PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA

Transkripsi

1 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA (Studi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan) RINGKASAN Disusun oleh : M. Ayyub Al Ayyubi UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MALANG 2017

2 RINGKASAN M. AYYUB AL AYYUBI Pengaruh Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap Disiplin Kerja (Studi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan). Di bawah bimbingan Drs. Sugeng Mulyono, M.M. Di Indonesia terutama di instansi pemerintah masalah akan kedisiplinan merupakan masalah klasik yang sering terjadi di birokrasi. Seringkali masalah ini menjadi masalah yang serius karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip suatu birokrasi. Seharusnya ada upaya peningkatan kedisiplinan demi menjaga kualitas sumberdaya mausia di dalam instansi. Hal tersebut juga terjadi di instansi pemerintah SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Terjadi fluktuasi kedisiplinan dari tingkat absensi TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Naik turunnya absensi pada tahun 2016 telah menunjukkan bahwa tingkat disiplin dari TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan dapat dikatakan rendah. Karena tingkat ketidakhadiran tertinggi mencapai 8% sebanyak 2 bulan. Menurut Mudiartha, dkk (2001) menyatakan bahwa rata-rata absensi 2-3 persen per bulan masih bisa dinyatakan baik dan absensi lebih dari 3 persen menggambarkan kondisi disiplin kerja yang tidak baik dalam organisasi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu salah satunya budaya organisasi dan kompensasi. Adanya perbedaan budaya yang ada di SATPOL PP Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan diduga akan mempengaruhi disiplin kerja pegawai SATPOL PP di Kabupaten Pasuruan. Selain itu, Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan nilai karya mereka di antara para karyawan dalam perusahaan, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, keduanya dapat mempengaruhi disiplin kerja. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya dilakukan pada Tenaga Pengendali Keamanan Lingkungan (TPKL) Non Pegawai Negeri Sipil. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh budaya organisasi dan kompensasi secara simultan dan parsial terhadap disiplin kerja serta faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap disiplin kerja TPKL SATPOL PP

3 Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan kompensasi baik secara simultan maupun parsial terhadap disiplin kerja serta pengaruh mana dari keduanya yang paling dominan mempengaruhi disiplin kerja TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Schein (2010) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah sebuah fenomena yang dinamis yang mengelilingi kita setiap saat, terus-menerus berlaku dan diciptakan oleh interaksi dengan orang lain dan dibentuk oleh perilaku kepemimpinan, dan merupakan suatu struktur, rutinitas, aturan, dan norma-norma, dan sebagai panduan untuk membatasi perilaku. Panggabean (2002) dalam Sutrisno (2009), mengemukakan kompensasi dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut Rivai (2004), disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Berlandaskan teori kerja dan kerangka konsep, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Budaya organisasi dan kompensasi berpengaruh secara simultan terhadap disiplin kerja H2 : Budaya organisasi dan kompensasi berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja H3 : Budaya Organisasi berpengaruh dominan terhadap disiplin kerja Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) yang terletak di Komplek Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Pasuruan Jl. Raya Raci KM 9 Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (Explanatory Research). Jenis data dalam penelitian ini yaitu

4 data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai yang tercatat sebagai Non Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai Tenaga Pengendali Keamanan Lingkungan (TPKL) SATPOL PP Kabupaten Pasuruan sebanyak 50 orang. Populasi diambil semua sebagai sampel karena kurang dari 100. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu terdiri dari uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis. Karakteristik responden yaitu mayoritas TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan adalah laki-laki. Hal ini dibuktikan dengan persentase keseluruhan TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 92%, edangkan untuk TPKL yang berjenis kelamin perempuan hanya 8% dari keseluruhan TPKL SATPOL PP Kabupaten. Usia seluruh TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan adalah berkisar antara 20 hingga 30 tahun. Seluruh TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan memiliki latar belakang pendidikan terakhir yaitu SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). lamanya bekerja berkisar antara kurang dari 1 hingga 3 tahun. Adapun mayoritas lamanya bekerja yaitu 1 hingga 3 tahun. Hal ini dikarenkan 66% dari TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan bekerja selama berkisar 1 hingga 3 tahun, sedangkan 34% nya bekerja selama kurang dari 1 tahun. Untuk wilayah kerjanya yaitu di Wilayah Bangil, Wilayah Pandaan, Wilayah Wonorejo, Wilayah Grati dan Penjagaan Marko Raci. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan bahwa budaya organisasi dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap disiplin kerja. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F diperoleh nilai signifikan sebesar berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 97,5%. Hasil uji t menunjukkan nilai signifikan t untuk variabel budaya organisasi sebesar 0,021 yang berarti tingkat kepercayaan sebesar 97,9%. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja. Sedangkan nilai signifikan t untuk variabel kompensasi sebesar 0,289. Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi

5 berpengaruh tapi tidak signifikan karena nilai signifikan t kompensasi lebih dari 0,5. Selain itu, budaya organisasi memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap disiplin kerja. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai koefisien regresi dari budaya organisasi yaitu 0,258 lebih besar dibandingkan dengan kompensasi yaitu 0,110. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap disiplin kerja. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja sedangkan kompensasi berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap disiplin kerja. Selain itu, budaya organisasi berpengaruh dominan terhadap disiplin kerja. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan yaitu seharusnya SATPOL PP Kabupaten Pasuruan menerapkan budaya organisasi secara bersamaan dengan pemberian kompensasi yang tujuannya untuk meningkatkan disiplin kerja seperti memberikan bonus untuk pegawai yang tidak pernah telat. Kompensasi berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap disiplin kerja TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Hal ini dikarenakan tidak ada pemberian intensif/bonus dan reword untuk TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Oleh karena itu, perlu untuk memberikan intensif/bonus dan reword kepada TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan. Selain itu, perlu adanya peningkatan disiplin kerja TPKL SATPOL PP Kabupaten Pasuruan melalui penguatan budaya organisasi dengan melakukan evaluasi, pembekalan serta menerapkan sanksi yang dibebankan ketika melanggar. Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu perlu menambahkan variabel lain untuk mengukur pengaruh disiplin kerja. Karena dalam penelitian ini hanya meneliti variabel budaya organisasi dan kompensasi.