RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH. Mitra Menuju Pendidikan Bermutu LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH. Mitra Menuju Pendidikan Bermutu LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH TAHUN Mitra Menuju Pendidikan Bermutu LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2 RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH Mitra Menuju Pendidikan Bermutu LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

3 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah disusun berdasarkan pada Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan; Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun Rencana Strategis Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah Tahun bertujuan menjamin terlaksananya penjaminan mutu, pengembangan model, dan kemitraan penjaminan mutu pendidikan dasar serta pendidikan menengah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan, fasilitasi peningkatan mutu pendidikan, pengembangan model penjaminan mutu pendidikan, pengembangan dan pelaksanaan kemitraan penjaminan mutu pendidikan, dan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah secara akurat dan berkualitas, serta penyelenggaraan pelaksanaan urusan administrasi LPMP Jawa Tengah yang akuntabel. Rencana Strategis ini mengakomodasi amanat dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan penjabaran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang tertuang dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi pencapaian, dan tujuan serta kebijakan dan program kerja LPMP Jawa Tengah i

4 Kami menyadari untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan tata nilai yang ideal dan komitmen dalam melaksanakan proses penjaminan mutu pendidikan secara konsisten. Komitmen untuk mengimplementasikan tata nilai dalam tugas sehari-hari merupakan dasar dan arah untuk bersikap dan berperilaku sehingga diharapkan dapat menyatukan dan mensinergikan seluruh sumber daya pendidikan dalam usaha mewujudkan visi dan misi tersebut. Semoga Rencana Strategis LPMP Jawa Tengah tahun ini dapat dijadikan pedoman bagi semua pihak untuk merencanakan dan melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Semarang, Kepala LPMP Jawa Tengah Drs. Harmanto, M.Si NIP ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Filosofis... 2 C. Paradigma Penjaminan Mutu Pendidikan... 4 D. Permasalahan Pendidikan di Propvinsi Jawa Tengah D. Landasan Hukum E. Pilar Strategis... 7 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN A. Visi LPMP Jawa Tengah B. Misi LPMP Jawa Tengah C. Tujuan Strategis D. Sasaran Strategis D. Tata Nilai BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN A. Arah Kebijakan B. Strategi C. Kerangka Regulasi D. Kerangka Kelembagaan E. Tugas dan Fungsi BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja B. Kerangka Pendanaan BAB V PENUTUP A. Koordinasi, Tata Kelola dan Pengendalian Internal B. Pemantauan dan Evaluasi iii

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sesuai dengan yang dipersyaratkan undangundang. Tatanan kehidupan manusia akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik melalui pendidikan. Berbagai fenomena kehidupan menuntut satuan pendidikan untuk berbenah diri menatap masa depan yang lebih baik, terutama dalam mempersiapkan output yang memiliki daya saing tinggi. Tidak dapat dipungkiri lagi, kondisi saat ini persaingan global semakin tinggi, arus informasi dan komunikasi semakin cepat, hanya yang memiliki daya saing tinggi yang dapat eksis mengiringi. Bahkan, menjadi pengendali arus perubahan yang terjadi. Pendidikan yang mampu menghasilkan output dengan daya saing tinggi mampu menjadi pelaku dan pembawa perubahan (agent of change) bukan yang dikenai perubahan. Oleh karena itu, konsekuensi logis yang harus dilakukan adalah pembenahan sistem pendidikan secara kontinyu dan komprehensif dengan melibatkan seluruh stakeholder yang dimiliki. Menyikapi fenomena yang terjadi, seiring dengan tuntutan masyarakat akan kualitas pendidikan dan output yang memiliki daya saing tinggi, jelas pada masa yang akan datang terutama pada periode semua satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan SMK) harus sudah mencapai indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Indikator-indikator tersebut memberikan arah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan satuan pendidikan. Dengan diimplementaskannya SPM maupun SNP pada setiap satuan pendidikan merupakan modal dasar satuan pendidikan dalam memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada setiap konsumen pendidikan. 1

7 Implementasi SPM dan SNP di setiap satuan pendidikan dengan menyikapi tuntutan yang terjadi merupakan kondisi yang tidak dapat ditunda lagi. Namun demikian, realita yang terjadi setiap satuan pendidikan tidak serta merta mampu memenuhinya. Berbagai permasalahan, baik internal maupun eksternal kelembagaan akan menjadi kendala yang perlu segera dikendalikan secara profesional. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi tersebut dengan program pemetaan, supervisi, pengembangan sistem informasi manajemen (SIM), pendampingan, bimbingan teknis, pemberian rekomendasi, dan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan. Program tersebut sebagai sarana untuk mencapai penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan amanah SNP. Program penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, seperti yang tercantum dalam berbagai peraturan perundang-undangan, khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan, LPMP Jawa Tengah, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2015, memiliki tugas pokok melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Provinsi Jawa Tengah. LPMP Jawa Tengah perlu melakukan berbagai kegiatan penjaminan mutu di satuan dan program pendidikan tersebut dalam rangka membimbing dan membantu satuan pendidikan untuk mencapai SPM dan SNP. B. Landasan Filosofis Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan landasan filosofis dan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin kehidupan yang 2

8 berharkat dan bermartabat dan menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak mulia. Berdasarkan pada filosofis tersebut, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan terjaminnya mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan berbagai peraturan tentang sistem penjaminan mutu pendidikan. Konsep penjaminan mutu pendidikan perlu dimasukan ke dalam renstra dan disosialisasikan kepada seluruh instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Selanjutnya perlu dilakukan pemberdayaan atau pengembangan kapasitas terhadap instansi-instansi tersebut, khususnya di kabupaten/kota. Pemberdayaan tersebut meliputi pengembangan kapasitas yang bersifat teknis maupun perubahan mindset (pola pikir) semua pihak terkait, khususnya untuk menumbuhkembangkan budaya peduli mutu melalui semangat quality continuous improvement (peningkatan mutu secara berkelanjutan) dan dengan semboyan quality is everyone s business (mutu adalah tanggung jawab semua orang/pihak). Dalam kaitannya dengan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), LPMP Provinsi Jawa Tengah, maupun pemangku kepentingan pendidikan di kabupaten/kota diharapkan dapat berperan lebih banyak sebagai agent of change dari pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan. Untuk itu para stakeholder pendidikan secara keseluruhan harus memahami hakikat SPMP, mempunyai pengetahuan dan menguasai ketrampilan dalam hal kepemimpinan (leadership), manajemen (management), kontrol mutu (quality control) penjaminan mutu (quality assurance), serta peningkatan mutu (quality improvement) sehingga mampu untuk bergerak bersama dan mampu menggerakan para stakeholders (pemangku kepentingan) terkait penjaminan mutu pendidikan, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun satuan pendidikan. 3

9 C. Paradigma Penjaminan Mutu Pendidikan Paradigma penjaminan mutu pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 keduanya tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 91 ayat 1 menyebutkan setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Pada pasal 92 ayat 3 juga disebutkan bahwa pemerintah provinsi, dalam hal ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan supervisi dan membantu satuan pendidikan untuk menyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu. Pada pasal 92 ayat 4 disebutkan bahwa pemerintah kabupaten/kota melakukan supervisi dan membantu satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk menyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan penjaminan mutu. Penjaminan mutu yang dilakukan berdasarkan 8 standar, ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 serta telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di mana Delapan Standar Nasional Pendidikan, meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) untuk terciptanya satu sistem penjaminan mutu pendidikan yang sekaligus juga akan menjadi dasar pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan sehingga tercipta budaya peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan. 4

10 Acuan mutu pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009, pasal 13 sebagai berikut. 1. Standar Pelayanan minimal (SPM), 2. Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan 3. Standar Mutu di atas SNP yang dipilih. D. Permasalahan Pendidikan di Provinsi Jawa Tengah 1. Lulusan kurang memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif Hal ini terlihat pada hasil analisis ujian nasional (UN) Provinsi Jawa Tengah yang telah dilaksanakan oleh LPMP Jawa Tengah. Ujian Nasional berfungsi untuk mengukur dan menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu, serta pemetaan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Tingkat ketercapaian UN di Provinsi Jawa Tengah untuk masing-masing jenjang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1. Peta Nilai Ujian Nasional Tahun Ajaran 2013/2014 Rata-rata Nilai UN Kategori kemampuan SMP Sedang SMA Jurusan IPA 40,27 Baik SMA Jurusan IPS 39,31 Baik SMA Jurusan Bahasa 40,13 Baik SMK 27,79 Baik Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa untuk lulusan kemampuan pengetahuan faktual, prosedural, konseptual, metakognitif untuk jenjang SMP dapat dikategorikan sedang. Sementara itu untuk jenjang yang lebih tinggi, lulusannya dapat dikategorikan memiliki kemampuan yang baik. Meskipun dapat dikategorikan kemampuan baik, lulusan SMA dan SMK belum dapat mencapai hasil yang maksimal. 5

11 2. Kompetensi guru belum sesuai dengan harapan Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, professional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hasil nilai UKG, guru di Provinsi Jawa Tengah belum memiliki kompetensi yang baik. Gambaran nilai kompetensi guru secara umum berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 1.1 Peta Kompetensi Guru Provinsi Jawa Tengah Tahun Berdasarkan Gambar 1.1 dapat terlihat peta kompetensi guru di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenjang pendidikan. Nilai rata-rata UKG berkisar antara 39 sampai 55. Nilai ini masih sangat jauh dari standar kompetensi yang diharapkan. Nilai kompetensi yang paling rendah dimiliki oleh 6

12 sebagian besar guru jenjang pendidikan SD yaitu sebesar 39,42. Sementara nilai kompetensi yang paling tinggi dimiliki oleh sebagian besar guru jenjang pendidikan SMA yaitu sebesar 55, Pelibatan masyarakat kurang maksimal dalam pengelolaan peningkatan mutu pendidikan Masyarakat selaku pengguna jasa lembaga pendidikan memiliki kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga keberlangsungan penyelenggaraan proses pendidikan, sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang didalamnya memuat bahwasannya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Peran serta masyarakat / partisipasi masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Selain itu masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana dan pengguna hasil. Berdasarkan hasil pemetaan dapat terlihat bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan mutu pendidikan, khususnya dalam satuan pendidikan itu sendiri. Banyak faktor yang menjadi penyebab hal ini, diantaranya kesadaran masyarakat untuk terlibat masih kurang karena tidak memiliki pemahaman tentang pentingnya keterlibatan masyarakat dalam dunia pendidikan, juga bisa disebabkan karena satuan pendidikan belum transparan dalam mengelola pendidikannya. 4. Guru belum mampu membuat RPP secara mandiri Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaaan pembelajaran sangat perlu dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Implementasi dari tujuan pendidikan tersebut, salah satunya ditentukan melalui pengembangan kurikulum berdasarkan 7

13 standar nasional pendidikan dan berdasarkan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. RPP itu merupakan pengembangan kurikulum yang telah disusun secara nasional, yang akan dikembangkan oleh masing-masing guru sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ditemukan bahwa guru yang membuat RPP secara mandiri hanya sebagian kecil saja. Kondisi yang terjadi adalah guru belum paham sepenuhnya pentingnya pembuatan RPP secara mandiri. RPP hanya dianggap sebagai pemenuhan kewajiban dalam administrasi sekolah, sehingga sebagian besar guru-guru tersebut tidak membuat RPP secara mandiri. Faktor lainnya adalah guru belum memiliki kemampuan untuk membuat RPP yang baik yaitu yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolahnya. 5. Manajemen kepala sekolah belum dapat berjalan dengan baik Seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat menjalankan kompetensi sebagai berikut : (1) menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan. perencanaan (2) mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai kebutuhan (3) memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayaagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal, (4) mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang efektif (5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak didik (6) mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal (7) mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optima (8) mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah (9) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik barn dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. (10) mengelola 8

14 pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai arah dan tujuan pendidikan nasional (11) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (12) mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah (13) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah (14) mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan (15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah (16) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. Untuk itu kepala sekolah dituntut untuk dapat mengorganisasi dan mengembangkan sumber saya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, diketahui kepala sekolah belum dapat memaksimalkan perannya tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang peran atau kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh kepala sekolah. Ini terilhat pada hasil uji kompetensi kepala sekolah yang dilakukan oleh LPMP Jawa Tengah pada tahun

15 Tabel 1.2. Peta Kompetensi Kepala Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Kab/Kota Jenjang Pendidikan SD SMA SMK SMP Total Kab. Banjarnegara 49,75 56,18 52,50 58,12 50,89 Kab. Banyumas 55,24 58,81 55,64 56,60 55,53 Kab. Batang 52,52 57,08 54,64 57,16 53,20 Kab. Blora 46,32 57,61 54,91 54,72 47,65 Kab. Boyolali 48,94 54,18 54,16 54,26 49,86 Kab. Brebes 47,34 57,22 52,82 52,62 48,37 Kab. Cilacap 49,20 54,87 49,84 55,44 50,24 Kab. Demak 49,16 53,59 50,23 55,28 50,05 Kab. Grobogan 47,91 51,54 51,30 55,73 48,85 Kab. Jepara 48,10 57,38 53,83 55,78 49,46 Kab. Karanganyar 49,78 57,75 55,71 56,51 51,15 Kab. Kebumen 51,22 58,29 54,26 58,59 52,24 Kab. Kendal 49,73 56,93 55,20 58,93 51,46 Kab. Klaten 45,78 53,84 51,03 52,01 46,80 Kab. Kudus 47,35 57,86 54,25 53,56 48,49 KAB. MAGELANG 52,37 56,37 56,71 57,07 53,35 Kab. Pati 50,00 54,90 55,00 53,63 50,60 Kab. Pekalongan 51,30 57,57 51,06 58,65 52,18 Kab. Pemalang 50,09 53,88 53,65 56,96 50,93 Kab. Purbalingga 51,84 60,69 57,30 60,05 53,24 Kab. Purworejo 51,45 57,19 49,60 55,68 51,98 Kab. Rembang 50,31 55,25 55,85 58,49 51,45 Kab. Semarang 52,90 52,42 56,06 57,67 53,61 Kab. Sragen 45,93 52,00 52,32 53,28 47,31 Kab. Sukoharjo 49,63 58,53 54,78 53,98 50,57 Kab. Tegal 49,96 55,27 51,27 54,78 50,64 Kab. Temanggung 50,26 63,45 51,88 57,42 51,49 Kab. Wonogiri 49,20 58,22 50,78 59,10 50,68 Kab. Wonosobo 51,80 61,83 56,25 60,51 53,25 Kota Magelang 56,34 59,38 55,57 60,07 57,02 Kota Pekalongan 54,02 64,75 55,64 60,39 56,01 Kota Salatiga 55,92 63,50 54,13 57,21 56,36 Kota Semarang 54,14 55,98 54,96 56,81 54,89 Kota Surakarta 53,42 58,55 54,24 59,26 54,90 Kota Tegal 52,53 60,22 50,94 59,53 53,92 Provinsi Jawa Tengah 50,00 56,52 53,50 56,48 51,11 10

16 Dari Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata kompetensi kepala sekolah secara umum masih jauh dari apa yang seharusnya dimiliki oleh kepala sekolah. Untuk jenjang pendidikan SD, nilai rata-rata kompetensi kepala sekolahnya sebesar 50,00; SMP sebesar 56,52; SMA sebesar 53,50 dan SMK sebesar 56,48. Hal ini menunjukkan kurangnya kompetensi kepala sekolah di Provinsi Jawa Tengah. 6. Perencanaan program belum dilaksanakan sesuai dengan standar Dalam program penjaminan mutu pendidikan serta peningkatannya, tahapan perencanaan pemenuhan mutu seharusnya didasarkan hasil pemetaan mutu, dokumen kebijakan pendidikan pada level nasional, daerah dan satuan pendidikan serta rencana strategis pengembangan satuan pendidikan. Hasil perencanaan dituangkan dalam dokumen perencanaan satuan pendidikan serta rencana aksi kegiatan. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi secara umum adalah perencanaan program belum dibuat berdasarkan hasil peta mutu yaitu hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Sebagian besar satuan pendidikan yang ada di Provinsi Jawa Tengah belum dapat melaksanakan EDS ini secara mandiri sehingga perencanaan program yang ada tidak berdasarkan apa saja yang sekolah butuhkan dalam pencapaian standar nasional pendidikan. E. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 11

17 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ; 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah; 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2007 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP); 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. 12

18 F. Pilar Strategis Pilar strategis landasan filosofis pendidikan nasional mengacu pada strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana ditetapkan dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut. 1. Pendidikan Agama serta Akhlak Mulia; 2. Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi; 3. Proses Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis; 4. Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Pendidikan yang Memberdayakan; 5. Peningkatan Profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6. Penyediaan Sarana Belajar yang Mendidik; 7. Pembiayaan Pendidikan sesuai dengan Prinsip Pemerataan dan Berkeadilan; 8. Penyelenggaraan Pendidikan yang Terbuka dan Merata; 9. Pelaksanaan Wajib Belajar; 10. Pelaksanaan Otonomi Satuan Pendidikan; 11. Pemberdayaan Peran Masyarakat; 12. Pusat Pembudayaan dan Pembangunan Masyarakat; 13. Pelaksanaan Pengawasan dalam Sistem Pendidikan Nasional; dan 14. Penjaminan Mutu Pendidikan. 13

19 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN A. Visi LPMP Jawa Tengah Berdasarkan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) , visi pembangunan pendidikan 2025 adalah menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif ( insan kamil/insan paripurna). Insan cerdas dan kompetitif melandasi penetapan Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , yakni: Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong Adapun visi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah yang tercantum dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun , yakni: Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Dasar dan Menengah yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong Guna menyelaraskan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan visi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, LPMP Jawa Tengah menetapkan visi sebagai berikut. Menjadi lembaga yang unggul dalam penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang berstandar nasional, berkarakter, berlandaskan gotong royong, dan berwawasan global Makna visi LPMP Jawa Tengah menjadi lembaga yang unggul dalam penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang berstandar 14

20 nasional, berkarakter, berlandaskan gotong royong, dan berwawasan global adalah sebagai berikut: 1. Lembaga yang unggul dalam penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengandung maksud bahwa LPMP Jawa Tengah memiliki keunggulan dalam inovasi dan kreativitas dalam kegiatan penjaminan mutu. LPMP Jawa Tengah merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2. Berstandar nasional, maksud yang dikandung adalah LPMP Jawa Tengah dalam melakukan kegiatan penjaminan kepada satuan pendidikan mengacu pada standar nasional pendidikan yang merupakan kriteria minimal mutu pendidikan. 3. Berkarakter artinya LPMP Jawa Tengah dalam melakukan kegiatan penjaminan di satuan pendidikan menjunjung tinggi nilai-nilai karakter utama. 4. Gotong royong adalah pola kerja untuk mewujudkan cita-cita pendidikan melalui kolaborasi dan kemitraan seluruh pemangku kepentingan untuk membentuk ekosistem pendidikan yang sinergis. 5. Berwawasan global artinya LPMP Jawa Tengah memiliki orientasi pengembangan mutu pendidikan yang bertaraf internasional. B. Misi LPMP Jawa Tengah LPMP Jawa Tengah telah menetapkan misi yang merupakan penjabaran dari misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai berikut. 1. Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 15

21 2. Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 3. Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 4. Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 5. Melaksanakan kemitraan bidang penjaminan mutu pendidikan; 6. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 7. Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan. C. Tujuan Strategis Dalam upaya mencapai visi dan misi, LPMP Jawa Tengah merumuskan tujuan strategis tahun , yaitu: 1. Meningkatnya mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Tengah; 2. Meningkatnya jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan; 3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Tujuan strategis pertama (TS1) Meningkatnya mutu pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Jawa Tengah merupakan tujuan atas pelaksanaan misi LPMP Jateng sebagai berikut: 1. (M1) Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah, 2. (M2) Melaksanakan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan 16

22 3. (M3) Melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tujuan strategis kedua (TS2) Meningkatnya jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan merupakan tujuan atas pelaksanaan misi (M4) Melaksanakan pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tujuan strategis ketiga (TS3) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya merupakan tujuan atas pelaksanaan misi sebagai berikut: 1. (M5) Melaksanakan kemitraan bidang penjaminan mutu pendidikan, 2. (M6) Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan 3. (M7) Melaksanakan tata kelola kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan. D. Sasaran Strategis Upaya merealisasikan tujuan strategis LPMP Jawa Tengah pada tahun maka ditetapkan sasaran strategis sebagai berikut. 1. Terwujudnya penjaminan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; 2. Terwujudnya peningkatan jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan; 3. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di LPMP Jawa Tengah. Sasaran strategis pertama (SS 1) Terwujudnya penjaminan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan sasaran atas pelaksanaan tujuan strategis pertama (TS 1) Meningkatnya mutu pendidikan dasar dan 17

23 menengah di Provinsi Jawa Tengah. Sasaran strategis kedua (SS 2) Terwujudnya peningkatan jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan merupakan sasaran atas pelaksanaan tujuan strategis kedua (TS 2) Meningkatnya jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan. Sasaran strategis ketiga (SS 3) Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di LPMP Jawa Tengah merupakan sasaran atas pelaksanaan tujuan strategis kedua (TS 3) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Dalam upaya mencapai sasaran strategis pertama (SS 1) Terwujudnya penjaminan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, ditetapkan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis pertama untuk Mencapai Tujuan Strategis pertama KODE Indikator Kinerja Kegiatan IKK 1 IKK 2 IKK 3 IKK 4 IKK 5 IKK 6 IKK 7 IKK 8 Persentase SD yang telah dipetakan mutunya Persentase SD yang meningkat indeks efektifitasnya Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya Persentase SMP yang meningkat indeks efektifitasnya Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya Persentase SMA yang meningkat indeks efektifitasnya Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya Persentase SMK yang meningkat indeks efektifitasnya 18

24 IKK 9 IKK 10 IKK 11 IKK 12 Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Dalam upaya mencapai sasaran strategis kedua (SS 2) Terwujudnya peningkatan jumlah dan kualitas hasil pengembangan model penjaminan mutu pendidikan, ditetapkan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis Kedua untuk Mencapai Tujuan Strategis Kedua KODE IKK 13 IKK 14 Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah model penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah Jumlah model penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang meningkat efektifitasnya Dalam upaya mencapai sasaran strategis ketiga (SS 3) Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di LPMP Jawa Tengah, ditetapkan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut: 19

25 Tabel 2.3 Indikator Kinerja Kegiatan pada Sasaran Strategis Ketiga untuk Mencapai Tujuan Strategis Ketiga KODE Indikator Kinerja Kegiatan IKK 15 IKK 16 IKK 17 Jumlah layanan sistem pendataan dan informasi pendidikan dasar dan menengah Jumlah dokumen rumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pengendalaian kegiatan serta koordinasi lintas sektoral bidang pendidikan dasar dan menengah Jumlah kerjasama dan kemitraan institusi/instansi dalam dan luar negeri E. Tata Nilai Untuk mewujudkan cita-cita lembaga seperti yang telah tertuang dalam visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis dan indikator kinerja kegiatan, LPMP Jawa Tengah menerapakan tata nilai lembaga. Tata nilai tersebut merupakan dasar dan pedoman dalam sikap dan perilaku seluruh pegawai LPMP Jawa Tengah dalam menjalankan tugasnya. Tata nilai lembaga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha mewujudkan lembaga yang unggul dalam penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah yang berstandar nasional, berkarakter, berlandaskan gotong royong, dan berwawasan global. Tata nilai yang dimaksud adalah RESIK. Istilah tersebut berasal dari Bahasa Jawa yang berarti bersih, yang mengadung makna bahwa lembaga dikelola secara profesiional, terhindar dari konflik kepentingan warganay, terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi Neoptisme) menjaga amanah/kepercayaan, dan berintegritas, Nmaun secara lebih mendetail, istilah RESIK tersebut merupakan akronim dari 20

26 Responsif, Efektif, Supportif, Inovatif, dan Kompetitif. Makna dari tata nilai LPMP Jawa Tengah tersebut adalah: 1. Responsif LPMP Jawa Tengah terus berupaya untuk dapat mengikuti dan mengantisipasi perkembangan regulasi, ilmu, pengetahuan, kebutuhan dan permasalahan pendidikan baik dalam skala lokal, regional, nasional maupun global. 2. Efektif Dalam melaksanakan tugasnya, LPMP Jawa Tengah fokus pada pencapaian tujuan sehingga dapat mengatasi permasalahan pendidikan sesuai dengan harapan masyarakat. 3. Supportif LPMP Jawa Tengah memiliki komitmen dan dedikasi untuk mendukung dan menggalang secara sinergis upaya pemenuhan dan peningkatan mutu pendidikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, organisasi profesi, kelompok kerja, penyelenggara pendidikan, satuan pendidikan, dan praktisi pendidikan. 4. Innovatif Untuk menggapai cita-cita sebagai lembaga yang unggul, LPMP Jawa Tengah terus mencipatkan inovasi penjaminan mutu pendidikan baik dalam kaitannya dengan pemetaan mutu, supervisi mutu, peningkatan mutu, pengembangan model penjaminan mutu, pengelolaan sistem informasi, kemitraan dan tindakan manajemen serta dukungan teknis lainnya. 5. Kompetitif LPMP Jawa Tengah berupaya untuk dapat eksis dalam penjaminan mutu pendidikan baik pada kancah lokal, reginal, nasional, regional dan global. 21

27 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN Proses penjaminan, peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan akan berhasil bila ditunjang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan memadai. LPMP Jawa Tengah memiliki ketersediaan sumber daya manusia sejumlah 143 orang PNS dan 31 orang tenaga honorer. Dari 143 PNS terdapat tenaga fungsional sejumlah 20 orang, pejabat struktural 11 orang, dan fungsional umum 112 orang, dengan kualifikasi pendidikan S-3 sejumlah 6 orang, S-2 sejumlah 52 orang, S-1 sejumlah 54 orang, D3 sejumlah 8 orang, SLTA sejumlah 15 orang, SMP sejumlah 5 orang, dan SD sederajat sejumlah 3 orang. Upaya pelayanan prima terus ditingkatkan melalui penambahan kapasitas ruang kelas, asrama, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Pada akhir tahun 2014 kapasitas asrama berjumlah 672 kamar terdiri dari 252 kamar standar dan 84 kamar VIP. Dengan kapasitas tersebut hingga akhir tahun 2014 tingkat hunian mencapai 85 %. LPMP Provinsi Jawa Tengah memiliki 3 kelas dengan kapasitas 100 orang, 3 kelas dengan kapasitas 80 orang, 3 kelas dengan kapasitas 70 orang, 1 kelas berkapasitas 50 orang, dan 3 kelas degan kapasitas 30 orang. Selain itu, ada 1 aula dengan kapasitas 400 orang dan 1 aula dengan kapasitas 200 orang. Sarana pasarana yang memadai juga menjadi faktor pendukung pencapaian target renstra Internet sebagai salah satu bentuk tekologi informasi telah dimanfaatkan sejak tahun 2006 hingga sekarang makin memperkuat LPMP Jawa Tengah dalam memberikan layanan bagi pelanggan. Penggunaan sistem teknologi informasi juga digunakan dalam pemutakhiran data, di antaranya pengembangan data Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK), Sistem Akuntansi 22

28 Instansi (SAI) online, Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) online, data kepegawaian online, perpustakaan online, dan sistem pelayanan kamar online. Selain potensi di atas, LPMP masih perlu membenahi berbagai hal, antara lain dari segi sumber daya manusia. Meskipun jumlah pegawai dan kompetensinya sudah memadahi, LPMP Jateng hanya memiliki 20 orang tenaga fungsional widyaiswara. Jumlah widyaiswara tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan narasumber atau fasilitator untuk peningkatan mutu pendidikan. Di samping itu, dari segi kualifikasi akademik masih kekurangan widyaiswara dengan spesifikasi bidang studi tertentu, misalnya prakarya dan seni budaya, akuntansi, teknologi informasi, sosiologi, dan antropologi. Seiring semakin dikenalnya LPMP Jateng di masyarakat luas, semakin meningkat juga permintaan penggunaan sarana dan prasarana pelatihan. Akan tetapi, tidak semua permintaan tersebut dapat dilayani karena jumlah permintaan lebih banyak dibandingkan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, dibutuhkan penambahan sarana dan prasarana penunjang pelatihan. Kondisi internal di atas akan tentu saja bermanfaat bagi LPMP Jawa Tengah dalam menyongsong peluang-peluang yang tersedia di masyarakat. Diberlakukannya otonomi daerah telah membuka peluang yang luas bagi LPMP Jawa Tengah untuk melaksanakan program kemitraan dengan dinas terkait dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sampai dengan tahun 2014 seluruh kabupaten/kota yang berjumlah 35 kab/kota di Jawa Tengah dapat melaksanakan kerjasama dengan LPMP Jawa Tengah pada berbagai aspek penunjang, di antaranya dengan pola sharing pendanaan ataupun pendanaan didukung penuh oleh APBD kabupaten/ kota. Dengan adanya pola kemitraan diharapkan muncul sinergi positif dalam upaya mempercepat proses peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Jawa Tengah. Tidak hanya melayani dinas terkait di wilayah Jawa Tengah, LPMP 23

29 Jawa Tengah juga telah menjalin kemitraan dengan lembaga di luar provinsi Jawa Tengah. Kebijakan otonomi memberikan peluang dan juga tantangan. Terjalinnya kemitraan antara LPMP Jawa Tengah dengan berbagai institusi dari berbagai daerah tidak selalu berjalan mulus. Ketidaksinkronan kebijakan daerah dan pusat, dan perubahan kebijakan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang bermuatan politis seringkali menjadi hambatan yang perlu disikapi dengan bijaksana oleh LPMP Jawa Tengah. Sementara itu, kehadiran lembaga lain di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki tugas dan fungsi sama dengan LPMP Jawa Tengah juga memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga, terutama berkaitan dengan keberlangsungan program kemitraan dengan pemerintah daerah. A. Arah Kebijakan LPMP Jawa Tengah telah menetapkan berbagai kebijakan selama periode , yang dalam jangka menengah diharapkan berdampak besar pada peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan mutu pendidik, dan tenaga kependidikan. Kebijakan teroboson yang selama ini dilaksanakan akan tetap diteruskan menjadi kebijakan strategis penjaminan, peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan pada masa mendatang, yaitu pada periode dengan fokus kebijakan sebagai berikut. 1. Pemetaan mutu pendidikan pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 2. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 3. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 4. Pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah; 5. Pengembangan pelaksanaan kemitraan bidang penjaminan mutu pendidikan; 6. Pengendalian mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 24

30 7. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 8. Penjaminan, peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan dasar dan menengah; 9. Penelitian dan pengembangan pendidikan; dan 10. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP Jawa Tengah; B. Strategi Untuk mencapai sasaran strategis di atas, LPMP Provinsi Jawa Tengah menerapkan strategi sebagai berikut. Tabel 3.1 Strategi pencapaian sasaran No. Komponen Strategi 1. Pemetaan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan dan peningkatan indeks efektivitas secara bertahap dan berkelanjutan pada: a. Satuan pendidikan SD b. Satuan pendidikan SMP c. Satuan Pendidikan SMA d. Satuan Pendidikan SMK 2. Supervisi satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Melaksanakan supervisi mutu pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan pada: a. Satuan Pendidikan SD b. Satuan Pendidikan SMP c. Satuan Pendidikan SMA d. Satuan Pendidikan SMK 25

31 Fasilitasi Peningkatan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Pengembangan Model Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Pelaksanan program kemitraan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengendalian mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melaksanakan Fasilitasi peningkatan mutu Pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan pada: a. Satuan Pendidikan SD b. Satuan Pendidikan SMP c. Satuan Pendidikan SMA d. Satuan Pendidikan SMK Mewujudkan pengembangan model secara bertahap dan berkelanjutan pada: a. Satuan Pendidikan SD b. Satuan Pendidikan SMP c. Satuan Pendidikan SMA d. Satuan Pendidikan SMK Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam hal: a. penjaminan mutu pendidikan, b. peningkatan mutu pendidikan, c. pengendalian mutu pendidikan, dan d. kemitraan nonpendidikan. Melaksanakan pengendalian mutu pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan pada: a. Satuan Pendidikan SD b. Satuan Pendidikan SMP c. Satuan Pendidikan SMA d. Satuan Pendidikan SMK 26

32 8. 7. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Penelitian dan pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah Melaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan: a. Pengembangan sistem informasi mutu Pendidikan Dasar dan Menengah yang akurasi, berkelanjutan dan terbarukan b. Pengelolaan sistem informasi mutu Pendidikan Dasar dan Menengah yang akurasi, berkelanjutan dan terbarukan Melaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan: a. Penelitian di bidang pendidikan b. Penerbitan jurnal ilmiah di bidang pendidikan c. Pengembangan model pembelajaran, penilaian, dan multimedia Melaksanakan secara akuntabel, transparan, dan efektif dalam: 9. Pelaksanan urusan administrasi a. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), b. pencapaian fisik program, dan c. penyerapan anggaran. 27

33 C. Kerangka Regulasi Kerangka regulasi dikembangkan berdasarkan arah kebijakan lembaga. Arah kerangka regulasi ditulis pada tabel berikut. No. Arah Kerangka Regulasi dan/ atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksiting, Kajian dan Penelitian 1 Review Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 2 Review Permenegpan dan RB No. 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 3 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 4 Review Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Untuk dapat membantu menyelesaikan pengelolaan guru Untuk dapat membantu menyelesaian masalah pembinaan guru Untuk membantu guru supaya dapat menyelesaikan masalah hak anak-anak Untuk dapat mewujudkan kerjasama kemitraan dengan provinsi dan kabupaten/ kota yang berujung pada pemunculan Pergub/Perbup/ Perwalikot D. Kerangka Kelembagaan Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan maka Organisasi LPMP Jawa Tengah terdiri atas: 1. Kepala, 2. Kepala Bagian Umum, 3. Kepala Bidang Pemetaan dan Supervisi Mutu Pendidikan, 28

34 4. Kepala Bidang Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan, 5. Kepala Subbagian Tata Usaha dan Rumah tangga, 6. Kepala Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian, 7. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran, 8. Kepala Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan, 9. Kepala Seksi Supervisi Mutu Pendidikan, 10. Kepala Seksi Pendidikan Pendidikan Dasar, 11. Kepala Seksi Pendidikan Menengah, dan 12. Kelompok Jabatan Fungsional. Kepala Bagian Subbagian Tatausaha dan Rumah Tangga Subbagian Tatalaksana dan Subbagian Perencanaan & penganggaran Bidang Pemetaan dan Supervisi Mutu Pendidikan Bidang Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan Seksi Supervisi Mutu Pendidikan Seksi Pendidikan Dasar Seksi Pendidikan Menengah Kelompok Jabatan Fungsional 29

35 E. Tugas dan Fungsi 1. Tugas Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015, LPMP Jawa Tengah mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan penjaminan mutu, pengembangan model dan kemitraan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di propinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Fungsi Dalam melaksanakan tugas, LPMP Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi: a. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; b. Supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan; c. Fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu nasional; d. Pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah secara nasional; e. Pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang penjaminan mutu pendidikan secara nasional; f. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah; dan g. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP. 30

36 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan arah pembangunan pendidikan pada empat periode rencana pembangunan jangka menengah. Periode diarahkan pada peningkatan kapasitas dan modernisasi sistem pendidikan. Periode diarahkan pada peningkatan dan penguatan pelayanan pendidikan pada tingkat regional. Periode diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat nasional. Periode diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat Internasional. Pada periode tahun kebijakan perencanaan program melalui restrukturisasi program dan kegiatan serta penganggaran berbasis kinerja di lingkungan Kemendikbud, diarahkan pada penguatan daya saing pada tingkat regional dengan melanjutkan target periode sebelumnya yang belum selesai, yaitu sertifikasi pendidik, penilaian kinerja guru, penguatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas, serta pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan melalui proses pemetaan mutu satuan pendidikan, supervisi peta mutu satuan pendidikan dan fasilitasi peningkatan mutu standar satuan pendidikan untuk mencapai SNP. Fasilitasi peningkatan mutu standar satuan pendidikan lebih difokuskan pada implementasi kurikulum ke seluruh jenjang pendidikan secara bertahap. Implementasi kurikulum minimal akan meningkatkan standar isi, standar proses, standar penilaian, standar PTK, dan standar kompetensi lulusan. Khusus untuk standar PTK bagi satuan pendidikan kejuruan dipersyaratkan memiliki sertifikat kompetensi keahlian di bidangnya sehingga mampu menghasilkan lulusan sekolah kejuruan yang berkompetensi dan mampu bersaing di tingkat regional. 31

37 LPMP Jawa Tengah menyelengarakan program dan kegiatan penguatan daya saing pada tingkat regional dan melanjutkan target periode sebelumnya yang belum selesai, yaitu sertifikasi pendidik, penilaian kinerja guru, penguatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas, serta pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan melalui proses pemetaan mutu satuan pendidikan, supervisi peta mutu satuan pendidikan dan fasilitasi peningkatan mutu standar satuan pendidikan untuk mencapai SNP. Fasilitasi peningkatan mutu standar satuan pendidikan lebih difokuskan pada implementasi kurikulum ke seluruh jenjang pendidikan secara bertahap. Implementasi kurikulum minimal akan meningkatkan standar isi, standar proses, standar penilaian, standar PTK dan standar kompetensi lulusan di tingkat Provinsi Jawa Tengah. 1. Restrukturisasi Program dan Kegiatan LPMP Jawa Tengah Penyusunan Renstra menjadi keharusan bagi setiap Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan keberlanjutan program sekaligus memudahkan pimpinan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Renstra juga merupakan persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta peningkatan kualitas output dan outcome dalam pemanfaatan APBN. Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi pimpinan LPMP Provinsi Jawa Tengah agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin accountable. Reformasi perencanaan dimaksudkan agar di dalam penyusunan Renstra tergambar secara jelas keterkaitan antara program, indikator kinerja dan input untuk setiap unit kerja. Reformasi perencanaan dan penganggaran dilakukan untuk lebih memantapkan kembali penerapan performance based budgeting khususnya sejak diberlakukannya undang-undang tentang penganggaran dan 32

38 keuangan. Dalam reformasi perencanaan dan penganggaran ini LPMP Jawa Tengah mempunyai program penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Melalui reformasi perencanaan dan penganggaran diharapkan diperoleh gambaran pembiayaan selama lima tahun mendatang. Hal ini penting agar pemerintah dapat menjamin penyediaan anggaran selama lima tahun mendatang. Renstra ini disusun dengan menggunakan berbagai asumsi pertumbuhan ekonomi, serta kombinasi pendekatan bottom-up dan top-down dengan keterlibatan seluruh bidang dan bagian. Pendekatan top-down dilakukan karena perencanaan ini memperhatikan pula ketersediaan anggaran dikaitkan dengan estimasi APBN. Dari sisi pelaksanaan, pendekatan bottom-up dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pendanaan guna mewujudkan kondisi ideal. 2. Kegiatan Pengembangan LPMP Jawa Tengah Tahun Keberhasilan dari kegiatan ini dapat diukur dari ketercapaian indikator kinerja kegiatan seperti yang disajikan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Indikator Kinerja Kegiatan LPMP Jawa Tengah Tahun No INDIKATOR Volume TARGET (dalam %) Pemetaan mutu pendidikan a. Pemetaan jenjang SD sekolah b. Peningkatan indeks efektivitas jenjang SD c. Pemetaan jenjang SMP sekolah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH P KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... MP LP TE NG JA MP LP JA TE NG MP LP JA TE NG DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan LPMP SULSEL, 2016 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya, telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016. Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 ` LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016 LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung berkesinambungan (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia/anak didik menjadi insan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) LAMPUNG Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Lampung sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.891, 2015 KEMENDIKBUD. Sumatera Barat. Jawa Tengah. Sulawesi Selatan. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional

Lebih terperinci

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali mempunyai berbagai aturan yang dibuat oleh Bupati untuk menata kabupaten ataupun untuk mencapai

Lebih terperinci

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung

Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung Target dan Indikator Kinerja LPMP Lampung A. TARGET KINERJA Target Kinerja merupakan salah satu pentahapan yang sangat menentukan keberhasilan lembaga dalam mewujudkan tercapaianya indikator kinerja sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis Rencana Strategis Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan Rencana Strategis LPMP Sulawesi Selatan LPMP Sulawesi Selatan Mewujudkan Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pendidikan Nasional Unit Eselon I : Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Program : Program Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas

Bagian Kedua Kepala Dinas BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional BAN PAUD DAN PNF The Alana Hotel Yogyakarta Jumat, 10 Februari 2017 1 Kebijakan Umum Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana dinyatakan para ahli, bahwa keberhasilan pembangunan negara-negara berkembang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci