BAB II. commit to user

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. commit to user"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penerjemahan 1. Definisi Penerjemahan Dalam bidang komunikasi antarbahasa (interlingual communication) terdapat tiga istilah yang sangat mendasar, yaitu penerjemahan (translation), menerjemahkan (translating), dan terjemahan (a translation). Penerjemahan merujuk kepada proses kognitif, suatu proses yang terjadi dalam otak penerjemahan. Oleh sebab itu, proses kognitif ini disebut juga sebagai kotak hitam atau black box penerjemah karena proses itu tidak dapat diamati oleh mata manusia. (Nababan 2003), menerjemahkan juga merupakan proses tetapi dapat teramati oleh mata manusia. Proses yang seperti ini ditunjukkan oleh prilaku penerjemahan, seperti membuka kamus, menulis, membaca dan lain sebagainnya. Lebih lanjut Nida (1964: 12), menerjemahkan berarti menghasilkan pesan yang paling dekat, sepadan dan wajar dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik dalam hal makna atau gaya. memandang penerjemahan sebagai peroses pengalihan amanat dari teks bahsa sumber ke dalam teks bahasa sasaran dengan menggunakan bentuk gramatikal dan leksikal bahasa sasaran yang wajar sehingga menghasilkan terjemahan yang sepadan dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik dalam hal makna dan gaya bahasa.pada umumnya penerjemahan dapat diartiakan sebagai penafsiran makna bahasa sumber ke bahasa sasaran ketika proses penerjemahan terjadi. Sebagai mana dijelaskan oleh Al-Nakhalah (2013:167), terjemahan sering didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terdiri dari penafsiran makna dari teks satu bahasa ke bahasa sumber atau bahasa lain ke bahsa sasaran. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pada dasarnya menerjemahkan adalah memindahkan suatu pesan dari suatu bahasa kebahasa lain dan melibatkan dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. 9

2 digilib.uns.ac.id Keriteria Terjemahan yang Berkualitas. Dalam menerjemahkan seseorang penerjemah harus memperhatikan kualitas produk terjemahannya, selain wajib memperhatikan aturan-aturan yang berlaku pada bahasa sasaran. Karena produk terjemahan tidak bisa lepas dari bagaimana kualitas penilaian terjemahan itu sendiri. Menilai kualitas terjemahan yang dihasilkan merupakan kegiatan yang utama dari kegiatan lainnya. Suatu terjemahaan yang dihasilkan tentunnya akan memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda, sehingga penilaian kualitas terjemahan merupakan hal penting agar makna dialihkan tidak berubah antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran. Untuk bisa menilai apakah terjemahan tersebut berkualitas atau tiak dapat digunakan keriteria terjemahan yang di paparkan oleh Nababan (2010), menjelaskan terjemahan yang berkualitas harus memenuhi tiga aspek, yaitu aspek keakuratan, aspek keberterimaan dan aspek keterbacaan. a. Aspek Keakuratan Keakuratan merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan ataukah belum. Berdasarkan dari penjelasan di atas, keakuratan berarti mengecek apakah makna yang dipindahkan dari TBsu (teks bahasa sumber) sama dengan yang di TBp (teks bahasa penerima). Tujuan penerjemah adalah mengkomunikasikan makna secara akurat. Penerjemah tidak boleh mengabaikan, menambah, atau mengurangi makna yang terkandung dalam TBsu, hanya karena terpengaruh oleh bentuk formal BSa. Lebih lanjut Nida and Taber (1914:17), menerjemahkan bertujuan untuk mengungkapkan pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat secara alami dengan bahasa penerima, baik dalam hal makna dan baik dalam hal gaya.

3 digilib.uns.ac.id 11 Table 2.1 Instrumen penilaian keakuratan adalah sebagai berikut: Skala Kategori Indikator 3 Akurat Pesan tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran, tidak terjadi distorsi makna. 2 Kurang Pesan tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa akurat sasaran, namun terjadi distorsi makna, terjemahan makna ganda atau penghilangan 1 Tidak Pesan tidak tersampaikan secara akurat ke dalam akurat bahasa sasaran (Nababan dkk, 2012:50) b. Aspek Keberterimaan Istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam bahasa sasaran ataukah belum, baik pada tataran mikro maupun pada tataran makro. Bedasarkan dari penjelasan di atas, keberterimaan itu sangat penting untuk pembaca, karena suatu terjemahan dikatakan berterima apabila terjemahan tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa sasaran. Tabel 2.2 Skala penilaian keberterimaan Skala Kategori Indikator 3 Berterima Terjemahan terasa alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran 2 Kurang Terjemahan terasa kurang alamiah, berterima terdapat sedikit bagaian yang kurang sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. 1 Tidak Terjemahan tidak alamiah, tidak sesuai

4 digilib.uns.ac.id 12 berterima dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. (Nababan dkk, 2012:50) c. Aspek Keterbacaan Aspek keterbacaan ini sangat penting diperhatikan oleh seorang penerjemah, karena seorang penerjemah harus mengetahui siapa pembaca dari terjemahan teks tersebut. Karena teks untuk anak-anak tentu sangat berbeda dengan teks orang dewasa. Tabel 2.3 Skala penilaian keterbacaan Skala Kategori Indikator 3 Tingkat keterbacaan Terjemahan mudah dipahami oleh pemirsa. tinggi 2 Tingkat keterbacaan Terjemahan dapat dipahami, namun ada bagian sedang tertentu yang kurang dapat dipahami oleh pemirsa. 3 Tingkat keterbacaan Terjemahan sullit dipahami oleh pemirsa rendah (Nababan dkk, 2012:50) 3. Masalah dalam Penerjemahan Masalah utama yang sering dihadapi seorang penerjemah adalah menemukan padanan yang tepat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dalam teks bahasa sumber dan padanan yang dihasilkan harus sesuai dengan kaidah bahasa dalam bahasa sasaran. Lebih lanjut, Nababan (2008: 93) menjelaskan, dalam mencari padanan penerjemah harus berhadapan dengan konsep keterjemahaan (translatability) dan ketakterjemahan (untranslatability). Konsep keterjemahan seperti yang diisyaratkan oleh namanya, tidak begitu menimbulkan persoalan bagi penerjemah jika ia mempunyai pengetahuan yang baik tentang unsur-unsur pembentuk teks bahasa sumber dan bahasa sasaran dan tentang sosio budaya kedua bahasa itu.

5 digilib.uns.ac.id 13 Selanjutnya Baker (1992: 21) menjelaskan, masalah terjemahan itu terjadi, karena tidak ada padanan pada tingkat kata yang artinya bahasa sasaran tidak mempunyai padanan langsung pada kata bahasa sumber. Berdasarkan dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang penerjemah harus menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dengan baik, kemudian iya harus menguasai strategi penerjemahan untuk memecahkan masalah yang terjadi ketika proses penerjemahan berlangsung. Sebagaimana ditegaskan oleh Lörscher (2005: 5) Translation strategies are procedures for solving translation problems. Ia tidak hanya dituntut untuk memahami bahasa sumber tertulis, tetapi juga siap menemukan padanan dalam bahasa sasaran serta mampu menuangkannya dalam tulisan yang tepat. 4. Teknik Penerjemahan Molina dan Albir (2002) mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan lingual. a. Adaptasi (Adaptation) Teknik ini mengganti istilah-istilah khas teks BSu dengan istilah lain yang diterima dan dikenal dalam BSa. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris kata baseball diterjemahkan menjadi futbool dalam bahasa Spanyol. b. Penambahan (Amplification) Teknik ini memperkenalkan/menambahkan detail informasi yang tidak terdapat dalam teks BSu yakni parafrase eksplisit atau eksplisitasi. Seperti contoh berikut: BSu: Though largely treading in the footsteps of Ahmad ibn Hanbal, the last of the founders of the four main schools of Islamic Law. BSa: Pada awalnya ia adalah pengikut Ahmad bin Hambal (MazhabHambali) pendiri mazhab terakhir dari empat utama dalam hukum Islam.

6 digilib.uns.ac.id 14 c. Peminjaman (Borrowing) Mengambil sebuah kata atau ungkapan secara langsung dari BSu. Peminjaman langsung ini disebut peminjaman murni, sedangkan peminjaman yang menggunakan penyesuaian sistem fonetik dan morfologis BSa adalah peminjaman naturalisasi, contoh shariah menjadi syariat. d. Kalke (Calque) Penerjemahan harfiah sebuah kata atau frase BSu secara langsung ke dalam BSa, bisa dalam tataran leksikal atau struktural. Seperti contoh berikut. BSu: Following the same logic, Ibn Taimiyah regards sharing in its various forms (mudharabah, share cropping, etc.)to be more just than the hire contract. BSa: Mengikuti logika yang sama, Ibnu Taimiyah sangat menghargai model-model kerja sama (misalnya mudharabah atau bertani bersama) yang lebih adil ketimbang kontrak kerja. e. Kompensasi (Compensation) Memperkenalkan elemen informasi teks BSu atau efek stilistik yang terdapat pada posisi lain dalam teks BSa karena hal tersebut tidak bisa tercermin pada posisi yang sama dalam teks BSu. BSu: Don t tell me a fish story! BSa: Jangan bohong padaku! f. Deskripsi (Description) Mengganti istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya sebagaimana contoh berikut. BSu: Land in the Mamluk period was distributed among Amirs in the form of iqta, a sort of administrative grant. BSa: Sejumlah lahan tanah pada masa Dinasti Mamluk didistribusikan kepada para Amir sebagai bentuk iqta (pengganti gaji atau tanah ganjaran) sebagai bentuk commit hadiah dari to user pemerintah.

7 digilib.uns.ac.id 15 g. Kreasi Diskursif (Discursive Creation) Menentukan padanan sementara yang tidak terduga atau di luar konteks. Contoh, rumble fish (bahasa Inggris) diterjemahkan menjadi la ley de la calle (bahasa Spanyol) h. Padanan Lazim (Established Equivalent) Menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah diakui/lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan bahasa sehari-hari). BSu: Tomb-worship is contrary to the Islamic belief in Tawhid. BSa: Penyembahan terhadap makam sangat bertentangan dengan keyakinan tauhid Islam. i. Generalisasi (Generalization) Menggunakan istilah istilah yang lebih umum atau netral dalam BSa. mansion menjadi rumah. j. Amplipikasi Linguistik (Linguistic Amplification) Menambah elemen-elemen linguistik. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan secara konsekutif dan dubbing. k. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression) Mengumpulkan dan menjadikan satu elemen-elemen linguistik dalam teks BSa. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan secara spontan dan subtitling. l. Terjemahan Harfiah (Literal Translation) Menerjemahkan sebuah kata atau ungkapan kata demi kata. Seperti contoh berikut. BSu: In such meetings he presented to the audience the pure and simple teachings of Islam; urged them to follow the good and the just, and forbade to them evils and innovations. BSa: Dalam setiap pertemuan ia menyajikan kepada khalayaknya ajaram Islam yang murni dan sederhana, menganjurkan mereka mengikuti kebaikan dan keadilan, serta melarang mereka berbuat keji dan bid ah.

8 digilib.uns.ac.id 16 m. Modulasi (Modulation) Mengganti sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam hubungannya dengan teks BSu; bisa dalam tataran leksikal atau struktural.seperti contoh berikut. BSu: This gave him a stature way above almost all scholars and jurists who followed him. BSa: Ini memberikannya jalan yang lebih unggul dibanding para ahli pikir Islam lainnya, juga para ahli hukum Islam, yang kemudian mereka mengikutinya. n. Partikularisasi (Particularization) Menggunakan istilah yang lebih kongkret atau khusus. Bertolak belakang dengan teknik generalization. Seperti contoh berikut. BSu: This made a number of jurists jealous. BSa: Hal itu, membuat sejumlah ahli fiqh lain iri hati. o. Reduksi (Reduction) Menekan/memadatkan fitur informasi teks BSu ke dalam teks BSa. the month of fasting diterjemahkan menjadi ramadhan. p. Subtitusi (Subtitution) Mengantikan elemen linguistik ke dalam elemen paralinguistik atau sebaliknya. Contoh, menerjemahkan gesture Arab, meletakkan tangan pada hati menjadi thank you dalam bahasa Inggris. q. Transposisi (Transposition) Mengganti kategori gramatikal. Contohnya: The aim of this research diterjemahkan menjadi Penelitian ini bertujuan. r. Variasi (Variation) Mengganti elemen linguistik atau paralinguistik (intonasi, gesture) yang berdampak pada variasi linguistik. BSu: Hello, chicks? BSa: Halo cewek?

9 digilib.uns.ac.id Definisi Grammar Sewaktu kita berbicara dengan seseorang kita menggunakan kata-kata. Demikian pula sewaktu kita menulis kata-kata yang kita ungkapkan tadi tersusun dalam rangkaian kata-kata yang mengandung pengertian lengkap untuk bisa dipahamai oleh orang lain. Rangkaian kata-kata yang semacam ini disebut kalimat jadi memang tepat bila dikatakan bahwa kata dan kalimat merupakan intisari dari tatabahasa. Dengan demikian pemahaman terhadap kedua hal tersebut mutlak perlu bila kita ingin menguasai pola suatu tata bahasa apapun, termasuk tata bahasa Inggris. Ada kalanya sebuah perkataan sudah dapat dipahami terutama dalam bahasa lisan, misalnya: stop wait dan sebagainya. Namun agar orang lebih mudah memahami apa yang kita bicarakan, maka perlu orang itu memahami grammar di dalam menyusun sebuah kalimat dalam berbicara maupun dalam menulis. Dalam kaitannya dengan bahasa tulis dan lisan kadang-kadang orang masih sulit memahmi maksud dan tujuan kita berbicara kepada orang lain karena belum menggunakan grammar yang benar. Grammar merupakan salah satu alat unutuk membentuk kalimat yang baik berdasarkan aturan-aturan tata bahasa yang benar, sehingga kalimat tersebut dapat digunakan untuk berkomonikasi. Dengan menggunakan grammar yang benar dalam berbahasa, orang dapat saling mudah memahami maksud dan tujuannya dalam berkomunikasi ketika berbicara antara satu sama yang lain. Bahasa sebagai sistem dan alat yang benar-benar berguna untuk berkomunikasi satu sama lain dan bahasa tidak hanya terfokus pada berbicara, tetapi juga mendengarkan, membaca dan menulis. Menggunakan bahasa tidak sesederhana yang kita pikir karena ada seperangkat aturan yang harus diikuti, yang disebut tata bahasa. Setiap bahasa memiliki tata bahasa atau kaidah-kaidah tesendiri dalam penulisan, dalam bahasa Inggris juga memiliki tata bahasa yang kita kenal dengan sebutan Grammar, pengertian dari grammar yang diambil dari kamus Oxford edisi ke-6 grammar adalah aturan-aturan dalam sebuah bahasa untuk mengubah bentuk kata ke dalam kalimat. lebih lanjut lagi dalam Shen Macmillan English- Chinese Dictionary for Advanced Learners (Foreign Language Teaching and Research), grammar is defined as commit the set to of user rules that describe the structure of a

10 digilib.uns.ac.id 18 language and control the way that sentences are formed. Grammar masih dianggap sebagai bagian yang paling sulit dalam penggunaan bahasa. salah satu alasan mengapa analisis tata bahasa sulit dan mengalami banyak kesalahan dan kontroversi adalah kenyataan bahwa bentuk-bentuk yang sama beroperasi seeara simultan pada beberapa tingkatan struktur. 6. Grammar dalam Penerjemahan Menurut Halliday dalam Gilang (2015) bahwa, proses penerjemahan melalui tiga tahap, yaitu: a. Memilih padanan terjemahan yang paling dekat dan sepadan untuk setiap kata atau tataran kata atau tataran klausa. b. Mempertimbangkan kembali hal-hal yang berkaitan dengan tata bahasa dan kata-kata yang telah dipilih ketika menerjemahkan teks. c. Menetapkan padanan yang tepat pada bahasa sumber yang kemudian disesuaikan dengan tata bahasa dan budaya dari bahasa sasaran. Untuk memahami struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran semestinya seorang penerjemah harus menguasai grammar terlebih dahulu, sebagaimana dijelaskan oleh Ishraq (2013) Grammar adalah dasar utama. Sehingga ketika seorang penerjemah dapat memahami grammar dengan baik, maka ketika Translators melakukan proses penerjemahan mereka tidak akan mengalami kesulitan karena mereka sudah memahami dasar utama didalam memahmi bahasa sumber. Orang yang paham struktur atau grammar masing-masing kalimat baik kalimat bahasa sumber atau kalimat bahasa sasaran maka akan mudah baginya untuk menerjemahkan bahasa sumber kebahasa sasaran. B. Kalimat 1. Definisi Kalimat Kalimat digunakan untuk mengungkapkan tentang apa yang ada di dalam pikiran kita. Kalimat dibutuhkan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan. Beberapa ahli mempunyai definisi tentang kalimat sebagai berikut:

11 digilib.uns.ac.id 19 a. Kalimat merupakan satu kesatuan unit gramatikal yang terdiri minimal subjek (nomina) dan predikat (verba), atau mungkin ditambah dengan adverb (Rohmadi, 2009: 42). b. Kalimat merupakan konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih (Hasan, 2003:314) c. Kalimat ialah satuan organisasi gramatikal terbesar yang menyatakan makna secara lengkap (Wiratno, 2002: 11). Untuk menyatakan makna, kalimat biasanya mengandung unsur-unsur subjek (suthbject), finite/predicator), pelengkap (complement), dan keterangan (adjunct). d. The sentence is the largest structure wholly describable in grammatical term (Robins: 147). Lebih lanjut, sebuah kalimat dikatakan apabila memenuhi karakter sebagai berikut : 1. Semua kata-kata yang di dalam kalimat harus mempunyai makna. 2. Semua kata-kata di dalam kalimat harus disusun dengan perintah yang benar sehingga kalimat tersebut mempunyai makna yang jelas. 3. Kalimat harus lengkap. 4. Kalimat harus dengan gramatikal yang benar. 5. Kalimat harus diawali dengan hurup besar dan diakhiri dengan tanda titik. 2. Jenis- Jenis Kalimat berdasarkan Fungsi. Wiratno (2002: 78-82) menyatakan bahawa, kalimat Bahasa Inggris dapat dibedakan menjadi kalimat (declarative), kalimat tanya (interrogative), kalimat perintah(imperative), dan kalimat seru (exclamatory). Berdasarkan penjelasan di atas bahwa semua bentuk kalimat sederhana di atas adalah berdasarkan pada pungsi kalimat tersebut. a. Kalimat Deklaratif. Kalimat deklaratif sering juga disebut kalimat berita. Sesuai dengan namanya, kalimat berita adalah kalimat yang memberitakan atau menyatakan sesuatu. Kalimat ini diakhiri oleh tanda titik (.)

12 digilib.uns.ac.id 20 a. Darmawan is here. b. The race will start at there o clock. b. Kalimat Interogatif Kalimat tanya adalah kalimat yang meminta jawaban atau keterangan. Kalimat tanya diakhiri oleh tanda tanya. a. Where are my dolls? b. What have you got there? c. Did the game start on time? c. Kalimat Imperatif Deguchi (2012: 04) menyatakan, imperative sentences are typically used to give orders. Pada kalimat perintah, subjek (orang yang diperintah) tidak dinyatakan secara explisit, dan hanya Finite/ predicator yang dinyatakan. Finite/ predicator ini ditempati oleh kata kerja pertama, sedangkan subjeknya ditempati oleh orang kedua you. Kalimat perintah dapat diakhiri dengan tanda titik (.) atau tanda (!) a. Wait here! b. Come here please. d. Kalimat Ekslamatori Kalimat seru merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan kagum, heran, takjub, atau luapan perasaan yang luar biasa. Kalimat seru dibentuk dengan menggunakan kelompok kata yang mengandung what, what, atau how. Kalimat seru dapat diakhiri dengan tanda seru (!) apabila tekanannya dianggap kuat, atau dengan tanda titik (.) apabila tekanannya dianggap tidak terlalu kuat. a. What a beautiful day! b. How stupid! c. How funny the program was! 3. Kalimat Imperatif dalam Bahasa commit Inggris to user

13 digilib.uns.ac.id 21 a. Kalimat Imperatif Positif Menurut, Hornby (1976:193) writing positive imperative sentence can be expressed in various ways, the verbs command, invite, request, giving advice to the address. Umumnya kalimat imperatif tidak perlu dinyatakan pelakunya atau orang kedua, karena sudah diketahui maksud dan tujuannya secara langsung. 1. Come here! 2. Go away! Bahkan, pelaku orang kedua (you) baik pada singular dan plural digunakan. Contoh singular subjek : 1. You, come here! 2. You, turn on the light! dapat Contoh plural sabjek: 1. You open the door at the corner Harry, and you girl, clean the class! b. Kalimat Imperatif Negatif Negative imperative sentence is an imperative sentence which provides a request or suggestion not to do something of prohibition by the speaker to addressee. Kalimat imperatif yang berbentuk negatif biasanya ditandai oleh penanda don t atau don t be pada kalimat perintah (Drummond, 1972:23). Contoh : a. Don t make a noise! b. Don t be stupid! Ketika subjeknya (you) digunakan untuk penanda, don t boleh digunakan sebagai penekanan. a. Don t you forget! b. Don t you go there again!

14 digilib.uns.ac.id 22 Lebih lanjut penanda don t be harus di ikuti oleh kata sifat dan kata keterangan atau kata benda. a. Don t be angry! b. Don t be there! c. Don t be a thief! Dalam berbicara bahasa Inggris, penanda must not biasanya digunakan untuk kata kerja larangan dan perintah (Hornby, 1976: 193). a. You must not do that! b. Cars must not be parked in front of my house! 4. Kalimat Imperatif Bahasa Inggris Berdasarkan Fungsinya Dalam Komunikasi Kalimat imperatif bahasa Inggris menurut fungsinya dalam komunikasi dapat berupa perintah, undangan, harapan, dan peringatan Beaumont dan Granger dalam Enrico (2014 : 52). Perintah Pada kalimat perintah, subjek(orang yang diperintah) tidak dinyatakan secara eksplisit, dan hanya finite/pridikator yang dinyatakan. Finite/pridikator ini ditempati oleh kata kerja pertama sedangkan Subjeknya ditempati oleh orang kedua you. - Get up! bangun! - Look! lihat! - Hurry up! cepatlah! - Sit down! duduklah! - Wait for her! Tunggulah dia! - Stay in the car tunggulah dimobil! Undangan Imperative sentence yang berfungsi sebagai undangan adalah sebuah ajakan berbentuk kata-kata dalam bahasa tulis atau dalam bahasa lisan yang biasanya digunakan untuk mengajak orang-orang agar menghadiri suatu acara. - Pray with me! Berdoalah bersamaku! - Come into the room! Masuklah kedalam ruangan!

15 digilib.uns.ac.id 23 - Let s find a safe spot for it! Ayo kita carikan tempat yang aman baginya! - Come to my birthday party! Datanglah ke pesta ulang tahunku! Larangan Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Inggris, biasanya ditandai oleh pemakaian kata jangan. Seperti contoh berikut. Don t go po! Don t kill them! Imperatif di atas terjadi dalam perbincangan yang bersifat pribadi antara seserorang dengan orang lainya saat mereka bertemu. Harapan Imperatif yang menyatakan makna harapan, pbiasanya ditunjukkan dengan penanda kesantunan have dan may. Kedua penanda kesantunan tersebut mengandung makna harapan. Seperti dalam contoh berikut, - Have a nice day! Semoga hari anda menyenangkan! - Have a good trip! Selamat menikmati perjalanan! - Have a good time! Selamat bersenang-senang! - Have a good lunch! Selamat menikmati makan siang! Peringatan imperative digunakan untuk memberikan warning/prohibition (peringatan).biasanya untuk memperingatkan seseorang akan bahaya. Intonasi meninggi pada kata terakhir. - Be careful! Berhati-hatilah! - Don t worry! Jangan khawatir! - Don t touch it! Jangan sentuh itu! - Don t lie Jangan berdusta! - Don t hit him! Jangan pukul dia! Permohonan Imperatif yang mengandung makna permohonan biasanya ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain ditandai hadirnya penanda kesantunan

16 digilib.uns.ac.id 24 itu, partikel lah juga lazim digunakan untuk memperhalus kadar tuturan imperatif permohonan. Contoh (1) Please replay this latter Tuturan seorang kepada pimpinan lain dalam sebuah kampus saat mereka membicarakan surat lamaran kerja dari seorang calon pegawai. (2) Please forgive our sins. Tuturan seorang ibu yang sedang berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan karena ia masih merasa telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya. 5. Kalimat Imperatif Chaer (2009: ) kalimat perintah mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan fisik. Menurut sifatnya dapat dibedakan adanya kalimat imperatif yang tegas, yang biasa dan yang halus. a. Kalimat imperatif yang tegas dibentuk dari sebuah klausa tidak lengkap, biasanya hanya berupa verba dasar, disertai dengan intonasi kalimat imperatif. Dalam bahasa tulis intonasi ini diganti dengan tanda (!) - Bersihkan! - Tembak! - Tulis! Di sini verba itu dapat pula dilengkapi dengan objek atau keterangan agar tidak menimbulkan salah paham. Contoh : - Bersihkan ruangan ini! - Tembak kakinya! Dalam situasi yang sudah diketahui akan apa yang harus dilakukan oleh pendengar, maka kalimat imperatif commit to itu user dapat berupa hanya menyebut nama

17 digilib.uns.ac.id 25 orang yang diperintah. Umpamanya, situasi ketika berlangsung pelajaran membaca di kelas, berapa murid telah mendapat giliran membaca, maka lalu guru mau menyuruh murid yang bernama Sudin untuk membaca, maka kalimat imperatif dapat hanya berupa: - Sudin! b. Kalimat imperatif yang biasa dibentuk dari sebuah klause berpredikat verba yang diberi lah, serta dengan menanggalkan subjeknya. - Jagalah kebersihan! - Bayarlah dengan uang pas! - Belilah karcis di loket! Kalau orang yang diperintah itu tertentu, maka subjek pada kalimat tersebut harus ditampilkan. - Ali, jagalah kebersihan! - Siti, rapikan dulu meja tulis itu! c. Kalimat imperatif yang halus, sopan, dibentuk dengan menggunakan kata-kata tertentu yang menunjukkan tingkat kesopanannya. Kata-kata tersebut adalah mohon, harap, tolong, minta, silakan, sebaiknya, dan hendaknya. - Mohon agar surat-surat itu Bapak tanda tangani dulu - Kami harap Anda bisa memberi bantuan sekedarnya - Tolong sampaikan salam kami kepadanya - Saya minta agar saudara segera meninggalkan tempat ini - Sebaiknya Anda menunggu sebentar disini - Hendaknya saudara berhati-hati kalau bicara di sini 6. Aturan Pemakaian Imperative Sentence

18 digilib.uns.ac.id 26 Adapun aturan-aturan pembentukan jenis-jenis imperative sentence dapat dilihat dari table dibawah ini. Aturan Penggunaan Imperative Kata kerja yang digunakan merupakan bare infinitive (tanpa to ). Verb ini tidak membutuhkan penambahan subject karena subject you telah tersirat (elliptical construction). Kata kerja dapat dibuat lebih sopan dengan menambahkan kata do di depan verb. Bentuk negatif didapat dengan menambahkan don t atau do not di depan verb. Jika pembicara ikut serta dalam tindakan yang diajukan di dalam kalimat, tambahkan let s atau let us maupun bentuk negatifnya, let s not di depan verb. Contoh Imperative Go!, Be Careful!, Sit down! Shut the window! (Tutup jendela!) Do open the door. (Buka pintu.) Do not step on the grass. (Jangan menginjak rumput.) Don t be careless. (Jangan ceroboh.) Let s go to the wedding ceremony. (Ayo pergi ke pesta pernikahan itu.) Let s not complain anymore. (Mari kita tidak mengeluh lagi.) 7. Wujud Formal Imperatif dalam Bahasa Indonesia Menurut Sartini. (2010) tiga ciri mendasar yang dimiliki satuan lingual imperatif dalam bahasa Indonesia yaitu: 1. Menggunakan intonasi keras. 2. Kata kerja yang digunakan lazimnya kata kerja dasar. 3. Mempergunakan partikel pengeras lah. Secara formal, konstruksi kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia ada dua macam yaitu; 1. Imperatif Aktif. Imperatif aktif dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi imperatif aktif transitif dan imperatif aktif intransitif. Imperatif yang demikian, dapat dengan

19 digilib.uns.ac.id 27 mudah dibentuk dari tuturan deklaratif yakni dengan menerapkan ketentuanketentuan sebagai berikut: a. Menghilangkan subjek yang lazimnya berupa persona kedua seperti anda, saudara, kamu, kalian, anda sekalian. b. Menambahkan partikel lah pada bagian tertentu untuk memperhalus maksud imperatif tersebut. c. Mempertahankan bentuk verba yang dipakai dalam kalimat deklaratif seperti apa adanya. 2. Imperatif Pasif. Bahasa Indonesia memiliki dua konstruksi pasif yaitu: 1. Pasif kanonis (canonical passive) Pasif kanonis adalah konstruksi pasif yang verbanya dimarkahi prefiks (di) yang merupakan jabaran dari prefiks (men). 2. Pasif yang bentuk lahirnya berwujud penopikan objek (passive which has the surface form of an object topicalization). C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir adalah salah satu alur pemikiran yang dilakukan peneliti dari awal hingga akhir, dalam penelitian ini, peneliti telah menganalisis imperative sentence pada subtitle film Kungfu Panda I. Setelah itu peneliti juga telah menganalisis kualitas terjemahan imperative sentence yang terkait dengan keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan dari terjemahan. Dalam memberi penilaian pada kualitas terjemahan peneliti telah melibatkan rater dan responden. Untuk memberikan penjelasan yang lebih akurat, maka peneliti telah menggambarkan kerangka pikirnya sebagai berikut: Teks bahasa sumber Teks bahasa sasaran (dialog dalam film Kungfu Panda I) (subtitle film Kungfu Panda I) Imperative Sentence

20 digilib.uns.ac.id 28 Gambar 1: Kerangka Pikir

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I

TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I ANALISIS IMPERATIVE SENTENCES DAN KUALITAS TERJEMAHANNYA DALAM SUBTITLE FILM KUNGFU PANDA I TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Linguistik Penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key word: Imperative Sentences, Syntactic Analysis, Novel The Kill Order

ABSTRACT. Key word: Imperative Sentences, Syntactic Analysis, Novel The Kill Order ABSTRACT This research attempts to identify, describe and analyze the imperative sentences in the novel The Kill Order written by James Dashner. Imperative sentence is the verb that is used to give command,

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak

Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak 52 Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak Reading (Membaca) Go straight on, and you will see the station. (Jalan lurus, dan Anda akan melihat stasiunnya.)

Lebih terperinci

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi digilib.uns.ac.id 174 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data dengan jenis tuturan asertif merupakan jenis tuturan yang paling sering muncul. Sedangkan pada jenis tuturan ini, fungsi

Lebih terperinci

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan Lesson 20: Where, When Pelajaran 20: Dimana, Kapan Reading (Membaca) Where is the City Hall? (Dimana City Hall?) Where are you now? (Dimana kamu sekarang?) Where is he working? (Dimana dia bekerja?) Where

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan manusia. Bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan bahasa dengan manusia sangat erat, sebab tumbuh dan berkembangnya bahasa senantiasa bersama dengan berkembang dan meningkatnya kegiatan, peradaban kebudayaan

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

Lesson 18: Do..., Don t Do... Pelajaran 18: Lakukan..., Jangan Lakukan...

Lesson 18: Do..., Don t Do... Pelajaran 18: Lakukan..., Jangan Lakukan... Lesson 18: Do..., Don t Do... Pelajaran 18: Lakukan..., Jangan Lakukan... Reading (Membaca) Walk on this road. (Berjalanlah di jalan ini.) Write an email to me. (Tulislah sebuah email untuk saya.) Dance

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?"

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + ? Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?" Reading (Membaca) I do not run. (Saya tidak berlari.) We do not go to the park. (Kami tidak pergi ke taman.) You do not

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Madrasah Kelas Mata Pelajaran Semester Standar : MI IMAMI : V (Lima) : BAHASA INGGRIS : 1 (Satu) : Mendengarkan 1. Memahami instruksi dengan tindakan dalam konteks sekolah Materi

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS

KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS KAJIAN TERJEMAHAN UNGKAPAN BUDAYA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS PADA ALKITAB DUA BAHASA YANG BERJUDUL ALKITAB KABAR BAIK GOOD NEWS TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL)

KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) KAJIAN TERJEMAHAN MODALITAS PADA NOVEL THE APPEAL KARYA JOHN GRISHAM DALAM BAHASA INDONESIA (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK FUNGSIONAL) Gilang Fadhilia Arvianti Universitas Tidar, Magelang,

Lebih terperinci

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Lesson 24: Prepositions of Time (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Cara menggunakan preposisi waktu Reading (Membaca) I was born in 2000. ( Saya lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) You must go across

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Meminta maaf : 2

Lebih terperinci

Problematika dalam pembelajaran penerjemahan

Problematika dalam pembelajaran penerjemahan Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 30-35 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 30 Problematika dalam pembelajaran

Lebih terperinci

A mysterious meeting. (Pertemuan misterius) Indonesian. List of characters. (Daftar pelaku)

A mysterious meeting. (Pertemuan misterius) Indonesian. List of characters. (Daftar pelaku) (Pertemuan misterius) List of characters (Daftar pelaku) Khalid, the birthday boy (Khalid, anak yang berulang tahun) Leila, the mysterious girl and phone voice (Leila, gadis misterius dan suara telepon)

Lebih terperinci

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell Kata Pengantar Bahasa Inggris tidak dapat dipungkiri adalah bahasa utama komunikasi antarbangsa dan sangat diperlukan untuk berpartisipasi dalam pergaulan dunia. Makin datarnya dunia dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif kualitatif dan merupakan studi kasus terpancang. Disebut sebagai penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Reading (Membaca) Let him go to the concert. (Biarkan dia perdi ke konser.) Make him tell the truth. (Buat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice

Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Entry Grammar Lesson 52 Lesson 53 : Passive Interrogative Form of Passive Voice Pelajaran 53 : Bentuk Pasif Interogatif dari Bunyi Pasif Reading (Membaca) Is that letter written by him? (Apakah surat itu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA KOMIK ANAK DONALD DUCK DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA INDONESIA 1 Nurlaila, 2 Endang Purwaningsih, Hendro Firmawan nurlaila@staff.gunadarma.ac.id; e_purwaningsih@staff.gunadarma.ac.id;

Lebih terperinci

Lesson 52 : Passive Voice and its negative form

Lesson 52 : Passive Voice and its negative form Entry Grammar Lesson 52 Lesson 52 : Passive Voice and its negative form Pelajaran 52 : Suara Pasif dan Bentuk Negatif Reading (Membaca) Reporters write news reports. (Wartawan menulis laporan berita) News

Lebih terperinci

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI Sarah Mayung Sarungallo Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Lesson 57 : all, both, each Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Reading (Membaca) All the birds flew away. (Semua burung-burung terbang) Did you eat all of the cakes? (Apakah kamu memakan semua kuenya?)

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE

ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE ANALISIS TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENJAWAB DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL PRIDE AND PREJUDICE Paramita Widya Hapsari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia paramitawh10@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Banyak sarana dan media yang mendukung terjadinya proses komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM THE GREAT GATSBY (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat. Mencapai Gelar Sarjana Sastra

KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM THE GREAT GATSBY (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat. Mencapai Gelar Sarjana Sastra KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM THE GREAT GATSBY (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra Oleh : Felisa Worotikan 070912037 Jurusan Sastra Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor (1975) menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu: qualitative methodologies

Lebih terperinci

Lesson 68: Suggestions. Pelajaran 68: Saran

Lesson 68: Suggestions. Pelajaran 68: Saran Lesson 68: Suggestions Pelajaran 68: Saran Reading (Membaca) How about going to a club? (Bagaimana dengan pergi ke klub?) Why not stop smoking? (Kenapa tidak berhenti merokok?) Why don t you try exercising

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM

ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM 120388201098 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah salah satu unsur utama tata bahasa yang dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang mengandung kata,

Lebih terperinci

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh WARDAH AGUSTIANI 1201040001

Lebih terperinci

KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM CINDERELLA KARYA KENNETH BRANAGH (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL

KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM CINDERELLA KARYA KENNETH BRANAGH (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL KALIMAT IMPERATIF DALAM FILM CINDERELLA KARYA KENNETH BRANAGH (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra Oleh : Rine Santalika Rindorindo 120912035

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK

ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK ANALISIS TERJEMAHAN TANGGAPAN ATAS PERTANYAAN DALAM NOVEL KITE RUNNER KE DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Ichwan Suyudi (Universitas Gunadarma) ichwan@staff.gunadarma.ac.id Agung Prasetyo

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan tersebut, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam sebuah penelitian, diperlukan sebuah konsep yang terdiri atas latar belakang pemasalahan yang diteliti, teori yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Definisi Penerjemahan Sesungguhnya penerjemahan sudah cukup lama dikenal dalam komunikasi antarmanusia. Ada berbagai definisi penerjemahan sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS

PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS PERBANDINGAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MENGANDUNG TUTURAN BERJANJI DALAM DUA VERSI TERJEMAHAN NOVEL A FAREWELL TO ARMS KARYA ERNEST HEMINGWAY TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) (RPP-3) Satuan Pendidikan:... Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas : VIII / 1 Standar Kompetensi : 2. Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek

Lebih terperinci