Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode )."

Transkripsi

1 Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ). Dini Asih, Tumpal Manik, M.Si Dan Achmad Uzaimi, SE.Ak, M.Si ABSTRAK Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2017 Dini Asih, 2017 : Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ) Tim Promotor : Tumpal Manik, M.Si dan Achmad Uzaimi, SE.Ak, M.Si Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Current Ratio, Net Profit Margin, Return On Investasi, Return On Equity, Debt Ratio, Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio antara sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan yang terdaftar BEI periode Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun Sampel penelitian diambil berdasarkan teknik purposive sampling dengan total sampel 8 perusahaan. Dengan metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, paired Sample T-test dan Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan rasio Current Ratio, Return On Equity, Debt Ratio, Total Asset Turn Over, Pasar Price Earning Ratio tidak menunjukan perbedaan antara sebelum dan sesudah akuisisi, dan Net Profit Margin, Return On Investasi menunjukan perbedaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kata Kunci : Akuisisi, Kinerja Keuangan, Wilcoxon Sign Rank Test, dan Paired Sample T-test. Latar Belakang Masalah

2 Indonesia telah menjalankan era ekonomi yang baru yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang dimulai pada akhir tahun Perusahaan perusahaan dalam negeri saat ini mengalami persaingan ketat yang tidak hanya datang dari dalam negeri saja, namun juga dari berbagai negara yang telah bergabung dengan MEA. Dengan banyaknya persaingan didalam dunia bisnis, perusahaan harus membuat strategi yang dapat mempertahankan perusahaannya agar tidak mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi juga dapat di atasi dengan melakukan beberapa strategi, yang salah satunya adalah malakukan penggabungan usaha. Penggabungan usaha merupakan salah satu cara agar dapat membantu perusahaan yang sedang dalam keadaan kritis. Penggabungan usaha memiliki tiga bentuk utama yaitu merger, konsolidasi dan akuisisi. Merger adalah jenis penggabungan usaha dimana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang akan bertahan sedangkan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan keperusahaan pengakuisisi, dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan. Setelah merger, operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas. Konsolidasi merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dimana satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru. Akuisisi adalah penggabungan usaha dengan cara membeli atau mengakuisisi saham berhak suara perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang

3 terpisah, (Baker, et al 2005). Akuisisi ini jalan lain yang lebih disukai oleh perusahaan untuk pertumbuhan. Akuisisi adalah pembelian dan pengambilalihan aset atau saham salah satu perusahaan dengan perusahaan lain secara keseluruhan atau sebagian. Perusahaan dapat mencapai tujuan pertumbuhan mereka serta diversifikasi dengan memasukkan ke dalam industri yang berbeda melalui akuisisi (Thompson & Strickland, 2001) dalam (Ahmed dan Ahmed: 2014). Telah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi. Perusahaan melakukan akuisisi dikarnakan beberapa alasan yang mendukung perkembangan perusahaan. Akuisisi dapat menciptakan sinergi yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Selain itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui akuisisi kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Akusisi juga masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Banyak pihak yang dirugikan sekaligus diuntungkan dari peristiwa akuisisi. Dampak yang merugikan dapat kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya barangkali sangat fantastic, (Naziah, et al: 2014). Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor maupun pengakuisisi untuk menentukan investasi saham dan untuk memastikan apakah perusahaan target benar-benar sehat dari sisi keuangannya

4 atau tidak, (Fatimah: 2013). Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi dengan tujuan untuk memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan (financial statement) memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba dan rugi (income statement) mencerminkan hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi suatu periode satu tahun, (Riyanto, 1995 : 327 dalam Sunyoto, 2013: 121). Dari laporan keuangan ini akan dilakukan analisis rasio. Analisis ini akan melihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendek maupun jangka panjangnya, mengetahui efektifitas pengelolaan aset, dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, laba per lembar saham. Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa rasio-rasio yaitu Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Net Profit Margin, Return on investasi dan Return on Equity), Leverage (debt to total asset ratio), Aktivitas (Total Asset Turn Over), dan Pasar (price earning ratio). Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum dengan sesudah akuisisi telah banyak dilakukan, namun hasil tidak selalu sejalan atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh Fatimah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan

5 sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE.), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) antara sebelum dan sesudah akuisisi. Penelitian lainnya adalah Ulfathin naziah, Yusralaini dan Al Azhar L (2014) penelitian ini yang menganalisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaaan dari penelitian sebelumnya Hasil yang ditemuka dalam penelitian ini adalah ada perbedaan Kinerja Perusahaan hasil sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, karena Kinerja Perusahaan hasil merger dan akuisisi mengalami kenaikan yang signifikan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali perbedaan kinerja keuangan untuk periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi, dalam penelitian ini memiliki beberapa kesamaan variabel namun ada penambahan variabel dan periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang akan diperoleh nantinya dapat mendekati hasil yang sama atau yang berbeda dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Atas pertimbangan penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti mengenai akuisisi dengan membandingkan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi

6 pada perusahaan pengakuisisi yang dianalisis menggunakan rasio-rasio. Peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian: Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi (pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ). Tinjauan Pusaka Pengabungan Usaha Menurut Baker, et al, (2005: 8) penggabungan usaha (business combination) terjadi jika dua atau lebih perusahaan bergabung dalam pengendalian bersama. Dapat disimpulkan bahwa penggabungan usaha adalah menyatukan perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya sehingga menjadi satu entitas dengan maksud untuk memperkuat perusahaan dan memperluas perusahaan. Penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk membentuk satu usaha tunggal dalam melaksakan aktivitas usahanya. Business combination digunakan untuk meniadakan atau mengendalikan persaingan. Lihat kartel (cartel), holding company (perseroan induk), merger (penggabungan, merjer), trust (perwalian) (Ardiyos : 2010). Menurut Baker, et al, (2005:9), penggabungan usaha memiliki tiga bentuk utama, yaitu : 1. Merger statutori (statutory merger), merupakan jenis penggabungan usaha dimana hanya satu dari perusahaan yang bergabung yang akan bertahan sedangkan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi, dan perusahaan yang

7 diakuisisi dibubarkan. Setelah merger, operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas. 2. Akuisisi saham (stock acquisition) atau afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli atau mengakuisisi saham berhak suara perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas yang terpisah. Dalam afiliasi atau akuisisi saham, timbul hubungan induk-anak perusahaan (parent-subsidiary relationship). Induk perusahaan (parent company), yaitu perusahaan yang membeli sebagian besar atau seluruh saham berhak suara perusahaan lain, dan anak perusahaan (subsidiary company), yaitu perusahaan yang sebagian besar atau seluruh sahamnya dibeli oleh perusahaan lain. 3. Konsolidasi statutori (statutory consolidation), merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dimana satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru. Perusahaan yang bergabung dibubarkan, kemudian aset dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk. Operasi dari perusahaan yang dahulu terpisah kini berada di bawah pengendalian satu entitas dan tidak satupun perusahaan yang bergabung tetap berdiri sejak dilakukannya konsolidasi. Akuisisi Pengertian Akusisi Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahan sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang

8 mengambilalih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah (Hariyani, et al, 2011 : 22). Kinerja Perusahaan Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam priode tertentu. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manejemen. Penelitian prestasi atau kinerja suatu perusahaan di ukur karena dapat sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, supplier, kreditor, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak manajemen sendiri, (Fatimah : 2013). Dalam menilai kinerja keuangan diperlukan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan antara data keuangan atas aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland, (1998:17) dalam Sunyoto, (2013:110) laporan finansial atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi) berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan akan datang, pelaporan tahunan merupakan dokumen yang memberikan informasi kepada pemegang saham dan di

9 susun menurut aturan-aturan tertentu dari prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Para pemakai ini sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Para pemakai laporan keuangan ini mempergunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda meliputi IAI, (1999:2) dalam Sunyoto, (2013: ). Analisisi Laporan Keuangan dengan Ratio Keuangan Rasio keuangan menurut James C Van Home dalam Kasmir, (2016 : 104) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode, (Kasmir, 2016: 104). Untuk mengukur kinerja laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio

10 keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, hasil dari rasio yang diukur diintrerprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambil keputusan, (Kasmir, 2016: 106). Dalam penelitian ini rasio yang di gunakan adalah tujuh jenis rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan didasari pada buku dan penelitianpenelitian terdahulu terdiri dari rasio likuiditas yaitu Current Ratio, rasio solvabilitas yaitu Debt Ratio, rasio aktivitas yaitu rasio Total Asset Turn Over, rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity, dan rasio pasar yaitu Price Earning Ratio. Rasio keuangan yang di gunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaaan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak segera memenuhi kewajibannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid, (Sunyoto 2013 : 127). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penilitian ini adalah Current Ratio. 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan kata lain, rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan

11 aset dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang, (Herry, 2016: 162). Ukuran solvabilitas yang digunakan dalam penilitian ini adalah Debt Ratio. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber dananya sebagaimana digariskan oleh kebijakan perusahaan, (Sunyoto, 2013: 128). Ukuran aktivitas yang digunakan dalam penilitian ini adalah Total Asset Turn Over. 4. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan menggunakan aktivanya. Rasio ini menggunakan data neraca dan laporan laba rugi, (Sunyoto, 2013 : 128). Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam penilitian ini adalah Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity. 5. Rasio Pasar Merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasikan nilai intrinsik perusahaan (nilai saham), (Herry, 2016 : 144). Menurut J. Fred Weston dalam Kasmir, (2016 : 107) rasio pasar adalah rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Ukuran pasar yang digunakan dalam penilitian ini adalah Price Earning Ratio.

12 Kerangka Pemikiran Variabel dependen dalam penelitian ini adalah akusisi. Dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang akan diukur melalui beberapa rasio yaitu rasio likuiditas (Current Ratio), rasio profitabilitas (Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity), rasio solvabilitas ( Debt Ratio), rasio aktivitas (Total Asset Turn Over) dan rasio pasar (Price Earning Ratio).. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi Kinerja Keuangan Current Ratio Net Profit Margin Return On Investment Return On Equity Debt Ratio Total Asset Turnover Price Earning Ratio Dibandingkan Kinerja Keuangan Current Ratio Net Profit Margin Return On Investment Return On Equity Debt Ratio Total Asset Turnover Price Earning Ratio

13 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat membandingkan data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah angka-angka yang diuraikan dari rasio keuangan. Rasio keuangan yaitu kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya, Kasmir, (2016 : 104). Laporan keuangan yang dianalisis di dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan dari kinerja keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi pada periode dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan laporan pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah, dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai apakah ada perbedaan antara dua tahun sebelum melakukan akuisisi dan dua tahun sesudaha melakukan akuisisi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Statistik Deskriptif Analisis Deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum dan sum. Descriptive Statistics NPM_1thSblm NPM_1thSsdh NPM_2thSblm NPM_2thSsdh N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 8 0,04 0,36 0,1450 0, ,03 0,41 0,1350 0, ,04 0,56 0,1775 0, ,00 0,23 0,0838 0,09133

14 NPM_seblm NPM_sesdah ROI_1thSblm ROI_1thSsdh ROI_2thSsblm ROI_2thSsdh ROI_sebelm ROI_sesudah ROE_1thSblm ROE_1thSsdh ROE_2thSblm ROE_2thSsdh ROE_sebelum ROE_sesudah DEBT_1thSblm DEBT_1thSsdh DEBT_2thSblm DEBT_2thSsdh DEBT_sebelm DEBT_sesudah CR_1thSblm CR_1thSsdh CR_2thSblm CR_2Ssdh 8 0,04 0,56 0,1613 0, ,00 0,41 0,1094 0, ,05 0,18 0,1050 0, ,04 0,23 0,0975 0, ,02 0,19 0,1125 0, ,00 0,17 0,0575 0, ,02 0,19 0,1088 0, ,00 0,23 0,0775 0, ,07 0,27 0,1688 0, ,05 2,32 0,4000 0, ,03 0,25 0,1813 0, ,00 0,25 0,1013 0, ,03 0,27 0,1750 0, ,00 2,32 0,2506 0, ,19 0,60 0,3638 0, ,20 0,64 0,3588 0, ,07 1,77 0,5038 0, ,20 0,69 0,3750 0, ,07 1,77 0,4338 0, ,20 0,69 0,3669 0, ,16 3,65 1,8038 0, ,87 3,19 1,8650 0, ,96 4,39 2,2563 1, ,94 33,99 5, ,44627

15 CR_sebelum 8 0,96 4,39 2,0300 1,11228 CR_sesudah 8 0,87 33,99 3,8025 8,09714 TATO_1thSblm 8 0,17 3,57 1,2313 1,03302 TATO_1thSsdh 8 0,18 3,25 1,1688 0,95591 TATO_2thSblm 8 0,04 3,53 1,2413 1,03882 TATO_2thSsdh 8 0,11 2,97 1,0713,89147 TATO_sebelum 8 0,04 3,57 1,2363 1,00081 TATO_sesudah 8 0,11 3,25 1,1200,89433 PER_1thSblm 8 9,93 43,66 18, ,02831 PER_1thSsdh 8 8,29 30,49 18,7263 7,84678 PER_2thSblm 8 4,53 49,18 16, ,36895 PER_2thSsdh 8 13,44 243,06 53, ,10986 PER_sebelum 8 4,53 49,18 17, ,41821 PER_sesudah 8 8,29 243,06 36, ,97988 Sumber: data olahan SPSS 21 (2017) Hasil deskriptif variabel 2 tahun sebelum, 1 tahun sebelum, 1 tahun sesudah, 2 tahun sesudah, kelompok data sebelum dan kelompok data sesudah akuisisi seperti ditampilkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai berikut: Net Profit Margin Nilai Mean Net profit margin terendah terjadi pada dua tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 0,0838 dan Net profit margin tertinggi pada dua tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 0,1775. Nilai mean net profit margin satu tahun sebelum yaitu 0,1450 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah akuisisi

16 yaitu 0,1350. Nilai net profit margin sebelum melakukan akuisisi sebesar 0,1613 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 0,1094. Return on Invesment Nilai Mean Return on Invesment terendah terjadi pada dua tahun melakukan akuisisi yaitu 0,0575 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 0,1125. Nilai mean Return on Invesment satu tahun sebelum yaitu 0,1050 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah akuisisi yaitu 0,0975. Nilai Return on Invesment sebelum melakukan akuisisi sebesar 0,1088 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 0,0775. Return on Equity Nilai Mean Return on Equity terendah terjadi pada dua tahun sesudah melakukan akuisisi yaitu 0,1013 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada satu tahun sesudah melakukan akuisisi yaitu 0,4000. Nilai mean Return on Equity satu tahun sebelum yaitu 0,1688 dan dua sebelum akuisisi yaitu,1813. Nilai Return on Equity sebelum melakukan akuisisi sebesar 0,1750 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean meningkat hingga menjadi 0,2506. Debt Ratio Nilai Mean debt ratio terendah terjadi pada satu tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 0,3588 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 0,5038. Nilai mean debt ratio satu tahun sebelum yaitu 0,3638, nilai mean sesudah melakukan akuisisi mengalami kenaikan pada tahun kedua setelah melakukan akuisisi yaitu 0,3750. Nilai debt ratio sebelum

17 melakukan akuisisi sebesar 0,4338 dan mengalami penurunan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 0,3669. Current Ratio Nilai Mean Current Ratio terendah terjadi pada satu tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 1,8038 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 5,7400. Nilai mean current ratio dua tahun sebelum yaitu 2,2563, nilai mean sesudah melakukan akuisisi mengalami kenaikan dari satu tahun sebelum melakukan akuisisi, pada satu tahun sesudah melakukan akuisisi yaitu 1,8650. Nilai current ratio sebelum melakukan akuisisi sebesar 2,0300 dan mengalami kenaikan setelah melakukan akuisisi yaitu 3,8025. Total Assets Turn Over Nilai mean total assets trun over terendah terjadi pada dua tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 1,0713 dan total assets turn over tertinggi pada dua tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 1,2413. Nilai mean total assets turn over satu tahun sebelum yaitu 1,2313 mengalami penurunan pada satu tahun sesudah akuisisi yaitu 1,1688. Nilai total assets turn over sebelum melakukan akuisisi sebesar 1,2363 dan setelah melakukan akuisisi nilai mean menurun sehingga menjadi 1,1200. Price Earning Ratio Nilai Mean Price Earning Ratio terendah terjadi pada dua tahun sebelum melakukan akuisisi yaitu 16,7638 dan nilai mean yang tertinggi terjadi pada dua tahun setelah melakukan akuisisi yaitu 53,9175. Nilai mean price earning ratio satu tahun sebelum yaitu 18,7975, nilai mean sesudah melakukan akuisisi pada satu tahun sesudah melakukan akuisisi mengalami penurunan dari satu tahun

18 sebelum melakukan akuisisi yaitu 18,7263. Nilai price earning ratio sebelum melakukan akuisisi sebesar 17,7806 mengalami kenaikan setelah melakukan akuisisi yaitu 36,3219. Uji Normalitas Data Uji normatif digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan mengunakan salah satu uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), (Ghozali, 2013: ). Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika signifikan untuk variabel yang dianalisis memiliki nilai signifikan (P-value) lebih besar dari 0,05 (5%). Ho adalah data residual berdistribusi normal. Ha adalah data residual tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah apabila profitabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik, maka Ho ditolak, yang berarti data berdistribusi tidak nornal. Apabila profitabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik, maka Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal. Data yang akan diuji normalitas adalah data kinerja keuangan dari sampel perusahaan pengakuisisi dan perusahaan publik yang sudah memenuhi kriteria sebagai sampel periode Hasil uji normalitas dapat di lihat sebagai berikut: VARIABEL PERIODE Tabel 4.3 One-sample kolgomorov-smirnov test Kolgomorov -smirnov P-Value Kesimpulan Net Profit Margin 1 tahun sebelum 0,7593 0,6115 normal 1 tahun sesudah 0,8389 0, tahun sebelum 0,7764 0,5830

19 Return on Invesment Return Equity on 2 tahun sesudah 0,9812 0,2907 sebelum 0,8419 0,9055 normal sesudah 0,4778 0, tahun sebelum 0,5265 0,9444 normal 1 tahun sesudah 0,6634 0, tahun sebelum 0,3396 0, tahun sesudah 0,6626 0,7722 sebelum 0,4377 0,7517 normal sesudah 0,9909 0, tahun sebelum 0,6039 0,8591 normal 1 tahun sesudah 1,2766 0, tahun sebelum 0,5548 0, tahun sesudah 0,7637 0,6041 sebelum 0,6630 1,0623 normal sesudah 0,7716 0,2091 Debt Ratio 1 tahun sebelum 0,5847 0,8838 normal 1 tahun sesudah 0,4263 0, tahun sebelum 1,1752 0, tahun sesudah 0,5461 0,9266 sebelum 1,1088 0,5084 normal sesudah 0,1709 0,9583 Current Ratio Total Asset Trun Over Price Earnings Ratio Sumber: data olahan (2017) 1 tahun sebelum 0,6987 0,7134 normal 1 tahun sesudah 0,7781 0, tahun sebelum 0,8130 0, tahun sesudah 1,2733 0,0781 sebelum 0, ,1405 normal sesudah 0,5078 0, tahun sebelum 0,8449 0,4731 normal 1 tahun sesudah 0,6553 0, tahun sebelum 0,7720 0, tahun sesudah 0,6674 0,7646 sebelum 0,8076 0,6613 normal sesudah 0,5318 0, tahun sebelum 0,7268 0,6663 normal 1 tahun sesudah 0,4102 0, tahun sebelum 0,7874 0, tahun sesudah 1,2361 0,0942 sebelum 0,9906 1,0693 normal Sesudah 0,2802 0,2030

20 Hasil dari perhitungan One-sample kolgomorov-smirnov test menunjukkan bahwa harga P-value untuk data kinerja keuangan yang diukur dengan Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Equity, Debt Ratio, Current Ratio, Total Asset Trun Over, Price Earning Ratio memiliki distribusi data yang normal dari dua tahun sebelum, satu tahun sebelum, datu tahun sesudah, dua tahun sesudah kelompok data sebelum dan kelompok data sesudah. Data data ini berdistribusi normal maka akan dianalisis dengan parametik dengan uji paired sample t-test. Hasil Pengujian Hipotesis Uji beda digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan periode dua tahun sebelum akuisisi dan dua tahun sesudah akuisisi. Uji beda dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test karena semua data yang telah diuji berdistribusi normal. Perhitungan yang telah dilakukan menggunakan SPSS 21 memperoleh hasil sebagai berikut: Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test NPM Periode t- Asymp. Keterangan hitung Sig.(2-Tailed) NMP_1thSblm - NPM_1thSsdh 0,826 0,436 Ha ditolak NMP_1thSblm - NPM_2thSsdh 3,234 0,014 Ho ditolak NPM_2thSblm - NPM_1thSsdh 1,937 0,094 Ha ditolak NPM_2thSblm - NPM_2thSsdh 2,221 0,062 Ha ditolak

21 NPM_seblm - NPM_sesdah 2,606 0,035 Ho ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Net Profit Margin pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t- hitung sebesar 0,826 dengan nilai signifikan sebesar 0,436 (0,436>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang diperoleh untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi terhadap variable Net Profit Margin mendapati bahwa Ho ditolak dan artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung yang didapat adalah 3,234 dengan nilai signifikan 0,014 {0,014<0,05). Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar 1,937 dengan nilai signifikan 0,094 (0,094>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisisi Net Profit Margin pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi t-hitung yang diperoleh adalah 2,221 dengan nilai signifikan 0,062 (0,062>0,05) dapat diambil kesimpulan bahwa Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan

22 Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah di peroleh hasil analisis t-hitung 2,606 dengan nilai signifikan sebesar 0,035 (0,035<0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan perusahaan yang melakukan akuisisi tingkat penjualan dari perusahaan yang telah melakukan akuisisi menjadi lebih baik dari sebelum perusahaan melakukan akusisi dapat dilihat dari meningkatnya rasio Net Profit Margin. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi tingkat penjualan meningkat dan beban produksi serta pajak yang dapat berkurang dengan adanya aktivitas akuisisi. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Marzuki dan Widyawati (2013) menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rasio net profit margin tersebut mengalami peningkatan setelah akuisisi. Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test ROI Periode t-hitung Asymp. Keterangan Sig.(2- Tailed) ROI_1thSblm - ROI_1thSsdh Ha ditolak ROI_1thSblm - ROI_2thSsdh Ho ditolak ROI_2thSsblm - ROI_1thSsdh Ha ditolak

23 ROI_2thSsblm - ROI_2thSsdh Ho ditolak ROI_sebelm - ROI_sesudah 2, Ha ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on Investment pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.605>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang diperoleh untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi terhadap variable Return on Investment mendapati bahwa Ho ditolak dan artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung yang didapat adalah dengan nilai signifikan {0.008<0,05). Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan (0.423>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on Investment pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah

24 t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.021<0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variabel Return on Investment yaitu t-hitung dengan nilai signifikan sebesar (0.077<0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Investment sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return On Investment sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap Return On Investment menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan yang telah melakukan akusisi efektivitas dalam mengelola investasinya. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Octavia & Fauzie (2013) yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan kegiatan akuisisi yang dilakukan perusahaan.

25 Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on equity sebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test ROE Periode t-hitung Asymp. Sig.(2- Tailed) Keterangan ROE_1thSblm - ROE_1thSsdh Ha ditolak ROE_1thSblm - ROE_2thSsdh Ho ditolak ROE_2thSblm - ROE_1thSsdh Ha ditolak ROE_2thSblm - ROE_2thSsdh Ho ditolak ROE_sebelum - ROE_sesudah -,547 0,601 Ha ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on Equity pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.414>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on Equity pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.018<0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil

26 analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan (0.437>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Return on Equity pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ho ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar 0.035(0.035<0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variabel Return on Equity yaitu t-hitung dengan nilai signifikan sebesar (0.601>0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tingkat pengembalian keuntungan semakin kecil setelah adanya melakukan akuisisi. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Siti Fatimah (2013) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan

27 pengakuisisi yang diukur dengan Return On Equity (ROE) antara sebelum dan sesudah akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan pengaruh terhadap Return On Equity. Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test DR Periode t-hitung Asymp. Sig.(2- Tailed) Keterangan DEBT_1thSblm - DEBT_1thSsdh Ha ditolak DEBT_1thSblm - DEBT_2thSsdh Ha ditolak DEBT_2thSblm - DEBT_1thSsdh Ha ditolak DEBT_2thSblm - DEBT_2thSsdh Ha ditolak DEBT_sebelm - DEBT_sesudah 0, Ha ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Debt Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.832>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang diperoleh untuk periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi terhadap variable Debt Ratio mendapati bahwa Ha ditolak dan artinya tidak terdapat

28 perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi dikarnakan t-hitung yang didapat adalah dengan nilai signifikan (0.632>0,05). Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan (0.354>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisisi Debt Ratio pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi t-hitung yang diperoleh adalah dengan nilai signifikan (0.388>0,05) dapat diambil kesimpulan bahwa Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variable Debt Ratio yaitu t-hitung dengan nilai signifikan sebesar (0.371>0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Debt Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi semakin melemah

29 dalam pengembalian atau pembayaran hutang jangka panjangnya dan akan menurunkan tingkat kepercayaan para kreditor dan untuk pinjaman modal. Dan menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi itu aset perusahaan dibiayai oleh utang. Perusahaan sangat bergantung pada hutang untuk pembiayaan didalam perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Hamidah dan Manasye Noviani (2013) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pengakuisisi yang diukur dengan variabel Debt Ratio (DR) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Artinya aktifitas akuisisi ini tidak memberikan pengaruh terhadap Return On Equity. Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratiosebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test CR Periode t-hitung Asymp. Sig.(2- Tailed) Keterangan CR_1thSblm - CR_1thSsdh Ha ditolak CR_1thSblm - CR_2Ssdh Ha ditolak CR_2thSblm - CR_1thSsdh Ha ditolak CR_2thSblm - CR_2Ssdh Ha ditolak CR_sebelum - CR_sesudah -0, Ha ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.808>0,05) yang artinya

30 tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.332>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan (0.157>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Current Ratio pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.382>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variable Current Ratio yaitu t-hitung dengan nilai signifikan sebesar (0.359>0,05)

31 dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi semakin melemah dalam tingkat pembayaran hutang jangka pendeknya. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Ulfathin naziah, Yusralaini dan Al Azhar L (2014) tidak Ada perbedaan antara CR sebelum dan sesudah Merger Kinerja Perusahaan hasil merger dan akuisisi dari aspek CR tidak sebaik kinerja Perusahaan sebelum merger dan akuisisi, Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Trun Oversebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-testtato Periode t-hitung Asymp. Sig.(2- Tailed) Keterangan TATO_1thSblm - TATO_1thSsdh Ha ditolak TATO_1thSblm - TATO_2thSsdh Ha ditolak TATO_2thSblm - TATO_1thSsdh Ha ditolak TATO_2thSblm - TATO_2thSsdh Ha ditolak TATO_sebelum - TATO_sesudah 1, Ha ditolak Sumber: data olahan (2017)

32 Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Total Asset Turn Over pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.289>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Total Asset Turn Over pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.084>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar 0.824dengan nilai signifikan (0.824>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Total Asset Turn Overpada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.159>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan

33 pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisipada periode dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan akuisisi. Pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah akuisisi di peroleh hasil analisis terhadap variable Total Asset Turn Over yaitu t-hitung dengan nilai signifikan sebesar (0.188>0,05) dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dan yang berarti tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi pada kelompok sebelum dan sesudah. Dapat disimpulkan bahwa dari uji paired sample t-test perusahaan yang melakukan akuisisi tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan akuisisi tidak efesien dan efektif dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Ulfathin naziah, Yusralaini dan Al Azhar L (2014) tidak Ada perbedaan antara TATO sebelum dan sesudah Merger Kinerja Perusahaan hasil merger dan akuisisi. Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui terdapat perbedaaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi. Tabel 4.4 Uji paired sample t-test PER Periode t-hitung Asymp. Sig.(2- Tailed) Keterangan PER_1thSblm - PER_1thSsdh Ha ditolak PER_1thSblm - PER_2thSsdh Ha ditolak PER_2thSblm - PER_1thSsdh Ha ditolak

34 PER_2thSblm - PER_2thSsdh Ha ditolak PER_sebelum - PER_sesudah -1, Ha ditolak Sumber: data olahan (2017) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Price Earning Ratio pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t- hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.985>0,05) yang artinya tidak terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Price Earning Ratio pada satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha ditolak dikarnakan hasil yang diperoleh adalah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan sebesar (0.256>0,05) yang artinya terdapat perberdaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode satu tahun sebelum dan duatahun sesudah melakukan akuisisi. Hasil analisis yang di dapati pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah t-hitung sebesar dengan nilai signifikan (0.699>0,05) maka dapat di ambil keputusan bahwa Ha ditolak yang artinya bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Price Earning Ratio sebelum dan sesudah akuisisi pada periode dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah akuisisi. Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap variabel Price Earning Ratio pada dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi dapat diambil keputusan bahwa Ha

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Shelly Sylvia Email: yumi.haiiro4@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kinerja keuangan sebelum aktivitas dan kinerja keuangan setelah aktivitas pada perusahaan industri penghasil bahan baku yang tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan persaingan bebas sekarang ini dengan kemajuan teknologi dan telekomunikasi serta kemajuan pada sektor lain yang mempengaruhi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger dan Akuisisi Salah satu upaya untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan penggabungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman yang mengambil topik mengenai literasi keuangan antara lain penelitian : 2.1.1

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan proses pengolahan dan pengujian data yang meliputi pengujian hipotesis yang terdiri dari tujuh hipotesis. Pengujian hipotesis

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011) COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik mengenai Dampak Merger atau Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan antara lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Signaling Teori Signalling mengemukakan tentang bagaimana perusahaan memberi sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode kompratif untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Uji beda akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne dan Wachowicz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan yang dilakukan oleh para peneleti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah peningkatan kinerja keungan dan kinerja pasar pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang dirasakan adalah persaingan yang semakin tajam khususnya dalam dunia usaha. Persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain : 2.1.1. Hamidah danmanasye

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang berkedudukan di Indonesia, dan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk

Lebih terperinci

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang 9 BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang mengambil topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang merger/akuisisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE )

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ) ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009) SITI FATIMAH (090462201327) Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia yang selalu berkembang menyebabkan semua perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis produk, mutu, maupun pemasaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Bank Dunia menilai bahwa para birokrat (pemerintah) tidak mampu mengelola bisnis dengan baik, hal tersebut disebabkan bukan karena tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam sektor industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA Dian Pramesti 1*, Anita Wijayanti 2, Siti Nurlaela

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas dan globalisasi, perkembangan dan persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin pesat. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai bidang, semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka daya saing yang akan ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai penulisan dalam penelitian ini. Berikut adalah uraian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Pengembangan perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk mengembangkan usaha baik perorangan maupun perusahaan. Investasi yang baik dan tepat akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan. Melalui persaingan yang sehat akan tersaring perusahaan yang tetap bertahan, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat sangat penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi serta adanya era globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi nya agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, berikut ini penyajian mengenai pengertian yang berkaitan dengan judul menurut beberapa ahli, hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan right issue. B. Jenis Data Jenis data penelitian ini menurut cara memperolehnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Judul Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT B. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini berupa laporan keuangan BUMN yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2012. Data yang

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 PENGARUH DEBT TO ASSETS RATIO, TOTAL ASSETS TURNOVER, CURRENT RATIO, NET PROFIT MARGIN TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era Globalisasi sekarang persaingan perdagangan semakin ketat sehingga menuntut untuk setiap perusahaan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan usahanya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014 : 3). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia) Dita Awalia Afriani/ 20208388 Pembimbing : Herry Sussanto, DR. SE., MM. LATAR BELAKANG MASALAH Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja merupakan sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah digunakan dalam mendayagunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalosasi saat ini pasar modal memiliki peran besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalosasi saat ini pasar modal memiliki peran besar untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalosasi saat ini pasar modal memiliki peran besar untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dana

Lebih terperinci