PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008
|
|
- Agus Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI DAN UJI FUNGSI SENSOR SUHU TERMOKOPEL K3 PADA UNIT REDUKSI TIPE Triyono PTAPB-BATAN Yogyakarta ABSTRAK APLIKASI DAN UJI FUNGSI SENSOR SUHU TERMOKOPEL TIPE K3 PADA UNIT REDUKSI. Telah dilakukan aplikasi dan uji fungsi sensor suhu termokopel tipe K3 pada unit reduksi. Tujuan aplikasi sensor suhu termokopel tipe K3 untuk mengganti sensor suhu yang rusak dan tidak dapat memberikan tegangan input ke kontrol suhu. Tipe sensor suhu yang diaplikasikan dari tipe termokopel K3 dengan bahan NiCr-Ni dan panjang 250 cm diameter sensor 0,3 cm. Sensor suhu K3 diinstal dalam tabung reduktor dan dilindungi menggunakan pipa baja tahan karat yang tahan terhadap suhu C. Uji fungsi sensor suhu menggunakan perlakuan pemanasan secara bertahap, agar sensor suhu tidak mengalami kerusakan fisik dan akan memberikan tegangan sensor pada junctionnya. Hasil aplikasi dan uji fungsi sensor suhu termokopel K3 pada unit reduksi menunjukkan bahwa sensor suhu termokopel K3 dapat digunakan sebagai input kontrol suhu C dengan tegangan sensor an tara 0-33,9 mvolt dengan waktu uji menit diperoleh laju panas rerata 1,9'1-5,71 C/menit. ABSTRACT THE APLICA TION AND CHARACTERIZA TION TEMPERA TURE SENSOR THERMOCOUPLE TYPE K3 OF REDUCTION UNIT. The application and characterization temperature sensor thermocouple type K3 of reduction unit has been done. The purpose of application temperature sensor thermocouple type K3 for replacement of damage temperature sensor and cannot give voltage input to temperature controller. The type temperature sensor to application from type thermocouple K3 with material NiCr-Ni and sensor length 250 cm diameter sensor 0.3 cm. The sensor K3 installed in the reductor tube and protectioned use stainless steel resistance to temperature C. The characterization of temperature sensor use heating level treatment, in order that temperature sensor not damage fisical and will give sensor voltage of it junction. The result of application and characterization temperature sensor thermocouple K3 of reduction unit showed that temperature sensor thermocouple K3 can use to input temperature control C with sensor voltage between mvolt with time characterization minute and to recible heating velocity rate C/menit. PENDAHULUAN Unit reduksi merupakan alat pemanas untuk proses reduksi tipe batch, dimana euplikan yang direduksi (U30g) ditempatkan dalam baki stainless steel dan dimasukkan dalam tabung reduktor. Unit reduksi terdiri dari beberapa bagian utama meliputi reduktor, pemanas, kontrol suhu, pendingin dan alat vakum. Tabung reduktor panjang 200 em dengan diameter 23 em yang berfungsi untuk mereduksi U30g menjadi UOz dengan aliran gas hidrogen (Hz) pad a suhu c seeara sinambung. Pemanas terdiri dari tiga elemen pemanas nikelin spiral yang dilayani tegangan 380 Volt 25 Amper. Sistem pendingin diperlukan untuk mendinginkan tutup reduktor, agar suhunya tidak melampaui 40 c yang dapat mengakibatkan keboeoran pada tabung reduktor. Sistem vakum berguna untuk mengusir oksigen yang ada dalam ruang reduktor sebelum operasi berlangsung, agar tidak bertemu dengan gas hidrogen yang dapat 420 ISSN Triyono.
2 mengakibatkan ledakan. Kontrol suhu berfungsi untuk mengatur suhu pada proses reduksi seeara otomatik pada suhu yang diinginkan C menggunakan sensor suhu tipe K3. Untuk mengoperasikan unit reduksi seeara aman pada suhu antara C harus mentaati pada petunjuk dan pelaksanaan yang telah dibuat, agar operasi unit reduksi tidak menimbulkan bahaya bagi alat maupun operatomya (I). Telah diaplikasikan sensor suhu dalam kondisi baru tipe termokopel K3 pada unit reduksi untuk memberikan input tegangan ke kontrol suhu, Sensor suhu berukuran panjang 250 em dan diameter 0,3 em dipasang di dalam ruang reduktor dengan pelindung selongsong stainless steel diameter I em panjang 160 em. Kedua ujung kabel sensor dihubungkan ke kontrol suhu PXR-5 dengan polaritas tidak boleh terbalik. Sensor K3 yang terpasang merupakan pengganti sensor lama termodifikasi yang sudah rusak, sehingga tidak memberikan tegangan output ke kontrol suhu. Sensor termokopel seeara fisik merupakan dua kawat yang disusun dari dua logam yang berlainan dan disambung pad a kedua ujungnya sehingga membentuk junction. Apabila junction sensor terkena panas akan menimbulkan efek tegangan yang sebanding dengan panas yang diterimanya. Efek yang terjadi pada sambungan logam dinamakan efek seebeck yang ditemukan oleh Thomas Seebeck pada tahun 182 I. Apabila pada junction sensor termokopel K3 terkena panas, maka pada kawat akan timbul tegangan seebeck yang merupakan fungsi hubungan antara suhu dan komposisi kedua logam. Untuk perubahan suhu kecil dalam tegangan seebeck seeara linier akan sebanding terhadap suhu, sehingga akan diperoleh hubungan persamaan I. ~eab = a.~t fleab = merupakan selisih tegangan eab fl T = perbedaan suhu A = koefisien seebeck Tegangan seebeck pada dua logam A dan B dapat dilihat pada Gambar I. A B Logam A Loqam B ~::e Gawbar I. Tegangan seebeck pada dua logam A dan B. Sensor termokopel K3 terbuat dari paduan NiCr-Ni dan dapat digunakan pada daerah suhu c. Beberapa kelebihan sensor suhu termokopel K3 yaitu : cocok untuk suasana oksidasi, cocok untuk suhu C dengan pelindung keramik atau pipa stainless steel. (1) Beberapa pertimbangan penggunaan sensor termokopel K3 meliputi : I. Konstruksinya kuat 2. Lebih sederhana 3. Harganya relatif lebih murah 4. Daerah suhu relatif luas 5. Mempunyai keeocokan terhadap kontrol suhu PXR-5 yang telah dipasang Tetapi sensor suhu termokopel juga mempunyai kekurangan antara lain : I. Kurva yang terbentuk tidak rata 2. Tegangannya rendah 3. Kurang stabil dan kurang sensitif Perlindungan sensor suhu termokopel K3 menggunakan pipa baja tahan karat dalam ruang reduktor berfungsi : untuk melindungi sensor terhadap pengaruh kimiawi dalam ruang reduktor, perlindungan panas seeara langsung, melindungi terhadap pengaruh mekanik (2). Dengan dilakukan aplikasi dan uji fungsi sensor termokopel K3 pada unit reduksiakan diperoleh sistem kontrol suhu secara otomatik pada proses reduksi pada suhu C seeara sinambung. Bentuk fisik sensor termokopel K3 pada unit reduksi dapat dilihat pada Gambar ~ 0.3 em 2?1 2'. om ~ Gambar 2. Bentuk fisik sensor termokopel unit reduksi. I = Kabel sensor + 2 = Kabel sensor- 3 = Pelindung sensor 4 = Junction PXR-5 2 Pemutus Tegangan 4 I 3 Sumber tegangan 380 Volt 3 fase 25 Amper 220 Volt 5 Amper Gambar 3. Blok diagram aplikasi dan uji fungsi sensor termokopel pada unit reduksi. I = Sensor suhu termokopel tipe K3 2 = Reduktor 3 = Pemanas 380 Volt 3 fase 25 Amper 4 = Pelindung panas K3 pada Blok diagram aplikasi dan uji fungsi sensor termokopel pada unit reduksi dapat dilihat pada Gambar 3. Triyono. ISSN
3 TATAKERJA Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan aplikasi dan uji fungsi sensor tennokopel tipe K3 pad a unit reduksi meliputi : pengukur arus (tang ampenneter), multimeter analog/digital, toolsets. temperature controller PXR-5. Bahan Bahan yang diperlukan meliputi : sensor suhu tennokopel tipe K3 panjang 250 em diameter 0,3 em, pelindung sensor stainless steel, epoksi, grease (H). Metodologi 1. Sistem kelistrikan 380/220 Volt pada unit reduksi dimatikan, indikator operasi off. 2. Sensor yang telah rusak dikeluarkan dari ruang reduktor dari tutup samping untuk menempatkan sensor tennokopel baru tipe K3. 3. Menempatkan setting sensor (q barn ke 50. suhudalam pelindung 5 88A stainless steel melalui tutup samping sedekat mungkin dengan sumber panas dan letak euplikan yang akan direduksi. Ukuran fisik sensor tennokopel panjang 250 em diameter 0,3 em sudah eukup menjangkau ruangan reduktor. 4. Sensor tennokopel yang telah terinstal diberi epoksi agar rapat terhadap kasis tabung reduktor untuk mencegah kebocoran gas. Kabel sensor tennokopel I (+) dan 2 (-) dihubungkan ke temperature controller PXR-5 untuk keperluan uji fungsi sensor suhu. 5. Masukkan data parameter sensor suhu tipe K3 ke dalam parameter operasi PXR-5 dengan mengubah kode harga P-n2 = 3. Kode 3 menunjukkan bahwa temperature controller PXR-5 bekerja menggunakan sensor suhu tennokopel tipe K3 yang mempunyai daerah pengukuran 'c. 6. Oalam aplikasi dan uji fungsi sensor suhu tennokopel K3 diperlukan alat ukur suhu pembanding merk constant 88 A dengan sensor tennokopel K3, sehingga diharapkan dapat memberi hasil pengukuran suhu mendekati suhu yang ditampilkan control suhu PXR Pada uji fungsi sensor suhu tennokopel juga dipasang alat ukur tegangan pada sensor termokopel K3 pada suhu 'c, sehingga akan diperoleh perubahan tegangan pada setiap suhu setting. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan evaluasi terhadap aplikasi dan uji fungsi sensor tennokopel baru tipe K3 pad a unit reduksi sebagai input temperature controller pad a proses reduksi 'c seeara sinambung. Aplikasi sensor tennokopel tipe K3 dimaksudkan untuk menggantikan sensor yang telah rusak dan tak bisa merespon panas serta mengetahui unjuk kerja sensor baru. Uji fungsi sensor tennokopel baru bertujuan untuk memastikan bahwa sensor tennokopel yang telah terpasang dapat berfungsi untuk input sistem pengaturan suhu 'c seeara sinambung dan otomatik. Oalam uji fungsi sensor tennokopel K3 dihubungkan ke temperature controller PXR-5 yang mempunyai fasilitas setting value (SV) yang cukup luas dengan aplikasi sensor yang dapat diubah kode maupun harga parametemya. Uji fungsi sensor telmokopel K3 pada unit reduksi pada suhu 'c dengan alat ukur suhu pembanding constant 88A dapat dilihat pada Tabel I. Tabell. Uji fungsi sensor tennokopel K3 pada unit reduksi pada suhu 'c dengan alat ukur SUhilpembanding constant 88A PXRpengukuran suhu Hasil (C) , ,04 6,38 3,09 Constant 2,45 0,76 0,84 0,79 0,86 0,49 0,44 0,75 2,84 1,07 1,15 1,52 0 Oeviasi pengukuran 5 Variasi Prosentase PXR (C) Constant 88A deviasi (%) Oari hasil uji fungsi sensor tennokopel K3 yang ditunjukkan pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hasil respon dari sensor tennokopel K3 pada suhu setting 'c dapat direspon dengan baik oleh temperature controller PXR-5. Pada uji fungsi sensor tennokopel dipasang juga alat ukur suhu pembanding merek constant 88 A yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar selisih pengukuran suhu terhadap alat kontrol suhu PXR-5. Pada pengukuran suhu uji fungsi sensor termokopel menunjukkan bahwa pada suhu setting 'c menghasilkan deviasi suhu antara 0-6 'c dengan prosen deviasi an tara 0-6,38 %. Oeviasi pengukuran 422 ISSN Triyono.
4 suhu yang dihasilkan dari alat ukur suhu pembanding merk constant 88 A antara 0-6 c disebabkan oleh pemakaian sensor termokopel K3 dengan panjang 250 em (panjang total termokopel), sedangkan panjang sensor termokopel K3 yang dimiliki oleh constant 88 A adalah 112 em. Oeviasi suhu yang terjadi fungsi 50 (OC/menit) sensor pada suhu uji (C) rendah 50 C eukup besar, karena unit reduksi bekerja dengan arus start yang besar ± 25 Amper. Sedangkan untuk meneapai suhu setting rendah (50 C) hanya memeriukan waktu yang pendek. Hubungan antara suhu setting dengan hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4. oleh sensor termokopel K3 menurun dari 5,63-4,0 I C/menit. Tabel2. Uji fungsi sensor termokopel K3 dengan suhu setting c pada unit reduksi Waktu diterima fungsi, uji Laju panas 5,6319,5 5,4712,8 3,84,8 4,436,8 5,1510,8 5,717,1 1,910,8 5,56 3,172,8 9,848,8 5,6515, 4,34 4,63 rerata 5,40 5,19 4,91 4, dihasilkan ,5 25,6 33,9 31,9 29,8 23,5 27,8 sensor (menit) Variasi suhu Tegangan (mvolt) yang I... 0 ri: wo >< :; "go ~ ". ~~ O'~ '~l Suhu oetting pada ujllungol, OC Gambar 4 a. Hubungan antara suhu setting dengan hasil pengukuran pada PXR-5 Ole( c "00 ~ C 600 1~ 400 c c ~ :; ~ ~ 10001' 0;... :J: Q Suhu setting ujl fungsl, OC Gambar 4 a. Hubungan antara suhu setting dengan hasil pengukuran pada Constant 88 A Pada uji fungsi sensor termokopel K3 dengan suhu pemanasan c menghasilkan deviasi suhu 0-7 c dengan prosentase deviasi antara 0,49-1,07 %. Proses reduksi U30g dilakukan pada suhu setting antara c, sehingga deviasi yang terjadi 0-7 0c. Uji fungsi sensor termokopel K3 pada unit reduksi pada suhu c akan diperoleh beberapa parameter antara lain: tegangan sensor (mvolt) pada tiap suhu setting, waktu uji fungsi untuk meneapai suhu setting dan laju panas rerata per menit yang diterima oleh sensor termokopel K3. Uji fungsi sensor termokopel K3 dengan suhu setting c pada unit reduksi dapat dilihat pada Tabel 2. Oari hasil uji fungsi sensor termokopel K3 pada Tabel 2 menunjukkan bahwa, untuk meneapai suhu uj i C diperlukan waktu uji antara men it. Besarnya laju panas rerata yang diterima oleh sensor termokopel K3 pada suhu C sebesar 1,91-5,71 C/menit, tetapi setelah suhu meneapai suhu c laju panas yang diterima Penurunan laju panas yang diterima sensor suhu diakibatkan oleh waktu peneapaian suhu semakin besar. Tegangan sensor termokopel K3 yang dihasilkan pada suhu C sebesar 0,8 33,9 mvolt sebanding dengan panas yang diterima olehjunction sensor. Laju panas sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja sensor temokopel karena, laju panas teijadi akibat waktu uji dan suhu uji(4). Hubungan antara suhu setting terhadap waktu uji sensor termokopel K3 pada unit reduksi memberikan data tegangan sensor dan laju panas dapat dilihat pada Gambar 5a dan 5b. '" nj~ Variasi suhu uji sensor, OC Gambar 5.a. Hubungan antara suhu setting terhadap waktu uji sensor tennokopel K3 pada unit reduksi Semakin besar panas yang diterima oleh junction sensor tennokopel K3 akan memberikan nilai tegangan semakin besar. Tegangan yang terjadi dinamakan efek seebeck yang besarnya selisih tegangan yaitu eab = a. T. Semakin besar Triyono. ISSN
5 selisih suhu yang diterima oleh kedua kawat antara A dan B akan memberikan tegangan sensor semakin besar. Pada variasi suhu uji antara C memberikan tegangan sensor antara 0,8-33,9 mvolt... ~ _ ta ; 5 ':;j E 4 Q;u :;;03 ~ 0'" 2..., 0.. C 1 ::I ai It) 0...J o Gambar 5. b. Hubungan antara suhu setting terhadap waktu uji sensor termokopel K3 pada unit reduksi memberikan data laju panas KESIMPULAN Variasi suhu uji sensor, OC Dari hasil aplikasi dan uji fungsi sensor termokopel K3 pada unit reduksi dapat disimpulkan sebagai berikut : I. Uji fungsi sensor termokopel K3 pada unit reduksi pada suhu C dapat direspon oleh temperature controller PXR-5 secara baik dengan deviasi 0 C. Sedangkan hasil pengukuran menggunakan alat ukur suhu merk constant 88 A menghasilkan suhu C pada suhu setting C. 2. Laju panas rerata yang diterima oleh sensor suhu termokopel K3 pada suhu uji C dengan waktu uji menit menghasilkan laju panas rerata sebesar 1,91-5,71 C/menit. 3. Tegangan sensor merupakan efek seebeck yang ditimbulkan oleh panas yang diterima oleh junction termokopel. Tegangan sensor termokopel K3 pada suhu uji C sebesar 0,8-33,9 mvolt. segal a bantuan tenaga dan pikirannya dalam melaksanakan aplikasi dan uji fungsi sensor suhu termokopel K3 pada unit reduksi. DAFT AR PUST AKA I. ADI DRAJAT NUR WASONO, Pengoperasikan Peralatan Reduksi U30g menjadi U02, Laporan Kerja Praktek di PPNY BATAN Yogyakarta, NONAME, Leeds & Northroup Instrument, Printed in USA, Copy Right TRIYONO DKK, Karakterisasi Pengatur Suhu Oval Furnace Reduksi LPA Menggunakan Temperature Controller PXR-5, Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir PTAPB-BATAN Yogyakarta, 7 September NONAME, The Temperature Hand Book, An Omega Technologiees Company, Copy Right 1992 Printed in USA. TANYA Jumari JAWAB ~ Berapa range suhu sensor termokopel K3? ~ Bagaimana kesesuaian an tara sensor K3 dengan alat control yang digunakan (PXR-5)? Triyono ~ Range suhu yang diinginkan oleh sensor termokopel K3 antara C, tetapi dalam uji fungsi hanya dilakukan pada suhu C. ~ Kesesuaian antara sensor termokopel K3 terhadap alat control suhu PXR-5 cukup baik dengan deviasi antara 3-7 C. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk Tukiman dan Bpk Joko Maryoto atas 424 ISSN Triyono.
PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14
PRSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELLAAN PERANGKAT NUKLIR PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14 PTAPB-BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENINGKATAN KINERJA UNIT KALSINASI BMF-14.Telah dilakukan
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI
MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI -BATAN, Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 Yogyakarta, e-mail : ptapb@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI. Telah
Lebih terperinciKONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K
KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K Muklis Adi Saputra 1), Mulya Juarsa 2), Yogi sirodz Gaos 2), Muhammad Yulianto 2), Edi Marzuki 2) 2 Laboratorium Riset Engineering Development for Energy Conversion
Lebih terperinciEVALUASITERHADAPPENGGUNAANTEMWERATURE CONTROLLER TIPE B 170 (MB1) PADA FURNACE TIPE L3/12/BI70 UNTUK PROSES PEMANGGANGAN GRAFIT
Yogyakarta, 28 Agustus 2006 EVALUASITERHADAPPENGGUNAANTEMWERATURE CONTROLLER TIPE B 170 (MB1) PADA FURNACE TIPE L3/12/BI70 UNTUK PROSES PEMANGGANGAN GRAFIT Triyono, Tunjung Indrati Yuliati, Hidayati PTAPB-BATAN
Lebih terperinciINSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU PADA UNIT PRE- HEATER PASIR ZIRKON
INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU PADA UNIT PRE- HEATER PASIR ZIRKON Isti Dian Rachmawati, Triyono dan Sudaryadi, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email:istidian@batan.go.id
Lebih terperinciTEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01
TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat
Lebih terperinciINSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU MODEL PXR-9 PADA FURNACE SINTERING
Triyono ISSN 0216-3128 103 INSTALASI DAN UJI FUNGSI KONTROL SUHU MODEL PXR-9 PADA FURNACE SINTERING Triyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6601 ykbb, Yogyakarta
Lebih terperinciINSTALASI DAN UJI COBA SISTEM PENGATUR SUHU PADA REAKTOR PEMBUATAN SOL
Triyono, dkk. ISSN 0-8 0 INSTALASI DAN UJI COBA SISTEM PENGATUR SUHU PADA REAKTOR PEMBUATAN SOL Triyono, Moch Setyadji Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta ABSTRAK INSTALASI DAN
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C
ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet
Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet Sari Widya Fitri *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari Termokopel,
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.
BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
Lebih terperinciINSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9
INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNAE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470, Serpong,
Lebih terperinciUJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL
UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL Saminto, Untung Margono, Ihwanul Aziz, Sugeng Riyanto - BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI PENGENDALI
Lebih terperinciGambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect
D = Konstanta ketebalan Gambar 2.19 Cara kerja Hall-Effect Sensor Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect Dari persamaan terlihat V H berbanding lurus dengan I dan B. Jika I dipertahankan konstan maka
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciPERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU UNTUK UNIT REDUKSI
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL SUHU UNTUK UNIT REDUKSI Triyono, Moch Setyadji dan Adi Abimanyu, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email: triyono793@gmail.com ABSTRAK RANCANG BANGUN
Lebih terperinciPEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING
PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI
No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL
RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TINGGI DENGAN TERMOKOPEL Oleh: Yusman Wiyatmo dan Budi Purwanto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan yang akan dicapai melaui penelitian ini adalah: 1) membuat
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai
Lebih terperinciSistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler
Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel
Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel Annisa Diasyari 1,*, Bidayatul Armynah 1, Bannu 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Hasanuddin 1 Email:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Eksperimen dilakukan untuk mengetahui proses pembakaran spontan batubara menggunakan suatu sistem alat uji yang dapat menciptakan suatu kondisi yang mendukung terjadinya pembakaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian (flow chat) Mulai Pengambilan Data Thi,Tho,Tci,Tco Pengolahan data, TLMTD Analisa Grafik Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciKALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN
KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN Hendra Andriyani, Mulya Juarsa, Edi Marzuki, Yogi sirodz Gaos Muhammad Yulianto Laboratorium Riset Engineering Development for Energy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122
BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinci4.5 THERMOKOPEL Efek Termoelektri
bath, responnya adalah 0.5 detik. Termistor yang sama pada udara mempunyai waktu respon 10 detik. Ketika dilindungi dalam teflon atau bahan yang lain untuk perlindungan melawan keadaaa lingkungan, waktu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN KONVERSI TEMPERATUR KE ARUS DAN TEGANGAN MENGGUNAKAN PERALATAN TIME MEASUREMENT DISUSUN OLEH : Nama : Abellio N. Sitompul NIM ` : 061340411637 Kelas : 3 EGB
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1. Perancangan Modul Percobaan Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan saat merancang percobaan untuk melakukan pengujian terhadap thermoelectric generator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E
RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMEN KONTROL SUHU PADA UNIT KALSINASI KR-260E Triyono dan Adi Abimanyu, BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 email:triyono793@gmail.com ABSTRAK RANCANG BANGUN
Lebih terperinciKARAKTERISASI THERMOCOUPLE DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MATLAB SIMULINK
Popong, Gatot, Hari, Karakterisasi Thermocouple, Hal 133-145 KARAKTERISASI THERMOCOUPLE DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MATLAB SIMULINK Popong Effendrik 1, Gatot Joelianto 2, Hari Sucipto 3 Abstrak
Lebih terperinciPROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*)
PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*) Sukmanto Dibyo ABSTRAK PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR : Pengukuran temperatur fluida mengalir, pada umumnya menggunakan termokopel.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200
Halaman : 1 dari 8 PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan Vacum Chamber JK-1200 sesuai dengan prosedur operasional yang disarankan.
Lebih terperinciRANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN
RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN Oleh : MUH. NURHIDAYAT 5201412071 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG A. Las TIG ( Tungsten Inert Gas) 1. Pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA ALAT OIL BATH MEMMERT ONE 7-45
INSTRUKSI KERJA ALAT OIL BATH MEMMERT ONE 7-45 Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Oilbath Memmert ONE 7-45 Laboratorium Sains Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciBAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat
BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciAdapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk dan Sampel Penelitian Bentuk penelitian ini adalah eksperimen untuk mengetahui produktifitas gas hidrogen dan gas oksigen selama proses elektrolisis. Sampel yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciAnalisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan
SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Basuki
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan
Lebih terperinciPENGARUH HEAT TREATMENT
TUGAS AKHIR PENGARUH HEAT TREATMENT SESUDAH PENGELASAN (POST WELD) PADA BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KOMPOSISI KIMIA Disusun : CATUR WIDODO YUNIANTO
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT PENGAMAN SISTEM PENDINGIN OPERASIONAL FURNACE RUHSTRAT
PEMBUATAN ALAT PENGAMAN SISTEM PENDINGIN OPERASIONAL FURNACE RUHSTRAT -BATAN, Babarsari Yogyakarta 5581 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN ALAT PENGAMAN SISTEM PENDINGIN OPERASIONAL FURNACE RUHSTRAT.
Lebih terperinciPengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF
TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMANAS SILINDER DENGAN PENGENDALI TEMPERATUR UNTUK PROSES SINTESIS NANOPARTIKEL MAGNETIK ABSTRAK
RANCANG BANGUN PEMANAS SILINDER DENGAN PENGENDALI TEMPERATUR UNTUK PROSES SINTESIS NANOPARTIKEL MAGNETIK Rohmad Salam dan Eko Yudho Pramono Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju - BATAN ABSTRAK RANCANG
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE
BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE Setelah selesai pembuatan prototipe, maka dilakukan evaluasi prototipe, apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan SNI atau tidak, setelah itu baru
Lebih terperinciJURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 Realiasasi Sensor Temperatur LM35DZ Sebagai Sensor Kecepatan Aliran Fluida Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Media Penyimpan Data
Lebih terperinciUJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA
UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi
Lebih terperinciPENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI
PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN
Lebih terperinciOleh. SAEFUL KARIM and SUNARDI
Penentuan Elektromotansi Termal Beberapa Jenis Termokopel Dengan Pasangan Logam Yang Bervariasi (Upaya Untuk Mendapatkan Pasangan Logam Yang Terbaik Untuk Termokopel) Oleh SAEFUL KARIM and SUNARDI Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 3.1. Metodologi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan diagram alir seperti Gambar 3.1. PEMOTONGAN SAMPEL UJI KEKERASAN POLARISASI DICELUPKAN DALAM LARUTAN DARAH
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA
C.9. Studi Komparasi Kualitas Produk Pengelasan Spot Welding dengan Pendingin... (Muh Alfatih Hendrawan) STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M
PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M0204021 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dibuat
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR
BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan
Lebih terperinciPENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.
PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage
Lebih terperinciSensor Thermal. M. Khairudin. Jogjakarta State University
Sensor Thermal Sensor Thermal Pada aplikasi pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah satu tipe sensor dengan pertimbangan : 1. Penampilan (Performance) 2. Kehandalan (Reliable) dan 3.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Penelitian Metode penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram
Lebih terperinciPengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah
TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : MT ERRY DANIS NIM : D.200.01.0055 NIRM : 01.6.106.03030.50055
Lebih terperinciSTUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON
D.14 STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan *, Tutur Angga Kusuma Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Nyoman Wendri, I Wayan Supardi, K N Suarbawa, Ni Made Yuliantini 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN DAN UJI KINERJA TUNGKU REDUKSI KERNEL U 3 O 8
18 ISSN 0216-3128 Moch. Setyadji, dkk. ANALISIS PERANCANGAN DAN UJI KINERJA TUNGKU REDUKSI KERNEL U 3 O 8 Moch. Setyadji, Triyono, Dedy Husnurrofiq PSTA BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciPENGUKURAN TEMPERATUR
PENGUKURAN TEMPERATUR CONTENTS PENDAHULUAN RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR (RTD) THERMISTOR TERMOKOPEL METODE KALIBRASI INTRODUCTION TEMPERATUR TIDAK SEPERTI BESARAN LAIN (PANJANG, WAKTU, MASSA) ADALAH
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN
BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA
BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciPEMBUATAN PERANGKAT KERAS PANEL SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA PROSES GELASI
PEMBUATAN PERANGKAT KERAS PANEL SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PADA PROSES GELASI Triyono, Supardjono Mudjiman, Sri Widiyati -BATAN-Yogyakarta Jl Babarsari Nomor 21, Kotak pos 6101 Ykbb 55281 e-mail
Lebih terperinciproses welding ( pengelasan )
proses welding ( pengelasan ) Berdasarkan defenisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono & Thoshie (2000:1), mendefinisikan bahwa las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
Lebih terperinciSAE products. Advanced Material and LAB EQUIPMENT. Catalogue. Go online:
SAE products Advanced Material and LAB EQUIPMENT Catalogue Go online: TENTANG FiLa Over past view year technologies have become bigger and modern. CV came to solve your research, especially on physic and
Lebih terperinciLampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit
LAMPIRAN Lampiran 2. Trainer dispenser hot and cool unit Lampiran 1 PETUNJUK PENGGUNAAN ALAT TRAINER DISPENSER HOT AND COOL UNIT Spesifikasi Teknik Dispenser Hot and Cool Unit Sumber daya : 220 V~, 50
Lebih terperinciPENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER
PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pengujian dilakukan pada bulan Desember 2007 Februari 2008 bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya, poros menerima beban yang terkombinasi berupa beban puntir dan beban lentur yang berulangulang (fatik). Kegagalan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN TINGKAT PERLINDUNGAN KOROSI TERHADAP BEBERAPA JENIS MATERIAL COATING PADA ONSHORE PIPELINE
STUDI PERBANDINGAN TINGKAT PERLINDUNGAN KOROSI TERHADAP BEBERAPA JENIS MATERIAL COATING PADA ONSHORE PIPELINE DISUSUN OLEH : IQBAL MAULANA ARISA EFFENDI 4305 100 072 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir. Imam Rochani,
Lebih terperinciKAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON
KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan 1), Achmad Choironi Syaiful Huda 2), Dany Maryanto 3) 1,2,3) Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN
Pengaruh Suhu Preheat Dan Variasi Arus Pada Hasil Las Tig Aluminium Paduan PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN Nurfi Ahmadi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik
Lebih terperinci