PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN SOLOK: PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DI DANAU KEMBAR (DANAU DIATAS DANAU DIBAWAH)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN SOLOK: PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DI DANAU KEMBAR (DANAU DIATAS DANAU DIBAWAH)"

Transkripsi

1 Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN SOLOK: PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DI DANAU KEMBAR (DANAU DIATAS DANAU DIBAWAH) Pengenalan Kabupaten Solok Kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara dan Lintang Selatan dan dan BujurTimur. Topografi wilayah sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit bukit dengan ketinggian antara 329 meter 1458 meter di atas permukaan laut (dpl). Kabupaten Solok memiliki banyak sungai dan danau yang terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu Gunung Talang. Dilihat dari sudut pandang letaknya, Kabupaten Solok memiliki posisi yang sangat stategis karena dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera dan daerahnya berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku ibukota Propinsi Sumatera Barat. Peluang Investasi Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Solok dikenal dengan sebutan Solok Nan Indah. Dengan identitas tersebut, Kabupaten Solok ditunjuk oleh Pemerintah Sumatera Barat sebagai salah satu tujuan wisata dari 19 daerah tujuan wisata yang dikembangkan. Obyek wisata di Kabupaten Solok berjumlah 88 buah, yang tersebar di 14 kecamatan, namun kini baru 11 objek wisata yang ditetapkan sebagai objek objek wisata unggulan/prioritas. Kabupaten Solok beriklim tropis dan sejuk serta mempunyai berbagai obyek wisata yang terdiri dari wisata keindahan alam, wisata budaya yang menarik, serta wisata minat khusus yang menantang. Danau danau yang terkenal di Kabupaten Solok adalah Danau Singkarak, Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah), dan Danau Talang. Kenyataannya saat ini, pariwisata di Kabupaten Solok merupakan urat nadi perekonomian yang prospeknya bagus untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Solok, khususnya untuk wisata alam (ecotourism) di kawasan Danau Kembar. Permasalahannya adalah sarana penunjang objek wisata yang kini tersedia dirasakan belum memadai. Di Danau Kembar, terdapat Danau Kembar Resort yang hanya memiliki fasilitas 2 1

2 Executive Summary 2013 villa besar dengan 6 kamar, 2 kotek (cottage) kayu dengan 2 kamar, kotek batu 10 buah dengan 10 kamar, sedangkan potensi kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri relatif besar dan cenderung meningkat. Untuk menunjang pariwisata di Danau Kembar pada khususnya dan pariwisata di Kabupaten Solok pada umumnya, maka pada kesempatan ini direncanakan melakukan pembangunan fasilitas penginapan (hotel) bertaraf internasional. Kebutuhan dan investasi untuk membangun hotel tersebut diperkirakan sebesar Rp 130 milyar. Dana investasi tersebut meliputi pembiayaan pembiyaan untuk pembelian tanah, biaya konstruksi, biaya peralatan, dan biaya biaya tidak langsung (perencanaan dan perijinan). Hotel tersebut akan memberikan fasilitas 114 kamar yang terdiri dari kamar kamar superior (bertarif termurah) sampai dengan kamar caesar suite (bertarif termahal), ruang ruang rapat, kafe, restoran, dan lain lainnya sesuai dengan standar hotel internasional. Hotel ini diperkirakan akan mempunyai tingkat hunian yang lebih dari 40%, dan Profitability Index (PI) dari investasi hotel ini adalah 1,3 yang lebih besar daripada 1 yang berarti investasi ini potensial memberikan keuntungan kepada calon investor. 2

3 Gambaran Wilayah 2013 A. GAMBARAN WILAYAH A.1 Aspek Geografis dan Administrasi Luas wilayah Kabupaten Solok sekitar ha (3.738, km 2 ). Secara geografis letak Kabupaten Solok berada antara dan Lintang Selatan dan dan Bujur Timur. Kabupaten Solok memiliki banyak danau yang terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Di antara danau danau tersebut, yang terluas adalah Danau Singkarak, diikuti oleh Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah), dan Danau Talang. Kabupeten Solok posisinya sangat stategis karena selain dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera juga daerahnya berbatasan langsung dengan Kota Padang selaku Ibukota Propinsi Sumatera Barat. Batas batas wilayah Kabupaten Solok adalah sebagai berikut: Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan : Kabupaten Tanah Datar : Kabupaten Sijunjung : Kabupaten Solok Selatan Semenjak pusat pemerintahan dialihkan ke Arosuka sebagai ibukota Kabupaten Solok jarak tempuh ke Kota Padang selaku ibukota propinsi menjadi semakin pendek yaitu 40 km, sedangkan jarak ke Kota Medan 825 km, dan ke Banda Aceh 1433 km. A.2 Kondisi Fisik A.2.1 Morfologi, Iklim dan Curah Hujan Secara umum kabupaten Solok beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 18 0 C hingga 30 0 C, di mana dapat ditemui daerah berhawa panas, sedang, dan dingin dengan ketinggian antara 400 m sampai m di atas permukaan laut. Daerah yang mempunyai ketinggian antara m di atas permukaan laut meliputi sekitar 37%, yang berada pada ketinggian m meliputi sekitar 34%, dan berada pada ketinggian 1000 m sampai m di atas permukaan laut sekitar 29%. Dengan topografi yang tidak rata, Kabupaten Solok memiliki empat buah danau yaitu: 1. Danau Singkarak di Kecamatan X Koto Singkarak seluas ,29 ha. 2. Danau Diatas di Kecamatan Lembah Gumanti seluas + 17,19 ha. 1

4 Gambaran Wilayah Danau Dibawah di Kecamatan Lembang Jaya seluas + 16,83 ha 4. Danau Talang di Kecamatan Lembang Jaya + 1,9 ha Danau danau itu adalah jadi sumber hidup petani sebagai sumber pengairan sawah, nelayan yang memanfaatkan potensi perikanan, juga merupakan aset wisata bagi para wisatawan mancanegara maupan domestik. Wilayah Kabupaten Solok memiliki curah hujan berbeda, curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Sungai Pagu (5.774 mm) dengan hari hujan 153 hari dalam setahun, dan terendah di Saningbakar (1.189 mm) dengan jumlah hari hujan rata rata 99 hari per tahun. Perbedaan iklim yang cukup tajam antara satu kawasan dengan kawasan lain membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Solok bagian utara yang rata rata lebih rendah, tanahnya juga tidak terlalu subur, berbatu, dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau meninggalkan kampung halamannya, misalnya Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, X Koto Diatas, X Koto Singkarak dan Junjung Sirih. Sementara di bagian tengah arah ke selatan terletak pada dataran tinggi, bercurah hujan tinggi dan tanahnya lebih subur, mulai dari Kecamatan Gunang Talang, Lembah Gumanti, dan Lembang Jaya. A.2.2 Penggunaan Lahan Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2011 sebanyak 38.88% wilayah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan 15.99% berstatus hutan rakyat. Sedangkan yang diolah rakyat untuk ladang dan kebun sebanyak 10.37%, dan yang dikelola oleh perusahaan perkebunan sebanyak 2.18%. Pemanfaatan lahan untuk sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat. Sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2011 areal sawah terluas di Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh Kecamatan Kubung dan Kecamatan Bukit Sundi. Tabel A 1 Luas dan Persentase Lahan Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2011 Jenis Penggunaan Luas Lahan (ha) Persentase (%) Lahan sawah Pekarangan/bangunan dan halaman sekitarnya Tegal/kebun/ladang/huma

5 Gambaran Wilayah 2013 Perkebunan Kebun campuran Hutan negara Hutan rakyat Sementara tidak diusahakan Semak semak/alang alang Rawa rawa Kolam Tambak Lainnya Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Solok, 2011 A.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan A.3.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kabupaten Solok pada tahun 2012 berdasarkan data BPS sebesar jiwa. Komposisinya terdiri dari jiwa penduduk laki laki dan jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 97,21. Angka ini berarti setiap 100 penduduk perempuan di Kabupaten Solok terdapat 97 penduduk laki laki atau dengan kata lain jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada laki laki. Kecamatan Kubung merupakan kecamatan yang terbesar jumlah penduduknya yaitu jiwa atau lebih besar dari jumlah penduduk Kota Solok, kemudian diikuti oleh Kecamatan Lembah Gumanti di posisi kedua dengan jumlah penduduk jiwa, dan Kecamatan Gunung Talang pada posisi ketiga dengan jumlah penduduk jiwa. Sedangkan kecamatan yang terendah jumlah penduduknya adalah Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 8093 jiwa. Hal tersebut tidak berlaku untuk kepadatan penduduk di mana Kecamatan Kubung merupakan kecamatan terpadat, diikuti oleh Kecamatan Danau Kembar, sedangkan Kecamatan Tigo Lurah merupakan kecamatan terjarang jumlah penduduknya. Tabel A 2 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Solok Tahun Laju Jumlah Penduduk (jiwa) No. Kecamatan Pertumbuhan (%) 1 Pantai Cermin ,79 2 Lembah Gumanti ,92 3 Hiliran Gumanti ,17 4 Payung Sekaki , ,14 5 Tigo Lurah , ,95 6 Lembang Jaya ,38 7 Danau Kembar ,22 8 Gunung Talang ,49 3

6 Gambaran Wilayah Bukit Sundi ,28 10 IX Koto Sungai Lasi Kubung ,02 12 X Koto Diatas ,28 13 X Koto Singkarak ,12 14 Junjung Sirih ,8 Kabupaten Solok Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka, A.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pada tahun 2011 tercatat sebanyak 226 orang terdaftar sebagai pencari kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Solok. Dari jumlah yang terdaftar tersebut, sebagian besar di antaranya adalah wanita (77,8%). Bila dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan, jumlah terbesar ada di kelompok dengan pendidikan S1 (Sarjana). A.4 Kondisi Sarana dan Prasarana A.4.1 Transportasi Darat Total panjang jalan di Kabupaten Solok sampai akhir tahun 2011 berjumlah 1.421,63 km, dengan rinci menurut status jalan, jalan nasional 66,21 km, jalan propinsi 118,09 km dan jalan kabupaten 1 237,33 km. Jika dilihat dari kondisi jalan, terdapat peningkatan jalan berkualitas baik sebesar 12,3% dari tahun lalu. Jalan berkualitas sedang mengalami penurunan 5,83%, jalan berkualitas rusak turun 22,68% dan jalan dalam kondisi rusak berat mengalami penurunan 2,7%. Tabel A 3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaannya dan Status Pemerintahan yang Berwenang Tahun 2011 Status Pemerintahan yang Berwenang Klasifikasi Jumlah Nasional Propinsi Kabupaten Aspal Kerikil Tanah Lainnya Jumlah Tahun 2010 Tahun Sumber: Dinas PU Kabupaten Solok, Tahun

7 Gambaran Wilayah 2013 A.4.2 Sumber Energi/Listrik Industri kecil/kerajinan merupakan salah satu sektor andalan yang diharapkan dapat menopang perekonomian Kabupaten Solok. Pada tahun 2011 terjadi kenaikkan yang cukup signifikan terhadap jumlah industri kecil/kerajinan dan tenaga kerja masing masing sebesar 4,55% dan 43,63%. Pada tahun 2011 jika ditinjau dari segi nilai produksi industri kecil/kerajinan, terjadi penurunan dari 15,745 milyar rupiah, di mana pada tahun 2010 sebesar 18,64 milyar rupiah. Sedangkan dilihat dari jenis industrinya, industri pangan menyumbangkan nilai produksi tertinggi yaitu 6,66 milyar rupiah dengan kontribusi sebesar 42,35%. Sementara untuk tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2011 ini jumlah pelanggan listrik di kabupaten Solok yaitu berjumlah sebanyak pelanggan, pelanggan terbanyak adalah rumah tangga sebanyak pelanggan (90,76%), kemudian diikuti pelanggan jenis lainnya sebanyak 4301 pelanggan (6,01%), dan dari jenis sosial sebanyak pelanggan (3,21%). A.5 Kebijakan Pembangunan Daerah A.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Visi dan misi Kabupaten Solok yang menjadi landasan Pembangunan Jangka Menengah tahun adalah: " Terwujudnya kepemerintahan yang baik menuju masyarakat sejahtera" Visi tersebut akan diwujudkan dengan melaksanakan misi sebagai berikut: 1) Mewujudkan tata kelola pemerintahan lokal yang bersih dan berwibawa dan taat hukum. 2) Meningkatkan kehidupan yang agamais, bermoral, dan berbudaya luhur. 3) Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menciptakan tatanan perekonomian terpadu berbasis tekhnologi. 4) Menciptakan pendidikan berkualitas. 5) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 5

8 Gambaran Wilayah ) Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan di segala bidang. 7) Membangun kepariwisataan sebagai kekuatan ekonomi strategis. 8) Mengoptimalkan pembangunan kepemudaan, olahraga dan pemberdayaan perempuan A.5.2 Draft Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Solok Tahun Pengembangan tata ruang wilayah didasarkan pada faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan secara makro (bersifat eksternal) maupun mikro wilayah (bersifat internal). Faktor faktor determinan yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Solok dalam konteks eksternal di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Visi Kabupaten Solok yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Solok yaitu mengarahkan Kabupaten Solok sebagai daerah terbaik dari yang terbaik. (2) Penetapan beberapa kawasan sesuai dengan arahan dalam RTRWN, di antaranya: a) Kawasan Andalan Solok (Danau Di Atas dan Danau Di Bawah, Danau Singkarak, Lubuk Alung dan Ketaping) dengan sektor unggulan pertambangan, pertanian, perkebunan, pariwisata, dan industri. b) Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai Kawasan Lindung Nasional. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat ini secara administratif terletak pada beberapa wilayah provinsi, meliputi Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat. (3) Penetapan Arosuka sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan bagian dari Kawasan Metropolitan Padang yang berfungsi sebagai kawasan perkotaan satelit. (4) Kabupaten Solok merupakan bagian dari pengembangan sistem transportasi nasional, dengan jalur lintas regional (jalan nasional) yang melalui Kabupaten Solok, yaitu jalur lintas tengah Sumatera yang melintasi Padang Arosuka (Kabupaten Solok) Kota Solok Kota Sawah Lunto, dan jalan propinsi yang melalui Kabupaten Solok Selatan Kabupaten Solok Kota Solok Kabupaten Tanah Datar. Sementara, faktor faktor internal yang mempengaruhi perumusan tujuan penataan ruang Kabupaten Solok adalah sebagai berikut: (1) Peluang dan tantangan sebagai daerah yang terletak di antara wilayah wilayah yang sudah berkembang di Provinsi Sumatera Barat. (2) Kendala dan limitasi fisik wilayah: Dilalui patahan aktif Sesar Semangko, yang menyebabkan wilayahnya rawan gempa. 6

9 Gambaran Wilayah 2013 Memiliki kawasan dengan kelerengan > 40% dengan sebaran luas lebih dari 60% luas wilayah Kabupaten, yang merupakan kawasan gunung / pegunungan. Keberadaan kawasan lindung dan konservasi, terutama keberadaan taman nasional sebagai upaya pelestarian alam dan cagar budaya. (3) Memiliki potensi wilayah di sektor pertanian (agro), dengan komoditas pertanian bahan pangan (padi) dan lainnya, namun masih didistribusikan dalam bentuk bahan mentah (belum memiliki nilai tambah). (4) Memiliki potensi wilayah di sektor pariwisata (keindahan alam) dengan kawasan danau yang indah namun masih belum dikelola secara optimal. (5) Masih perlu dukungan pengembangan aksesibilitas wilayah: Dilalui Jalur Lintas Tengah (Jalur regional Sumatera dan jalan nasional). 7

10 Profil Perekonomian Wilayah 2013 B. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH B.1 Struktur Perekonomian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Solok atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 adalah sebesar 6 triliun rupiah. Dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun 2010 yang mencapai 5,31 triliun rupiah, berarti selama tahun 2011 terdapat kenaikan sebesar 699,24 milyar rupiah. Bila ditelaah menurut sektor ekonomi/lapangan usaha, secara keseluruhan kegiatan perekonomian di Kabupaten Solok menunjukkan adanya peningkatan yang cukup bervariasi. Kabupaten Solok yang merupakan wilayah agraris memposisikan sektor pertanian sebagai sektor ekonomi andalan dengan nilai tambah sekitar 2,39 triliun rupiah pada tahun 2010, dan sebesar 2,76 triliun pada tahun Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sektor pertama yang paling besar peningkatannya di antara sektor ekonomi lainnya. Jika dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkan sektor pertanian pada tahun 2010, kenaikan nilai tambah yang dihasilkan adalah sebesar Rp 369,27 milyar. Tabel B 1 Perkembangan PDRB Kabupaten Solok Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) Tahun Rata Rata No. Lapangan Usaha Pertanian 1550, , , , , ,89 2 Pertambangan dan Penggalian 130,96 155,07 178,90 201,51 223,83 178,05 3 Industri Pengolahan 227,25 264,95 303,51 345,64 378, ,88 4 Listrik dan Air Bersih 20,02 23,46 25,77 28,36 30,51 25,62 5 Bangunan 227,74 295,02 319,30 354,82 419,96 323,36 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 440,68 523,46 620,57 721,71 833,79 628,04 7 Pengangkutan dan Komunikasi 371,96 456,51 528,15 611,17 706,96 534,95 8 Keuangan, Jasa Bangunan, dan 59,74 70,49 80,47 91,57 102,26 80,91 Jasa Perusahaan 9 Jasa Jasa 392,32 443,31 506,12 564,35 633,34 507,89 Jumlah 3420, , , , ,21 Sumber: PDRB Kabupaten Solok menurut lapangan usaha,tahun ,61 Jika dilihat perkembangan perekonomian Solok selama periode 2006 sampai dengan 2010, rata rata PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan seluruh sektor usaha di Kabupaten Solok adalah sekitar Rp 4,68 trilyun. Sementara itu, sektor pertanian masih tetap 8

11 Profil Perekonomian Wilayah 2013 memposisikan sebagai sektor yang paling besar dalam menghasilkan nilai tambah dalam struktur PDRB Kabupaten Solok. Kinerja perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2011 masih mampu mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil perhitungan nilai PDRB Kabupaten Solok atas dasar harga konstan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp 2,303 triliun. Dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya, nilai yang dicapai selama tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan di mana pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 2,17 triliun, sehingga selama tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar Rp 128,68 milyar atau sekitar 5,91%. Tabel B 2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok Atas Dasar Harga Konstan Tahun Laju Pertumbuhan Rata No. Lapangan Usaha Rata Pertanian 768,36 813,30 861,03 915,27 970,70 865,732 2 Pertambangan 65,02 69,91 75,04 80,64 86,75 75,472 3 Industri Pengolahan 133,85 142,89 152,38 162,71 167,00 151,766 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 7,21 7,71 8,11 8,54 9,01 8,116 5 Bangunan 101,77 108,87 113,36 120,40 127,87 114,454 6 Perdagangan 256,87 276,91 296,28 317,23 338,56 297,17 7 Pengangkutan & Komunikasi 179,88 192,28 207,91 224,21 241,89 209,234 8 Keuangan Persewaan dan Jasa 36,80 39,80 42,28 45,14 47,76 42,356 9 Jasa Jasa 262,10 275,15 290,69 300,99 314,27 288,64 PDRB (juta) 1811, , , , , ,94 Sumber: Hasil Perhitungan, Tahun 2013 B.2 Potensi Perekonomian Bagi Kabupaten Solok, pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Pertanian di Kabupaten Solok dibagi ke dalam lima sub sektor, di antaranya: tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan, perikanan, dan peternakan. Setiap sub sektor tersebut memiliki komoditas unggulan yang mempunyai prospek perkembangan yang baik di masa yang akan datang. B.2.1 Pertanian Padi dan jagung merupakan tanaman pangan yang dominan. Tanaman padi yang diusahakan Kabupaten Solok adalah tanaman padi sawah, dengan jumlah produksi pada tahun 2011 sebesar ,40 ton. Produksi terbesar tanaman padi sawah ini terdapat di Kecamatan Gunung Talang yaitu ,10 ton, sedangkan untuk jumlah produksi paling sedikit adalah sebesar 173,30 ton di Kecamatan Danau Kembar. 9

12 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Tanaman palawija yang diusahakan di Kabupaten Solok pada tahun 2011 terdiri dari 6 (enam) jenis tanaman, yaitu: jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dari keseluruhan tanaman palawija tersebut, ubi jalar merupakan tanaman yang memiliki produksi terbesar dengan jumlah ,70 ton, diikuti oleh tanaman ubi kayu ,50 ton, dan jagung 2.442,70 ton. Sedangkan tanaman palawija yang belum dioptimalkan adalah tanaman kacang hijau yang hanya memproduksi 55 ton dan kedelai sebesar 108,28 ton. B.2.2 Perikanan Budidaya perikanan yang berkembang di Kabupaten Solok adalah budidaya perikanan air tawar. Budidaya ikan air tawar terdiri dari budidaya perikanan sungai, danau, telaga, kolam, dan sawah serta pembibitan ikan. Jenis ikan budidaya yang dikembangkan antara lain ikan garing, mas, nila, nilem, mujair, kulari, patin, baung, gabus, dan ikan betok. Jumlah produksi ikan di Kabupaten Solok didominasi oleh budidaya perikanan kolam yaitu sebesar 383,5 ton disusul oleh budidaya perikanan danau 80,90 ton, budidaya perikanan sawah 43,55 ton, dan budidaya perikanan sungai 34,25 ton. Daerah yang bukan merupakan sentra produksi perikanan di Kabupaten Solok meliputi Kecamatan Payung Sekaki, Kecamatan Danau Kembar, Kecamatan Tigo Lurah, Kecamatan Lembah Gumanti, Kecamatan X Koto Diatas, IX Koto Sungai Lasi, Kecamatan Hiliran Gumanti, dan Kecamatan Pantai Cermin. B.2.3 Peternakan Pada umumnya ternak yang diusahakan oleh penduduk bervariasi, mulai dari ternak besar hingga unggas. Untuk Kabupaten Solok, perkembangan pengelolaan ternak terdiri dari: Ternak besar seperti sapi, kerbau, dan kuda Ternak kecil seperti kambing Serta unggas yang dikembangkan adalah ayam, itik, dan puyuh Dari ketiga jenis peternakan yang diusahakan tersebut, unggas merupakan ternak yang sangat berkembang dan potensial untuk dikelola. Pada tahun 2011 tercatat bahwa unggas yang paling banyak dikelola adalah ayam kampung dengan jumlah ekor, disusul oleh itik sebanyak ekor, dan ayam ras ekor. Sedangkan untuk ternak besar dan kecil, jumlah terbesar yang dikelola adalah ternak sapi sebanyak ekor dan kambing sejumlah ekor. Ternak yang paling kecil diusahakan di Kabupaten Solok tahun 2011 adalah kuda dan kerbau dengan jumlah masing masing sebesar 392 ekor dan ekor. 10

13 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Sentra peternakan Kabupaten Solok untuk sapi potong, kerbau, kambing, ayam dan itik tersebar di seluruh kecamatan, seperti Kecamatan X Koto Diatas, Kubung, dan Gunung Talang. Kecamatan Pantai Cermin, IX Sei Lasi hanya merupakan daerah sentra produksi komoditi sapi potong dan ayam. B.2.4 Perkebunan Berdasarkan data tahun 2011, terlihat bahwa komoditi perkebunan yang potensial dalam produknya adalah kayu manis dengan jumlah ,72 ton, disusul oleh komoditi kopi dengan produksi sebesar ,04 ton, dan teh 3.656,53 ton. Untuk kayu manis, kecamatan yang paling banyak menghasilkan adalah X Koto Diatas yaitu sebesar 4.398,16 ton yang diikuti oleh Kecamatan Gunung Talang sebesar 2.896,77 ton. Sedangkan produksi paling sedikit terdapat di Kecamatan Lembang Jaya dan Bukit Sundi dengan produksi masing masing sebesar 52,95 ton dan 107,01 ton. Sedangkan untuk produksi perkebunan yang belum optimal menghasilkan adalah dari komoditi merica dengan jumlah 4,66 ton, selanjutnya adalah kunyit dengan produksi 27,60 ton dan tembakau 41,64 ton. Untuk komoditi merica, hanya terdapat di 3 (tiga) kecamatan saja di Kabupaten Solok di antaranya Kecamatan Kubung dengan produksi sebesar 2,76 ton, Kecamatan Payung Sekaki 1 ton, dan Kecamatan Bukit Sundi dengan jumlah 0,84 ton. B.2.5 Pariwisata Kabupaten Solok di kenal dengan sebutan Solok Nan Indah. Identitas tersebut menjadikan Kabupaten Solok ditunjuk Pemerintah Sumatera Barat sebagai salah satu tujuan wisata dari 19 daerah tujuan wisata yang harus dikembangkan. Kabupaten Solok beriklim tropis dan sejuk mempunyai obyek wisata alam yang indah dan obyek wisata budaya yang menarik serta wisata minat khusus yang menantang. Wisata alam yang indah didukung oleh 4 buah Danau yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Singkarak, dan Danau Talang. Obyek wisata di Kabupaten Solok berjumlah 88 buah yang tersebar di 14 Kecamatan, namun baru sebanyak 11 objek wisata yang ditetapkan sebagai objek objek wisata unggulan/prioritas. 11

14 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Tabel B 3 Sebaran Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Solok No. Nagari Nama Objek Jenis Objek I Kecamatan X Koto Diateh Jarak dari Ibukota Kabupaten (km) 1 Sulik Aia 1. Gunung Merah Putih/Janjang Saribu Alam Batu Tagantuang/Batu Galeh Alam Guo Jangguik Raksasa Alam Bekas lobang tambang Alam Batu Tikuluak Alam Rumah Gadang 20 Ruang Budaya Balairung Sari Budaya Tabuah Larangan Budaya 56 2 Tanjung Balik 9. Guo Gantiang Sopan Alam Balairung Sari Budaya Makam Syeh Batu Ampa Sejarah 57 3 Bukik Kanduang 12. Makam Paderi Sejarah Makam Sultan Manang Sejarah 60 4 Katialo 14. Balai Adat Budaya 52 5 Paninjauan 15. Balairung Sari Budaya 55 6 Labuah Panjang 16. Balai Adat Budaya 56 7 Pasilihan 17. Batu Tapak Nabi Alam 72 8 Sibarambang 18. Batu Alang Alam Batu Kutu Kutu Alam 72 9 Kuncia 20. Makam Keramat Sejarah 48 II Kecamatan X Koto Singkarak 1 Singkarak 1. Dermaga Singkarak Alam Balai Adat Budaya 34 2 Kacang 3. Rest Area Biteh Alam Panarama Tanjuang Sopan Alam Tapian Endah Permai Alam Taluak Indah Alam 39 3 Tikalak 7. Katapiang Indah Alam 38 4 Aripan 8. Panorama Gunung Tampa Dado Alam Panorama Angin Berembus Alam Pincuran Ruyuang Alam Makam Keramat Sejarah Kuburan Gobah Sejarah 30 5 Tanjuang Alai 13. Panorama Sitinjau Lauik Alam Panorama Koto Tingga Alam 42 Keterangan 12

15 Profil Perekonomian Wilayah 2013 No. Nagari Nama Objek Jenis Objek Jarak dari Ibukota Kabupaten (km) 15. Gua Ngalau Alam 38 6 Sumani 16. Balai Adat Budaya 32 7 Koto Sani 17. Danau Tuo Ujuang Ladang Alam Aia Tajun Ujuang Ladang Alam Aia Angek Padang Balimbiang Alam Rumah Gadang Pusako Tuo Budaya 35 8 Saniang Baka 21. Area Camping Ground Alam 36 III Kecamatan Junjuang Siriah 22. Fila Terapung/Puruak Alam Makam dalam Mushalla Sejarah Paninggahan 1. Guo Barangin Alam 47 IV Kecamatan Kubung 2. Kapalo Aia Alam Guo Indah Ngalau Alam Batu Basurek Sejarah Salayo 1. Kapalo Banda Alam Makam Datuk Parpatiah Nan Sejarah 19 Sabatang 2 Koto Baru 3. Aia Angek Bukik Kili Alam GOR Batu Tupang Budaya Balai Adat Budaya Tabuah Larangan Budaya 16 3 Koto Hilalang 7. Aia Tajun Alam 21 4 V Tanjuang Bingkuang Kecamatan Bukik Sundi 8. Nagari Tradisional Budaya Masjid Tuo 1 Kinari 1. Kapalo Banda Alam 2. Batu Kudo Kudo Alam 3. Kuburan Sawah Liek Sejarah 4. Kuburan Angku Ikue Lubuak Sejarah 2 Dilam 5. Batu Pasidangan Angku Lareh Sejarah VI Kecamatan IX Koto Sungai Lasi Budaya 26 1 Pianggu 1. Aia Tajun Timbulun Alam Rumah Gadang Daulat Raja Sejarah 35 Pagaruyung 3. Makam Keramat Abdul Tuanku Sejarah 40 2 Guguak Sarai 4. Kolam Pancing Segar Alam Budaya 34 Keterangan 13

16 Profil Perekonomian Wilayah 2013 No. Nagari Nama Objek Jenis Objek Jarak dari Ibukota Kabupaten (km) 3 Koto Laweh 5. Puncak Tambang Alam 35 Keterangan 4 Sungai Jambur 6. Makam Tuanku lareh Sejarah 35 5 Sungai Durian 7. Guo Cikaram Alam 45 VIII Kecamatan Gunung Talang 1 Cupak 1. Aia Angek Sonsang Aalam Rumah Gadang Budaya Pincuran Rajo Sejarah 18 2 Talang 4. Aia Angek Bukik Gadang Alam 5. Makam Syeh Talang Sejarah 3 Guguak 6. Tabek Panjang Alam 7. Sari Manggis Resort Alam 4 8. Rumah Gadang Tigo Niniak Budaya 4 Sungai Janiah 9. Kolam Ikan Sungai Janiah Alam Kolam Pancing Tabek Panjang Alam 10 5 Batang Baruih 11. Rest Area Bukik Subang Alam Kebun Teh Kayu Jao (PTPN. VI) Alam Masjid Tuo Kayu jao (Atok Ijuak) Budaya 15 IX Kecamatan Payuang Sakaki 1 Sirukam 1. Arena Buru Babi Alam 2. Balerong Sari Budaya 3. Tabuah Larangan Budaya 4. Makam Syech Junjungan Sejarah 2 Supayang 5. Guo Ameh Alam 6. Makam Syeh Supayang Sejarah 3 Aia Luo 7. Guo Batu Alam 8. Batu Balenong Alam 9. Batu Basurek Sejarah X Kecamatan Tigo Lurah 1 Batu Bajanjang 1. Batu Bajolang jo Basangkak Alam XI Kecamatan Lembang Jaya 1 Koto Anau 1. Makam Rajo Sejarah 2. Istano Rajo Sejarah 2 Batu Bajanjang 3. Tabek Ilang Lanyek Alam 4. Aia Angek Batu Bajanjang Alam 5. Balai Tabek Nan Bampang Alam Duo Alam XII Kecamatan Danau Kembar 1 Simpang Tj. Nan 1. Dermaga Danau Diateh Alam 30 14

17 Profil Perekonomian Wilayah 2013 No. Nagari Nama Objek Jenis Objek XIII Ampek Kecamatan Lembah Gumanti Jarak dari Ibukota Kabupaten (km) 2. Panorama Danau Kembar Alam Danau Talang Alam Wisata Agro Alam 30 1 Alahan Panjang 1. Muaro Danau dan Panti Usak Alam Kebun Bunga Budaya Convention Hall Budaya 32 2 Sungai Nanam 5. Guo Bukik boleng Alam 6. Panorama Bukik Cambai Alam 7. Rumah Adat Lipek Pageh Budaya 8. Kuburan Supadeh Tingga Sejarah 3 Aia Dingin 9. Guo Aia Dingin Alam 34 XIV Kecamatan Hiliran Gumanti 1 Talang Babungo 1. Balairung Sari Budaya Kuburan Angku Badarah Putiah Sejarah 50 2 Sungai Abu 3. Tambang Sapek Alam 70 XV Kecamatan Pantai Cermin 4. Padang Jinawi Sejarah 70 1 Surian 1. Aia Angek Alam Gunung Intan Alam Pincuran Tujuah Alam Panorama Bukik Naris Alam Guo Besar Alam Tempat Pemancingan Ikan Budaya Tampek Bakaua Budaya Makam Pahlawan Sejarah 65 2 Lolo 9. Panorama Bt Salimpat dan Subarang Alam 75 Sumber: Bappeda kabupaten Solok, Tahun Tanam Batu Alam 70 Keterangan B.2.6 Pertambangan dan Energi Sektor pertambangan di Kabupaten Solok belum menjadi komoditas unggulan untuk penerimaan daerah. Namun secara geologis, potensi bahan galian di Kabupaten Solok cukup besar, terutama batu bara dan bijih besi. Beberapa kajian yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan Kabupaten Solok menunjukkan potensi tambang untuk 4 (empat) komoditas 15

18 Profil Perekonomian Wilayah 2013 utama: batu bara, bijih besi, emas, dan tembaga cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Solok. a. Sebaran Batu Bara Potensi tambang batu bara tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Solok. Rincian potensi tambang tersebut adalah: 1) Blok Singkarak Luas wilayah pemetaan ha, sebaran formasi batuan pembawa batubara 3.221,27 ha. Ketebalan batubara 7 sampai 10 cm, Kadar rata rata fixed karbon 41,41%, sulfur 2,71%, dan nilai kalori cal/gram. 2) Blok Payung Sekaki Sebaran formasi batuan pembawa batubara 8.947,41 ha. Ketebalan batubara bervariasi antara 0,2 sampai 70 cm. Kadar rata rata fixed karbon 47,83%, sulfur 0,71%, dan nilai kalori cal/gram. 3) Blok Lembah Gumanti Sebaran formasi batuan pembawa batubara 9.512,87 ha. Ketebalan batubara bervariasi antara 28 sampai 50 cm. Kadar rata rata fixed karbon 51,62%, sulfur 1,05%, dan nilai kalori cal/gram. b. Sebaran Bijih Besi Distribusi potensi sumberdaya alam bijih besi tersebar di Kecamatan Tigo Lurah Bajanjang, Pantai Cermin, Gunung Talang, dan IIX Koto Sungai Lasi. Sebagian besar potensi bijih besi tersebut belum diperkirakan cadangan terukurnya. Sementara sumberdaya alam potensi bijih besi di Kecamatan Gunung Talang sudah memiliki perkiraan cadangan terukurnya. 16

19 Peluang Investasi 2013 C. PELUANG INVESTASI C.1 Sektor Unggulan Berdasarkan data PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, sektor pertanian Kabupaten Solok merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB sektoral Sumatera Barat. Tercatat pada tahun 2011, peranan PDRB Kabupaten Solok terhadap Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 5,77%. Sumbangan sektor pertanian Kabupaten Solok didominasi oleh sub sektor tanaman pangan, di mana Kabupaten Solok merupakan salah satu lumbung padi Provinsi Sumatera Barat yang terkenal dengan sebutan Bareh Solok. Sektor perdagangan juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap PDRB Sumbar yaitu 17,74%. Sumbangan yang tidak kalah penting adalah sumbangan sektor jasa jasa yang mencatat sebesar 15.68% dan sektor pengangkutan dan komunikasi 15,02%. Tabel C 1 Kontribusi PDRB Kabupaten Solok terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Peranan PDRB No. Sektor/Lapangan Usaha Solok Terhadap Distribusi PDRB PDRB Sumatera Sumbar (%) Barat (%) 1 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Air, dan Gas Bersih Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Jasa Jasa Total Sumber: Hasil Perhitungan 2011 Berdasarkan hasil perhitungan LQ Kabupaten Solok terhadap Provinsi Sumatera Barat, bahwa sektor unggulan adalah pertanian (1,80) diikuti pertambangan dan penggalian (1,22) dan bangunan (1,04). Sektor sektor tersebut memiliki LQ > 1 yang merupakan syarat utama menjadi sektor unggulan. No. Tabel C 2 Nilai LQ Sektoral Kabupaten Solok Tahun 2011 Sektor / Lapangan Usaha Distribusi PDRB Solok (%) Distribusi PDRB Sumbar (%) 1 Pertanian 42,13 23,84 1,80 2 Pertambangan dan Penggalian 3,77 3,17 1,22 3 Industri Pengolahan 7,25 11,69 0,59 4 Listrik, Air, dan Gas Bersih 0,39 1,06 0,34 LQ 17

20 Peluang Investasi Bangunan 5,55 6,30 1,04 6 Perdagangan 14,70 17,74 0,82 7 Pengangkutan dan Komunikasi 10,50 15,41 0,71 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 2,07 4,75 0,40 9 Jasa Jasa 13,64 16,03 0,81 C.2 Laju Pertumbuhan Seperti diketahui bahwa perekonomian Sumatera Barat merupakan gabungan dari perekonomian seluruh kabupaten/kota yang berada di Propinsi Sumatera Barat, sehingga masing masing kabupaten/kota memberikan kontribusinya yang cukup beragam. Kontribusi perekonomian Kabupaten Solok terhadap perekonomian Sumatera Barat mengalami sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan pada tahun Pada tabel di bawah ini, terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Solok pada tahun 2010 hanya dapat memberikan kontribusi sebesar 6,09% terhadap angka PDRB Propinsi Sumatera Barat, meskipun angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pada tahun sebelumnya yang mencapai 6,04% terhadap perekonomian Sumatera Barat. Tabel C 3 Kontribusi PDRB Kabupaten Solok Terhadap PDRB Propinsi Sumatera Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun No. Lapangan Usaha Perubahan 1 Pertanian 11,29 11,49 0,20 2 Pertambangan dan Penggalian 7,00 7,29 0,29 3 Industri Pengolahan 3,27 3,39 0,12 4 Listrik dan Air Bersih 2,87 3,07 0,20 5 Bangunan 7,39 6,45 0,94 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4,53 4,66 0,13 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,53 4,55 0,02 8 Keuangan Jasa Bangunan dan Jasa Perusahaan 2,13 2,21 0,08 9 Jasa Jasa 4,16 4,04 0,12 Jumlah 6,04 6,09 0,05 Sumber : PDRB Kabupaten Solok menurut lapangan usaha, Tahun 2011 C.3 Peluang Investasi Sektor Pariwisata C.3.1 Lokasi Pengembangan Pariwisata sebagai urat nadi perekonomian sangat prospektif untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Solok yang beriklim tropis dan sejuk mempunyai objek wisata alam yang indah dan menarik bagi wisatawan. Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat potensial dikembangkan di wilayah Kabupaten Solok. Jenis kegiatan 18

21 Peluang Investasi 2013 wisata yang tepat adalah wisata alam (ecotourism) sebagai bagian dari strategi untuk memanfaatkan kekayaan alam di wilayah Solok tanpa merusak lingkungan. Wisata alam yang indah dan menjadi andalan Kabupaten Solok didukung oleh keberadaan 4 (empat) buah danau yaitu, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang, dan Danau Singkarak. Arahan lokasi pengembangan wisata alam di Kabupaten Solok difokuskan pada Kawasan Pariwisata Danau Kembar dan sekitarnya yang mencakup 3 kecamatan dengan komponen wisata di dalamnya meliputi: (1) Kecamatan Danau Kembar: a. Danau Kembar Resort yang memiliki fasilitas 2 buah villa besar dengan 6 kamar, 2 buah kotek kayu dengan 2 kamar, 10 buah kotek batu dengan 10 kamar, gedung pertemuan, kantor pengelola, kantin, mushalla, sarana bermain anak, dan dermaga. Permasalahannya saat ini adalah sarana dan prasarana belum memadai, sedangkan di satu sisi potensi kunjungan wisatawan cukup besar dan terus meningkat. b. Panorama Danau Kembar Simpang Tanjung Nan IX dengan luas ± 2 ha sebagai lokasi untuk melihat Convention Hall. Kondisinya saat ini belum memadai dan akan dilengkapi sesuai dengan masterplan Pemerintah Daerah. c. Dermaga Danau Diatas, Taluak Indah Danau Talang, dan Wisata Agro Kebu Markisah. (2) Kecamatan Lembah Gumanti: Danau Kembar Resort, Pantai Usak, Goa Air Dingin, Goa Bukit Boleng Sei Nanam, dan Panorama Bukit Cambal. (3) Kecamatan Pantai Cermin: Air Hangat, Pamancuang, dan Gunung Intan Surian, Panorama Batu Salimpai, Pancuran 7 Surian, dan Panorama Bukit Naris. Kesadaran akan besarnya potensi kepariwisataan tersebut oleh Pemerintah Kabupaten Solok dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun yaitu pada Agenda VII: Pengembangan Kepariwisataan dan Pelestarian Kekayaan Budaya Daerah. Potensi besar pariwisata Kabupaten Solok tersebut sangat memerlukan pengembangan dan pengelolaan yang terarah serta investasi modal yang besar. Semua itu memerlukan perencanaan yang matang, terintegrasi, dan komprehensif sehingga pelaksanaannya dapat efektif, meningkatkan nilai ekonomi, dan juga berkelanjutan. 19

22 Peluang Investasi 2013 C.3.2 Jumlah Kunjungan Wisata Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Kabupaten Solok pada Tahun 2010 sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan data kunjungan tahun 2007 maka terjadi peningkatan rata rata sebesar 22%. Berbeda halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mengalami penurunan pada tahun 2008 dari sebanyak 676 orang menjadi 223 orang pada tahun Meskipun jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2009 sebanyak orang, namun hal ini lebih disebabkan pada tahun tersebut terdapat event bertaraf internasional seperti Tour de Singkarak. Apabila melihat data kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010, maka konsentrasi kunjungan hanya mengarah pada tiga obyek wisata pemandangan alam, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Singkarak. Obyek wisata Danau Singkarak menempati porsi kunjungan terbanyak sebesar 71% dari ketiga danau tersebut. Untuk wisatawan mancanegara, dari data kunjungan tahun 2010 sebanyak 223 orang tersebut, jumlah kunjungan ke tiga danau yang terkenal indah dengan pemandangan alamnya adalah sebanyak 98 orang (44%) sisanya adalah mengunjungi obyek wisata lainnya yang diprediksi sebagai obyek wisata budaya. Dari keterangan tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jumlah kunjungan wisatawan nusantara semakin lama semakin meningkat dan sebagian besar memilih obyek wisata pemandangan alam. Sedangkan wisatawan mancanegara, selain tertarik untuk melihat pemandangan alam, ketertarikan mereka untuk melihat wisata budaya juga terlihat menonjol. Data mengenai kunjungan wisatawan ke Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel C 4 Jumlah Kunjungan Wisata Ke Kabupaten Solok Tahun No. Obyek Wisata Jumlah Wisatawan (orang) Nusantara Mancanegara 1 Danau Diatas Danau Dibawah Danau Singkarak Danau Talang 5 Objek Wisata Lain 125 Jumlah Sumber: Kabupaten Solok Dalam Angka, Tahun 2011 Berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, mereka yang masuk melalui pintu gerbang Pelabuhan Udara Minangkabau Padang pada tahun 2010 adalah sebanyak 20

23 Peluang Investasi orang, jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 46% dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada tahun 2009 yaitu orang. Dari jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 tersebut, hanya sebesar 0,8% wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Solok. Hal ini menunjukan diperlukan perhatian yang mendalam mengenai pembangunan pariwisata di Kabupaten Solok dibandingkan dengan daerah lain. Tabel C 5 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Melalui Pintu Masuk Minangkabau Padang Tahun 2010 No Kebangsaan Bulan (orang) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nov Des Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 1 Singapura Malaysia 1,231 1,755 1,960 1,481 1,550 2,490 1, ,763 1,435 3,087 2,996 22,204 3 Jepang Korea Selatan Taiwan China India Pilipina Hongkong Thailand Australia , Amerika Serikat Inggris Belanda Jerman Perancis Rusia Arab Saudi Mesir Lainnya ,349 Jumlah ,714 2,005 2,350 1,906 2,092 2,972 2,434 1,180 2,279 1,864 3,342 3,344 27,482 Jumlah ,757 4,611 4,597 4,450 5,776 6,224 6,872 1,932 1,965 4,140 3,037 3,641 51, Pintu Masuk Utama Jumlah 2010 Jumlah , , , , , , , , , , , ,122 6,576, , , , , , , , , , , , ,150 5,898,860 Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (Kemenbudpar 2011) C.3.3 Kelayakan Investasi Peranan pariwisata sebagai penghasil devisa kian penting artinya. Sektor pariwisata diharapkan jadi primadona, antara lain karena kemampuannya menghasilkan devisa, menyediakan lapangan kerja yang cukup luas, tidak banyak terpengaruh oleh proteksi, dan dampak resesi dunia. Potensi kepariwisataan Kabupaten Solok, yang mempunyai obyek obyek dan daya tarik wisata yang beragam, baik dari sejarahnya, atraksi wisata, berbagai kekayaan alam dan kebudayaan, mempunyai prospek yang sangat besar untuk menarik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Melihat data kunjungan wisatawan nusantara terakhir, maka didapat fakta bahwa konsentrasi kunjungan wisata mengarah pada tiga obyek wisata pemandangan alam, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Singkarak. Namun pada kenyataannya fasilitas penginapan di 21

24 Peluang Investasi 2013 objek objek wisata ini kurang memadai. Padahal penginapan merupakan fasilitas pendukung yang dibutuhkan untuk menarik wisatawan untuk datang. Di satu sisi, kondisi jarak tempuh dari kota kabupaten, yang sudah memiliki penginapan bertaraf standar, menuju objek wisata Danau Kembar cukup jauh yaitu sekitar 30 km. Melihat berbagai faktor di atas, maka dibutuhkan suatu rencana pembangunan fasilitas penginapan melalui pembangunan sebuah hotel di kawasan wisata Danau Kembar dari investor lokal maupun investor luar negeri. A. Analisa Investasi Akan dibangun sebuah hotel bintang 4 yang terletak di kawasan wisata Danau Kembar. Adapun biaya investasinya membutuhkan dana sebesar Rp ,. Komponen biaya meliputi: biaya tanah, biaya konstruksi, biaya peralatan, dan biaya biaya tidak langsung seperti perencanaan dan perijinan). B. Analisa Pendapatan Pendapatan yang diterima oleh pihak hotel yaitu pendapatan sewa kamar, pendapatan restoran, pendapatan penyewaan ruang rapat (meeting room). Jumlah kamar hotel ini adalah 114 kamar, harga masing masing tipe kamar sesuai fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tipe kamar hotel dibedakan beberapa tipe dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel C 6 Tipe Kamar Hotel Tipe Kamar Jumlah Tarif Superior 55 Rp Deluxe 65 Rp Family 4 Rp Junior 6 Rp Junior Suite 6 Rp Executive 3 Rp Royal Suite 3 Rp Caesar Suite 3 Rp Berdasarkan perhitungan diperoleh pendapatan hotel yang bersumber dari pendapatan sewa kamar sebesar Rp ,00 per bulan untuk okupansi 100%, dan Rp ,00 per bulan untuk okupansi 45%. Selain bersumber dari hasil penyewaan kamar hotel, pendapatan hotel ini juga diperoleh dari penyewaan ruang rapat (meeting room). Pada hotel ini terdapat 5 ruang rapat yang disewakan yang masing masing harga berbeda beda, yakni: Ruang A bertarif Rp Ruang B bertarif Rp

25 Peluang Investasi 2013 Ruang C bertarif Rp Ruang D bertarif Rp Ruang E bertarif Rp Dengan rata rata setiap bulannya 4 kali penyewaan maka pendapatan total yang bersumber dari dari penyewaan ruangan rapat ini sebesar Rp ,00 per bulan. Selain penyewaan kamar dan ruang rapat, pendapatan hotel juga bersumber dari penjualan makanan dan minuman atau biasa disebut dengan pendapatan restoran. Dalam hal ini ditetapkan asumsi harga 1 porsi makanan adalah Rp ,00 dikalikan dengan jumlah pengunjung. Dengan rata rata pengunjung restoran 800 orang per bulan maka, diperoleh pendapatan hotel bersumber dari restoran sebesar Rp ,00 per bulan. C. Analisa Pengeluaran Sumber pengeluaran hotel ini berasal dari biaya biaya operasional, di antaranya biaya karyawan, biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan, dan biaya pergantian alat (replacement). Adapun tujuan ditentukan biaya biaya pengeluaran adalah untuk mengetahui pendapatan bersih bisnis hotel ini, yaitu dengan cara pendapatan kotor dikurangi dengan biaya operasional. D. Biaya Operasional 1. Karyawan Sebelum melakukan analisa pengeluaran,ditentukan terlebih dahulu struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk pengoperasian hotel ini setelah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan diketahui, dihitung gaji setiap karyawan sesuai dengan posisinya. Kemudian diperoleh total pengeluaran yg berasal dari gaji karyawan dengan cara mengalikan jumlah karyawan dengan besar nominal gajinya masing masing posisi karyawan. 2. Kebutuhan Listrik Untuk biaya tarif listrik Hotel termasuk ke dalam golongan tarif untuk keperluan bisnis besar (Perpres No. 8 Tahun 2011) dengan ketentuan batas daya di atas 200 kva. Biaya listrik yang diperhitungkan adalah untuk kebutuhan penerangan dan transportasi. Penerangan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah penerangan public area yaitu lobi, restoran, basement, dan private area yaitu kamar lantai 1, 2, 3, 4. Sedangkan untuk alat transportasi hotel tersedia 2 lift. Untuk menghitung biaya listrik kamar = jumlah kamar x titik lampu x daya (kwh) x tarif per kwh = 27 x 2 x 0,05 x 495 = Rp 1336,5 23

26 Peluang Investasi Rincian Kebutuhan Air Biaya tarif air bersih berdasarkan data dari Badan Pendukung Sistem Penyediaan Air Minum daerah kabupaten Solok sebesar Rp 295 Rp9000/m 3 dan kenaikan biaya air diasumsikan 5% setiap tahunnya. Pemakaian air bersih untuk private area dan public area dihitung dengan rumus = jumlah kamar x jumlah pengguna x pemakaian air x tarif Keterangan: Jumlah pengguna = 2 orang setiap kamar Pemakaian air = untuk private area diasumsikan 225 liter per orang Contoh perhitungan: Pemakaian air untuk superior room = 22 x 2 x 225/1000 x 9000 = Rp ,00 per hari. E. Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan hotel ini digunakan untuk aktifitas perbaikan peralatan, pemeliharaan lift, pengecatan ulang, dan sebagainya yang dilakukan setiap tahun sekali. Besarnya biaya pemeliharaan per tahun dialokasikan sebesar 30% dari service charge hotel = 30% x Rp = Rp F. Biaya Replacement Hotel Biaya penggantian untuk gedung hotel ini digunakan untuk penggantian peralatan, mesinpompa, AC, dan sebagainya apabila peralatan tersebut sudah tidak layak digunakan lagi. Besarnya biaya pemeliharaan setiap 5 tahun dialokasikan sebesar 30% dari service charge hotel = 30% x Rp = Rp G. Hutang dan Cicilan Besarnya hutang adalah 30% dari nilai investasi. Hutang berasal dari pinjaman bank dengan bunga 11 12,5 % yang akan dikembalikan setiap tahun selama 5 tahun masa investasi. Pada analisis ini bunga hutang digunakan sebesar 12%, yakni sebesar Rp H. Nilai Sisa Untuk perhitungan nilai sisa, dibagi menjadi 3: 1. Tanah, diasumsikan memiliki nilai sisa penuh pada akhir masa investasi, yaitu: Rp Bangunan, diasumsikan akan bertahan hingga 40 tahun. Sehingga nilai sisa dapat dihitung dengan rumus berikut: Nilai Sisa = 30/40 x Rp = Rp

27 Peluang Investasi Biaya peralatan diasumsikan tidak memiliki nilai sisa. Sehingga, total nilai sisa: Rp I. Aliran Kas Hanya aliran kas sebelum pajak. Penilaian investasi diketahui dengan menghitung aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Perhitungan cash flow tersebut menggunakan besaran Minimum Attractive Rate of Return (MARR) sebesar 9,3%. Dalam pembangunan hotel menghabiskan dana investasi sebesar Rp dengan masa investasi 10 tahun. Dengan mengurangkan biaya pengeluaran (investasi, operasional, pemeliharaan, dan replacement) terhadap pemasukan (penyewaan ruang kamar, meeting room dan lain lain), investasi ini dapat menghasilkan NPV sebesar Rp Sedangkan dari arus kas tersebut bisa diketahui PI sebesar 1,3%. Maka pembangunan hotel layak karena memiliki NPV > 0. J. Profitability Index Metode Profitability Indeks adalah menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana rencana penerimaan khas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan. Keuntungan menggunakan metode ini adalah: 1. Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money). 2. Menetukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan dari hasil analisa arus kas diperoleh NPV sebesar Rp dan besarnya PV investasi adalah Rp dengan PI 1,3%. PI yang dihasilkan positif, berarti hotel ini profit dan dikatakan layak secara finansial. Tabel C 7 Hubungan antara okupansi terhadap NPV Okupansi NPV 100% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp K. Analisa Sensitivitas Untuk mengetahui seberapa sensitif tingkat hunian (okupansi) terhadap NPV dapat dilihat pada tabel di atas. Hubungan okupansi terhadap NPV Dapat diketahui bahwa semakin tinggi okupansi semakin besar NPV, dan pembangunan hotel ini layak jika tingkat hunian lebih dari 25

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Sumatera Barat Sumatera Barat yang terletak antara 0 0 54' Lintang Utara dan 3 0 30' Lintang Selatan serta 98 0 36' dan 101 0 53' Bujur Timur, tercatat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang. Oleh: Gusriani

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang. Oleh: Gusriani Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang Oleh: Gusriani 3108100701 Latar Belakang 1. Gempa bumi pada tahun 2009 mengakibatkan bangunanbangunan di kota Padang banyak yang runtuh, salah satunya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Sasaran I : Peningkatan Produksi dan Produktifitas Pertanian dengan Mengoptimalkan Pendekatan Intensifikasi, Ekstensifikasi dan Diversifikasi.

Sasaran I : Peningkatan Produksi dan Produktifitas Pertanian dengan Mengoptimalkan Pendekatan Intensifikasi, Ekstensifikasi dan Diversifikasi. DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN C. Ringkasan Informasi Tentang Kinerja Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Solok yang disusun untuk tahun 2014 terdapat 6 (empat) sasaran

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang Gusriani dan Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Administrasi Pemerintah Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan Undang Undang No.12 tahun 1956 tentang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan yaitu: tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilan) dan tujuan ekologi (kelestarian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-53 Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) Padang Gusriani dan Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN

IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN IV. DATA STATISTIK PETERNAKAN a. Populasi Ternak Besar Tabel 90. Populasi Ternak Besar Usaha Peternakan merupakan salah satu usaha untuk menghasilkan bahan makanan berupa daging, telur atau susu yang memiliki

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SOLOK PERATURAN BUPATI SOLOK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENGGUNAAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA NAGARIDI KABUPATEN SOLOK TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terkadang perlu dipenuhi. Dengan berwisata diharapkan akan memberikan suasana baru sebagai penyegar pikiran dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Solok 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1.1. Letak, Luas, Batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci