RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E Triyono dan Adi Abimanyu, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E. Telah dilakukan rancang bangun sistem kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E. Kegiatan meliputi: mempelajari sistem wiring kontrol suhu, perencanaan tata letak komponen, instalasi dan uji fungsi. Mempelajari sistem wiring kontrol suhu untuk mengetahui fungsi pin meliputi: tegangan input, input sensor, keluaran control dan output RS-485. Perencanaan tata letak komponen berfungsi untuk mendapatkan estitika terhadap komponen pada kotak berukuran 50x40x20 cm. Instalasi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E diperlukan komponen meliputi: earth leakage circuit breaker 3 fase, solid state module 3 fase, solid state relay 1 fase,kontrol suhu dan PLC T100MD2424. Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E berguna untuk mengetahui kinerja alat pada saat tanpa beban maupun berbeban.hasil rancang bangun dan uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E menunjukkan bahwa: sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260 E dapat bekerja dengan baik pada kondisi tanpa beban maupun kondisi berbeban.hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada suhu setting º C diperlukan waktu uji menit dan menghasilkan laju panas sebesar 0-17,57 º C/ menit.uji kestabilan kontrol suhu pada setting suhu º C pada kondisi terendah º C dengan deviasi suhu 0-8 º C dan pada kondisi tertinggi º C dengan deviasi suhu 0-11 º C. Kata Kunci: rancang bangun, sistem instrumen kontrol, unit kalsinasi KR-260E. ABSTRACT DESIGN OF THE INSTRUMENT TEMPERATURE CONTROL SYSTEM ON THE CALCINATION KR-260E UNIT.The instrument temperature control system on the calcination KR-260E unit has been designed. Activities include: studying the wiring system of temperature control, component layout planning, installation and test functions. Studying the climate control system wiring to determine pin function include: input voltage, input sensor, output control and RS-485 output. Planning the layout of the components used to obtain the aesthetics of the components on a box measuring 50x40x20 cm. Installation of the system temperature control instruments on calcination unit KR-260 E required components include 3-phase earth leakage circuit breaker, 3-phase solid state module, 1-phase solid state relay, temperature control and PLC T100MD2424. Test system functions temperature control instrument on calcinations unit KR-260 E is useful to know the performance of equipment during no load or load. Results of design and function testing system temperature control instruments on calcination unit KR-260 E can work well on no-load and load condition. System functions test result on the temperature control instrument temperature setting 50 to 1000 º C required test time 0 to 334 minutes and generate heat rate at 0 to º C/ minute. Test temperature control stability at temperature setting 50 to1000 º C on the condition of the lowest temperature of 50 to 998 º C with a deviation of 0 to 8 º C and peak conditions 51 to 1000 º C with a temperature deviation of 0 to 11 º C. Keywords: design, climate control, calcinations unit KR-260 E. PENDAHULUAN embuatan bahan bakar kernel U 3O 8 dilakukan P melalui tahapan-tahapan yaitu proses pelarutan U 3O 8, pemurnian/ ektraksi, pengkondisian umpan pembuatan sol, pembuatan sol untuk proses gelasi, aging, pencucian, pengeringan gel uranium, kalsinasi, reduksi, sintering dan pelapisan [1]. Unit kalsinasi KR-260 E merupakan peralatan proses yang digunakan untuk proses kalsinasi gel ADU U 3O 8 menjadi kernel U 3O 8 pada suhu 600 O C.Unit kalsinasi bertegangan 380 Volt 3 fase dengan arus 21 Amper dan daya 8000 Watt. Unit kalsinasi mempunyai chamber berukuran lebar 26 cm tinggi 16 cm dan kedalaman 45 cm, sehingga mampu digunakan untuk proses kalsinasi dengan jumlah cuplikan relatif banyak ± 25 wadah [2]. Rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E dengan komponen utama kontrol suhu TK4M-B4RN. Kontrol suhu TK4M-B4RN mempunyai beberapa fasilitas meliputi: sumber tegangan input Volt AC, multi input sensor, output relay kontak dan fasilitas komunikasi RS-485 [3]. Kontrol suhu berfungsi untuk mengontrol suhu secara otomatis pada proses 52 ISSN Triyono dan Adi Abimanyu

2 kalsinasi dengan sistem kalang tertutup. Prinsip dasar dari suatu pengontrolan pada suatu proses yaitu mengatur sesuatu yang dapat mempengaruhi nilai tertentu, agar nilai tersebut terjaga kestabilannya [4]. Sensor suhu yang digunakan berupa termokopel tipe K 3 (NiCr-Ni) yang dapat digunakan pada daerah suhu º C, tetapi dalam aplikasinya hanya digunakan 80 % atau sekitar 1000 º C. Sensor suhu ditempatkan pada chamber dekat dengan cuplikan yang akan dikalsinasi dan untuk menghindari terjadinya korosi pada sensor suhu diperlengkapi dengan selongsong alumina [5]. Komponen yang diperlukan dalam rancang bangun sistem kontrol suhu meliputi: solid state relay 3 fase 25 Amper, relay kontak 220 Volt 5 Amperee, power supply 24 Volt DC dan PLC T100MD2424.PLC T100MD2424+ memiliki 24 masukan digital, 24 keluaran digital dan 8 masukan/ keluaran analog yang ada didalamnya. PLC T100MD2424+ berfungsi untuk menyimpan narasi proses dalam bentuk program ladder danmelakukan kontrol urutan proses kalsinasi. PLC T100MD2424+ dilengkapi dua port untuk berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan protokol komunikasi port RS-232 (COMM1) dan port RS-485 (COMM3). PLC berfungsi sebagai master dalam sistem serta mengirimkan perintah dan menerima data dari kontrol suhu melalui port RS-485. Sistem kontrol suhu dirancang untuk dapat dioperasikan melalui panel kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E maupun melalui PC pada ruang kontrol. Relay kontak 24 Volt DC arus 5 Amper berfungsi menghubungkan sumber tegangan 24 Volt DC dari power supply ke solid state module 3 fase ke elemen pemanas pada unit kalsinasi KR-260E [6]. Untuk proses pengontrolan pemanas pada unit kalsinasi diperlukan solid state relay yang dikonktrol oleh keluaran kontrol suhu sesuai suhu setting yang diinginkan. Solid state module/ solid state relay merupakan saklar elektronik yang tidak mengandung bagian bergerak seperti relay mekanik. Solid state relay mampu melakukan banyak tugas yang sama sebagai relay elektromekanik (EMR). Perbedaan utama pada solid state relay (SSR) tidak memiliki bagian mekanik yang bergerak didalamnya [7]. Untuk menggerakkan solid state relay diperlukan tegangan input 24 Volt DC berasal dari power supply 24 Volt DC arus 3 Amper. Tegangan input 24 Volt DC ke solid state relay akan dikontrol secara on-off oleh relay kontak 24 Volt DC yang diinstruksi oleh kontrol suhu TK4M-B4RN [8]. Blok diagram umum sistem akuisisi data dan kontrol ditunjukkan pada Gambar 1. Masukan ke PLC T100MD2424+ dapat dilakukan melalui saklar on-off atau melalui PC dan menghasilkan output -24 VDC menggerakkan relay ke solid state relay 3 fase pada pemanas unit kalsinasi. Suhu pada pemanas dideteksi oleh termokopel sebagai input ke kontrol suhu melalui port RS-485 ke PLC T100MD2424. Dengan adanya rancang bangun sistem instrumen dan kontrol suhu diharapkan akan mempermudah pengperasian unit kalsinasi KR-260E dan memberikan data yang lebih akurat. Kontrol suhu Termokopel RS- 485 PLC RS23 2 PC Furnace Saklar on-off I/O Alarm Gambar 1. Blok diagram umum sistem akuisisi data dan kontrol. Triyono dan Adi Abimanyu ISSN

3 TEORI Kontrol otomatik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya kontrol temperatur. Kontrol suhu TK4M-B4RN merupakan sistem kontrol lup tertutup, dimana sinyal keluarannya berpengaruh langsung pada aksi pengontrolan sehingga dinamai sistem kontrol berumpan balik [9]. METODOLOGI Pelaksanaan rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E dilaksanakan sebagai berikut: 1. Dilakukan identifikasi terhadap beban meliputi: jumlah fase, tegangan, arus dan daya. 2. Dilakukan perancangan tata letak komponen padapanel utama ditunjukkan pada Gambar 2. Perencanaan tata letak komponen pada bagian utama dilakukan pada kotak berukuran 50x40x20 cm. Komponen yang diperlukan yaitu: power supply 24 Volt DC, ELCB 3 fase 30 Ampere, SSR 3 fase 25 Ampere, SSR 1 fase 25 Amper, relay kontak 24 Volt DC, PLC T100MD 2424, van 220 Volt, terminal kabel input 4 pole 380 Volt dan terminal kabel keluaran 12 pole 30 Amper. Power supply memberikan tegangan input 24 Volt DC ke PLC, relay kontak dan solid state relay 1 fase/ 3 fase. 3. Dilakukan perencanaan tata letak komponen pada pintu panel ditunjukkan pada Gambar 3. Perencanaan tata letak komponen pada pintu panel memerlukan komponen antara lain: lampu indikator tegangan input RST 220 Volt, pengukur tegangan input 220 Volt AC, kontrol suhu TK4M-B4RN, lampu indikator waktu operasi 3 Volt DC, lampu indikator operasi 220 Volt AC, saklar operasi on-off (power supply, kontrol suhu dan pemanas). Kontrol suhu TK4M-B4RN merupakan komponen utama untuk pengontrolan proses kalsinasi. Fasilitas yang dimiliki kontrol suhu antara lain: tegangan input Volt AC, multi input sensor, output relay kontak, komunikasi RS-485. Input sensor menggunakan termokopel tipe K3 yang mempunyai daerah pengukuran º C, tetapi pada aplikasinya hanya digunakan sampai suhu 1000 º C.Output relay kontak digunakan untuk mengaktifkan solid state relay 3 fase ke pemanas. 4. Perencanaan pengaman arus bocorearth leakage circuit breaker (ELCB) 3 fase 30 Ampere pada sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Gambar 4. Beban yang dilayani earth leakage circuit breaker (ELCB) berupa beban 3 fase berupa elemen pemanas pada unit kalsinasi, kontrol suhu dan fan. Dalam kondisi normal sumber tegangan 380 Volt AC 3 fase akan disalurkan oleh ELCB ke masing-masing beban. Jika terjadi kerusakan isolasi pada kabel listrik pada sistem instrumen kontrol yang menyebabkan terjadinya arus bocor melebihi 30 mampere, ELCB akantrip secara otomatis. Jika ELCB trip perlu dilakukan pengecekan ulang secara lebih teliti dan cermat, terutama pada sistem wiring [11]. Jikalau ELCB mengalami trip maka harus ada tindakan pengecekan ulang secara teliti terhadap sistim wiring dan kondisi grounding.jika pengecekan telah dilakukan dan diyakini kebenarannya, tuas ELCB diposisikan pada kode 1 (hidup). Kode ELCB 3 F SSR3F SSR1 SSR2 PSA V Keterangan Earth leakage circuit breaker 3 fase 380 Volt 30 Amperee Solid state relay 3 fase 25 Amperee Solid state relay 1 arus 25 Ampere Solid state relay 2 arus 25 Ampere Power supply 24 Volt DC Van pendingin PSA TM1 Terminal tegangan input 3 fase 380 Volt 30 Ampere PLC Programmable logic control T100MD2424 TM2 Terminal output ke pemanas unit kalsinasi 380 Volt AC Gambar 2. Perencanaan tata letak komponen bagian utama. pada 54 ISSN Triyono dan Adi Abimanyu

4 24 Volt DC diaktifkan melalui saklar S1 menghubungkan tegangan 220 Volt dari fase W keluaran ELCB menuju power supply (L). Power supply mempunyai tugas utama memberikan tegangan 24 Volt DC melayani PLC, relay kontak dan solid state relay 1 fase maupun 3 fase untuk mengoperasikan pemanas pada unit kalsinasi. Kontrol suhu disuplay oleh tegangan 220 Volt melalui saklar S2 untuk mengaktifkan solid state relay 1 pin 3 (+) yang dilengkapi lampu indikator LiKS. Untuk mengoperasikan pemanas pada unit kalsinasi dilakukan dengan mengaktifkan saklar S3 untuk menghubungkan sumber tegangan -24 Volt DC dari PSA ke input PLC pada nomor 1 dilengkapi dengan lampu indikator LiP. Kode RST Vm KS T1- T10 IPS IKS IP PS P Keterangan Lampu indikator fase RST Pengukur tegangan input Kontrol suhu TK4M-B4RN Indikator timer 1-10 Indikator power supply Indikator kontrol suhu Indikator pemanas Power supply 24 Volt DC Pemanas unit kalsinasi Gambar 3. Perancangan tata letak komponen pada pintu panel. 5. Perencanaan sistem wiring pada panel bagian utama ditunjukkan pada Gambar 5. Perencanaan sistem wiring pada bagian utama menggunakan kabel serabut berukuran 1,5-4 mm. Sumber tegangan input 3 fase 380 Volt ke input ELCB dan ke pemanas menggunakan kabel serabut 4 mm. Untuk merapikan kabel menggunakan kabel dak berukuran 3x3 cm.perencanaan sistem wiring harus dibuat secermat mungkin dan sejelas mungkin dan dijamin kebenarannya, karena menjadi dokumen instalasi. 6. Perencanaan sistem wiring pada bagian pintu ditunjukkan pada Gambar 6.Komponen yang terinstal pada bagian pintu dihubungkan ke komponen pada bagian utama secara benar dan aman menggunakan kabel serabut.power supply Kode Keterangan 1,2,3 Sumber tegangan input 380 Volt AC 3 fase 2,4,6 Tegangan keluaran ELCB 380 Volt 3 fase 40 Ampere N1 Kumparan 1 penarik tuas 3 fase N2 Kumparan 2 pengaman arus ELCB Earth leakage circuit breaker 3 fase 40 Ampere RSTN Tegangan keluaran ke pemanas/ beban 380 VAC Gambar 4. Perencanaan pengaman arus bocor earth leakage circuit breaker (ELCB) 3 fase30 Ampere pada sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E Triyono dan Adi Abimanyu ISSN

5 Gambar 5. Perencanaan sistem wiring pada panel bagian utama Gambar 6.a. Indikator tegangan dan voltmeter tegangan input Gambar 6.b. Kontrol suhu pada chamber unit kalsinasi Gambar 6.c. Saklar operasi dan indikator beban Kode Keterangan RSTN ELCB 3 fase 380 Volt 30 A LiR, LiS, LiT Lampu RST keluaran ELCB Vm Pengukur tegangan F, N, Netral KSC Kontrol suhu chamber PSA +24 V Power supply +24 Volt DC RL2Pin7 Relay 2 pin 7 LT1-10 Indikator operasi timer 1-10 S1 Saklar power 24 Volt DC S3 Saklar operasi kontrol suhu S4 Saklar operasi pemanas PSA (N) Netral pada power supply PSA (L) line pada power supply ELCB, N Keluaran ELCB fase R dan N Gambar 6. Perencanaan sistem wiring pada bagian pintu. 56 ISSN Triyono dan Adi Abimanyu

6 7. PLC berisi program ladder sesuai narasi proses yang diinginkan dan mengendalikan relay kontak untuk mengaktifkan solid state relay 3 fase ke pemanas/ furnace unit kalsinasi. Inisialisasi terhadap PLC menggunakan I/O 1st.scan akan dieksekusi pada awal sistem dihidupkan. Ladder inisialisasi awal ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7.Ladder inisialisasi awal Ladder dan list program untuk inisialisasi awal tertampil pada Gambar 7 merupakan perintah untuk mengaktifkan protokol RS-485 pada COMM3 yang digunakan membaca nilai pengontrol suhu dengan nilai baud rate. 8. Ladder kendali I/O ditunjukkan pada Gambar 8.Pada sistem dibuat ladder masukan berupa normally open (NO) berupa kontak pemanas berfungsi mengaktifkan elemen pemanas secara manual. KUNCI_PC berguna mengunci relay internal yang dipakai sebagai pengendali otomatis melalui program HMI. Pada Gambar 8 menunjukkan ruang pertama kontak pemanasakan memicu PEMANAS_ON menjadi aktif. PEMANAS_ON dapat juga diberi kontak dengan relay internal mengaktifkan pemanas: START_PEMANAS dans TOP_PEMANAS. Gambar 8. Ladder kendali I/O 9. Ladder diagram mode kendali menggunakan program HMI ditunjukkan pada Gambar 9. Relay internal SENDSUHU difungsikan untuk menghidupkan fungsi BCSUHU untuk menampilkan nilai suhu pada pengontrol suhu ke program HMI dengan membaca alamat data memori pada PLC yang ditunjukkan pada Gambar 9. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan rancang bangun sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR- 260E. Kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum konstruksi yaitu melakukan identifikasi beban yang akan dilayani oleh sistem kontrol suhu meliputi: jumlah fase, tegangan, arus dan daya unit kalsinasi KR-260E. Identifikasi beban secara rinci merupakan unsur penting didalam perencanaan panel intrumen. Identifikasi beban dilakukan dengan cara membaca data name plate atau melalui manual book alat. Identifikasi beban elemen pemanas pada unit kalsinasi ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa, tegangan antar fase R, S dan T menunjukkan tegangan 381,0-385,2 Volt AC. Tegangan yang terukur pada masing-masing fase R, S dan T terhadap netral 220,2-221,4 Volt AC dengan arus 10,84-19,40 Ampere AC dengan daya 2386, ,16 Watt. Hasil identifikasi beban dapat digunakan untuk menentukan pengaman arus bocor berupa earth leakage circuit breaker (ELCB) 3 fase.besarnya arus kerja pada sistem instrumen kontrol suhu dapat ditentukan menggunakan rumus: I Strat 1,5. I Nominal atau I Start 1.5x19,4= 29,1 Ampere, dipilih ELCB dengan arus 30 Ampere [10]. Tabel 1. Identifikasi beban elemen pemanas pada unit kalsinasi. Objek Hasil identifikasi Keterangan Voltase (V) Arus (A) Daya (W) R-S 385,2 - - Tegangan antar fase S-T Tegangan antar fase R-T 381,1 - - Tegangan antar fase R-N 220,2 10, ,96 Tegangan fase netral 221,4 19, ,16 Tegangan S-N T-N fase netral 220,2 10, ,18 Tegangan fase netral Gambar 9. Ladder diagram mode kendali menggunakan program HMI Triyono dan Adi Abimanyu ISSN

7 Tabel 2. Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E Waktu Suhu Laju Keterangan uji, menit chamber, C panas, C/menit Awal uji , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,91 Suhu tercapai Bahwa 30 % gangguan listrik pada suatu instalasi bukan disebabkan oleh beban listrik ataupun hubung singkat, tetapi akibat gangguan isolasi yang disebabkan oleh perlengkapan dan pengkabelan yang buruk dan menyebabkan kerusakan pada peralatan.direkomendasikan adanya pengaman tambahan berupa pengaman arus bocor untuk mencegah berbagai resiko masuknya listrik kedalam tubuh manusia. Standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan pengaman arus bocor dengan sensitivitas 30 mampere dan akantrip, jika arus bocor melebihi 30 ma [11].Uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada unit kalsinasi KR-260E menunjukkan bahwa suhu optimum diperoleh 1000 O C dengan waktu uji menit memberikan laju panas 0-17,57 O C/ menit. Laju panas maksimum terjadi pada suhu setting 150 O C dengan waktu uji 7 menit, hal ini terjadi dikarenakan arus pemanas masih dalam kondisi maksimal dan waktu uji relatif masih kecil. Untuk mencapai suhu setting O C diperlukan waktu uji menit diperoleh laju panas 17,30-2,91 O C/menit.Uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada setting O C unit kalsinasi KR-260E ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada setting O C unit kalsinasi KR- 260E. Suhu setting, O C Kestabilan suhu, O C Aras Aras Deviasi suhu, O C/menit Aras Aras Bawah Atas Bawah Atas Hasil uji fungsi kestabilan kontrol suhu pada suhu setting O C menunjukkan bahwa, kestabilan pada suhu terendah diperoleh antara O C dengan deviasi suhu sebesar 0-8 O C. Kestabilan pada suhu tertinggi diperoleh antara O C dengan deviasi suhu sebesar 1-11 O C.Kontrol suhu bekerja pada kondisi on dengan deviasi maksimum 8 O C/ menit dan pada kondisi off dengan deviasi 11 O C/menit. Sebelumnya pernah dilakukan penelitian mengenai instalasi kontrol suhu menggunakan autonics TZN4H-14S dengan keluaran relay kontak 220 Volt sebagai pemicu relay kontak 3 fase terhadap pemanas, tetapi belum bisa dikonek dengan PC/ computer [2]. Kemudian dikembangkan dengan sistem instrumen kontrol menggunakan perangkat PLC T100MD2424 yang dapat dikoneksi dengan PC/ komputer. KESIMPULAN Rancang bangun meliputi: sistem pengaman arus bocor menggunakan ELCB 3 fase dengan kemampuan arus maksimal 30 Ampere, perancangan tata letak komponen pada bagian utama dan pintu. Hasil uji fungsi sistem instrumen kontrol suhu pada suhu setting antara ºC diperlukan waktu menit dan diperoleh laju panas 0-17,57ºC/ menit. Uji fungsi kestabilan 58 ISSN Triyono dan Adi Abimanyu

8 kontrol suhu padasetting ºC diperoleh kondisi laju panas terendah 2,91ºC/ menit dan pada kondisi ini arus pemanas terus menurun. Laju panas minimal terjadi pada suhu setting 1000ºC diperoleh dengan waktu uji 334 menit dan arus pemanas telah mencapai harga terendah, sehingga untuk mencapai suhu optimum diperlukan waktu relatif lama dan laju panas yang diperoleh cenderung pada harga terendah. Uji fungsi pada suhu setting ºC diperoleh kestabilan suhu aras bawah ºC dengan deviasi suhu aras bawah sebesar 0-8ºC, sedangkan pada kestabilan suhu aras atas ºC diperoleh deviasi suhu aras atas 0-11ºC. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan ini telah dibiayai oleh anggaran DIPA tahun 2014 terkait program proses pembuatan kernel U 3O 8.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk V. Bambang Suwondo, Bpk Parimun, Sdri Asri Ratna Fitriani dan Ibu Sri Widiyati atas segala bantuannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Supardjono Mudjiman, Sri Rinanti Susilowati, Triyono, Pengaruh Kecepatan dan Waktu Pemanasan Pada Kalsinasi Gel ADU Menggunakan Tungku Terprogram Tipe Vulcan Terhadap Bentuk Fisis Kernel U 3O 8. Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PSTA-BATAN, Yogyakarta, 9-10 Juni Triyono, Instalasi Kontrol Suhu TZN4H-14S Pada Unit Kalsinasi KR-260E, Makalah Tidak Terbit, PSTA-BATANYogyakarta, No: PSTA / Anoname, Manual Temperature Controller TK4 Series, Autonics Coorporation, Korea. 4. Triyono, Instalasi Sistem Kontrol Suhu Shimaden SR-93 Pada Unit Kalsinasi BMF- 14, Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PSTA-BATAN, Yogyakarta, 9 September Anoname, The Temperature Hand Book, Volume 80 Ohmega, USA. 6. Asri Ratna Fitriani,Rancang Bangun Otomatisasi Pada Proses Kalsinasi Butiran ADU (Amonium Diuranate) Menjadi Butiran U 3O 8, Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Ilmu Komputer dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Solid state-relay#scrib Edi Leksono,IR, Teknik Kontrol Automatik, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jl. Kramat IV No 11, Jakarta 10420, Triyono, Supardjono Mudjiman, Nur Hidayat, 2013, Pembuatan Panel Sumber Tegangan 380/ 220 Volt Arus 63 Ampere Keluaran Relay AC Pada Unit Pelapisan Kernel UO 2, Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PTAPB-BATAN, Yogyakarta, 11 September B.pdf. TANYA JAWAB Eko P. Saran: sebaiknya sistem yang bapak rancang dibuat redundan dengan panelkendali secara manual dikembangkan dengan PLC sehingga bila terjadi trouble dengan computer sistem bapak tetap dapat dioperasikan secara manual. Triyono Akan dipelajari dan dikembangkan dengan cara menambah perangkat input yang dapat mengganti perangkat PC bilamana terjadi kerusakan PC. Triyono dan Adi Abimanyu ISSN

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU UNTUK UNIT REDUKSI

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU UNTUK UNIT REDUKSI RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU UNTUK UNIT REDUKSI Triyono, Moch Setyadji dan Adi Abimanyu, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email: triyono793@gmail.com ABSTRAK RANCANG BANGUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14

PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14 PRSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELLAAN PERANGKAT NUKLIR PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14 PTAPB-BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14.Telah dilakukan

Lebih terperinci

INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU PADA UNIT PRE- HEATER PASIR ZIRKON

INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU PADA UNIT PRE- HEATER PASIR ZIRKON INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU PADA UNIT PRE- HEATER PASIR ZIRKON Isti Dian Rachmawati, Triyono dan Sudaryadi, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email:istidian@batan.go.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT KERAS PANEL SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA PROSES GELASI

PEMBUATAN PERANGKAT KERAS PANEL SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA PROSES GELASI PEMBUATAN PERANGKAT KERAS PANEL SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA PROSES GELASI Triyono, Supardjono Mudjiman, Sri Widiyati -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI

MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI -BATAN, Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 Yogyakarta, e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI. Telah

Lebih terperinci

INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU MODEL PXR-9 PADA FURNACE SINTERING

INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU MODEL PXR-9 PADA FURNACE SINTERING Triyono ISSN 0216-3128 103 INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU MODEL PXR-9 PADA FURNACE SINTERING Triyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6601 ykbb, Yogyakarta

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound

DX1220 LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512. Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound LITEPUTER DIMMER PACK 12CH DMX512 Disusun oleh: Iwan B Pratama Blastica Sound Panel Depan DX1220 terdiri dari 12 modul P-30 (1 ch modul) dan 1 buah DP-5 (DMX interface). Modul P-30 TRIG : menandakan jika

Lebih terperinci

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL Saminto, Untung Margono, Ihwanul Aziz, Sugeng Riyanto - BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI PENGENDALI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto, Dedy Haryadi, Triarjo PTBBN-BATAN Serpong Email : sugeng-r@batan.go.id SEMINAR NASIONAL X ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR Agus Nur Rachman, Kussigit Santosa Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN e-mail : ptrkn@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Sari Widya Fitri *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3. Oleh: NIM : NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3. Oleh: NIM : NIM : LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGONTROLAN DAN PEMONITORAN LAMPU PENERANGAN, AIR CONDITIONER DAN PROYEKTOR RUANG LAB EK DAYA MENGGUNAKAN TOUCHSCREEN BERBASIS PLC Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM Helmi Fauzi R, Antonio Gogo, Supriyono, Purwanta Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Email: helmi_fauzi@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik

KEGIATAN. Tes tertulis Pengamatan Wawancara Laporan. Menjelaskan pengetahuan dasar kendali elektronik NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 SINGOSARI MATA PELAJARAN : Perencanaan dan Pengoperasian Kendali Elektronik KELAS/SEMESTER : XII / 5 dan 6 STANDAR KOMPETENSI : Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik KODE

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC Disusun Oleh: DONY SETIYAWAN D 400 100 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector) RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector) Zilman Syarif 1, Duma Pabiban 2, Azwar Anas 3 Abstrak : Lorong merupakan sarana area untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 APLIKASI DAN UJI FUNGSI SENSOR SUHU TERMOKOPEL K3 PADA UNIT REDUKSI TIPE Triyono PTAPB-BATAN Yogyakarta ABSTRAK APLIKASI DAN UJI FUNGSI SENSOR SUHU TERMOKOPEL TIPE K3 PADA UNIT REDUKSI. Telah dilakukan

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9

INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNAE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470, Serpong,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN)

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) Kussigit Santosa, Agus Nur Rachman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Puspiptek,

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

INSTALASI DAN UJI COBA SISTEM PENGATUR SUHU PADA REAKTOR PEMBUATAN SOL

INSTALASI DAN UJI COBA SISTEM PENGATUR SUHU PADA REAKTOR PEMBUATAN SOL Triyono, dkk. ISSN 0-8 0 INSTALASI DAN UJI COBA SISTEM PENGATUR SUHU PADA REAKTOR PEMBUATAN SOL Triyono, Moch Setyadji Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta ABSTRAK INSTALASI DAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran BAB IV PEMBAHASAN Setelah perancangan dan pembuatan peralatan selesai, maka tahap selanjutnya akan dibahas mengenai pembahasan dan analisa dari pengukuran yang diperoleh. Untuk mengetahui apakah rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O Gunawan Alim Dosen D3 Teknik Elektronika Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No. 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [Type text] BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu kontrol rumah cerdas yang terhubung

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Pendahuluan Pada dasarnya pada bab ini dijelaskan bagaimana awalnya sebelum dilakukan proses perbaikan sehingga perlu adanya perbaikan yaitu dengan system automatisasi, diantaranya:

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Sasaran : Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana simbolnya dalam rangkaian Mendesain relay logic ladder untuk mengendalikan

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW 11240/102.EI

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

Perancangan Pengendali Sistem Otomasi pada DTA Menggunakan Programmable Logic Control MASTER K 120 S

Perancangan Pengendali Sistem Otomasi pada DTA Menggunakan Programmable Logic Control MASTER K 120 S 57 Perancangan Pengendali Sistem Otomasi pada DTA Menggunakan Programmable Logic Control MASTER Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LABVIEW. Kussigit Santosa, Sudarno, Dedy Haryanto

MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LABVIEW. Kussigit Santosa, Sudarno, Dedy Haryanto RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI KATUP PADA UNTAI UJI BETA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LABVIEW Kussigit Santosa, Sudarno, Dedy Haryanto Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci