yang baru dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tata letak seperti pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "yang baru dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tata letak seperti pada"

Transkripsi

1 106 Oleh karena lokasi centroid berubah, maka peta jarak untuk tata letak yang baru dilakukan perhitungan kembali berdasarkan tata letak seperti pada gambar Peta jarak setelah dilakukan perbaikan ditunjukkan gambar Total biaya setelah terjadi perubahan departemen A dan C seperti pada gambar Gambar Peta Jarak setelah perubahan departemen A dan C Gambar Matrik Total Biaya setelah terjadi perubahan departemen A dan C Selanjutnya CRAFT mengevaluasi kembali melalui Pair Wise Interchanges dengan melakukan perubahan letak departemen A dan D berdasarkan tata letak pada gambar Gambar adalah hasil perbaikan kedua tata letak dengan lokasi titik pusat untuk departemen A = (80, 40), separtemen B = (80

2 107, 65), departemen C =(20, 60) dan departemen D = (56, 17). Sedang total biaya sebesar Gambar Tata Letak setelah perubahan departemen A dan D Selanjutnya dicoba lagi dengan melakukan perubahan departemen B dan C. Dengan perhitungan sama seperti di atas, diperoleh total biaya sebesar Tata letak departemen setelah dilakukan perubahan departemen B dan C ditunjukkan gambar 3.35.

3 108 Gambar Tata Letak setelah perubahan departemen B dan C Perbaikan selanjutnya adalah dengan perubahan antara departemen B dan C lagi dengan tata letak seperti pada gambar Total biaya untuk perubahan ini adalah sebesar Gambar Tata Letak setelah perubahan departemen B dan C

4 109 Pertukaran departemen dilakukan lagi antara departemen A dan C dan menghasilkan total biaya sebesar 3274,5. Perbaikan ini merupakan perbaikan terakhir yang bisa dilakukan, karena tidak ditemukan lagi perhitungan Pair Wise Interchanges yang memberikan total biaya yang lebih kecil. Tata letak terakhir ditunjukkan gambar Gambar Tata Letak perbaikan terakhir 3.6. Material Handling Pengertian Material Handling Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima di tempat penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan di gudang. Pada

5 110 bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Walaupun banyak orang menganggap bahwa kegiatan material handling merupakan kegiatan yang kurang penting dalam suatu pabrik, tetapi kenyataannya tidak demikian halnya. Hal ini karena terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk pemindahan material dalam tingkat-tingkat proses produksi yang harus dilalui dalam suatu produksi. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila terdapat perhitungan di dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan perusahaan pabrik dan memakan kerja besar. Pada sebuah pabrik, material handling menyerap tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh tenaga kerja, menggunakan ruangan sekitar 55% dari seluruh ruangan, dan 87% dari waktu produksi. Penanganan material diperkirakan menggunakan 15% sampai dengan 70% dari total biaya manufaktur. Oleh sebab itu, penanganan material menjadi masalah yang penting untuk dianalisis dalam rangka untuk melakukan pengurangan biaya. Disamping itu penanganan material juga menyebabkan baik atau tidaknya kualitas material dan diperkirakan antara 3% sampai 5% dari seluruh material yang ditangani mengalami kerusakan. Makin sedikit produk yang ditangani maka semakin kecil kesempatan akan rusak. Terdapat banyak definisi atau pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ada dua defmisi secara umum.

6 Material handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan dan pengawasan material. Seni Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena masalahmasalah material handling tidak dapat secara eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model matematika. Material handling membutuhkan sebuah penilaian benar atau salah, di mana perusahaan-perusahaan yang benarbenar berpengalaman di bidang material handling akan dapat menilainya. Ilmu Pengetahuan Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan karena menyangkut metode enjinering. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menbuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih dan mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan bagian integral dari penyelesaian masalah material handling dan proses perancangan sistem. Analisis model matematika dan teknik-teknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari proses ini. Perpindahan Perpindahan material membutuhkan waktu dan memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material digunakan pada waktu yang tepat dan pada tempat yang benar). Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran, bentuk, berat dan kondisi material dengan lintasannya dan analisis frekuensi gerakan. Penyimpanan

7 112 Penyimpanan material sebagai penyangga antar operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin. Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material antara lain, ukuran, berat, kondisi dan kemampuan tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan tinggi bangunan. Perlindungan Yang termasuk dalam perlindungan material antara lain pengawasan, pengepakan dan pengelompokan material untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material. Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk meminimasi keperluan pengawasan,dan untuk menurunkan biaya. Pengawasan Pengawasan material terdiri dari pengawasan fisik dan pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak penempatan antar material. Sedang pengawasan status adalah pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan yang digunakan pada sistem material handling. Melakukan pengawasan yang tepat me-rupakan suatu tantangan, karena

8 113 pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material. Material Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair dan gas. Sistem penanganan di antara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda di antara bentuk material. 2. Material handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam kondisi yang baik pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalarn urutan yang sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar. Jika digunakan metode yang sesuai, maka sistem material handling akan terjamin/aman dan bebas dari kerusakan Tujuan Material Handling Perencanaan material handling penting sekali untuk dipelajari karena kenyataan yang ada menunjukkan bahwa biaya material handling menyerap sebagian besar biaya produksi. Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplentasikan. Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, F.E.): 1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.

9 Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja. 3. Meningkatkan produktivitas : a. Material akan mengalir pada garis lurus. b. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin. c. Perpindahan sejumlah material pada satu kali waktu. d. Mekanisasi penanganan material. e. Otomasi penanganan material. f. Menjaga atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan material. g. Meningkatkan muatan/beban dengan penggunaan peralatan material handling otomatis. 4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas : a. Meningkatkan penggunaan bangunan. b. Pengadaan peralatan serbaguna. c. Standardisasi peralatan material handling. d. Menjaga, dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif. e. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem. 5. Mengurangi bobot mati. 6. Sebagai pengawasan persediaan.

10 Jenis Peralatan Material Handling Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua peralatan material handling diklasifikasikan kc dalam tiga tipe utama yaitu: Conveyor (ban berjalan), Crane (Derek), dan trucks (alat angkut/kereta). 1. Conveyor Conveyor digunakan untuk memindahkan material secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Keuntungan Conveyor: a. Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material dalam jumlah besar. b. Kecepatan dapat disesuaikan. c. Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses dan inspeksi. d. Serba guna dan dapat ditaruh di atas lantai maupun di atas operator. e. Bahan dapat disimpan sementara antar stasiun kerja. f. Pengiriman/pengangkutan bahan secara otomatis dan tidak memerlukan bantuan beberapa operator. g. Tidak memerlukan aisle (gang). Kerugian Conveyor :

11 116 a. Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area tersebut. b. Dimungkinkan terjadi botlenecks dalam sistem. c. Kerusakan pada salah satu bagian menghentikan aliran proses. d. Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu gerakan peralatan bermesin lainnya. Di dalam lingkungan industri, terdapat beberapa tipe conveyor yang biasa dipergunakan, antara lain belt conveyor, roller conveyor, screw conveyor, chain conveyor, overhead monorail conveyor, trolley conveyor, dan sebagainya. Gambar-gambar berikut ini merupakan beberapa contoh conveyor yang ada pada suatu pabrik. Gambar Conveyor

12 Cranes dan Hoists Cranes (Derek) dan Hoists (kerekan) adalah peralatan di atas yang digunakan untuk memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas. Keuntungan Cranes dan Hoists: a. Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda. b. Keterkaitan dengan lantai kerja/produksi sangat kecil. c. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang peralatan handling berupa cranes. Kerugian Cranes dan Hoists : a. Membutuhkan investasi yang besar. b. Pelayanan terbatas pada area yang ada. c. Crane hanya bergerak pada arah garis lurus dan tidak dapat dibuat berputar/belok. d. Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena crane hanya digunakan untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja.

13 118 Gambar Crane Seperti halnya conveyor, terdapat beberapa tipe cranes dan hoist yang tergantung dari kegunaannya. Tipe-tipe cranes tersebut antara lain jib crane, bridge crane, gantry crane, tower crane, stackcr crane, dan sebagainya. Beberapa contoh cranes dan hoist ditunjukkan oleh gambar Gambar Hoist

14 Trucks Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat mcmindahkan material dengan berbagai macam jalur yang ada. Yang termasuk dalam kelompok truck antara lain, fork lift trucks, hand trucks, fork trucks, trailer trains, automated guided vehicles (AGV), dan sebagainya. Keuntungan trucks : b. Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat digunakan di mana-mana selama ruangan dapat untuk dimasuki trucks. c. Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali memindahkan material. d. Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani tempat yang berbeda, truck dapat mencapai tingkat pemakaian yang tinggi. Kerugian trucks : a. Tidak mampu menangani beban yang berat. b. Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan. c. Memerlukan gang. d. Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator. e. Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda/gabungan yaitu proses dan inspeksi seperti peralatan lainnya. Beberapa macam jenis truck industri ditunjukkan oleh beberapa gambar :

15 120 Gambar Hand Truck Gambar Fork Lift Truck

16 121 Gambar Automated Guided Vehicies (AGV) Prinsip- Prinsip Material handling Merancang dan mengoperasikan sistem material handling merupakan pekerjaan yang rumit karena banyak masalah-masalah yang terlibat. Ada aturan yang tidak terdefinisi yang dapat menentukan kesuksesan sistem material handling. Salah satu sumbangan terbesar terhadap penganalisisan maupun pada perancangan sistem material handling adalah pengalaman. Tetapi dibutuhkan waktu bertahuntahun dengan keragaman situasi yang cukup luas agar dapat mengumpulkan pengalaman ini. Dua puluh prinsip material handling seperti tercatat pada tabel berikut ini.

17 122 Tabel 3.3. Prinsip prinsip material handling No. Prinsip Keterangan 1 Perencanaan Semua perencanaan material dan aktivitas-aktivitas penyimpanan untuk mendapatkan efisiensi operasi semaksimal mungkin. 2 Sistem aliran Mengintegrasi sebanyak mungkin aktivitas penanganan dan mengkoordinasikan sistem operasi meliputi agen, penerimaan, penyimpanan, produksi, inspeksi, pengawasan, transportasi dan konsumen. 3 Aliran Material Merencanakan urutan operasi dan tata letak peralatan untuk mengoptimumkan aliran barang/material. 4 Penyederhanaan Menyederhanakan penanganan dengan cara mengurangi, menghilangkan, menggabungkan pemindahan atau peralatan yang tidak perlu. 5 Gravitasi Gunakan gravitasi untuk memindahkan barang jika mungkin. 6 Memanfaatkan ruangan Memanfaatkan volume bangunan seoptimal mungkin. 7 Ukuran satuan Tingkatkan jumlah, ukuran, berat beban, atau tingkat aliran. 8 Mekanisasi Operasi penanganan secara mekanik. 9 Otomasi Gunakan peralatan otomatis untuk produksi, penanganan dan penyimpanan. 10 Pemilihan peralatan Dalam pemilihan peralatan, pertimbangkan semua aspek penanganan material, pemindahan dan metode yang digunakan. 11 Standardisasi Standardisasi metode penanganan, jenis dan ukuran peralatan penanganan. 12 Kemampuan asdaptasi Gunakan metode dan peralatan yang dapat menjalankan berbagai macam tugas dan penerapan dengan baik. 13 Bobot mati Mengurangi perbandingan bobot mati dari peralatan penanganan yang bergerak terhadap beban yang dibawa.

18 Utilisasi Rencanakan pemakaian peralatan penanganan dan man power atau sumber tenaga daya manusia secara optimum. 15 Perawatan Rencanakan perawatan pencegahan dan jadwal perbaikan dari semua peralatan penanganan. 16 Keuangan Ganti metode dan peralatan penanganan yang usang dan jika ada metode atau peralatan yang lebih efisien akan meningkatkan operasi. 17 Pengawasan Gunakan aktivitas-aktivitas penanganan material untuk meningkatkan pengendalian produksi, pengendalian persedlaan dan penanganan biaya. 18 Kapasitas Gunakan peralatan penanganan untuk membantu dalam mencapal kapasitas produksi yang diinginkan. 19 Efektivitas Tentukan efektivitas kinerja penanganan dalam bentuk biaya persatuan yang ditangani. 20 Keamanan Tetapkan metode dan perlatan yang sesuai untuk keamanan penanganan. (Sumber: Meyers, F.E. hal. 161 ) Prinsip-prinsip ini dapat disusun agak ringkas untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, prinsip untuk menurunkan biaya penanganan, salah satunya harus mengurangi penanganan yang tidak diperlukan dengan cara merencanakan perpindahan material dengan tepat, pengiriman satuan ke tempat yang dituju dilakukan pertama kali tanpa singgah ke tempat lain, gunakan peralatan material handling secara tepat, mengganti peralatan yang rusak dengan yang baru, sistem yang lebih efisien dan dengan mcngurangi ratio beban mati terhadap muatan/beban yang dibawa. Prinsip untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dengan memininumkan waktu tunggu operator mesin, dengan mengirim bahan baku dan sub assembling

19 124 bila diperlukan dan dengan mempertahankan gerakan yang stabil dari laju kerja yang dipadukan dengan laju operator mesin. Prinsip untuk memproduktifkan tenaga kerja dilakukan dengan menghilangkan aktivitas-aktivitas tidak produktif dihubungkan dengan penanganan material secara tepat, dengan mengeluarkan komponen yang rusak dari lintasan perakitan sebelum mencapai stasiun kerja, tidak menggunakan peralatan khusus dan tidak standar, dan dengan menyelaraskan perpindahan material di lingkungan pabrik. Prinsip yang dapat mengurangi penggunaan luas lantai dilakukan dengan menggunakan peralatan penanganan material dan jadwal produksi yang akan diperlukan untuk meminimumkan jumlah barang di lantai, dengan menyimpan material di tempat yang tidak menghalangi lintasan produksi, dengan menyusun tata letak pabrik agar supaya aliran material antar stasiun dapat lancar Hubungan Antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik Dalam sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama lain adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum, pengaruh ruangan dan pola aliran. Secara khusus masalah tata letak pabrik membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan agar penempatan departemen dapat menimbulkan total biaya penanganan material yang minimum. Oleh karenanya dalam perancangan sistem penanganan material, harus diketahui panjang perpindahan material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan perpindahan.

20 125 Beberapa perancang menganggap perlu untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama. Cara yang mungkin adalah mengawali dengan satu masalah, dengan menggunakan solusi pada masalah lainnya. Kemudian kembali ke masalah pertama dan memodifikasi masalah pertama berdasarkan pada informasi baru yang didapat dari yang kedua dan seterusnya sampai perancangan yang baik didapat. Tata letak pabrik dan penanganan material mempunyai tujuan umum yaitu meminimumkan biaya. Biaya penanganan material dapat diminimumkan dengan menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar perpindahan material pada jarak yang pendek. Dari uraian di atas jelas bahwa pada saat perencanaan tata letak pabrik, pada saat itu pula dipikirkan perencanaan fasilitas penanganan material yang akan diaplikasikan. Perlu dipahami bahwasanya sekali pabrik berdiri, tata letak fasilitas produksi sudah ditetapkan dan mesin/peralatan produksi sudah terpasang, maka di saat itu pula akan kecil kemungkinannya untuk memperbaiki metode material handling. Dengan demikian pertimbangan faktor material handling, baik metode maupun peralatan yang akan dipakai jelas harus selalu diperhatikan pada saat membuat rancangan tata letak. Sekali keliru dalam perancangan maka untuk seterusnya kita akan menjalankan kekeliruan sampai ada kesempatan untuk merombak tata letak yang ada.

21 Biaya Material Handling Minimasi biaya merupakan salah satu tujuan utama dari sistem penanganan material. Ada beberapa cara untuk meneapai tujuan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Mengurangi waktu menganggur peralatan. b. Pemakaian maksimum peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang tinggi. c. Meminimumkan perpindahan penanganan material dan mengurangi gerakan mundur untuk mengurangi biaya operasi. d. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar perpindahan material menjadi pendek. e. Mencegah perbaikan yang besar dengan melakukan perencanaan aktivitas perawatan yang lebih baik. f. Harus menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan material dan menggunakan muatan satuan yang sesuai. g. Sedapat mungkin menggunakan prinsip gravitasi, yang dapat mengurangi biaya operasi. h. Menghindarkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti mengangkat beban yang terlalu berat. i. Mengurangi keanekaragaman jenis peralatan untuk mengurangi kebutuhan investasi dan keanekaragaman komponen/spare part. j. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan yang baru agar lebih efisien.

22 127 Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik adalah yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun dalam hal ini biaya bukan satu-satunya indikator unluk menyatakan bahwa tata letak itu baik dan masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem penanganan material adalah sebagai berikut. 1. Biaya investasi Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga komponen alat bantu dan biaya instalasi. 2. Biaya operasi, yang terdiri dari: a. Biaya perawatan b. Biaya bahan bakar c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan. 3. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian pallets dan container. 4. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material. Berikut adalah contoh perhitungan ongkos material handling persatuan jarak (OMH/m). Contoh Sebuah alat angkut forklift dibeli dengan harga Rp ,- diharapkan umur ekonomis 5 tahun. Biaya bahan bakar adalah Rp ,-/8 jam,

23 128 sedang biaya perawatan sebesar Rp ,-/jam. Jika forklift berjalan rata-rata m per hari, tentukan biaya per satuan jarak (m), diasumsikan bahwa alat angkut beroperasi 300 hari/tahun dan upah operator adalah Rp ,-/jam. Penyelesaian: a. Menentukan depresiasi dengan menggunakan depresiasi garis lurus: Rp , 1th 1hari 5th 300 hari 8 jam = Rp.4.166, / jam b. Jarak pengangkutan tiap jam adalah: 1hari m / hari = 1875 m / 8 jam jam c. Total biaya = Biaya (maintenance + bahan bakar +depresiasi + operator) Rp.( ) = Rp / 8 jam jam d. Ongkos material Handling (OMH/M): Rp , / jam 1875 m / jam = Rp.11,55 / m Pemilihan Peralatan Material Handling Pemilihan peralatan material handling secara umum dapat dilihat dari tujuan dan kegunaan peralatan yang akan digunakan. Sebagai contoh, conveyor digunakan dimana aliran material adalah kontinyu, dan jalur perpindahan material adalah tetap. Selain itu conveyor mempunyai kapasitas besar untuk memindahkan material, baik material yang dikemas dalam kotak, pallet kecil, atau kantong, maupun material dalam bentuk lepas seperti kepingan, produk tempaan, atau

24 129 produk cetak. Conveyor juga tidak memerlukan aisle (gang) yang cukup lebar dan dapat diletakkan di atas operator sehingga sedikit banyak akan mengurangi penggunaan ruangan. Trucks umumnya digunakan untuk pengiriman dalam bentuk kelompok dan tingkat fleksibilitas cukup tinggi. Permintaan antara dua stasiun mungkin berubah berdasarkan perencanaan produk dan transportasi dengan menggunakan trucks dapat memenuhi perubahan kapasitas tersebut dengan mudah. Jalur trucks yang digunakan antara dua departemen dapat diatur sesuai kebutuhan. Trucks dapat juga digunakan untuk bongkar muat ke sebuah conveyor. Keuntungan dari trucks adalah fleksibilitas pemindahan material pada jarak pendek sehingga dapat dilakukan pemindahan material antara conveyor dan stasiun kerja. Cranes utamanya digunakan untuk mengangkat benda yang cukup berat. Gerakan cranes agak terbatas dan biayanya cukup mahal. Ada beberapa aktivitas dalam produksi di mana material dipindahkan. Suatu contoh, aktivitas yang menonjol dan sangat kritis dalam gudang adalah penerimaan, penyimpanan dan pengambilan material, komponen assembling dan produk akhir. Tiap-tiap tahap mempertimbangkan penanganan material yang melibatkan besarnya luasan. Efisiensi operasi gudang tergantung atas pemilihan peralatan yang sesuai. Faktorfaktor yang mempengaruhi metode pemilihan peralatan material handling adalah (Sule D., R.,): a. Material yang dipindahkan. Jenis, berat, volume, bentuk, ukuran material yang dipindahkan.

25 130 b. Perpindahan/gerakan. Frekuensi, jalur, lebar gang, mekanisme loading dan unloading. c. Penyimpanan. Area, volume, bentuk dan ukuran fasilitas pe-nyimpanan, jarak antara kolom dan batasanbatasan lainnya. d. Biaya. Biaya operasi dan investasi peralatan, tingkat suku bunga, depresiasi, umur ekonomis peralatan. e. Faktor-faktor lain. Fleksibilitas dalam melakukan pekerjaan ganda dan pekerjaan atas beberapa produk yang berbeda. Data material handling digunakan untuk menentukan peralatan material handling berdasarkan atas rute-rute yang mungkin, nantinya hanya ada satu peralatan yang mungkin untuk transportasi. Sebagai contoh, forklift atau truck kemungkinan bisa digunakan pada rute yang sejenis. Kedua alternatif penggunaan alat material handling tersebut harus dievaluasi dan disesuaikan. Berikut beberapa contoh analisis ekonomi yang dibutuhkan dalam mengevaluasi peralatan material handling yang diperlukan. Contoh : Dua peralatan material handling, hand truck dan forklift digunakan untuk memindahkan produk A dan B. Tentukan peralatan yang lebih hemat, jika karakteristik produk dan spesifikasi peralatan seperti pada tabel-tabel di bawah ini:

26 131 Produk yang dipindahkan Tabel 3.4. Karakteristik produk Volume (P x L x T) (cm) Jarak Pemindahan Satuan yang dipindahkan/ hari A 30 x 15 x m 230 B 60 x 60 x m 260 Peralatan Tabel 3.5. Spesifikasi peralatan Maksimum Volume (P x L x T) (cm) Biaya bongkar/ muat tiap perpindahan Ongkos material handling (OMH/m) Hand Truck 150 x 90 x 120 Rp Rp Forklift 120 x 120 x 120 Rp Rp Jawab: Langkah I : Menentukan kapasitas peralatan Pada langkah ini kapasitas peralatan didapat dari volume peralatan dibagi dengan volume produk. Produk A: Kapasitas handtruck jika memindahkan produk A adalah : Kapasitas = = = 240 unit Kapasitas forklift jika memindahkan produk A adalah: Kapasitas = = = 256 unit Produk B Kapasitas handtruck jika memindahkan produk B adalah:

27 Kapasitas = = = 4unit (Pada kasus ini dilakukan pembulatan dikarenakan hasil baginya bernilai pecahan, misalkan 150/60 =2,5 dibulatkan menjadi 2 dengan dilakukan pembulatan kebawah, maka peralatan mempunyai ruang kosong) Kapasitas forklift jika memindahkan produk B adalah: Kapasitas = = = 8unit Langkah II. Menentukan frekuensi pemindahan Frekuensi pemindahan produk A dengan menggunakan handtruck adalah: Frekuensi = satuan yang dipindah kapasitas alat angkut = = 0,958 1 Produk A jika dipindahkan dengan hantruck hanya terjadi satu kali pemindahan setiap hari, dengan cara yang sama maka, Frekuensi pemindahan produk B dengan menggunakan handtruck terjadi 65 kali pemindahan. Frekuensi pemindahan produk A dengan menggunakan forklift terjadi 1 kali pemindahan. Frekuensi pemindahan produk B dengan menggunakan forklift terjadi 33 kali pemindahan. Hasil perhitungan diatas ditabelkan sebagai berikut.

28 133 Tabel 3.6. Frekuensi Material Handling Peralatan Jenis Produk Produk A Produk A Hand Truck 230/ /4 65 Forklift 230/ /8 33 Langkah III. Menentukan biaya pemindahan Biaya pemindahan dengan menggunakan handtruck: [( Frekuensi Produk A x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan Produk A)] +[(Frekuensi Produk B x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan Produk B)] [(1 x Rp ) + (Rp 1500/m x 150 m)]+[( 65 x Rp )+(Rp 1500/m x 75 m)] = Rp ,- Biaya pemindahan dengan menggunakan forklift: [( Frekuensi Produk A x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan Proauk A)] +[(Frekunesi Produk B x biaya bongkar/muat) + (OMH/m x Jarak Pemindahan Produk B)] [(1 x Rp ) + (Rp 7500/m x 150 m)]+[( 33 x Rp )+(Rp 7500/m x 75 m)] = Rp ,- Dari perhitungan di atas, alat angkut forklift lebih hemat Optimasi Tata Letak Pergudangan Penempatan Produk Model tata letak gudang pada bagian ini adalah penentuan lokasi produk yang disimpan di gudang. Model yang digunakan dalam penyimpanan produk pada suatu gudang dengan mempertimbangkan jarak rectilinear. Formula yang digunakan:

29 134 Minimize = Kendala: q m Fj Lj j = 1 k = 1 i = 1 n PiDikXjk q j = 1 Xjk = 1 k = 1..., m m k = 1 Xjk = Lj j = 1..., q Xjk = (0,1) untuk semua j dan k Dengan: q = Jumlah produk m = Jumlah lokasi penyimpanan n = Jumlah dock (lokasi input/output) L j = Jumlah lokasi penyimpanan untuk produk j F j = Jumlah perpindahan / laju masuk / keluar penyimpanan untuk produk j P i = Prosentase perpindahan masuk / keluar penyimpanan dari / ke titik i (dock) Titik i/0 atau dock i mempunyai peluang yang sama untuk memindahkan produk dari beberapa lokasi penyimpanan untuk produk j n f k = i = 1 Pidik f k = Jarak perpindahan antara lokasi penyimpanan dan dock Untuk meminimasi total jarak perpindahan dilakukan dengan (1) menghitung f k untuk setiap lokasi penyimpanan, (2) menentukan jumlah produk

30 135 yang disimpan untuk setiap produk, (3) menyimpan produk 1 ke lokasi penyimpanan 1 yang mempunyai nilai f k terkecil. Contoh : Sebuah gudang seperti pada gambar Setiap segmen gudang berukuran 25 m x 25 m yang digunakan untuk penyimpanan, ada empat jenis produk yaitu A, B, C dan D. yang akan disimpan. Tiap jenis produk dalam penyimpanan tidak dapat dicampur pada satu segmen. Produk diterima dari dock 1 dengan prosentase 50% dan dikeluarkan dari dock 2 dan dock 3 dengan peluang yang sama. Kebutuhan area dan laju beban setiap minggu untuk setiap produk seperti pada tabel berikut. Gambar Representasi Gudang

31 136 Tabel 3.7. Kebutuhan Area dan Laju Beban Produk Area (m 2 ) Laju Beban / minggu A B C D Langkah 1 Menghitung f x untuk setiap lokasi penyimpanan, sebagai contoh untuk menghitung lokasi penyimpanan 1 dan 9 sebagai berikut. f x (l) = (0,5) 50 + (0,25) (0,25) 250 = 137,5 (Prosentase dock 1 x jarak rectilinear dari dock 1 ke centroid lokasi 1 ) + ( prosentase dock 2 x jarak rectilinear dari dock 2 ke centroid lokasi 1) + (prosentase dock 3 x jarak rectilinear dari dock 3 ke centroid lokasi 1 ) f x (9) = (0,5) 25 + (0,25) (0,25) 225 = 118,75 Gambar Nilai jarak tiap segmen gudang

32 137 Langkah 2 Tabel 3.8. Jumlah lokasi penyimpanan dan nilai Tj/Sj Produk Area Laju Beban Jumlah Lokasi Tj/Sj (m2) T Penyimpanan (S) A /625 (25X25) =7 500/7 = 71,42 B /625 = /12 = 50 C /625 = 3 700/3 = 233,3 D /625 = /10 = 20 Berdasarkan perhitungan Tj/Sj urutan produk : C > A > B > D Langkah 3 Urutan terbesar adalah produk C di mana produk C memerlukan 3 lokasi dan akan ditempakan pada lokasi dengan nilai f x terkecil (lihat gambar f x terkecil terletak pada lokasi 9, 10, ). Urutan kedua adalah produk A yang memerlukan 7 lokasi penyimpanan dan ditempatkan pada lokasi dengan nilai yang kecil setelah produk C dan seterusnya. Dengan demikian lokasi penyimpanan adalah sebagai berikut.

33 Gambar Lokasi penyimpanan produk 138

34 Analisa dan Perancangan Sistem Berbasis Objek Konsep Dasar OOA/D (Object Oriented Analysisi and Design) Konsep analisa dan perancangan berorientasi objek (Object - Oriented) merupakan suatu konsep pemodelan sistem dari sudut pandang objek beserta sifat - sifatnya. Konsep ini memungkinkan kita untuk menciptakan serangkaian objek yang bekerja bersama-sama dalam menghasilkan software yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknik yang tradisional. Sistem menjadi lebih mudah diadaptasi terhadap perubahan permintaan, lebih mudah dikembangkan, lebih tahan dan meningkatkan desain dan penggunaan kode dengan lebih baik. Orientasi terhadap Object Oriented ini bukan berdasarkan bagaimana objek melakukan sesuatu tetapi lebih kepada apa yang objek lakukan. Suatu model yang dirancang dengan pendekatan berorientasi objek umumnya memiliki karakteristik yang mudah dimengerti dan dapat secara langsung berhubungan dengan dunia nyata. Oleh karena itu, semantic gap yang terjadi antara objek sesungguhnya dengan model objek dalam rancangan logik dapat ditekan sekecil mungkin (Jacobson, 1996, p.42) Pengertian Objek Objek adalah sebuah entitas yang dapat menyimpan informasi dan menawarkan sejumlah operasi untuk mengevaluasi maupun mempengaruhi keadaan entitas itu sendiri. Sebuah objek ditandai dengan sejumlah operasi dan sebuah state / informasi yang mengingat akibat / efek dari operasi tersebut.

35 140 Menurut Mathiassen (2000, p.4), Objek adalah : Sebuah entitas yang memiliki identitas, state, dan operasi ( behavior). Ciri ciri yang dimiliki oleh suatu objek adalah : 1. Setiap objek memiliki suatu identitas, atau informasi individual yang unik, disebut dengan atribut. Contohnya, seorang mahasiswa mempunyai atribut NIM, dan setiap mahasiswa mempunyai NIM masing masing, sehingga ini merupakan suatu identitas yang unik. 2. Objek dapat melakukan suatu operasi ( behavior). 3. Objek dapat dikomposisikan menjadi bagian bagian yang terpartisi yang dinyatakan dalam hubungan agregat Class dan Instance Menurut Jacobson (1996, p.46) class adalah: Penggolongan objek - objek ke dalam suatu kelompok berdasarkan kesamaan karakteristik dinyatakan dalam class. Sebuah class dapat merupakan sebuah definisi, atau cetakan (template), yang memungkinkan penciptaan objek baru, dan merupakan deskripsi dari sejumlah karakteristik umum yang sama - sama dimiliki oleh sejumlah objek Menurut Mathiassen (2000, p.4), class adalah deskripsi dari kumpulan objek objek yang mempunyai kesamaan struktur, pola operasi, dan atribut. Objek dalam class yang sama memiliki definisi yang sama pula baik untuk operasinya maupun struktur informasinya. Contohnya, class kendaraan merupakan sebuah model dengan karakteristik dijalankan oleh mesin dan digunakan untuk transportasi. Dari class ini dapat diturunkan objek - objek seperti mobil, motor,

36 141 pesawat, dan sebagainya karena semua itu memiliki karakteristik yang sama dalam class kendaraan, yakni semuanya dijalankan oleh mesin dan untuk tujuan transportasi. Objek mobil, motor dan pesawat tersebut disebut sebagai instance. Sebuah instance merupakan objek yang diciptakan dari class dengan struktur yang didefinisikan dari class. Gambar Class Encapsulation, Inheritance, dan Polymorphism Inheritance Inheritance adalah properti dalam sistem berorientasi objek yang memungkinkan objek dibangun dari objek yang lain dan menciptakan sebuah class baru yang memiliki sifat - sifat induknya, ditambah karakteristik khas individualnya. Jika class B meng-inherit class A, maka operasi dan struktur informasi yang terdapat pada class A akan menjadi bagian dari class B. keuntungan menggunakan teknik ini adalah kita dapat membangun dari objek yang sudah kita miliki sebelumnya atau penggunaan kembali dari apa yang kita miliki.

37 Encapsulation dan Information Hiding Encapsulation atau penyembunyian informasi merupakan suatu prinsip penyembunyian data internal dan prosedur (method) dari objek dan menyediakan sebuah interface pada setiap objek dengan cara tertentu untuk menyatakan sebisa mungkin tentang apa yang dilakukan objek. Secara tradisional, data dan fungsi dalam sebuah program adalah independen. Seperti dalam pemrograman modular dan abstraksi data, pemrograman berorientasi objek mengelompokkan data dengan fimgsi yang beroperasi pada data tersebut. Setiap objek kemudian mempunyai sebuah set data dan sebuah set method secara logik Polymorphism Poly berarti banyak dan morph berarti bentuk. Dalam konteks sistem berorientasi objek, artinya objek dan dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda. Polymorphism adalah kemampuan dari tipe objek yang berbeda untuk menyadari property dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda. Polymorphism adalah hasil natural dari fakta bahwa objek dari tipe yang berbeda (bahkan dari subtipe yang berbeda) dapat menggunakan property dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda (Aitken, 1999, p.7). Secara umum dapat dikatakan bahwa pengirim stimulus atau bagian yang memicu tidak perlu mengetahui bagaimana suatu method diimplementasikan. Sebagai contoh, objek dari tipe kendaraan semuanya mempunyai operasi akselerasi walaupun mungkin saja terdapat perbedaan dalam melakukan

38 143 akselerasi dalam (sub) tipe kendaraan yang berbeda. Kendaraan darat biasanya berakselerasi menggunakan tenaga yang diterapkan melalui roda, dimana kendaraan air biasanya berakselerasi menggunakan tenaga yang diterapkan melalui baling - baling. Jika dipanggil method akselerasi, maka method tersebut akan memberikan hasil yang berbeda untuk kendaraan air dan kendaraan darat Metodologi Analisa dan Perancangan Sistem Berbasis Objek Menurut Hans-Erik (1998, p.10-11), terdapat lima fase yang diperlukan untuk mengembangkan system dengan metode object oriented, yaitu sebagai berikut : 1. Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis) Pada tahap ini, akan digunakan use case untuk menangkap kebutuhan dari pengguna. Melalui pemodelan use case, aktor-aktor eksternal yang berhubungan dengan sistem dimodelkan sesuai dengan fungsionalitas yang mereka butuhkan dari sistem (atau disebut dengan use case). Aktor dan use case dimodelkan dengan relasi dan mempunyai asosiasi komunikasi antara satu dengan yang lain atau dibentuk ke dalam hirarki. Aktor dan use case ini dijelaskan dalam sebuak diagram use case UML. Masing-masing use case dijelaskan dengan teks yang menjelaskan tentang spesifikasi kebutuhan dari pengguna. Tahap requirements analysis ini dapat juga dijalankan dengan proses bisnis, tidak hanya untuk sistem perangkat lunak. 2. Analisa Domain (Domain Analysis)

39 144 Fase analisis berhubungan dengan abstraksi yang paling utama (classes dan object) dan mekanisme yang ditampilkan dalam domain masalah. Kelaskelas yang memodelkan ini akan diidentifikasi bersamaan dengan relasi antar masing-masing kelas dan digambarkan dalam sebuah class diagram UML. Dalam tahap analisis, hanya kelas yang terdapat dalam domain masalah (konsep dunia aslinya) yang dimodelkan., bukan kelas-kelas teknikal yang menjelaskan detil dan solusi dari sistem perangkat lunak, seperti kelas-kelas untuk interface pengguna, database, komunikasi dan sebagainya. 3. Perancangan (Design) Dalam fase perancangan, hasil dari analisis dijabarkan ke dalam suatu solusi teknis. Kelas-kelas baru ditambahkan untuk menyediakan infrastruktur teknis, seperti interface pengguna, database untuk menyimpan objek-objek data, komunikasi dengan sistem yang lain, komunikasi sistem dengan device (peralatan lain) dan lain sebagainya. Kelas domain masalah yang diperoleh dari tahap analisis ditambahkan ke dalam infrastruktur teknis ini, sehingga mampu untuk mengubah baik domain masalah maupun infrastruktur. Tahap desain ini menghasilkan suatu spesifikasi detil yang berguna bagi fase konstruksi. 4. Pemrograman (Programming) Dalam tahap pemrograman atau konstruksi, kelas dari tahap perancangan diubah menjadi kode aktual yang terdapat dalam bahasa pemrograman berorientasi objek (penggunaan bahasa prosedural tidak disarankan). Bergantung kepada kemampuan dari bahasa yang dipergunakan, hal ini bisa menjadi proses yang susah atau sebaliknya. Ketika membuat model

40 145 analisis dan perancangan dengan UML, sebaiknya jangan mencoba untuk secara langsung mengubah model menjadi kode pemrograman. Pada tahap awal, model merupakan suatu media untuk memahami dan membentuk struktur dari sebuah sistem, sehingga berusaha untuk langsung mencoba memikirkan pemrograman malahan akan tidak produktif dalam menciptakan model yang sederhana dan benar. Pemrograman merupakan tahap yang terpisah untuk mengubah model ke dalam kode pemrograman. 5. Pengujian (Test) Sebuah sistem normalnya dicoba dengan pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian sistem dan pengujian penerimaan. Pengujian unit dilakukan terhadap kelas-kelas individual atau kelompok dari kelas, dan biasanya dilakukan oleh programmer. Pengujian integrasi mengintegrasi komponenkomponen dan kelas-kelas untuk memastikan bahwa komponen dan kelas dapat bekerja sama sesuai spesifikasi kebutuhan. Pengujian sistem melihat sistem sebagai suatu Black Box dan memastikan bahwa sistem mempunyai fungsi akhir sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian penerimaan dilakukan oleh pengguna untuk memastikan bahwa sistem sesuai dengan kebutuhan. Tim penguji yang berbeda menggunakan diagram UML yang berbeda pula sebagai landasan dalam bekerja. Untuk pengujian unit, digunakan class diagram dan spesifikasi kelas, untuk pengujian integrasi, digunakan component dan collaboration diagram, sedangkan untuk pengujian sistem, digunakan use case diagram untuk memastikan bahwa sistem bekerja sesuai dengan definisi awal dalam diagram ini.

41 Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Objek Perencanaan dan Pemilihan Sistem Pengembangan sistem informasi berbasis objek diawali dengan tahap perencanaan dan pemilihan sistem yang merupakan tahap pengumpulan informasi awal untuk aplikasi yang akan dibangun dan didasarkan pada hasil interview dengan pihak terkait perusahaan dan pengamatan secara langsung Tahap perencanaan dan pemilihan sistem ini disebut juga dengan tahap pre-analysis. Menurut Mathiassen (2000 p.37 40), pada tahap ini terdapat 2 kegiatan utama, yaitu menentukan definisi sistem dan kriteria FACTOR Definisi Sistem (System Definition) Suatu difinisi system menggambarkan keseluruhan dari gambaran system yang memfokuskan kepada bagaimana semua bagian dan komponen saling berinteraksi satu dengan lainnya. Maka dari itu, suatu definisi system lebih menggambarkan property-properti yang mengacu pada system daripada detil dari komponen Definisi system ini juga berguna untuk menggambarkan batasan-batasan spesifik yang berada diluar dari sistem. (Mathiassen 2000, p.37-38) Kriteria FACTOR Menurut Mathiassen (2000, p.39-40), FACTOR merupakan kriteria-kriteria dari difinisi system yang terdiri dari 6 elemen, yaitu :

42 147 Functionality : merupakan fungsi-fungsi dari system yang mendukung tugastugas dari application-domain. Application Domain : merupakan bagian-bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor dan mengendalikan suatu problem domain. Conditions : merupakan gambaran tentang kondisi di mana system akan dikembangkan dan dipakai. Technology : merupakan teknologi yang digunakan baik untuk mengembangkan dan menjalankan system. Objects : merupakan objek-objek utama yang ada di dalam problem domain. Responsibility : merupakan keseluruhan tanggung jawab dari system yang berhubungan dengan konteks dari system tersebut Analisa Sistem Dalam pengembangan system informasi berorientasi objek, terdapat dua analisa utama yang mesti dilakukan, yaitu analisa kebutuhan dan analisa domain Analisa Kebutuhan (Requirements Analysis) Pada tahapan ini lebih difokuskan pada aplikasi suatu sistem, yaitu bagaimana suatu sistem akan digunakan oleh pengguna. Laporan yang diperoleh dari hasil analisa kebutuhan adalah use case diagram, function list, user interface dan navigation diagram Use Case Diagram

43 148 Use Case adalah sekumpulan skenario yang menghubungkan antara user dan sistem. Actor adalah sebuah role yang dimainkan seorang user terhadap sistem. Use Case Diagram adalah kumpulan dari use case dan actor serta hubungannya. Sedangkan gambaran besar yang merupakan gabungan dari seluruh use case diagram yang terdapat di dalam sebuah sistem disebut System Level Use Case. Gambar Use Case Diagram ( Roff Jason T, 2003, p 53) Notasi-notasi pada Use Case Diagram : Extend Merupakan sebuah hubungan dalam use case, yang digunakan saat kita menggambarkan sebuah variasi atas sebuah behaviour normal, dimana kita ingin menggunakan bentuk yang lebih mudah untuk dikontrol dan mendeklarasikan extension points dalam use case dasar kita.

44 149 Gambar Extend Relationship Include Merupakan sebuah hubungan dalam use case, yang digunakan bila ada beberapa skenario yang berulang dibeberapa use case lainnya. Agar tidak terjadi perulangan, skenario ini dibuat menjadi sebuah use case yang akan di-include oleh use case lainnya. Gambar Include Relationship Sequence Diagram Sequence diagram merupakan salah satu diagram di UML yang bertujuan untuk menggambarkan interaksi antara objek satu dengan objek yang lain. Sequence diagram ini digunakan untuk untuk menggambarkan behavior dari sebuah skenario dari beberapa objek yang dinyatakan dalam sebuah usecase tunggal.(martin Fowler, 2005, p. 81).

45 150 Sequence diagram digambarkan dalam sebuah chart dua dimensi yang terdiri dari sumbu vertikal yang menunjukkan kerangka dari time (waktu) dan sumbu horizontal menunjukkan sekumpulan dari objek-objek yang saling berinteraksi. Komunikasi antara objek-objek dalam sequence diagram ditunjukkan dalam garis mendatar yang disebut sebagai garis komunikasi yang menyatakan messages (pesan-pesan) berurutan yang dikirim dan diterima oleh sebuah objek. Gambar Sequence Diagram ( Roff Jason T, 2003, p 72) Notasi - notasi yang terdapat pada Sequence Diagram : Object Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai sebuah kotak pada sisi atas dari garis putus-putus. Objek diawali dengan : (tanda titik dua), dan nama

46 151 objek berada di depan (sebelum) : (tanda titik dua) berada. Objek dan nama objek digaris bawahi dari awal ke akhir. Gambar Objek pada Sequence Diagram Object Lifeline Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai garis vertikal putus - putus, yang mewakili keberadaan sebuah objek pada sebuah periode waktu. Focus of Control Pada Sequence Diagram, digambarkan sebagai sebuah persegi panjang pipih yang terdapat diatas lifeline, menggambarkan periode waktu dimana sebuah objek melakukan sebuah aksi. Object Focus Of Control Object Lifeline Gambar Object Lifeline and Focus of Control pada Sequence Diagram Message

47 152 Message pada Sequence Diagram digambarkan sebagai sebuah anak panah diantara lifeline dari dua buah objek. Condition Condition merupakan sebuah kondisi yang menandakan kapan sebuah message harus dikirim (misalnya, [kena denda]). Message tersebut hanya akan dikirim jika kondisinya benar Return Message Return Message merupakan sebuah hasil (output) yang dikirim oleh sebuah objek kepada objek lain yang mengirimkan message padanya. Pada Sequence Diagram, return message digambarkan sebagai sebuah anak panah putus - putus diantara lifeline dari dua buah objek. Return message adalah notasi yang opsional sehingga dapat digambarkan bila dengan menggambarkannya akan memperjelas sequence diagram. Gambar Return Message pada Sequence Diagram Self Call Self Call pada Sequence Diagram adalah sebuah message yang dikirim sebuah objek kepada dirinya sendiri.

48 153 Gambar Self Call pada Sequence Diagram Function Function merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh suatu sistem sehingga sistem tersebut berguna bagi kebutuhan user. Sebuah fungsi awalnya diaktifkan, kemudian dijalankan dan menghasilkan suatu hasil. Function yang dijalankan dapat merubah state dari komponen model atau menciptakan suatu reaksi pada application domain atau problem domain. Suatu function merupakan property abstract dari suatu sistem yang sangat dibutuhkan. Menurut Mathiassen (2000, p.138), ada 4 macam type function : Update functions, diaktifkan oleh event pada problem domain dan menghasilkan perubahan pada state model. Signal function, diaktifkan karena perubahan pada state model dan menghasilkan suatu reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan kepada pengguna pada application domain, atau perubahan langsung pada problem domain.

49 154 Read function, digunakan ketika informasi dibutuhkan oleh actor untuk melaksanakan tugasnya dan kemudian system akan menampilkan bagian yang relevan dari model system tersebut. Compute function, digunakan ketika informasi dibutuhkan oleh actor untuk melaksanakan tugasnya yang terdiri dari proses perhitungan yang melibatkan informasi dari actor ataupun dari model. Hasilnya berupa hasil perhitungan tersebut Navigation Diagram Navigation diagram atau dikenal juga dengan istilah lain seperti user interface-flow diagrams, storyboards, interface-flow diagrams, and contextnavigation maps berguna untuk memodelkan hubungan antara elemen interface utama pada level tinggi. Diagram ini digunakan untuk dua tujuan khusus. Pertama, digunakan untuk memodelkan interaksi yang dapat dilakukan user terhadap software, seperti yang dijelaskan pada sebuah use case. Dan kedua, diagram ini berguna untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang interface pengguna dari aplikasi yang dikembangkan. Karena navigation diagram memberikan gambaran yang jelas tentang interface dari sistem, maka akan memudahkan dalam memahami bagaimana sistem diharapkan untuk bekerja. Selain itu, diagram ini dapat digunakan untuk menentukan apakah interface pengguna yang dirancang berguna atau tidak.

50 Analisa Domain (Domain Analysis) Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang akan dikembangkan. Fokus analisa adalah pada domain masalah utama yang ada (konsep dunia aslinya). Laporan yang dihasilkan pada tahap ini adalah class diagram dan pada kasus tertentu dapat ditambahkan state chart diagram untuk menjelaskan masing-masing kelas Class Diagram Class diagram menggambarkan sekumpulan class, interface, dan collaboration, dan relasi-relasinya. Class diagram juga menunjukkan atribut (attribute) dan operasi (operation) dari sebuah objek class. Atribut adalah nama-nama properti dari sebuah kelas yang menjelaskan batasan nilainya dari properti yang dimiliki oleh sebuah kelas tersebut. Atribut dari suatu kelas merepresentasikan properti-properti yang dimiliki oleh kelas tersebut. Atribut mempunyai tipe yang menjelaskan tipe instansiasinya. Operasi adalah implementasi dari layanan yang dapat diminta dari sebuah objek dari sebuah kelas yang menentukan tingkah lakunya. Sebuah operasi dapat berupa perintah ataupun permintaan. Sebuah permintaan tidak boleh mengubah kedudukan dari objek tersebut. Hanya perintah yang dapat mengubah keadaan dari sebuah objek. Keluaran dari sebuah operasi tergantung dari nilai keadaan terakhir dari sebuah objek.

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT.

MATERIAL HANDLING. Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS. Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. MATERIAL HANDLING Materi Kuliah Ke-7 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. dimas_yw@yahoo.com Definisi Seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan

Lebih terperinci

ONGKOS MATERIAL HANDLING

ONGKOS MATERIAL HANDLING ONGKOS MATERIAL HANDLING Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang

Lebih terperinci

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya 1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya jaminan tenaga kerja (upah dan jaminan kecelakaan) 3.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

MATERIAL HANDLING #1 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

MATERIAL HANDLING #1 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MATERIAL HANDLING #1 PERTEMUAN #6 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #6

Pembahasan Materi #6 Materi #6 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #6 2 Pentingnya MH Definisi, Ruang Lingkup, Tujuan MH Prinsip dan Sistem Material Handling Peralatan Material Handling Tipe dan Contoh

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN ABC METODOLOGI DI PT. GEDESCO SEJAHTERA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN ABC METODOLOGI DI PT. GEDESCO SEJAHTERA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN ABC METODOLOGI

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) Salah satu pendekatan analisis dan desain yang

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 #7 - Material Handling #1 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Pentingnya MH Definisi, Ruang Lingkup, Tujuan MH Prinsip dan Sistem Material Handling Peralatan Material Handling Tipe dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 SOAL PRA UTS PSBO 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) L1 Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language) Latar belakang UML merupakan suatu bahasa penyatuan yang memungkinkan para professional IT untuk menggambarkan aplikasi computer. Suatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Agar penelitian berjalan dengan lebih terarah dan sistematis, maka digunakan flowchart sebagai pedoman dalam setiap

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi Pengenalan Obyek Arna Fariza Materi Obyek Siklus pengembangan berorientasi obyek Metodologi berorientasi obyek Kelebihan metodologi berorientasi obyek 1 Obyek Obyek adalah tipe data komposit Menyimpan

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek LAT UTS AMIK BSI 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalampengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas dan Tata Letak Perencanaan fasilitas dan tata letak merupakan kegiatan menganalisis, bentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pengenalan OOAD Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6281329571612 SILABUS MATA KULIAH

Lebih terperinci

2. Dibawah ini yang bukan merupakan bentuk bentuk objek adalah

2. Dibawah ini yang bukan merupakan bentuk bentuk objek adalah PEMODELAN SISTEM BERBASIS OBJEK Selesai Ujian (bukti ujian HOZtHOLuIuT0I2PuyOcoHhkcwBInySMmwhEpJCW2UhydxOD=) Sisa waktu : 00:25:25 1. Objek dapat berupa konkrit dan abstrak. Contoh dari Objek konkrit adalah:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

MODUL 2 CANDIDATE CLASS DAN INTERACTION DIAGRAM

MODUL 2 CANDIDATE CLASS DAN INTERACTION DIAGRAM MODUL 2 CANDIDATE CLASS DAN INTERACTION DIAGRAM Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat menentukan candidate class dari skenario yang telah ada. 2. Mahasiswa dapat menggambarkan interaction diagram baik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class

DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM. Nama Komponen Class DAFTAR SIMBOL 1. CLASS DIAGRAM Class Composition Dependency Class adalah blok - blok pembangun pada pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian.

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

Notasi dalam UML. Actor

Notasi dalam UML. Actor Notasi dalam UML Actor Gambar 1. Notasi Actor Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk

TINJAUAN PUSTAKA. perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk 1 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tata Letak Pabrik Definisi tata letak pabrik dan pemindahan bahan menurut Apple (1990), perencanaan dan integrasi pada aliran komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Disusun oleh : Rina Noviana 1 LINGKUP PEMBAHASAN Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak - Mengumpulkan Data mengenai analisa sistem dan masalah nya Teknik Pemodelan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk siswa SMA Negeri 1 Parongpong, maka terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Material Handling. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Material Handling Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Pendahuluan Tujuan Material Handling Tujuan Material Handling Tujuan material

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Perangkat Lunak Shinta P. Sari White Box Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah dieksekusi paling

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram

DAFTAR SIMBOL. Tabel Notasi Use Case Diagram DAFTAR SIMBOL Tabel Notasi Use Case Diagram Actor Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan aplikasi lain dan membutuhkan input atau

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Actor adalah pengguna sistem. Actor. tidak terbatas hanya manusia saja, jika DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM USE CASE Notasi Keterangan Simbol Actor adalah pengguna sistem. Actor tidak terbatas hanya manusia saja, jika sebuah sistem berkomunikasi dengan Actor aplikasi lain

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Class Diagram dan Object Diagram Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6281329571612

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 #8 - Material Handling #2 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Pemilihan Metode dan Peralatan MH Solusi Pemilihan MH Best System MH MHPS & MHES Tingkat Mekanisasi Biaya Penanganan Material

Lebih terperinci

Pemodelan Berorientasi Objek

Pemodelan Berorientasi Objek 1 Pemodelan Berorientasi Objek Perancangan Sistem dengan Analisis Dinamis Adam Hendra Brata Pemodelan Kebutuhan Sistem 2 Ruang Lingkup Masalah Analisis Kebutuhan Diagram Use Case Pemodelan Perangkat Lunak

Lebih terperinci

PERPINDAHAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)

PERPINDAHAN BAHAN (MATERIAL HANDLING) PERPINDAHAN BAHAN (MATERIAL HANDLING) 1. Pengertian, Lingkup, Definisi, Manfaat 2. Material Handling, hubungannya dengan Perencanaan fasilitas Penanganan Bahan 1 Sebuah ilustrasi Dalam suatu perusahaan,

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service)

ABSTRAK. Kata kunci : voucher elektronik SMS (Short Message Service) ABSTRAK Pada saat ini penulis melihat banyak distributor voucher elektronik mengalami kesulitan dalam menganalisa dan mendokumentasikan transaksi voucher elektronik yang sudah dilakukan. Perkembangan fitur

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas.

DAFTAR SIMBOL. Notasi Keterangan Simbol. Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL DIAGRAM ACTIVITY Initial Titik awal, untuk memulai suatu aktivitas. Final Titik akhir, untuk mengakhiri aktivitas. Activity Menandakan sebuah aktivitas Decision Pilihan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Sistem Informasi 2.1.1 SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Dennis, Barbara, dan Roberta (2012:6) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses menentukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN AGREGAT PADA SPBU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

V. PEMODELAN SISTEM. A. Use case diagram (diagram kasus).

V. PEMODELAN SISTEM. A. Use case diagram (diagram kasus). V. PEMODELAN SISTEM Pada perancangan paket program SIBBioPeS 1.0, tidak semua diagram yang terdapat pada UML dibuat, karena kebutuhan pemodelan sistem yang tidak terlalu kompleks. Diagram-diagram yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. deskripsi dari PT. Prima Krista Sejahtera Jl. Taman Sari No.25 C kota BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah mengenai data-data dari tempat penelitian penulis antara lain sejarah, visi dan misi, struktur organisasi serta jop deskripsi

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pokok bahasan di kuliah #2 Metodologi desain sistem: waterflow, v-model,

Lebih terperinci

Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM

Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM Sistem Informasi OOAD dengan UML (1) Teknik Informatika UNIKOM OOAD dengan UML (1) 1. OOAD 2. Pengenalan UML 3. CRC cards 4. Tipe Diagram UML 5. Structural Diagram 6. Behavioral Diagram 7. Relasi pada

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Penelitian Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Mulia Knitting Factory Ltd. Mulai Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Perangkat Lunak

Pengembangan Aplikasi Perangkat Lunak Pengembangan Aplikasi Perangkat Lunak OOAD Sequence Diagram By: Augury El Rayeb (AER) AER 2011/2012 Universitas Pembangunan Jaya SIF_TIF 1 Tujuan Pertemuan Mahasiswa memahami fungsi sequence diagram Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

Pemodelan Berorientasi Objek

Pemodelan Berorientasi Objek 1 Pemodelan Berorientasi Objek Pemodelan Kebutuhan Sistem Dengan Use Case Adam Hendra Brata Materi Pertemuan 4 2 Pemodelan Kebutuhan Sistem Diagram Use Case Skenario Use Case Pemodelan Kebutuhan Sistem

Lebih terperinci

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

2.6 Cool Record Edit Pro Adobe Photoshop Star Uml Pengertian Uml BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR SIMBOL... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci