Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Penyakit Kanker. Anha Fachri Yurhansyah Indahria Sulistyarini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Penyakit Kanker. Anha Fachri Yurhansyah Indahria Sulistyarini."

Transkripsi

1 1

2 2

3 3 Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Penyakit Kanker Anha Fachri Yurhansyah Indahria Sulistyarini Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Efikasi Diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit Kanker. Penelitian ini melibatkan 52 subjek yang menderita penyakit kanker. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) oleh WHO (1996) dan general self-efficacy scale yang dibuat oleh Barn, Schwarzer dan jerusalem (1995). Hipotesis pada penelitian ini adalah semakin tinggi Efikasi Diri yang dimiliki maka semakin tingga juga kualitas hidup yang dimiliki. Skala pada penelitian ini memiliki nilaialpha crobach untuk skala World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) dan untuk skala general self-efficacy scale. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara Efikasi Diri dengan kualitas hidup dengan nilai r = dan p = Penelitian ini juga mendiskusikan kelemahan dan implikasi pada penulisan ini. Kata kunci: Kualitas Hidup, Efikasi Diri, Penderita Penyakit Kanker

4 4 Relationship Between Self Efficacy andquality of Life In Cancer Patients Anha Fachri Yurhansyah Indahria Sulistyarini Abstract This study aims to determine the relationship between self-efficacy and quality of life in patients with cancer. The study included 52 subjects suffering from cancer. The scale used in this study is the World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) by WHO (1996) and general self-efficacy scale created by Barn, Schwarzer and Jerusalem (1995). The hypothesis in this study is the higher Self Efficacy who owned the higher the Quality of Life owned. Scale in this study had a Cronbach alpha value of 0061 to World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) scale and of general selfefficacy scale. The results showed a significant relationship between Self Efficacy in Quality of Life with a value of r = and p = This study also discusses the implications of weakness about this study. Kata kunci: Quality of Lefe, Self effication,patients with cancer

5 5 PENGANTAR Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tidak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20% kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C dan virus human papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam dua dekade berikutnya. Faktor resiko dari penyakit kanker sendiri adalah : (1) Faktor genetik, (2) Faktor karsinogen, diantaranya yaitu zat kimia, radiasi, virus, Hormon dan iritasi Kronis, (3) Faktor perilaku /

6 6 gaya hidup, Diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol dan kurangnya aktifitas fisik. ( Diperkirakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC), akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030 dan jumlah tersebut 70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia. ( Di Indonesia sendiri jumlah penyakit kanker semakin tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan prevalensi penderita kanker di Indonesia mencapai 4,3 orang per penduduk. Di Indonesia sendiri memiliki penduduk 237,6 juta jiwa pada tahun 2010, penderita kanker di Indonesia diperkirakan 1,02 juta jiwa ( dan memiliki kecenderungan untuk semakin bertambah pada setiap tahunya. Keberadaan penyakit yang mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup menurut WHO (1998) adalah persepsi dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup. Orang dengan penyakit kanker seringkali mengalami penurunan berat badan secara drastis yang tidak diketahui penyebabnya, kesusahan tidur saat malam hari, sering berkeringat dan gelisah saat malam dan bahkan mengalami demam, benjolan pada kulit juga muncul pada bagian yang terkena kanker, sehingga muncul rasa tidak percaya diri ketika bagian yang terkena kanker

7 7 dapat dilihat oleh orang lain. Orang dengan penyakit kanker juga seringkali mengalami kerontokan rambut disaat selesai menjalani kemoterapi yang dapat juga mengakibatkan menurunya kepercayaan diri jika membaur terhadap lingkungan. Hal-hal diatas dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup dari penderita penyakit kanker. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2015, subjek menceritakan pada awal subjek menderita penyakit kanker, subjek merasakan bahwa hidupnya seakan-akan mendapatkan sebuah musibah besar. Subjek merasa bahwa keadaan dan pola hidup yang dijalani saat ini sudah sehat. Saat diberikan vonis bahwa subjek mengalami dan mengidap kanker, subjek merasa terkejut dan kurang dapat menerima keadaan tersebut. Secara fisik subjek merasakan bahwa diri subjek menjadi kurang maksimal dalam melakukan pekerjaan, dimana subjek merasa dirinya menjadi mulah lelah. Subjek menceritakan juga bahwa subjek seringkali menjadi kurang bisa beraktifitas fisik secara maksimal karena subjek harus menjaga tubuhnya dari menjadi lembab termasuk terkena air dan keringat, jika tubuh yang disinari atau mendapatkan pengobatan kemoterapi terkena air, maka bagian tersebut dapat melepuh karena efek samping. Secara psikologis, pada awal subjek menderita penyakit kanker, subjek merasa hidupnya sudah tidak ada harapan lagi. Subjek menjadi susah tidur dan seringkali memikirkan tentang kematian yang akan dihadapi, dikarenakan subjek tahu bahwa kanker adalah sebuah penyakit yang susah untuk disembuhkan. Subjek seringkali merasa gelisah ketika melakukan aktifitas

8 8 dan juga pekerjaan, merasa malu dengan keaadaan yang dialami. Subjek juga merasa bahwa subjek akan sulit untuk memberikan kebahagiaan lagi pada keluarganya, dikarenakan penyakitnya ini nantinya akan membuat keluarganya menjadi sibuk untuk membantu subjek dalam berobat. Dilihat dari aspek hubungan sosial subjek menceritakan bahwa masyarakat pada umumnya menganggap penyakit kanker adalah sebuah penyakit yang berhubungan dengan karma, dimana orang yang terkena penyakitnya adalah orang yang kurang baik, dan subjek merasa dirinya sudah berbuat baik kepada sesama dan sesuai dengan agama dan dianutnya. Dilihat dari aspek lingkungan, subjek juga menceritakan bahwa dirinya menajadi khawatir dikarenakan proses menunggu untuk pengobatan penyakit kanker ini sangatlah lama, dimana selama menunggu untuk melakukan radioterapi dan kemoterapi, subjek tidak diberikan obat dan diharuskan menunggu berbulan bulan untuk mengantri melakukan radioterapi dan kemoterapi tersebut. Dapat dilihat disini subjek mengalami penurunan akan kualitas hidupnya, saat subjek mengalami penyakit, subjek merasa bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi dan menjadi susah untuk melakukan aktifitas seharisehari. Hasil diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Muslimah (2015) terhadap penderita kanker payudara, penelitian tersebut menunjukkan bahwa 52% penderita kanker payudara, berada pada tingkatan rendah pada penilaian aspek kualitas hidup. Sejalan dengan hasil wawancara diatas, menurut penelitian Nurachmah (dalam Siregar dan Muslimah, 2015) dimana penderita kanker mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak

9 9 sempurna lagi, malu dengan keadaanya dan merasa kehidupanya tidak bahagia serta sulit untuk tidur. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, diantaranya (1) Personal Chararteristic atau karakteristik personal dan (2) Social Characteristic atau bisa disebut karakteristik sosial. Faktor personal didalamnya dapat dibagi lagi atas beberapa faktor, diantaranya selfesteem, efikasi diri, strategi coping, resiliensi dan managemen emosi (Wrosch & Scheier, dalam Gaspar 2012). Peneliti mengambil fokus penelitian pada faktor efikasi diri yang mempengaruhi kualitas hidup. Efikasi Diri menurut Bandura (1997) adalah kemampuan seseorang untuk percaya akan kemampuan yang ada di dalam dirinya untuk menyelesaikan atau mengontrol secara sempurna dalam suatu situasi. Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa efikasi diri disini adalah sebuah kemampuan untuk percaya diri akan kemampuannya dalam menyelesaikan sebuah problem atau masalah yang didalamnya melibatkan proses kognitif, motivasional, afeksi dan seleksi. Sebuah studi yang dilakukan Midleton dkk (2007) dalam penelitiannya dimana penelitian ini mengenai hubungan antara efikasi diri dan kualitas hidup, penelitian ini mengambil responden sebanyak 110 orang dengan karakteristik penderita kelainan pada tulang belakang (spinal cord). Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa rendahnya efikasi diri pada orang dengan kelainan pada tulang belakang (spinal cord) sangat mempengaruhi dengan semakin menurunya kualitas hidup pada penderita.

10 10 Studi lainya mengenai hubungan antara efikasi diri dan kualitas hidup yang dilakukan oleh Cramm dkk (2012) mengambil karakteristik subjek adalah orang dewasa yang mengidap penyakit kronis dengan rentan umur tahun. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa efikasi diri yang dimiliki oleh orang dewasa pengidap penyakit kronis sangat berhubungan dengan aspek fisik, sosial dan emosional yang akan berhubungan dengan kualitas hidup. Lebih lanjut semakin tinggi efikasi diri dari penderita maka semakin meningkat pula kualitas hidup dari penderita penyakit kronis. Dari latar belakang yang sudah diutarakan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kualitas hidup pada penyakit kanker. Subjek Penelitian METODE PENELITIAN Subjek pada penelitian ini adalah penderita Penyakit Kanker yang tercatat menjadi pasien di puskesmas Wates 1 Kulon Progo Yogyakarta dan puskesmas Pengasih 1 Kulon Progo Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 52 orang dengan karakteristik yaitu menderita penyakit kanker, laki-laki ataupun perempuan, berusia antara tahun dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan

11 11 analisisnya pada data numerikal yang diolah dengan metode statistika, dilakukan dengan pengujian hipotesis dan pada umumnya membutuhkan sampel yang besar (Azwar, 2001). Penelitian ini juga menggunakan skala yang terdiri dari aitemaitem dan merupakan metode pengumpulan data yang didasarkan pada jawaban tertulis dari subjek atas sejumlah pertanyaan yang disusun oleh peneliti (Azwar, 2007). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) dan skala optimisme. Berikut penentuan dan penyusunan masing-masing skala sesuai dengan aspek-aspek yang telah dikemukakan sebelumnya: 1. Skala World Health Organization Quality of Life(WHOQOL-BREF) Peneliti menyusun skala World Health Organization Quality of Life(WHOQOL-BREF) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup yang dimiliki oleh subjek penelitian. Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek kualitas hidup yang telah dikemukakan oleh WHO (1996). Aspek-aspek tersebut yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Subjek diminta untuk mengidentifikasikan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan subjek pada setiap aitem pertanyaan. Skala ini terdiri dari 26 aitem yang terdapat pertanyaan favorable dan pertanyaan unfavorable. Pertanyaan favorableadalah pertanyaan yang mendukung objek yang diukur, sedangkan pertanyaan unfavorableadalah pertanyaan yang tidak mendukung objek yang akan diukur (Azwar, 2001).Skala WHOQOL-BREF ini menggunakan model skala Likert, dimana

12 12 terdapat lima altenatif jawaban dengan memberi alternatif jawaban di tengah untuk meminimalkan kecenderungan subjek menjawab secara netral. Adapun alternatif jawaban tersebut terdiri dari Sangat Baik (SB), Baik (B), Biasa- Biasa Saja (BBS), Tidak Baik (TB), dan Sangat Tidak Baik (STB). 2. Skala general self-efficacy Peneliti menyusun skala Efikasi Diri yang bertujuan untuk mengetahui optimisme yang dimiliki oleh subjek penelitian. Efikasi diri akan diukur dengan menggunakan Skala efikasi bernama general self-efficacy scale yang dibuat oleh Barn, Schwarzer dan Jerusalem (1995) berdasarkan Aspek Efikasi diri yang dikeluarkan oleh Bandura (1997). Skala Efikasi Diri ini terdiri dari 10 Pertanyaan, yang terdiri dari 10 item favorable. Efikasi Diri merujuk pada aspek-aspek Efikasi Diri Bandura (1997) yang terdiri dari aspek level, generalaity, dan strength. Skala general delf efficacy berjumlah 10 aitem dengan 10 aitem positif (favorable),.pertanyaan favorableitu sendiri adalah pertanyaan yang mendukung objek yang diukur. Adapun alternatif jawaban tersebut terdiri dari Tidak Sering, Agak Sering, Hasmpir Sering, Sangat Sering Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian agar mempermudahkan dalam membaca dan menginterpretasikan data. Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah uji korelasi dengan menggunakan teknik product moment pearson yang

13 13 dikemukakan oleh Karl Pearson. Teknik tersebut sangat tepat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Sebelum melakukan ujia korelasi Product Moment, dilakukan uji asumsi terlebih dahulu yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Science (SPSS) for Windows versi Deskripsi Data Penelitian HASIL PENELITIAN Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul, maka peneliti melakukan kategorisasi terhadap data yang telah diperoleh. Setelah melakukan pemberian skor, diketahui deskripsi data penelitian berupa data hipotetik dan data empirik yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel1. Tabel Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Efikasi diri ,60 5,12 Kualitas Hidup ,98 7,55 Keterangan: Data Hipotetik Data Empirik : skor yang diperoleh oleh subjek : skor yang sebenarnya diperoleh dari hasil penelitian Data penelitian ini digunakan untuk membandingkan antara skor hipotetik dan skor empirik. Nilai empirik digunakan untuk mengetahui nilai yang diperoleh subjek penelitian, meliputi nilai minimal, nilai maksimal, nilai mean, dan nilai standar deviasi. Nilai hipotetik digunakan untuk mengetahui nilai yang diperoleh subjek apabila jawaban yang diberi subjek rata-rata.

14 14 Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memahami kondisi dubjek penelitian dengan populasi yang ada. Melihat deskripsi data penelitian yang telah di jelaskan di tabel 1, data tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui kriteria kategorisasi kelompok subjek pada variabel-variabel penelitian. Menurut Azwar (2010) kategorisasi pada penelitian ini terdiri dari tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tabel3. Tabel Kategori Subjek pada Variabel Kualitas Hidup Kategori Rentang Skor Jumlah Persentase (%) Rendah x < Sedang 56 x ,92 Tinggi x > ,08 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa semua subjek penelitian memiliki kualitas hidup dengan kategori sedang berjumlah 40 orang dengan persentase sebesar 76,92% dan subjek dengan katogori tinggi berjumlah 12 orang dengan persentase sebesar 23,08%. Dengan kata lain menunjukkan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat kualitas hidup dalam kategori sedang. Tabel4. Tabel Kategori Subjek pada Variabel Optimisme Kategori Rentang Skor Jumlah Persentase (%) Rendah x < ,77 Sedang 20 x ,54 Tinggi x > ,69 Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki efikasi diri pada kategori rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 5,77%, yang memiliki efikasi diri pada kategori sedang berjumlah 19 orang dengan persentase sebesar 36,54%, dan subjek yang memiliki efikasi diri pada kategori tinggi berjumlah 30 orang dengan persentase

15 15 sebesar 57,69%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori tinggi. 2. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas merupakan syarat sebelum dilakukannya uji korelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data dari suatu variabel. Pengujian normalitas dilakukan terhadap masing-masing hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Uji normalitas dilakukan menggunakan Analyze One Sample Kolmogrov Smirnov pada program komputer SPSS 23.0 for windows. Distribusi data dikatakan normal apabila p > 0,05 sedangkan apabila p <0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal. Tabel5. Tabel Uji Normalitas Variabel P Normalitas Kualitas Hidup Efikasi Diri 0,061 0,000 Normal Tidak Normal Berdasarkan tabel 5 pada variabel kualitas hidup memperoleh hasil p = 0,090 (p >0,05) dan menunjukkan bahwa variabel kualitas hidup berdistribusi normal. Sementara pada variabel efikasi diri memperoleh hasil p = 0,000 (p <0,05) menunjukkan bahwa distribusi tidak normal. Hasil tersebut memiliki arti bahwa sebaran data baik untuk variabel

16 16 kualitas hidup maupun variabel efikasi diri memiliki sebaran data yang tidak normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kualitas hidup dan optimisme pada penderita penyakit kanker memiliki hubungan yang linear. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila p<0,01 atau p<0,05 sedangkan dapat dikatakan tidak linear apabila kedua variabel memiliki nilai p>0,05. Tabel6. Tabel Uji Linearitas Variabel P Linearitas Kualitas Hidup Efikasi Diri 0,016 Linear 3. Uji Hipotesis Berdasarkan tabel 6, didapatkan hasil p = 0,016 (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pada penelitian ini memiliki hubungan yang linear. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: ada hubungan positif antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui korelasi variabel pada penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan product moment dari Spearman dikarenakan hasil uji normalitas yang menunjukkan hasil bahwa kedua variabel memiliki sebaran data tidak normal. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

17 17 Tabel7. Tabel Uji Hipotesis Variabel R r² P Kualitas Hidup Efikasi Diri 0,326 0,106 0,005 (p < 0,01) Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan positif antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Hal ini dilihat dari hasil p = 0,005 sehingga (p <0.01) menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi efikisi diri yang dimiliki maka semakin tinggi kualitas hidup yang dimiliki oleh penderita penyakit kanker. Begitu juga sebaliknya semakin rendah efikasi maka semakin rendah kualitas hidup yang dimiliki. Analisis koefisien determinasi (r²) variabel optimisme dengan variabel kualitas hidup sebesar 0,326. Hal tersebut menunjukkan bahwa optimisme memberikan sumbangan efektif sebesar 12,53% terhadap kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penjelasan secara empiris mengenai hubungan positif antara efikasi dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Berdasarkan hasil analisis hipotesis yang dilakukan, diperoleh hasil r= dan p= 0,005 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki maka semakin tinggi kualitas hidup yang dimiliki penderita penyakit kanker. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) (1996)

18 18 yang mengatakan bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, dimana individu hidup dan hubungannya dengan harapan, tujuan, standar yang ditetapkan dan perhatian dari individu. Selain optimisme, body image dan, Self esteem salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah faktor kepribadian yaitu efikasi diri. Efikasi diri memberikan sumbangan efektif sebesar 12,53% kepada kualitas hidup. Di dalam penlitian ini, berdasarkan hasil analisis statistik uji beda diketahui p=0,998 (>0,05) yang berarti tidak menunjukkan adanya perbedaan kualitas hidup baik penderita kanker laki-laki maupun penderita kanker perempuan, tetapi dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kualitas hidup pada perempuan dengan penyakit kanker lebih tinggi daripada nilai kualitas hidup lakilaki dengan penyakit kanker, terpaut sebesar 0,0067. Menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien perempuan jauh lebih baik dibandingkan dengan pasien laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Geue dkk (2013) menunjukkan bahwa penderita kanker perempuan memiliki kualitas hidup yang tidak lebih baik dengan kualitas hidup yang dimiliki oleh penderita kanker laki-laki. Di dalam penlitian ini, berdasarkan hasil analisis statistik uji beda diketahui p=0,523 (>0,05) yang berarti tidak menunjukkan adanya perbedaan kualitas hidup baik penderita kanker dengan penghasilan Rp maupun penderita kanker dengan penghasilan > Rp , tetapi dilihat dari rata-rata, nilai penderita kanker dengan penghasilan >Rp memilki kualitas hidup yang sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 1,3089 lebih tinggi dari penderita kanker

19 19 dengan penghasilan Rp Sejalan dengan penelitian Gupta dkk (2006) bahwa penderita kanker dengan kesulitan keuangan ataupun dengan penghasilan yang rendah memiliki kualitas hidup yang tidak lebih baik jika dibandingkan dengan penderrita kanker yang memiliki kemudahan dalam keuangan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang dengan pendapatan rendah (< Rp ) adalah populasi terbanyak dalam penderita penyakit kanker tersebut. Hal ini dapat dikarenkan orang dengan pendapatan rendah akan lebih susah untuk memenuhi standar-standar kesehatan di dalam hidupnya. Standar kesehatan dalam hidupnya akan lebih tidak dijadikan prioritas dan memprioritaskan kebutuhan primer lainya seperti makan. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan Manalu (dalam Sejati dan Sofiana, 2015) bahwa rendahnya pendapatan dan pendapatan yang kecil dapat membuat orang tidak dapat layak memenuhi syarat syarat kesehatan. Dapat dilihat juga berdasarkan hasil analisis statistik uji beda diketahui p=0,073 (>0,05) yang berarti tidak menunjukkan adanya perbedaan kualitas hidup baik penderita kanker dengan lama menderita 0-3 tahun maupun penderita kanker dengan lama menderita lebih dari 3 tahun, tetapi dilihat dari rata-rata nilai pasien kanker dengan lama menderita 0-3 tahun memilki kualitas hidup lebih tinggi yaitu sebesar 3,6904 lebigh tinggi dari pasien kanker dengan lama menderita lebih dari 3 tahun. Pasien dengan lama menderita lebih dari 3 tahun dimungkinkan memiliki masalah dengan kelelahan yang diakibatkan oleh pengobatan dan kemoterapi yang dilakukan, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Byar dkk (2006) seorang pasien dengan masa kemoterapi melebihi satu tahun, menunjukan

20 20 kelelahan yang diakibatkan oleh kemoterapi tersebut, sehingga menyebabkan rendahnya kualitas hidup yang dimiliki. Penelitian ini menujukkan bagaimana hubungan positf antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu mengorganisir keadaan untuk menerima serta membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemampuan untuk mampu menghadapi kenyataan serta percaya akan kemampuan diri akan membuat individu tersebut mau menerima penyakit yang dideritanya dan memberikan motivasi akan kesembuhan ketika proses pengobatan akan penyakit kanker yang diderita individu tersebut. Individu dengan efikasi diri yang tinggi akan menemukan bahwa apa yang dilakukan selama dalam proses penyembuhan adalah bagian dari proses dimana proses itu nantinya akan membuat keadaan kualitas hidup dari individu tersebut menjadi lebih baik. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Huang dkk (2013) bahwa efikasi diri adalah sebuah faktor penentu dalam sebuah managemen diri dari seindividu pengidap penyaki kronik. Dimana penyakit kanker adalah salah satu penyakit kronis yang dapat diderita oleh manusia Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan membantu meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga individu tersebut dapat menjalankan kehidupannya dengan baik meskipun menderita penyakit kanker. Kualitas hidup yang dimiliki penderita penyakit kanker juga akan membuat individu tersebut menjadi lebih rajin dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit yang di deritanya dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan dimana individu tersebut

21 21 akan menjalani kehidupan dan kegitanya seperti biasa. Kualitas hidup juga dibutuhkan untuk membantu dalam pemulihan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis dari penderita penyakit kanker. Pada kasus penderita penyakit kanker, individu dengan dengan kepercayaan akan kekuatanya menghadapi penyakit yang dideritanya, akan lebih mudah untuk menjalani kehidupannya sehari-hari. Individu dengan keyakinan akan kekeuatnya akan lebih mudah menjalani terapi untuk menjalani terapi penyembuhan kanker yang dideritanya, lebih percaya diri untuk bersosialisasi dengan keluarganya, bersosialisasi dengan lingkungan baik lingkuangan tempat kerja ataupun lingkuangan tempat tinggal. Individu dengan kekuatan yang tinggi akan lebih memiliki kemauan untuk sembuh yang tinggi, karena individu dengan kemamauan sembuh yang tinggi akan merasa bahwa individu tersebut mampu melewati penyakit yang dideritanya. Seseuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heckman dkk (2011) mengemukakan bahwa efikasi diri adalah sesuatu yang dapat mengukur kualitas hidup dari seindividu individu dalam menghadapi sebuah penyakit yang dideritanya. Semakin tinggi tingkatan dari efikasi diri akan membuat individu semakin percaya bahwa penyakit yang sedang diderita pada satnya setlah melakukan serangkaian proses pengobatan akan membuat individu tersebut sembuh. Kemauan dan kekuatan untuk sembuh dari penyakit kanker berpengaruh dengan kualitas hidup dari penderita penyakit kanker tersebut karena individu dengan kekuatan yang tinggi akan lebih banyak mengahbiskan waktunya untuk mensyukuri keadaan diri, dan mencoba untuk mencari pengobatan terbaik untuk

22 22 penyakitnya. Individu dengan kekuatan yang tinggi akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga dibandingkan menarik diri dari lingkungan, untuk memikirkan tentang penyakit yang dideritanya, hal itu akan berhubungan erat dengan kualitas hidup dari penderita penyakit kanker tersebut. Dingley dan Roux (2014) mengemukakan bahwa individu dengan inner stregth mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, dan membantu untuk mempercepat proses penyembuhan penyakitnya. Penelitian ini memiliki kelemahan dan kekurangan. Kelemahan penelitian ini juga terletak pada populasi penelitian yang jumlah subjek kurang banyak, dikarenakan jumlah subjek yang terbatas dan susahnya untuk mendapatkan izin langsung untuk melakukan penelitian secara masal dikarenakan penyakit yang diderita subjek adalah penyakit yang sensitif. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya hubungan postif antara efikasi diri dan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki oleh penderita penyakit kanker, maka semakin tinggi pula kualitas hidup yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya semakin rendah efikasi diri, maka semakin rendah pula kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

23 23 Saran 1. Penderita Penyakit Kanker Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas diharapkan penderita penyakit kanker, dapat memiliki efikasi diri yang tinggi yang nantinya akan membuat kualitas hidup meningkat. Kualitas hidup yang semakin baik dapat pula mendorong individu dengan penyakit kanker untuk melakukan pengobatan yang lebnih maksimal, dikarenakan dapat munculnya kepercayaan bahwa nantinya individu tersebut akan tumbuh. Diharapkan juga pada penderita kanker untuk lebih perpasrah diri dan mendekatkan kepada yang kuasa, dikarenakan tersebut dapat membuat menghilangnya perasaan cemas dan was-was sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dari penderita kanker itu sendiri. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan bagi para peneliti selanjutnya dapat mecari jumlah subjek yang lebih banyak. Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih dapat memberikan pemahan yang baik terhadap kuesioner yang diberikan, yang nantinya data yang diperoleh menjadi lebih maksimal.

24 24 DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bandura A Self-Efficacy : The Exercise of Control. W.H Freeman and Company : United States of America Bijl J.V.D, Eeltink A.V.P, Bagget L.S The Psychometric Properties of the Diabetes Management Self-Efficacy Scale for Patiens with Type 2 Diabetes Melitus. Journal of Advance Nursing, 30 (2), Byar K.L. Berger A.m, Bakken S.L, Cetak M.A, Impact of Adjuvant Breast Cancer Chemotherapy on Fatigue, other Symtoms, and Quality of Life. Oncology Nursing Forum Vol 33. No Cramm J.M, Strating M.M.H, Roebroeck M.E, Nieboer A.P The Importance of General Self-Efficacy for the Quality of Life of Adolescents with Chronic Conditions. Soc Indic Res Chronic disease and Quality of life in Western Australia, June 2007 (health outcomes assesment unit, epidemiology branch analysis and perfomance reporting) Dasgupta S.K, Majumdar S Sense of well-being and perceived quality of life in Calcutta. Advances in Quality of Life Theory alld Research Dimsdale J.E, Quality of Life in Behavioral Medicine Research. United States Dingley C, Roux The Role of Inner Strength in Quality of Life and Self- Management in Women Survivors of Cancer. Res Nurs Health. February ; 37(1): Dysvik E, Lindstorm T.C, Eikeland O.J, Natvig G.K Health-related Quality of Life and Pain Beliefs Among People Suffering From Chronic Pain. Pain Management Nursing, Vol 5, No 2 (June): pp 66-74

25 25 Fitriana N.A, Ambarini T.K Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker Serviks yang Menjalani Pengobatan Radioterapi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Vol. 1 No. 02, Juni 2012 Gaspar Tania et. al Health-Related Quality of Life in Children and Adolescents: Subjective Well Being. The Spanish Journal of Psychology 2012 : Vol. 15, No. 1, Geue Kristina, Sender A, Schmidt R, Richter D, Hinz A, Schulte T, Bra hler E, Sto bel-richter Y., 2013,. Gender-specific quality of life after cancer in young adulthood: a comparison with the general population., Qual Life Res (2014) 23: Gupta Digant, Lis C.G, Grutsch J.F, Perceived cancer-related financial difficulty: implications for patient satisfaction with quality of life in advanced cancer. Support Care Cancer (2007) 15: Heckman J.E, Chamie K, Maliski S.L, Fink A, Lorna K, Connor S.E, Litwin M.S The Role of Self-Efficacy in Quality of Life for Disadvantaged Men With Prostate Cancer. The Journal of Urology, Vol. 186, , November ia.meningkat r.stadium.lanjut ker%20on%20marc%20h%2026.%20diunduh%2024%20april% Huang L, Li L, Zhang Y, Li H, Li X, Wang H Self-Efficacy,Medication Adherence, and Quality of Life Among People Living With HIV in Hunan Province of China. Journal of the Association of nurses in AIDS care, Vol. 24, No. 2, March/April 2013, Izawa K.P, Watanabe S, Omiya K, Yamada S,Tamura M, Samejima H, Osada N, Iijima S Health-Related Quality of Life in Relation to Different Levels of Disease Severity in Patients with Chronic Heart Failure. Journal of The Japanese Physical Therapy Association 8: 39.45

26 26 Janaki M.G, Kadam A.R, Mukesh S, Nirmala S, Ponni A, Ramesh B.S, Raheev A.G Magnitude of fatigue in cancer patients receiving radiotherapy and its short term effect on quality of life. J Cancer Res Ther - January- March Volume 6 - Issue 1 Julianda B.N Prokastinasi dan Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya vol.1 no. 1 Julike F.P, Endang S Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Perilaku Mencari Pengobatan pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Ibnu Sina Gresik. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Vol. 1 No. 02, Juni 2012 Kim G, Shim R, Ford K.L, Baker T.A The Relation Between Diabetes Self-Efficacy and Psychological Distress Among Older Adults: Do Racial and Ethnic Differences Exist. Journal of Aging and Health, Vol. 27(2) Macy S Alexandra Quality of life in obsessive compulsive disorder. CNS Spectrums. Volume 18, Issue 01, February 2013, pp Mailani F Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis: Systematic Review. Ners Jurnal Keperawatan Volume 11, No 1, Maret 2015 : 1-8 Mc.Gee et al, quality of life about ageing. Hal.4 Middleton J, Tran Y, Craig A Relationship Between Quality of Life and Self-Efficacy in Persons With Spinal Cord Injuries. Arch Phys Med Rehabil Vol 88 Murphy K, O Shea E, Cooney A, Shiel A, Hodgins M Improving Quality of Life for Older People in Long-Stay Care Settings in Ireland. National Council on Ageing and Older People : Dublin Nainggolan O, Maria A.S, Marrice S Faktor-faktor Berhubungan dengan Tumor/Kanker Saluran Cerna Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional. Maj Kedokt Indon, Volume: 59, Nomor: 11, Nopember 2009 Rubbayana Hubungan antara strategi coping dengan kualitas hidup pada penderita skizofrenia remisi simptom. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol.1 No.2, Juni 2012 Schwarzer, R., & Jerusalem, M Generalized Self-Efficacy scale. In J. Weinman, S. Wright, & M. Johnston, Measures in health psychology: A user s portfolio.causal and control beliefs (pp ). Windsor, England: NFER-NELSON.

27 27 Sejati A., Sofiana L Faktor-faktor Terjadinya Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat. KEMAS 10 (2) (2015) Siregar A.R., Muslimah R.N Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara. Psikologia : jurnal pemikiran dan penelitian Psikologi. Tahun 2014, Vol 9, No 3, hal WHO Measuring Quality of Life. Wolf M.S, Chang C, Davis T, Makoul G Development and validation of the Communication and Attitudinal Self-Efficacy scale for cancer (CASEcancer). Patient Education and Counseling 57 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tidak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kualitas Hidup 2. Variabel Bebas : Efikasi Diri B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertembuhan sel tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan

Lebih terperinci

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI PENYAKIT KANKER 4 Februari-Hari Kanker Sedunia SITUASI PENYAKIT KANKER Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi, yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. a. Uji

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pendekatan korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR Suci Melati Puspitasari 16510707 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal dalam jangka waktu lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka, 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi kuantitatif, dimana pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Nasution dan Usman (2007, h.2) mengatakan penelitian adalah sebuah proses untuk mendapatkan solusi dari permasalahan setelah melakukan studi dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO, 2011) melaporkan bahwa populasi kelompok lanjut usia (lansia) mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan kelompok umur lainnya. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendektan kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah Semarang. Rumah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Salah satu unsur penting dalam penelitian ilimiah adalah adanya suatu metode tertenu yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji coba terpakai, yaitu pengambilan data dilakukan satu kali yang digunakan untuk uji alat

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik

BAB. III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik 56 BAB. III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia. Populasi penelitiannya adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atas dua macam yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. atas dua macam yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) tipe 2 yang dahulu dikenal dengan nama non insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya olahraga telah menjadi pola hidup masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel kanker tersebut akan membelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Suchman dalam Nazir, 005). Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. variabel bebas dengan variabel tergantungnya. selengkapnya dapat dilihat di lampiran D-1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. variabel bebas dengan variabel tergantungnya. selengkapnya dapat dilihat di lampiran D-1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas.uji asumsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. : Sense of Purpose dan Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. : Sense of Purpose dan Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Variabel Tergantung : Resiliensi A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Variabel Bebas : Sense of Purpose dan Dukungan Sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini banyak penyakit yang membuat resah masyarakat, salah satunya yaitu penyakit kanker. Data dari World Health Organization dan Serikat Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu : 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu : Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kualitas Hidup : Koping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO menyebutkan, di dunia pada tahun 2008 diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun kedepan. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, masalah yang diteliti secara konseptual dan operasional, penjabaran variabel-variabel yang terkait, dan beberapa hal berkaitan

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Proses pengambilan data penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 5 April 2016 hingga 13 April

Lebih terperinci