Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee"

Transkripsi

1 Kemampuan Guru dalam Menyusun Tes Hasil Belajar melalui Workshop di SD Negeri Lamteubee Nazaruddin SD Negeri Lamteubee ABSTRAK Upaya Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri atas 2 siklus. Subjek penelitian adalah guru-guru SD Negeri Lamteubee tahun ajaran 2016 sebanyak 13 orang. Analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I, dan siklus II. Penilaian ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang respon guru terhadap kegiatan Workshop yang telah dilakukan dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap. Pada akhir siklus semua aspek yang diamati memperoleh nilai rata-rata 3,6 sebagaimana yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan workshop yang lebih menekankan pada metode kolaboratif konsultatif akan memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap penyusunan hasil belajar semester genap dapat ditingkatkan baik dalam teoritisnya maupun dalam implementasinya. Kata Kunci : Penyusunan tes hasil belajar, Workshop PENDAHULUAN Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat, untuk memperoleh berbagai informasi ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator-indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar, melaksanakan program remedial serta mengevaluasi kemampuan guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Menyusun tes hasil belajar akhir semester genap bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai indikator-indikator kompetensi dasar di semester ganjil, dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan cukup sulit karena menyusun tes memerlukan pengetahuan, keterampilan serta ketelitian yang cukup tinggi. 32

2 Kenyataan yang terjadi di sekolah bahwa guru belum mampu menyusun tes dengan baik. Biasanya menggunakan tes yang sudah ada kemudian disesuaikan dengan materi ajar. Keadaan ini juga terjadi di SD Negeri Lamteubee sehingga sering terjadi tidak tepat antara tes dengan kompetensi dasar yang disyaratkan dalam Kurikulum. Di sisi lain guru sebagian besar belum bisa menyusun tes, sehingga sering mencari dari beberapa kumpulan soal yang sudah ada. Setiap penyelenggaraan ulangan akhir semester kadang-kadang tes tersebut secara utuh dapat ditampilkan lagi pada semester berikutnya. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester. Untuk permasalahan tersebut maka penulis melakukan penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul Upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee. 2. Untuk meningkatkan antusiasme guru dalam mengikuti workshop. TINJAUAN PUSTAKA Workshop Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, di luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman, melalui workshop. Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (Pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata. Workshop jika diartikan dalam bahasa indonesia artinya pelatihan. Dengan definisi seperti itu sudah sangat jelas bahwa kita benar-benar akan praktek. Workshop bersifat learning by doing, dipandu oleh si pelatih dan anda praktik apa yang diajarkan. Ini bagus untuk anda yang ingin menguasai sebuah topik tertentu. Misalnya ada pelatihan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang standar sesuai dengan kurikulum KTSP, anda akan belajar bukan sebatas teori melainkan anda juga pasti praktek. Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. Dalam dunia pendidikan workshop adalah cara belajar sesuatu dengan menggunakan sharing of ideas, prosedure give and take suatu sistem kerja yang selaras dengan jiwa gotongroyong.salah satu dari ciri-ciri workshop adalah : Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri, dimana cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah musyawarah dan penyelidikan. Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Jenis workshop ditentukan berdasarkan lembaga/organisasi yang melaksanakan, dan sifat kerjanya. waktu,serta sifat 33

3 Nazaruddin Pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda. Dalam banyak bidang pelatihan (Workshop), hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia sifatnya. Dalam hal ini, semua bentuk pelatihan (Workshop) tidak dapat memperlihatkan hasil yang objektif. Pelatihan umumnya mempunyai masalah mengenai prestasi penatar dalam mengajar, yaitu masalah evaluasi dan validasi kelangsungannya. Jika pelajaran telah diajarkan dengan baik dan penatar belajar pelajaran tersebut sesuai dengan ukuran penatarnya maka efektifitas pelatihan sudah dianggap valid. Penilaiannya juga dilakukan langsung, karena jika si penatar selalu menjawab enam untuk soal tiga kali maka ia selalu benar. Pelatihan merupakan proses perbantuan (facilitating) guru untuk mendapatkan keefektifan dalam tugas-tugas mereka sekarang dan masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan berpikir, bertindak, keterampilan, pengetahuan dan sikap. Pelatihan pada dasarnya berkenaan dengan persiapan pesertanya menuju arah tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat ia bekerja serta sekaligus memperbaiki unjuk kerja, sedang pendidikan berkenaan dengan membukakan dunia bagi peserta didik untuk memilih minat, gaya hidup kariernya. Prosedur Pelaksanaan sebuah workshop terdiri dari: Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai), Merumuskan pokok -pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci, Menentukan prosedur pemecahan masalah, materi yang akan dibahas sebaiknya ada suatu guide-book yang berisi penuntun bagi para peserta. Panitia terdiri dari panitia pengarah dan panitia pelaksana. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru di SD Negeri Lamteubee Aceh Besar pada tahun pelajaran 2015/2016 pada semester genap. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri Lamteubee yang berjumlah 13 orang, yang terdiri atas 3 orang guru laki-laki, dan 11 orang guru perempuan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar semester genap. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2016 sampai dengan April 2016 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri atas: Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara rinci prosedur penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : Siklus I Dalam siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. 34

4 Siklus II Pada dasarnya siklus II memiliki prosedur yang sama dengan siklus I, hanya saja diadakan perbaikan pada hal-hal yang dilihat ada kelemahan serta memperhatikan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan juga dilakukan modifikasi terhadap hal-hal sudah baik supaya tindakan yang diberikan tidak membosankan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Gambaran hasil yang didapat berdasarkan rekaman fakta/observasi dilapangan, para guru-guru SD Negeri Lamteubee pada awalnya pemahaman terhadap penyusunan hasil belajar akhir semester genap masih Sangat kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru menganggap bahwa penyusunan hasil belajar akhir semester genap tidak terlalu penting mengikuti aturan-aturan yang berlaku sehingga pada kenyataannya mereka menyusun tanpa mengikuti pedoman/aturan-aturan yang telah ditetapkan, disamping itu acuan pelatihan, atau sosialisasi KKM juga kurang. 2. Siklus I Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian siklus I sesuai dengan semua subyek penelitian terdiri dari guru-guru SD Negeri Lamteubee yang berjumlah 13 orang. Semua guru tersebut sudah siap dengan perlengkapannya untuk mengikuti workshop penyususan tes hasil belajar semester genap. Berdasarkan hasil penelitian penyusunan tes hasil belajar semester genap, pengamatan (observasi) yang dilakukan pada siklus I maka diperoleh hasil penelitian disampaikan dalam bentuk tabel berikut ini : No Nama guru Kelengkapan bahan-bahan Kesiapan Buku Format Silabus RPP mental pegangan Kisi-kisi 1 Tarmizi, A. Ma. Pd Maryamu, A. Ma. Pd Darmawati, S. Pd Dewi Safrina, S. Pd Sari Mutia, S. Pd Kartini, S. Ag Safiah Yusnidar, S.Pd. I Husnul Khatimah, A. Ma. Pd Adawiyah, S. Pd Yanti, A. Ma. Pd Yusfuadi, S. Pd M. Nasir Jumlah Rata-rata 2,4 2,2 2,8 2,2 2,8 35

5 Nazaruddin Keterangan pedoman dalam memberi skor : Diberi skor 4 jika aspek yang diamati sangat relevan Diberi skor 3 jika aspek yang diamati relevan Diberi skor 2 jika aspek yang diamati cukup relevan Diberi skor 1 jika aspek yang diamati kurang relevan Diberi skor 0 jika aspek yang diamati tidak relevan Penilaian tes untuk siklus I dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Aspek dan skor No Nama Guru Kesesuai tes Aspek Penggunaan dengan tujuan perilaku bahasa yang pembelajaran (C1-C6 ) benar dan baik 1. Tarmizi, A. Ma. Pd Maryamu, A. Ma. Pd Darmawati, S. Pd Dewi Safrina, S. Pd Sari Mutia, S. Pd Kartini, S. Ag Safiah Yusnidar, S.Pd. I Husnul Khatimah, A. Ma. Pd Adawiyah, S. Pd Yanti, A. Ma. Pd Yusfuadi, S. Pd M. Nasir Jumlah Rata-rata 2,4 3 2,9 Keterangan pedoman dalam memberi skor : Diberi skor 5 jika unsur yang dinilai sangat sesuai dengan kriteria Diberi skor 4 jika unsur yang dinilai sesuai dengan kriteria Diberi skor 3 jika unsur yang dinilai cukup sesuai dengan kriteria Diberi skor 2 jika unsur yang dinilai kurang sesuai dengan kriteria Diberi skor 1 jika unsur yang dinilai tidak sesuai dengan kriteria

6 Setelah melakukan refleksi dari hasil siklus pertama ternyata hasil yang diperoleh belum mencapai nilai yang maksimal seperti yang diharapkan, sebagian besar guruguru belum termotivasi dan juga belum mampu menyusun hasil belajar akhir semester dengan baik dan belum memenuhi kriteria-kriteria yang telah ada. Maka dapat disimpulkan bahwa harus diadakan siklus kedua untuk lebih memantapkan dan dapat diperoleh hasil yang memuaskan seperti yang diharapkan. 3. Siklus II Pada siklus II, langkah-langkah yang diambil sesuai dengan refleksi hasil siklus I, dengan memfokuskan pada penjelasan aspek-aspek yang belum dipahami guru dalam penyusunan hasil belajar akhir semester genap, lebih menitik beratkan pada aspek pembimbingan secara individu. Dari 13 orang guru semua dilibatkan dalam siklus II untuk memperdalam pengetahuan tentang penyusunan hasil belajar akhir semester genap. Setelah siklus II dijelaskan yang mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada siklus I diperoleh data seperti tampak seperti dibawah ini: No Nama guru Kelengkapan bahan-bahan Kesiapan Buku Format Silabus RPP mental pegangan Kisi-kisi 1 Tarmizi, A. Ma. Pd Maryamu, A. Ma. Pd Darmawati, S. Pd Dewi Safrina, S. Pd Sari Mutia, S. Pd Kartini, S. Ag Safiah Yusnidar, S.Pd. I Husnul Khatimah, A. Ma. Pd Adawiyah, S. Pd Yanti, A. Ma. Pd Yusfuadi, S. Pd M. Nasir Jumlah Rata-rata 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 Keterangan pedoman dalam memberi skor : Diberi skor 4 jika aspek yang diamati sangat relevan Diberi skor 3 jika aspek yang diamati relevan Diberi skor 2 jika aspek yang diamati cukup relevan Diberi skor 1 jika aspek yang diamati kurang relevan Diberi skor 0 jika aspek yang diamati tidak relevan 37

7 Nazaruddin Penilai tes yang telah dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Aspek dan skor No Nama Guru Kesesuai tes Aspek Penggunaan dengan tujuan perilaku bahasa yang pembelajaran (C1-C6 ) benar dan baik 1. Tarmizi, A. Ma. Pd Maryamu, A. Ma. Pd Darmawati, S. Pd Dewi Safrina, S. Pd Sari Mutia, S. Pd Kartini, S. Ag Safiah Yusnidar, S.Pd. I Husnul Khatimah, A. Ma. Pd Adawiyah, S. Pd Yanti, A. Ma. Pd Yusfuadi, S. Pd M. Nasir Jumlah Rata-rata 4 3,8 4,5 Keterangan pedoman dalam memberi skor : Diberi skor 5 jika unsur yang dinilai sangat sesuai dengan kriteria Diberi skor 4 jika unsur yang dinilai sesuai dengan kriteria Diberi skor 3 jika unsur yang dinilai cukup sesuai dengan kriteria Diberi skor 2 jika unsur yang dinilai kurang sesuai dengan kriteria Diberi skor 1 jika unsur yang dinilai tidak sesuai dengan kriteria Setelah melakukan refleksi dari hasil siklus kedua ternyata hasil yang diperoleh sudah mencapai nilai yang maksimal seperti yang diharapkan, sebagian besar guruguru sudah termotivasi dan juga sudah mampu menyusun hasil belajar akhir semester dengan baik dan telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ada. Maka dapat disimpulkan bahwa untuk penelitian ini cukup hanya dua siklus dan guru-gurupun telah lebih mantap dan telah diperoleh hasil yang sangat memuaskan seperti yang diharapkan.

8 Pembahasan 1. Siklus I Penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan workshop dengan ciri sebagai berikut : 1. Mengumpulkan guru dalam satu ruangan 2. Peneliti mendatangkan nara sumber untuk memberikan informasi tetang kostruksi tes. 3. Memberikan binaan secara klasikal 4. Guru mengadakan diskusi dengan teman dalam satu kelompok pengetahuan 5. Penelitian dapat berlangsung dengan baik karena situasi berlangsung terbuka dan kolaboratif. Dengan menerapkan workshop dalam menyusun tes hasil belajar aktivitas dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Kerja sama dalam bentuk diskusi dapat menumbuhkan minat, sikap dan kemauan guru guru untuk melaksanakan tugasnya seperti halnya menyusun tes hasil belajar akhir semester genap. Pada awalnya guru-guru merasa tidak siap untuk menyusun tes hasil belajar dengan alasan terbatasnya waktu dan sulitnya menyusun tes sesuai kriteria, karena selama ini guru menyusun tes hasil belajar semester akhir baik ganjil maupun genap dikerjakan dengan mengkompilasi soal-soal dari buku-buku atau dari kumpulan tes yang sudah ada tanpa mempertimbangkan SK/KD dan indikator dari RPP yang sudah mereka siapkan. Tetapi setelah penyampaian materi oleh nara sumber yang berupa konstruksi tes, menambah wawasan bagi guru-guru dalam hal menyusun tes hasil belajar dan guru merasa perlu menyusun tes sesuai kriteria. Ada beberapa aspek yang diamati pada saat proses penyusunan tes hasil belajar akhir semester genap berdasarkan pedoman obsevasi sebagai berikut : 1. Silabus Silabus yang dimaksudkan dalam penyusunan tes ini adalah silabus semester genap tahun ajaran 2015/ RPP RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) yang dipakai dalam penyusunan tes ini adalah RPP yang dilaksanakan oleh guru-guru pada tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2015/ Buku pegangan-buku pegangan yang dimaksud dalam penyusunan tes ini adalah buku pegangan siswa dan buku referensi yang dipergunakan guru dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan yang tercantum dalam RPP untuk genap tahun ajaran 2015/ Format kisi-kisi tes Format kisi-kisi tes yang dimaksud dalam penyususnan tes ini adalah format yang memuat tentang SK/KD, indikator, butir tes, ranah kognitif (C1-C6), dan kunci tes. Format Kisi-Kisi tes yang telah disiapkan oleh peneliti. 5. Kesiapan mental Kesiapan mental yang dimaksudkan dalam penyusunan tes ini adalah kesiapan guru-guru untuk mengikuti kegiatan sesuai jadwal yang disiapkan peneliti kepada guru-guru. 39

9 Nazaruddin Berdasarkan data di atas maka hasil yang diperoleh pada workshop antara lain : 1. Aspek Silabus dengan rata-rata skor 2,4 menunjukkan bahwa guru telah menyiapkan silabus sebagai bahan penting dalam penulisan kisi-kisi tes walaupun dapat dikatagorikan masih cukup relevan. 2. Aspek RPP dengan rata-rata skor 2,2 menunjukkan bahwa guru dalam memilih indikator dan tes yang tercantum dalam RPP masih cukup relevan. 3. Aspek buku pegangan dengan rata-rata 2,8 menunjukkan bahwa guru sudah memperhatikan referensi yang diperlukan dalam menyusun RPP dan tes walaupun belum memenuhi criteria secara keseluruhan. 4. Format kisi-kisi tes dengan rata-rata 2,2 menunjukkan bahwa guru-guru dapat menggunakan dengan baik format kisi-kisi yang disiapkan peneliti meskipun ada beberapa yang belum memenuhi criteria penyusunan hasil belajar. 5. Aspek kesiapan mental dengan rata-rata 2,8 menunjukan bahwa guru sudah bersiap dalam mengikuti workshop dalam penyusunan tes hasil belajar akhir semester genap meskipun ada beberapa guru yang terlambat sekitar 15 menit. Guru yang dianggap memiliki kemampuan di dalam menyusun tes apabila hasilnya memenuhi kriteria tes yang layak seperti kesesuaian bunyi butir dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian bunyi butir tes dengan aspek perilaku yang diukur (C1-C6), penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sesuai dengan EYD. Tes dikatakan layak apabila minimal 85 % kriteria bisa terpenuhi. Dari tabel 4.2 diatas, dari 13 guru yang diteliti dalam penyusunan tes ini baru beberapa orang yang telah tuntas menyusun hasil belajar akhir semester genap dengan kata lain hasil yang diperoleh belum memuaskan. 2. Siklus II Penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap melalui workshop di SD Negeri Lamteubee pada pelaksanaan siklus kedua ini. Dengan menerapkan workshop dalam menyusun tes hasil belajar aktivitas dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Kerja sama dalam bentuk diskusi dapat menumbuhkan minat, sikap dan kemauan guru guru untuk melaksanakan tugasnya seperti halnya menyusun tes hasil belajar akhir semester genap. Pada siklus ini, setelah penyampaian materi oleh nara sumber yang berupa konstruksi tes, menambah wawasan bagi guru-guru dalam hal menyusun tes hasil belajar dan guru merasa perlu menyusun tes sesuai kriteria. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 diatas. Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang diamati pada saat proses penyusunan tes hasil belajar akhir semester genap berdasarkan pedoman obsevasi sebagai berikut : Berdasarkan data di atas maka hasil yang diperoleh pada workshop antara lain : 1. Aspek Silabus dengan rata-rata skor 3,6 menunjukkan bahwa guru telah menyiapkan silabus sebagai bahan penting dalam penulisan kisi-kisi tes walaupun dapat dikatagorikan sangat relevan. 2. Aspek RPP dengan rata-rata skor 3,6 menunjukkan bahwa guru dalam memilih indikator dan tes yang tercantum dalam RPP sangat relevan. 3. Aspek buku pegangan dengan rata-rata 3,6 menunjukkan bahwa guru sudah memperhatikan referensi yang diperlukan dalam menyusun RPP dan tes walaupun telah memenuhi kriteria secara keseluruhan. 40

10 4. Format kisi-kisi tes dengan rata-rata 3,6 menunjukkan bahwa guru-guru dapat menggunakan dengan baik format kisi-kisi yang disiapkan peneliti dengan memenuhi kriteria penyusunan hasil belajar. 5. Aspek kesiapan mental dengan rata-rata 3,6 menunjukan bahwa guru sudah bersiap dalam mengikuti workshop dalam penyusunan tes hasil belajar akhir semester genap dan tidak ada guru yang terlambat. Guru yang dianggap memiliki kemampuan di dalam menyusun tes apabila hasilnya memenuhi kriteria tes yang layak seperti kesesuaian bunyi butir dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian bunyi butir tes dengan aspek perilaku yang diukur (C1-C6), penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sesuai dengan EYD. Tes dikatakan layak apabila minimal 85 % kriteria bisa terpenuhi. Dari tabel 4.4 diatas, dari 13 guru semua guru di SD Negeri Lamteubee telah mengalami ketuntasan dalam melakukan penyusunan tes hasil belajar akhir. Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan workshop yang lebih menekankan pada metode kolaboratif konsultatif akan memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap penyusunan hasil belajar semester dapat ditingkatkan baik dalam teoritisnya maupun dalam implementasinya. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan workshop dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester genap sangat efektif. Sikap dan kemampuan guru SD Negeri Lamteubee setelah workshop merasa puas karena melalui workshop telah dapat meningkatkan kemampuan guru di dalam menyusun tes profesional hal ini dapat dilihat dari antusiasnya guru-guru mengikuti wokshop. Guru-guru telah tuntas dalam menyusun tes secara professional dan memenuhi kriteria-kriteria dalam menyusun tes hasil belajar akhir. Saran Karena adanya pengaruh positif terhadap penerapan workshop untuk menyusun tes hasil belajar baik dapat meningkatkan minat, motivasi maupun kemampuan guru khusunya dalam menyusun tes profesional maka melalui kesempatan ini penulis mengajukan beberapa saran : 1. Disarankan dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester hendaknya menyelenggarakan workshop agar kerja sama guru dan saling tukar informasi dapat terbina dengan baik dalam mewujudkan meningkatkan mutu sekolah. 2. Kepada semua guru dalam melaksanakan tugas untuk menyusun tes sangat perlu mengadakan kerja sama dan bertukar pikiran dengan guru mata pelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Boediono, Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia, Jakarta ; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mathis dan Jackson Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Mardianto Psikologi Pendidikan. Bandung: Cipta Pusaka Media Printis. 41

11 Nazaruddin Prokton and W.M. Thornton Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta : Bina Aksara. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rasyid, Harun, dkk Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima. Simamora, Henry Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YPKN. Sudibyo, Bambang Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Indeks. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. 42

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MELALUI WORKSHOP PADA BEBERAPA SEKOLAH BINAAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MELALUI WORKSHOP PADA BEBERAPA SEKOLAH BINAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MELALUI WORKSHOP PADA BEBERAPA SEKOLAH BINAAN MUZAIFI ISMAIL Pengawas Sekolah Kabupaten Bangkalan Abstrak: Kurikulum berbasis kompetensi

Lebih terperinci

Kegiatan Workshop Dengan Metode Kolaboratif Dan Konsultatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan KKM (Sasmito Pribadi)

Kegiatan Workshop Dengan Metode Kolaboratif Dan Konsultatif Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menetapkan KKM (Sasmito Pribadi) KEGIATAN WORKSHOP DENGAN METODE KOLABORATIF DAN KONSULTATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KKM Sasmito Pribadi Kepala Sekolah SMA N 1 Tegalombo Kenyataan di lapangan guru dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas I SD Negeri 3 Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun pembelajaran 2011 / 2012 dengan jumlah siswa 33 orang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK ini terdiri dari dua siklus dan diawali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarahkan mengidentifikasian karakteristik kebutuhan pragmatisndari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi SD Negeri Sentul lokasi tersebut berada di desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini 43 BAB III Metode dan Rencana Penelitian A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, karena dalam penelitian ini

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa Inggris diartikan

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Ampih yang beralamat di Jalan HM Sarbini, kilometer 4,5, Dukuh Krajan, Desa Ampih, RT: 01 RW:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Progam Praktik Pengalaman Lapangan 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan adalah kegiatan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

10 Media Bina Ilmiah ISSN No 10 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) MELALUI WORKSHOP DI SD NEGERI 31 AMPENAN Oleh: Sri Banun Kepala SD Negeri 31 Ampenan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jrakahpayung 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Kelas IV Mata

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Experiential Learning Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan pada bulan Januari - April semester II tahun pelajaran 2011 / 2012. Waktu No Kegiatan Jan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan m,etode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai

BAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru 20 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN. Kenconorejo 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Pelaksanaannya meliputi

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan untuk penelitian serta jangka waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Desa lamuk Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo kelas 5 SD Negeri 2 Lamuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SDN 181 Pekanbaru. Adapun siswanya berjumlah 46 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERAN GURU DALAM MENYUSUN EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI HITUNG ANALISIS ULANGAN

MENINGKATKAN PERAN GURU DALAM MENYUSUN EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI HITUNG ANALISIS ULANGAN KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat diskripsi secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, setting penelitian dan subjek penelitian, sasaran penelitian, data dan cara pengambilannya,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas 33 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa penerapan active learning

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Arekson Tola, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Polimbong Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun

Lebih terperinci

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DI KELAS IV SD NEGERI SEPANJANG JAYA II TAHUN 2015 Daenah ABSTRAK

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry Ratna Arifin Djana, Amran Rede, dan Marungkil Pasaribu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI.

SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI. SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Anwar Kepala SDN Sampangagung I Kutorejo, Mojokerto Email: pakanwar5@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai derajat. Sarjana S-1 PROGRAM STUDI S-1 PGSD NASKAH PUBLIKASI. Oleh : Erlinda Dwi Miswara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai derajat. Sarjana S-1 PROGRAM STUDI S-1 PGSD NASKAH PUBLIKASI. Oleh : Erlinda Dwi Miswara PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N 1 SANGGRAHAN PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kramat Semester 2 tahun 2012/2013 yang terletak di Desa Kramat Kecamatan Penawangan

Lebih terperinci

32 banyak mengambil kendali adalah peneliti karena peneliti disini telah membuat perencanaan, pelaksanaan, penafsir data, penganalisis, penarik kesimp

32 banyak mengambil kendali adalah peneliti karena peneliti disini telah membuat perencanaan, pelaksanaan, penafsir data, penganalisis, penarik kesimp BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Data Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Arikunto, Suharsimi.dkk. (2009:104) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action research (CAR).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan peneliti secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SDN 9

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ledok 04 Desa Ringinanom Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKOSISTEM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PERAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani Igak

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 0 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP CIRI- CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PENDEKATAN JIGSAW DI KELAS 3 SEMESTER 2 SD NEGERI 2 TARUBASAN KECAMATAN KARANGANOM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh). Tindakan yang diberikan adalah proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan deskriptif yaitu metode melukiskan atau menggambarkan sistematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Tegalrejo 04 Salatiga yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 21 perempuan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penalitian Sebelum penelitia di laksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV Ertin S. Puala. A, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci