Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Juni 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Juni 2017"

Transkripsi

1 Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Juni 2017 PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 45

2 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional PT PLN (Persero) Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) Bidang Operasi Sistem. Rencana Operasi Bulanan disiapkan dan dibuat semata-mata hanya untuk tujuan penyediaan informasi. Tidak satupun pernyataan dalam dokumen ini dapat dianggap sebagai suatu rekomendasi terbaik bagi solusi terhadap permasalahan yang ada pada operasi sistem tenaga Khatulistiwa. Dokumen ini juga tidak dimaksudkan untuk menyediakan semua informasi yang diperlukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Pembaca yang ingin menggunakan informasi yang terdapat dalam dokumen ini hendaknya maklum bahwa informasi tersebut dirangkum oleh PT PLN (Persero) AP2B dari beberapa sumber terkait. Jika diperlukan pembaca bisa melakukan pengecekan atas akurasi, kelengkapan, dan kesesuaian informasi yang ada ke PT PLN (Persero) AP2B. Semua informasi yang terdapat pada dokumen ini hanya merupakan indikasi operasi sistem berdasarkan perkembangan kondisi sistem mutakhir pada saat pembuatan dokumen ini. Mengingat kondisi sistem yang dinamis dan cenderung untuk selalu berubah maka implementasi operasi sesungguhnya bisa berbeda dari rencana operasi sesuai dokumen ini. Pontianak, 19 Mei 2017 Manajer Ricky Cahya Andrian Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 2 45

3 EXECUTIVE SUMMARY 1. Beban dan Energi Beban Puncak malam pada Juni 2017 diperkirakan mencapai MW. Beban Puncak malam tertinggi ini terjadi pada Rabu, 21 Juni Sedangkan beban puncak malam terendah terjadi pada Minggu, 4 Juni 2017 sebesar MW. Beban Puncak Siang pada Juni 2017 diperkirakan mencapai MW. Beban Puncak Siang tertinggi ini terjadi pada Rabu, 21 Juni Sedangkan beban puncak siang terendah terjadi pada Sabtu, 27 Juni 2017 sebesar MW. Penerimaan energi dari pembangkit pada Juni 2017 diperkirakan mencapai 163,186,600 kwh seperti pada Tabel-2.3. Penerimaan energi listrik dari PT PLN (Persero) Sektor Kapuas sebesar 20,772,600 kwh, dari Pembangkit Rental sebesar 76,227,500 kwh, dari Excess Power sebesar 719,500 kwh dan dari IPP sebesar 65,467,000 kwh. Sedangkan Prakiraan Energi yang dikirim ke PT PLN Area Pontianak sebesar 117,240,867 kwh dan PT PLN Area Singkawang sebesar 40,765,692 kwh. 2. Pasokan Daya Daya Mampu Pasok malam selama Juni 2017 berkisar adalah MW, cadangan operasi malam berkisar antara MW tanpa ada pemadaman malam. Berdasarkan kondisi cadangan operasi tersebut, maka pasokan listrik malam sistem Khatulistiwa periode Juni 2017 dalam kondisi Normal 0 hari, Siaga 30 Hari, dan Defisit 0 Hari. Daya Mampu Pasok siang selama Juni 2017 berkisar antara MW, cadangan operasi siang berkisar antara MW. Berdasarkan kondisi cadangan operasi tersebut, maka pasokan listrik siang sistem Khatulistiwa periode Juni 2017 selama 30 hari adalah 18 hari normal (cad. operasi> 1 unit terbesar), 12 hari dalam kondisi siaga (cad. operasi < 1 unit terbesar), dan 0 hari dalam kondisi defisit tidak ada pemadaman. 3. Bahan Bakar Minyak Prakiraan pemakaian Bahan Bakar Minyak selama Juni 2017 berkisar 23,647,813 liter yang terdiri dari pemakaian MFO sebesar 22,421,613 liter dan pemakaian HSD sebesar 1,226,200 Prakiraan produksi yang dihasilkan dari pemakaian MFO sebesar 93,390,100 kwh, dari pemakaian HSD sebesar 4,277,000 kwh. Sedangkan sumber energi listrik non-bahan bakar minyak yaitu dari Excess Power sebesar 719,500 kwh dan dari IPP SESCO 64,800,000 kwh. 4. Biaya Pokok Produksi Prakiraan Biaya Pokok Produksi selama Juni berkisar Rp 1,493 /kwh dengan asumsi harga MFO Rp 5,132 Rupiah/Liter dan HSD Rp 6,736 Rupiah/Liter. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 3 45

4 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 4 1. PENDAHULUAN TUJUAN KETENTUAN GRID CODE & BIDDING RULES LINGKUP BAHASAN 6 2. BEBAN PUNCAK DAN ENERGI BEBAN PUNCAK ENERGI 9 3. PASOKAN DAYA DAYA MAMPU JADWAL KETIDAKSIAPAN PEMBANGKIT KESIAPAN PEMBANGKIT NERACA DAYA KONDISI OPERASI ANALISA ALIRAN DAYA ANALISIS HUBUNG SINGKAT ANALISA KONTINGENSI PERUBAAN KONFIGURASI STATEGI OPERASI POLA OPERASI PEMBANGKIT POLA OPERASI TRANSMISI PENGENDALIAN TEGANGAN PENGENDALIAN FREKUENSI PENGENDALIAN BEBAN INTERKONEKSI OPERASI ISLANDING KENDALA OPERASI RENCANA PEMELIHARAAN PENYALURAN RENCANA PEMELIHARAAN SCADATEL MANAJEMEN ENERGI MODEL SISTEM ALOKASI PENERIMAAN ENERGI PEMAKAIAN ENERGI PRIMER PRAKIRAAN NERACA ENERGI PRAKIRAAN BIAYA POKOK PRODUKSI (BPP) PEMULIHAN BLACKOUT TANGGUNG JAWAB PENGOPERASIAN HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PMT YANG DIBUKA SAAT PADAM TOTAL PEMULIHAN SISTEM 32 LAMPIRAN 1 RENCANA PEMELIHARAAN PEMBANGKIT 40 LAMPIRAN 2 PRAKIRAAN NERACA DAYA MALAM JUNI 42 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 4 45

5 LAMPIRAN 3 PRAKIRAAN NERACA DAYA SIANG JUNI 43 LAMPIRAN 4 RENCANA PEMELIHARAAN PENYALURAN 44 LAMPIRAN 5 PEMELIHARAAN SCADATEL 45 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 5 45

6 1. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Pembuatan Rencana Operasi Bulanan (ROB) ini bertujuan untuk menyediakan informasi awal mengenai kondisi operasi sistem tenaga listrik Khatulistiwa, termasuk kendala pasokan dan penyaluran yang akan dihadapi pada Juni Dengan informasi yang tersedia diharapkan pengguna jaringan dan pihak terkait lainnya dapat mengambil langkah langkah antisipasi atau memberikan kontribusi untuk meminimumkan dampak negatif yang mungkin akan dialami. Disamping itu, dokumen ini akan digunakan sebagai dasar pengendalian operasi sistem tenaga listrik dalam horizon yang lebih pendek, yaitu mingguan dan harian Ketentuan Grid Code & Bidding Rules ROB ini disusun sesuai dengan ketentuan pada Scheduling & Dispatch Code (SDC) 3.0 sampai dengan SDC 3.5 dari Aturan Sistem Kalimantan pada Ketentuan Grid Code tersebut mengatur proses pembuatan rencana operasi bulanan, informasi yang disediakan pengguna Grid dan hal hal yang harus digunakan atau dipertimbangkan dalam memodelkan sistem dan merevisi prakiraan produksi pembangkit Lingkup Bahasan ini mencakup berbagai hal dengan urutan pembahasan sebagai berikut: Acuan Rencana Operasi Beban Puncak dan Energi Pasokan Daya Kondisi Operasi Rencana Pemeliharaan Pembangkit Rencana Pemeliharaan Penyaluran Rencana Pemeliharaan Scadatel Manajemen Energi Sebagian besar informasi ditampilkan pada horizon harian selama satu bulan. Pembahasan pada dokumen ini meliputi sistem Khatulistiwa yang tanggung jawab pengelolaannya berada di tangan PLN AP2B Kalimantan Barat, Bidang Operasi Sistem. Rencana Operasi Juni 2017 ini mengacu pada realisasi operasi, informasi mutakhir mengenai kondisi dan status pembangkit dari perusahaan pembangkit. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 6 45

7 2. BEBAN PUNCAK DAN ENERGI 2.1. Beban Puncak Prakiraan beban puncak malam Juni 2017 adalah seperti Tabel-2.1. Beban Puncak malam pada Juni 2017 diperkirakan mencapai MW. Beban Puncak malam tertinggi ini terjadi pada Rabu, 21 Juni Sedangkan beban puncak malam terendah terjadi pada Minggu, 4 Juni 2017 sebesar MW. Tabel-2.1. Prakiraan Beban Puncak Malam Sistem Khatulistiwa Juni 2017 Hari Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu MW Tanggal Beban Puncak Gambar-2.1. Beban Puncak Malam Juni 2017 Prakiraan beban puncak siang Juni 2017 adalah seperti Tabel-2.2. Beban Puncak Siang pada Juni 2017 diperkirakan mencapai MW. Beban Puncak Siang tertinggi ini terjadi pada Rabu, 21 Juni Sedangkan beban puncak siang terendah terjadi pada Sabtu, 27 Juni 2017 sebesar MW. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 7 45

8 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT Tabel-2.2 Prakiraan Beban Puncak Siang Sistem Khatulistiwa Juni 2017 Hari Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Tgl. Beban (MW) Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kurva beban pada saat beban puncak malam bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar-2.2. MW Pukul Gambar-2.2. Kurva Beban Puncak Juni 2017 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 8 45

9 2.2. Energi Penerimaan energi dari pembangkit pada Juni 2017 diperkirakan mencapai 163,186,600 kwh seperti pada Tabel-2.3. Penerimaan energi listrik dari PT PLN (Persero) Sektor Kapuas sebesar 20,772,600 kwh, dari Pembangkit Rental sebesar 76,227,500 kwh, dari Excess Power sebesar 719,500 kwh dan dari IPP sebesar 65,467,000 kwh. Sedangkan Prakiraan Energi yang dikirim ke PT PLN Area Pontianak sebesar 117,240,867 kwh dan PT PLN Area Singkawang sebesar 40,765,692 kwh. Tabel-2.3. Penerimaan Energi Juni 2017 Pusat Pembangkit Mampu Penerimaan DMN CF Produksi Energi (MW) (%) (kwh) ( kwh ) 1 Pembangkit PLN PLTG Siantan ,600, PLTD Sei Raya ,069,000 12,053, Siantan ,275,400 6,244, Sei Wie ,572,000 2,475, Total PLN ,516,400 20,772, Pembangkit Rental - PLTD ADAU ,085,000 32,072, ADAU ,400,000 5,399, AKE ,280,000 17,269, Bugak ,360,000 17,876, Sewatama Ptk ,063,000 3,610, Total Rental ,188,000 76,227, Excess Power - PLTU Alas Kusuma , , IPP - SESCO ,800,000 64,800, MPP ,320, , Total IPP ,120,000 65,467, Sistem ,544, ,186, PASOKAN DAYA 3.1. Daya Mampu Daya Mampu Netto (DMN) per jenis pembangkit Sistem Khatulistiwa pada Juni 2017 adalah MW. Nilai dan rincian DMN per jenis pembangkit (dalam MW, jumlah unit dan %) untuk masing masing perusahaan pembangkit dapat dilihat pada Tabel-3.1. Tabel-3.1. Komposisi DMN Pembangkit Sistem Khatulistiwa Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 9 45

10 Pembangkit DMN Unit % PLTG SIANTAN PLTD SEI RAYA PLTD SIANTAN PLTD SEI WIE SESCO MPP PARIT BARU PLTD ADAU 1, PLTD ADAU PLTD AKE PLTD BUGAK PBR ALAS KUSUMA PLTD SEWATAMA PONTIANAK Total Prakiraan komposisi Daya Mampu Netto per pembangkit pada bulan Juni 2017 dapat dilihat pada Gambar MW PLTG SIANTAN PLTD SEI RAYA PLTD SIANTAN PLTD SEI WIE SESCO MPP PARIT BARU PLTD ADAU 1,2 PLTD ADAU 3 PLTD AKE PLTD BUGAK PBR Pembangkit 1.0 ALAS KUSUMA 10.0 PLTD SEWATAMA PONTIANAK Gambar-3.1. Komposisi Daya Mampu Per Pembangkit Saat Beban Puncak Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 10 45

11 3.2. Jadwal Ketidaksiapan Pembangkit Pada Bulan Juni 2017 terdapat rencana pemeliharaan periodik yang dapat dilihat pada lampiran Kesiapan Pembangkit Prakiraan EAF pembangkit periode Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel-3.2. dibawah ini. Tabel-3.2. Prakiraan EAF Pembangkit Pembangkit EAF (%) PLTG SIANTAN PLTD SEI RAYA 94.9 PLTD SIANTAN 53.5 PLTD SEI WIE 81.9 SESCO MPP PLTD ADAU 1, PLTD ADAU PLTD AKE PLTD BUGAK PBR 77.3 ALAS KUSUMA PLTD SEWATAMA PTK 93.5 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 11 45

12 3.4. Neraca Daya Berdasarkan data mutakhir mengenai prakiraan beban dan ketidaksiapan pembangkit sebagai akibat dari pemeliharaan, maka prakiraan neraca daya beban puncak malam sistem Khatulistiwa Juni 2017 adalah seperti terlihat pada Gambar MW Tanggal Beban Kit Padam Cad. Operasi Derating EFOR MO PO Beban Puncak DMN DMP Gambar-3.2. Prakiraan Neraca Daya Malam Juni 2017 Daya Mampu Pasok malam selama Juni 2017 berkisar adalah MW, cadangan operasi malam berkisar antara MW tanpa ada pemadaman malam. Berdasarkan kondisi cadangan operasi tersebut, maka pasokan listrik malam sistem Khatulistiwa periode Juni 2017 dalam kondisi Normal 0 hari, Siaga 30 Hari, dan Defisit 0 Hari. Rincian Neraca Daya Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel-3.3 dan Lampiran 2. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 12 45

13 Tabel-3.3. Neraca Daya Malam Juni 2017 Tgl Daya Mampu Netto PO MO Derating EFOR Beban Kit Daya Mampu Pasok Beban Puncak Cad. Ops Padam Kondisi Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Sedangkan prakiraan neraca daya beban puncak siang sistem Khatulistiwa Juni 2017 adalah seperti terlihat pada Gambar-3.3. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 13 45

14 MW Tanggal Beban Kit Padam Cad. Operasi Derating EFOR MO PO Beban Puncak DMN DMP Gambar-3.3. Prakiraan Neraca Daya Siang Juni 2017 Daya Mampu Pasok siang selama Juni 2017 berkisar antara MW, cadangan operasi siang berkisar antara MW. Berdasarkan kondisi cadangan operasi tersebut, maka pasokan listrik siang sistem Khatulistiwa periode Juni 2017 selama 30 hari adalah 18 hari normal (cad. operasi> 1 unit terbesar), 12 hari dalam kondisi siaga (cad. operasi < 1 unit terbesar), dan 0 hari dalam kondisi defisit tidak ada pemadaman. Rincian Neraca Daya Siang Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel-3.4 dan Lampiran 3. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 14 45

15 Tgl Daya Mampu Netto Tabel-3.4. Neraca Daya Siang Juni 2017 PO MO Derating EFOR Beban Kit Daya Mampu Pasok Beban Puncak Cad. Ops Padam Kondisi Normal Normal Normal Normal Siaga Normal Siaga Siaga Normal Normal Normal Siaga Siaga Siaga Siaga Siaga Normal Normal Siaga Siaga Siaga Siaga Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 15 45

16 <<<< >>>> >>>> >>>> <<<< >>>> >>>> >>>> PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT 4. KONDISI OPERASI Prakiraan beban puncak Sistem Khatulistiwa Bulan Juni Tahun 2017 terjadi pada tanggal 21 Juni 2017 sebesar MW. Aliran daya Sistem Khatulistiwa pada periode beban puncak tersebut diperlihatkan pada Gambar Analisa Aliran Daya Adapun aliran daya Sistem Khatulistiwa pada saat beban puncak Bulan Juni 2017 adalah sebagai berikut: GI BENGKAYANG <<<< <<<< <<>> BENGKAYANG 11.9 >>>> MAMBONG LOAD MW SESCO 93.2 MW LOSSES 3.3 MW GI SINGKAWANG >>>> <<<< 12.1 GI SENGGIRING <<<< <<<< GI PARIT BARU 8.0 >>>> <<<< 11.6 GI SIANTAN 6.0 >>>> <<<< GI SEI RAYA >>>> GI SAMBAS MW >>>>Mvar Substation GI KOTA BARU kv MW Load pu Mvar Load Gambar-4.1. Gambar Aliran Daya Bulan Juni Analisis Hubung Singkat Berdasarkan simulasi software Digsilent, arus hubung singkat pada Sistem Khatulistiwa disetiap Bus gardu induk masih dibawah batas kemampuan Breaking Capacity PMT. Adapun arus hubung singkat terbesar pada GI 150 kv terdapat pada GI Bengkayang sebesar 8.7 ka dan arus hubung singkat terkecil di GI Sambas sebesar 3.2 ka. Arus hubung singkat pada GITET 275 kv adalah sebesar 7.2 ka. Arus hubung singkat terbesar pada GI 20 kv terdapat pada GI Sei Raya Trafo 2 sebesar 22.5 ka dan arus hubung singkat terkecil di GI Sambas Trafo 1 & 2 sebesar 6.0 ka. Arus hubung singkat terdapat pada Tabel 4.1. Tabel 4.3. berikut : Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 16 45

17 GARDU INDUK SHORT CIRCUIT 150 kv 3P (ka) LG (ka) SEI RAYA SIANTAN KOTA BARU PARIT BARU SENGGIRING SINGKAWANG SAMBAS BENGKAYANG Tabel-4.1. Arus Hubung Singkat Gardu Induk 150 kv GARDU INDUK EKSTRA TINGGI SHORT CIRCUIT 275 kv 3P (ka) LG (ka) BENGKAYANG Tabel-4.2. Arus Hubung Singkat Gardu Induk Ekstra Tinggi 275 kv GARDU INDUK TRAFO SHORT CIRCUIT 20 kv 3P (ka) LG (ka) SEI RAYA SIANTAN KOTA BARU PARIT BARU SENGGIRING SINGKAWANG SAMBAS BENGKAYANG Tabel-4.3. Arus Hubung Singkat Gardu Induk 20 kv Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 17 45

18 4.3 Analisa Kontingensi Kontingensi pada Sistem Khatulistiwa dibuat dengan asumsi bahwa Sistem Khatulistiwa dalam keadaan pasokan daya berkurang hingga lebih rendah dari beban, sehingga memerlukan beberapa skema penanggulangan kekurangan daya seperti Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Tahapan Kontingensi TAHAPAN FREKUENSI (Hz) WAKTU TUNDA (s) Beban (MW) Manual Load Shedding UFR Tahap 1 49, UFR Tahap 2 48, UFR Tahap 3 48, UFR Tahap 4 (Df/dt) 2Hz/s Islanding tahap 1 48, Islanding tahap 2 48, Islanding tahap 3 48, Perubaan Konfigurasi Pada bulan Juni tahun 2017 tidak terdapat perubahan konfigurasi pada jaringan, GI, GITET, SUTT, SUTET, dan Pembangkit. 4.5 Stategi Operasi Pola Operasi pembangkit Pola operasi pembangkit sistem khatulistiwa menggunakan sistem merit order dimana pembangkit dengan SFC terendah yang dioperasikan terlebih dahulu tanpa mengurangi keandalan. Sehingga urutan pengoperasian pembangkit adalah sebagai berikut: 1. PLTU Alas Kusuma 2. Sesco 3. PLTD Asta Keramasan Energi (AKE) 4. PLTD ADAU Pontianak 1 5. PLTD ADAU Pontianak 2 6. PLTD Bugak 7. PLTD Sei Raya MFO 8. PLTD Siantan MFO 9. PLTD Sei Wie MFO 10. PLTD Sewatama Pontianak 11. PLTD Sei Raya HSD 12. PLTD Siantan HSD 13. PLTD Sei Wie HSD 14. PLTG MPP Parit Baru 15. PLTG Siantan Pola Operasi Transmisi Untuk menjaga keandalan dan mutu penyaluran transmisi, maka pengoperasian Transmisi adalah sebagai berikut : Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 18 45

19 1. Transmisi 150 kv Sei Raya Siantan menggunakan Double Circuit. 2. Transmisi 150 kv Siantan Parit Baru menggunakan Single Circuit. 3. Transmisi 150 kv Siantan Kota Baru menggunakan Single Circuit. 4. Transmisi 150 kv Parit Baru Kota Baru menggunakan Single Circuit. 5. Transmisi 150 kv Parit Baru Senggiring menggunakan Double Circuit 6. Transmisi 150 kv Senggiring Singkawang menggunakan Double Circuit 7. Transmisi 150 kv Singkawang Sambas menggunakan Double Circuit 8. Transmisi 150 kv Singkawang Bengkayang menggunakan Double Circuit 9. Transmisi 275 kv Bengkayang Mambong menggunakan Double Circuit 10. Inter Bus Transformer 275/150 kv operasi 2x250 MVA Pengendalian Tegangan a. Tegangan lebih dari kv Urutan langkah yang dilakukan : 1. Menurunkan MVAR pembangkit (menaikkan Cos Phi) sesuai dengan kemampuannya 2. Menaikkan TAP Trafo 150/20 kv 3. Menurunkan TAP IBT 275/150 kv 4. Mengoperasikan 1 line, urutan pelepasan line sebagai berikut: Lepas line 1 SKW SBS dari kedua sisi, Lepas line 1 SGR SKW dari kedua sisi, dan jika tegangan masih lebih dari kv, lepas line 2 PB SGR dari kedua sisi b. Tegangan kurang dari kv Urutan langkah yang dilakukan : 1. Mengoperasikan 2 line, line SKW SBS line PB SGR dan line SGR SKW 2. Menaikkan MVAR Pembangkit (menurunkan Cos Phi) sesuai dengan kemampuannya 3. Menaikkan TAP IBT 275/150 kv 4. Menurunkan TAP Trafo 150/20 kv 5. Lepas Penyulang 20 Kv Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 19 45

20 4.5.4 Pengendalian Frekuensi Pengaturan Frekuensi dilakukan berdasarkan Tongkat Frekuensi pada Gambar-2 berikut jika terpisah dengan sistem sesco : Gambar 4.2. Tongkat Frekuensi a. Frekuensi lebih dari 50.2 Hz Jika frekuensi lebih dari 50.2 Hz, maka urutan yang dilakukan agar frekuensi berada diantara Hz adalah sebagai berikut : 1) Mengurangi beban/stop PLTG Siantan 2) Mengurangi beban/stop PLTG MPP Parit Baru 3) Mengurangi beban/stop PLTD HSD Sei Wie 4) Mengurangi beban/stop PLTD HSD Siantan 5) Mengurangi beban/stop PLTD HSD Sei Raya 6) Mengurangi beban/stop PLTD Sewatama Pontianak 7) Mengurangi beban/stop PLTD MFO Sei Wie 8) Mengurangi beban/stop PLTD MFO Siantan 9) Mengurangi beban/stop PLTD MFO Sei Raya 10) Mengurangi beban/stop PLTD AKE Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 20 45

21 11) Mengurangi beban/stop PLTD Arti Duta 2 12) Mengurangi beban/stop PLTD Arti Duta 1 13) Mengurangi beban/stop PLTD Bugak b. Frekuensi Hz Pengoperasian sistem diharapkan pada rentang frekuensi Hz. c. Frekuensi Hz Jika frekuensi turun dibawah 49.8 maka urutan yang dilakukan agar frekuensi berada diantara Hz adalah sebagai berikut : 1) Maksimalkan beban PLTD Bugak 2) Maksimalkan beban PLTD Arti Duta 1 3) Maksimalkan beban PLTD Arti Duta 2 4) Maksimalkan beban PLTD AKE 5) Maksimalkan beban PLTD MFO Sei Raya 6) Maksimalkan beban PLTD MFO Siantan 7) Maksimalkan beban PLTD MFO Sei Wie 8) Maksimalkan beban PLTD Sewatama Pontianak 9) Maksimalkan beban PLTD HSD Sei Raya 10) Maksimalkan beban PLTD HSD Siantan 11) Maksimalkan beban PLTD HSD Sei Wie 12) Operasikan PLTG MPP Parit Baru 13) Operasikan PLTG Siantan 14) Manual Load Shedding (Frekuensi 49.5 Hz) d. Frekuensi Hz ( UFR 3 Tahap ) Pada rentang frekuensi tersebut terdapat 3 tahap UFR yang digunakan untuk melepas beban secara otomatis jika terdapat pembangkit yang trip e. UFR Df/dt UFR Df/dt digunakan untuk mengatasi penurunan frekuensi yang cepat yang disebabkan tripnya beberapa pembangkit dalam jumlah besar. f. Frekuensi 48.3 Hz (Island operation Tahap 1, Interkoneksi Sesco) Jika frekuensi masih turun setelah UFR 7 tahap dan UFR Df/dt bekerja, maka pada frekuensi 48.3 Hz dilakukan island operation tahap 1, Interkoneksi Sesco. g. Frekuensi Hz ( Island operation Tahap 2) Jika frekuensi masih turun setelah Island Interkoneksi Sesco bekerja, maka pada frekuensi Hz dilakukan Island operation Tahap 2 dengan melepas Line 1,2 Parit Baru Senggiring. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 21 45

22 h. Frekuensi 48.0 Hz ( Island operation Tahap 3) Jika frekuensi masih turun setelah Island operation Tahap 2 bekerja, maka pada frekuensi 48.0 Hz dilakukan pembentukan Island operation Tahap 3 yaitu Island Trafo 1, 2, 3 Sei Raya, Trafo 1, 2 Siantan. i. Frekuensi 47.5 Hz ( Host Load ) Jika frekuensi masih turun setelah Island operation bekerja, maka pada frekuensi 47.5 Hz dilakukan pembentukan Host Load PLTG Pengendalian Beban Interkoneksi Pengaturan daya di titik interkoneksi dilakukan sebagai berikut : a. Beban Interkoneksi lebih dari 90 MW : 1. Maksimalkan beban PLTU Alas Kusuma 2. Maksimalkan beban PLTD AKE 3. Maksimalkan beban PLTD Arti Duta 1 4. Maksimalkan beban PLTD Arti Duta 2 5. Maksimalkan beban PLTD Bugak 6. Maksimalkan beban PLTD MFO Sei Raya 7. Maksimalkan beban PLTD MFO Siantan 8. Maksimalkan beban PLTD MFO Sei Wie 9. Maksimalkan beban PLTD Sewatama Pontianak 10. Maksimalkan beban PLTD HSD Sei Raya 11. Maksimalkan beban PLTD HSD Siantan 12. Maksimalkan beban PLTD HSD Sei Wie 13. Operasikan PLTG MPP Parit Baru 14. Operasikan PLTG Siantan 15. Manual Load Shedding (Frekuensi 49.5 Hz) b. Beban Interkoneksi kurang dari 90 MW : 1. Mengurangi beban/stop PLTG Siantan 2. Mengurangi beban/stop PLTG MPP Parit Baru 3. Mengurangi beban/stop PLTD HSD Sei Wie 4. Mengurangi beban/stop PLTD HSD Siantan 5. Mengurangi beban/stop PLTD HSD Sei Raya 6. Mengurangi beban/stop PLTD Sewatama Pontianak 7. Mengurangi beban/stop PLTD MFO Sei Wie 8. Mengurangi beban/stop PLTD MFO Siantan 9. Mengurangi beban/stop PLTD MFO Sei Raya Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 22 45

23 10. Mengurangi beban/stop PLTD Bugak 11. Mengurangi beban/stop PLTD Arti Duta Mengurangi beban/stop PLTD Arti Duta Mengurangi beban/stop PLTD AKE 14. Mengurangi beban/stop PLTU Alas Kusuma Operasi Islanding Pola Island terbentuk jika sistem mengalami gangguan. Gangguan sistem dapat disebabkan satu atau beberapa unit pembangkit trip dan atau gangguan transmisi yang menyebabkan terputusnya pasokan daya dari unit pembangkit sehingga frekuensi sistem mencapai batas operasi Island, maka secara otomatis Goose Relay akan memerintahkan membuka PMT. Island-island yang terdapat pada sistem Khatulistiwa frekuensi sistem mencapai 48,15 Hz sesuai Gambar-4.3. adalah sebagai berikut : a. Subsistem Sei Raya - Parit Baru b. Island Trafo 1 Sei Raya c. Island Trafo 2 Sei Raya d. Island Trafo 3 Sei Raya e. Island Trafo 1 Siantan f. Island Trafo 2 Siantan a b Gambar-4.3 Operasi Islanding Sistem Khatulistiwa Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 23 45

24 4.5.7 Kendala Operasi Kendala operasi Sistem Khatulistiwa dapat dilihat ditabel 4.1 No. Kendala Operasi Deskripsi 1 Pembebanan Trafo tenaga diatas 80% : Trafo 1 GI Sei Raya (1x30 MVA) 2 Konfigurasi SUTT 150 kv Sistem Khatulistiwa masih radial 3 Manuver Busbar 150 kv perlu padam : di GI Siantan, GI Singkawang dan GI Parit Baru Tabel-4.1 Kendala operasi Sistem Khatulistiwa Pertumbuhan beban Operasi PLTD sewa Artiduta, Sewatama 3A, PLTD Sei Raya 20 kv atau sesuai kondisi pembebanan Trafo, pemindahan penyulang Raya 17 dan 18 ke Bus 2 Evakuasi daya dari Pusat Pembangkit (SESCO) ke Pusat Beban beberapa ruas transmisi belum memenuhi kriteria N-1 Evakuasi daya dari Pusat Pembangkit (SESCO) ke Pusat Beban beberapa ruas transmisi belum memenuhi kriteria N-2 Belum adanya bus kopler 150 kv 4 N-1 Trafo GI Singkawang Kapasitas Trafo 1 GI Singkawang 30 MVA dan Trafo 2 GI Singkawang 60 MVA Rencana Tindak Lanjut Jangka Pendek Jangka Panjang Pembatasan pasokan daya dari SESCO sebesar 120 MW RUPTL akan di Uprating menjadi 1x60 MVA Th 2017 RUPTL uprating SUTT 150 kv Bengkayang Singkawang, Th 2017 RUPTL pembangunan SUTT 150 kv Bengkayang Ngabang, Ngabang Tayan, Tayan Siantan, Th 2017 sehingga dapat meningkatkan keandalan SUTT 150 kv Bengakyang Singkawang, Singkawang Senggiring, Senggiring Parit Baru, Parit Baru Siantan menjadi N-2 Penambahan Bus kopler 150 kv di GI Siantan (2018), GI Singkawang (2017) dan GI Parit Baru (2018) Operasi PLTD Sei Wie 20 kv RUPTL periode Pembangunan Trafo 3 GI Singkawang 30 MVA (2017) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 24 45

25 5. RENCANA PEMELIHARAAN PENYALURAN Pada Bulan Juni 2017 terdapat beberapa rencana pemeliharaan Penyaluran seperti pada Lampiran 4 6. RENCANA PEMELIHARAAN SCADATEL Pada Bulan Juni 2017 terdapat beberapa rencana pemeliharaan Scadatel seperti pada Lampiran 5 7. MANAJEMEN ENERGI 7.1. Model Sistem Model yang digunakan dalam Optimasi Prosym dan Opsym sistem pembangkitan periode Juni 2017 adalah seperti terlihat pada Gambar-7.1. Gambar-7.1. Model Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 25 45

26 7.2 Alokasi Penerimaan Energi Rincian prakiraan alokasi penerimaan energi dari pusat pusat pembangkit untuk Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel-7.1 dan Gambar-7.2. Tabel-7.1. Prakiraan Alokasi Energi Sistem Khatulistiwa Juni 2017 Pusat Pembangkit DMN (MW) Mampu Penerimaan Produksi Energi (kwh) ( kwh ) CF (%) 1 Pembangkit PLN PLTG Siantan ,600, PLTD Sei Raya ,069,000 12,053, Siantan ,275,400 6,244, Sei Wie ,572,000 2,475, Total PLN ,516,400 20,772, Pembangkit Rental PLTD ADAU ,085,000 32,072, ADAU ,400,000 5,399, AKE ,280,000 17,269, Bugak ,360,000 17,876, Sewatama Ptk ,063,000 3,610, Total Rental ,188,000 76,227, Excess Power PLTU Alas Kusuma , , IPP SESCO ,800,000 64,800, MPP ,320, , Total IPP ,120,000 65,467, Sistem ,544, ,186, Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 26 45

27 PLTD SEWATAMA PTK 2% PLTD BUGAK PBR 11% PLTG SIANTAN 0% PLTD SEI RAYA 7% PLTD SIANTAN 4% PLTD SEI WIE 2% PLTD AKE 11% PLTD ADAU 3 3% SESCO 40% PLTD ADAU 1,2 20% MPP PARIT BARU 0% Gambar-7.2. Penerimaan Energi Per Perusahaan 7.2. Pemakaian Energi Primer Rincian prakiraan pemakaian Bahan Bakar dan Produksi per Bahan Bakar untuk Juni 2017 dapat dilihat pada Tabel-7.2 dan Gambar-7.3, Gambar-7.4. Prakiraan pemakaian Bahan Bakar Minyak selama Juni 2017 berkisar 23,647,813 liter yang terdiri dari pemakaian MFO sebesar 22,421,613 liter dan pemakaian HSD sebesar 1,226,200 Prakiraan produksi yang dihasilkan dari pemakaian MFO sebesar 93,390,100 kwh, dari pemakaian HSD sebesar 4,277,000 kwh. Sedangkan sumber energi listrik non-bahan bakar minyak yaitu dari Excess Power sebesar 719,500 kwh dan dari IPP SESCO 64,800,000 kwh. Tabel-7.2. Prakiraan pemakaian BBM dan produksi per Juni 2017 Perkiraan Perkiraan Perkiraan Perkiraan Perkiraan Perkiraan Pusat Pembangkit Produksi Produksi Produksi Produksi Pemakaian Pemakaian MFO HSD EXCESS POWER SESCO MFO HSD 1 Pembangkit PLN PLTG Siantan PLTD Sei Raya 12,053, ,952,997 - Siantan 6,244, ,561,100 - Sei Wie 2,475, ,539 - Total PLN 20,772, ,157,636-2 Pembangkit Rental PLTD ADAU 1 32,072, ,601,194 - ADAU 2 5,399, ,279,575 - AKE 17,269, ,092,860 - Bugak 17,876, ,290,348 - Sewatama Ptk - 3,610, ,750 Total Rental 72,617,500 3,610, ,263, ,750 3 Excess Power PLTU Alas Kusuma , IPP SESCO ,800, MPP - 667, ,450 Total IPP - 667, ,450 Sistem 93,390,100 4,277, ,500 64,800,000 22,421,613 1,226,200 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 27 45

28 Pemakaian HSD 5% Pemakaian MFO Pemakaian MFO 95% Pemakaian HSD Gambar-7.3. Perkiraan Pemakaian Bahan Bakar 7.3. Prakiraan Neraca Energi Prakiraan neraca energi pada Juni 2017 terhadap hasil realisasi energi Juni 2016 terlihat pada Tabel-7.6. Tabel-7.6. Prakiraan Neraca Energi Sistem Khatulistiwa Uraian Satuan Realisasi Bulan Juni 2016 ROB Bulan Juni 2017 Prakiraan Tumbuh Terhadap Juni 2016 Δ % (1) (2) (3)=(2)-(1) (4)=(3)/(1) Produksi Pembangkit : kwh 148,745, ,186, ,440, MFO kwh 72,964, ,390, ,425, HSD kwh 9,411, ,277, (5,134,224.00) (54.55) OLEIN/ BIOSOLAR/ BIODIESEL kwh EXCESS POWER kwh - 719, , SESCO kwh 66,369, ,800, (1,569,900.00) (2.37) PS & Losses Trafo Step Up kwh 1,295, , (447,069.68) (34.51) % (0.35) (40.30) Pembelian AP2B kwh 147,450, ,338, ,887, PS Gardu Induk kwh 106, , , % (0.00) (3.35) Susut Penyaluran kwh 4,496, ,217, (279,079.18) (6.21) % (0.45) (14.81) Kebutuhan Distribusi kwh 142,846, ,006, ,159, Area Pontianak kwh 110,573, ,240, ,667, Area Singkawang kwh 32,272, ,765, ,492, Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 28 45

29 7.4. Prakiraan Biaya Pokok Produksi (BPP) Berdasarkan prakiraan penerimaan energi dan prakiraan pemakaian Bahan Bakar Minyak, maka dapat dihitung Biaya Pokok Produksi seperti pada Tabel-7.7. Prakiraan Biaya Pokok Produksi selama Juni berkisar Rp 1,493 /kwh dengan asumsi harga MFO Rp 5,132 Rupiah/Liter dan HSD Rp 6,736 Rupiah/Liter. Pusat Pembangkit 1 Pembangkit PLN Tabel-7.7. Prakiraan Neraca Energi Sistem Khatulistiwa Perkiraan Perkiraan Perkiraan Perkiraan Biaya Pembayaran SESCO Pembayaran MFO Pembayaran HSD (non fuel) Pembayaran Energi (Rupiah)* (Rupiah)* (Rupiah)* (Rupiah)* (Rp/kWh) PLTG Siantan PLTD Sei Raya 19,372,758, ,372,758,788 1,607 Siantan 10,196,792, ,196,792,980 1,633 Sei Wie 4,168,815, ,168,815,940 1,684 Total PLN 33,738,367, ,738,367,708 1,624 2 Pembangkit Rental PLTD ADAU 1 49,901,250, ,901,250,773 1,556 ADAU 2 8,485,236, ,485,236,604 1,572 AKE 26,869,305, ,869,305,844 1,556 Bugak 29,715,701, ,715,701,059 1,662 Sewatama Ptk - 11,318,104,725-11,318,104,725 3,135 Total Rental 114,971,494,280 11,318,104, ,289,599,005 1,657 3 Excess Power 4 IPP PLTU Alas Kusuma SESCO ,740,468,000 61,740,468, MPP - 21,854,031,855-21,854,031,855 32,765 Total IPP - 21,854,031,855 61,740,468,000 83,594,499,855 1,277 Sistem 182,448,229,696 33,172,136,580 61,740,468, ,622,466,568 1,493 *Asumsi harga MFO Rupiah/Liter dan HSD Rupiah/Liter *Nilai tukar Rupiah terhadap Ringgit Rp Biaya SESCO 22% Biaya HSD 12% Biaya MFO 66% Biaya MFO Biaya HSD Biaya SESCO Gambar-7.4. Perkiraan Biaya Bahan Bakar Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 29 45

30 8. PEMULIHAN BLACKOUT 8.1. Tanggung Jawab Pengoperasian 1. Dispatcher AP2B yang dimaksud adalah pengendali operasi pada grid Sistem Khatulistiwa yang bertugas untuk mengatur pengoperasian peralatan dan instalasi tegangan listrik pada tegangan ekstra tinggi (275 kv) dan tegangan tinggi (150 kv). 2. Operator Gardu Induk (GI) yang dimaksud adalah Operator GI yang bertugas melaksanakan pengoperasian instalasi Gardu Induk atas perintah Dispatcher AP2B dan Dispatcher APD Kalbar. 3. Operator Pembangkit ( PLTD / PLTG )Operator Permbangkit yang dimaksud, adalah Operator pada Pembangkit yang bertugas melaksanakan pengoperasian instalasi Pembangkit atas perintah Dispatcher AP2B selama Proses Pemulihan Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan Tindakan yang dilakukan oleh Dispatcher AP2B di dalam Proses Pemulihan adalah sebagai berikut: a. Segera melakukan pemantauan kondisi seluruh sistem, lakukan pencatatan unit-unit Pembangkit yang masih siap beroperasi atau segera dapat dioperasikan. b. Mencatat kondisi jaringan serta hal-hal penting lainnya (kesiapan jaringan terutama yang digunakan sebagai jalur pengiriman tegangan) yang dapat mempengaruhi Proses Pemulihan Sistem c. Memberi informasi ke GI / Pembangkit bahwa Sistem dalam Padam Total dan memerintahkan untuk bertindak sesuai dengan Pedoman Operasi Gardu Induk / Pembangkit yang berlaku. d. Memastikan sifat dan lokasi Gangguan sebagai penyebab Gangguan Sistem dengan meminta informasi ke GI dan Pembangkit atau sumber informasi lainnya. e. Pada saat Pemulihan dari Padam Total, diberi keleluasaan dalam mengatur pembebanan unit Pembangkit, sesuai kesiapan Pembangkit tanpa pertimbangan Merit Order atau Rencana Operasi Harian (ROH), sampai kondisi Sistem dinyatakan normal. f. Proses Pemulihan diawali dengan supply dari Sisi Mambong, PLTG Siantan, MPP, PLTD Sewatama, dan PLTD Sei Raya sebagai Blackstart. g. Pemulihan dilakukan secara cermat dan hati-hati, disesuaikan dengan kemampuan unit Pembangkit yang sudah beroperasi dan kondisi penyalurannya PMT Yang Dibuka Saat padam Total 1. PMT 150 kv Line 2 Sei Raya Siantan. 2. PMT 150 kv Line 1 Siantan Sei Raya. 3. PMT 150 kv Line 2 Siantan Sei Raya. 4. PMT 150 kv Line Siantan Kota Baru. 5. PMT 150 kv Line Parit Baru Kota Baru. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 30 45

31 6. PMT 150 kv Line Parit Baru Siantan. 7. PMT 150 kv Line 2 Parit Baru Senggiring. 8. PMT 150 kv Line 1 Senggiring Parit Baru. 9. PMT 150 kv Line 2 Senggiring Parit Baru. 10.PMT 150 kv Line 2 Senggiring Singkawang. 11.PMT 150 kv Line 1 Singkawang Senggiring. 12.PMT 150 kv Line 2 Singkawang Senggiring. 13.PMT 150 kv Line 2 Singkawang Bengkayang. 14.PMT 150 kv Line 1 Singkawang Sambas. 15.PMT 150 kv Line 2 Singkawang Sambas. 16.PMT 150 kv Line 2 Sambas Singkawang. 17.PMT 150 kv Line 1 Bengkayang Singkawang. 18.PMT 150 kv Line 2 Bengkayang Singkawang. 19.PMT 150 kv IBT 1 Bengkayang. 20.PMT 150 kv IBT 2 Bengkayang. 21.PMT 275 kv 6A1 22.PMT 275 kv 6A2 23.PMT 275 kv 6A3 24.PMT 275 kv 6AB1 25.PMT 275 kv 6AB2 26.PMT 275 kv 6AB3 27.PMT 275 kv 6B1 28.PMT 275 kv 6B2 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 31 45

32 8.4. Pemulihan Sistem Pemulihan Blackout dapat dilakukan dengan energize dari Mambong dan mengoperasikan PLTG Siantan & MPP, PLTD Sei Raya, serta Sewatama sebagai Blackstart. Adapun urutan Pemulihan yang dilakukan berdasarkan flowchart sebagai berikut : Gambar 8.1 Flowchart Pemulihan Gangguan Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 32 45

33 A. Pemulihan dengan Blackstart PLTG & MPP i. PLTG Siantan Island GI Sei Raya - Siantan 1. Order PLTG 2. Masukkan PMT 20 kv Trafo 1 Siantan 3. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Siantan di Tap 9 4. Masukkan PMT 20 kv Trafo 2 Siantan 5. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Siantan di Tap 9 6. Masukkan PMT 20 kv Sahang 5 dan Sahang 6 7. Energize PLTG 8. Tambah beban hingga beban PLTG 10 MW. 9. Operasikan AKE 10.Masukkan PMT Kopling Siantan 1 11.Masukkan PMT Kopling Caterpillar. 12.Operasikan PLTD Siantan 13.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sei Raya di Tap 9 14.Masukkan PMT 150 kv Line 1 Siantan Sei Raya 15.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sei Raya di Tap 9 16.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 3 Sei Raya di Tap 9 17.Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1, Trafo 2, dan Trafo 3 Sei Raya 18.Operasikan Adau 1, Adau 2, Sewatama 1, 2, 3A. 19.Masukkan PMT Kopling Sei Raya 3 20.Operasikan PLTD Sei Raya, Adau 3, Sewatama 3B. 21.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Sei Raya. 22.Masukkan PMT 150 kv Line Siantan Parit Baru secara synchronous. ii. MPP Parit Baru Island GI Parit Baru Kota Baru Senggiring Singkawang Sambas Bengkayang. 1. Order MPP 2. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Parit Baru di Tap 9 3. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Parit Baru di Tap 9 4. Lepas PMT 150 kv Line 1 Parit Baru Senggiring 5. Energize MPP 6. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1 Parit Baru 7. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 2 Parit Baru 8. Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Parit Baru 9. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Kota Baru di Tap 9 10.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Kota Baru di Tap 9 11.Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Kota Baru. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 33 45

34 12.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Kota Baru. 13.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Senggiring di Tap 9 14.Masukkan PMT 150 kv Line 1 Senggiring Parit Baru 15.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Senggiring di Tap 9 16.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Senggiring 17.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Singkawang di Tap 9 18.Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang Senggiring 19.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Singkawang di Tap 9 20.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Singkawang 21.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sambas di Tap 9 22.Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang - Sambas 23.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sambas di Tap 9 24.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Sambas 25.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Bengkayang di Tap 9 26.Masukkan PMT 150 kv Line 1 Bengkayang Singkawang 27.Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Bengkayang. 28.Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Siantan secara synchronous. 29.Penormalan Sistem menyesuaikan dengan supply tegangan dari SESCO. 30.Penormalan semua PMT 150 kv. B. Pemulihan dengan Blackstart PLTD Sei Raya : 1. Operasikan blackstart di PLTD Sei Raya 2. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sei Raya di Tap 9 3. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Siantan di Tap 9 4. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Sei Raya 5. Lepas PMT 150 kv Trafo 3 Sei Raya 6. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Siantan 7. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Parit Baru 8. Lepas PMT 150 kv MPP 1 9. Lepas PMT 150 kv MPP Masukkan PMT Kopling Sei Raya Masukkan PMT 20 kv BC 2-5 Sei Raya 12. Masukkan PMT 20 kv BC 1-4 Sei Raya 13. Masukkan PMT 20 kv BC 2-1 Siantan 14. Energize PLTD Sei Raya 15. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 16. Operasikan Adau 1, Adau 2, Adau 3, Sewatama 1, 2, 3A, 3B Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 34 45

35 17. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 18. Setelah beban sistem mencapai 30 MW 19. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1 Sei Raya 20. Masukkan PMT 150 kv Line 1 Siantan Sei Raya 21. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1 Siantan 22. Operasikan AKE 23. Masukkan PMT Kopling Siantan Masukkan PMT Kopling Caterpillar 25. Operasikan PLTD Siantan 26. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 27. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Parit Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Siantan 29. Operasikan Bugak 1,2 30. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Parit Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Parit Baru 32. Operasikan Bugak Masukkan PMT 150 kv MPP Operasikan MPP Masukkan PMT 150 kv MPP Operasikan MPP Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 38. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 3 Sei Raya di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 3 Sei Raya 40. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 3 Sei Raya 41. Lepas BC 1-4 Sei Raya 42. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sei Raya di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Sei Raya 44. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 2 Sei Raya 45. Lepas BC 2-5 Sei Raya 46. Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Siantan 47. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 2 Siantan 48. Lepas BC 2-1 Siantan 49. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Kota Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Kota Baru. 51. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Kota Baru di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Kota Baru. 53. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Senggiring di Tap 9 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 35 45

36 54. Masukkan PMT 150 kv Line 1 Senggiring Parit Baru 55. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Senggiring di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Senggiring 57. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Singkawang di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang Senggiring 59. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Singkawang di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Singkawang 61. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sambas di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang Sambas 63. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sambas di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Sambas 65. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Bengkayang di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Bengkayang Singkawang 67. Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Bengkayang. 68. Penormalan Sistem menyesuaikan dengan supply tegangan dari SESCO. 69. Penormalan semua PMT 150 kv. C. Pemulihan dengan Blackstart Sewatama 3A 1. Operasikan blackstart di Sewatama 3A 2. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sei Raya di Tap 9 3. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Siantan di Tap 9 4. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Sei Raya 5. Lepas PMT 150 kv Trafo 3 Sei Raya 6. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Siantan 7. Lepas PMT 150 kv Trafo 2 Parit Baru 8. Lepas PMT 150 kv MPP 1 9. Lepas PMT 150 kv MPP Masukkan PMT Kopling Sei Raya Masukkan PMT 20 kv BC 2-5 Sei Raya 12. Masukkan PMT 20 kv BC 1-4 Sei Raya 13. Masukkan PMT 20 kv BC 2-1 Siantan 14. Energize Sewatama 3A 15. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 16. Operasikan PLTD Sei Raya, Adau 1, Adau 2, Adau 3, Sewatama 1, 2, 3B 17. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 18. Setelah beban sistem mencapai 30 MW 19. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1 Sei Raya Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 36 45

37 20. Masukkan PMT 150 kv Line 1 Siantan Sei Raya 21. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 1 Siantan 22. Operasikan AKE 23. Masukkan PMT Kopling Siantan Masukkan PMT Kopling Caterpillar 25. Operasikan PLTD Siantan 26. Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 27. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Parit Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Siantan 29. Operasikan Bugak 1,2 30. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Parit Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Parit Baru 32. Operasikan Bugak Masukkan PMT 150 kv MPP Operasikan MPP Masukkan PMT 150 kv MPP Operasikan MPP Masukkan PMT 20 kv Penyulang secara bertahap 38. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 3 Sei Raya di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 3 Sei Raya 40. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 3 Sei Raya 41. Lepas BC 1-4 Sei Raya 42. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sei Raya di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Sei Raya 44. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 2 Sei Raya 45. Lepas BC 2-5 Sei Raya 46. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Siantan di Tap Masukkan PMT 150 kv Trafo 2 Siantan 48. Masukkan PMT 20 kv Incoming Trafo 2 Siantan 49. Lepas BC 2-1 Siantan 50. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Kota Baru di Tap Masukkan PMT 150 kv Line Parit Baru Kota Baru. 52. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Parit Baru di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Kota Baru. 54. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Senggiring di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Senggiring Parit Baru 56. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Senggiring di Tap 9 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 37 45

38 57. Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Senggiring 58. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Singkawang di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang Senggiring 60. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Singkawang di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Singkawang 62. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Sambas di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Singkawang Sambas 64. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 2 Sambas di Tap Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Sambas 66. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Bengkayang di Tap Masukkan PMT 150 kv Line 1 Bengkayang Singkawang 68. Masukkan PMT 20 kv Penyulang di GI Bengkayang. 69. Penormalan Sistem menyesuaikan dengan supply tegangan dari SESCO. 70. Penormalan semua PMT 150 kv. D. Pemulihan dengan Blackstart SESCO 1. Masukkan PMT 275 kv line 1 Mambong Bengkayang 2. Masukkan PMT 275 kv line 1 Bengkayang Mambong 3. Masukkan PMT AB1 4. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1 Bengkayang di Tap 9 5. Masukkan PMT 150 kv IBT 1 Bengkayang 6. Penambahan Beban Bengkayang 7. Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1,2 Singkawang di Tap 9 8. Masukkan PMT 150 kv line 1 Bengkayang Singkawang 9. Penambahan Beban Singkawang 10.Masukkan Kopling Pembangkit di Singkawang dan dioperasikan kembali 11.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1,2 Senggiring di Tap 9 12.Masukkan PMT 150 kv line 1 Singkawang Senggiring 13.Penambahan Beban Senggiring 14.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1,2 Sambas di Tap 9 15.Masukkan PMT 150 kv line 1 Singkawang Sambas 16.Penambahan beban Sambas 17.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1,2 Parit Baru di Tap 9 18.Masukkan PMT 150 kv line 1 Senggiring Parit Baru 19.Penambahan Beban Parit Baru 20.Masukkan Kopling Pembangkit di Parit Baru dan dioperasikan kembali 21.Atur Tap Trafo 150/20 kv Trafo 1,2 Kota Baru di Tap 9 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 38 45

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2017

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2017 Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2017 PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 45 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Bulanan Sistem

Lebih terperinci

Standing Operation Procedure Operasi Sistem Khatulistiwa

Standing Operation Procedure Operasi Sistem Khatulistiwa Standing Operation Procedure Operasi Sistem Khatulistiwa PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN BIDAN OPERASI SISTEM KATA PENANTAR

Lebih terperinci

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017 Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 27 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional

Lebih terperinci

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2016

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2016 Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa September 2016 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 32 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode 19-25 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode 12-18 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2017

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2017 Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2017 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 68 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Tahunan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional PT

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-3 Periode Januari 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-3 Periode Januari 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-3 Periode 13-19 Januari 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-28 Periode 7-13 Juli 2017

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-28 Periode 7-13 Juli 2017 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-28 PT. PLN (PERSERO) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 14 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-32 Periode 4-10 Agustus 2017

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-32 Periode 4-10 Agustus 2017 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-32 Periode 4-10 Agustus 2017 PT. PLN (PERSERO) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 14 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 3 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Desember 2016

Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Desember 2016 Rencana Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Desember 2016 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 31 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-8

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-8 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-8 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 15 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan dibuat dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2015

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2015 Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2015 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 110 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Tahunan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional PT

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-21

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-21 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-21 PT. PLN (PERSERO) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 14 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 2 8 Desember 2016

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 2 8 Desember 2016 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 2 8 Desember 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode Desember 2016

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode Desember 2016 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 16 22 Desember 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 25 November - 1 Desember 2016

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 25 November - 1 Desember 2016 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 25 November - 1 Desember 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-6

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-6 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-6 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 15 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan dibuat dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-7

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-7 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-7 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 15 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan dibuat dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2014

Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2014 Rencana Operasi Tahunan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa 2014 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 69 KATA PENGANTAR Buku Rencana Operasi Tahunan Sistem Khatulistiwa disiapkan oleh unit operasional PT

Lebih terperinci

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-5 Periode 27 Januari - 2 Februari 2017

Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-5 Periode 27 Januari - 2 Februari 2017 Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-5 Periode 27 Januari - 2 Februari 2017 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 15 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Februari 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa dibuatkan oleh unit

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2017

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2017 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa dibuatkan oleh unit operasional

Lebih terperinci

Standing Operation Procedure Pengaturan Frekuensi Sistem Khatulistiwa

Standing Operation Procedure Pengaturan Frekuensi Sistem Khatulistiwa Standing Operation Procedure Pengaturan Frekuensi Sistem Khatulistiwa PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN BIDAN OPERASI SISTEM

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode November 2016

Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode November 2016 Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Periode 11-17 November 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Maret 2017

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Maret 2017 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Maret 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Khatulistiwa dibuatkan oleh unit operasional

Lebih terperinci

Standing Operation Procedure Pengaturan Tegangan Sistem Khatulistiwa

Standing Operation Procedure Pengaturan Tegangan Sistem Khatulistiwa Standing Operation Procedure Pengaturan Tegangan Sistem Khatulistiwa PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN BIDAN OPERASI SISTEM KATA

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Oktober 2016

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Oktober 2016 10/Opsis/EOB/2016 Berlaku Efektif 10 November 2016 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Oktober 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN Edisi : 01 Revisi :

Lebih terperinci

Standing Operation Procedure Pengaturan Beban Interkoneksi Sistem Khatulistiwa

Standing Operation Procedure Pengaturan Beban Interkoneksi Sistem Khatulistiwa Standing Operation Procedure Pengaturan Beban Interkoneksi Sistem Khatulistiwa PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN AREA PENYALURAN DAN PENATUR BEBAN BIDAN OPERASI

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2016

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2016 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa April 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 47 KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Tahun 2013

Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Tahun 2013 Evaluasi Operasi Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Tahun 2013 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Tahunan Sistem Khatulistiwa dibuatkan oleh unit

Lebih terperinci

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Mei 2016

Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Mei 2016 Berlaku Efektif 13 Juni 2016 Evaluasi Operasi Bulanan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Mei 2016 PT PLN (PERSERO) AREA PENGATUR DISTRIBUSI DAN PENYALURAN Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 48 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI

BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI 3.1 SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA-BALI Sistem tenaga listrik Jawa-Bali dihubungkan oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (S.U.T.E.T.) 500 kv dan Saluran

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta

Lebih terperinci

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem

Indar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 STUDI LAJU PENURUNAN FREKUENSI PADA SAAT PLTG SENGKANG LEPAS DARI SISTEM SULSELTRABAR Indar Chaerah G Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan data PLN APB Jawa Barat tahun 2014, subsistem Cirata 150 kv disuplai oleh dua unit IBT 500 MVA pada tegangan 500/150 kv di Gardu Induk Tegangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 3.1 Gambaran Umum Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) untuk sisi tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi dikelola oleh PT PLN (Persero) Penyaluran

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

Session 11 Interconnection System

Session 11 Interconnection System Session 11 Interconnection System Tujuan Membahas persoalan-persoalan pembangkitan dalam sistem interkoneksi dalam kaitannya yang terjadi antara pusat-pusat listrik yang beroperasi dalam sistem interkoneksi,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di masyarakat kian meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada seluruh aspek kehidupan manusia. Energi listrik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk atau pusat beban yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan

Lebih terperinci

NOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI (RAE) SISTEM TENAGA LISTRIK SUMATERA BULAN MARET 2014

NOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI (RAE) SISTEM TENAGA LISTRIK SUMATERA BULAN MARET 2014 NOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI (RAE) SISTEM TENAGA LISTRIK SUMATERA BULAN MARET 2014 Tanggal : 21 Februari 2014 Waktu : 09:00 WIB selesai Tempat : PT PLN (Persero) KITSBU Daftar hadir : Terlampir

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK - 655 - LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses

Lebih terperinci

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks Sistem Tenaga Listrik 4 sks TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK Kata Kunci : ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang

Lebih terperinci

OPTIMASI UNIT PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA DI SISTEM JAWA BALI

OPTIMASI UNIT PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA DI SISTEM JAWA BALI OPTIMASI UNIT PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA DI SISTEM JAWA BALI RETNO HANDAYANI 9107201614 SLAYA CLGON BLRJA KMBNG TMBUN CWANG MRTW R DEPOK BKASI

Lebih terperinci

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv I N Juniastra Gina, W G Ariastina 1, I W Sukerayasa 1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 1 Staff

Lebih terperinci

UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK

UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH GARDU INDUK 150 KV SEI. RAYA PONTIANAK Harry Furqan 1), Bonar Sirait ), Junaidi 3) 1,,3) Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS MOHAMAD TRESNA WIKARSA 08 06 42 45 54 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat 37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important

Lebih terperinci

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan, Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2015 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan selama tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Data yang disajikan

Lebih terperinci

PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK

PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK (STANDING OPERATION PROCEDURE) GARDU INDUK MITSUI I. PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan SOP ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk

Lebih terperinci

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA Erni Noviyani 1), Junaidi 2), Purwo Harjono 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail:

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri ELPOSYS Jurnal Sistem Kelistrikan Vol. 03 No.1, ISSN: 2355 9195, E-ISSN: 2356-0533 Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri Aan M. Ilham *a), Rachmat

Lebih terperinci

EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG

EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG EVALUASI SETTING RELE JARAK TRANSMISI 150 KV SENGGIRING - SINGKAWANG Angga Priyono Kusuma Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura email : angga.kusuma08@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat seiring perkembangan kemajuan teknologi dan pembangunan. Penggunaan listrik merupakan faktor yang penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

ISSN : NO

ISSN : NO ISSN : 0852-8179 NO. 02701-150430 02701-150430 Statistik PLN 2014 Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2014 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan

Lebih terperinci

wilayah kerja PLN WKB

wilayah kerja PLN WKB Daniel S Bangun wilayah kerja PLN WKB AREA SINGKAWANG AREA PONTIANAK AREA SANGGAU AREA KETAPANG PLN di Kalimantan Barat DIREKSI PLN UNIT INDUK PELAKSANA (UIP) PROYEK PEMBANGKITAN SUMATERA II WILAYAH KALIMANTAN

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Techno, ISSN 1410-8607 Volume 16 No. 2, Oktober 2015 Hal. 125 130 ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA Eka Purwito dan Fitrizawati* Program

Lebih terperinci

NOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI No HASIL RAPAT Ditindak lanjuti oleh 1 Informasi pengantar

NOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI No HASIL RAPAT Ditindak lanjuti oleh 1 Informasi pengantar RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI 2011 Tanggal : 24 Januari 2011 Pukul : 09:00 WIB sd selesai Tempat : Jogyakarta Peserta : Terlampir 1 Informasi pengantar 2 P3B JB Direksi menjadikan program penghematan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi 18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan

Lebih terperinci

PLN Dari 1973 Sampai 2005

PLN Dari 1973 Sampai 2005 PLN Dari 1973 Sampai 25 Sudaryatno Sudirham Tulisan ini dibuat pada waktu penulis masih aktif sebagai Tenaga Ahli Teknik Dewan Komisaris PT PLN (Persero) 1. Pendahuluan Berikut ini disajikan rangkuman

Lebih terperinci

Studi Penerapan Metode Island Operation Sebagai Defence Scheme Pada Gardu Induk Teluk Lembu

Studi Penerapan Metode Island Operation Sebagai Defence Scheme Pada Gardu Induk Teluk Lembu Studi Penerapan Metode Island Operation Sebagai Defence Scheme Pada Gardu Induk Teluk Lembu Muhamad Al Khausar, Firdaus Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina widya Km 12,5

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN TESIS

ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN TESIS ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 2008-2017 TESIS Oleh: ADI PURWANTO 06 06 00 30 64 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv 39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN

Lebih terperinci

2015 EVALUASI RUGI-RUGI D AYA TEGANGAN SISTEM TRANSMISI 150 KV REGION II JAWA BARAT

2015 EVALUASI RUGI-RUGI D AYA TEGANGAN SISTEM TRANSMISI 150 KV REGION II JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Energi listrik pada saat ini merupakan salah satu prasyarat kehidupan manusia, dan perkembangan kehidupan manusia memerlukan penyediaan energi listrik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Sistem tenaga listrik modern merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari pusat pembangkit, saluran transmisi dan jaringan distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014 DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia. Kebutuhan tenaga listrik meningkat setiap tahun. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan energi listrik semakin meningkat, maka dibutuhkan penambahan pasokan listrik hingga tercukupi. Selain penambahan energi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH Ir. JM Sihombing PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN Distribusi Ketenagalistrikan Sistem grid Jawa Bali (500KVA) JARINGAN LISTRIK

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER OPERASI REAL TIME : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin maju dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat menuntut para lulusan perguruan tinggi untuk menguasai bidangnya. Penguasaan

Lebih terperinci

: 138 HARI KERJA (6 BULAN)

: 138 HARI KERJA (6 BULAN) BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PRAKIRAAN ENERGI : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:

Lebih terperinci

ANALISIS KONTINGENSI GENERATOR PADA SISTEM TRANSMISI 500 KV JAWA BALI

ANALISIS KONTINGENSI GENERATOR PADA SISTEM TRANSMISI 500 KV JAWA BALI ANALISIS KONTINGENSI GENERATOR PADA SISTEM TRANSMISI 500 KV JAWA BALI Ulfa Aulia 1, Tiyono 2, Lesnanto Multa Putranto 3 Abstract Contingency Analysis of 500 kv Java-Bali transmission systems shews the

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi

Lebih terperinci