BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Leony Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. Manajemen yang baik adalah hasil pikiran dan karya manusia, sekalipun manusia di dukung oleh peralatan dan keuangan yang memadai, tetapi yang menentukan baik buruknya manajemen adalah cara berfikir dan bertindak. Landasan teori berisi hal-hal teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup, pembahasan yang digunakan sebagai landasan untuk mendukung penelitian mengenai pengukuran dan pengambilan keputusan. Menurut Ghillyer (2016:4) Manajemen adalah proses untuk menentukan cara terbaik untuk organisasi dalam penggunaan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa. Menurut Samson dan Daft (2012:10) Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya organisasi. Menurut JR, Schermerhorn; et all (2011:19) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan kinerja. Menurut Robbins dan Coulter (2009:22) Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai secara efisien dan efektif. Menurut Merchant dan Stede (2012:6) Manajemen adalah semua yang berhubungan dengan proses pengorganisasian sumber daya dan mengarahkan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu yang untuk mengarahkan dan mengarahkan orang-orang yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama dalam organisasi 19
2 20 dengan cara yang teroganisasi dan memiliki rencana untuk mengolah sumber daya yang ada secara efektif dan efisien Fungsi Manajemen Semua manajer, terlepas dari judul, tingkat, jenis dan pengaturan organisasi, bertanggung jawab atas empat fungsi manajemen. Fungsi-fungsi ini terus bergerak sebagai manajer bergerak dari satu tugas ke tugas dan kesempatan untuk kesempatan dalam pekerjaannya menurut Jr, Schermerhorn; et all (2011:20). Terdapat empat fungsi manajemen yaitu : 1. Planning Proses menetapkan tujuan kinerja dan menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mencapai mereka. Melalui perencanaan, manajer mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan cara untuk mencapainya. 2. Organizing Proses untuk menempatkan tugas, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikan kegiatan individu dan kelompok untuk mencapai rencana. Pengorganisasian adalah bagaimana manajer mengubah rencana menjadi tindakan dengan mendefinisikan pekerjaan, menugaskan personel, dan mendukung mereka dengan teknologi dan sumber daya lainnya. 3. Leading Proses membangkitkan antusiasme masyarakat dan upaya untuk menginspirasi pekerja untuk bekerja lebih keras demi memenuhi rencana yang sudah di tentukan demi mencapai tujuan yang diinginkan. Manager memimpin dan membangun komitmen untuk mencapai visi bersama, mendorong kegiatan yang mendukung tujuan dan mempengaruhi pekerja untuk melakukan pekerjaan yang terbaik atas nama organisasi. 4. Controlling Proses pengukuran kinerja, untuk membandingkan tujuan dan hasil dalam mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Manajer menjalankan kontrol dengan melakukan kontak aktif dngan orangorang yang bekerja, mengumpulkan dan menggunakan informasi ini untuk membuat perubahan yang konstruktif.
3 Manajemen Operasional Pengertian Operasi Menurut Schroeder (2008:2) Operasi adalah mesin yang menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Russell dan Taylor III (2014:2) Operasi sering didefinisikan sebagai proses transformasi. Input (seperti material, mesin, tenaga kerja, manajemen, dan modal) beurbah menjadi output (barang dan jasa). Menurut Slack, et all (2013:21) Pengertian Operasi dapat terbagi atas dua makna yaitu sebagai berikut: a) Operasi sebagai fungsi, merupakan bagian dari organisasi yang menciptakan dan memberikan layanan serta produk bagi pelanggan eksternal organisasi. b) Operasi sebagai kegiatan, merupakan pengelolaan proses dalam setiap fungsi organisasi Pengertian Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Reinder (2011:36) Manajemen Operasi adalah serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan menciptakan barang dan layanan yang mampu dibawa ke seluruh tempat dalam organisasi. Menurut Schroeder (2008:2) Manajemen Operasi sebagai lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa, sehari-hari semua orang dapat bersentuhan dengan barang dan jasa yang berlimpah, yang dibawah pengawasan manajer operasi. Tanpa maajemen yang efektif dari operasi, masyarakat industri modern tidak bisa eksis. Menurut Russell dan Taylor III (2014:2) Manajemen Operasi merupakan desain, pengoperasian, dan meningkatkan sistem-sistem yang produktif untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang dilakuan. Menurut Slack, et all (2013:6) Manajemen Operasi adalah aktivitas pengelolaan sumber daya yang menciptakan dan memberikan produk dan jasa Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2011:71), diferensiasi, biaya rendah dan respons yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif
4 22 dalam sepuluh wilayah manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi (operations decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan menerapkan strategi: a) Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan. b) Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut. c) Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan. d) Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. e) Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. f) Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang harus ditentukan dengan jelas. g) Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli. h) Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan. i) Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan. j) Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan.
5 Strategi Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2011:66-70), perusahaan mencapai misi mereka melalui tiga cara yakni: a. Bersaing dalam diferensiasi. Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana konsumen dapatkan darinya. b. Bersaing dalam biaya. Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah. c. Bersaing dalam respons. Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerja yang fleksibel Pengertian Kinerja Menurut Safrizal, dkk (2014) Kinerja memerlukan indikator-indikator penilaian yang dipengaruhi oleh berbagai faktor apakah faktor internal ataupun faktor eksternal dengan beragam aspek yang dapat diukur dengan berpendoman pada standar tertentu yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna untuk mendapatkan feedback guna keperluaan pebaikan organisasi secara khusus. Menurut Marpaung (2014) Kinerja adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja individu di dalamnya. Kinerja seorang pegawai dikatakan baik, jika dia memenuhi persyaratan yang ditetapkan organisasi, misalnya (skill) tinggi, mau bekerja karena diberi upah, serta memberikan harapan (expectation) masa depan yang lebih baik.
6 24 Menurut Yugusna (2016) dikutip dalam (Hasibuan:2006:94) menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadangan yag didasarkan atas kecakapan, pengelaman dan kesungguhan serta waktu Metode Penilaian Kinerja Menurut Marpaung (2014) Metode Penilaian Kinerja dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Penilaian kinerja yang berorientasi ke masa lalu, hasil penilaian kinerja masa lalu bermanfaat sebagai uman balik bagi karyawan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya selama proses bekerja sehingga dapat dicari dan ditemukan cara-cara meningkatkan dan memperbaiki kinerja masa depannya. Teknik yang dipakai dalam penilaian kinerja masa lalu berupa skla peringkat, checklist, metode insiden kritikal, catatan penyelesaan pekerjaan, skala peringkat berdasarkan perilaku, observasi lapangan, demonstrasi kemampuan melaksanakan tugas, dan metode perbandingan. 2. Penelitian Kinerja dengan berorientasi ke masa depan berguna sebagai intrumen untuk meramalkan kemampuan seseorang di masa depan, yang kemudian akan berguna untuk pengambilan keputusan tentang penempatan, promosi, alih tugas, dan alih wilayah. Teknik utama penilaian kinerja masa depan adalah assessment centres yaitu dengan menggunakan pusat-pusat penilaian Efektifitas Menurut Robbins dan Coulter (2009:23) Efektifitas sering digambarkan sebagai melakukan sesuatu hal yang benar yaitu melakukan kegiatankegiatan yang akan membantu organisasi mencapai tujuannya. Menurut Samson dan Daft (2012:615) Efektifitas merupakan sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang dinyatakan (dibuat). Menurut Jacobs, et all (2011:47) Efektifitas berarti melakukan hal yang benar untuk menciptakan nilai yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
7 Efisiensi Menurut Robbins dan Coulter (2009:23) Efisiensi mengacu pada cara perusahaan mendapatkan output maksimal dari sedikitnya jumlah input. Karena manager menangani segala input termasuk sumber daya seperti orang, uang, dan peralatan yang bersangkutan dengan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut. Menurut Samson dan Daft (2012:615) Efisiensi adalah penggunaan sumber daya minimal (bahan baku, uang, dan orang) untuk menghasilkan volume yang diinginkan atas output. Menurut Jacobs, et all (2011:47) Efisiensi adalah melakukan sesuatu dengan biaya serendah mungkin. Tujuan proses yang efisien adalah untuk menghasilkan barang atau menyediakan layanan dengan menggunakan input terkecil dari sumber daya. 2.3 Metode IPMS Pengertian Performance Measurement System (PMS) Menurut Zeglat, et all (2012) definisi Performance Measurement System adalalah memainkan peran yang menarik dan berbeda dalam jangka panjang dan jangka pendek dan panjang dari sebuah organisasi. Selain itu, literatur menunjukan bahwa PMS berfungsi sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan kinerja untuk mencapai kontrol yang strategis di dalam kinerja. Menurut Boon-itt (2012), Performance Measurement System sangat penting dalam pengelolaan organisasi. Peran dari PMS termasuk kedalam kinerja pengukuran, strategi manajemen, komunikasi, pengaruh pada perilaku, pembelajaran dan juga perbaikan. Proses dalam PMS termasuk dalam pemilihan dan langkah-langkah desain, pengumpulan dan manipulasi data, manajemen informasi, kinerja evaluasi serta penghargaan, dan review sistem. Menurut Upadhaya, et all (2014) Performance Measurement System (PMS) dapat memberikan kontribusi positif untuk efektivitas organisasi, ada sedikit kejelasan mengenai sifat untuk ukuran kinerja (yaitu keuangan non keuangan) dan bagaimana mereka dapat meningkatkan efektivitas dari suatu organisasi. Menurut Gradiannisa, et all (2016) Performance Measurement System adalah sistem metodis dan terorganisi untuk memantau hasil aktivitas kerja,
8 26 mengumpulkan informasi dan mengevaluasi kinerja, dan menentukan pencapaian tujuan. Tujuan utama dari manajemen kinerja organisasi adalah memperkenalkan kontrol sistematis dalam proses manajemen untuk membimbing dan mengatur kegiatan suatu organisasi atau bagian-bagiannya, dengan cara penilaian manajemen, keputusan, dan tindakan untuk mencapai tujuan Kompenen Performance Measurement System (PMS) Menurut Gradiannisa, et all (2016) terdapat beberapa komponen dalam Performance Measurement System diantaranya yaitu: a. Performance Metrics Mendefinisikan tentang evaluasi kriteria dan tindakan yang sesuai dan akan beroperasi sebagai indikator terkemuka kinerja terhadap tujuan strategis dan inisiatif. b. Management Process Alignment Merancang dan merekayasa ulang inti dari proses manajemen untuk menggabungkan metrik kinerja baru yang akan berevolusi, dan sebagai proses penyeimbangan manajemen organisasi sehingga bisa memperkuat satu sama lain. c. Measurement and Reporting Infrastructure Proses membangun dan medukung infrastruktur teknologi untuk mengumpulkan data mentah yang akan diperlukan oleh semua metrik kinerja organisasi dan untuk menyebarluaskan hasil seluruh organisasi yang diperlukan Komponen Presfektif Performance Measurement System Menurut Zeglat, et all (2012) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efesiensi dan efektivitas bertindak sebagai bagian penting dari konsep pengukuran kinerja. Adapun PMS dikategorikan dalam tiga tema dan perspektif utama, yaitu: 1. Perspektif Operasi, yang menyiratkan bahwa PMS menggunakan satu set metrik untuk mengukur efisiensi dan efektivitas
9 27 2. Perspektif Strategis, yang mengacu pada PMS sebagai alat untuk cascade performance matrics untuk mencapai strategi dan tujuan perusahaan dan juga menyelaraskan proses dengan tujuan strategis 3. Perspektif Akutansi, yang menganggap PMS sebagai alat untuk perencanaan dan penganggaran kinerja dan hasil Definisi Performance Measurement System fungsi dan manfaat memainkan peran yang menarik dan berbeda dalam jangka pendek dan jangka panjang dalam sebuah perusahaan. Selain itu literatur menunjukan bahwa PMS berfungsi sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan kinerja serta mencapai kontrol strategis dan kinerja Pengertian Integrated Performance Measurement System (IPMS) Menurut Giovannoni dan Maraghini (2013) Integrated Measurement Performance System didefinisikan sebagai koeksistensi ini bergantung pada definisi yang jelas dari hubungan sebab akibat antara tindakan yang mencerminkan strategi perusahaan, serta hubungan antara tujuan strategis dan operasi di seluruh rantai nilai. Menyiratkan kelengkapan dari langkah-langkah (yang harus mencerminkan semua fitur yang relevan dari kinerja organisasi dan nilai penciptaan), konsistensi mereka satu sama lain dan sesuai dengan strategi perusahaan. Menurut Sriwidadi (2012) Integrated Performance Measurement System didefinisikan sebagai sistem informasi yang memungkinkan manajemen kinerja untuk berfungsi secara efektif dan efisien. Intregritas berkaitan dengan kemampuan sistem pengukuran kinerja untuk mempromosikan integrasi berbagai bidang usaha dan penyebaran yang terkait dengan objek dan kebijakan. Menurut Gradiannisa, et all (2016) Integrated Perfomance Measurement Systsem digunakan untuk menentukan kebutuhan dan keinginan dari para pemilik kepentingan dalam sebuah organisasi. Menurut Sugianto dan Suhartini (2013) Integrated Performance Measurement System merupakan salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari setiap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), dan tetap memonitor posisi perushaan terhadap pesaingnya (external monitor). IPMS sendiri diterapkan pada
10 28 perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan profit atau keuntungan secara optimal (profit oriented), maupun pada organisasi non profit Model Integrated Measurement Performance System (IPMS) Menurut Susetyo (2013) Integrated Performance Measurement System (IPMS) adalah salah satu metode pengukuran kinerja dalam arti yang tepat, dalam bentuk integrasi, selektif dan seefisien mungkin. Dalam model Integrated Performance Measurement Systems, perusahaan dibagi ke dalam empat model bisnis yaitu : a) Bisnis Induk (Business Corporate) b) Bisnis Unit (Business Unit) c) Proses Bisnis (Business Process) d) Aktivitas (Activity) Keempat level bisnis dalam IPMS kemudian diidentifikasi Key Performance Indicatornya, berdasarkan Stakeholder Requirement, External Monitor, dan objective. a) Stakeholder Requirement dimana IPMS merupakan salah satu metode pengukuran kinerja perusahaan yang memperlihatkan kebutuhankebutuhan dari setiap stakeholder. b) External Monitor itu bagaimana cara sebuah organisasi untuk tetap memonitor posisi perusahaan terhadap pesaingnya c) Objective diterapkan berdasarkan requirement yang telah teridentifikasi untuk masing-masing stakeholder. 2.4 Metode AHP Pengertian AHP Menurut Shahroodi, et all (2012) AHP membuat proses seleksi yang sangat transparan. Hal ini juga mengungkapkan manfaat relatif dari alternatif solusi untuk masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM). (Drake, Republik Rakyat, 1998). Pendekatan AHP adalah dengan metodologi subjektif (Cheng dan Li, 2001); informasi dan bobot prioritas, elemen dapat diperoleh dari pembuat keputusan perusahaan menggunakan pertanyaan langsung atau Metode kuesioner. MADM seperti proses hierarki analitik (AHP) Model adalah
11 29 teknik penting yang memiliki berhasil digunakan dalam pemilihan supplier dan evaluasi. Menurut Tominato (2012) AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu proses mengidentifikasi, dan memberikan perkiraan interaksi sistem secara keseluruhan. Menurut Dilgawar, et all (2014) AHP yang diperkenalkan oleh Saaty (1997) merupakan teori pengukuran yang menyediakan kemampuan untuk menggabungkan faktor kualitatif dan kuantitatif dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini menfasilitasi pengambilan keputusan dengan mengadakan persepsi, perasaan, penilaian, memories menjadi struktur hierarki multi-level yang menunjukkan kekuatan yang mempengaruhi keputusan. Menurut Elveny dan Rahmadsyah (2014) AHP yang dikembangkan oleh Saaty ini memcahkan yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak, kompleksitas ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia data statistik yang akurat atau bahkan tidak sama sekali. Menurut Sun (2010) AHP adalah metode yang kuat digunakan untuk memecahkan masalah keputusan yang kompleks. Masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam beberapa sub-masalah menggunakan AHP dalam tingkat hierarki di mana setiap tingkat merupakan seperangkat kriteria atau atribut relatif terhadap masing-masing sub-masalah. Metode AHP merupakan metode multikriteria analisis berdasarkan proses pembobotan adiktif, di mana beberapa atribut yang relevan direpresentasikan melalui relatifnya.
12 30 Menurut Lee, et all (2008) AHP telah menjadi salah satu dari beberapa kriteria pengambilan keputusan yang paling banyak digunakan dalam MCDM, dan telah digunakan untuk memecahkan masalah kebutuhan manusia yang tidak terstruktur seperti politik, ekonomi, sosial, dan ilmu manajemen Langkah-langkah Metode AHP Menurut Tominanto (2012) terdapat beberapa langkah dalam metode AHP diantaranya adalah sebagai berikut: Step 1: Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Step 2: Menentukan prioritas elemen. Step 3: Membuat perbandingan berpasangan dengan menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen Step 4: Menghitung bobot Sintesis. Step 5: Menghitung Consistency Index dan Consistency Ratio. Step 6: Mendapatkan hasil keputusan alternatif kriteria Kriteria Pembobotan Metode AHP Elveny dan Rahmadsyah (2014) mengutip berdasarkan penjelasan Saaty bahwa dalam membuat pembobotan AHP terdapat beberapa kriteria diantaranya: Tabel 2.1 Kriteria Pembobotan Metode AHP Inten Keterangan Penjelasan 1 Kedua elemen sama Dua elemen mempunyai pengaruh pentingnya yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit Pengalaman dan penilaian sedikit lebih penting dari pada menyokong satu elemen elemen lainnya dibandingkan elemen lainnya 5 Elemen yang satu lebih Pengalaman dan penilaian sangat penting dari pada elemen kuat menyokong satu elemen lainnya dibandingkan elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih Pengalaman dan penilaian sangat
13 31 Inten Keterangan Penjelasan mutlak penting dari pada elemen lainnya kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai Nilai-nilai ini diberikan bila ada dua pertimbangan yang kompromi di antara dua pilihan berdekatan Sumber: Elveny dan Rahmadsyah (2014)
14 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Diolah Peneliti (2016)
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia 15-59 tahun berada di urutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut menuntut perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS 1 Rikky Wisnu Nugrha, 2 Romi 1 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi perusahaan menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX
PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Produksi dan Operasi Pada dewasa ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI Jakarta Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim,, Dosen Universitas Indraprasta PGRI Email : raidersimam@gmail.com, vq.ismaone@gmail.com,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciBAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja
BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah
Lebih terperinciKey Performance Indicators Perusahaan
Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil Menengah di Kota Tasikmalaya Departemen Perindustrian pada tahun 1991 mendefinisikan usaha kecil dan kerajinan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses tersebut, perusahan mengalami saat-saat dimana perusahaan. dituntut untuk menentukan keputusan-keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam berbisnis baik skala kecil sampai dengan skala besar dan dalam berbagai bidang, melakukan sistem operasional dan proses produksi yang secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciPENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE
PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan
Lebih terperinciPERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan
Lebih terperinciISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014
PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program
Lebih terperinciNama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :
Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi
ABSTRAK Perusahaan belum pernah menerapkan pengukuran kinerja terhadap pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan.. Melihat hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,
98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Penelitian mengenai evaluasi sistem penggjian dan pengupahan sudah banyak dilakukan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Mangkunegara (2000) mengartikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciPengukuran Kinerja SCM
Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK
STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK Yanti Pasmawati, M.T. Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma, Palembang E-mail: yantipasmawati@mail.binadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan
Lebih terperinciPengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )
Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung
Lebih terperinciBAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga
BAB II A. Manajemen Operasi Manajemen Operasi membahas bagaimana membangun dan mengelola operasi suatu organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga pengendalian sistim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdirinya sebuah organisasi di dasarkan oleh visi atau tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Dilakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan agar kinerja
Lebih terperinciPerencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan akan ada dalam setiap fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA
Prosiding SNIRA Seminar Nasional Industrialisasi Madura & Call Paper Pengembangan Kawasan Industry Dan System Inovasi Yang Berkelanjutan Untuk Percepatan Pengembangan Baerah Tertinggal:Riset, Konsep, Pemikiran
Lebih terperinciANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen
Lebih terperinciGambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014
Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Pengertian Sistem dan Informasi Sistem Suatu jaringan kerja dari
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS Untuk membantu perusahaan dalam mempersiapkan diri mengimplementasikan MBCfPE di dalam organisasi, maka penulis mencoba untuk membuat suatu model yang bertujuan: - Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) sebenarnya dikenal dari beberapa tahun yang lalu dan terintegrasi dengan logistik. Hal ini terkait dengan kegiatan rantai pasokan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :
19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.
Lebih terperinciPerancangan Penilaian Karyawan di Bank X
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X 1 Andre Wardhana, 2 Dewi Shofi, 3 Asep Nana 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL Asep Nurhidayat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam
BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan
22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
Lebih terperinciWawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)
L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT
124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMK NEGERI 1 KEDIRI SKRIPSI
PERANCANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI SMK NEGERI 1 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan
Lebih terperinciMANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING
MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN PROSES MEMBUAT KEPUTUSAN Manajer bertugas membuat keputusan. Dan mereka ingin keputusan tersebut menjadi keputusan yang terbaik,
Lebih terperinciGambar 3. Kerangka pemikiran kajian
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,
Lebih terperinciProses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengolahan masukan
BAB I PENDAHULUAN Produksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mengolah atau membuat bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.produksi
Lebih terperinciDEFINISI MANAJEMEN OPERASI. Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom.
DEFINISI MANAJEMEN OPERASI Oleh : Ibrahim Al Chanif, S.Kom. PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANGKATAN XXII.A PROGRAM PASCASARJANA (M.Si.) UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2016 A. Pendahuluan Manajemen operasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Standard Operating Procedure (SOP) 2.1.1 Pengertian SOP Setiap organisasi perusahaan memiliki pola dan mekanisme tersendiri dalam menjalankan kegiatannya, pola dan mekanisme itu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Lebih terperinciJAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC
TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI
BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pemilihan Supplier dan Kriteria Dalam industri manufaktur, pemilihan supplier akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dari perusahaan (Herbon dkk,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pangan menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal jumlah perusahaan dan nilai tambah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan
Lebih terperinciMODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 33-40 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan tertentu dengan menggunakan tenaga manusia sebagai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005, p8) manajemen adalah
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005, p8) manajemen adalah proses mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat
Lebih terperinci