BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
|
|
- Sri Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Analisis Kesulitan Membaca al-qur an Para Siswa di SMA Negeri 05 Semarang Sebelum Mengikuti Klinik Belajar Membaca merupakan salah satu cara untuk menguasai ilmu pengetahuan dan pembentukan suatu ketrampilan membaca merupakan bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu harus dilakukan upaya-upaya penangulangannya secara terus menerus dan mengembangkan kemampuan membaca al-qur an pada anak didik dapat dilakuakn dengan berbagai pendekatan pembelajaran yang dirangkum sebagai penggunaan kerja individual dan kerja kelompok serta memfokuskan pada suatu aspek khusus pembelajaran afektif, yakni soal bagaimana membangkitkan dan memelihara minat anak didik dengan meninjaunya secara khusus dalam konteks pengorganisasian dan pengelolaan. Metode mengajar merupakan cara yang dipergunakan guru dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu peranan metode mengajr adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode maka dapat diharapkan muncul berbagai kegiatan belajar, yang pada akhirnya terciptalah interaksi yang bersifat edukatif. Proses ini akan berjalan dengan baik jika guru dan peserta didik saling berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih metode belajar mengajar, yaitu (a) tujuan pembelajaran, (b) kompetensi guru, (c) kemampuan siswa, (d) materi dan sarana prasarana. 1 Berkaitan dengan syarat tersebut diatas, maka dalam melihat sejauh mana kesulitan belajar yang dialami siswa, maka diperlukan diagnosa untuk 1 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), hlm
2 58 melihat tingkat kesulitan yang dialami. Salah satu syarat untuk mendiagnosis kesulitan belajar membaca adalah anak mempunyai taraf intelegensi normal, dengan daya ingat atau memori pada umumnya cukup baik. Tidak mempunyai gangguan fungsi sensoris seperti penglihatan atau pendengaran. Pun tidak ada gangguan fungsi motorik. Anak dengan taraf kecerdasan kurang, tidak hanya mengalami ketidakmampuan membaca, tetapi juga mengalami ketidakmampuan di bidang lain seperti berhitung dan aspek-aspek akademik lainnya. Patogenesis disleksia terletak pada gangguan fungsi otak. Sering pada belahan otak sebelah kiri, terkadang juga di belahan otak kanan. Bagian otak yang diduga berkaitan dengan terjadinya disleksia, antara lain (a) Corpus Callosum kiri, (b) Lobus parieto-temporal kiri, berperan dalam proses pencocokan antara fonem dan grafem (grapheme), (c) Lobus temporal kiri, berperan dalam proses fonologis dasar, (d) Lobus pre-frontal, pusat output dari semua kemampuan seseorang. Berkaitan dengan persoalan kesulitan belajar membaca al-qur an, siswa SMA Negeri 05 Semarang memiliki keragaman tingkat kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari tabel mengenai distribusi frekuensi hasil tes kemampuan membaca al-qur an siswa SMA Negeri 05 Semarang sebelum mengikuti klinik belajar dimana dari tabel tersebut terlihat bahwa ada empat tingkat kemampuan siswa dalam membaca al-qur an yang dialami, yaitu sangat baik (13,3%), baik (3,3%), cukup (16,6%) dan kurang (66,6%). Dari angka-angka tersebut dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa memiliki kemampuan membaca al-qur an sangat rendah. Sedangkan mengenai ragam kesulitannya, dapat dilihat dari tabel daftar responden yang secara tegas memperlihatkan ada dua kesulitan yang dialami, yakni dalam hal tajwid dan dalam hal pembedaan huruf hijaiyah. Untuk menanggulangi siswa dalam keculitan membaca, khususnya membaca al-qur an, tentunya diperlukan berbagai pendekatan dan pendekatan ini harus disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari masing-masing siswa yang bersangkutan.
3 59 Sebagaimana hasil temuan dari proses intervieu peneliti dengan pihak pengelola Klinik Belajar maupun dari data kuantitatif, ternyata terdapat dua kategori besar murid yang mengalami kesulitan membaca al-qur an, yaitu (a) siswa yang mengalami kesulitan dalam hal tajwid dan (b) siswa yang mengalami kesulitan dalam hal pembedaan huruf-huruf arab. 2 Dengan mengelompokkan dua persoalan besar tersebut, maka kemudian Klinik Belajar dalam proses pembelajarannya pun membaginya dalam dua kelas dan ditangani oleh guru yang memiliki kompetensi dalam bidangnya masingmasing. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka dalam proses pembelajaran terkadang guru juga menggunakan alat peraga, baik berupa buku, kaset atau pun VCD. Dengan menggunakan alat bantu tersebut diharapkan masing-masing siswa akan secara mudah mengikuti. Metode ini diterapkan untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam hal tajwid maupun siswa yang kesulitan membedakan huruf.. Selian itu juga sering dilakukan demonstrasi atau eksperimen untuk memperlihatkan proses atau cara kerja yang berkenaan dengan materi yang disampaikan. Demonstrasi atau eksperimen ini sering digunakan pada kelas siswa yang mengalami kesulitan membedakan huruf hijaiyah, sehingga dengan adanya demonstrasi tersebut siswa dapat memahami alat-alat keluarnya huruf (makharuj al-hurf). Untuk kasus Klinik Belajar di SMA 05 Semarang, ternyata metode yang digunakan lebih disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hal ini terlihat ketika siswa sudah mulai menguasai huruf-huruf hijaiyah (bagi yang kesulitan membedakan huruf) maupun menguasai tajwid maka pengajar mengganti metodenya. Metode yang digunakan adalah metode drill dan resitasi, dengan harapan siswa mulai berusaha secara mandiri mengembangkan kemampuannya. 2 Mengenai dua kelompok kesulitan yang dialami oleh para siswa ini juga diakui oleh Asro i, Guru PAI SMA 05 Semarang, Wawancara, 09 Oktober 2005
4 60 Dengan metode drill, pengajar memberikan latihan-latihan langsung kepada siswa. Dalam menerapkan metode ini, pengajar menuliskan huruf dan siswa satu persatu disuruh membaca secara bergantian dengan huruf yang berlainan. Metode ini sampai saat ini sangat efektif untuk diterapkan kepada siswa yang kesulitan membedakan huruf. Sedangkan untuk siswa yang kurang menguasai tajwid, pengajar akan mengucapkan kalimat yang kemudian siswa disuruh untuk mengikutinya dan hal ini dilakukan berulang-ulang. Metode ini kemudian dikembangkan lagi dengan metode resitasi, dimana siswa diberi tugas tertentu yang harus dikerjakan secara kelompok maupun secara individu. Dengan resitasi ini sebenarnya juga dapat dijadikan tolok ukur kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang telah disampaikan, sebab dengan melihat hasil resitasi maka tingkat penguasaaan siswa terhadap materi yang telah diberikan dapat diukur dengan standard yang ditentukan sebelumnya. Meskipun Klinik Belajar SMA 05 memiliki peranan yang sangat penting dalam menanggulangi kesulitan membaca al-qur an di kalangan siswa, bukan berarti tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Kekurangan ini dapat dilihat dari proses evaluasi terhadap program Klinik Belajar itu sendiri, sehingga tidak dapat dilihat hasil yang telah tercapai selama program ini berjalan. Selain itu, tidak adanya koordinasi antara guru dengan orang tua siswa, sehingga monitoring terhadap kemampuan siswa dalam membaca al- Qur an tidak ada. B. Analisis Kesulitan Membaca al-qur an Para Siswa di SMA Negeri 05 Semarang Setelah Mengikuti Klinik Belajar Melihat realitas bahwa kemampuan siswa dalam membaca al-qur an di SMA 05 ternyata sangat heterogen, peneliti melihat bahwa hal ini lebih disebabkan latar belakang keagamaan dari para siswa juga sangat beragam. Bagi siswa yang memiliki latar belakang keagamaan cukup, maka kemampuan bacanya relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang hanya mengandalkan pengajaran agama di sekolah saja. Selain itu, tingkat
5 61 kecerdasan juga sedikit banyak berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mencerna pelajaran membaca al-qur an. 3 Mengenai penanggulangan siswa yang kesulitan belajar membaca al- Qur an, Klinik Belajar yang dimiliki oleh SMA Negeri 05 Semarang dengan mencoba menerapkan management pendidikan secara menyeluruh. Hal ini dapat dilihat dari pandangan para pengurusnya, dimana dinyatakan bahwa Klinik Belajar diharapkan mampu menciptakan interaksi antara guru dan murid dalam rangka menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Dan hal ini sesuai dengan missi SMU Negeri 05 itu sendiri, yaitu diantaranya meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan serta meningkatkan budi pekerti luhur dan prilaku sopan santun. 4 Untuk memaksimalkan hasil yang diharapkan, maka perlu dipenuhinya lima dimensi pokok penyelenggara pendidikan yang berkwalitas, yaitu; 1. Keandalan (reliability). Yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat dan memuaskan. Contohnya : kepastian study lanjut tenaga kependidikan yang terencana dan terlaksana dengan baik, maka perlu adanya pendanaan penelitian tenaga kependidikan, dan kegiatan peserta didik dapat dilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sesuai dengan yang dijanjikan. 2. Daya Tangkap (responsiviness), yaitu kemauan para tenaga kependidikan untuk membantu para peserta didik dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Contohnya : jika ada komputer yang rusak di lab komputer, harus segera diambil tindak lanjut, yaitu menginformasikannya pada peserta didik dan segera memperbaikinya. 3. Jaminan mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, respek terhadap pelanggan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga kependidikan. Sebagai contoh : seluruh tenaga kependidikan benar-benar Kesimpulan ini peneliti peroleh dari hasil intervieu dengan bebrapa reponden 4 Edi Haryanto, Koordinator Klinik Belajar SMA 05 Semarang, Wawancara, 09 Oktober
6 62 berkompeten di bidangnya serta sikap dan perilaku seluruh tenaga kependidikan mencerminkan profesionalisme dan kesopanan. 4. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Misalnya : guru mengenal nama para peserta didik yang menempuh mata pelajaran yang diajar. 5. Bukti Langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi. Misalnya : berupa gedung, fasilitas komputer, perpustakaan, dan lain-lain. 5 Penyusunan manajemen strategi dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : diagnosis, perencanaan dan penyusunan dokumen rencana. Tahap diagnosis dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Kajian lingkunga internal bertujuan untuk memahami kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dalam pengelolaan pendidikan, sedangkan kajian lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkap peluang (opportunities) dan tantangan (threaths). Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi. Visi (vision) merupakan gambaran (wawasan) tentang keadaan yang diinginkan di masa depan. Sedangkan misi (mission) ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan keinginan dari dalam) yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan misi yang diemban dan dalam rangka menghadapi isu utama (isu strategis). Urutan strategis pengembangan harus disusun sesuai dengan isu-isu utama. Dalam perumusan strategi pengembangan dapat dibedakan menurut kelompok strategi, dengan rincian dapat terdiri atas tiga tingkat, seperti kelompok strategi, sub kelompok dan rincian strategi. Tahap yang ketiga penyusunan dokumen rencana strategis. Rumusannya tidak perlu terlalu tebal, supaya mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh tim manajemen secara luwes. Perumusan rencana 5 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003), hlm
7 63 strategi dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan temuan, penyelesaian akhir perlu menunggu hingga semua keputusan atau rumusan telah ditetapkan. Pengajaran baca al-qur an merupakan salah satu farian dari pengajaran bahasa asing, dimana peran sarana (khususnya alat peraga) sangat dominan dalam membantu siswa dalam pengenalan huruf dan memperkuat ingatan. Secara detil, fungsi alat peraga pada proses pembelajaran adalah; Sebagai laat bantu untuk menciptakan situasi mengajar yang efektif Sebagai bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar Alat peraga selalu berhubungan dengan tujuan pelajaran dan isi pelajaran. Penggunaan alat peraga diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian guru Penggunaan alat peraga dapat membuat hasil belajar yang dicapai akan selalu diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. 6 Dengan memanfaatkan alat peraga yang bersifat audio visual (VCD), maka Klinik Belajar SMA 05 dalam membimbing siswa berkesulitan belajar membaca al-qur an lebih efektif. Namun demikian, penggunaan alat peraga ini tidak bersifat terus menerus. Artinya, alat peraga hanya digunakan dalam materi-materi tertentu, yang menurut pengajar materi tersebut memang dirasakan oleh peserta didik sangat sulit. Keberhasilan Klinik Belajar dalam membantu mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, selain karena penerapan management pendidikan yang konsisten juga adanya penerapan metode pengajaran yang disesuaikan dengan kondisi riel siswa. Pengajar dalam menerapkan metode menyesuaikan tingkat kemajuan siswa dalam belajar membaca al-qur an. Keberhasilan Klinik Belajar dalam menanggulangi siswa kesulitan belajar juga dapat dilihat dari angka ststistik yang telah peneliti sampaikan dalam bab sebelumnya. Dalam angka tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan membaca al- 6 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm
8 64 Qur an responden sebesar 48,46 dan ini sangat jauh jika dibandingkan dengan rata-rata setelah mengikuti Klinik Belajar, yakni sebesar 80,16. Keberhasilan sebuah pembelajaran yang ideal pada dasarnya tidak hanya dilihat dari kemampuan siswa di sekolah, namun siswa juga harus dituntut untuk menerapkannya di lingkungan luar sekolah. Mengenai hal ini, Klinik Belajar mengalami kesulitan untuk melakukan monitoring terhadap siswanya, sedangkan mekanisme monitoring belum bisa dilakukan karena tidak adanya koordinasi antara pihak sekolah dengan orang tua. Dengan melakukan koordinasi dengan orang tua siswa, maka tugas pemantauan terhadap kemampuan siswa dalam membaca al-qur an di luar Klinik Belajar dapat dilakukan oleh orang tua atau pihak keluarga. Selain itu, kurang maksimalnya keberhasilan yang dicapai oleh Klinik Belajar dalam menanggulangi siswa kesulita belajar membaca al-qur an juga dikarenakan tidak adanya standarisasi materi dalam proses belajar mengajar dan ironisnya, hal ini sepertinya kurang disadari oleh guru. C. Solusi Terhadap Problem Kesulitan Belajar Membaca al-qur an SMA Negeri 05 Semarang pada dasarnya memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan dalam proses belajar membaca al-qur an. Hal ini ditambah dengan diterapkannya konsep otonomi dalam dunia pendidikan, sehingga sekolah memiliki otoritas sendiri dalam menentukan masa depannya. Untuk melihat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki, Klinik Belajar menerapkan model SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity and Treath) dalam evaluasinya. Dengan model ini, dapat diambil langkah-langkah yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi berdasarkan pada kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Usaha yang dapat dilakukan Klinik Belajar adalah; 1. Kompetensi Guru Tugas guru adalah menjabarkan isi kurikulum pengajaran secara lebih terinci dan operasional ke dalam program tahunan, semester dan bulanan. Dalam hal ini, kompetensi yang dibutuhkan oleh pengajar membaca al-
9 65 Qur an diantaranya adalah (a) fasih membaca al-qur an, (b) berijazah tashih membaca al-qur an, (c) memahami tingkat kesulitan belajar siswa, (d) menguasai metode mengajar membaca al-qur an. 2. Penambahan Alokasi Waktu Untuk memberikan keluasaan pada guru yang mengajar dan siswa yang belajar, alokasi belajar membaca al-qur an sebaiknya ditambah. Waktu yang disediakan untuk belajar membaca al-qur an selama ini adalah 45 menit adalah waktu yang sempit, sehingga hal ini mempengaruhi penerapan beberapa metode dan penggunaan alat-alat peraga. 3. Standarisasi Penilaian Untuk mencapai hasil (out put) yang maksimal, diperlukan adanya standarisasi penilaian terhadap perkembangan siswa dalam membaca al- Qur an. Salah satu langkah ang dapat dilakukan adalah dengan membuat kartu prestasi. 4. Membuka Ruang Komunikasi dengan Orang Tua Murid Karena tidak adanya sistem monitoring yang jelas terhadap siswa yang berkesulitan dalam belajar membaca al-qur an, maka diperlukan mekanisme yang jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan berkoordinasi dengan orang tua siswa sehingga pemantauan terhadap perkembangan siswa dalam membaca al-qur an di luar sekolah dapat dilakukan oleh orang tua.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pencapaian pendidikan yang berkualitas, peran guru sangat menentukan sebuah keberhasilan proses belajar mengajar. Guru dituntut menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Sebagaimana yang tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan konseling di MTs NU Nurul Huda Semarang, kemudian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan
BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN Pada bab IV akan membahas dari hasil penelitian tentang peran kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMAN
Lebih terperinciPelita V diusahakan untuk berubah ke laju peningkatan pemerataan rendah tapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan saat ini semakin tinggi, hal ini tentu terkait dengan tantangan abad ke-21 terhadap dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di bidang pendidikan dan pengajaran. Pemerintah dewasa ini khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting bagi perkembangan suatu bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur dengan tingkat keberhasilan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SEMESTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SEMESTA SEMARANG Sebagaimana tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE MENGHAFAL DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS BESERTA SOLUSI ALTERNATIFNYA A. Analisis Tentang Penerapan Metode Menghafal Dan Problematika nya Dalam
Lebih terperinciPendidikan Keluarga memberikan dasardasar pendidikan bagi seluruh aspek
Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan Pendidikan Keluarga memberikan dasardasar pendidikan bagi seluruh aspek pendidikan, baik pendidikan fisik, pendidikan psikis (pikir, perasaan, kemauan, keagamaan), memberikan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Proses belajar mengajar di sekolah merupakan proses interaktif antara pendidik dan peserta didik, di mana pendidik sebagai pemeran utama di dalam menciptakan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG
Jalan Panji No. 70 Kelurahan Panji Telp. (0541) 661322. 664977 T E N G G A R O N G 75514 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : 600.107/ BAP-I/IV/2011 TENTANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat. SMA Al-Istiqamah Simpang Empat dipimpin oleh Bapak H. Zarfani, SS,M.Pd. Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali
Lebih terperinciBA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi
BA B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA
84 BAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan pada BAB III, maka pada bab ini akan dilakukan analisis data.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan mutu pembelajaran skills lab dengan hasil belajar mahasiswa diakper widya husada.
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu. Semua individu membutuhkan pengiriman barang yang cepat dan aman untuk memastikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA N I Jogonalan SMA Negeri 1 Jogonalan berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada tahun 1990, dimulai dengan Tahun Pembelajaran
Lebih terperinciPENGGUNAAN AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENGGUNAAN AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK. Kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang harus segera dicari permasalahannya. Isu ini dapat berskala makro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Dengan pendidikan yang baik maka dapat menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas selama ini termasuk di SMP Negeri 1 Pegandon. pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran yang menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas selama ini termasuk di SMP Negeri 1 Pegandon Kendal, proses pembelajaran masih didominasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar, sistematis, dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi yang dibawa manusia, menanamkan sifat dan memberikan kecakapan sesuai dengan
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT
9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Lebih terperinciRencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciKOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI
360 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 360-365 KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly Jurusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang melayani masyarakat. Meskipun sifatnya nirlaba, namun bukan berarti sekolah tidak dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Figur yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan belajar mengajar ada kegiatan yang dinamakan evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan berjenjang dan berkesinambungan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak terlahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Akan tetapi setiap anak membawa bakat yang diperoleh dari orang tuanya. Bakat merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya dan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai
Lebih terperinciPERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI
PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
Lebih terperinciBAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN
BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh
Lebih terperinciTERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Visi adalah gambaran atau pandangan tentang masa depan yang diinginkan. Dalam konteks perencanaan, visi merupakan rumusan umum mengenai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari keadaan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, yang mempunyai
Lebih terperinciRESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON. Umi Magfiroh
1 RESUME MINGGUAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN BUDAYA BACA TULIS DI SDN NGABAB 02 KECAMATAN PUJON Umi Magfiroh SDN Ngabab 02 Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur umiafira@yahoo.com Pengantar Salah
Lebih terperinciPemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung
Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA N LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Oleh : ADE TRIO LESMANA NPM. 00200 PROGRAM
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN RENCANA KERJA (RENJA) A) TAHUN 2015 KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARIMUN
PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN RENCANA KERJA (RENJA) A) TAHUN 2015 KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARIMUN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2
Lebih terperinciManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah Afid Burhanuddin, M.Pd. Apa yang hendak di capai? Kompetensi dasar: Memahami konsep manajemen berbasis sekolah Indikator Memahami konsep MBS Melaksanakan analisa SWOT (Strength,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
kesan. 1 Bermain peran (role play) adalah metode pembelajaran A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bermain peran (role play) adalah cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).
BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Media, Bandung, 2009, hlm.14. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan reformasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciPROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL
PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015-2016 PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi setiap manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Dalam Undang-Undang
Lebih terperinci