BAB I PENDAHULUAN. Jumlah kecelakaan Tahun

Transkripsi

1 Jumlah kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara merupakan aktivitas rutin bagi sebagian orang untuk mempermudah proses berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Seiring dengan perkembangan zaman, berkendara menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang baik pengendara mobil pribadi ataupun pengendara transpotasi umum dijalan raya. Meningkatnya pengguna jalan raya mengakibatkan kemungkinan jumlah kecelakaan lalu lintas bertambah. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai sebagai pembunuh terbesar ketiga setelah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (TBC). Data WHO pada tahun 2011 menyebutkan, 67 % korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia berada pada usia produktif yaitu tahun (Badan Intelijen Negara, 2014). Gambar 1.1 menunjukkan jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia pada tahun Tahun 1

2 2 Gambar 1.1. Data Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas (Badan Pusat Statistik, 2014) Gambar 1.1 tersebut menunjukan kecenderungan peningkatan peristiwa kecelakaan di jalan raya. Pada dasarnya dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor kelalaian manusia (human error) mempunyai kontribusi paling tinggi yaitu 80-90%, sisanya merupakan faktor kendaraan yang kurang baik yaitu 5-10% dan faktor kerusakan jalan 10-20% (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2011). Ensley (1995) menyatakan bahwa situational awareness pada seseorang berkaitan dengan sebagian besar kasus kecelakaan. Pada usia tahun pengemudi sebenarnya sudah dapat memahami rambu-rambu lalu lintas, akan tetapi mereka sering mengabaikan situasi beresiko dan sering melakukan kecerobohan yang berpotensi terjadinya kecelakaan (Prawito dkk, 2014). Kewaspadaan menjadi hal penting dalam berkendara karena Mengemudi adalah tugas yang kompleks, yang melibatkan koordinasi dan pelaksanaan berbagai keterampilan kognitif, fisik, sensorik, dan psikomotorik (Young dkk, 2007). Pada saat mengemudi, tidak jarang orang melakukan hal lain seperti makan, berbincang dengan penumpang lain, bermain HP atau mendengarkan musik. Diantara berbagai tugas sekunder yang dilakukan saat mengemudi, mendengarkan musik atau radio tampaknya menjadi paling umum (Dibben & Williamson, 2007). Menurut Dibben dan Williamson (2007), lebih dari 75% populasi British mendengarkan musik pendek saat berkendara. Makkinje (2009) menyatakan bahwa riset tentang intensitas musik dan kompleksitasnya dapat memengaruhi perilaku berkendara. Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh juga terhadap perilaku beresiko pengendara dengan mendengarkan musik. Menurut Pecher dkk (2009) dalam Tauhid (2013) menyatakan jenis musik yang dipilih pengendara berbeda-beda. Hal itu yang menyebabkan perbedaan kontrol dalam mengendarai. Musik yang dipilih pada penelitian-penelitian sebelumnya adalah musik yang familier dan sering didengarkan. Salah satu contohnya penelitian yang dilakukan oleh Unal dkk (2013), penelitiannya tidak menggunakan playlist musik yang spesifik. 2

3 3 Responden diminta untuk memilih musik yang disukai sebelum sesi experiment menggunakan online library music, hal ini bertujuan untuk memastikan responden familier terhadap musik yang dipilih, dengan demikian faktor seperti unfamiliar dan dislike music tidak memengaruhi pengukuran. Tauhid (2013) dalam penelitiannya menggunakan musik pop saat berkendara, jenis musik pop yang dipilih adalah musik yang familier dan disukai oleh responden. Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan riset tentang pengaruh musik yang tidak familier dan kurang diminati terhadap performa mengemudi. Musik yang akan dipakai pada penelitian ini adalah musik tradisional Jawa Tengah terhadap situational awareness dan risk behaviour pengemudi dengan heart rate sebagai indikator lain untuk mengetahui tingkat beban saat mengemudi. Responden yang akan berpartisipasi adalah orang-orang yang sering dan jarang mendengarkan musik tradisional Jawa Tengah, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan apakah perlakuan musik akan memberikan dampak berbeda pada kedua jenis responden. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh dari musik tradisional Jawa Tengah dan intensitas mendengarkan musik tradisional Jawa Tengah terhadap situational awareness, heart rate dan risk behaviour pada pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik dan konsentrasi yaitu mengemudi. 1.3 Batasan Masalah berikut. Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka dibuat beberapa batasan sebagai 3

4 4 1. Responden yang berpartisipasi adalah laki-laki yang berasal dari suku Jawa. Dibagi dalam dua kelompok, yaitu yang sering mendengarkan musik tradisional Jawa Tengah (1-30 hari sekali) dan jarang mendengarkan musik tradisional Jawa Tengah ( > 30 hari). 2. Pengelompokan responden berdasarkan intensitas mendengarkan musik bukan pada minatnya terhadap musik tradisional Jawa Tengah. 3. Responden yang dipilih adalah mahasiswa berusia antara tahun dan memiliki SIM A. 4. Musik yang digunakan dalam penelitian adalah Asmaradana tanpa lirik dengan volume 60 dba. 5. Penelitian ini berbasis simulasi dengan menggunakan City Car Driving Simulator yang dilengkapi dengan steering wheel dan pedals controller. 6. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika Teknik Industri Universitas Gadjah Mada dengan kondisi lingkungan sudah terkontrol. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui pengaruh musik tradisional Jawa Tengah dan jenis responden terhadap situational awareness dan heart rate saat mengendarai mobil. 2. Mengetahui pengaruh situational awareness terhadap risk behavior pengendara mobil 3. Mengetahui variabel-variabel lain yang mungkin memengaruhi situational awareness 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pandangan kepada pengendara mobil untuk memilih musik 4

5 5 yang tepat sebagai pengiring saat berkendara agar memberi efek yang positif terhadap kewaspadaan di jalan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan raya. 2. Memberikan rekomendasi kepada pengemudi dan pengusaha traveling mengenai pemilihan musik pengiring saat berkendara. Jika tidak berpengaruh signifikan, musik tradisional Jawa Tengah bisa diputarkan sebagai promosi budaya pada wisatawan, misal ditontonkan pergelaran tari, wayang, drama musikal tradisional dll. 3. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi promosi untuk melestarikan lagu-lagu tradisional Indonesia yang eksistensinya mulai menurun dikalangan masyarakat. 5