PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA"

Transkripsi

1

2 PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA Desi Kusumawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ABSTRAK Bangsa Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Keenam agama tersebut semuanya mengajarkan penganutnya untuk hidup rukun dan damai. Cara merealisasikannya dengan toleransi antar umat beragama yang mana negara sudah mengaturnya dalam Pancasila sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Hal ini sebagaimana yang dilaksanakan oleh Apple Kids Preschool Salatiga sebagai sekolah yang menghargai perbedaan agama yang ada di lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang diambil bersumber dari data primer yang meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah yang langsung diperoleh dari lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen. Teknik pengumpulan data dengan triangulasi dari observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah Force Field Analysis (FFA). Analisis data dilakukan pada saat dan setelah pengumpulan data yang meliputi: reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil menunjukkan bahwa perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama terlihat dari doa yang diajarkan guru kepada siswa adalah doa secara umum (tidak mengarah pada satu agama); adanya perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Waisak dan Nyepi; pakaian yang digunakan oleh guru adalah pakaian nasional (tidak mengarah pada satu agama tertentu). Perilaku toleransi antar umat beragama perlu dilestarikan, ditularkan dan disebarkan kepada sekolah atau masyarakat dengan membiasakan, memberikan pengertian dan contoh perilaku toleransi antar umat beragama. Kata Kunci: Perbedaan Agama, Perilaku, Warga Sekolah

3 PENDAHULUAN Bangsa Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Keenam agama tersebut mengajarkan kepada pengikutnya untuk hidup rukun dan damai. Selain itu, negara pun ikut mengatur warganya untuk hidup saling menghormati antar umat beragama. Pernyataan tersebut diatur dalam Pancasila sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjelaskan (1) Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; (2) Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup; (3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya; (4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Sedangkan pasal 29 ayat 1 menjelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang Maha Esa, untuk itu segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan dalam UUD 1945 merupakan perwujudan dari pengakuan keagamaan. Maka dari itu, setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang warganya anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan berhak menentukan kewarganegaraan sendiri. Selanjutnya pasal 29 ayat 2 menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam. Setiap warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Perilaku saling menghormati antar umat bergama dapat dimulai sejak usia dini terutama di lingkungan sekolah. Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Perilaku tertutup (covert behavior) dan (2) Perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka (overt behavior) adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Rogers (dalam Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa sebelum

4 orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu; (2) Interest (tertarik), yakni orang mulai tertarik kepada stimulus; (3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.; (4) Trial (mencoba), orang telah mulai mencoba perilaku baru dan (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Penerimaan perilaku atau adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah (1) Faktor intern mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi; (2) Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial-ekonomi. Selain keluarga, sekolah merupakan tempat di mana seorang anak distimulasi untuk belajar di bawah pengawasan guru. Sekolah dapat mengajarkan siswanya untuk mengenalkan agama yang ada di Indonesia dan bagaimana cara menghormati agama yang berbeda dengan yang dianut oleh anak. Pengenalan tentang agama yang ada di Indonesia akan berdampak positif bagi anak seperti munculnya sikap saling menghormati agama yang berbeda dengan agama yang dianut oleh seorang anak. Apple Kids Preschool Salatiga adalah sekolah yang pluralisme dari segi agama. Siswanya terdiri dari lima agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Guru dan Staff terdiri dari agama Islam dan Kristen. Pengajaran yang dilakukan di Apple Kids Preschool Salatiga bersifat nasionalis tanpa merujuk pada satu agama tertentu. Kondisi ini menggambarkan adanya perbedaan agama warga Apple Kids Preschool Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di lingkungan sekolah. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah (1) Bagi Penulis: menambah pengetahuan tentang perilaku warga sekolah dalam menghormati perbedaan agama yang ada di sekolah; (2) Bagi Sekolah: memotivasi sekolah untuk membentuk dan mengubah perilaku warga sekolah agar lebih menghormati antar umat beragama.

5 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengamati situasi sosial yang ada di lapangan. Data yang diambil bersumber dari data primer yang meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah yang langsung diperoleh dari lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen. Fokus penelitian ini adalah perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolah. Lokasi penelitian ini di Apple Kids Preschool yang terletak di Jl. Dr. Sumardi No. 11 Salatiga. Subyek penelitian ini adalah warga Apple Kids Preschol Salatiga. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Pedoman wawancara dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini: No Tabel 1 : Pedoman Wawancara Pertanyaan Kepada Kepala Sekolah dan Guru 1. Apakah ada kegiatan di sekolah untuk merayakan hari-hari besar keagamaan? 2. Bentuk pengajaran seperti apa yang diajarkan di sekolah yang mencerminkan sekolah ini bersifat nasionalis? 3. Bagaimana cara memperlakukan siswa yang berbeda agama dengan yang kita anut? No Pertanyaan Kepada Orang Tua Murid 1. Apa alasan Bapak/Ibu menyekolahkan anaknya di Apple Kids Preschool Salatiga? 2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana toleransi antar umat beragama di sekolah ini? 3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya kegiatan hari-hari besar keagamaan yang ada di sekolah ini? 4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana sikap guru/kepala sekolah dalam memperlakukan anak ibu yang berbeda agama dengan guru/kepala sekolahnya? No. Pertanyaan Kepada Siswa 1. Apakah kamu tahu agama yang diakui di Indonesia? 2. Apakah kamu tahu tempat ibadah masing-masing agama? 3. Apakah kamu tahu perayaan hari-hari besar keagamaan? 4. Apakah kamu sayang kepada teman yang berbeda agama dengan yang kamu anut? Sedangkan untuk pedoman obserwasi dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini: Tabel 2: Pedoman Observasi

6 No. Yang Diobservasi Sasaran 1. Doa yang diajarkan Guru 2. Cara berdoa Guru dan Siswa 3. Cara berpakaian Guru dan Siswa 4. Salam yang diucapkan saat bertemu dengan orang lain/kegiatan sekolah Guru, Siswa, Orang Tua, Kepala Sekolah 5. Kegiatan hari besar keagamaan Guru, Siswa, Kepala Sekolah Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan hari besar keagamaan yang ada di Apple Kids Preschool Salatiga. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum tentang alasan atau hal-hal yang terkait dengan perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya. Strategi untuk menyikapi perbedaan agama yang ada di Apple Kids Preschool Salatiga disusun dengan analisis Medan Daya/Kekuatan atau Force Field Analysis (FFA) yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951). Tahap-tahap FFA menurut Sianipar dan Entang (2003) yaitu: (1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan isu strategis. Isu strategis dapat menyangkut aspek kelembagaan. Melalui aspek tersebut dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam menyikapi perbedaan agama; (2) Mengelompokkan masalah-masalah tersebut untuk dianalisis; (3) Menganalisis masalah dengan mengidentifikasi berbagai kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat; (4) Faktor-faktor pendorong dan penghambat dinilai berdasarkan skor; (5) Skor yang diberikan berdasarkan aspek-aspek berikut: a) urgensi atau bobot faktor dalam mencapai kinerja; b) dukungan atau kontribusi tiap faktor dalam mencapai kinerja; 3) keterkaitan antara faktor dalam mencapai kinerja. Supriyanto dan Damayanti (2007) memberikan pedoman penilaian faktor penghambat dan faktor pendorong. Pedoman penilaian untuk faktor penghambat sebagai berikut: faktor sangat kuat menghambat pencapaian tujuan ( %) nilai 5; faktor kuat menghambat pencapaian tujuan (61-80 %) nilai 4; faktor cukup kuat menghambat pencapaian tujuan (41-40 %) nilai 3; faktor kurang menghambat pencapaian tujuan (21-39 %) nilai 2; faktor sangat kurang menghambat pencapaian tujuan (0-20 %) nilai 1. Sedangkan pedoman penilaian untuk faktor pendorong yaitu faktor sangat kuat mendorong tercapainya tujuan (81-100%) nilai 5; faktor kuat mendorong tercapainya tujuan (61-80 %) nilai 4; faktor cukup kuat mendorong tercapainya tujuan (41-40 %) nilai 3; faktor kurang mendorong tercapainya tujuan (21-39 %)

7 nilai 3; faktor sangat kurang mendorong tercapainya tujuan (0-20 %) nilai 1. Diagram medan kekuatan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. ARAH YANG DIINGINKAN D1= 5 H1=5 D2=4 H2=3 D3=5 D4=4 H3=1 H4= Total Faktor Pendorong = 18 > Total Faktor Penghambat = 10 D lebih besar dari H Keterangan: D1 =Toleransi antar umat beragama H1 = Fanatisme terhadap agamanya secara berlebihan D2 = Kesadaran warga untuk menerima, H2 = Masih kurangnya kesadaran untuk menghargai, menghormati perbedaan menghargai, menghormati agama perbedaan agama D3= Adanya program sekolah untuk H3= Ada program sekolah untuk merayakan hari-hari besar merayakan hari-hari besar keagamaan keagamaan namun belum dilaksanakan D4 = Pengajaran di sekolah bersifat nasionalis H4 = Pakaian yang dikenakan siswa atau guru menunjukkan identitas agama tertentu Gambar 1 : Diagram Medan Kekuatan

8 HASIL Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru diperoleh informasi bahwa Apple Kids Preschool Salatiga memiliki program sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Nyepi, Waisak. Tujuan dari kegiatan ini agar siswa mengenal tentang hari-hari besar keagamaan yang ada di Indonesia dan menumbuhkan sikap saling menghormati, menghargai agama lain, di samping sebagai bentuk perwujudan dari salah satu misi Apple Kids Preschool Salatiga yaitu menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Selain itu, Bentuk pengajaran yang diajarkan di sekolah ini sebagai sekolah nasionalis seperti isi doa yang diajarkan guru kepada siswanya bersifat umum. Hal tersebut diperkuat dengan temuan peneliti ketika melakukan observasi dan studi dokumentasi di mana sikap siswa berdoa tidak menunjukkan adanya unsur agama tertentu dan isi doanya yaitu : 1. Morning Prayer: Dear God, Thank you for a wonderful day. Please, help and guide us to learn and play, according to your way. Amen 2. Snack Time: Dear God, Thank you for the world so sweet. Thank you for the birds that sing. Thank you for the food we eat. Thank you for everything. Amen. 3. Closing Prayer: Dear God, Thank you for taking care of us today. Please help bless us with safety as we are going home. Amen Cara guru/kepala sekolah memperlakukan siswanya tidak membeda-bedakan berdasarkan agama yang dianutnya. Semuanya mendapat perlakuan yang sama dari segi hak dan kewajiban. Contohnya saat ada anak yang merayakan hari besar keagamaan diberi kartu ucapan selamat. Orang tua murid pun mengakui dalam wawancaranya bahwa salah satu alasan menyekolahkan anaknya di Apple Kids Preschool Salatiga dikarenakan guru/kepala sekolahnya tidak membeda-bedakan siswanya terutama dari segi agama. Setiap kegiatan di sekolah termasuk perayaan hari-hari besar keagamaan diketahui oleh orang tua dari communication book yang diberikan guru kepada setiap murid. Sikap warga Apple Kids Preschool Salatiga dari hasil observasi peneliti diketahui ketika guru bertemu dengan siswa salam yang diucapkan Hello, begitu pula ketika guru bertemu dengan orang tua. Kata Hello merupakan salah satu kata yang membudaya di Apple Kids Preschool Salatiga selain kata Thank You, Please, Help Me, Sorry yang diperkenalkan sekolah kepada warganya dengan istilah Five Magic Words. Siswa Apple Kids Preschool Salatiga mengenal agama, tempat ibadah, hari besar keagamaan di Indonesia melalui kegiatan pengajaran mewarnai, perayaan hari besar

9 keagamaan. Contohnya ketika perayaan Imlek seluruh siswa, guru dan staff mengenakan pakaian bernuansa merah atau cheongsam; ketika perayaan Idul Fitri mengenakan pakaian bernuansa putih dan yang perempuan mengenakan kerudung sedangkan laki-laki mengenakan peci. Nuansa perayaanpun semakin terasa karena didukung oleh dekorasi sekolah yang menunjukkan adanya perayaan hari besar keagamaan tertentu. Melalui cara berpakaian dan dekorasi ruang, siswa jadi mengenal atribut yang digunakan oleh setiap agama. Berdasarkan diagram medan kekuatan pada gambar 1 diketahui faktor pendorong untuk menyikapi perbedaan agama di Apple Kids Preschool Salatiga lebih besar dibandingkan faktor penghambatnya. Faktor pendoring yang dimiliki Apple Kids Preschool Salatiga yaitu toleransi antar umat beragama; kesadaran warga untuk menerima, menghargai, menghormati perbedaan agama; adanya program sekolah untuk merayakan hari-hari besar keagamaan dan pengajaran di sekolah yang bersifat nasionalis. Keempat faktor pendorong tersebut ikut membantu terwujudnya perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya. Kondisi di Apple Kids Preschool Salatiga tentang perilaku warganya dalam menyikapi perbedaan agama sudah mencerminkan sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Penerimaan perilaku warga sekolahnya dikarenakan adanya motivasi dan kesadaran dari setiap warga Apple Kids Preschool Salatiga untuk menghargai, menghormati perbedaan yang ada. Pengetahuan yang dimiliki warga sekolah tentang agama yang ada di Indonesia menumbuhkan sikap penerimaan perilaku dan biasanya bersifat langgeng karena didukung oleh adanya kesadaran (Notoatmodjo, 2003). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya sudah mencerminkan sila ke-1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Bentuk pengajaran yang diajarkan di sekolah ini sebagai sekolah nasionalis seperti isi doa yang diajarkan guru kepada siswanya bersifat umum. Siswa Apple Kids Preschool Salatiga mengenal agama, tempat ibadah, hari besar keagamaan di Indonesia melalui kegiatan pengajaran mewarnai, perayaan hari besar keagamaan. Saran yang dapat diberikan untuk sekolah yaitu: sekolah dapat terus membudayakan perilaku toleransi antar umat beragama yang ada di sekolah ini dan menjadi modal untuk promosi sekolah; kegiatan hari-hari besar keagamaan yang ada di sekolah dapat dipublikasikan secara lebih luas misalnya dengan mengundang sekolah lain untuk berpartisipasi. Bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian best practise lain di sekolah ini seperti best practise program pengajaran bilingual.

10 DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Soekidjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sianipar J.P.G., Entang H.M Teknik-Teknik Analisis Manajemen. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Supriyanto, S., Damayanti, Nyoman Anita Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press BIODATA Desi Kusumawati was born in the city of Cirebon on May 21, 1984, who graduated in master on education management from the Satya Wacana Christianity University of Salatiga 2015.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD SESUAI KERJA OTAK

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD SESUAI KERJA OTAK MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD SESUAI KERJA OTAK Desi Kusumawati Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ABSTRAK Manajemen pembelajaran PAUD

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen KEWARGANEGARAAN Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Konsep Dasar Kewarganegaraan Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Konsep Dasar Kewarganegaraan Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen Modul ke: Pendidikan Pancasila Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA I SALINAN I MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN HARi RA YA KEAGAMAAN BAGI PEKERJA/BURUH DI PERUSAHAAN DENGAN

Lebih terperinci

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oni Yuwantoro N I M : 11.02.7952 Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN

KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN KLIPING AGAMA KERJASAMA ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN KEBERSAMAAN KELOMPOK 2 : o PUTRO DEN ARDANTO / 07 o RICKY JITRO SIMATUPANG / 08 o STANISLAUS KRIS BANGKIT TRI PUTRA / 09 o DAME DISNA SITUMORANG

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Pancasila

Makalah Pendidikan Pancasila Makalah Pendidikan Pancasila PANCASILA MELAWAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Di susun oleh : Nama : Anggita Dwi Chrisyana No : 11.12.6279 Jurusan : S1-Sistem Informasi FAKULTAS S1 SISTEM INFORMASI STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang beragam baik dari sisi budaya, etnis, bahasa, maupun agama. Dari sisi agama, di negara ini hidup berbagai agama besar dunia seperti

Lebih terperinci

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2 Substansi Hak dan Kewajiban asasi Manusia dalam Pancasila PANCASILA UNDANG UNDANG DASAR 1945 PASAL 28A -28J UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara multikultural yang masyarakatnya memiliki beragam suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Keberagaman tersebut dapat memunculkan sikap

Lebih terperinci

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

(Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) TUGAS AKHIR KE 33 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) SEMARANG TIMUR (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Modul ke: Fakultas 11MKCU Program Studi Manajemen PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara.drs. Sugeng Baskoro, M.M. Pengertian sila Ketuhanan Yang

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN. iv UCAPAN TERIMA KASIH. v ABSTRAK. vii. ABSTRACT.. viii KATA PENGANTAR.. ix DAFTAR ISI. x BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI. PERNYATAAN. iv UCAPAN TERIMA KASIH. v ABSTRAK. vii. ABSTRACT.. viii KATA PENGANTAR.. ix DAFTAR ISI. x BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI PERNYATAAN. iv UCAPAN TERIMA KASIH. v ABSTRAK. vii ABSTRACT.. viii KATA PENGANTAR.. ix DAFTAR ISI. x BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah...... 1 B. Rumusan Masalah........ 10 C. Tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang LAMPIRAN 98 Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI Hari/Tanggal Observasi : Tempat : No Aspek yang diamati Keterangan 1 Lokasi 2 Kehidupan sosial masyarakat 3 Interaksi antar warga 4 Keterlibatan warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas pendidikan suatu negara merupakan indikator keberhasilan dari maju tidaknya

Lebih terperinci

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu pendidikan yang menuntun masyarakat Indonesia untuk mampu mewujudkan cita cita bangsa. Salah satu pelajaran

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebebasan beragama di Indonesia adalah kebebasan yang berprinsip kekeluargaan. Hal ini bermakna tidak ada perbedaan antara penganut yang mayoritas dengan penganut

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : F RIYAN AJI PANGESTU NIM : 11.11.4754 Kelompok Program studi Jurusan Dosen : C : Pendidikan Pancasila : S1Teknik Informatika : TAHAJUDIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa macam suku, adat istiadat, dan juga agama. Kemajemukan bangsa Indonesia ini secara positif dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PANCASILA VS AGAMA Disusun Oleh: NAMA : YOGI DESTRIAWAN PUTRA NUGRAHA NIM : 11.12.6092 KELAS :11.S1.SI.10 KEL : J DOSEN :JUNAIDI IDRUS S.Ag.,M.Hum STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR NEGERI TLOGO SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR NEGERI TLOGO SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR NEGERI TLOGO SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah setting kelas, dimana data diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dibantu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014) 1 IMPLEMENTASI SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM:

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 2 PANGGANG KECAMATAN JEPARA KABUPATEN JEPARA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga dan SD Negeri 01 Salatiga merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH 1 PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta 1) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian 195 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap penduduk Kelurahan Cigugur Kabupaten Kuningan tentang

Lebih terperinci

Survei Alumni Prodi Manajemen

Survei Alumni Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Survei Alumni Prodi Manajemen Alumni yang terhormat, Terimakasih atas kesediaan Anda mengisi survei alumni ini. Survei ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pencapaian Program Studi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Akuntansii www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

KOMISI C - ADMINISTRASI

KOMISI C - ADMINISTRASI KOMISI C - ADMINISTRASI 2012 C01 Untuk menyetujui struktur organisasi Klub/Perkumpulan Pemuda Advent, sebagai berikut: Uni Konferens/Daerah Jemaat Komite Eksekutif ADV PATH AMB AY LL EB LB PA MG SM PEMB

Lebih terperinci

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA A. Abstrak Negara Indonesia kian terancam karena efek pemikiran ideologi orang luar yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA a. Realitas Kerukunan Antar Umat Beragama di Desa Banyutowo Indonesia adalah negara multi etnis, multi kultur dan multi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA MEMASUKKAN ANAK PADA PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI) BERBASIS BILINGUAL LANGUAGE SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA MEMASUKKAN ANAK PADA PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI) BERBASIS BILINGUAL LANGUAGE SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA MEMASUKKAN ANAK PADA PAUD (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI) BERBASIS BILINGUAL LANGUAGE SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah suatu tindakan wanita dalam mengenali keadaan payudaranya guna mengetahui ada atau tidaknya benjolan yang tidak

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Fakultas MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi liberalism) Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi

Lebih terperinci

diri sendiri tema 1 kamu harus mampu

diri sendiri tema 1 kamu harus mampu tema 1 diri sendiri gambar 1.1 pawai pakaian adat indonesia aku hidup dengan keluarga dan teman teman aku dan teman temanku berbeda jenis kelamin berbeda agama dan suku bangsa kami tetap hidup rukun kamu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Akuntansi www.mercubuana.ac.id 1. PENGERTIAN. 2. PARAMETER. 3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK. 4. SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG A. Analisis Penanaman Toleransi Beragama Berdasarkan Aspek Pola Pengajaran Pendidikan di Sekolah Tujuan akhir

Lebih terperinci

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

Oleh: LITA AYU SOFIANA A IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI KAUMAN KIDUL Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010

sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 2010 Senin, 27 Desember 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN NATAL BERSAMA NASIONAL DI JAKARTA CONVENTION CENTER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh ARLINDA KUSMASARI

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh ARLINDA KUSMASARI PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING MELALUI KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER II SD NEGERI BLOTONGAN 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian dengan judul implementasi pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak 1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3 Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi nilainilai Pancasila di SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PERSATUAN DAN DEMOKRASI DI KALANGAN PEMUDA Studi kasus pada Karang Taruna Sumbung Bawono di Dusun Pengkol Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak. A. Simpulan 1. Simpulan Umum Masyarakat Dusun Kalibago merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua hasil temuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hasil

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari. Pengasuhan anak adalah

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan 136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan rumusan masalah yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian. Berdasarkan analisis data yang peneliti dapatkan

Lebih terperinci

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya?

Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Amatilah gambar berikut dengan cermat! Perhatikan penjelasan guru! Ayo membersihkan kelas! Siapkan alat dan bahan! Bagaimana cara melakukannya? Coba kamu praktikkan gerakan membersihkan papan tulis, membersihkan

Lebih terperinci

TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI TOLERANSI UMAT ISLAM TERHADAP UPACARA AGAMA HINDU DI CANDI CETHO DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan

Lebih terperinci

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta Nama Lengkap : Tasyrifah Santi R NIM : 11.02.8030 Kelompok : A Program Studi : Diploma 3 Jurusan Dosen : Manajemen Informatika : M Khalis Purwanto,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO)

IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO) IMPLEMENTASI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK KELUARGA PERANGKAT DESA (STUDI KASUS DI DESA WONOREJO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO) NASKAH PUBLIKASI KHOLIS MAHENDRA A. 220090133 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN MEMANCING IKAN DI TK B PELANGI NUSANTARA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN MEMANCING IKAN DI TK B PELANGI NUSANTARA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN MEMANCING IKAN DI TK B PELANGI NUSANTARA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi S1 PG-PAUD Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan suatu kenyataan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan memiliki beragam kebudayaan, aliran kepercayaan, suku dan bahasa. Perbedaan itulah yang menciptakan keindahan dan warna

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014 Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DHARMA SANTI NASIONAL PERAYAAN HARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila

Lebih terperinci

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

Bartima Oktavia Bahar Nim: E Tugas : 45 BUTIR-BUTIR PANCASILA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Pendidikan Pancasila Semester Genap Disusun Oleh : Bartima Oktavia Bahar Nim: E51116302 Departemen Antropologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PERAYAAN NATAL UNIT NASIONAL KORPRI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN Teater, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PERAYAAN NATAL UNIT NASIONAL KORPRI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN Teater, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA PERAYAAN NATAL UNIT NASIONAL KORPRI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN 2011 Teater, 29 Desember 2011 Yang Terhormat : - Bapak/Ibu Pejabat Struktural dan Fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN DHARMA SHANTI NASIONAL HARI RAYA

Lebih terperinci

KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus Pada Usaha Tempe di Kota Salatiga) KERTAS KERJA

KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus Pada Usaha Tempe di Kota Salatiga) KERTAS KERJA KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU BISNIS MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus Pada Usaha Tempe di Kota Salatiga) Oleh : PIPIEN SANJAYA 232009169 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA Nama : Annisa Yogiswarih NIM : 11.11.5423 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika Nama Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, MMa STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan

Lebih terperinci