PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT"

Transkripsi

1 Suyanti, dkk. ISSN PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta ABSTRAK PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT. Telah dilakukan penelitian pengendapan torium dari hasil olah pasir monasit. Pasir monasit merupakan salah satu mineral yang mengandung torium dan logam tanah jarang. Konsentrat logam tanah jarang dan konsentrat torium dapat diperoleh dengan proses awal peleburan pasir monasit menggunakan asam sulfat pekat. Keuntungan peleburan dengan asam sulfat adalah efisiensi peleburan yang tinggi karena suhu peleburan yang tinggi yaitu 2100C dan daya larut yang tinggi karena H 2 SO 4 memiliki titik didih yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi optimum proses pengendapan torium dari hasil olah pasir monasit. Parameter yang diteliti adalah jenis basa (NH 4 OH dan NaOH), pengendapan, berat NaOH dan tingkat pengendapan. Pemakaian NH 4 OH dalam pengendapan torium dari pasir monasit diperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan NaOH. Hasil yang optimum adalah leburan encer pasir monasit diendapkan secara bertingkat 0,2 kemudian filtratnya diendapkan kembali pada 0,85. Pada kondisi tersebut diperolehendapan torium dengan kadar Th = 20,06% efisiensi pengendapan Th 76,64% dan faktor pisah Th-La= 17,688, Th-Ce = 61,169 dan Th-Nd=47,569. Kata Kunci : Pengendapan, torium, pasir monasit ABSTRACT PRECIPITATION OF THORIUM FROM THE PROSSECED MONAZITE SAND. Studied the precipitation of thorium from the prosseced monazite sand has been. Monazite sand is a mineral containing thorium and rare earth metal. The rare earth metal and thorium concentratet cans be obtained by digesting monazite using sulfuric acid. The advantage of digesting with sulfuric acid is highly efficiency due to us highly melting temperature of 2100C and us highly owing to the highly boiling point H 2 SO 4. The purpose of this study is to obtain optimum of precipitation process of thorium from the monazite sand. The parameters studied were type of bases (NH 4 OH and NaOH), of precipitation, the weight of NaOH and precipitation levels. The use of NH 4 OH for the precipitating that of thorium from monazite sandgaining a batter results than that of NaOH. The optimum results is that the precipitation of the digested monazite sand at 0.2, than is filtrate reprecipitatited of = If that condition the concentration of thorium precipitaat with Th concentration = 20.06% the eficiensy of Th = 76,64% ratio the sparation factor of Th-La = , Th-Ce = % and Th-Nd = Keywords: Precipitation, thorium, monazite sand PENDAHULUAN P asir monasit adalah mineral yang mempunyai bentuk ikatan fosfat yang mengandung Th dan logam tanah jarang (LTJ). Rumus kimia pasir monasit secara umum dituliskan (LTJ-Th)PO 4. Unsur-unsur LTJ mempunyai nomor atom mulai 57 (lantanum) sampai 71 (lutesium), ditambah nomor atom 21 (skandium) dan 39 (itrium) pada sistem periodik unsur. Logam tanah jarang termasuk golongan IIIB pada periode 6 yang dikenal sebagai unsur lantanida, kecuali skandium dan itrium. Kadar unsur dalam pasir monasit untuk setiap daerah tidak sama. Keberadaan monasit paling besar terdapat pada lapisan alluvial yang terdapat pada beberapa negara di dunia, antara lain terdapat di Brazil, India, Indonesia, Malaysia, dll. Pada akhir tahun 1930, Indonesia mempunyaui sumber monasit sekitar 10 persen dari produksi dunia (Cuthbert, 1958:55). Di Indonesia pasir monasit merupakan hasil samping pengolahan timah dari penambangan timah oleh PT. Timah di Pulau Bangka. Pengendapan merupakan salah satu cara untuk memisahkan suatu cuplikan menjadi dua fasa yaitu fasa padat (berupa endapan) dan fasa cair (masih dalam bentuk larutan). Proses yang tersangkut adalah zat yang akan dipisahkan dibuat menjadi fase baru yaitu endapan atau padatan. Pengendapan ini terjadi karena zat tersebut berada dalam bentuk persenyawaan dimana hasil kali konsentrasi ionionnya melebihi harga Ksp senyawa tersebut. Ksp atau hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya menurut persamaan ionisasinya (Keenan, 1992).Proses pemisahan dengan metode pengendapan ini mempunyai keuntungan diantaranya adalah sangat mudah dan sederhana dalam

2 148 ISSN Suyanti, dkk. pengerjaannya, dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Setiap senyawa tertentu yang terkandung pada logam tanah jarang akan mempunyai sifat dan derajat pemisahan bila ditambah dengan senyawa pengendap. Dengan demikian setiap unsur logam tanah jarang mempunyai bentuk atau senyawa tertentu jika diendapkan dengan senyawa pengendap, sehingga dapat diperoleh derajat pemisahan yang efektif. Urutan Pemisahan Unsur dengan Cara Pengendapan dengan menggunakan amonia menurut Prakash adalah : Th, Ce, Sc, Yb, Tm, Er, Ho, Dy, Y, Sm, Nd, Gd, Pr, dan La (Prakash, 1975). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi optimum proses pengendapan torium dari hasil olah pasir monasit. Menurut Geankoplis tahun 1983, proses terbentuknya endapan melalui 2 tahap proses yaitu : Tahap pembentukan inti atau nukleasi. Ion-ion dari molekul yang akan diendapkan mulai membentuk inti, yaitu pasangan ion menjadi butirbutir sangat kecil yang berisi beberapa molekul. Inti ini masih terlalu kecil untuk mengendap. Tahap pertumbuhan inti. Pada tahap ini, inti tumbuh menjadi butiran yang lebih besar. Inti tersebut menarik molekul-molekul lain membentuk butiran yang lebih besar, sehingga terbentuk endapan. Proses / reaksi kimia Hasil leburan pasir monasit encer ditambah NH 4 OH atau NaOH sampai tertenu. Proses dilakukan dalam tangki berpengaduk. Setiap ditetesi NH 4 OH akan terjadi endapan yang akan larut kembali. Sampai 0,2 endapan mulai terakumulasi. Endapan yang terbentuk disaring dan dikeringkan. Pengendapan sampai 0,20 Jika dalam larutan mengandung asam fosfat akan terbentuk endapan yang berbentuk pirofosfat. 2RE 2 (SO 4 ) 3 + 6H 3 PO 4 ==> RE 4 (P 2 O 7 ) 3 + 6H 2 SO 4 + 3H 2 O Th(SO 4 )2 + 2H 3 PO 4 ==> Th(P 2 O 7 ) + 2H 2 SO 4 + H 2 O Pengendapan sampai 0,95 Endapan berbentuk hidroksida Menurut Cuthbert, jika dalam larutan ditambahkan NH4OH akan terbentuk endapan hidroksida. Amonia dipilih karena merupakan basa yang sangat mudah untuk direaksikan dengan larutan nitrat dan ion NH4+ tidak akan mengotori endapan yang terbentuk. Langkah langkah sederhana reaksi pengendapan Th dengan hidroksida : Th + OH <== Th(OH) Th(OH) + OH <== Th(OH) 2 Th(OH) + OH <== Th(OH) 2 Th(OH) + OH <== Th(OH) 2 Reaksi pembentukan endapan total : Th 41 + OH 4- <== Th(OH) 4 Untuk membuat endapan hidroksida, ditambah dengan NH 4 OH.( amonia ) yang reaksinya sebagai berikut : M(NO 3 ) n (larutan) + nnh 4 OH == M(OH) n + nnh 4 NO 3 RE 2 (SO 4 ) NH 4 OH ==> 2RE(OH) 3 + 3(NH 4 ) 2 SO 4 Th(SO 4 ) NH 4 OH ==> Th(OH) 4 + 2(NH 4 ) 2 SO 4 H 3 PO 4 sisa bereaksi dengan NH 4 OH H 3 PO 4 + 3NH 4 OH ==> (NH 4 ) 3 PO 4 + 3H 2 O NH 4 OH yang untuk menaikkan menjadi 1,5 H 2 SO 4 + 2NH 4 OH ==> (NH 4 ) 2 SO 4 + 2H 2 O Hasil kali kelarutan Pengendapan berdasarkan nilai hasilkali kelarutan (Ksp) yaitu hasil kali konsentrasi tiap ion yang dipangkatkan dengan masing-masing koefisiennya AxBy (s) = xa y+ (aq) + yb x- (aq) S xs ys Ksp =(A y+ ) x.(b x- ) y = (xs) x (ys) y = (x) x (y) y (s) y+x (xa y+ )(yb x- ) <Ksp =è belum jenuh tidak mengendap (xa y+ )(yb x- ) =Ksp =è tepat jenuh tidak mengendap (xa y+ )(yb x- ) >Ksp =è lewat jenuh sudah mengendap Perhitungan pengendapan Th berdasar Ksp pksp Th(OH 4 )=55,7 ===è Ksp Th(OH) 4 = 10-55,7 Kesetimbangan Th(OH) 4 ===è Th (OH) - s s 4s Ksp = (1) 1 (4) 4 (s) (1+4) 10-55,7 = 256(s) 5 s 5 = 3, ,7 s 5 = 100, ,7 =10-58,10824 s = 10-11,62165 = (OH) - p(oh) = 11,62165 = 14-11,62165 = 2,37835 Pengaruh ion sejenis Th(OH) 4 mengendap pada 2,3, tetapi dengan adanya ion sejenis dari senyawa yang lain maka akan menurunkan kelarutan dan akan mengendap dibawah 2,3 maka akan terjadi pengendapan bersama (kopresipitasi) dengan senyawa lain, dan Harga pksp Ce(OH) 4 = 55 ( berdekatan ), harga pksp La (OH) 3 = 22,3, pksp Ce(OH) 3 = 19,82 dan pksp Nd (OH) 3 = 23,3. Bentuk senyawa pirofosfat dan fosfat: pksp senyawa fosfat kecil akan mengendap pada tinggi. Pada rendah, kemungkinan yang mengendap adalah senyawa pirofosfat. TATA KERJA Alat dan Bahan Alat Alat gelas laboratorium, thermometer, kertas saring, meter WTM 522, oven merk Heraeus

3 Suyanti, dkk. ISSN maksimum 2500C, kertas universal indikator, spektrofotometri pendar sinar-x, timbangan Sartorius 2462, dan pengaduk pemanas IKA RH- KT/C Bahan Pasir monasit, H 2 SO4 pekat teknis, larutan standar 7 dan 4, NH 4 OH teknis, air suling dan NaOH teknis Tata Kerja Pembuatan Leburan Encer Pasir Monasit a. Kedalam beker gelas ukuran 1000 ml dimasukkan pasir monasit seberat 200 gr, ditambah 400 ml H 2 SO 4 pekat dan dipanaskan dengan pengaduk magnet selama 2 jam pada suhu 2100C. b. Leburan tersebut dicampur dengan air es dan diencerkan dengan aquades hingga 5000 ml, lalu diaduk dan didiamkan. c. Setelah dingin, disaring menggunakan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat hasil leburan pasir monasit yang sudah diencerkan yang selanjutnya disebut larutan leburan encer dan residu berupa endapan. d. Filtrat penyaringan dari leburan pasir monasit atau larutan leburan encer yang diperoleh diambil 50 ml dan disimpan dalam botol plastik untuk analisis spektrofotometri pendar e. Endapan residu yang terbentuk dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C hingga kering dan dianalisa dengan spektrofotometri pendar f. Pekerjaan 4.2.1a sampai dengan 4.2.1e diatas dilakukan berulang-ulang sehingga diperoleh filtrat leburan encer 50 L. Pengendapan Leburan Encer Pasir Monasit Variasi pengendapan dengan NH 4 OH a. Filtrat leburan encer pasir monasit yang diperoleh dari pekerjaan diambil 500 ml dan dimasukkan ke dalam beker glass. b. Filtrat ditambah NH 4 OH 15% sampai larutan menjadi 0,45 sambil terus diaduk dengan pengaduk magnet. c. Endapan yang terbentuk disaring untuk memisahkan filtrat dan endapan. d. Endapan yang diperoleh dicuci dengan aquades, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C sampai kering, sedangkan filtrat diukur volumenya. e. Filtrat dan endapan kering yang diperoleh analisis menggunakan spektrofotometri pendar f. Pekerjaan 2.1.a sampai dengan 2.1.e diulang dengan variasi larutan menjadi 0,5; 0,5; 0,5; 0,6; 0,65; 0,7; 0,75; 0,8; 0,85 dan 0,9 Pengendapan bertingkat memakai NH 4 OH a. Filtrat leburan encer pasir monasit yang diperoleh dari pekerjaan 1 diambil 5000 ml dan dimasukkan ke dalam beker glass. b. Filtrat ditambah NH 4 OH 15% sampai larutan menjadi 0,2 sambil diaduk dengan pengaduk magnet. c. Endapan yang terbentuk disaring untuk memisahkan filtrat dan endapan. d. Endapan yang diperoleh dicuci dengan aquades, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C sampai kering, kemudian ditimbang dan dianalisis. e. Filtrat diendapkan lagi dengan menambah NH4OH 15% sampai larutan menjadi 0,85, endapan disaring, dikering dan dianalisis menggunakan spektrofotometri pendar f. Pekerjaan 2.2.e. sampai dilakukan berulangulang dengan larutan menjadi 1,25; 1,75; 2, 2,25; 2,75 dan seterusnya sampai filtrat jika ditambah NH 4 OH tidak timbul endapan. Variasi berat NaOH a. Filtrat leburan encer pasir monasit yang diperoleh dari pekerjaan diambil 1000 ml dan dimasukkan ke dalam beker glass. b. Filtrat ditambah NaOH teknis sebanyak 60 gram, larutan dan endapan yang terbentuk diukur -nya. Larutan dan endapan yang terbentuk kemudian diaduk dan dipanaskan pada suhu 140oC selama 2 jam. Endapan yang terbentuk disaring untuk memisahkan filtrat dan endapan. c. Endapan yang diperoleh dicuci dengan aquades panas sampai larutan cucian netral ( 7), lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C sampai kering. d. Filtrat dan endapan kering yang diperoleh dianalisis menggunakan spektrofotometri pendar e. Pekerjaan 2.3.a sampai dengan 2.3.d diulang dengan variasi berat NaOH yang ditambahkan yaitu; 60; 120; 160; 240 dan 300 gram Analisis Torium dan Logam Tanah Jarang a. Sampel yang berbentuk larutan/cair dipipet sebanyak 5 ml dengan pipet volume 5 ml dan dimasukkan ke dalam vial untuk cairan dan ditutup dengan spek film. b. Sampel yang berbentuk padatan yang akan dianalisa ditimbang sebanyak 0,5 gr dan dimasukkan dalam vial untuk padat yang telah ditutup salah satu sisinya dengan spek film.

4 150 ISSN Suyanti, dkk. c. Kandungan Th, dan logam tanah jarang diukur dengan menggunakan spektrofotometri pendar HASIL DAN PEMBAHASAN Proses digesti Untuk mendapatkan Th dan konsentrat logam tanah jarang dalam penelitian ini digunakan cara asam. Pada cara asam ini, yang digunakan adalah asam sulfat pekat teknis 95%. Digesti dengan menggunakan asam sulfat dikarenakan asam sulfat mempunyai daya larut dan titik didih yang tinggi. Pasir monasit yang mengandung logam tanah jarang dan thorium dalam bentuk fosfat dilebur dengan menggunakan H 2 SO 4 pekat menurut reaksi berikut: 2(LTJ)(PO 4 )+3H 2 SO 4 (LTJ) 2 (SO 4 ) 4 + 2H 3 PO 4 (2) ThSiO 4 + 2H 2 SO 4 Th(SO 4 ) 2 + SiO 2 (3) 2ThPO 4 + 3H 2 SO 4 Th 2 (SO 4 ) 3 + 2H 3 PO 4 (4) SiO2. X H2O + H 2 SO 4 SiO 2 + H 2 SO 4.xH 2 O(5) Tabel 1. Kadar unsur dalam pasir monasit dan hasil olahnya Nama sampel Kadar unsur, % Th Ce La Nd Pasir Monasit 5,305% 22,436% 15,490% 8,479% Residu digesti 0,530% 3,203% 6,760% 2,858% pasir monasit Leburan encer 2024, , , ,16 pasir monasit ppm ppm ppm ppm Pada Tabel 1. tampak bahwa pasir monasit mengandung Th dan logam tanah jarang seperti Ce, La dan Nd. Keempat unsur tersebut dengan Ce dalam pasir monasit yang paling besar yaitu 22,436 % diikuti kanddungan La 15,49 % dan Nd 8,379 %. Sedangkan Th merupakan zat radioaktif di pasir mengandung 5,305 %. Faktor pisah antara torium dengan unsur LTJ terlihat dalam Tabel 2 Tabel 2. Faktor pisah antara torium dengan unsur LTJ dalam pasir monasit dan dalam leburan encer pasir monasit. Nama sampel Faktor pisah Th dengan Ce La Nd Pasir Monasit Leburan encer pasir monasit Setelah dilakukan dijesti atau peleburan pasir monasit. Residunya masih mengandung Th dan LTJ, hal ini menunjukkan bahwa peleburan/ dijesti yang dilakukan belum maksimal. Peleburan dengan asam sulfat digunakan untuk mengurai ikatan fosfat dengan asam sulfat sehingga dapat diproses lebih lanjut. Hasil leburan diencerkan dengan menggunakan es dan aquades, hal ini untuk mengurangi panas yang berlebihan karena terjadi reaksi eksotermis. Hasil leburan yang berupa Th(LTJ) sulfat dan residu dipisahkan dengan cara penyaringan. Kadar unsur hasil digesti Tampak pada Tabel 1. Hasil leburan tersebut kemudian ditambah NH 4 OH 15 % atau NaOH sampai tertentu. Reaksi yang terjadi adalah: Th(SO 4 ) 2 +4NH 4 OH 2Th(OH) 4 + 2NH 4 SO 4 (6a) Th(SO 4 )2+4NaOH 2Th(OH) 4 + 2NaSO 4 (6b) Endapan yang terbentuk selain Th.Ce hidroksida juga bentuk pirofosfat, Th,LTJ (SO 4 ) 3 + H 3 PO 4 LTJ, Th(P 2 O 7 ) +H 2 SO 4 + H 2 O (7) Variasi pengendapan memakai NH 4 OH Pengendapan leburan encer pasir monasit dilakukan dengan cara menambahkan NH 4 OH untuk pengatur larutan juga sekaligus sebagai reagen pengendap. Pengedapan menggunakan NH 4 OH ini dilakukan secara pengendapan serempak dengan memvariasi. Dari hasil penelitian terdahulu, pengendapan Th yang terbaik menggunakan NH 4 OH dengan konsentrasi 15%. Penggunaan NH 4 OH yang relatif encer ini dimaksudkan agar reaksinya lebih sempurna dan pembentukan endapan secara pelan dan diharapkan terjadi pemisahan Th dengan unsur yang lain. Hasil analisis Th dan logam tanah jarang menggunakan spektrometer pendar sinar-x pada berbagai pengendapan baik filtrat maupun hasil endapan yang telah dikeringkan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Semakin meningkat pengendapan maka semakin banyak pula NH 4 OH yang ditambahkan, maka semakin besar pengendapan semakin besar pula endapan yang diproleh hal ini seperti tampak pada Tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk sempurnanya reaksi maka diperlukan reagen yang cukup. Kadar unsur Th dalam endapan pada rendah yaitu 0,45 masih kecil yaitu 0,323% dan dengan bertambahnya pengendapan kadarnya semakin meningkat dan kadar Th tertinggi diperoleh pada 0,9 yaitu 6,150%. Sedangkan kadar unsur La, Ce dan Nd dari paling kecil ( = 0,45) sampai 0,9 relatif tidak banyak mengalami perubahan kadarnya, yaitu untuk La sekitar 14%, Ce sekitar 22% dan Nd sekitar 6%. Pada 0,85 kadar Th yang diperoleh hampir sama pada pengendapan 0,9, tetapi kadar pengotor atau LTJ relatif lebih kecil dibandingkan pada 0,85. Untuk menentukan kondisi pengendapan Th yang optimum adalah dipilih pada pengendapan yang menghasilkan Th dengan kadar yang tinggi dengan

5 Suyanti, dkk. ISSN pengotor LTJ yang rendah serta efisiensi pengendapan Th yang paling tinggi. Pasir monasit adalah mineral yang berbentuk ikatan phosphat, dari reaksi peleburan pasir ( reaksi 2) tampak bahwa posphat larut bersama dengan Th dan LTJ. Dengan adanya phosphat maka endapan yang terbentuk selain hidroksida juga berbentuk pirophosphat (reaksi 7), akibatnya unsur LTJ akan mengendap bersama dengan Th. Pada Tabel 4. dapat dilihat kadar Th dan unsur yang lain (La,Ce dan Nd) dalam larutan atau filtrat sisa pengendapan. Semakin besar pengendapan sisa Th dalam filtrat semakin kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan kadar unsur dalam endapan yang semaki besar pengendapan kadar Th semakin besar. Sedangkan kadar La, Ce dan Nd dalam filtrat pada berbagai pengendapan relatif sama. Tabel 3. Pengaruh pengendapan terhadap endapan dan kadar unsur (Volume yang diendapkan 500 ml) Pengendapan Berat Endapan Kadar unsur, % Th La Ce Nd 0,45 22,4241 0,323 14,571 24,628 7,066 0,5 29,0000 2,951 12,283 19,350 5,853 0,55 32,3417 3,144 13,240 21,496 6,316 0,6 33,4914 2,828 14,190 22,991 6,594 0,65 34,5365 2,413 14,331 22,254 6,477 0,7 35,2805 2,134 14,194 22,508 6,357 0,75 38,6475 3,347 14,683 21,562 6,321 0,8 43,4662 4,994 14,034 20,764 6,040 0,85 45,2797 6,120 13,871 19,674 5,909 0,9 45,1134 6,151 13,364 20,227 6,021 Tabel 4. Pengaruh pengendapan terhadap kadar unsur dalam filtrat Kadar unsur dalam filtrat, ppm Berat unsur dalam filtrat, gr Pengendapan Th La Ce Nd Th La Ce Nd Larutan umpan 2024, , , ,16 1,012 3,062 5,287 3,373 0, , , , ,67 0,688 0,816 1,132 0,768 0,5 849, , , ,96 0,425 0,849 1,094 0,749 0,55 777, , , ,82 0,389 0,636 1,080 0,723 0,6 926, , , ,59 0,463 0,670 1,064 0,679 0,65 406, , , ,80 0,203 0,721 1,169 0,755 0,7 423, , , ,73 0,212 0,831 1,039 0,693 0,75 418, , , ,33 0,209 0,813 1,048 0,717 0,8 216, , , ,97 0,108 0,875 1,151 0,726 0,85 180, , , ,58 0,090 0,894 1,144 0,763 0,9 170, , , ,58 0,085 0,813 1,135 0,752 Tabel 5. Pengaruh pengendapan menggunakan NH4OH terhadap efisiensi pengendapan Efisiensi pengendapan, % Pengendapan Th La Ce Nd 0,45 32,03 73,34 78,59 77,23 0,5 58,03 72,27 79,31 77,79 0,55 61,60 79,23 79,57 78,57 0,6 54,26 78,11 79,88 79,87 0,65 79,93 76,46 77,88 77,60 0,7 79,08 72,86 80,34 79,44 0,75 79,34 73,45 80,17 78,74 0,8 89,28 71,43 78,22 78,47 0,85 91,10 70,81 78,36 77,37 0,9 91,56 73,45 78,53 77,71 Untuk menghitung efisiensi pengendapan maka dilakukan penghitungan berat masing-masing unsur dalam leburan encer (larutan umpan) maupun dalam filtrat sisa pengendapan. Efisiensi pengendapan dihitung dengan persaman: Pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa efisiensi pengendapan Th semakin naik dengan bertambahnya pengendapan. Efisiensi pengendapan Th terbesar diperoleh pada pengendapan 0,9. Sedangkan unsur La,Ce dan Nd efisiensi pengendapannya cukup besar yaitu antara 70% sampai 80%, hal ini tentu saja tidak dikehendaki karena Th masih tercampur dengan pengotor logam tanah jarang. Pengendapan bertingkat memakai NH 4 OH Pengendapan bertingkat merupakan salah satu metode pemisahan Th dan logam tanah jarang. Pengendapan dilakukan dengan menambah ion hidroksi kedalam larutan sehingga terbentuk endapan hidroksida.untuk membuat endapan Th hidroksida, kedalam larutan Th LTJ sulfat hasil leburan pasir

6 152 ISSN Suyanti, dkk. monasit ditambah NH 4 OH.( amonia ) yang reaksinya sebagai berikut : Th(SO 4 )(larutan) + 4NH 4 OH Th(OH) 4 + 2(NH 4 ) 2 SO 4 Menurut Cuthbert, jika dalam larutan ditambahkan NH 4 OH akan terbentuk endapan hidroksida. Amonia dipilih karena merupakan basa yang sangat mudah untuk direaksikan dengan larutan nitrat dan ion NH 4+ tidak akan mengotori endapan yang terbentuk. Di dalam hasil leburan pasir monasit selain terbentuk larutan Th LTJ sulfat juga terbentuk H 3 PO 4. Dengan adanya fosfat selain terbentuk endapan Th hidroksida juga terbentuk akan terbentuk Th pirofosfat. Th(SO 4 ) 2 +2H 3 PO 4 -- Th (P 2 O 7 ) +2H 2 SO 4 + H 2 O Pengendapan bertingkat dimaksudkan untuk memperoleh bentuk endapan Th hidroksida dengan kadar yang tinggi dengan variasi 0,2; 0,85; 1,25; 1,75; 2,0 dan 2,25. Pengendapan bertingkat dengan cara 5 liter filtrat hasil leburan encer pasir monasit diendapkan dengan NH 4 OH 15% sampai 0,20. Endapan yang terbentuk disaring dikeringkan dandianlisis sedangkan filtrat diendapkan kembali dengan NH 4 OH 15% sampai 0,85, endapan disaring dan filtrat diendapkan kembali seperti diatas pada yang lebih tinggi dari sebelumnya sampai filtrat jika ditambah NH 4 OH tidak terbentuk endapan lagi. Hasil analisis endapan tampak pada Tabel 6. Pada Gambar 1 tampak bahwa pada 0,20 telah terbentuk endapan yang sangat banyak dibanding pada di atas 0,20 yaitu 205,5118 gram.setelah endapan terbentuk sangat besar pada 0,2 selanjutnya semakin besar pengendapan endapan yang terbentuk semakin kecil. Kandungan Th dari hasil analisis dalam endapan 0,2 tidak terdeteksi oleh alat spektrofotometer pendar sinar-x, kemungkinan kandungan Th dalam endapan dibawah limit deteksi alat, sehingga endapan 0,20 kadarnya mendekati nol (~0). Gambar 1. Grafik hubungan pengendapan dengan berat endapan Tabel 6. Pengaruh pengendapan terhadap kadar unsur dalam endapan(volume yang diendapkan 5000 ml) Pengendapan Kadar unsur, % Th La Ce Nd 0,20 tt 3,188 22,436 1,324 0,85 20,607 3,524 1,759 1,443 1,25 17,202 9,861 2,477 4,476 1,75 8,914 14,658 14,030 5,319 2,00 tt 19,055 18,516 5,552 2,25 tt 1,842 18,024 0,878 tt = tidak teramati Pengendapan 0.20 ini unsur Ce yang paling besar konsentrasinya yaitu 22,436%, karena serium yang bervalensi IV mengendap pada rendah, sedangkan Ce (III) mengendap pada lebih tinggi dibanding Th dan Ce(IV). Setelah Ce (IV) mengendap maka dinaikkan dan mulai terbentuk endapan pada 0,78 namun masih sedikit, selanjutnya dinaikkan sampai 0,85 dan setelah endapan dipisahkan ternyata diperoleh endapan dengan kadar Th yang paling besar. Semakin tinggi pengendapan maka LTJ ikut mengendap pula. Seperti tampak pada Tabel 6, bawa Th mengendap pada diatas 0,2 sampai dengan 1,75. Efisinsi pengendapan torium terbesar diperoleh pada pengendapan 0,85 yaitu sebesar 76,64%. Efisiensi pengendapan Th semakin kecil dengan bertambahnya pengendapan. Pada pengendapan awal yaitu 0,2 torium hampir tidak mengendap atau efisiensi pengendapannya mendekati 0, sedangkan Ce, La dan Nd efisiensi pengendapanya sangat besar dibanding Th seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh pengendapan terhadap efisiensi pengendapan unsur (Volume yang diendapkan 5000 ml) Efisiensi pengendapan,% Pengendapan Th La Ce Nd 0,20 ~ , , , ,00 ~ ,25 ~ Tampak pada Tabel 8. bahwa pada pengendapan 0,2 dan 2 serta 2,25 faktor pisah torium dengan LTJ mendekati sangat kecil (ss), hal ini disebabkan karena pada pengendapan tersebut Th tidak mengendap. Sedangkan pada pengendapan 0,85 diperoleh faktor pisah Th terhadap unsur LTJ paling besar, dan faktor pisah

7 Suyanti, dkk. ISSN torium terhadap unsur LTJ semakin kecil dengan bertambahnya pengendapan. Tabel 8. Pengaruh pengendapan terhadap faktor pisah Th terhadap unsur Ce, La dan Nd (Volume yang diendapkan 5000 ml) Pengendapan Faktor pisah Th terhadap unsur La Ce Nd 0,20 ss ss ss 0, , , ,00 ss ss ss 2,25 ss ss ss SS = sangat kecil Untuk memperoleh endapan torium dengan konsentrasi Th relatif, efisiensi pengendapan Th dan faktor pisah Th dengan LTJ yang besar maka leburan encer pasir monasit setelah diendapkan 0,2 endapan dipisahkan, dan filtratnya diendapkan kembali sampai 0,85 menggunakan NH 4 OH. Variasi Berat NaOH Natrium hidroksida ( NaOH ) adalah merupakan basa kuat, maka mudah untuk mengendapkan Th dan LTJ. Pasir monasit jika ditambahkan NaOH, Th dan logam tanah jarang mengendap secara bersamaan sehingga tidak terjadi pemisahan antara Th dan logam tanah jarang. Semakin banyak NaOH yang ditambahkan berat endapan semakin kecil, hal ini disebabkan karena selain sebagai pengendap NaOH bisa berfungsi juga untuk melarutkan posfat. Maka semakin banyak NaOH yang ditambahkan ion posfat dalam endapan semakin kecil sehingga berat endapan semakin kecil. Penggunaan NaOH untuk pemisahan Th dan LTJ tidak baik, tetapi sangat baik untuk penghilangan / melarutkan ion posfat dalam endapan. Tabel 9. Pengaruh berat NaOH terhadap larutan dan kadar unsur dalam endapan (volume yang diendapkan 1000 ml) Berat NaOH, g Berat Endapan Kadar unsur, % Th La Ce Nd ,3165 8,783 10,075 18,928 5, ,5572 7,173 11,175 33,027 6, ,5200 6,464 11,520 20,406 6, ,6191 6,227 13,204 22,593 6, ,7611 6,241 13,727 23,364 6,830 KESIMPULAN Penggunakan NH 4 OH untuk pengendapan torium dari pasir monasit diperoleh hasil yang lebih baik dibanding menggunakan NaOH. Hasil yang optimum pengendapan Th diperolah pada pengendapan hasil leburan encer pasir monasit yang diendapkan secara bertingkat 0,2 kemudian filtratnya diendapkan kembali pada 0,85. Pada kondisi tersebut diperoleh endapan torium dengan kadar Th = 20,06%, efisiensi pengendapan Th 76,64% dan faktor pisah Th - Ce = 17,169, Th-La= 61,169 dan Th-Nd= 47,569. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Djoko Sardjono yang telah membantu penulisan dan koreksi makalah ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Cuthbert,F.L.Thorium Production Technology., Massachusetts, U.S.A: Addison-Wesley Publishing Company. INC.hal 122 (1958). 2. Keenan, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta (1992). 3. Prakash, S., Advanced Chemistry Of Rare Element, S. Chaned Co.Ltd, New Delhi (1975). 4. GEANKOPLIS C,J., Transport Process and Unit Operations, Allyn and Bacon Inc, London, ` Benedict, M., Pigfoth, T.H., and Levi, H.W., 1981, Nuclear Chemical Engineering, McGraw-Hill Book Company, New York 6. Biyantoro, Dwi dkk, 1991, Pengendapan Logam Tanah Jarang Dari Pasir Monasit, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, PPNY- BATAN, 7. Purwani, M.V., 1999, Pemisahan dan Pemurnian Serium (Ce), Lantanum (La), dan Neodimium (Nd) dari Pasir Monasit, Laporan Penelitian, P3TM-BATAN, Yogyakarta 8. Soendoro, R., 1988, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta TANYA JAWAB Rosika K Alatapa yang digunakanuntukanalisis? Faktor apa yang menentukan bahwa pengendapan dengan NH 4 OH lebih baik disbanding NaOH? Suyanti Alat yang digunakan untuk analisis adalah spektrofotometer pendar sinar-x Faktor yang menentukan bahwa pengendapan menggunakan NH 4 OH lebih baik dibanding menggunakan NaOH adalah hasil yang diperoleh kadar Th tinggi, factor pisah Th dengan unsure logam tanah jarang besar, efisiensi pengendapan Th tinggi dan efisiensi pengendapan unsue logam tanah jarang sekecil-kecilnya.

8 154 ISSN Suyanti, dkk. Sunardjo-PTAPB Apa latar belakang pemilihan judul tersebut dan berapa efisiensi pemisahannya, mohon dijelaskan Suyanti Latar belakang pemilihan judul adalah :Pasir monasit adalah hasil samping tambang timah yang mengandung unsure logam tanah jarang (LTJ) dan Th sekitar 5%. Manfaat Th selain sebagai bahan bakar nuklir juga dalam industry banyak kegunaanya, dan LTJ yang bebas Th mempunyai nilai jual yang tinggi maka layak dilakukan pemisahan Th dengan cara pengendapan ini. Pemisahan dengan cara pengendapan didasarkan pada perbedaan KSp, Th mempunyai harga KSp yang lebih kecil atau pksp yang lebih besar disbanding unsure logam tanah jarang sehingga Th diharapkan mengendap terlebih dahulu dan terpisah dengan logam tanah jarang. Menurut Prakash: Setiap senyawa tertentu yang terkandung pada logam tanah jarang mempunyai bentuk atau senyawa tertentu jika diendapkan dengan senyawa pengendap, sehingga dapat diperoleh derajat pemisahan yang efektif. Urutan Pemisahan Unsur dengan cara pengendapan dengan menggunakan amonia adalah :Th, Ce, Sc, Yb, Tm, Er, Ho, Dy, Y, Sm, Nd, Gd, Pr, dan La. Selain itu proses pemisahan dengan metode pengendapan mempunyai keuntungan diantaranya sangat mudah, sederhana dalam pengerjaannya dan dapat dilakukan dengan pralatan sederhana, maka dilakukan penelitian dengan judul tersebut. Sebagai ukuran keberhasilan proses ini adalah selain kadar dan efisiensi pengendapan yang tinggi adalah faktor pisah antara Th dengan unsur logam tanah jarang yang besar, jadi bukan efisensi pemisahan.

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA

DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA Suyanti, dkk. ISSN 0216-3128 141 DIJESTI TORIUM PIROFOSFAT MENJADI TORIUM HIDROKSIDA Suyanti dan MV. Purwani Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN Suyanti dan MV Purwani ISSN 0216-3128 235 FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK FRAKSINASI DAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT 194 PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT MV Purwani dan Suyanti PPPTM BATAN ABSTRAK PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI

Lebih terperinci

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT Riesna Prassanti Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Lebak Bulus Raya No. 9 Jakarta Selatan, Indonesia Email : riesna@batan.go.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA

PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA PENINGKATAN KADAR NEODIMIUM SECARA PROSES PENGENDAPAN BERTINGKAT MEMAKAI AMONIA SUYANTI, MV PURWANI, MUHADI AW. Bidang Kimia dan Teknologi Proses Bahan Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54 Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 33 No. 1, Mei 2012: 41-54 DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT Riesna Prassanti Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jalan Lebak Bulus Raya

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV. Purwani, dkk. ISSN 0216 3128 47 EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV Purwani, Suyanti dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK EKSTRAKSI

Lebih terperinci

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 36 No. 2, November 2015: 125 132 PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II Mutia Anggraini*, Budi

Lebih terperinci

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI 120 PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI Murdani Soemarsono dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011: Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 32 No. 2, November 2011: 115-124 PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni *), Riesna Prassanti *), Kurnia Trinopiawan *),

Lebih terperinci

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP

EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP Suyanti, dkk. ISSN 216 3128 87 EKSTRAKSI BERTINGKAT PEMISAHAN Th DAN Nd DARI KONSENTRAT Th-LTJ OKSALAT HASIL OLAH PASIR MONASIT MENGGUNAKAN TBP Suyanti dan M.V Purwani P3TM BATAN ABSTRAK EKSTRAKSI BERTINGKAT

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA Sumarni, Riesna Prassanti, Kurnia Trinopiawan, Sumiarti dan Hafni Lissa. N Pusat Pengembangan Geologi Nuklir - BATAN Jl. Lebak

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X BANGUN WASITO (1), DWI BIYANTORO (2) (1) STTN BATAN (2) PTAPB BATAN Abstrak

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012: Eksplorium ISSN 0854 1418 Volume 33 No. 2, November 2012: 121-128 PENGENDAPAN UNSUR TANAH JARANG HASIL DIGESTI MONASIT BANGKA MENGGUNAKAN ASAM SULFAT M. Anggraini, Sumarni, Sumiarti, Rusyidi S, Sugeng

Lebih terperinci

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH U RIRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PELARUTAN TOTAL (P2BGGN/PGN- TPBGN/K/O 12/2005 Oleh : Sumarni, Hafni Lissa

Lebih terperinci

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah

(~ Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah ( Prosiding Perlemuan dan Presentasi //miah 132 Buku II P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-Ju/i 1999 S'l-g OPTIMASI PELINDIAN PASIR MONASIT DENGAN METODE BASA, Muhadi A W, Tri Handini P3TM-Batan, Jl. Babarsari

Lebih terperinci

ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA Prosiding Presentasi llmiah Bahan BakarNuklir V P2TBD dan P2BGN - BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 ID0200110 PENGOLAHAN BIJIH RANIM ASAL RIRANG PEMISAHAN DARI HASIL DIGESTI BASA Erni R.A,

Lebih terperinci

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP ISSN 1410-6957 PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP MV Purwani, Dwi Retnani, Suyanti PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT

Lebih terperinci

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT

EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT EKSTRAKSI TORIUM DARI KONSENTRAT TH,LTJ (HIDROKSIDA) MENGGUNAKAN SOLVEN BIS-2- ETIL HEKSIL FOSFAT Suyanti, Aryadi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK EKSTRAKSI TORIUM DARI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare earth (RE) adalah kelompok 17 elemen logam, yang mempunyai sifat kimia yang mirip, yang terdiri

Lebih terperinci

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE

PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE PEMISAHAN U DARI Th PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE Kurnia Trinopiawan, Riesna Prassanti, Sumarni, Rudi Pudjianto Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN Kawasan PPTN Pasar Jum at,

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI

Lebih terperinci

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 Torowati, Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DALAM LIMBAH URANIUM CAIR MENGGUNAKAN AMONIUM KARBONAT. Percobaan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP

PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP 132 ISSN 0216-3128 MV Purwani, dkk. PENGARUH HNO 3 DAN TINGKAT EKSTRAKSI PADA PENINGKATAN Ce DALAM KONSENTRAT CERI HIDROKSIDA MEMAKAI TBP MV Purwani, Dwi Retnani dan Suyanti Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan PEMBUATAN KONSENTRAT ND HIDROKSIDA DAN KONSENTRAT LA OKSALAT DARI PASIR MONASIT Suyanti, Mulyono PTAPB-BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT

PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani ISSN 0216-3128 257 PEMILIHAN SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT La HASIL OLAH PASIR MONASIT Suyanti dan MV Purwani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK PEMILIHAN

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Eksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52

Eksplorium ISSN Volume XXXII No. 155, Mei 2011 : 47-52 Eksplorium ISSN 085 118 Volume XXXII No. 155, Mei 011 : 7-5 ABSTRAK PEMISAHAN URANIUM DARI THORIUM PADA MONASIT DENGAN METODE EKSTRAKSI PELARUT ALAMINE Kurnia Trinopiawan, Riesna Prassanti, Sumarni, Rudi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl

KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 14 No. 1 Januari 211 (28 38) ISSN 141-6957 KINETIKA PELARUTAN ITRIUM HIDROKSIDA DALAM HCl MV Purwani, Suyanti Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN Torowati ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DARI LlMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN. Dalam proses di laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG A.N. Bintarti, dkk. ISSN 0216-3128 213 PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG AN. Bintarti, Bambang EHB Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Indonesia

Jurnal Kimia Indonesia Jurnal Kimia Indonesia Vol. (), 2006, h. -6 Pemisahan Serium dari Mineral Monasit dengan Teknik SLM Bertingkat Aminudin Sulaeman, Buchari, dan Ummy Mardiana 2 Kimia Analitik, FMIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN 181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BuklllI. PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN

BuklllI. PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN 226 BuklllI 7, Prosiding Pertemuan don Presentasi llmiah PPNY-BATAN Yogyakarta 25-27 April ]995 PEMBUATAN KONSENTRAT NEODIMIUM DARI PASffi MONASIT DENGAN CARA PENGENDAP AN MV. Punvani, R Subagiono, Trimohadi

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral PENELITIAN

Lebih terperinci

PEMURNIAN TORIUM DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI TRIBUTIL FOSFAT

PEMURNIAN TORIUM DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI TRIBUTIL FOSFAT Suyanti, dkk. ISSN 0216-3128 223 PEMURNIAN TORIUM DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI TRIBUTIL FOSFAT Suyanti dan Suprihati Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PEMURNIAN TORIUM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan. LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR-

MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan. LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR- MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR-X Ratmi Herlani, Muljono, Sri Widiyati, Mujari BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail

Lebih terperinci

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014 Disusun oleh : AMELIA DESIRIA KELOMPOK: Ma wah shofwah, Rista Firdausa Handoyo, Rizky Dayu utami, Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN

RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN R. Subagiono, dkk. ISSN 0216-3128 143 RE-EKSTRAKSI CERIUM (Ce) DARI TRIBUTIL FOSFAT LOGAM TANAH JARANG NITRAT DENGAN LARUTAN REDUKTAN R. Subagiono, MV Purwani, AN Bintarti Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci.

BAB 8. Jika Anda memasukkan satu sendok gula ke dalam segelas air, kemudian Anda. Kelarutan Garam Sukar Larut. Kata Kunci. Kimia XI SMA 205 BAB 8 Kelarutan Garam Sukar Larut Gambar Larutan Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A

PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A Prosiding Presentasi /fmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000 ABSTRAK PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG : PEMISAHAN L T J DARI HASIL DIGESTI BAS A Erni R.A, Rudi

Lebih terperinci

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI ISSN 1979-2409 PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI. Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Assalamualikum Wr.Wb Puji syukur senatiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia ini dengan baik dan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA Indonesian Chemia Acta ISSN 2085-0050 PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA Titin Sofyatin, Diana Hendrati, Uji Pratomo Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

PENGAYAAN UNSUR TANAH JARANG SECARA DESTRUKSI DAN PENGENDAPAN DARI PASIR MONASIT BANGKA ANNA ROHANI ROIDA MANURUNG

PENGAYAAN UNSUR TANAH JARANG SECARA DESTRUKSI DAN PENGENDAPAN DARI PASIR MONASIT BANGKA ANNA ROHANI ROIDA MANURUNG i PENGAYAAN UNSUR TANAH JARANG SECARA DESTRUKSI DAN PENGENDAPAN DARI PASIR MONASIT BANGKA ANNA ROHANI ROIDA MANURUNG DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

Pupuk super fosfat tunggal

Pupuk super fosfat tunggal Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

INTERPRETASI DEPOSIT URANIUM BERDASARKAN DATA TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERINDUKSI DI SEKTOR RABAU HULU

INTERPRETASI DEPOSIT URANIUM BERDASARKAN DATA TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERINDUKSI DI SEKTOR RABAU HULU z INTERPRETASI DEPOSIT URANIUM BERDASARKAN DATA TAHANAN JENIS DAN POLARISASI TERINDUKSI DI SEKTOR RABAU HULU URANIUM DEPOSIT INTERPRETATION BASED ON RESISTIVITY AND INDUCED POLARIZATION DATA IN RABAU HULU

Lebih terperinci

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR Bagaimana Pengaruh Suhu terhadap Kelarutan Zat Padat dalam Zat Cair Oleh : Fitria Anjar Sari 124254074 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PMPKN KELAS PPKn

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol 4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol OH I + 1/2 I 2 + 1/3 P x + 1/3 P(OH) 3 C 3 H 8 O (60.1) (253.8) (31.0) C 3 H 7 I (170.0) (82.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi nukleofilik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION ISSN 1410-6957 PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION Dwi Biyantoro, Kris Tri Basuki, Muhadi AW PTAPB BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR

PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR 40 ISSN 0216-3128 Dwi Biyantoro PEMISAHAN LTJ (Y, La, Ce, Nd) DARI HASIL OLAH PASIR XENOTIM DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR MEMAKAI ORGANOFOSFOR Dwi Biyantoro Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1

Lebih terperinci

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS) PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS) Tri Handini, Suprihati, Sri Sukmajaya BATAN Yogyakarta handini@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN ZIRKONIL

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA NAMA : ASTRID SISKA PRATIWI (147008007) IKA WARAZTUTY (147008019) PRODI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 10 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Volume ekspor timah Indonesia saat ini merupakan terbesar di dunia yaitu mencapai 80 ribu ton pada tahun 2014 sehingga dapat menguasai 30% kebutuhan timah global dan ikut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci 1157040029 Helmi Fauzi 1157040025 Fajar Gunawan 1157040022 Fresa Agustini 1157040024 JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT LAPORA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI AALISIS II KLOROKUI FOSFAT Oleh : Kelompok 6 Lisma Rahmawati ( 31112090) FARMASI 3B PRODI S1 FARMASI SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATA BAKTI TUAS HUSADA TASIKMALAYA 2015 A. Tujuan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci