I.1 Latar Belakang I-1

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam memenuhi misinya, setiap organisasi memerlukan keterpaduan arah yang diformulasikan ke dalam strategi organisasi. Keberadaaan strategi tersebut membuat organisasi dapat menerapkan langkah-langkah yang efektif serta memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Salah satu strategi yang banyak diterapkan yaitu pemanfaatan Sistem Informasi (SI) dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pendukungnya untuk mendukung kegiatan bisnis dan upaya pengembangan organisasi [FAJ06]. Di organisasi pemerintahan, pemanfaatan TIK untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dikenal sebagai e-government. Bank Dunia mendefinisikan e- government sebagai pemanfaatan TIK dalam mewujudkan pemerintahan yang mudah diakses, efektif, dan bertanggung jawab [WOR02]. Pemerintah Republik Indonesia pun menyadari pentingnya peranan TIK dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu diterbitkanlah Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia (RI) No.3 Tahun 2003 mengenai kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government yang dijadikan dasar hukum bagi kebijakan teknis dalam pengembangan e-government. Kebutuhan terhadap e-government tidak hanya dirasakan oleh pemerintah pusat saja, namun juga oleh pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Undang Undang (UU) RI No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah memberikan kewenangan kepada setiap pemerintah daerah untuk mengelola daerah/wilayahnya secara otonom. Kewenangan tersebut memunculkan perbedaan karakteristik satu daerah dengan daerah lainnya dalam kegiatan penyelengaraan pemerintahan. Studi dalam tugas akhir ini akan difokuskan terhadap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan lebih tingginya tingkat interaksi yang terjadi antara pihak pemerintah dengan masyarakat jika dibandingkan interaksi yang dilakukan oleh pemerintah pusat atau pemerintah provinsi. I-1

2 Statistik tingkat keberhasilan pengimplementasian proyek e-government untuk pemerintah daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTIK-BPPT) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan e-government di Indonesia masih rendah. Tercatat 15 % proyek e-government daerah dinilai cukup berhasil, 50% dianggap kurang berhasil karena tidak mampu memenuhi objektif e-government yang ditetapkan sebelumnya, sedangkan sisanya gagal dikarenakan e-government batal diimplementasikan [MUH08]. Dari [MUH08] pula ditemukan bahwa faktor dominan yang menjadi penyebab kegagalan pengimplementasian e-government di daerah adalah duplikasi dan inkonsistensi nilai data yang tersimpan di masingmasing instansi pemerintahan di daerah, serta ketidaksesuaian fungsional SI untuk mendukung kegiatan pemerintahan. Kondisi ini mengakibatkan SI tidak dapat dimanfaatkan untuk menyediakan dan mengolah informasi secara efektif bagi organisasi yang membutuhkannya. Ketidakmampuan SI dalam memenuhi misinya salah satunya disebabkan oleh tidak adanya perencanaan yang matang dalam proses pengimplementasian SI [KRI07]. Perumusan rencana strategis pengimplementasian SI merupakan upaya untuk menjaga kesinergisan SI dalam mendukung kebutuhan bisnis organisasi. Rencana strategis yang dihasilkan berupa pedoman pengimplementasian SI secara runtut dan cermat. Penyusunan rencana strategis dilakukan dengan memanfaatkan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP). EAP didefinsikan sebagai proses mendefinisikan arsitektur perencanaan SI serta membuat rencana pengimplementasian dari arsitektur tersebut [SPE92]. Studi EAP dimulai dengan analisis kondisi dan kebutuhan organisasi. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mendefinisikan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh organisasi di masa mendatang. Hasil analisis terhadap gap yang ada antara kondisi as-is dengan to-be akan membantu dalam penyusunan rencana strategis pengimplementasian SI yang menegaskan strategi perpindahan dari kondisi sekarang menuju kondisi ideal yang ingin dicapai oleh organisasi. I-2

3 I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dikaji dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah : 1. Bagaimana membuat rencana strategis pengimplementasian e-government bagi pemerintah kabupaten/kota. 2. Bagaimana membuat arsitektur data, aplikasi, dan teknologi yang sesuai bagi proses pengimplementasian e-government di lingkungan pemerintah kabupaten/kota. I.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami konsep/teori mengenai e-government serta mampu memanfaatkannya untuk menghasilkan rencana strategis pengimplementasian e-government. 2. Memahami metodologi EAP serta mampu memanfaatkannya untuk menyusun rencana strategis pengimplementasian SI di lingkungan pemerintah kabupaten/kota. 3. Menghasilkan rencana strategis pengimplementasian e-government bagi pemerintah kabupaten/kota. 4. Menghasilkan arsitektur data, aplikasi, dan teknologi yang sesuai bagi proses pengimplementasian e-government di lingkungan pemerintah kabupaten/kota. I.4 Batasan Masalah 1. Arsitektur perencanaan e-government yang dihasilkan dibatasi pada arsitektur data, aplikasi, dan teknologi. 2. Aspek keamanan jaringan tidak didefinisikan dengan detil dalam penyusunan arsitektur enterprise perencanaan SI. Lingkungan implementasi perangkat I-3

4 lunak diasumsikan ideal, sehingga tidak terdapat kerawanan penyalahgunaan/pencurian data. 3. Tugas akhir ini memilih lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat sebagai objek studi kasus. 4. Mengingat luasnya lingkup kegiatan pemerintah kabupaten/kota, maka pengerjaan tugas akhir ini dibatasi pada sektor layanan publik. I.5 Metodologi 1. Studi literatur, Studi literatur bertujuan mempelajari metodologi pengimplementasian e- govenrment dan memahami penggunaan metodologi EAP untuk membuat rencana strategis SI. 2. Pengumpulan data, Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner, wawancara, dan dengan mempelajari dokumen mengenai struktur organisasi tata kerja dari kabupaten/kota yang menjadi objek studi kasus. 3. Pembuatan rencana strategis pengimplementasian e-government. Tahapan ini dilakukan dengan membuat arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, dan menentukan arah rencana implementasinya bagi organisasi. I.6 Sistematika Pembahasan Bab I Bab II Pendahuluan, bab ini berisikan uraian latar belakang, lingkup, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan dokumen tugas akhir. Dasar Teori, bab ini berisikan himpunan teori mengenai penyusunan arsitektur enterprise beserta uraian dari metodologi pendukung yang dimanfaatkan dalam studi. I-4

5 Bab III Bab IV Bab V Bab VI Analisis Kondisi Organisasi Saat Ini, bab ini berisikan model bisnis organisasi saat ini yang dilengkapi dengan katalog sumber daya infomasi sebagai pendukung fungsi bisnis organisasi. Perancangan Arsitektur, bab ini berisikan hasil rancangan arsitektur enterprise, yang meliputi arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Rencana Implementasi/Migrasi, bab ini berisikan uraian arah dan langkah yang diperlukan dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise dengan menganalisis kesenjangan antara model bisnis organisasi saat ini dengan rancangan arsitektur. Penutup, berisi uraian kesimpulan dan saran. I-5