BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil yang telah dilakukan. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan pendekatan metode PDCA maka didapat pencapaian sasaran mutu dan proses monitoring perlu ditingkatkan dengan melakukan standarisasi yang diusulkan oleh penulis. Pendekatan PDCA telah memecahkan masalah sampai tuntas, dimana pada tahap Plan melakukan pengolahan data kuantitatif, hasil yang didapatkan adalah ketidaklengkapan SOAP pada sasaran mutu terjadi pada subjektive sebesar 18 ketidaklengkapan, ketidaktercapaian penyelesaian koding rawat jalan pada proses monitoring terjadi pada koding BRM OPD pagi sebesar ketidaktercapaian. Dari pengolahan tersebut akan ditampilkan ke dalam diagram histogram yang menunjukkan frekuensi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya, hasil yang didapat adalah pada sasaran mutu, X1 (Subjective) menjadi frekuensi terbesar/tertinggi dan pada proses monitoring, X1(Koding BRM OPD Pagi) menjadi frekuensi tertinggi. Selanjutnya menampilkan diagram pareto, diagram ini menunjukkan seberapa besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada sumbu x dan jumlah/frekuensi kejadian pada sumbu y dimana fungsi diagram pareto adalah mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas, hasil yang didapat adalah pada sasaran mutu, ketidaklengkapan X1 dengan jumlah persentase sebesar 41%, pada proses monitoring ketidaktercapaian X1 dengan jumlah persentase sebesar 44%. Pada tahap Do melakukan pelaksanaan rencana perbaikan dengan pendekatan Kaizen, 5W+1H pada sasaran mutu dan proses monitoring. Pada tahap Check melakukan evaluasi dengan diagram fishbone (cause and effect) pada sasaran mutu dan proses monitoring dengan wawancara. Pada tahap Action melakukan standarisasi terhadap 88

2 89 sasaran mutu dan proses monitoring guna peingkatan kualitas di unit rekam medis 2. Jenis ketidaklengkapan yang paling dominan dalam kelengkapan SOAP dokter di rawat jalan yang ditemukan pada pencapaian sasaran mutu selama bulan Oktober-Desember 2016 adalah Subjektive (pada SOAP) dengan 18 ketidaklengkapan dalam 3 bulan. Sedangkan ketidaktercapaian yang paling dominan di penyelesaian koding rawat jalan pada proses monitoring pada bulan Maret 2017 adalah koding BRM OPD Pagi dengan ketidaktercapaian ketidaklengkapan dalam 1 bulan. Ketidaklengkapan yang menjadi chart pareto yang dominan pada proses sasaran mutu bulan Oktober-Desember 2016 yaitu dengan total ketidaklengkapan sebesar 18 atau 41% dari total ketidaklengkapan kumulatif. Sedangkan ketidaktercapaian yang menjadi chart pareto yang dominan pada proses monitoring bulan Maret 2017 yaitu dengan total ketidaklengkapan sebesar 21% dari total ketidaktercapaian kumulatif. 3. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan dominan pada proses kelengkapan SOAP dokter di rawat jalan yang ditemukan pada sasaran mutu meliputi faktor manusia, faktor metode dan faktor mesin. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidaktercapaian dominan pada proses penyelesaian koding rawat jalan yang ditemukan pada proses monitoring meliputi faktor manusia, faktor metode, faktor mesin dan faktor lingkungan. 4. Usulan penerapan/implementasi untuk meningkatkan pencapaian kualitas pada sasaran mutu dengan meningkatkan target sasaran mutu dengan perbaikan sebagai berikut: a. Membuat check sheet sebagai alat untuk memonitor pendokumentasian SOAP agar tetap dalam keadaan standar lengkap yang telah ditentukan. b. Merancang ulang tampilan dan fungsi menu bar sebagai alat bantu pada proses kelengkapan pengisian dokumentasi SOAP oleh dokter

3 90 agar pendokumentasian SOAP lengkap dan dapat digunakan untuk pelaporan. c. Merancang jaringan intranet dengan rangkain paralel terhadap jaringan yang tidak otimal agar jaringan intranet stabil saat digunakan oleh user. Untuk Usulan penerapan/implementasi untuk meningkatkan pencapaian kualitas pada proses monitoring dengan meningkatkan target proses monitoring dengan perbaikan sebagai berikut: a. Melakukan Monitor sebagai alat untuk memonitor penyelesaian koding rawat jalan agar produktivitaskinerja individual meningkat. b. Merekap dan memberikan daftar diagnosa yang tidak lengkap sebagai alat bantu pada proses penyelesaian koding rawat jalan oleh koder agar data bisa dikoding c. Merancang jaringan intranet dengan rangkain paralel terhadap jaringan yang tidak otimal agar jaringan intranet stabil saat digunakan oleh user. d. Membuat sekat dinding pada per setiap stasiun kerja koder karena mengganggu aktivitas pengkodingan tujuannya adalah agar membantu kelancaran proses pengkodingan. 5.2 Saran Saran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Saran untuk Perusahaan a. Menerapkan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) dengan 8 langkah pemecahan masalah dan tujuh alat statistik mutu. Delapan langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut: Tahap Plan, yaitu: Identifikasi dan menetapkan prioritas masalah Menganalisis sebab-sebab yang mengakibatkan masalah Menentukan sebab-sebab yang paling dominan Memutuskan rencana perbaikan/penyusunan perbaikan Tahap Do, yaitu: Melaksanakan kegiatan perbaikan/usulan perbaikan

4 91 Tahap Check, yaitu: Memeriksa hasil dan menilai perbaikan/usulan perbaikan (check and evaluation) Tahap Standarisasi, yaitu: Mencegah terulangnya masalah dengan standarisasi, dan Merencanakan penyelesaian masalah berikutnya, dan seterusnya proses berulang-ulang. b. Menerapkan standarisasi dari penelitian ini: No Standarisasi Sasaran Mutu Standarisasi Proses Monitoring 1 Pembuatan menu bar (strip horizontal) Proses pemberian feed back harus E-Medical Record harus sejajar dengan diserahkan kepada dokter yang menu bar Consultations misal bersangkutan. Pada proses pemberian Consultations Paediatric agar relasi untuk feed back, kelengkapan SOAP harus melakukan pengisian dokumentasi SOAP, mengikuti dengan cara merekap dan dalam pengisian tab E-Medical Record memberikan daftar diagnosa yang tidak disusun dengan vertikal agar menu lengkap agar diserahkan kepada dokter E-Medical Record menampilkan langsung yang bersangkutan. rencana pengisian SOAP. Pada proses pembuatan menu bar, posisi menu bar harus relasi antar menu yang telah dibuat agar menu bar pengisian SOAP (E-Medical Record) sejajar dengan menu bar Consultations. 2 Jaringan tidak optimal pada dokumentasi Jaringan tidak optimal pada saat terkomputerisasi untuk pengisian SOAP. pengkodingan 1. Dilakukan pengecekan di setiap awal 1. Dilakukan pengecekan di setiap dan akhir pemeriksaan pasien. awal dan akhir penyelesaian koding rawat jalan di setiap bulan. 2. Lakukan rancangan jaringan 2. Lakukan rancangan jaringan rangkaian paralel apabila terjadi rangkaian paralel apabila terjadi jaringan tidak optimal. jaringan tidak optimal.

5 92 3. Isi check sheet untuk memonitor 3. Memonitor penyelesaian koding dokumentasi pengisian SOAP. rawat jalan secara berkala 3 Kondisi stasiun kerja bebas dari hal-hal yang menggangu pekerjaan koder. c. Menerapkan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) untuk memperbaiki sasaran mutu dan proses monitoring dalam rangka peningkatan mutu pelayanan unit rekam medis. d. Titik awal perbaikan adalah mengenali kebutuhan, hal ini muncul dari pengenalan masalah. Jika tidak ada masalah yang diketahui, tidak ada pengakuan tentang perlunya perbaikan. 2. Saran untuk Akademik Apabila di masa yang akan datang ada yang mengungkap masalah sistem manajemen mutu dengan menggunakan pendekatan P.D.C.A (Plan, Do, Check, Action) di bidang industri jasa seperti rumah sakit maupun industri manufaktur, bisa menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain untuk mengambil metode PDCA. Utamanya di Universitas Mercu Buana Program Studi Teknik Industri.