BAB I PENDAHULUAN. pariwisata di Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata,yogyakarta. penginapan. Oleh sebab itu merupakan sebuah tuntutan kepada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pariwisata di Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata,yogyakarta. penginapan. Oleh sebab itu merupakan sebuah tuntutan kepada"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah pariwisata di Indonesia. Sebagai daerah tujuan wisata,yogyakarta dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan tidak hanya membutuhkan makan dan minum ketika melakukan perjalanan akan tetapi juga membutuhkan beberapa kebutuhan lain salah satunya adalah akomodasi. Akomodasi yang di butuhkan oleh wisatawan yang dimaksud adalah akom odasi dalam hal penginapan. Oleh sebab itu merupakan sebuah tuntutan kepada stakeholders daerah Istimewa Yogyakarta untuk menyediakan sarana dan prasarana perhotelan yang dibutuhkan oleh wisatawan atau pengunjung. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dibangun hotel, baik hotel melati maupun hotel berbintang guna menunjang perkembangan industri pariwisata. Pembangunan hotel tersebut disebabkan karena pengunjung yang datang semakin meningkat setiap tahunnya. Jenis wisatawan yang berkunjung pun sangat beragam, ada wisatawan yang senang dengan pelayanan dan fasilitas minim dan ada pula wisatawan yang senang dengan pelayanan dan fasilitas lengkap. Perbedaan tersebut membuat hotel-hotel di Yogyakarta bersaing satu sama lain. Persaingan hotel-hotel tersebut tidak cukup jika sebuah hotel hanya terfokus pada hospitality yang tinggi dan penyediaan fasilitas yang mewah

2 tanpa ada sistem manajerial yang bagus. Salah satu bagian manajemen hotel yang berperan dalam sukses atau tidaknya sebuah hotel adalah departemen Sales & Marketing. Kegiatan Sales & Marketing yaitu memasarkan seluruh produk hotel kepada masyarakat luas. Pemasaran merupakan aspek penting dalam rangka pembangunan pariwisata agar produk industri pariwisata dapat sampai dan dinikmati oleh wisatawan. Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya dibandingkan dengan pemasaran produk barang. Produk yang dipasarkan sangat terkait dengan supplier dan perusahaan serta instansi atau lembaga yang mengelolanya. Kegiatan pemasaran dikatakan berhasil apabila bisa membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang tepat sangat diperlukan agar produk hotel tersebut dipilih dan dinikmati oleh konsumen. Dalam hal ini, peran bagian pemasaran sangat penting dalam menentukan program pemasaran suatu hotel agar dapat memenuhi target kunjungan tamu untuk perkembangan hotel tersebut dimasa yang akan datang. Departemen Sales & Marketing harus memiliki program-program pemasaran yang efektif agar target perusahaan dapat tercapai. Startegi pemasaran menjadi perhatian utama manajemen hotel mengingat sudah banyak sekali hotel-hotel yang berdiri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan pemasaran dalam sebuah hotel tidak hanya terfokus dalam memasarkan produknya saja akan tetapi manajemen pemasaran juga 2

3 harus bisa menjual atau membangun citra mereknya agar dikenal oleh masyarakat luas. Menjual dan membangun citra merek merupakan salah satu kegiatan departemen Sales & Marketing dalam bidang Public Relation. Pada dasarnya aktivitas pemasaran dalam bidang Public Relation adalah pembenahan organisasi itu sendiri (The PR begins at home), hingga kegiatan yang bersifat membangun atau menciptakan citra perusahaan (image building and creativity) yang positif dimata publik 1. Oleh karena ada kemiripan fungsi antara kegiatan Marketing dan kegiatan Public Relation maka muncul istilah kegiatan Marketing Public Relation (MPR). Marketing Public Relations adalah suatu proses pemasaran yang dilakukan melalui komunikasi yang baik mengenai informasi dari perusahaan terhadap citra merek (brand image) pada suatu produk tertentu (Thomas M.Harris dalam Soemirat dan Ardianto 2008:154). Itu sebabnya saat ini banyak perusahaan dan tidak terkecuali industri perhotelan menyadari pentingnya untuk membangun citra merek perusahaan. Soemirat dan Ardianto (2008:114) mengungkapkan bahwa citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Citra Merek (Brand Image) perusahaan sangat penting dalam mempengaruhi para pengguna produk dan jasa. Konsumen mendapatkan nilai kepercayaan yang tinggi dan bisa mengambil keputusan untuk membeli jasa dan produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan jika 1 Diakses pada 11 Desember 2015, Pukul WIB 3

4 memiliki citra merek yang baik dan terkenal. Konsumen telah beranggapan bahwa citra merek perusahaan yang terkenal bisa memberikan mereka jaminan baik dalam kualitas, keandalan, kinerja dan pelayanan. Wisma MMUGM Yogyakarta merupakan salah satu hotel bintang 3 (Tiga) yang berada di Yogyakarta. Pada awalnya fungsi Wisma MMUGM Yogyakarta hanya se bagai tempat penginapan bagi mahasiswa dan dosen tamu UGM tanpa memasarkan kepada masyarakat luas. Oleh karena perkembangan industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, Wisma MMUGM mulai membuka sayapnya dengan membidik para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. W isma MMUGM merenovasi bangunan dan menambah departemen serta sumber daya manusia untuk mendukung pelayanan serta menambah berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan operasional, penambahan fasilitas dan pelayanan tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan setiap pengunjung. Merupakan tanggung jawab departemen Sales & Marketing untuk menawarkan seluruh produk hotel kepada masayarakat luas. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh Sales & Marketing Wisma MMUGM adalah bagaimana memasarkan mereknya agar dikenal oleh publik. Di W isma MMUGM telah ada aktivitas Marketing Public Relation dengan mempromosikan W isma MMUGM melalui banner dan brosur serta mengadakan berbagai kegiatan seperti gathering dengan instansiinstansi sebagai target pasar Wisma MMUGM kedepannya. Tujuan pihak 4

5 manajemen dalam hal ini Sales & Marketing adalah untuk mengkomunikasikan kepada publik bahwa Wisma MMUGM bukan hanya sekedar Wisma tetapi telah menjadi penginapan yang setara dengan hotel berbintang hal ini terbukti dengan penambahan kalimat Hotel & Convetion di bawah merek Wisma MMUGM. Upaya untuk meningkatkan tingkat hunian setiap tahunnya membuat departemen Sales & Marketing Wisma MMUGM tidak hanya fokus untuk menjual produk saja tetapi juga menjalankan program Marketing Public Relation agar bisa mempengaruhi keputusan konsumen untuk menginap. Dengan perkembangan dunia teknologi saat ini departemen Sales & Marketing telah memanfaatkan perkembangan teknologi seperti promosi melalui internet, dan kerjasama dengan beberapa website, facebook, instagram, twiter dan majalah agar memperm udah dalam promosi produk dan citra merek Wisma MMUGM. Kegiatan Marketing Public Relation di atas bisa dikatakan berhasil karena melihat jumlah kunjungan yang menginap di Wisma MMUGM setiap tahunnya mengalami peningkatan. Departemen Sales & Marketing Wisma MMUGM terus melakukan kegitan pemasaran produk termasuk kegiatan Marketing Public Relation guna untuk menawarkan dan meyakinkan para pengunjung agar bisa mengambil keputusan untuk menginap serta menggunakan produk yang telah ditawarkan. Hal tersebut di atas yang melatar belakangi penelitian ini guna untuk mengetahui Strategi departemen Sales & Marketing dalam 5

6 membangun Citra Merek Wisma MMUGM melalui Program Marketing Public Relation serta untuk mengetahui apakah Citra Merek tersebut berpengaruh dalam meningkatkan tingkat hunian di Wisma MMUGM Yogyakarta Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup masalah yaitu analisis strategi departemen Sales & Marketing di Wisma MMUGM Yogyakarta dalam membangun citra merek melalui program Marketing Public Relation. Selanjutnya akan dianalisis juga program Marketing Public Relation tersebut apakah sesuai dengan pasar sasarannya dan seterusnya dianalisis pengaruh citra merek tersebut dalam mempengaruhi keputusan konsumen. Dengan begitu dapat diketahui keberhasilan dari program Marketing Public Relation dalam membangun citra merek serta pengaruhnya dalam meningkatkan jumlah tamu Rumusan Masalah 1. Bagaimana strategi departemen Sales & Marketing dalam membangun citra merek Wisma MMUGM melalui program Marketing Public Relation? 2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap customer dalam mengambil keputusan memilih Wisma MMUGM Yogyakarta? 6

7 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi departemen Sale & Marketing dalam membangun citra merek Wisma MMUGM melalui program Marketing Public Relation? 2. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap Customer dalam mengambil keputusan memilih W isma MMUGM Yogyakarta? 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu pariwisata. Dalam penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai salah satu referensi selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan tema yang sejenis dengan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan eveluasi bagi W isma MMUGM Yogyakarta dalam upaya meningkatkan jumlah pengunjung serta diharapkan dapat menjadi sebuah masukan terhadap Wisma MMUGM Yogyakarta dalam memaksimalkan program Marketing Public Relation dalam mencapai target serta dapat bersaing dengan hotel-hotel yang ada di Yogyakarta Tinjauan Pustaka Penelitian pertama yang menjadi tinjauan pustaka adalah skripsi dari Lukman Faizal Rachman (2014) dengan judul Pengaruh Harga, 7

8 Pelayanan, Citra, dan Keamanan Terhadap Motivasi Penumpang Memilih Maskapai Garuda Indonesia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara harga, pelayanan, citra, dan keamanan dari maskapai Garuda Indonesia terhadap minat beli penumpang, seberapa besar pengaruh harga, pelayanan, citra, dan keamanan yang diberikan Garuda Indonesia terhadap minat beli/motivasi penumpang. Dalam penelitian ini diketahui adanya pengaruh atau hubungan antara harga, pelayanan, citra dan keamanan terhadap minat pembeli. Hal terpenting dalam penelitian ini menunjukkan bahwa citra maskapai merupakan factor yang paling penting terhadap pengaruh minat beli/motivasi penumpang. Penelitian kedua yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah skripsi dari Ferrita Nor Khotimah (2014) dengan judul Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Kunjungan Tamu di Hotel Ros In Yogyakarata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tugas dari departement sales and marketing sangat menentukan keberhasilan dari strategi pemasaran. Proses segementasi pasar yang dilakukan oleh personil pemasaran sudah cukup berhasil untuk menerapkan strategi bauran pemasaran. Penerapan kebijakan produk, harga, distribusi, dan promosi dalam setiap segmen pasar dibeda-bedakan tergantung dari kebutuhan masing-masing tamu. Hanya saja hasil penjualan kamar hotel yang berasal dari travel agency dan airline masih sedikit, sehingga kedepannya diperlukan strategi pemasaran yang lebih tepat. 8

9 Penelitian ketiga yang menjadi tinjauan putaka dalam penelitian ini adalah skripsi dari Laras Pratiwi (2010) dengan judul Pengembangan Kampanye Brand Activation Mizone Ngapaen Aja Seru. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa para pemilik Brand kini mempertimbangkan membangun Brand dengan strategi komunikasi langsung lewat program -program Brand Activation yang dipercaya. Tidak hanya sanggup menciptakan kesadaran konsumen, namun bisa membangun penegtahuan target pasar tentang produk, dengan meyakinkan mereka, bahkan mendorong mereka untuk membeli produk. Penelitian terakhir yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah skripsi dari Yudith Dwi Anggraeni (2002) dengan judul Strategi Humas dalam Pemasaran Jasa Perguruan Tinggi Swasta Akademik Akuntasi Yogyakarta Keluarga Pahlawan Negara. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pemasaran melalui kegiatan kehumasan bisa memberi kontribusi besar dalam memperkenalkan Perguruan Tinggi Swasta Akademik Akutansi Yogyakarta keluarga Pahlawan Negara kepada masyarakat luas. Dari semua penelitian yang pernah diteliti sebelumnya terlihat kesamaan yaitu dimana peneliti skripsi pertama dan penelitian skripsi ini terdapat kemiripan dalam pembahasan pengaruh citra terhadap keputusan konsumen. Penelitian kedua terdapat kemiripan dalam meningkatkaan jumlah kunjungan di hotel. Peneliti ketiga terdapat kesamaan dalam hal pembahasan strategi mengkampanyekan Brand kepada publik. Sedangkan 9

10 pnelitian terkahir terdapat kemiripan yaitu bagaimana untuk mengkomunikasikan perusahaan dengan masyarakat luas. Sedangkan perbedaan skripsi ini dengan skripsi sebelumnya adalah penelitian pertama membahas tentang pengaruh harga, pelayanan, citra dan kemanan dalam mempengaruhi motivasi penumpang maskapai garuda sedangkan skripsi ini hanya membahas tentang pengaruh Citra Merek dalam mempengaruhi keputusan konsumen menginap di hotel. Penelitian kedua membahas tentang Strategi Pemasaran dalam meningkatkan jumlah pengunjung sedangkan dalam skripsi ini membahas tentang departemen Sales & Marketing dalam membangun brand sehingga melalui brand tersebut dapat meningkatkan jumlah pengunjung. Peneliti skripsi ketiga membahas tentang kamapanye Brand Activation sedangkan dalam skripsi ini membahas tentang strategi dalam membangun serta mem perkenalkan Brand Image melalui program Marketing Public Relation. Jadi peneliti sebelumnya tidak membahas tentang strategi membangun Brand tetapi hanya terbatas dalam mengkampanyekan brand activation itu sendiri. Sedangkan penelitian terakhir membahas tentang bagaimana mengkomunikasikan suatu perusahaan melalui program kehumasan sedangkan skripsi ini membahas tentang memperkenalkan perusahaan juga tetapi melalui kegiatan Sales & Marketing. Dari kesamaan dan perbedaan yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa Strategi Departemen Sales & Marketing Dalam 10

11 Membangun Citra Merek Melalui Program Marketing Public Relation belum pernah diteliti Landasan Teori Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (1997:7) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:46) dalam upaya mendapatkan kepuasan konsumen ditengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang berbeda-beda. Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segm en konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarbesarnya.proses ini meliputi segmentasi pasar (market segmentasi), penetapan pasar sasaran (market targetting), postioning, dan differentation. Teori pemasaran di atas berkaitan dengan pembahasan pertama yang menjadi acauan dalam menganalisis strategi Sales & Marketing Wisma MMUGM Yogyakarta dalam menentukan strategi membangun dan menanamkan citra merek Wisma MMUGM melalui segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. 11

12 Marketing Public Relation Istilah Marketing Public Relation dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan pengertian sebagai berikut: Marketing Public Relation is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer thruogh credible communication of information and information and impression that identify companies and their products with the needs, concerns of customer. Marketing Public Relation merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program - program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya. Dikutip oleh Ruslan (1999:227). Menurut Philip Kotler dalam Ruslan (1999:228) menyatakan, Marketing Public Relation works because it adds value to product through its unique ability to lend credibility to product message. Pengertian Konsep Marketing Public Relation (MPR) tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik (three Ways Strategy) untuk melaksanakn program dalam mencapai tujuan (golas), yaitu: pertama bahwa Public Relation merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik Pull Strategy (menarik), sedangkan kedua 12

13 adalah Power (kekuatan)sebagai penyandang, Push Strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dan taktik ketiga, Pass Strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan. Konsep yang telah dikemukakan oleh Thomas L. Harris dan Kotler tentang MPR, dapat disimpulkan bahwa MPR sangat berpengaruh dalam mengembangkan dan membangun citra positif suatu organisasi atau perusahaan. Alasan selanjutnya kenapa MPR diperlukan dalam perusahaan karena peranan MPR dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi sangat berpengaruh. Teori Marketing Public Relation di atas berkaitan dengan pembahasan pertama di Bab III serta sebagai acuan untuk menjelaskan strategi departemen Sales & Marketing dalam membangun citra merek Wisma MMUGM Yogyakarta agar dikenal oleh masyarakat luas terkhusus pasar sasaran Brand Image (Citra Merek) Kevin Lane Keller dalam Andi M Sadad (2009:18) mengungkapkan istilah Brand berasal dari kata brand yang berarti to brand yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan memberi tanda pada ternak-ternak mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual kepasar. Sementara itu, kata merek yang sering diistilahkan sebagai Brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan digunakan secara luas 13

14 dalam bahasa pemasaran di Indonesia. Selain kata Brand, kata Merek juga akan digunakan sebagai terjemahan kata Brand tersebut dalam penelitian ini. Di dalam perkembangannya, merek memiliki banyak defenisi. Kotler dalam Andi M Sadad (2009:19) berpendapat bahwa: a brand is a name, sign, symbol, or design or a combination of them, inteded to identify the goods or services of one seller or group of selller and to differentiate the from the com petitors.. Dapat disimpulakn bahwa merek adalah seperangkat konfigurasi kata, simbol, angka, atau warna sebagai tanda untuk membedakan sebuah produk dengan produk lainnya. Suatu merek bisa berisi seluruh informasi yang dibutuhkan konsumen. Merek juga menvisualisasikan citra yang ingin ditanamkan oleh produsen dibenak konsumen sering dikatakan dengan Brand Image. Merek tidak dapat dipisahkan dari ekstensi sebuah produk. Andi M Sadat (2009:20) menyebutkan bahwa merek sebagai pembentuk karakter produk akan terasa fungsinya saat ditawarkan kepada pelanggan dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi. Sebuah merek akan bernilai jika konsumen mempunyai pengalaman positif terhadap merek tersebut. Akumulasi pengalaman yang positif akan membuat ikatan atau loyalitas antara konsumen dengan merek semakin kuat. Merek harus membawa identitas menjadi sesuatu yang lebih hidup atau sesuatu entitas yang berperilaku seperti apa yang dijanjikan. 14

15 Jika konsumen atau khalayak mendapatkan informasi yang positif tentang suatu perusahaan atau organisasi maka perusahaan atau organisai tersebut mempunyai citra merek yang baik yang membuat suatu daya tarik bagi konsumen untuk menggunkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Hal ini di sebabkan karena konsumen telah mempercayakan merek dari perusahaan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:403) citra merek adalah persepsi serta keyakinan yang tersimpan dalam benak konsumen. Konsumen yang memiliki pandangan positif terhadap suatu merek, akan cenderung melakukan pembelian. Teori Brand Image di atas dapat menjelaskan pembahasan kedua di BAB III tentang analisis pengaruh citra merek terhadap customer dalam mengambil keputusan memilih W isma MMUGM. Teori di atas juga memposisikan citra merek sebagai produk atau daya tarik Wisma MMUGM Yogyakarta kepada calon pengunjung Keputusan Konsumen Dalam bukunya Wasesa, S.A. (2006:15) bahwa konsumen yang memiliki pandangan positif terhadap suatu merek, akan cenderung melakukan pembelian serta dapat menjadikan citra dari sebuah perusahaan menjadi sebuah jaminan terhadap kualitas dari produk atau jasa. Perusahaan yang memiliki citra positif juga akan lebih m udah untuk mengembangkan produknya. 15

16 Menurut Rook and Fisher dalam Wasesa, S.A. (2006:91) menyatakan bahwa sekitar 70% pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk diambil dari jalur distribusi, dan hanya dibutuhkan waktu kurang dari 10 detik untuk mengambil keputusan tersebut. Teori di atas masih berkaitan dengan pembahasan kedua di BAB III tentang analisis pengaruh citra merek Wisma MMUGM terhadap konsumen dalam mengambil keputusan memilih Wisma MMUGM Yogyakarta. Teori di atas merupakan hasil akhir kepada calon pengunjung untuk mengambil keputusan memilih Wisma MMUGM Yogyakarta karena citra merek dapat memberi mereka jaminan dan kepercayaan baik dalam pelayanan, harga dan fasilitas yang disediakan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Metode penelitian ini digunakan dengan cara mendeskripsikan segementasi pasar lalu menetapkan target dan posisi pasar dari tamu hotel untuk mengetahui strategi apa yang diterapkan oleh departemen Sales & Marketing Wisma MMUGM dalam membangun citra merek melalui program Marketing Public Relation. Seluruh data yang telah terkumpul, kemudian didefenisikan berdasarkan pokok permasalahan untuk dianalisis da n diuraikan secara sistematis agar mendapat pemabahasan yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian tersebut. 16

17 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Wisma MMUGM Yogyakarta yang beralamat di Jln. Colombo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Jenis Data Data Primer Data-data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data primer yang dibutuhkan tersebut berupa informasi yang diperoleh dari informan atau narasumebr dan responden yang terlibat langsung di lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh melalui pengamatan langsung atau observasi dan wawancara, kemudian data tersebut diteliti dan diolah oleh penulis Data Sekunder Data sekunder yang digunakan untuk memberikan penjelasan dan memperkuat penelitian berupa buku-buku, jurnal, brosur, artikel dari website, data kunjungan, struktur organisasi, serta hasil dokumentasi yang relevan dengan pembahasan penelitian ini Metode Pengumpulan Data Observasi Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan yang bertujuan mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada 17

18 fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu (Kartono, 1980:142). Di dalam penelitian ini, proses observasi dilakukan selama kurang lebih dua bulan secara langsung di W isma MMUGM, yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun Beberapa hal yang diamati adalah fasilitas fasilitas yang terdapat disana, fasilitas yang menunjang publikasi, produk yang ditawarkan, manajemen pengelolaan, hospitalitas dari pelayanan tamu, kegiatan departemen Sales & Marketing dalam membangun citra merek Wisma MMUGM, serta karakteristik tamu. Alasan pemilihan metode observasi secara langsung ini adalah untuk mengetahui secara langsung objek penelitian sehingga data yang diperoleh lebih tervalidasi Studi Pustaka Penelitian ini menggunakan data sekunder antara lain data jumlah kunjungan, data struktur keorganisasian hotel, struktur manajerial departemen sales & marketing, gambar merek serta maknanya, data jumlah hotel yang menjadi pesaing Wisma MMUGM. Data yang diperlukan dapat diperoleh melalui sumber buku maupun sumber internet dan dapat digunakan sebagai acuan penelitian (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000:162) Wawancara Menurut Sugiyono (2014:224), wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan data) dalam mengumpulkan data mengajukan 18

19 pertanyaan kepada yang di wawancarai. Dalam melakukan penelitian digunakan jenis wawancara terstruktur melalui tatap muka langsung dengan narasumber baik dari pihak W isma MMUGM maupun tamu hotel. Dalam melakukan wawancara, pewawancara menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang hasilnya dirangkum secara tertulis. Kegiatan wawancara ini dilakukan selama satu minggu dengan manajer dan karyawan Sales & Marketing antara lain tanya jawab guna mengumpulkan data dan informasi yang dijabarkan oleh narasumber pihak W isma MMUGM Yogayakarta. Dalam proses wawancara akan ada banyak pembahasan seperti bagaimana stretegi departemen Sales & Marketing dalam membangun citra merek melalui program Marketing Public Relation serta kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam membangun citra merek Wisma MMUGM Yogyakarta, profil, kunjungan, target, fungsi setiap departemen hotel, tanggung jawab setiap seksi di Sales & Marketing dan masih banyak lagi yang dianggap bisa memberi jawaban dari penelitian ini. Wawancara terhadap tamu dilakukan dengan menanyakan pandangan mereka apakah unsur bauran pemasaran yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion) sudah sesuai dengan citra merek Wisma MMUGM Kuisioner Kuisioner dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai kondisi perusahaan baik itu pemasaran, daya saing produk, 19

20 daya saing perusahaan, maupun pengaruh citra merek dalam mempengaruhi konsumen. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan rum us Slovin (Consuelo, Sevilla, G via Prasetyo dan Jannah, 2005). Berikut perhitungan menentukan sampel dengan rumus Slovin terhadap tamu W isma MMUGM sebagai populasi. n = N / 1 + N (e 2 ) n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance) Untuk memperoleh sampel responden, dibutuhkan data kunjungan tamu Wisma MMUGM tahun 2015 yakni dengan error tolerance 10 %. n = N / 1 + N (e 2 ) n = / (0,01) = / 361, 77 = 99,724 = 100 Berdasarkan formula di atas ada 100 responden dari tamu Wisma MMUGM yang akan dibagikan kuisioner. Penentuan sampel menggunakan incindental sampling yaitu sampel ditentukan secara acak berdasarkan tamu yang ditemui oleh penulis. Penyebaran kuisioner ini disebarkan kepada tamu hotel sebagai responden yang sedang menginap atau melakukan kegiatan MICE di W isma MMUGM Yogyakarta yang dilakukan mulai tanggal enam sampai dengan dua 20

21 puluh Februari Tujuan kuisioner ini dilakukan adalah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan tentang pandangan tamu terhadap citra merek Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan penulis adalah dengan menganalisis data yang didapat dilapangan tekait permasalahan yang diteliti sehingga dari data tersebut, dianalisis berdasarkan teori-teori yang terdapat dilandasan teori Sistematis Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi kedalam empat bab agar dapat memberikan gambaran yang jelas secara keseluruhan dari penelitian ini, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjabaran mengenai latar belakang, ruang lingkup masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM Bab ini berisi deskripsi gambaran umum mengenai keseluruhan profil Wisma MMUGM Yogyakarta, lokasi Wisma MMUGM Yogyakarta, visi dan misi W isma MMUGM Yogyakarta, struktur organisasi Wisma MMUGM hotel, pembagian departemen hotel, struktur organisasi departemen Sales & Marketing Wisma MMUGM serta tugas dan tanggung jawab dari masing jabatan Sales & Marketing Wisma 21

22 MMUGM, gambar merek Wisma MMUGM serta arti dari setiap merek Wisma MMUGM tersebut. BAB III PEMBAHASAN Bab ini merupakan bagian yang memuat pembahasan dari rumusan permasalahan yang ada yaitu pertama adalah Strategi departemen Sales & Marketing dalam membangun citra merek melalui program Marketing Public Relation. Kedua adalah pembahasan tentang analisis pengaruh citra merek terhadap pengunjung untuk mengambil keputusan memilih Wisma MMUGM Yogyakarta. Selain itu juga pada bab ini akan dimuat tentang analisis-analisis dari setiap variable-variabel yang diteliti. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dalam lembar penelitian yang berisi tentang kesimpulan dari semua permasalahan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, selain itu juga pada bagian memuat kritik atau saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 22

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA HOUSE OF HENDRIK

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA HOUSE OF HENDRIK BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA HOUSE OF HENDRIK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi citra House of Hendrik. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembangunan hotel baik hotel melati maupun hotel berbintang di Yogyakarta semakin banyak dan berkembang pesat guna menunjang perkembangan industri pariwisata.

Lebih terperinci

MARKETING PUBLIC RELATIONS

MARKETING PUBLIC RELATIONS MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puri Indah Mall sendiri berada dibawah naungan Pondok Indah Group. Group

BAB I PENDAHULUAN. Puri Indah Mall sendiri berada dibawah naungan Pondok Indah Group. Group BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puri Indah Mall merupakan salah satu mall yang berada di Jakarta Barat, Puri Indah Mall sendiri berada dibawah naungan Pondok Indah Group. Group besar ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini menggunakan model komunikasi Laswell (Butterick, 2012:20-21) yang terkenal dengan serangkaian pertanyaan yaitu Siapa? yang merupakan sumber

Lebih terperinci

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS

STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Modul ke: 03 Fakultas Program Pascasarjana STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Pokok Bahasan 1. Strategi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi 3. Marketing Public Relations Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc

Bahkan pada tahun 2012 ini BPS Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan data bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2012 menc BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia pariwisata di kota Jakarta semakin berkembang pesat dan cukup menggembirakan. Predikat Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi magnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin penting, dengan adanya perkembangan sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta saat ini, bermunculan pula berbagai jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Beragamnya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata di Indonesia selain Pulau Bali, wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta sangat banyak dan juga memiliki kepentingan masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Temuan penelitian berupa data data dari lapangan yang diperoleh dari penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis semakin berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi. Perkembangan bisnis lem saat ini menunjukkan bahwa lem menjadi kebutuhan bagi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

MARKETING DAN PUBLIC RELATIONS

MARKETING DAN PUBLIC RELATIONS MARKETING DAN PUBLIC RELATIONS PEMASARAN DAN PR BEDA PADA LEVEL MANAJERIAL PEMASARAN : PRODUK, PELAYANAN, DAN PASAR PELANGGAN TUJUAN : HASILKAN UANG, KURVA PERMINTAAN MENINGKAT PUBLIC RELATIONS : LIPUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. Marketing Mix Product Price Place Promotion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bank syariah di Indonesia salah satunya disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bank syariah di Indonesia salah satunya disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bank syariah di Indonesia salah satunya disebabkan oleh keberadaan masyarakat Islam. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi seperti sekarang ini makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi seperti sekarang ini makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi seperti sekarang ini makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan dunia industri. Berbagai macam industri pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, perekonomian di berbagai Negara banyak mengalami kemajuan. Hal ini menyebabkan adanya pertumbuhan di berbagai bidang industri, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan akan papan atau tempat tinggal merupakan bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini 99 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Temuan penelitian berupa data data dari lapangan yang diperoleh dari penelitian kualitatif ini berupa data data yang bersifat deskriptif. Hal ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi

Lebih terperinci

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan

BAB І PENDAHULUAN. Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan BAB І PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata menjadi perhatian khusus dalam Pemerintahan Indonesia, karena pariwisata sebagai sebuah industri dengan bidang yang sangat kompleks. Keberadaannya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa negara. Pariwisata merupakan sektor yang potensial yang harus dikembangkan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial, dengan menyediakan layanan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang datang ke Indonesia, maka kebutuhan akan jasa perhotelan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang datang ke Indonesia, maka kebutuhan akan jasa perhotelan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia perhotelan Indonesia, telah menjadi persaingan yang ketat dengan banyaknya turis atau pengunjung dari manca negara yang datang ke Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Persoalan tersebut menuntut manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini tampak semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat baik yang bergerak di bidang perdagangan, manufaktur, maupun yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut pendapat para ahli mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dan sebagai media pemasaran produk agar dapat lebih dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dan sebagai media pemasaran produk agar dapat lebih dikenal oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu komunikasi dan desain pada masa sekarang ini sudah sangatlah inovatif dan maju, bersamaan dengan semakin banyaknya persaingan di dunia industri menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada perkembangan industri pariwisata. Dengan didukung oleh banyaknya informasi yang dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata dunia kini sedang dalam upaya pertumbuhan global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta juga dikenal juga sebagai kota pariwisata. Banyak potensi wisata yang dimiliki kota ini seperti pusat

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE Aulia Sanggili I Putu Sudana Ni Made Sofia Wijaya Email : egisanggili@ymail.com PS. S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata

Lebih terperinci

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS Modul ke: Produksi Media Public Cetak Fakultas 02FIKOM Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Marketing Public Relations (MPR) sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis dan canggih begitu pula dengan selera publik yang menyukai brand dan

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis dan canggih begitu pula dengan selera publik yang menyukai brand dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya waktu gaya hidup semakin berubah menjadi serba praktis dan canggih begitu pula dengan selera publik yang menyukai brand dan produk yang terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor yang berperan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Berdasarkan pernyataan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap kepariwisataan Indonesia semakin marak. Hal itu juga berdampak pada berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era reformasi telah memberikan perubahan dalam segala sendi kehidupan masyarakat Indonesia termasuk perkembangan media massa yang sangat pesat. Perkembangan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Sektor yang mampu dikelola dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik ataupun

Lebih terperinci

Marketing Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) dalam Meningkatkan Pelayanan pada Pebisnis Online

Marketing Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) dalam Meningkatkan Pelayanan pada Pebisnis Online Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Marketing Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) dalam Meningkatkan Pelayanan pada Pebisnis Online 1 Roby Syaftian Putra, 2 Dadi Ahmadi 1,2 Prodi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan mempunyai hubungan dengan unsur-unsur yang lain antara lain hubungan dengan masyarakat, baik itu perusahaan swasta maupun Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1.Teori Umum. 2.1.1.1 Komunikasi. Secara umum, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan sehingga konsumen bebas memilih produk mana yang dapat dipercaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi warisan budaya Indonesia. Batik di Indonesia merupakan produk kebanggaan dari sisi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pariwisata, hotel memegang peranan penting. Hotel adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam industri pariwisata, hotel memegang peranan penting. Hotel adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam industri pariwisata, hotel memegang peranan penting. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh ruangan untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem 20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung selain dikenal sebagai Ibu kota Propinsi Jawa Barat, juga dikenal akan keindahan alamnya, dalam perkembangannya, Bandung telah menjadi kota jasa sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan perekonomian dan perkembangan dalam dunia usaha, tampak persaingan semakin ketat antar perusahaan terutama di dalam menawarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan 131 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi sektor yang tidak pernah habisnya, karena selain merupakan penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan yang dikenal dengan kota bisnis juga merupakan salah satu kota yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa sangat pesat telah memberikan perubahan dalam segala sendi kehidupan masyarakat. Di Indonesia perkembangan industri media cetak termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak lagi mengacu pada teori konvensional. dibutuhkan strategi pemasaran yang baru. Seperti strategic marketing PR,

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak lagi mengacu pada teori konvensional. dibutuhkan strategi pemasaran yang baru. Seperti strategic marketing PR, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sejak era globalisasi pada abad 21 dimulai, pasar terbuka mulai melebarkan sayapnya. Terutama pada kegiatan bisnis khususnya bidang pemasaran yang sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing daerahnya, kondisi alam Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti kegiatan produksi, keuangan, personalia dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti kegiatan produksi, keuangan, personalia dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan selalu ingin mencapai sukses dalam bidang usahanya, dalam arti selalu berusaha agar kelangsungan hidup usahanya tetap berhasil. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi. mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi semakin berkembang dari waktu ke waktu dan digunakan hampir dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi mengandung makna bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan komunikasi, baik verbal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan komunikasi, baik verbal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan komunikasi, baik verbal maupun non-verbal. Menurut Benard Berelson dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang serba modern ini kedatangan teknologi yang tak terbendung dan begitu pula perkembangannya membawa angin segar dalam upaya pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek. barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek. barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek Pemasaran (bahasa inggris : marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan hotel bintang dan non-bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan mulai tahun 2011 hingga 2013. Menurut data yang dihimpun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan memahami terlebih dahulu definisi Marketing Public Relations sebagai salah satu bentuk bauran promosi dalam

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen dapat mengenal suatu produk atau jasa melalui merek. Melalui merek konsumen dapat membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan secara terus-menerus. Perkembangan teknologi dan ekonomi yang pesat menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi bisnis merupakan kegiatan dari organisasi organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi bisnis merupakan kegiatan dari organisasi organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Administrasi bisnis merupakan kegiatan dari organisasi organisasi bisnis dalam usahanya mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Kegiatan dari organisasi

Lebih terperinci