JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
|
|
- Erlin Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Di SMPN 2 Banda Aceh Anita Noviyanti (1-7) Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C melalui Jigsaw Siswa Kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert Meningkatkan Hasil Belajar Tekanan Hidrostatis melalui NHT Siswa Kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen Fatimah Abubakar (8-17) (18-27) Perkembangan Budaya Politik Di Indonesia M. Yusuf Meningkatkan Hasil Belajar Norma Masyarakat Indonesia melalui STAD Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jeumpa Yusrawati Meningkatkan Ketrampilan Menyusun RPP Berbasis K13 melalui Modeling KKKS Gugus III SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen Zainuddin Antisipasi Lembaga Perbankan Di Kota Banda Aceh dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang Dilakukan oleh Nasabah dan Korporasi Zulfan Yusuf Kajian Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Rini Sulastri Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-2 Semester I Tahun 2013/2014 Materi Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di SMP Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Usmayani Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan dalam Surat Kabar melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IX-2 Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 SMP Babul Istiqamah Susoh A.Rani Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Organ Pernafasan melalui Metode Alat Peraga Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 pada SD Negeri 12 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya Aidar Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Penulisan Laporan Perjalanan dengan Menggunakan Metode Penugasan Di Kelas VIII-1 Semester I Tahun 2014/2015 SMP Negeri Tunas Nusa Kabupaten Aceh Barat Daya Hasmanidar (28-34) (35-44) (45-55) (56-66) (67-70) (71-87) (88-105) ( ) ( ) Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu Diterbit Oleh FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Volume 24 Nomor 1 Publikasi Online: jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-fkip/ Hal Banda Aceh Maret 2016
2 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 1 AKTIVITAS GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PETA KONSEP DI SMPN 2 BANDA ACEH Oleh Anita Noviyanti* Abstrak Penelitian pada Materi Sistem ekskresi Manusia ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa melalui metode peta konsep. Design penelitian yang digunakan one group pretest-postest design. Penelitian dilaksanakan di kelas IX pada SMPN 2 Kota Banda Aceh tahun Akademik 2013/2014 di semester ganjil. Sampel dipilih secara random dari 5 kelas IX yang ada, dan terpilih satu kelas yaitu kelas IX/1 sebanyak 24 siswa. Instrumen berupa lembar observasi pengamatan guru dan siswa pada pembelajaran. Dari hasil penelitian sebanyak dua kali pertemuan pada proses pembelajaran, menunjukkan aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan pada pembelajaran dua yaitu dengan pencapaian hasil aktivitas guru sebanyak 85,15% dan aktivitas siswa meningkat sebanyak 87,5%. Hasil observasi menunjukkan, meskipun ada kendala waktu dan keterbatasan dalam pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sistem ekskresi dengan menggunakan metode peta konsep. Kata Kunci: aktivitas Guru Dan Siswa, Materi Sistem Ekskresi, Peta Konsep PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyaraka, sebab pendidikan merupakan suatu bentuk proses pembentukkan yang memungkinkan tumbuh dan berkembang potensi dan kemauannya. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang luput dari pendidikan sekalipun ia telah dewasa. Seseorang tidak dapat menghindari dari pendidikan, malah selalu terlibat di dalamnya, apakah untuk memperoleh ataupun memberi pendidikan. Kepribadian manusia serta nilainilai budaya di sekitarnya dapat di bina, dan di kembangkan agar menjadi maju dan dapat hidup sejahtera. Semakin maju suatu masyarakat atau bangsa, semakin pula telah terasa kebutuhan akan pendidikan, karena sudah menjadi kebutuhan dasar dari manusia. Menurut Nurhadi (2004: 7) Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang di terimanya, tetapi pada kenyataanya mereka sering kali memahami secara mendalam subtansi materinya. Untuk mengatasi masalah di atas perlu di lakukan upaya penerapan program pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan adanya aktifitas siswa di harapkan materi yang di ajarkan lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa itu sendiri. Agar siswa belajar lebih aktif, guru perlu memunculkan strategi yang tepat dalam memotivasi siswa. Guru harus memfasilitasi siswa agar siswa mendapatkan informasi yang bermakna, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri (Guntur, 2004). Hasil studi pendahuluan, pembelajaran di SMP dalam kota Banda Aceh telah banyak menggunakan berbagai metode pembelajaran, di antaranya adalah metode ceramah, diskusi, tanya- jawab, eksperimen, dan observasi. Tetapi masih jarang ditemukan pembelajaran di SMP yang menggunakan pembelajaran menggunakan metode peta konsep, khususnya di SMPN 2 Banda Aceh. Guru pada umumnya belajar dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi sebagai jembatan agar siswasiswinya memahami konsep-konsep yang di diajarkan.
3 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 2 Novak (1985:15) mendefinisikan konsep sebagai keteraturan (regularity) dalam kejadian-kejadian atau objek-objek yang ditandai dengan beberapa label, contohnya kursi adalah label yang digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan kaki, tempat duduk dan tempat bersandar yang keseluruhannya dipakai sebagai tempat untuk duduk. Konsep-konsep dapat disusun dalam suatu bentuk peta konsep atas dasar teori ausubel. Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan hubungan antar konsep-konsep dalam bentuk proposisiproposisi dapat menolong guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung, untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada siswa dan untuk menolong para siswa mempelajari cara belajar. Dalam hal ini konsep sangat berhubungan dengan hasil belajar karena disiplin ilmu biologi tersusun oleh serangakaian konsep dengan berbagai tingkat kekomplekan, keabstrakan dan kebermaknaan. Konsep-konsep ini merupakan unit pelajaran yang penting. Seorang guru biologi dalam mengajarkan konsep-konsep biologi sebaiknya dapat dipahami suatu konsep dan mengetahui bagaimana caranya agar kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas, siswa yang ditampilkan di depan penuh gairah dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses belajar biologi yang aktif dan kreatif. Dalam penelitian ini materi yang di aplikasikan pada metode peta konsep, adalah sistem ekskresi pada manusia. Pada konsep ini membahas tentang proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Dengan menyusun materi-materi sistem ekskresi dalam bentuk peta konsep, diharapkan aktivitas siswa terhadap pembelajaran lebih baik. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Sistem ekskresi dengan Menggunakan Metode Peta Konsep di SMPN 2 Kota Banda Aceh. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah akitivitas belajar siswa pada materi sistem Ekskresi melalui penerapan metode peta konsep di SMP Negeri 2 Banda Aceh? Tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: yaitu untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IX pada konsep sistem ekskresi melalui metode peta konsep di SMPN 2 Banda Aceh. TINJAUAN PUSTAKA 1. Penguasaan Konsep Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep secara ilmiah baik yang berupa teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 1996). Konsep yang perlu dikuasai oleh siswa merupakan gambaran mental dari gejala alam yang mempunyai lingkup yang luas mengenai keteraturan kejadian atau objek yang dinyatakan dalam label (Novak dalam Liliasari, 2002). Untuk menguasai suatu konsep seseorang membutuhkan proses belajar, sehingga dengan belajar sejumlah konsep bisa meringankan beban memori karena dapat mengelompokkan peristiwa atau kejadian, objek dan kegiatan sehari-hari (Dahar, 1996). Namun demikian, Munandar (1992) menyatakan bahwa dalam pengajaran sains tidak dapat terlalu ditekankan berlebihan pada konsep sebagai produk tanpa mempertimbangkan proses demikian pula sebaliknya, karena sains merupakan sarana untuk melatih kebiasaan berpikir, melakukan inquiri dalam memahami dan memecahkan suatu permasalahan yang ada di lingkungan. Untuk memahami sejumlah konsep sains dengan lebih menekankan pada aspek proses, Sumaji (1998) mengemukakan agar siswa perlu diberi keterampilan seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, berkomunikasi, bereksperimen, dan sebagainya secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak dan materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. 2. Prestasi Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan. Perubahan ini tidak hanya mengenai sejumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk percakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Sedangkan prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan proses belajar, karena prestasi belajar itu merupakan hasil dari proses belajar. Berdasarkan pengertian belajar tersebut,
4 Anita Noviyanti, Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi 3 terdapat beberapa yang berbeda satu sama lain, tergantung dari jenis sumbernya dan akhir yang di kemukakannya. Namun, secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia. Belajar merupakan kegiatan anak didik untuk menerima, menanggapi serta menganalisa bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Perbuatan belajar diakhiri dengan kemampuan siswa menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan, atau ditandai dengan adanya perubahan sikap para siswa. Dengan kata lain, belajar menurut Ibrahim (2001:2) adalah Suatu rangkain proses belajar yang berakhir dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dari keseluruhan proses belajar mengajar, yang berarti berhasil atau tidaknya pencapain tujuan pendidikan sangat tergatung kepada bagaimana proses belajar itu berlangsung. setelah suatu proses belajar selesai dilaksanakan, maka perlu diadakan evaluasi ini akan di peroleh data tentang prestasi belajar yang telah dicapai, dalam hal ini prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan suatu proses untuk memperoleh prestasi belajar. 3. Peta Konsep 3.1 Pengertian Peta Konsep Slameto (2003 ) yang dimaksud dengan peta konsep adalah buah pikiran seseorang atau sekumpulan orang yang timbul sebagai hasil pengalaman dengan berbagai benda, peristiwa atau kejadian. Melalui pengalaman tersebut diperoleh fakta-fakta yang merupakan label atau simbol. Menurut Novak (1985: 15) mendefinisikan konsep sebagai keteraturan dalam kejadian atau objek-objek yang ditandai dengan beberapa label. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan keteraturan dalam kejadian yang ditandai beberapa label sebagai hasil pengalaman. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisiproposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yabg dihubungkan oleh katakata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Misalnya Langit itu biru akan merupakan sebuah peta konsep yang sederhana sekali terdiri atas dua konsep, yaitu langit dan biru, dihubungkan oleh kata itu (Novak, 1986:15). Tree Oxigen Wood Human Plant Animal House Paper Furniture Gambar 1. Contoh Peta Konsep
5 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 4 Belajar bermakna lebih mudah berlangsung bila konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif (lebih umum), maka peta konsep harus disusun secara hierarki, ini berarti bahwa konsep yang lebih inklusif ada di puncak peta konsep. Makin ke bawah konsep-konsep diurutkan makin menjadi lebih khusus (Novak, 1985:15). Di bawah ini ditunjukkan suatu peta konsep, disajikan pada Gambar Ciri-ciri Peta Konsep Dahar (1996:125) mengemukakan ciri - ciri peta konsep adalah sebagai berikut: a. Peta konsep merupakan suatu cara untuk memperlihatkan setiap konsep atau proposisi suatu bidang studi. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa melihat bidang studi itu jelas dan lebih bermakna. b. Peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau bagian dari bidang studi. Peta konsep juga dapat memperlihatkan hubungan proporsional antara setiap konsep. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Kota Banda Aceh. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX/1 yang terpilih berdasarkan random dari 5 kelas IX yang ada. Alasan memilih kelas IX/1 karena berdasarkan informasi yang diberikan oleh guru, kelas IX/1 adalah kelas yang memiliki kemampuan siswa bervariasi yaitu memiliki kemampuan Tinggi, sedang, dan rendah, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian terdiri dari soal tes (tertulis) dan peta konsep. Yang diperlukan untuk: 1. Soal tes Tes yang di gunakan adalah tes tertulis untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Soal tes sebanyak 30, yang merupakan soal pilihan berganda dengan menggunakan 4 option jawaban yang telah disediakan. 2. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan di kembangkan oleh guru untuk melihat observasi guru dan siswa, pada saat pembelajaran berlangsung yang diamati oleh 2 orang pengamat. 3. Teknik Pengolahan Data 3.1 Pengolahan Data Hasil Tes Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses belajar mengajar selanjutnya dianalisis secara deskriptif sehingga dapat diketahui apakah tujuan pembelajaran yang digunakan sudah mencapai sasaran atau bahkan tidak mencapai sasaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus: P = x 100% Keterangan: P = Persentase capaian F = Skor yang dicapai N = Skor ideal HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai aktivitas guru dan siswa pada konsep sistem ekskresi diperoleh dari aktivitas pembelajaran I dan pembelajaran 2. Aktivitas guru siswa yang menunjukkan kegiatan siswa pada kelas penelitian ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. No Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode Peta Konsep pada Pembelajaran I dan II Aktivitas Guru 1. Kemampuan dalam membuka pelajaran pelajaran. 2. Kemampuan memotivasi atau membangkitkan minat siswa. Pembelajar an I II Ratarata Kriteria Baik 3 4 3,5 Baik
6 Anita Noviyanti, Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi 5 3. Kemampuan memberikan apersepsi ,5 Baik 4. Kemampuan menjelaskan materi ,5 Baik 5. Kemampuan guru membagikan kelompok Baik 6. Menunjukkan bahan-bahan percobaan benda cair ,5 Baik 7. Melibatkan siswa dalam melaksanakan percobaan benda cair Baik 8. Mengembangkan diskusi kelas dengan mendorong keaktifan siswa ,5 Cukup 9. Memberi petunjuk dan membimbing siswa melakukan percobaan sesuai LKS ,5 Cukup 10. Mengamati kegiatan siswa ,5 Baik 11. Memanggil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ,5 Baik 12. Menyimpulkan pelajaran Baik 13. Memberikan latihan mandiri Baik 14. Menginformasi materi selanjutnya ,5 Baik 15. Memberi pesan moral SangatBaik Jumlah Skor ,5 Sumber: Data Siswa Kelas IX/1 SMPN 2 Banda Aceh (2013) Dari hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I dan II di atas bahwa skor rata-rata aktivitas guru yaitu 54,5 dari skor ideal 64. Maka persentase aktivitas guru adalah sebagai berikut: P = X 100% P =, X 100% P = 85,15% Tabel 2. Aktivitas Siswa pada Pembelajaran I Dan II pada Sistem Ekskresi No Aktivitas Siswa Pembelajar Ratarata Kriteria an I II 1. Memperhatikan guru ketika membuka pelajaran SangatBaik 2. Mendengarkan guru dalam Memotivasi/ membangkitkan minat siwa ,5 Cukup 3. Mendengarkan guru memberikan apersepsi ,5 Baik 4. Memperhatikan guru ketika memberikan penjelasan singkat tentang materi sifat benda 3 4 3,5 Baik cair. 5. Mendengarkan guru membagikan kelompok Baik 6. Mengamati bahan-bahan percobaan benda cair ,5 Baik 7. Memperhatikan guru melibatkan siswa dengan Baik melaksanakan percobaan benda cair. 8. Keaktifan siswa dalam melaksanakan diskusi Baik 9. Mendengarkan guru memanggil kelompok untuk 3 4 3,5 Baik mempresentasikan hasil diskusi 10. Mengerjakan latihan Baik 11. Mendengarkan guru memberi pesan moral ,5 Baik
7 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 6 Jumlah Skor ,5 Sumber: Data Siswa Kelas IX/1 SMPN 2 Banda Aceh (2013) Dari hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan I dan II di atas bahwa skor rata-rata aktivitas siswa yaitu 52,5 dari skor ideal 60. Maka persentase aktivitas siswa adalah sebagai berikut: P = X 100% P =, X 100% P = 87,5% Pembahasan Aktivitas siswa pada pembelajaran 1 dan 2 mengalami peningkatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan metode peta konsep dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi sistem ekskresi dan dengan demikian dapat meningkatkan aktivitas siswa di SMPN 2 Banda Aceh. 1. Aktivitas Siswa Selama Penerapan Metode Peta Konsep pada Sistem Ekskresi Hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep dalam setiap pembelajaran terlihat lebih aktif khususnya pada pembelajaran 2. Siswa dibimbing oleh guru membuat peta konsep selanjutnya melakukan diskusi kelompok. Dari proses-proses belajar yang dilakukan siswa di ajak membuat kesimpulan dan hasil peta konsep yang telah di kembangkan memudahkan siswa memahami materi sistem ekskresi, sehingga persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 87,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa metode peta konsep baik digunakan dalam pembelajaran biologi sistem ekskresi manusia. 2. Aktivitas Guru Selama Penerapan Metode Peta Konsep Sistem Ekskresi Manusia Data observasi aktivitas guru dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1 terlihat guru kurang mampu dalam hal menjelaskan metode peta konsep kepada siswa, guru masih kurang dalam menjelaskan materi sistem ekskresi, dan belum baik dalam mengamati aktivitas kelompok serta diskusi. Selanjutnya pada pertemuan ke 2 guru sudah lebih baik dalam menerapkan metode peta konsep pada pelajaran sistem ekskresi dengan menggunakan berbagai strategi seperti menguatkan konsep siswa melalui peta konsep yang dikembangkan sendiri, berdiskusi, mempresentasikan, menanggapi, danmembuat kesimpulan. Hal ini dapat dilihat dari observasi aktivitas guru dengan persentase yang dicapai yaitu 85,15%. Secara keseluruhan semua siswa mengalami peningkatan keaktifannya pada saat PBM berlangsung yang selanjutnya meningkatkan pula skor pada pemahaman konsepnya.. Dengan demikian ditemukan bahwa pembelajaran sistem ekskresi menggunakan metode peta konsep baik digunakan dalam pembelajaran-pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sistem ekskresi ataupun yang relevan dengan pembelajaran biologi. KESIMPULAN Pertama, hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX SMPN 2 Kota Banda Aceh pada materi sistem ekskresi manusia. Kedua, Peningkatan aktivitas belajar ditemukan berdasarkan pengamatan langsung pada proses pembelajaran. Hasil aktivitas siswa dan guru yang ditemukan dalam dua kali pertemuan yaitu aktivitas guru meningkat 85.15% sedangkan aktivitas siswa meningkat hingga 87,5%. DAFTAR PUSTAKA BNSP. (2006). Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007 dan Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga. Guntur, M. (2004). Efektivitas Model Pembelajaran Latihan Inquiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Ekologi Siswa Kelas I SMU. Tesis S2 UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Ibrahim. (2001). Beberapa Kendala Yang dapat Mempengaruhi Presstasi Belajar dalam Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Banda Aceh. Depdiknas.
8 Anita Noviyanti, Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi 7 Liliasari. (1999). Pengembangan Model Pembelajaran Berdasarkan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Makalah: Pusat Studi Komputer Sains IKIP Bandung: Tidak diterbitkan. Munandar, A. (1992). Dasar-dasar Pendidikan MIPA. IKIP Bandung. Diktat Kuliah. Nurhadi. (2004). Kurikulum Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT. Grasindo. Novak, J.D & Gowin, L.B. (1985). Learning How to Learn. University Tress. Gambridge. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Edisi. Ke- 4. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciPemahaman Konsep Siswa pada Materi Plantae Di Kelas X SMAN Aceh Besar
Serambi Akademica, Vol. II, No. 1, Mei 2014 ISSN : 2337 8085 Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Plantae Di Kelas X SMAN Aceh Besar Armi Anita Noviyanti Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email: vfannysa@yahoo.com
Lebih terperinciPETA KONSEP : PENGUNGKAP PENGUASAAN KONSEP
PETA KONSEP : PENGUNGKAP PENGUASAAN KONSEP Novak and Gowin (1985) menyatakan bahwa peta konsep adalah alat atau cara yang dapat digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa. Gagasan
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA
PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA Anda Juanda 1, dan Ipin Aripin 2. 1), 2) Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)
JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) ISSN 1693-4849 VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan sebuah proses kehidupan yang akan dialami oleh setiap manusia di sepanjang perjalanan hidupnya. Disadari atau tidak, manusia akan selalu mengalami
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA
PROFIL KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DALAM MEMBUAT PETA KONSEP PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BIOLOGI SMA Ipin Aripin Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka Jln. KH. Abdul Halim
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNNES
FAKULTAS EKONOMI UNNES MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP MANAJEMEN PEMASARAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN PETA KONSEP (MIND MAPPING) Endang Sutrasmawati 1 Sugiharto 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Tujuan utama sains termasuk fisika umumnya dianggap
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon
Lebih terperinciUniversitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL KELAS V SDN 70 BANDA ACEH Syarifah Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tujuan utama pembangunan pendidikan pada saat ini dan pada waktu yang akan datang. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa pendidikan
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017
VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan handa_yani08@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO
Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Titik Pitriani Muslimin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATA KULIAH MENGGAMBAR CAD
PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATA KULIAH MENGGAMBAR CAD (43423227) PROGRAM STUDI D3-TS-B /2009 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Lebih terperinciPENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN
ISSN 5-73X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN Faridah Anum Siregar Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperincisekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 619 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERLATAR NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terlahir generasi-generasi yang berkualitas yang mampu membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*
142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui
Lebih terperinciperkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Mata pelajaran biologi berdasarkan Standar Isi (SI) bertujuan agar peserta didik dapat memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Ali Rifa i, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung ali_rifai@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik (siswa)
Lebih terperinciJIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah
JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 1 Oleh:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS VIII SMP AL ALAWIYAH KALIKAJAR
Lebih terperinciBAB II KAMAN PUSTAKA
BAB II KAMAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Peta Pikir dan Peta Konsep dengan Kemampuan Generik Peta Pikir atau Mind Mapping merupakan teknik pencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF Team Assisted Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI OLEH: LATIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pembelajaran Biologi masih didominasi oleh penggunaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan mata pelajaran yang termasuk rumpun sains. Kemampuan kompetensi siswa Indonesia dalam hal sains masih lemah, hal ini diketahui berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT
Maret 2017 Vol. 1, No. 1, Hal.150 PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT Nurul Afifah Rusyda 1), Dwi
Lebih terperinciDiterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006
Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-63, 2006 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau ISSN : 1829-5460 UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Oleh: ANITA KARLINA NPM:
Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Muthmainnah, Nana Aryana Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciJamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi edukatif, yakni interaksi yang bernilai pendidikan yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pembelajaran pada beberapa pokok bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten Bandung Barat diperoleh
Lebih terperinciTugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan
Lebih terperinciJASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017
Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik di Kelas Inklusif Florentina Atik Purwatmini SMP Negeri 226 Jakarta email : florentinaatik@yahoo.com Abstrak Hasil
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*
152 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Fatimah Abubakar* ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya penguasaan materi yaitu proses pembelajaran di kelas, dimana hal ini ditentukan oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A MELALUI METODE OBSERVASI MENGGUNAKAN MEDIA WORD SQUARE PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI SMP NEGERI 1 PUNCU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 BANGKINANG BARAT TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas usaha dari manusia untuk meningkatkan kepribadian dan kecerdasan. Usaha ini dapat dilakukan dengan membina potensi atau kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Pengajaran Biologi Sekolah Kode BI 707 Lanjutan Nama Dosen 1. Prof. Dr. Hj. Sri Redjeki,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * ABSTRAK Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS. Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN SAINS Rini Solihat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Referensi Fetherston, T. (2007). Becoming an Effective Teacher. Australia: Nelson Australia
Lebih terperinciOleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII. 2 SMP NEGERI 1 RAHA TENTANG KONSEP SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Oleh: Gunawan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif. Think Pair Share, Numbered Heads Together, Hasil Belajar
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIII SMPN 13 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
Lebih terperinciYayuk Jatining Rahayu 4
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperincikata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.
UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73
PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP Masykur, Siti Khanafiyah, Langlang Handayani Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Selvia¹, A. Wahab Abdi 2, M. Yusuf
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya
Lebih terperinciArnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTU LKS PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KOTA BIMA Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciRidwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI FISIKA TOPIK TEKANAN DI KELAS VIII SMP CERDAS MURNI TEMBUNG KABUPATEN
Lebih terperinciKonsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah
Lebih terperinci