sehingga dapat mempengaruhi pemilih untuk memenangkan pemilu. PDI-P melakukan komunikasi langsung kepada masyarakat tanpa melalui perantara media masa. Hal ini dimaksudkan agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan secara dua arah antara komunikator dengan masyarakat. Sander and Pace dalam Canggara (2009:382), bahwa media massa pada dasarnya hanya mampu berada pada tataran pembentukan citra (image), sementara yang berperan untuk mengajak orang mengubah pilihan adalah komunikasi antar pribadi. Dengan demikian, strategi komunikasi langsung yang digunakan PDI-P mampu mempengaruhi pilihan para pemilih yang terlibat dalam komunikasi politik yang dilakukan oleh para caleg. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

15 Strategi pemenangan PDI-P selanjutnya adalah sosialisasi program kerja partai. Sosialisasi ini dilakukan oleh para Caleg dan tim pemenangan melalui kegiatan kampanye tertutup. Para caleg mensosialisasikan program kerja partai yang akan dijalankan olehnya jika ia terpilih nanti. Hal ini berarti selain untuk menawarkan program kerja partai, kegiatan ini juga sekaligus sebagai sosialisasi para Caleg kepada masyarakat. Strategi sosialisasi program kerja partai ini sesuai dengan teori marketing politik yang dikemukakan oleh Cangara (2009: 277) yang menyebutkan marketing politik dimaksudkan adalah penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh aktor politik (komunikator) melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujuan kepada segmen (sasaran) tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi informasi. Sesuai dengan teori tersebut dapat diartikan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh PDI-P ditujukan untuk menyebarluaskan informasi tentang kandidat dan program kerja yang dilakukan oleh partainya kepada masyarakat dengan tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku para calon pemilih untuk mendukung kandidat dari PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun Cangara (2009: 278) menyebutkan sebuah proses pemasaran harus digerakan oleh empat elemen utama, yakni product (produk), place (tempat), price (harga), dan promotion (promosi). Sesuai dengan teori ini, produk yang dipasarkan oleh PDI-P adalah partai politik, kandidat, dan program kerja partai. Sedangkan place (tempat) yang diguanakan untuk pemasaran adalah ruang-ruang pertemuan langsung dengan masyarakat. Sedangkan harga yang ditawarkan adalah citra PDI- P sebagai salah satu partai besar yang memiliki kekuatan politik yang juga cukup besar. Sementara promotion (promosi) yang dilakukan adalah untuk mempromosikan partai dan kandidat yang diusung. Caleg PDI-P juga menggunakan money politic (politik uang) sebagai strategi untuk mendapatkan dukungan dari pemilih. Money politik diperaktekan dengan dua cara, yaitu dengan memberikan uang tunai dan barang-barang tertentu Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

16 kepada masyarakat. Schffer & Schedler dalam (Sumarto, 2014: 31) money politic melibatkan pasar dukungan politik (electoral market) dengan pembeli suara (vote buyers) memberikan uang baik dalam bentuk utuh berdasarkan besaran nominalnya atau pun dalam bentuk barang dan jasa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penjual suara (vote sellers), dan penjual suara menyerahkan suaranya sebagai wujud imbalan atas uang atau barang dan jasa yang telah diterimanya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa tujuan para caleg PDI-P menggunakan money politic adalah untuk mendapatkan suara pemilih dengan cara membeli suara mereka baik dengan uang tunai atau barang. Praktek money politic dewasa ini memang kerap dilakukan oleh para politisi dalam setiap Pemilu. Praktek ini sebenarnya jelas sangat bertentangan dengan aturan yang berlaku. Lemahnya penegakan hukum menyebabkan money politic semakin marak dan tidak terkendali. Demikian juga halnya dengan praktek money politic yang dilakukan oleh Caleg PDI-P. Jika dilihat berdasarkan data dari Panwaslu, sama sekali tidak ditemukan adanya pelanggran. Namun pada kenyataannya praktek money politic begitu marak di lapangan. Faktor yang Mempengaruhi Kemenangan PDI-P Salah satu faktor penyebab kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah adalah ketokohan figur calon Legislatif yang diusung. Menurut Suwardi (2014) faktor figur merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi sebuah keterpilihan dalam pemilihan umum yang diselenggarakan guna memilih wakil rakyat untuk berpartisipasi menjadi penyambung lidah masyarakat. DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah memiliki banyak calon Legislatif yang merupakan tokoh di masyarakat. Hal ini mempengaruhi pilihan para pemilih dalam Pemilu Legislatif tahun Menurut Romli (2008) faktor figur sangat signifikan dalam Pemilu langsung. Popularitas figur memainkan peranan yang sangat penting dalam perolehan suara. Dalam hal ini Kehadiran figur tokoh-tokoh masyarakat dalam PDI- Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

17 P mampu mendongkrak suara partai sehingga menjadikan PDI-P sebagai partai pemenang di Kabupaten Bener Meriah. Faktor figur sebagai salah satu penyebab kemenagan PDI-P di Kabupaten Bener Meriah sesuai dengan perilaku pemilih dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh KIP Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2014 dinyatakan bahwa faktor figur/citra dari calon sangat dominan mempengaruhi prilaku memilih dalam menentukan pilihannya pada Pemilu Legislatif yang lalu di Kabupaten Bener Meriah, yaitu sebanyak 29% dari seluruh jumlah respoden menyatakan menggunakan hak pilihnya. Demikian juga dengan pengaruh ketokohan Tagore Abubakar. Tagore merupakan tokoh politik sepuh di Kabupaten Bener Meriah. Kredibilitas Tagore dalam dunia politik sudah tidak diragukan lagi adanya. Sejak dulu Tagore merupakan petinggi di partai Golkar. Pada saat itu Golkar menjadi partai penguasa di Bener Meriah. Namun, pada tahun 2013 Tagore mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari PDI-P. Hasilnya pada Pemilu Legislatif tahun 2014 PDI-P mampu menggantikan posisi Golkar sebagai partai pemenang Pemilu di Kabupaten Bener Meriah. Hal tersebut membuktikan bahwa kehadiran Tagore dalam PDI-P mempengaruhi peningkatan perolehan suara partai tersebut di Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah adalah faktor Bener Meriah sebagai basis massa PDI-P di Aceh. Sebagai daerah basis, PDI-P Bener Meriah memiliki banyak simpatisan yang pastinya akan mendukung partai tersebut dalam Pemilu Legislatif tahun Hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemenangan PDI-P dalam Pemilu Legislatif di Kabupaten Bener Meriah. Faktor basis massa ini sesuai dengan teori partai politik. Menurut Haryanto (2005: 567) berdasarkan komposisi dan fungsi keanggotaannya partai politik secara umum dapat dibagi mejadi dua kategori, yaitu partai massa dan partai kader. Partai massa dengan ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukung yang banyak. Meskipun demikian, parta jenis ini memiliki program walaupun program tersebut Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

18 agak kabur dan terlampau umum. Partai jenis ini cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang tergabung dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan kelompoknya. Partai kader mengandalkan kader-kadernya untuk loyal. Pendukung partai ini tidak sebanyak partai massa karena memang tidak mementingkan jumlah, partai kader lebih mementingkan disiplin anggotanya dan ketaatan dalam berorganisasi. Poetra (2013) menyatakan jika dilihat dari komposisi dan fungsinya PDI-P dapat di golongkan partai massa karena PDI-P merupakan partai yang mengandalkan kekuatan utamanya, yaitu jumlah anggota atau massa yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi kelompok masyarakat, PDI-P menyatakan diri sebagai partai Wong Cilik atau partai pelindung bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai partai massa DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah memiliki basis massa yang jelas di Kabupaten Bener Meriah. Dukungan basis massa tersebut menjadi salah satu kekuatan PDI-P untuk memenangkan Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Strategi pemenangan yang digunakan PDI-P dalam Pemilu Legislatif tahun 2014 di Kabupaten Bener Meriah adalah rekrutmen tokoh masyarakat, memahami kondisi daerah pemilihan, perluasan basis partai, menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat, dan sosialisasi program kerja partai. Secara umum strategi yang digunakan oleh DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah berasal dari instruksi DPP PDI-P. Namun, strategi yang lebih rinci kemudian dirumuskan sendiri oleh DPC PDI-P Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, strategi yang telah dirumuskan oleh DPC tersebut kemudian dikembangkan kembali oleh masing-masing Caleg dengan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

19 2. Adapun faktor yang mempengaruhi kemenangan PDI-P di Kabupaten Bener Meriah adalah karena faktor figur caleg yang diusung dan karena Kabupaten Bener Meriah merupakan basis PDI-P di Aceh. Saran Sebagai partai pemenang Pemilu tentunya PDI-P memiliki potensi yang begitu besar dalam memperngaruhi arah kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Bener Meriah. Oleh karena itu, diharapkan PDI-P dapat menjadi partai politik yang selalu memastikan bahwa setiap kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Bener Meriah merupakan kebijakan yang mengarah pada peningkatan kesejahtraan rakyat. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

20 DAFTAR PUSTAKA 1. Buku-buku Anwar Arifin Komunikasi Politik: Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Miriam Budiarjo Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hafied Cangara Komunikasi Politik: konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Haryanto Mengenal Teori-Teori Politik. Depok: Grasindo Tim Peneliti Fisip UMM Perilaku Partai Politik. Malang: UPT Penerbitan UMM Firmanzah Marketing Politik : Antara pemahaman dan realitas. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Peter Schroder Strategi Politik. Jakarta: Freiderich-Naumann-Stiftung fur die Freiheit. 2. Skripsi/Tesis/Jurnal Lili Romli Kecenderungan Pilihan Masyarakat Dalam Pilkada. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jakarta: Universitas Nasional. Sumarto, M 2014, Perlindungan Sosial Dan Klientelisme Makna Politik Bantuan Tunai Dalam Pemilihan Umum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kaswan Try Poetra Perbandingan rekruitmen pdi-perjuangan dan partai demokrat terhadap caleg dprd pemilu Tahun 2014 di kabupaten polewali mandar. Makassar: Universitas Hasanuddin. 3. Perundang-Undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Jurnal ilmiah mahasiswa Unsyiah, Vol Agustus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan di Indonesia, untuk yang kedua kalinya menjadi peserta di Pemilu 2014. Sebagai partai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit. DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkhan, 2009. Politik Santri. Kanisius, Yogyakarta Almond. A Gabrriel dan Verba. 1990. Budaya Politik Tingkah laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partai politik merupakan sarana ataupun wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dalam kekuasaan atau pemerintahan di suatu negara. Di dalam bukunya Miriam

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI... Lampiran 2 Model F6-Parpol REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI 1 PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) 2 PARTAI BULAN BINTANG (PBB) TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP II TAHAP I TAHAP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Pileg 2014, Diolah dari Hasil Wawancara dengan Berbagai Narasumber, Hasil Rekapitulasi

DAFTAR TABEL. Pileg 2014, Diolah dari Hasil Wawancara dengan Berbagai Narasumber, Hasil Rekapitulasi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv SURAT PERNYATAAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi MOTTO... vii UCAPAN TERIMAKASIH... viii DAFTAR ISI...xi

Lebih terperinci

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu pemilihan umum (pemilu) ataupun pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di daerah-daerah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Partai politik diberikan posisi penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung dapat berlangsung tertib dan lancar. Animo masyarakat yang besar atas pesta demokrasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 31 /Kpts/KPU-Kab-012.329506/2014 TENTANG PENETAPAN TANGGAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KAMPANYE RAPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Partai politik hadir sebagai elemen demokratisasi sekaligus menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Partai politik hadir sebagai elemen demokratisasi sekaligus menjadi sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partai politik hadir sebagai elemen demokratisasi sekaligus menjadi sarana bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan politik. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, yang juga menjadi kebutuhan dasar hidup manusia, telah mengalami banyak perkembangan. Walaupun

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN POLITIK (POLITICAL MARKETING) DPC PARTAI GERINDRA KOTA SEMARANG DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

STRATEGI PEMASARAN POLITIK (POLITICAL MARKETING) DPC PARTAI GERINDRA KOTA SEMARANG DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 STRATEGI PEMASARAN POLITIK (POLITICAL MARKETING) DPC PARTAI GERINDRA KOTA SEMARANG DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 Oleh: Achmad Gufron Kharima Departemen Politik dan Pemerintahan ABSTRAKSI Partai Gerindra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN Nomor 11/Kpts/022.658791/III/2014 TENTANG JADWAL KAMPANYE RAPAT UMUM PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan. Bab V Penutup A. Kesimpulan Dalam menghadapi Pemilu, tentu dibutuhkan Strategi Pemenangan. Partai Politik sebagai kontestan utama mempersiapkan segalanya agar dapat meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan

Lebih terperinci

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG MODEL E EB DPR BERITA ACARA :. TENTANG PENETAPAN PEROLEHAN SUARA DAN KURSI PARTAI POLITIK SERTA PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 Pada

Lebih terperinci

BAB II. Kerangka Konseptual dan Teori

BAB II. Kerangka Konseptual dan Teori BAB II Kerangka Konseptual dan Teori A. Kerangka Konseptual 1. Pemilu Legislatif Dalam suatu negara demokrasi rakyat memegang kekuasaan tertinggi, artinya kedaulatan dalam negara berada di tangan rakyat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.

Lebih terperinci

Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010

Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010 Marketing Politik dalam Pemilukada Kabupaten Karo Tahun 2010 NEHEMIA SYALOOM GINTING Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1

Lebih terperinci

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN Kuisioner Persepsi Pemilih Pemula UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN (Siswa Telah Berusia 17 Tahun Pada Tanggal 9 April 2014) Biodata Responden Nama :............................................ Tanggal Lahir

Lebih terperinci

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1 (Suatu Studi Di Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Oleh : Meilisa Mustaman

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa orde baru, kepala pemerintahan di daerah baik tingkat satu dan dua, para 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perubahan sistem pemilihan di tingkat nasional ternyata memiliki implikasi politis terhadap sistem pemilihan kepala pemerintahan di tingkat daerah. Pada masa

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA) Oleh : Sandy Brian Randang ABSTRAKSI Partisipasi politik merupakan

Lebih terperinci

Strategi Kampanye Partai Golkar Dalam Pemilihan Legislatif Surabaya 2014

Strategi Kampanye Partai Golkar Dalam Pemilihan Legislatif Surabaya 2014 171 Strategi Kampanye Partai Golkar Dalam Pemilihan Legislatif Surabaya 2014 Lukman I. Marpaung Email: lukman.i.marpaung@gmail.com ABSTRAK Strategi pemilu menjadi aspek yang penting dalam kontestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Pemerintahan, 5 (3) 2017: 1003-1012 ISSN 2477-2458(online), ISSN 2477-2631(Cetak),ejournal.ipfisip-unmul.ac.id Copyright 2017 STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Ilmu marketing dalam dunia politik sudah lazim digunakan terlebih dalam hal pemasaran ide, gagasan dan program kerja dari sebuah partai politik ataupun kandidat

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009

HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 HUBUNGAN ANTARA IKLAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI DENGAN SIKAP PEMILIH PADA PEMILU 2009 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat S-1 Oleh : ISTIYANI PRATIWI F 100 040 087 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH No Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum 1 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2012. Rekapitulasi Jumlah Pemilih Tetap (DPT)

Lebih terperinci

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH Heri Wahyudi UPBJJ-UT Denpasar heriw@ut.ac.id Abstrak Pasca Putusan Makamah Konstitusi (MK) tentang calon perseorangan, telah memberikan kesempatan kepada

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan konsep sumber daya, maka peneliti dapat mendeskripsikan kesimpulan sebagai berikut : sumber daya yang menjadi faktor kekalahan dari caleg perempuan adalah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan sebuah penggunaan media kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi media akan kampanyenya hanya berupa daftar dari

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. PEMBAHASAN Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses Pencalonan Non Partai Pemilihan Kepala Daerah (Tanggapan Partai Politik Khusus DIY) dapat dijabarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi masih menjadi masalah mendasar di dalam berjalannya demokrasi di Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi menjadi terhambat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemberitaan media massa di Indonesia meningkat dengan intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak munculnya Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin pada tingkatan daerah sebagai syarat meneruskan estafet pemerintahan. Pemilu

Lebih terperinci

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014 SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014 Data Survei Nasional 15 25 Maret 2013 Prepared by: INDO BAROMETER Jl. Cikatomas

Lebih terperinci

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Rahmad Sadli, SE, MM : Komisi Independen Pemilihan Kota Banda Aceh No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi

Lebih terperinci

STRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009

STRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009 25 STRATEGI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DALAM PEMILU LEGISLATIF 2009 Afidatul Fitriyah dan M. Y. Tiyas Tinov FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih PROFIL KONTESTAN PILKADA DKI 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melakukan analisis profit kontestan Pilkoda DKI dalam tiga tahap. Untiik itii pertama-tama dijelaskan strategi pemasaran politik yang

Lebih terperinci

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap

Lebih terperinci

STRATEGI KOALISI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN PASANGAN ZULKIFLI AS DAN EKO SUHARJO PADA PEMILUKADA DI KOTA DUMAI TAHUN 2015

STRATEGI KOALISI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN PASANGAN ZULKIFLI AS DAN EKO SUHARJO PADA PEMILUKADA DI KOTA DUMAI TAHUN 2015 STRATEGI KOALISI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN PASANGAN ZULKIFLI AS DAN EKO SUHARJO PADA PEMILUKADA DI KOTA DUMAI TAHUN 2015 Oleh : Rhesty Sundari Fauziah Email : rhestysundarifauziah@ymail.com Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat dengan masyarakat. Bukan hanya para penyelenggara pemerintahan yang mempraktekan ilmu tersebut. Setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, dimana anggota-anggotanya terorganisir dan terbentuk dari pandangan mengenai nilai-nilai

Lebih terperinci