I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan hubungan rahang yang tidak normal. Tujuan perawatan ortodonti tidak hanya memenuhi kebutuhan estetik pasien, tetapi juga memenuhi beberapa kriteria fungsional dan fisiologis (Graber dan Vanarsdall, 2000). Tujuan perawatan ortodonti meliputi efisiensi fungsional, keseimbangan struktural, dan keharmonisan estetik (Singh, 2007). Perawatan ortodonti sederhana maupun komprehensif diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan pemakaian alat ortodonti baik berupa alat lepasan maupun alat cekat (Premkumar, 2008; Rahardjo, 2009). Braket adalah salah satu komponen dasar dari alat cekat. Ada beberapa jenis braket ortodonti yang tersedia di pasaran, yaitu yang terbuat dari stainless steel dan bahan estetik seperti keramik dan plastik. Braket yang banyak digunakan terbuat dari stainless steel karena mempunyai kekuatan tinggi, tahan terhadap korosi, biaya relatif murah, dan mudah didaur ulang (Oh dkk., 2005). Stainless steel merupakan logam campuran dari besi (komponen utama), kromium 18%- 20%, nikel 8%-10% dengan sejumlah kecil mangaan, silikon dan karbon yang kadarnya kurang dari 0,1% (Maijer dan Smith, 1982). Terdapat dua cara pelekatan yaitu bonding dan banding. Bonding lebih banyak digunakan karena dinilai lebih estetik dan praktis. Pelekatan braket dengan bonding tidak sekuat pelekatan braket dengan banding sehingga braket lebih 1

2 mudah lepas dari permukaan gigi (Proffit dan Fields, 2000). Terlepasnya braket akibat tekanan gaya oklusal atau sengaja dilepasnya braket untuk reposisi guna mendapatkan oklusi ideal merupakan hal yang sering terjadi pada praktek ortodonti. Wendl dkk. (2011) melaporkan frekuensi lepasnya braket bervariasi antara 3,5% sampai 23%. Lepasnya braket menyebabkan ortodontis harus merekatkan kembali braket pada permukaan gigi (rebonding) dengan prosedur pelekatan yang diawali dengan pembersihan permukaan dari bahan adesif, mengetsa kembali dan melakukan daur ulang braket. Tujuan daur ulang braket adalah untuk menghilangkan sisa bahan adesif pada basis braket tanpa merusak braket sehingga braket tersebut dapat digunakan kembali (Bansal dkk, 2011). Beberapa metode daur ulang yang sering digunakan secara langsung oleh operator adalah membersihkan sisa bahan adesif dengan green stone bur, membakar sisa bahan adesif diikuti dengan pembersihan secara ultrasonik atau electropolishing maupun tanpa diikuti pembersihan secara ultrasonik atau electropolishing, dan sandblasting (Bansal, 2011; Chetan dan Muralidhar, 2011). Daur ulang braket di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada biasanya dilakukan oleh karyasiswa dengan cara membakar basis braket menggunakan mini torch tanpa diikuti pembersihan ultrasonik, electropolishing, maupun sandblasting, kemudian braket dicelupkan ke dalam air dan dikeringkan sehinggga bahan adesif lepas dari basis braket. Metode daur ulang braket lain yang sering digunakan adalah sandblasting. Bahan yang digunakan pada metode sandblasting adalah serbuk aluminium oksida. Sandblasting menggunakan 2

3 semburan partikel aluminium oksida berkecepatan tinggi melalui udara yang terkompresi. Metode ini akan menambah kekasaran permukaan pada basis braket sehingga meningkatkan kekuatan rekat braket pada permukaan gigi (MacColl dkk, 1990; Sonis, 1996). Sandblasting dengan aluminium oksida merupakan metode yang cukup popular untuk daur ulang braket, berbagai penelitian menunjukkan bahwa metode daur ulang dengan cara sandblasting menggunakan aluminium oksida memberikan hasil kekuatan rekat yang relatif sama dengan braket baru (Bansal, 2011; Bahnasi dkk, 2012; Sonis, 1996; Tavarez dkk, 2006). Alat yang biasa digunakan untuk metode sandblasting adalah MicroEtcher dari Danville Material USA, tetapi alat ini harganya mahal dan sulit didapat karena tidak beredar luas di pasaran Indonesia. Air Prophy Unit (Omate, China) merupakan alat yang biasa digunakan untuk menghilangkan noda pada gigi, biasanya kompartemen pada Air Prophy Unit diisi dengan bubuk sodium bikarbonat. Air Prophy Unit memiliki komponen dan cara kerja yang serupa dengan sandblaster seperti MicroEtcher, sehingga apabila mengisi kompartemennya dengan bubuk aluminium oksida yang merupakan bahan abrasif, maka akan dapat digunakan untuk daur ulang braket. Kekuatan rekat adalah aksi atau tekanan yang disebabkan oleh gaya yang diaplikasikan yang menyebabkan dua bagian yang terkena untuk bergeser menjauhi satu sama lain. Mengukur kekuatan ini memerlukan penglepasan braket dari gigi ketika satu bagian dipaksa bergeser ke bagian lainnya. Kekuatan rekat dihitung dengan membagi kekuatan pemisahan yang diaplikasikan (dalam Newton) dengan luas permukaan basis braket. Nilai tersebut dicatat dalam 3

4 Megapascal (MPa). Kekuatan rekat yang tinggi diartikan performa yang lebih baik, dan kegagalan kohesi antar struktur gigi dengan bahan resin adesif dianggap tidak mudah mengalami kegagalan, tetapi kekuatan rekat yang terlalu tinggi juga dapat menjadi masalah sebab dapat menyebabkan fraktur selama proses debonding yang mengarah kepada kerusakan gigi dan kemungkinan kerusakan pulpa. Reynolds (1975) mengusulkan bahwa kekuatan rekat yang dapat diterima secara klinis untuk menghasilkan kekuatan pelekatan ortodonti yang baik adalah minimal 5,9 7,8 MPa dan tidak lebih dari 13 MPa (Boyles, 2007; Nandini, 2011; Naini dan Gill, 2008). B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dapat diajukan permasalahan yaitu : Bagaimanakah perbandingan kekuatan rekat braket metal yang didaur ulang dengan pembakaran dan sandblasting? C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui : Perbandingan kekuatan rekat braket metal yang didaur ulang dengan pembakaran dan sandblasting. 4

5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan : 1. Memberikan sumbangan teori ilmu kedokteran gigi mengenai kekuatan rekat braket metal antara braket yang didaur ulang dengan pembakaran dan sandblasting. 2. Memberikan informasi kepada ortodontis mengenai metode daur ulang braket metal yang lebih efektif. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang kondisi braket dan kekuatan rekat braket : (1) penelitian yang dilakukan oleh Bahnasi dkk (2012) tentang perbandingan kekuatan rekat braket metal baru, daur ulang dan didaur ulang dua kali melalui metode sandblasting dengan Microetcher, hasilnya tidak terdapat perbedaan signifikan antara kekuatan rekat braket baru dengan yang didaur ulang dengan metode sandblasting menggunakan Microetcher, (2) penelitian yang dilakukan oleh Bansal dkk (2011) tentang kekuatan geser pelekatan braket metal yang didaur ulang dengan cara pembakaran langsung menggunakan hidrosolder, sandblasting dengan Mircroetcher ERC TM, penggunaan mesin BigJane (pembakaran diikuti dengan pembersihan ultrasonik dan electropolishing), pembakaran langsung diikuti dengan metode sandblasting, pembakaran diikuti dengan electropolishing, serta metode Buchman (pembakaran diikuti sandblasting dan electroposhing), 5

6 hasilnya sandblasting merupakan metode yang paling sederhana dan efisien untuk daur ulang braket, (3) penelitian yang dilakukan oleh Lunardi dkk (2008) tentang efek daur ulang berulang kali menggunakan metode sandblasting dengan Microetcher pada braket metal dengan bahan adesif yang berbeda-beda terhadap kekuatan rekat braket, hasilnya daur ulang berulang kali dengan sandblasting tidak mengurangi retensi braket, terlepas dari macam bahan adesif yang digunakan. Penelitian tentang perbandingan kekuatan rekat braket metal antara braket daur ulang dengan cara pembakaran menggunakan mini torch dan daur ulang dengan cara sandblasting menggunakan Air Prophy Unit, serta dilakukan perendaman pada saliva buatan dan inkubasi sesuai suhu mulut belum pernah dilakukan. 6