BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partai politik merupakan sarana ataupun wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dalam kekuasaan atau pemerintahan di suatu negara. Di dalam bukunya Miriam Budiarjo: (2010) menjelaskan bahwa partai politik sendiri secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kelompok terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Salah satu partai politik yang masih menunjukkan eksistensinya hingga kini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. PDI-P lahir pada tahun 1999 seiring keikutsertaanya dalam pemilu di Indonesia untuk pertama kalinya yang terjadi pada tahun yang sama. Pada tahun 1999 tersebut PDI-P berhasil memproleh suara terbanyak di DPR dengan mendapatkan 154 kursi (Koirudin, 2005). Di dalam pemilu tingkat lokal sendiri PDI-P juga menunjukkan kekuatannya sebagai partai paling dominan di Bali. Provinsi Bali sebagai salah satu basis masyarakat PDI-P tidak lepas dari adanya kedekatan dan kekuatan figur Soekarno dengan rakyat Bali. Soekarno sendiri merupakan keturunan asli Bali yang berasal dari ibunya yang berasal dari Kabupaten Buleleng di Bali. Kedekatan inipun juga berlaku dan berlanjut pada anaknya Megawati yang selalu menggunakan peran keturunan dan figur ayahnya ini menjadi sebuah kekuatan untuk memperoleh dukungan dari setiap elemen masyarakat yang ada di Bali. Dengan adanya kedekatan ini sendiri PDI-P dan

2 2 Bali selalu saling berkaitan antara satu dengan yang lain yang tidak bisa terpisahkan dan menjadikan PDI-P sebagai partainya orang Bali. Kekuatan dan kedekatan partai bersama masyarakat ini dapat dilihat dalam realitas pemilu nasional tahun 1999 yang menunjukkan Bali sebagai penyumbang suara terbanyak dalam pemilu tersebut terhadap PDI-P di Indonesia dengan jumlah persentase yang mencapai 79 % dan merupakan perolehan suara tertinggi yang didapatkan sebuah partai politik di daerah di Indonesia pada saat itu, bahkan jika dibandingkan dengan partai-partai lainnya seperti Golkar yang hanya memperoleh persenase 66,5% dengan persentase jumlah suara tertinggi di dapatkan di provinsi-provinsi yang ada di Sulawesi. Hasil dan persentase inipun masih dibawah persentase yang diperoleh dari PDI-P ( Dari pentas pemilu di tingkat daerah Bali pun PDI-P menunjukkan dominasinya dengan menduduki kursi orang nomor satu di Bali dari tahun 1998 hingga Pada Pemilihan Gubernur 1998 PDI-P dengan calon yang diusungnya Drs. Dewa Made Beratha berhasil mendapatkan dukungan terbanyak di DPRD Provinsi Bali untuk menjadi Gubernur Bali hingga dua periode, yakni dari periode dan 2003 dan Setelah kemenangan dalam dua periode tersebut, pada Pilgub 2008 kekuatan PDI-P di Bali juga masih terlihat dengan kembali terpilihnya Made Mangku Pastika dan AA. Puspayoga dari PDI-P sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Adapun jumlah suara yang berhasil diperoleh pada saat itu adalah (55,05%) suara (news.okezone.com). Kuatnya dominasi PDI-P atas Bali sendiri tidak hanya ditunjukkan pada perebutan kursi nomor satu di Bali saja, melainkan juga pada ranah yang lebih

3 3 kecil seperti Kabupaten. Salah satu kabupaten yang menunjukkan dominasi PDI-P adalah Kabupaten Klungkung. Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang ada di Bali, selain Karangasem, Buleleng, Tabanan, Bangli, Jembrana, Badung, Gianyar dan Kota Denpasar. Diantara kedelapan kabupaten dan kota yang ada tersebut Klungkung merupakan kabupaten dengan luas wilayah yang paling kecil. Walaupun memiliki luas wilayah yang kecil, kekuatan dan eksistensi PDI-P sebagai partai paling kuat di Bali mampu masuk dan menunjukkan dominasinya di wilayah ini. Kekuatan PDI-P atas Klungkung dapat dilihat dari kemenagan partai ini pada Pemilihan Kepala Daerah tahun dan Dalam dua periode dengan kurun waktu 10 tahun tersebut PDI-P mnunjukkan kekuatannya di gumi serombotan ini. Pada Pilkada Klungkung tahun 2003 sebagai awal kekuasaan PDI-P di Kulngkung berhasil menaikkan calon yang diusung sebagai Buapti Klungkung saat itu, dengan calonnya I Wayan Candra. Pemilihan Kepala Daerah saat itu masih belum menerapkan sistem pemilihan secara langsung oleh rakyat melainkan masih dipilih oleh DPRD Kabupaten Klungkung. Pada Pemilukada Kabupaten Klungkung tahun 2008 barulah sistem Pilkada Langsung mulai diterapkan untuk pertama kalinya di Klungkung yang diikuti oleh 7 pasang calon. Dari Hasil Pemilukada Klungkung tahun 2008 ini Pasangan yang diusung oleh PDI-P I Wayan Candra dan Tjokorda Gede Agung berhasil mendapatkan perolehan suara terbanyak dengan jumlah persentase 33, 26%.. Sementara pesaing tedekatnya sendiri berasal dari pasangan calon Independen Tjokorda Raka Putra dan I Ketut Gunaksa yang memperoleh 29,17%. (

4 4 Adapun pemilihan terbaru dalam edisi Pemilukada klungkung sendiri berlangsung pada 23 Agustus tahun Pada Pemilukada 2013 ini sendiri terjadi kejutan dalam konstelasi politik yang ada di Kabupaten Klungkung. Hal yang menghebohkan tersebut adalah kekalahan PDI-P dalam persaingan memperebutkan kursi nomor satu Bupati Klungkung tahun 2013, yang akhirnya berhasil diambil alih oleh pihak partai lawannya yang berasal dari partai yang tidak diperhitungkan untuk menjadi pesaing terkuat mereka. Jika dilihat kembali kebelakang PDI-P sendiri merupakan partai yang notabene partai terkuat yang ada di Klungkung dengan kemenangannya dalam Pilkada Klungkung selama dua periode berturut-turut dari tahun dan Pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2013 ini sendiri, posisi nomor wahid PDI-P itu tiba-tiba menurun posisinya keurutan ketiga dalam hasil akhir perhitungan suara. Adapun jumlah suara yang diperoleh pasangan calon dari PDI- P AA. Anom-Wayan Regeg hanya berjumlah suara dengan persentase (27,72 persen). Jika dibandingkan dengan peringkat kedua hasil akhir Pemilukada Klungkung 2013 dengan pasangan calon Tjokorda Bagus Oka-Ida Bagus Adnyana yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat, PKPB serta PKPI berhasil memperoleh suara 28,519 suara dengan persentase (28,51%) memiliki selisih 0,79% suara. Dan jika di bandingkan dengan peringkat pertama pemenang Pemilukada Klungkung 2013 yang diusung partai Gerindra, PNBK dan Nasdem dengan pasangan calon I Nyoman Suwirta dan I Made Kasta yang berhasil memperoleh 34,788 suara dengan persentase (34,78%), Pasangan PDI-P memiliki selisih 7,6% suara (

5 5 Selain itu, jika dilihat dari jumlah kursi dalam pemerintahan Kabupaten Klungkung periode , PDI-P merupakan partai politik yang mendapatkan jumlah kursi terbanyak dalam Pemilihan Anggota Legislatif 2009 dengan jumlah 7 kursi. Dengan perolehan kursi terbanyak pada Pileg Kabupaten Klungkung periode tersebut seharusnya PDI-P mampu mengantarkan pasangan calonnya menjadi pemenang dalam Pemilukada 2013, akan tetapi pada Pilkada Kabupaten Klungkung tahun 2013 sendiri tidak berbanding lurus dengan realitas yang ada. Pasangan calon yang diusung PDI-P kalah dalam Pemilukada Klungkung tahun Fenomena kalahnya PDI-P di Kabupaten Klungkung ini tentu saja mempunyai penyebab-penyebab yang mempengaruhi. Kekalahan PDI-P di Klungkung bisa saja disebabkan oleh kesadaran masyarakat klungkung dalam proses pemilihan yang tidak lagi melihat partai sebagai prasyarat utama dalam pemilihan. Selain itu faktor masyarakat pendatang yang ada di Klungkung bisa juga menjadi opsi lain yang mungkin menyebabkan perubahan pola suara yang ada dan biasa terjadi dalam Pemilukada Klugkung. Selain itu kuatnya figur maupun sosok kepemimpinan pun bisa menjadi penyebab-penyebab yang juga mempengaruhi kekalahan partai berlambang banteng ini. Selain fenomena kekalahan PDI-P tersebut, kejutan juga terjadi dari Partai yang baru berdiri seperti Gerindra yang mampu menembus dua dominasi yang biasanya memenangkan Pemilukada di Kabupaten Klungkung seperti Golkar dan PDI-P. Runtuhnya dominasi dan kekuatan PDI-P di Kabupaten Klungkung yang selama ini mereka

6 6 menangkan dalam dua periode pasti dipengaruhi oleh banyak penyebab-penyebab yang mempengaruhi. Berdasarkan kenyataan diatas mendorong minat penulis untuk mencari tahu lebih dalam tentang penyebab runtuhnya dominasi partai yang selama ini dianggap sebagai jiwa dan raga masyarakat Bali di dalam pemerintahan yang ada khususnya di Klungkung, apalagi jika dilihat dari sejarah rentetan kemenangan parta berlambang banteng ini pada dua periode sebelumnya dan pada Pemilukada 2013 tiba-tiba turun keperingkat ketiga dari hasil Pemilukada Klungkung yang ada. Maka dengan latar belakang diatas tersebut menjadikan ketertarikan peneliti untuk mengambil sebuah judul penelitian Kekalahan PDI-P dalam Pemilukada Kabupaten Klungkung Tahun Adapun nantinya penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih wawasan dan pengetahuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan data yang serupa dengan penelitian ini khususnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana penyebab Kekalahan PDI-P pada Pemilukada Klungkung 2013? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini akan mengkaji lebih jauh tentang faktor-faktor penyebab Kekalahan PDI-P dalam Pemilukada, dalam hal ini pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Klungkung tahun Penelitian ini lebih meneliti berdasarkan pada pola interaksi simbolik. Dalam penelitian ini tentunya akan meninjau lebih jauh

7 7 tentang konsep perubahan makna simbol dalam pergeseran dominasi partai politik. 1.4 Tujuan Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan utama yakni: Pertama, sebagai prasyarat kelulusan mahasiswa Program Studi Ilmu Politik semester akhir dalam memperoleh gelar S1 (Strata Satu) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Kedua, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran secara aktual mengenai penyebab Kekalahan PDI-P di Kabupaten Klungkung pada Pemilukada Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: Manfaat Teoritis a. Mengetahui secara teknis mengenai Penyebab Kekalahan PDI-P yang terjadi pada Pemilukada Klungkung tahun b. Diharapkan dapat menjadi referensi/pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti penyebab Kekalahan PDI-P di dalam masyarakat Bali pada saat Pemilukada Manfaat Praktis a. Penelitian mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi Partai Politik maupun Aktor Politik dalam melihat penyebab Kekalahan Partai disuatu daerah di dalam masyarakat.

8 8 b. Diharapkan menghasilkan informasi kepada masyarakat umum mengenai Penyebab Kekalahan PDI-P di Bali dan Klungkung khususunya dalam Pemilukada tahun Manfaat Keilmuan a. Manfaat dari perspektif keilmuan adalah mampu memberikan sumbangsih bagi ilmu sosial terutama dalam memperkaya kajian politik pada ilmu politik. Mengingat ilmu tersebut memiliki peranan kuat dalam pembangunan negara. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan bab dalam penelitian ini terdiri atas lima bab, yakni: BAB I, menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II, menguraikan tinjauan pustaka, menguraikan kajian pustaka berupa karyakarya ilmiah serta teori yang mendukung penelitian ini. BAB III, menguraikan metode penelitian seperti jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik penyajian data. Dalam bab ini metodologi tersebut penulis gunakan untuk melakukan penelitian. BAB IV, pembahasan yang terkait dengan Penyebab Kekalahan PDI-P dalam Pemilukada Klungkung tahun Pada proses penelitian tidak luput akan adanya temuan-temuan baru yang mampu memperkaya penulisan penelitian, dan pada bab ini kemudian diuraikan secara mendalam.

9 9 BAB V, penutup yang menguraikan tentang simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi saran.

Mengenal Wakil Anda di DPRD Provinsi Bali

Mengenal Wakil Anda di DPRD Provinsi Bali Mengenal Wakil Anda di DPRD Provinsi Bali 2009 KOMPOSISI PIMPINAN DPRD PROVINSI BALI Ketua Wakil KetuaI Wakil Ketua II Wakil Ketua III : AA. Ngurah Oka Ratmadi, SH : I Ketut Suwandhi, S. Sos : I Gusti

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15A TAHUN 009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 6 TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan

Lebih terperinci

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012

SURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012 : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat, BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada

Lebih terperinci

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014? Jakarta, 29 Januari 2014 Q: Apakah Ibu/Bapak/Saudara tahu atau tidak tahu bahwa Tahun 2014 akan dilaksanakan Pemilihan Legislatif

Lebih terperinci

KEKALAHAN PDI-P DALAM PEMILUKADA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013

KEKALAHAN PDI-P DALAM PEMILUKADA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 KEKALAHAN PDI-P DALAM PEMILUKADA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2013 Raenaldy Yoga Pratama 1), Bandiyah, S.Fil., MA 2), Tedi Erviantono, SIP., M.Si 3) 1,2,3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Penelitian-penelitian sebelumnya mempunyai perbedaan dari segi wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Penelitian-penelitian sebelumnya mempunyai perbedaan dari segi wilayah 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Beberapa penelitian terkait kekalahan partai politik di daerah di Indonesia telah dikaji oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun berbeda dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

LAPORAN DANA KAMPANYE PERIODE 27 AGUSTUS S/D 15 OKTOBER 2015

LAPORAN DANA KAMPANYE PERIODE 27 AGUSTUS S/D 15 OKTOBER 2015 LAPORAN DANA KAMPANYE PERIODE 27 AGUSTUS S/D 15 OKTOBER 2015 PASANGAN CALON DRS. IDA BAGUS MADE BRAHMAPUTRA,S.SOS,MM. I KETUT RIDET PARTAI PENGUSUNG PARTAI GERINDRA PARTAI DEMOKRAT GABUNGAN PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/ KOTA DI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

PENGHITUNGAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014 1 Jumlah Suara Sah Seluruh Partai Politik : 104.690 2 Alokasi Kursi : 9 3 Angka Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP) : 11.632 PENGHITUNGAN PARTAI POLITIK -1 SISA 1 PARTAI NASDEM 3.447 5 3.447 0 2 PARTAI KEBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN SUSUNAN KEANGGOTAN FRAKSI FRAKSI PADA Menimbang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI CAMPURAN PURI DAN NONPURI DI GIANYAR

STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI CAMPURAN PURI DAN NONPURI DI GIANYAR TESIS STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI CAMPURAN PURI DAN NONPURI DI GIANYAR I PUTU PUSPA ARTAYASA NIM 1290261010 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

Gambaran Umum. Pelayanan Informasi Publik Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali

Gambaran Umum. Pelayanan Informasi Publik Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali Gambaran Umum Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik serta mendorong partisipasi masyarakat dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang

Lebih terperinci

BERITA ACARA NOMOR: 220/BA/V/ 2014

BERITA ACARA NOMOR: 220/BA/V/ 2014 MODEL EB BERITA ACARA NOMOR: 220/BA/V/ 2014 TENTANG PENETAPAN PEROLEHAN SUARA DAN KURSI PARTAI POLITIK SERTA PENETAPAN CALON TERPILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG PEMILIHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NO : 8/Kpts/KPU-Kota-012 329521/2015 TENTANG PENETAPAN HASIL PEROLEHAN SUARA SAH PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan sebuah penggunaan media kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi media akan kampanyenya hanya berupa daftar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata demokrasi sudah dimengerti begitu saja dalam banyak perbincangan. Namun apa dan bagaimana sebenarnya makna dan hakekat substansi demokrasi mungkin belum

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASl DANA BAGI HASIL CUKAl HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSl BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG ` BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG KEBERLANJUTAN PROGRAM SIMANTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG KEBERLANJUTAN PROGRAM SIMANTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG KEBERLANJUTAN PROGRAM SIMANTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa pemberian dan pertanggungjawaban bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/KOTA DI BALI TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu (Budiardjo, 2009:461). Pemilihan umum dilakukan sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab /2015 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab /2015 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab-025.433237/2015 TENTANG PENETAPAN PEROLEHAN SUARA SAH DAN KURSI PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN 2014,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis sering kali dijadikan isu atau komoditi utama untuk mencapai suatu tujuan dalam masyarakat. Dalam konteks Pilkada, etnis dimobilisasi dan dimanipulasi sedemikian

Lebih terperinci

KLUNGKUNG BALI KLUNGKUNG 3. PERINGKAT SUARA SAH CALON i PARTAI POLITIK / NAMA CALON. 1. Partai NasDem 8 1 NYOMAN SUDARKA PERINGKAT SUARA SAH CALON 1

KLUNGKUNG BALI KLUNGKUNG 3. PERINGKAT SUARA SAH CALON i PARTAI POLITIK / NAMA CALON. 1. Partai NasDem 8 1 NYOMAN SUDARKA PERINGKAT SUARA SAH CALON 1 Lampiran I MODEL EB RINCIAN PEROLEHAN SETIAP PARTAI POLITIK DAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA SERTA ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILU TAHUN KABUPATEN PROVINSI DAERAH PEMILIHAN KLUNGKUNG BALI KLUNGKUNG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu pemilihan umum (pemilu) ataupun pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di daerah-daerah semakin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah

KATA PENGANTAR. Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah KATA PENGANTAR Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan berkat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul PERAN PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian pemimpin pada tingkatan daerah sebagai syarat meneruskan estafet pemerintahan. Pemilu

Lebih terperinci

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO CATATAN PENGHITUNGAN SUARA TIAP PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA DPR DALAM PEMILU TAHUN 2014 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA Tempat Pemungutan Suara (TPS).. Desa/Kelurahan *). Kecamatan

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN MEDIA MASSA SEBAGAI KOMUNIKASI POLITIK CALON KEPALA DAERAH (STUDI KASUS : PILKADA 5 (LIMA) KABUPATEN/KOTA DI BALI, 2010)

POLA PENGGUNAAN MEDIA MASSA SEBAGAI KOMUNIKASI POLITIK CALON KEPALA DAERAH (STUDI KASUS : PILKADA 5 (LIMA) KABUPATEN/KOTA DI BALI, 2010) POLA PENGGUNAAN MEDIA MASSA SEBAGAI KOMUNIKASI POLITIK CALON KEPALA DAERAH (STUDI KASUS : PILKADA 5 (LIMA) KABUPATEN/KOTA DI BALI, 2010) Ni Made Ras Amanda G. Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Tjhai Chui Mie, Perempuan Tionghoa, Calon Walikota Singkawang Pilihan PDIP

Tjhai Chui Mie, Perempuan Tionghoa, Calon Walikota Singkawang Pilihan PDIP Tjhai Chui Mie, Perempuan Tionghoa, Calon Walikota Singkawang Pilihan PDIP http://sinarharapan.net/2016/05/tjhai-chui-mie-perempuan-tionghoa-calon-walikota-singkawang-pilihan-pdip/ May 9, 2016 SHNet, Pontianak

Lebih terperinci

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract 1 WACANA KAMPANYE POLITIK DALAM BALIHO DAN SPANDUK PEMILIHAN GUBERNUR WAKIL GUBERNUR BALI TAHUN 2013 DAN PEMILIHAN LEGISLATIF DI BALI TAHUN 2014 : KAJIAN PRAGMATIK Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan

Lebih terperinci

ARTIKEL. Judul. Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun , dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA.

ARTIKEL. Judul. Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun , dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA. ARTIKEL Judul Perkembangan Partai Politik di Kabupaten Badung Pada Tahun 1998-2009, dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Oleh I Putu Edy Saputra 1014021013 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU KEPUTUSAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU NOMOR : 58/HK.03.1-Kpt/1771/KPU-Kot/X/2017 TENTANG JUMLAH KURSI DAN JUMLAH SUARA SAH PALING SEDIKIT SEBAGAI PERSYARATAN

Lebih terperinci

EKSISTENSI PEREMPUAN BALI DALAM POLITIK

EKSISTENSI PEREMPUAN BALI DALAM POLITIK EKSISTENSI PEREMPUAN BALI DALAM POLITIK Oleh : Drs. I Made Kartika, M.Si Kartika kwik@yahoo.co.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Abstrak Setiap warga negara Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

STRATEGI PARTAI GERINDRA DALAM PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DI KEDIRI 2015

STRATEGI PARTAI GERINDRA DALAM PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DI KEDIRI 2015 STRATEGI PARTAI GERINDRA DALAM PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DI KEDIRI 2015 SKRIPSI Disusun Oleh : JEFFRY T. PANGGABEAN NIM: 070810117 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPARTEMEN POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pemilihan kepala daerah yang kemudian disingkat menjadi Pilkada adalah salah sebuah cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk menentukan siapa pemimpin yang akan menjalankan

Lebih terperinci

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen I. PARA PEMOHON 1. M. Fadjroel Rachman, Pemohon I 2. Saut Mangatas Sinaga, Pemohon II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka tampak lebih independen, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam menanggapi berbagai informasi

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab-012.329248/TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN JUMLAH KURSI ATAU SUARA SAH PARTAI POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarakan Pancasila dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik lokal untuk menjalankan peran di tengah masyarakat yang selama diperankan pemerintah, elit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca reformasi bangsa kita sudah berhasil melaksanakan pemilihan umum presiden yang di pilih langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses pengambilan hak suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori permainan (game theory) adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini dikembangkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017 49/08/51/Th. XI, 1 Agustus 2017 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Juni 2017 mencapai 504.141 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2011. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KECAMATAN DENPASAR BARAT

KECAMATAN DENPASAR BARAT SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DARI SETIAP KECAMATAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR TAHUN 2014 diisi berdasarkan formulir DA-1 KECAMATAN : DENPASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu parameter

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015 50/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 359.702 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK - 1 - KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK NOMOR : 07/Kpts/KPU-Kota-019.435761/2013 TENTANG JUMLAH KURSI DAN JUMLAH SUARA SAH PALING RENDAH UNTUK PASANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA BERKAT RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA BERKAT RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA BERKAT RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja

Lebih terperinci

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN MODEL BE 1 DAFTAR CALON TETAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 KABUPATEN : BADUNG PROVINSI : BALI DAERAH PEMILIHAN : BADUNG 1 (KUTA) NOMOR 14 PARTAI

Lebih terperinci

: Banjar Pande Mas, Ds. Kamasan, Kec. Klungkung

: Banjar Pande Mas, Ds. Kamasan, Kec. Klungkung Nama Lengkap d. Perguruan Tinggi : I Ketut Sukma Sucita : Klungkung, 23 Oktober 1963 : Banjar Pande Mas, Ds. Kamasan, Kec. Klungkung : Olahraga : Kita Diwajibkan Berbuat Yang Terbaik Secara Terus - menerus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pemilihan gubernur menjadi sebuah pertaruhan politik yang rentan dengan berbagai spekulasi dan kemungkinan yang sulit diprediksi, mengingat ketatnya kompetisi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015 60/09/51/Th. IX, 1 September 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 382.683 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN TAMBAHAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama. Pengantar: Pemilihan umum legislatif berlangsung 9 April. Banyak pihak berharap hasil pemilu bisa membawa perubahan bagi Indonesia. Bisakah itu terwujud? Dan bagaimana hukum syara tentang pemilu legislatif

Lebih terperinci

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci