PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT"

Transkripsi

1 194 PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT MV Purwani dan Suyanti PPPTM BATAN ABSTRAK PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT Telah dilakukan dijesti dan pembuatan Logam Tanah Jarang Hidroksida ( LTJOH ) dari pasir monasit. Konsentrat Ce, konsentrat Nd dan konsentrat La dipisahkan dari LTJOH dengan cara oksidasi dan pengendapan. Hasil terbaik pembuatan konsentrat Ce, konsentrat Nd dan konsentrat La diperoleh pada pelarutan umpan 25 gram LTJOH hasil olah pasir monasit dalam 80 ml HNO 3, perbandingan berat LTJOH : KBrO 3 = 25 : 1. Untuk memperoleh konsentrat Ce, larutan diendapkan pada ph 1 dan untuk memperoleh konsentrat Nd, larutan sisa diendapkan pada ph 8 dan filtratnya diendapkan dengan asam oksalat untuk memperoleh konsentrat La. Berat konsentrat Ce yang diperoleh 9,7753 gram, kadar Ce = 71,07%, efisiensi pengendapan Ce = 93,77 %. Berat konsentrat Nd yang diperoleh 11,8986 gram, kadar Nd = 26,84 %, efisiensi pengendapan Nd = 93,62%. Berat konsentrat La yang diperoleh 1,4686 gram, kadar La = 77,02%, efisiensi pengendapan La = 36 % ABSTRACT THE INFLUENCE OF HNO 3 AND KBrO 3 ON MAKING Ce, La AND Nd CONCENTRATE FROM MONAZITE SAND. Dijestion of monazite sand and making of rare earth hydroxide have been done. Ce concentrate, Nd concentrate and La concentrate were separated from rare earth hydroxide by oxydation with KBrO 3 and precipitation with NH 4 OH.. The best yield on making of Ce concentrate, Nd concentrate and La concentrate were obtained at 25 gram rare earth hydroxide was dissolved in 80 ml HNO 3, using the weight ratio of rare earth hydroxide and KBrO 3 was 25 : 1 Making Ce concentrate, diluen was precipitated at ph 1 and making Nd concentrate, diluen was precipitated at ph 8 and the filtrate was precipitated with oxalic acid to get La concentrate. The weight of Ce concentrate was 9,7753 gram, procentage of Ce was 71,07%, precipitation efficiency of Ce was 93,77 %. The weight of Nd concentrate was 11,8986 gram, procentage of Nd was 26,84 %, precipitation efficiency of Nd was 93,62 %. The weight of La concentrate was 1,4686 gram, procentage of La was 77,02%, precipitation efficiency of La was36 % S PENDAHULUAN erium (Ce), Lantanum (La) dan Neodimium (Nd) mempunyai nilai ekonomis yang tinggi mengingat manfaatnya dalam berbagai industri. Ketiga unsur ini merupakan unsur-unsur tanah jarang yang terdapat dalam pasir monasit. Di Indonesia Pasir Monasit merupakan hasil samping pencucian bijih timah oleh PT Tambang Timah yang terdapat di P.Bangka dan Belitung. Pasir Monasit ini hanya dibuang dilaut disekitar pulau pulau tersebut. Selain itu, pasir monasit juga terdapat di Singkep, Rirang dan Tanah Merah ( Kalimantan ). Monasit adalah mineral yang mempunyai bentuk ikatan fosfat yang mengandung Th dan logam tanah jarang. Rumus kimia monasit secara umum bisa dituliskan sbb. (LTJ, Th)PO 4. Kegunaan Ce (Serium) misalnya sebagai bahan katalis pada penyulingan minyak bumi, logam paduan yang tahan suhu tinggi dan korosi, industri kaca/optik (CRT, kamera), kapasitor, keramik berwarna dan cat serta sebagai bahan pemoles tangki pengemas. Kegunaan La sebagai bahan baku pembutan gelas optik dan filamen MBE, sedang kegunaan Nd antara lain untuk bahan pembuatan magnet dan superkonduktor. (1) Penelitian ini bertujuan membuat konsentrat Ce hidroksida, Nd hidroksida dan La oksalat sebagai langkah awal untuk memperoleh bahanbahan yang murni. (2) Beberapa tahapan proses yang dilakukan sebagai berikut :

2 195 Peleburan pasir monasit memakai H 2 SO 4 Th 3(PO 4 ) 4 + 6H 2 SO 4 3Th(SO 4 ) 2 + 4H 3PO 4 (1) 2.LTJ(PO 4 ) + 3H 2 SO 4 (LTJ) 2 (SO 4) 3 + 2H 3 PO 4 (2) Pembuatan hidroksida dengan peleburan memakai NaOH Untuk menghilangkan fosfat yang sangat sulit dan mengganggu proses selanjutnya. garam rangkap sulfat dilebur dengan NaOH. (LTJ) 2 (SO 4) 3 + 6NaOH 2LTJ(OH) 3 + 4Na 2 SO 4 (3) Th(SO 4) 2 + 4NaOH Th(OH) 4 + 2Na 2 SO 4 (4) Pembuatan konsentrat Ce dengan oksidasi dan pengendapan fraksional Unsur-unsur logam tanah jarang biasanya mempunyai valensi rangkap. Sifat yang spesifik dari Ce ialah Ce mempunyai valensi rangkap III dan IV, sedang unsur-unsur yang lainnya umumnya mempunyai valensi rangkap II dan III. Berdasarkan perbedaan ini, maka jika semua unsur Ce diubah menjadi valensi IV, maka Ce dapat dipisahkan dari unsur lainnya. Bila LTJOH dioksidasi, maka unsur-unsur logam tanah jarang selain Ce akan berubah menjadi valensi III, sedangkan Ce akan berubah menjadi valensi IV. Untuk mempermudah terjadinya oksidasi, LTJOH dilarutkan terlebih dahulu. Pelarutan LTJOH memakai HNO 3, disamping sangat mudah melarutkan, HNO 3 juga dapat sekaligus berfungsi sebagai oksidator, sehingga oksidasi akan semakin mudah. Oksidator yang dipakai ialah KBrO 3. (LTJ)(OH) 3 + 3HNO 3 (LTJ)(NO) 3 + 3H 2O (5) 10Ce (OH) HNO 3 10Ce (NO 3) H 2O (6) 2KBrO 3 K 2O + Br 2 + 5On (7) 10Ce (NO 3) HNO 3 + 5O n 10Ce(NO 3) 4+5H 2O (8) 10Ce(OH) HNO 3 + 2KBrO 3 10Ce(NO) 4 + K 2 O + Br H 2 O (9) Pemisahan unsur-unsur dengan cara pengendapan. Proses pengendapan adalah proses terjadinya padatan karena melewati besarnya harga hasil kali kelarutan (solubility product) atau solubility product constant (K Sp ), yang harganya tertentu dan dalam keadaan jenuh. Untuk memudahkan, K Sp diganti dengan pk Sp = fungsi logaritma = - log K Sp. merupakan besaran yang harganya positip dan lebih besar dari nol, sehingga mudah untuk dimengerti. (3) MA - M + +A - (10) K Sp = [M + ][A - ] (11) Jika harga K Sp kecil atau pk Sp besar, unsur atau senyawa mudah mengendap. Jika harga K Sp besar atau pk Sp kecil, unsur atau senyawa sulit mengendap (4). Berdasarkan perbedaan hasil kali kelarutan masing - masing unsur dalam bentuk senyawanya, masing-masing unsur dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Untuk memisahkan Ce dari larutan nitrat dilakukan pengendapan dengan NH 4 OH Serium (IV) dalam bentuk hidroksida mempunyai harga K Sp kecil, sehingga akan mudah mengendap pada ph rendah, sedang unsur yang lain mengendap pada ph tinggi. Pada valensi IV, sifat kebasaan Ce akan mirip dengan Th, kedua unsur ini akan mengendap bersama-sama. Reaksi yang terjadi sebagai berikut : Ce(NO 3) 4 + 4NH 4 OH Ce(OH) 4 + 4NH 4 NO 3 (12) Pembuatan konsentrat Nd dengan cara pengendapan memakai NH 4 OH Pada ph rendah La, Nd dan unsur-unsur lainnya sukar mengendap atau dengan kata lain masih berbentuk larutan. Larutan yang mengandung La, Nd dan unsur- unsur yang lain berwarna agak merah jambu yang menunjukkan warna Nd. Untuk memisahkan Nd, larutan diendapkan dengan ammonia pada ph 8. Nd(NO 3) 3 + 3NH 4 OH - Nd(OH) 3 + 3NH 4 NO 3 (13) Pembuatan konsentrat La dengan pengendapan memakai asam oksalat. Setelah Nd dipisahkan, ke dalam larutan dimasukkan asam oksalat sampai tidak terbentuk endapan lagi. Endapan putih yang terbentuk adalah konsentrat La oksalat. La(NO 3) 3 + 3H 2C 2O 4 - La 2(C 2O 4) 3 + 3HNO 3 (14) putih BAHAN DAN TATA KERJA Bahan Pasir monasit, komposisi : Ce = 15,67%, La- =7,84%, Nd=3,37%, HNO 3 teknis, NaOH teknis, KBrO 3 dari Merck, air suling. NH 4 OH teknis, unsur LTJ untuk standar analisis, Alat Pengaduk pemanas, ph meter, ayakan, penggerus, alat gelas, Spektrometer pendar sinar X

3 196 TATA KERJA Pembuatan LTJ Hidroksida. Pasir monasit 100 gram dilebur dengan 200 ml H 2 SO 4 teknis pekat, pada suhu 210 o C selama 5 jam. Hasil leburan ditambah air dingin sampai volume menjadi 4500 ml. Leburan encer ditambah NaOH sampai ph menjadi 9 10, pada kondisi ini akan terbentuk endapan gelatin. berwarna putih keabu-abuan. Larutan yang mengandung endapan dipanaskan sambil diaduk pada suhu 140 o C. Setelah 4 jam hasil leburan disaring dan dicuci dengan air panas sampai ph netral. Padatan gelatin yang mula-mula berwarna putih keabu-abuan kalau terkena udara berubah menjadi kuning. Padatan dikeringkan dan ditimbang sampai berat tetap. Padatan ini merupakan LTJ Hidroksida (LTJOH). Pembuatan konsentrat Ce LTJ OH sebanyak 25 gram dilarutkan dalam ml HNO 3 teknis ditambah 1 gram KBrO 3. Sambil diaduk dan dipanaskan selama 30 menit. Sesudah dingin ditambah NH 4 OH teknis sampai ph 1. Pembuatan konsentrat Nd Larutan sisa pemisahan Ce ditambah NH 4 OH teknis sampai ph 8, endapan yang terbentuk disaring, dikeringkan dan dianalisis. Pembuatan konsentrat La Filtrat ditambah asam oksalat sampai tidak terbentuk endapan lagi. Endapan disaring, dikeringkan dan dianalisis. kadar unsur dalam konsentrat x berat konsentrat Efisiensi pengendapan unsur x 100 % (15) kadar unsur dalam LTJOH x 25 efisiensi pengendapan unsur A Faktor Pisah A - B (16) efisiensi pengendapan unsur B HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil LTJ Hidroksida ( LTJOH ) Setelah dilakukan beberapa tahap proses diperoleh LTJ hidroksida yang mempunyai kadar unsur sebagai berikut : Th = 5,84%, La = 12,58%, Ce = 29,64%, Nd = 12,82%. Pengaruh perbandingan berat LTJOH dan asam nitrat ( HNO 3 pekat) Asam nitrat disamping sebagai pelarut juga berfungsi sebagai oksidator. Asam nitrat yang digunakan harus pekat, karena Ce dan Th hanya akan larut dalam HNO 3 pekat.. Kedua unsur ini akan mulai mengendap pada ph 0,25. Gambar 1 menunjukkan bahwa dengan bertambahnya HNO 3, berat endapan konsentrat Ce yang dihasilkan semakin bertambah. Dengan bertambahnya HNO 3, molaritas HNO 3 semakin besar, sehingga mempermudah melarutkan LTJ dan mempermudah reaksi oksidasi, sehingga Ce(IV) yang terbentuk juga semakin bertambah. Gambar 1. Hubungan berat LTJOH (gram) : volume HNO 3 (ml) dengan berat konsentrat Ce Pada Gambar 2 dapat dilihat hubungan antara jumlah volume HNO 3 dengan kadar unsur. Pada konsentrat Ce, kadar Ce berkisar antara 69,05 72,18%, kadar Th antara 3,57 9,16%, kadar Nd 0,4 0,8% dan La tidak terdeteksi dalam endapan. Th (OH) 4 mempunyai sifat kebasaan yang sangat kuat dan sangat mudah mengendap, meskipun kadar Th dalam umpan kecil, sehingga kadarnya dalam endapan besar. Harga pksp Th (OH) 4 = 44,6, pksp Ce(OH) 4 = 50,4. Sehingga kedua unsur ini sangat mudah mengendap. Ce(OH) 3 mempunyai harga pksp = 19,82, sangat jauh berbeda dengan pksp Ce(OH) 4. Jika oksidasi Ce(III) menjadi Ce(IV) tidak berlangsung dengan baik, maka tidak akan terjadi pengendapan yang cepat pada ph rendah. Dengan melihat kadar Ce yang tinggi dalam endapan, menunjukkan bahwa oksidasi terjadi dengan sangat baik. Harga pk Sp La (OH) 3 = 22,3 dan pk Sp Nd (OH) 3 = 23,3, oleh karena itu La (OH) 3 dan Nd (OH) 3 tidak mudah mengendap. Dengan demikian kadar unsur La dan Nd sangat kecil dalam konsentrat Ce. Ce(IV) mulai mengendap pada ph rendah (ph 1), maka sangat mudah untuk membuat

4 197 konsentrat Ce atau memisahkan Ce dari unsur LTJ lainnya terutama La dan Nd. Gambar 3 menunjukkan bahwa efisiensi pengendapan Ce sangat besar dibanding lainnya. Semakin besar volume HNO 3, reaksi pelarutan dan oksidasi yang terjadi semakin sempurna, Ce(IV) yang terbentuk semakin banyak, sehingga efisiensinya semakin besar. Gambar2. Hubungan berat LTJOH : vol. HNO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat Ce Gambar 3. Hubungan berat LTJOH :volume HNO 3 dengan efisiensi pengendapan dalam konsentrat Ce Dengan melihat besarnya faktor pisah ( FP ) antara Ce dengan unsur lainnya yang sangat besar, lebih memantapkan bahwa Ce mudah dipisahkan dari unsur lainnya, kecuali dengan Th. Pada variasi berat LTJOH : volume HNO 3 ini dipilih 25 (gram) : 80 (ml), dengan FP Ce-Th, FP Ce-La dan FP Ce-Nd paling besar. Tabel 1. Penaruh berat LTJOH : volume HNO 3 terhadap FP pada konsentrat Ce Faktor Pisah Ce LTJOH ( gram ) : HNO 3 ( ml ) terhadap 25 : : : : : : 90 Th 1,5113 1,9498 1,6689 2,0203 2,6393 3,9180 La Nd 37, , , , ,39 47,6895 Setelah Ce dapat dipisahkan, maka dengan memperbesar ph larutan atau filtrat sisa dan dengan memanfaatkan perbedaan harga pk Sp La (OH) 3 dan pksp Nd (OH) 3 dapat dibuat konsentrat Nd dan konsentrat La. Dengan menambahkan NH 4 OH teknis ke dalam larutan, ph larutan akan menigkat sampai ph 8 kemudian akan terbentuk rndapan yang berwarna merah muda. Endapan ini adalah konsentrat Nd. Gambar 4 menunjukkan berat endapan yang terbentuk pada berbagai volume HNO 3. Berat konsentrat Nd hampir sama, menunjukkan bahwa terbentuknya endapan tidak dipengaruhi oleh volume HNO 3, karena akan dinetralkan oleh adanya NH 4 OH. Hanya NH 4 OH yang dipakai akan semakin banyak untuk mencapai ph 8. pksp Nd. Sedang Ce yang terikut dalam konsentrat Nd adalah sisa Ce (III) yang tidak teroksidasi menjadi Ce (IV). Kadar Ce akan semakin kecil dengan bertambahnya volume HNO 3, karena oksidasi Ce semakin sempurna dengan bertambahnya HNO 3, maka Ce lebih banyak terikut dalam konsentrat Ce dibanding Ce dalam filtrat yang terendapkan dalam konsentrat Nd. Torium paling mudah diendapkan, maka Th sudah banyak terikut pada konsentrat Ce, sehingga kadar Th dalam konsentrat Nd sangat kecil. Kadar Nd berkisar antara %, kadar La = 14 17%, kadar Th = 1 2,87 % dan kadar Ce = 8 10%. Gambar 4. Hubungan berat LTJOH : volume HNO 3 dengan berat konsentrat Nd Dilihat dari kadarnya, unsur lain yang paling banyak terikut dalam konsentrat Nd adalah La, karena pksp La harganya sangat mirip dengan Gambar 5. Hubungan berat LTJOH : vol. HNO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat Nd Dilihat dari harga efisiensi pengendapannya, karena kadar dan berat endapan konsentrat Nd hampir sama, maka pada berbagai variasi volume HNO 3, efisiensi pengendapan Nd juga hampir sama berkisar antara %. Demikian juga

5 198 dengan La, karena faktor volume HNO 3 tidak begitu berpengaruh maka efisiensi pengendapannya dalam konsentrat Nd hampir sama sekitar 50 60%. Untuk Ce, karena sangat Gambar 6. Hubungan LTJOH : volume HNO 3 dengan efisiensi pengendapan dalam konsentrat Nd dipengaruhi oleh volume HNO 3, maka dengan meningkatnya volume HNO 3, efisiensi pengendapan Ce dalam konsentrat Nd semakin kecil, karena Ce lebih besar terikut dalam konsentrat Ce. Ce yang ada dalam konsentreat Nd tinggal 10 18% dibanding Ce dalam umpan. Tabel 2 menunjukkan harga FP Nd terhadap unsur lainnya. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa harga FP yang paling besar adalah harga FP Nd-Th, menunjukkan bahwa Nd dan Th sangat mudah dipisahkan dengan metoda ini. Tabel 2. Faktor Pisah Nd terhadap Pengaruh berat LTJOH : volume HNO 3 terhadap FP.pada konsentrat Nd LTJOH ( gram ) : HNO 3 ( ml ) 25 : : : : : : 90 Th 9,5504 8,3374 8,4376 6,7576 6,4868 4,4919 La 1,6973 1,5780 1,7255 1,7476 1,4754 1,6299 Ce 4,9726 4,6833 5,3692 7,6472 9,4449 7,7246 Sedang harga FP Nd-Ce semakin besar dengan bertambahnya volume HNO 3, sehingga reaksi oksidasi harus diperbaiki supaya pemisahan Nd dan Ce semakin baik. Harga FP Nd-La paling kecil dan harganya relatif sama, menunjukkan La dan Nd sangat sulit dipisahkan dengan metoda ini. Sehingga perlu dicoba dengan metoda yang lain. Knsentrat La dibuat dengan menambahkan asam oksalat kedalam filtrat setelah pengendapan Nd. Semua unsur yang ada dalam larutran, diendapkan dengan sempurna dalam konsentrat La Oksalat. Konsentrat La yang terbentuk relatif sama beratnya, hanya ada sedikit sekali kenaikan berat dengan bertambahnya volume HNO 3. Seperti pada konsentrat Nd, keasaman tidak mempengaruhi terjadinya endapan konsentrat Nd, maka sesudah pemisahan Nd, La yang terbentuk juga relatif sama. ( Gambar 7 ). konsentrat La, karena Th sudah terendapkan bersama Ce pada konsentrat Ce dan sisanya akan ikut mengendap pada konsentrat Nd. Dengan demikian Th tidak ada dalam konsentrat La. Sedang Ce masih terikut dalam konsentrat La, karena Ce yang terikut ini adalah Ce(III) yang dalam bentuk hidroksida mempunyai harga pksp yang dekat dengan Nd dan La. Gambar 8. Hubungan berat LTJOH : vol. HNO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat La Gambar 7. Hubungan berat LTJOH : volume HNO 3 dengan berat konsentrat La Pada Gambar 8 dapat dilihat kadar Th, La, Ce dan Nd dalam konsentrat La. Kadar La yang diperoleh berkisar antara %, dari segi kemurnian sudah diperoleh konsentrat yang relatif baik. Torium tidak terdeteksi dalam Gambar 9. Hubungan berat LTJOH : volume HNO 3 dengan efisiensi pengendapan unsur dalam konsentrat La Oleh jarena La paling banyak berada dalam filtrat, maka pada pembuatan konsentrat La efisiensinya juga paling besar. Meskipun kadar La yang diperoleh relatif besar, tetapi karena

6 199 konsentrat yang diperoleh sedikit jumlahnya maka efisiensinya juga relatif kecil sekitar 30 40% ( lebih kecil dibanding La yang ikut mengendap dalam konsentrat Nd ). Sedang efisiensi unsur lainnya jauh lebih kecil. Besarnya efisiensi pengendapan pada konsentrat La dapat dilihat pada Gambar 9. Jika dilihat FP La terhadap unsur lain pada Tabel 3, FP La -Th tak terhingga, menunjukkan La sangat mudah dipisahkan dari Th. Tabel 3. Faktor Pisah Nd terhadap Pengaruh keasaman terhadap FP pada konsentrat La LTJOH ( gram ) : HNO 3 ( ml ) 25 : : : : : : 90 Th Ce 88, , , , , ,2042 Nd 6,5109 6,4989 5,1309 8,4371 9,6619 9,8948 Demikian juga FP La-Ce sangat besar, hal ini juga menunjukkan bahwa La dapat dipisahkan dari Ce. Sedang FP La-Nd relatif paling kecil, menunjukkan bahwa La dan Nd lebih sulit dipisahkan dengan metoda ini dibandingkan pemisahan dari Th dan Ce. Dengan keasaman 11,2 M, dapat diperoleh FP La-Th tak terhingga, FP La-Ce = 257,9991 dan FP La-Nd = 9,6619 ( paling besar dibanding keasaman lain ). Pengaruh perbandingan berat LTJ hidroksida : berat KBrO 3 Kalium bromat berfungsi sebagai pengahasil oksigen yang berguna untuk oksidasi Ce(III) menjadi Ce(IV). Pada variasi perbandingan LTJOH : KBrO 3 = 25 : 1 sudah cukup baik untuk sempurnanya reaksi oksidasi seperti pada persamaan (9). Pada pemakaian KBrO 3 yang lebih banyak ( perbandingan semakin besar ), konsentrat Ce yang diperoleh hampir sama. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan berat konsentrat Ce Kadar Ce pada konsentrat Ce yang diperoleh pada perbandingan berat LTJOH : KBrO3 = 25:0,5 sebesar 57,81%, kemudian meningkat pada perbandingan berat LTJOH : KBrO3 = 25:1,0 sekitar 71%, tetapi pada berbagai variasi perbandingan berat LTJOH : KBrO 3 diatas 25:1,0, kadar Ce sudah tidak mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa pemakaian KBrO 3 sebanyak 1 gram sudah cukup untuk oksidasi Ce yang terkandung dalam 25 gram LTJOH. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat Ce Kadar Th berkisar antara 5,4 7,4% merupakan unsur terbesar yang terikut dalam konsentrat Ce karena La tidak terdeteksi dan kadar Nd 0,4 = 0,9%. Dengan hasil yang diperoleh pada variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3 diperoleh kadar Th yang besar pada konsentrat Ce lebih dapat diyakini bahwa benar Ce(IV) mempunyai sifat mirip dengan Th. Pada Gambar 12 dapat dilihat hubungan perbandingan berat LTJOH dan KBrO3 dengan efisiensi. Efisiensi pengambilan Ce tentu saja paling besar dibanding unsur lainnya. Meskipun kadar Th dalam konsentrat Ce relatif kecil, tetapi efisiensinya relatif besar, membuktikan bahwa sebagian Th sudah mengendap bersama Ce dalam konsentrat Ce. Sedang untuk La, karena tidak terdeteksi dalam konsentrat Ce, efisiensinya 0% dan efisiensi Nd berkisar antara 1 3%.

7 200 Gambar 12. Hbungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan efisiensi pengendapan dalam konsentrat Ce Untuk memantapkan optimasi variasi perbandingan berat LTJOH:KBrO 3 dilihat juga FP Ce terhadap unsur yang lain. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3 = 25 : 1, diperoleh FP Ce terhadap unsur lain yang paling besar dibanding pada perbandingan berat LTJOH:KBrO 3 yang lain. Faktor Pisah Ce terhadap Tabel 4. Pengaruh Berat LTJOH : KBrO 3 terhadap FP Ce Berat LTJ hidroksuda (g) : KBrO 3(g) 25 : 0,5 25 : 1,0 25 : 1,50 25 : 1,50 25 : 2,5 Th 1,6385 2,6381 1,7570 2,4007 1,7033 La Nd 27, , , , ,5448 Gambar 13 sampai Gambar 15 menunjukkan kondisi konsentrat Nd yang diperoleh. Berat konsentrat Nd sedikit meningkat dengan dengan bertambahnya perbandingan berat LTJOH:KBrO 3. Berat konsentrat Nd berkisar antara 10,2 12,8 gram ( Gambar 13 ). Kalau dilihat peningkatan berat konsentart Nd yang relatif kecil, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrat Nd yang terbentuk relatif tidak dipengaruhi variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3. Kadar La relatif masih besar, krena mempunyai harga KSp yang hampir sama dengan Nd, maka akan mengendap bersama Nd. Th dan Ce yang belum sempurna mengendap dalam konsentrat Ce akan ikut mengendap berasama Nd. Kadar Ce dalam konsentrat Ce menurun dengan bertambahnya perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3 sesuai dengan sisa Ce yang diperoleh pada konsentrat Ce. (Gambar 14). Pada Gambar 15 dapat dilihat bahwa efisiensi Nd relatif konstant pada berbagai variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3, membuktikan jumlah Nd yang diendapkan dalam konsentrat Nd tetap. Demikian juga untuk unsur unsur lainnya. Gambar 13. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan berat konsentrat Nd Oleh karena berat konsentrat Nd sedikit meningkat, sedang jumlah Nd yang terendapkan relatif tetap jumlahnya, maka kadar Nd akan menurun dalam konsentrat Nd yaitu dari 29 % menjadi 22%. Gambar 14. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat Nd Gambar 15. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan efisiensi pengendapan dalam konsentrat Nd Pada Tabel 5 dapat dihat FP Nd terhadap unsur yang lain. Pada variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3, FP Nd terhadap unsur yang lain bervariasi tetapi tidak besar perbedaannya. Pada perbandingan berat LTJOH:KBrO 3 = 25:1, FP yang diperoleh relatif paling jelek. Oleh karena itu untuk membuat konsentrat Nd dilkukan modifikasi proses, misalnya dengan pengendapan bertingkat. Tabel 5. Pengaruh Berat LTJOH : KBrO 3 terhadap FP Nd Faktor Pisah La Berat LTJOH (g) : KBrO 3(g) terhadap 25 : 0,5 25 : 1,0 25 : 1,50 25 : 1,50 25 : 2,5 Th 19,8158 6,4868 7,5518 4,2955 6,5379

8 201 La 1,8639 1,4754 1,5084 1,3778 1,1544 Ce 13,2869 9, , , ,1676 Gambar 16 sampai Gambar 18 menunjukkan kondisi konsentrat La yang diperoleh. Oleh karena berat konsentrat La sedikit menurun, sedang jumlah La yang terendapkan relatif tetap jumlahnya maka kadar La akan meningkat dalam konsentrat La yaitu antara 74-84%. Kadar Nd relatif kecil, karena Nd sudah terendapkan dalam konsentrat Nd. Pada Gambar 18 dapat dilihat bahwa efisiensi La relatif konstant pada berbagai variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3, membuktikan jumlah La yang diendapkan dalam konsentrat La tetap. Demikian juga untuk unsur unsur lainnya efisiensinya relatif tetap. Harga efisiensi La paling besar dibanding unsur yang lain sekitar 50 60%. Gambar 16. Hubungan berat LTJOH : KBrO3 dengan berat konsentrat La Gambar 17. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan kadar unsur dalam konsentrat La Gambar 18. Hubungan berat LTJOH : KBrO 3 dengan efisiensi pengendapan dalam konsentrat La Untuk meningkatkan pengambilan atau pembuatan La perlu modifikasi proses pengendapan, sehingga konsentrat La dan Nd yang diperoleh menjadi lebih murni. Pada Tabel 6 dapat dihat FP La terhadap unsur yang lain. Pada variasi perbandingan berat LTJOH dan KBrO 3, FP La terhadap unsur yang lain bervariasi tetapi besarnya. Pada perbandingan berat LTJOH : KBrO 3 = 25 : 1, FP yang diperoleh sanagt baik yaitu FP La-Th =, FP La-Ce = 259,3997 dan FP La-Th = 9,6723. Faktor Pisah La terhadap Tabel 6. Pengaruh Berat LTJOH : KBrO 3 terhadap FP La Berat LTJ hidroksuda (g) : KBrO 3(g) 25 : 0,5 25 : 1,0 25 : 1,50 25 : 1,50 25 : 2,5 Th Ce 205, , , , ,0499 Nd 10,0126 9,6723 8,1781 6, ,3809 KESIMPULAN Hasil terbaik pembuatan konsentrat Ce, konsentrat Nd dan konsentrat La diperoleh pada pelarutan umpan 25 gram LTJOH hasil olah pasir monasit dalam 80 ml HNO 3, perbandingan berat LTJOH : KBrO 3 = 25 : 1. Untuk memperoleh Ce, larutan diendapakan pada ph 1 dan untuk memperoleh konsentrat Nd larutan sisa diendapakan pada ph 8 dan filtratnya diendapkan dengan oksalat untuk memperoleh konsentrat La. Berat konsentrat Ce yang diperoleh 9,7753 gram, kadar Ce = 71,07%, efisiensi pengendapan Ce = 93,77 %,. berat konsentrat Nd yang diperoleh 11,8986 gram, kadar Nd = 26,84 %, efisiensi pengendapan Nd = 93,62 %,. berat konsentrat La yang diperoleh 1,4686 gram, kadar La = 77,02%, efisiensi pengendapan La = 36 %. Untuk meningkatkan kadar Nd dalam konsentrat Nd dan kadar La dalam konsentrat La perlu dilakukan modifikasi proses pengendapan. DAFTAR PUSTAKA 1. BARGHUSEN, J.J., and SMUTZ, M., Processing of Monazite Sand, Ames Laboratory, Iowa States College Ames, Iowa ( 1958 )

9 PRAKASH, S., Advanced Chemestry of Rare Elarth Elements, S.Chamc. & Co (PVT) (TI), Ram Nagar, New Delhi, , 4 th, (1975). 3. LOURIE, Y., Aide Memorie de Chemic Analyiqui, edition MIR, Moscow, (1975). 4. VOGEL, Textbook Of Quantitative Inorganic Analysis, Longman Group UK Limited, London, (1978) 5. TIPTON, CR., Reactor Hand Book, vol.1, 2 nd, Betelle Memorial Institute, (1967) TANYA JAWAB Tunjung Indrati Mohon penjelasan mengenai judul dan kesimpulan yang ternyata agak kontradiktif, mengingat istilah konsentrat harus sesuai dengan konsentrasi tertentu! MV. Purwani Judul penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu pembuatan konsentrat Ce, konsentrat Nd dan konsentrat La. Pada berbagai acuan definisi konsentrat adalah senyawa atau unsur yang terkandung 40 50%. Hasil yang diperoleh adalah (pada kondisi optimum) Konsentrat Ce dengan kadar 71,07% (unsur Ce bukan senyawa). Konsentrat La dengan kadar 77,02%. Konsentrat Nd dengan kadar 26,84%. Untuk konsentrat La dan konsentrat Ce sudah sesuai dengan definisi. Sedang untuk konsentrat Nd, walaupun diperoleh jumlah yang banyak, tetapi kadarnya memang belum memenuhi target. Hal ini kemungkinan disebabkan karena : 1) senyawa konsentrat Nd merupakan senyawa Nd(OH) 3 yang masih basah, karena Nd(OH) 3 sangat higroskopis (mengandung air yang banyak) sehingga sukar dikeringkan. Jika Nd(OH) 3 kering, maka kadarnya : BM Nd(OH) 3 / BM Nd x kadar Nd = 195/144 x 26,84% = 36,35%. Dalam keadaan kering kadarnya akan lebih besar lagi, kemungkinan dapat mencapai atau memenuhi syarat sebagai konsentrat Nd(OH) 3. 2) Memang belum tercaai target sebagai konsentrat Nd. Meskipun demikian hal yang diperoleh tersebut, meski tidak memenuhi target, tetapi tidak begitu jelek. Konsentrasi atau kadar Nd dalam konsentrat Nd dapat ditingkatkan lagi dengan modifikasi proses pengendapan. Juga FP Nd dengan Th dan Ce relatif bagus.

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN Suyanti dan MV Purwani ISSN 0216-3128 235 FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK FRAKSINASI DAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA

PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA SUYANTI, MV PURWANI, MUHADI AW. Bidang Kimia dan Teknologi Proses Bahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV. Purwani, dkk. ISSN 0216 3128 47 EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV Purwani, Suyanti dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK EKSTRAKSI

Lebih terperinci

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan PEMBUATAN KONSENTRAT ND HIDROKSIDA DAN KONSENTRAT LA OKSALAT DARI PASIR MONASIT Suyanti, Mulyono PTAPB-BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP ISSN 1410-6957 PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP MV Purwani, Dwi Retnani, Suyanti PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT

Lebih terperinci

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP 132 ISSN 0216-3128 MV Purwani, dkk. PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP MV Purwani, Dwi Retnani dan Suyanti Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA Suyanti, dkk. ISSN 0216-3128 141 DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA Suyanti dan MV. Purwani Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti, dkk. ISSN 0216-3128 147 PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281 ABSTRAK

Lebih terperinci

OPTIMASI WAKTU DAN TINGKAT OKSIDASI PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI MONASIT

OPTIMASI WAKTU DAN TINGKAT OKSIDASI PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI MONASIT 46 ISSN 0216-3128 OPTIMASI WAKTU DAN TINGKAT OKSIDASI PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI MONASIT MV. Purwani, dkk. PADA PASIR MV Purwani dan Suyanti Pusa/ Teknologi Akselera/or dan Proses Bahan -

Lebih terperinci

PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT

PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani ISSN 0216-3128 257 PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK PEMILIHAN

Lebih terperinci

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP Suyanti, dkk. ISSN 216 3128 87 EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP Suyanti dan M.V Purwani P3TM BATAN ABSTRAK EKSTRAKSI BERTINGKAT

Lebih terperinci

RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN

RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN R. Subagiono, dkk. ISSN 0216-3128 143 RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN R. Subagiono, MV Purwani, AN Bintarti Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011: Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 32 No. 2, November 2011: 115-124 PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni *), Riesna Prassanti *), Kurnia Trinopiawan *),

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X BANGUN WASITO (1), DWI BIYANTORO (2) (1) STTN BATAN (2) PTAPB BATAN Abstrak

Lebih terperinci

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI 120 PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI Murdani Soemarsono dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE SURFAKTAN DAN TOPO - KEROSEN PADA EKSTRAKSI MEMBRAN EMULSI TERHADAP KONSENTRAT Ce (IV)

PENGARUH PERSENTASE SURFAKTAN DAN TOPO - KEROSEN PADA EKSTRAKSI MEMBRAN EMULSI TERHADAP KONSENTRAT Ce (IV) 4 ISSN 0216-3128 Suyanti, dkk. PENGARUH PERSENTASE SURFAKTAN DAN TOPO - KEROSEN PADA EKSTRAKSI MEMBRAN EMULSI TERHADAP KONSENTRAT Ce (IV) Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 36 No. 2, November 2015: 125 132 PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II Mutia Anggraini*, Budi

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BuklllI. PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN

BuklllI. PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN 226 BuklllI 7, Prosiding Pertemuan don Presentasi llmiah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 April ]995 PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN MV. Punvani, R Subagiono, Trimohadi

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni, Riesna Prassanti, Kurnia Trinopiawan, Sumiarti dan Hafni Lissa. N Pusat Pengembangan Geologi Nuklir - BATAN Jl. Lebak

Lebih terperinci

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH U RIRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PELARUTAN TOTAL (P2BGGN/PGN- TPBGN/K/O 12/2005 Oleh : Sumarni, Hafni Lissa

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare earth (RE) adalah kelompok 17 elemen logam, yang mempunyai sifat kimia yang mirip, yang terdiri

Lebih terperinci

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT Suyanti, Aryadi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK EKSTRAKSI TORIUM DARI

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA Prosiding Presentasi llmiah Bahan BakarNuklir V P2TBD dan P2BGN - BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH RANIM ASAL RIRANG PEMISAHAN DARI HASIL DIGESTI BASA Erni R.A,

Lebih terperinci

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT Riesna Prassanti Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Lebak Bulus Raya No. 9 Jakarta Selatan, Indonesia Email : riesna@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA Indonesian Chemia Acta ISSN 2085-0050 PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA Titin Sofyatin, Diana Hendrati, Uji Pratomo Departemen

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. (), 2006, h. -6 Pemisahan Serium dari Mineral Monasit dengan Teknik SLM Bertingkat Aminudin Sulaeman, Buchari, dan Ummy Mardiana 2 Kimia Analitik, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 14 No. 1 Januari 211 (28 38) ISSN 141-6957 KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl MV Purwani, Suyanti Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012: Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 33 No. 2, November 2012: 121-128 PENGENDAPAN UNSUR TANAH JARANG HASIL DIGESTI MONASIT BANGKA MENGGUNAKAN ASAM SULFAT M. Anggraini, Sumarni, Sumiarti, Rusyidi S, Sugeng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Pemisahan Th dan Ce dari konsentrat serium nitrat hasil olah monasit dengan cara ekstraksi bertingkat. MV Purwani 1, Prayitno 1

Pemisahan Th dan Ce dari konsentrat serium nitrat hasil olah monasit dengan cara ekstraksi bertingkat. MV Purwani 1, Prayitno 1 Jurnal Jurnal Teknologi Teknologi Bahan Bahan Nuklir Nuklir Pemisahan Th dan Ce dari konsentrat serium nitrat hasil olah monasit dengan cara ekstraksi bertingkat MV Purwani 1, Prayitno 1 1 Pusat Sains

Lebih terperinci

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian

Lebih terperinci

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah ( Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah 132 Buku II P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-Ju/i 1999 S'l-g OPTIMASI PELINDIAN PASIR MONASIT DENGAN METODE BASA, Muhadi A W, Tri Handini P3TM-Batan, Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54 Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54 DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT Riesna Prassanti Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Lebak Bulus Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Logam Tanah Jarang (LTJ) adalah salah satu sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Logam Tanah Jarang (LTJ) adalah salah satu sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam Tanah Jarang (LTJ) adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan merupakan mineral langka yang tersebar di permukaan bumi. LTJ diperlukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR 40 ISSN 0216-3128 Dwi Biyantoro PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR Dwi Biyantoro Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG A.N. Bintarti, dkk. ISSN 0216-3128 213 PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG AN. Bintarti, Bambang EHB Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

Analisis Kation Golongan III

Analisis Kation Golongan III Analisis Kation Golongan III A. Tujuan Percobaan Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat 1. Memisahkan kation kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III 2. Memisahkan kation kation

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION BY : Djadjat Tisnadjaja Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink Djadjat Tisnadjaja,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. 1 Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri adalah volumetri

Lebih terperinci

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci. Kimia XI SMA 205 BAB 8 Kelarutan Garam Sukar Larut Gambar Larutan Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L. LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai 1 Agustus 2009 sampai dengan 18 Januari 2010 di Laboratorium SBRC (Surfactant and Bioenergy Research Center) LPPM IPB dan Laboratorium

Lebih terperinci

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa LOGO Analisis Kation Golongan V Gol. Sisa By Djadjat Tisnadjaja 1 Golongan kelima Magnesium, natrium, kalium dan amonium Tidak ada reagensia umum untuk kation-kation golongan ini Kation-kation gol kelima

Lebih terperinci

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005)

UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005) KUMPULAN LAPORAN HASlL PENEL/T/AN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH URANIUM RlRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PEMURNIAN FOSFAT (P2BGGN/PGN- TPBGN/KJO 16/2005) Oleh : Mukhlis; Hafni

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik 2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral PENELITIAN

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi) Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10

Lebih terperinci

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP ILMU KIMIA ANALIT Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP 2011 Lanjutan.. METODE ANALISIS KUANTITATIF SECARA GRAVIMETRI Cara-cara Analisis Gravimetri Presipitasi (pengendapan) Senyawa/ ion yang akan dianalisis

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Ce HASIL OLAH PASIR MONAS IT SEBELUM DAN SESUDAH OKSIDASI MENGGUNAKAN TBP SERTA STRIPING MENGGUNAKAN H2C204

EKSTRAKSI Ce HASIL OLAH PASIR MONAS IT SEBELUM DAN SESUDAH OKSIDASI MENGGUNAKAN TBP SERTA STRIPING MENGGUNAKAN H2C204 M V. Purwani, dkk. ISSN 0216-3128 205 EKSTRAKSI Ce HASIL OLAH PASIR MONAS IT SEBELUM DAN SESUDAH OKSIDASI MENGGUNAKAN TBP SERTA STRIPING MENGGUNAKAN H2C204 MV Purwani, R.Subagiono dan Suyanti Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING Aris Kurniawan dan Haryanto Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk super fosfat tunggal Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A Prosiding Presentasi /fmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ABSTRAK PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A Erni R.A, Rudi

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR

HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS GLISEROL HASIL SAMPING BIODIESEL JARAK PAGAR Gliserol hasil samping produksi biodiesel jarak pagar dengan katalis KOH merupakan satu fase yang mengandung banyak pengotor.

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar. VOLUMETRI I Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 2. Analisa Kuantitatif (analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci