2) Saat Kejadian (7 Desember 1941).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2) Saat Kejadian (7 Desember 1941)."

Transkripsi

1 1 2. Latar Belakang. a. Umum. b. Kronologis Kejadian 1 1) Pra Kejadian. a) Pada 7 Januari 1941 Laksamana Isoroku Yamamoto mengajukan rencana untuk menyerang kekuatan AS kepada Menteri AL Koshiro Oikawa. b) Pada 10 April 1941 Armada utama pertama Jepang yang terkonsentrasi pada kapal induk AL dibawah komando Laksamana Madya Chuichi Nagumo diorganisir. Pada Mei 1941 Penerbang AL Jepang memulai latihan untuk menyerang Pearl Harbor. c) Pada 29 Juli 1941 Yamamoto memerintahkan armada keenam (kapal selam) bersiap untuk operasi Pearl Harbor. d) Pada September 1941 War Games, latihan manuver strategis bagi rencana Jepang memerangi kekuatan barat, dilakukan di Japanese Naval Staff College. Hari terakhir betul-betul dikhususkan untuk serangan Pearl Harbor. e) Pada 3 November 1941 Persetujuan terakhir bagi serangan Pearl Harbor diberikan oleh staf Mabes AL Jepang. f) Pada 26 November 1941 Gugus tugas yang terdiri dari 30 kapal termasuk enam kapal induk bergerak dari Utara Jepang menuju kepulauan Hawaii. Panglima Armada dipegang Chuichi Nagumo yang berada di kapal induk Akagi. Yamamoto tetap di perairan Jepang di atas kapal perang Nagato. Rombongan Jepang menyusuri jalur utara, Armada bersembunyi dibalik badai dan kabut. g) Pada 1 Desember 1941 Kaisar menyetujui rencana penyerangan Pearl Harbor. h) Pada 2 Desember 1941 Armada udara pertama menerima pesan kode, Daki Gunung Niitaka, tanda untuk melakukan serangan ke Pearl Harbor. 2) Saat Kejadian (7 Desember 1941). 1 diakses 28 Mei 2014 pkl 5.59

2 2 a) Pukul Kapal penyapu ranjau Condor melihat periskop di luar pelabuhan Honolulu dan menginformasikan kapal perusak Ward yang sedang berpatroli untuk menyelidiki. b) Pukul Penyapu ranjau crossbill dan Condor masuk Pearl Harbor. Jaring pengaman kapal selam tetap terbuka. c) Pukul mil selatan Oahu USS Enterprise meluncurkan 18 pesawat untuk memandu di depan, kemudian mendarat di Ford Island, Pearl Harbor. Waktu pendaratan diperkirakan pukul d) Pukul Laksamana Nagumo memerintahkan peluncuran gelombang pertama. mengerahkan 183 pesawat (43 Fighters, 51 Dive bombers, 49 Horizontal bombers, & 40 Torpedo bombers) yang lepas landas dari tiga kapal induk armada udara pertama di posisi peluncuran, 240 mil utara Oahu. dua pesawat hilang sewaktu lepas landas. e) Pukul Kapal perusak Ward mendapat informasi keberadaan kapal selam. Kali ini oleh sebuah kapal perbekalan Antares menjelang pintu masuk Pearl Harbor. Pesawat patroli (PBY) dihubungi untuk menuju lokasi. f) Pukul Kapal perusak Ward membuka serangan dengan target menembak menara pengintai saat mendekat. Diikuti serangan udara oleh PBY. g) Pukul Panglima Ward Capt. Outerbridge mengirim pesan ke komandan AL distrik 14 : Kami sudah menyerang, menembak dan menjatuhkan bom ke kapal selam yang beroperasi di wilayah defensif laut. h) Pukul Panglima Fuchida terbang menuju Oahu mengarahkan pilotnya kembali ke pangkalan melalui stasiun radio lokal. i) Pukul Prajurit Elliot dan Lockhard di stasiun radar Opana manangkap sebentuk pesawat tak dikenal terbang di 132 mil utara Oahu. Pesawat itu salah diidentifikasi sebagai B-17 yang baru terbang dari Mainland. j) Pukul Prajurit Elliot menghubungi operator pusat informasi di Ft. Shafter, memberitahukan sebuah formasi besar pesawat mendekati kepulauan.

3 3 k) Pukul Pesan penyerangan Capt. Outbridge diperlambat, penguraian kode diteruskan ke perwira yang bertugas di distrik ke 14 AL, dan kepada perwira yang bertugas bagi Admiral Kimmel. Jepang meluncurkan gelombang kedua. 167 pesawat (36 fighters, 77 Dive bombers, & 54 Horizontal bombers) diterbangkan dari armada udara pertama. l) Pukul Joseph McDonald bertemu Lt. Tyler di pusat informasi, menghubungi Opana dan menyambungkan Lt. Tyler dengan prajurit Lockhard yang menggambarkan temuan pesawat berukuran besar di radar. Tanggapannya, tidak perlu khawatir. m) Pukul Pesawat pengintai dari kapal penjelajah Chikuma melaporkan armada utama di Pearl Harbor n) Pukul Stasiun Opana kehilangan pesawat di radar 20 mil lepas pantai Oahu akibat Dead Zone yang disebabkan lingkungan perbukitan o) Pukul Gelombang pertama terlihat di garis pantai Oahu serangan bom pertama jatuh di stasiun penerbangan AL di Kaneohe. p) Pukul Panglima Fuchida memberi tanda untuk memulai serangan ke Pearl Harbor. Seluruh pilot mulai melakukan penyerangan ke pangkalan militer di Oahu. q) Pukul Fuchida mengirimkan kode melalui radio ke seluruh AL jepang Tora Tora Tora menunjukkan keberhasilan strategi kejutan. Pearl Harbor diserang. r) Pukul Penyerangan besar-besaran dimulai. Pengebom Jepang menyerang Landasan Kaneohe, Ford Island, Hickam, Bellows, Wheeler, Ewa. Pengebom torpedo melakukan aksi penyerangan ke kapal-kapal di Pearl Harbor. s) Pada Pembom B-17 dari Mainland mencapai Oahu setelah 14 jam perjalanan. Pesawat pesawat SBD dari USS Enterprise tiba di Ford Island, keduanya terjebak antara tembakan lawan dan kawan. t) Pada Senapan mesin USS Nevada membuka tembakan pada pesawat torpedo yang mendekati beam port, dua pesawat tertembak, namun sebuah rudal melubangi haluan kapal.

4 4 u) Pada Kapal reparasi Vestal membuka tembakan. Laksamana Kimmel tiba di cincpac Headquarter. USS California menerima torpedo kedua. Aksi cepat diarahkan Ensign Edgar M. Fain untuk mencegah kapal terbalik. Pengebom horizontal mulai membombardir Battleship Row di kedua ujung barisan. v) Pada KGMB radia menyela musik dan memanggil : Seluruh personel AD, AL, dan marinir melapor untuk bertugas pengebom horizontal melepaskan serangan, menunda ledakan bom dari ketinggian kaki hingga berhasil meledakkan sejumlah kapal perang. w) Pada Sebuah bom menembus gudang amunisi USS Arizona, menyebabkan ledakan besar yang menghasilkan bola api raksasa. Kapal itu tenggelam dalam waktu sembilan menit. Benturan ledakan melemparkan awak kapal Vestal dari dek. zero on Pearl_Harbor x) Pada Jenderal Short menghimbau armada pasifik dan Washington, Perang terhadap Jepang dimulai dengan adanya serangan udara di Pearl Harbour y) Pada KGMB menyela musik dengan panggilan kedua yang memerintahkan seluruh personel melapor untuk bertugas. z) Pada USS Helm adalah kapal perusak pertama dari sejumlah perusak yang menyisir Pearl Harbour. Helm memergoki sebuah kapal selam yang berusaha memasuki pangkalan. Tembakan luput. Kapal selam berhasil membebaskan diri dari terumbu karang dan menyelam. i) Pada menggunakan senapan otomatis Browning, Letnan Stephen Salzman dan Sersan Lowell Klatt menembak jatuh sebuah pesawat, memicu aksi tembakan balasan di barak Schofield. ii) Pada Honolulu fire Department menjawab panggilan untuk membantu dari Hickam Field. tiga anggota pemadam tewas dan enam orang terluka iii) Pada Panggilan ketiga dilakukan untuk personel militer melalui stasiun radio lokal iv) Pada tanker NEosho bergerak menyapu Battleship Row dan tanki minyak di ford island. Kerusakan dilaporkan di kota. Polisi menyuruh warga menjauhi jalanan dan kembali ke rumah mereka.

5 5 v) Pada Seaplane Curtiss melihat kapal selam di pelabuhan dan mulai menembak. Perusak Monoghan menyerbu pelanggar batas dengan kecepatan tinggi vi) Pada Kapal selam muncul setelah mengatasi kerusakan. Monoghan menembak kapal selam dan menjatuhkan bom laut. Penjelasan pertama melalui stasiun radio lokal, Serangan udara sporadis, matahari terbit terlihat diujung sayap. vii) Pada Mayor shimazaki memerintahkan pengerahan gelombang kedua diatas pangkalan militer di oahu. viii) Pada Serangan dimulai. Sebanyak 54 bom dari ketinggian mengenai stasiun Penerbal 78 pengebom tukik menembak kapal di pelabuhan, dan 36 pesawat tempur berputar diatas untuk menjaga kendali udara. ix) Pada Awak kapal penumpang Belanda Jagersfontein memulai dengan senjatanya. Be;anda merupakan sekutu pertama yang bergabung dalam pertempuran. Radio di seluruh pulai menyampaikan pesan penting, Menyingkir dari jalanan. Jangan menghalangi lalu lintas. Tinggallah dirumah. Ini adalah McCoy yang sebenarnya x) Pada Ledakan dahsyat menguncang Perusak Shaw membuat puing-puing beterbangan kemana-mana. Bom jatuh di dekat rumah gubernur xi) Pada Gelombang pertama tiba di kapal induk, 190 mil di utara Oahu xii) Pada Gubernur memanggil koran lokal mengumumkan situasi darurat bagi seluruh wilayah Hawaii xiii) Pada Kepala konsulat bencana besar mengadakan pertemuan di balai kota. Laporan dari rumah sakit lokal bertubi-tubi memasukkan daftar korban sipil. ford island 3) Pasca Kejadian. a) Pada pukul Panglima Fuchida berputar diatas Pearl Harbour memantau kerusakan dan kembali ke gugus tugas kapal induk. sementara itu seluruh sekolah diperintahkan untuk tutup.

6 6 b) Pukul Situasi darurat diumumkan melalui radio oleh gubernur c) Pukul Setelah perintah stasiun AD lokal menghilang dari udara. Jendral Short berkompromi dnegan gubernur mengenai hukum militer News oahu bombed d) Pukul Masuk laporan hoax (penyesatan) yang mengatakan pasukan musuh mendarat di Oahu e) Pukul Pesawat Amerika terbang memburu pasukan musuh. Hasilnya nihil. f) Pukul Polisi Honolulu menyerbu kedutaan Jepang dan mendapati staf Kedubesseddang membakar dokumen. Pemadaman lampu dilakukan pada malam hari atas perintah AD. g) Pukul Gubernur bertemu dengan Presiden Roosevelt menyangkut hukum militer. keduanya setuju militer mengambil alih pemerintahan sipil h) Pukul Panglima Fuchida mendarat di kapal induk Akagi. Dilanjutkan diskusi dengan laksamana Nagumo dan staf menyangkut kemungkinan untuk peluncuran gelombang ketiga i) Pukul Bendera sinyal diatas kapal induk Akagi memerintahkan gugus tugas Jepang untuk menarik diri. Direktorat wilayah pertahanan sipil memerintahkan pemadaman lampu setiap malam sampai pemberitahuan lebih lanjut. j) Pukul Tadao Fuchikami mengirim pesan dari Washington. Pesan kode diuraikan dan diberikan kepada Jenderal Short yang menyangkut ultimatum dari Jepang yang harus diberikan pada pukul waktu washington. Seberapa signifikan waktu yang ditetapkan kami tidak tahu, namun waspadalah pada waktu tersebut. k) Pukul Gubernur menandatangani proklamasi. Hukum militer mulai diberlakukan. Perang antara Jepang dan AS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1930, saat itu perpecahan di China antara komunis dan nasionalis membuat China menjadi dua negara yang terpisah. Jepang menandatangani perjanjian persekutuan dengan Nazi Jerman yang akan dikenal sebagai Poros Axis yang kemudian berhasil menguasai seluruh indochina.amerika mengkhawatirkan Jepang yang mendominasi asia, karena akan mengganggu basis sekutu di Asia tenggara dan

7 7 basis Amerika di Philipina. AS berupaya menghentikan laju dominasi Jepang dengan memberi bantuan keuangan dan persenjataan kepada Cina dan memutuskan hubungan dagang dengan Jepang. Jepang menganggap ini ancaman serius terhadap keamanan nasional. Jepang terus berupaya berunding dengan Amerika untuk membatalkan embargo, namun Amerika menolak kecuali jika Jepang mau angkat kaki dari Cina. Untuk memuluskan jalan menguasai wilayah asia, Jepang berencana menetralkan kekuatan Armada pasifik Amerika yang baru dipindah dari San Diego ke Pearl harbour. Jika armada ini dihancurkan, akan memuluskan usaha jepang dalam menguasai Asia, hal ini juga akan menurunkan moral Amerika dan bisa memaksa untuk melakukan perundingan lagi.jepang akhirnya membuat keputusan yang menentukan dengan melakukan serangan ke Pearl Harbor pada 7 Desember Analisa Kejadian Pertempuran di Pearl Harbour tersebut memberikan gambaran tentang kesiapan rencana Jepang yang akhirnya membuahkan kemenangan. Pertempuran yang termasuk dalam operasi Penghancuran Kekuatan Armada Lawan (PKAL) oleh Jepang tersebut melibatkan kesenjataan yang lengkap dan kondisi yang benar-benar siap digabung dengan kegiatan pengepungan/blokade, seluruh kegiatan Jepang dilaksanakan dengan pendadakan dan secara terus menerus. Dalam operasi tersebut Jepang juga memadukan dua macam pertempuran yaitu operasi pertempuran dari laut dan udara. Menurut Mahan penelitian secara cermat terhadap setiap peperangan harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan militer yang harus dicapai oleh satuan operasional. Langkah berikutnya adalah menentukan situasi politik dan militer pada umumnya sebagai akibat dicapainya tujuan militer tersebut. Jadi penentuan apa yang telah dicapai oleh tindakanmiliter yang kemudian diikuti olehpenentuan efek daripada hasil tindakanmiliter itu merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dari persoalan strategis yang mendasar. Hal ini yang mungkin kurang dipikirkan atau meleset dari perhitungan pemimpin jepang saat merencanakan melakukan serangan pearl harbor. Tidak diperkirakannya efek kebalikan yang mungkin terjadi dari aksi serangan dimana meski disadari bahwa serangan hanya menunda atau menghambat gerakan amerika namun diharapkan oleh jepang akan memberikan dampak shock pada amerika dan melunturkan niat amerika, namun pada kenyatannya justru rasa nasionalisme yang

8 8 meningkat diikuti dengan gelombang dukungan kepada pemerintah untuk melakukan reaksi balasan memberikan motivasi dan dorongan untuk mempercepat pulihnya kekuatan militer yang sempat hancur akibat serangan pearl harbor tersebut. Keadaan makin memburuk karena serangan ini menjadi katalisator keterlibatan amerika di kawasan pasifik dengan segala dukungannya dan dengan kekuatan yang besar menyebabkan satu persatu dominasi jepang menghilang dan berujung pada kehancuran jepang dan berakibat pada dikebirinya militer jepang oleh dunia sampai saat ini. Asas kesatuan komando ada dalam serangan Pearl Harbor dimana semua kendali dapat terpusat, apapun hasil keputusan itu. Hal ini terlihat dalam pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menarik mundur dan tidak melanjutkan penyerangan gelombang ketiga meskipun sangat diharapkan oleh pusat. Komando lapangan lebih memahami kondisi nyata dilapangan sehingga memutuskan untuk kembali dengan pertimbangan serangan ketiga akan beresiko dan justru akan menimbulkan kerugian.dalam serangan tersebut ditempatkan sejumlah kapal-kapal escort atas air dan kapal selam serta gerakan lurus secepatnya dengan kawalan untuk mencapai titik serangan dan kembali dengan melakukan gerakan acak untuk menghindari kemungkinan serangan balasan karena sempat terdapat perlawan pada gelombang serangan kedua yang berasal dari fighter yang lolos dari serangan. Keberhasilan dari serangan pearl harbor ini juga tidak lepas dari terpeliharanya keamanan aliran informasi intelijen.serangan ini merupakan salah satu contoh keberhasilan dalam operasi pendadakan. Pendadakan akan mengakibatkan kekacauan dan hilangnya rantai kendali sesaat yang dapat berakibat fatal. Pemilihan waktu menjadi pertimbangan dalam penentuan momentum pendadakan terbaik yang akan memberikan efek maksimum. Serangan Jepang ke Pearl Harbor memiliki berbagai konsekuensi yang bersifat strategis baik bagi Jepang maupun bagi Amerika. Kebutuhan akan sumber daya alam untuk pemenuhan kesejahteraan rakyat yang disadari oleh rakyat itu sendiri membuat keduanya melakukan ekspansi dengan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai sumber daya alam secara paksa. Serangan ini diarahkan pada tujuan politik jepang untuk mencegah campur tangan Amerika di kawasan Asia Tenggara. Kekawatiran jepang ini beralasan karena negara yangterdekat dengan kawasan asia tenggara yang memiliki kekuatan militer besar adalah amerika meski terpisah oleh samudera pasifik. Kondisi ini diperkuat dengan hadirnya pangkalan aju amerika di hawai yang berada di tengah samudera pasifik yang secara terang-terangan menunjukkan telah adanya niat amerika untuk ikut serta melakukan ekspansi kearah asia tenggara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Dorongan ini tentu merupakan bagian dari upaya

9 9 pemerintah yang mendapat dukungan dari rakyat masing-masing dimana pemerintah itu sendiri merupakan salah satu unsur dari kekuatan laut menurut AT Mahan. Serangan Pearl Harbor ini ditujukan untuk membungkam kekuatan laut Amerika, dalam pelaksanaannya bahwa dengan 2 gelombang serangan dianggap telah berhasil mencapai tujuan tersebut sehingga gelombang ke tiga tidak dilaksanakan. Apabila gelombang serangan ketiga dilaksanakan dapat dimungkinkan kegagalan diakibatkan kondisi cuaca yang semakin gelap, kelelahan pasukan dan kesiapan lawan yang meningkat. Serangan Pearl Harbor ini mengambil inisiatif serangan dan membawa titik berat peperang di wilayah lawan. Dengan tindakan ofensif ini maka kerugian dan kerusakan akan lebih besar terjadi pada pihak lawan karena medan tempur adalah wilayah lawan. Dalam serangan ini Jepang telah melakukan kampanye kekuatannya dan melaksanakan serangan ke pangkalan militer Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbor Hawai yang merupakan wilayah Amerika dan melakukan serangkaian penghancuran fasilitas-fasilitas di wilayah tersebut. Serangan ke Pearl Harbor ketika menuju sasaran, seluruh kekuatan diposisikan secara terpusat pada jarak yang saling memberikan perlindungan. Apabila kekuatan dipecah maka akan mungkin terjadi kontak pada bagian-bagian terpisah dengan kapalkapal Amerika yang sedang patroli dimana kekuatan yang dimiliki tentu jauh menurun dibandingkan bila dalam satu gugus tugas besar. Sehingga menurunkan probabilitas keberhasilan dalam memenangkan suatu pertempuran. Pemecahan kekuatan lebih efektif dilakukan dalam rangka mengamankan kekuatan yang lebih kecil dari sergapan kekuatan besar pada saat akan melaksanakan gerakan menuju suatu daerah tertentu. Serangan ke Pearl Harbor ini dilakukan dengan kombinasi penggunaan kapal induk dan pesawat. Satuan udara yang berpangkalan di kapal induk memiliki satu keuntungan yang menonjol sehubungan dengan pangkalannya yang bersifat mobil. Mobilitas tinggi dipegang pesawat namun terbatas dalam endurance atau daya tahan yang ditutupi dengan penggunaan kapal induk yang dibawa bergerak mendekati sasaran hingga dalam jarak jangkau pesawat sebagai ujung tombak pelaksanaan serangan. Dengan adanya mobilitas maka akan lebih efektif penggunaan asas konsentrasi, ofensif, pendadakan, keamanan dan ekonomis kekuatan. 6. Penutup. a. Kesimpulan.

10 10 1) Serangan terhadap Pearl Habor dilakukan pada 7 Desember 1941, Jepang cukup sukses dalam menghancurkan kapal-kapal induk AS, namun Jepang tidak menyerang dan menghabiskan kapal-kapal selam Amerika karena mengganggap tidak penting.sayangnya ternyata kapal-kapal selam Amerika ini yang memutus import ekspor ke Jepang dengan menembaki kapal-kapal yang menuju ke Jepang. 2) Jepang sebenarnya ingin melakukan serangan gelombang ke-3, namun Jepang mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya bahwa kemampuan Anti Airgun AS meningkat jauh sewaktu gelombang kedua yangmemungkinkan Amerika bisa menyerang kapal induk Jepang karena pesawat pesawat Amerika yang di darat masih ada.

1 diakses 28 Mei 2014 pkl 5.59

1  diakses 28 Mei 2014 pkl 5.59 1 2. Latar Belakang. a. Umum. Perang antara Jepang dan AS sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1930, saat itu perpecahan di China antara komunis dan nasionalis membuat China menjadi dua negara yang terpisah.

Lebih terperinci

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II 101 BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II A. Awal Kedatangan Jepang Awal mula ekspansi Jepang ke wilayah Papua didasari oleh kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II BAB II KETERLIBAT JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Perang Dunia II merupakan perang besar yang melibatkan banyak negara dunia yang terbagi atas dua blok poros dan blok sekutu. Blok poros terdiri atas Jerman,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT BAB I KETENTUAN UMUM. Bagian I Ruang Lingkup Penerapan Hukum

SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT BAB I KETENTUAN UMUM. Bagian I Ruang Lingkup Penerapan Hukum Catatan : Naskah ini adalah terjemahan yang dikerjakan oleh Tim TNI AL dan ICRC (Perbanyakan dan penggandaan hanya dapat dilakukan atas ijin team penterjemah) SAN REMO MANUAL TENTANG HUKUM PERANG DI LAUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di a

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Wilayah Udara adalah wilayah kedaulatan udara di a No.12, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. RI. Wilayah Udara. Pengamanan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6181) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan BAB V KESIMPULAN Secara keseluruhan, upaya kelima negara China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Korea Utara dalam meningkatkan kekuatan pertahanannya dilakukan untuk memberikan daya gentar terhadap

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] BAB XXII KETENTUAN PIDANA Pasal 401 Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing yang memasuki

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

Design Kapal Induk untuk INDONESIA

Design Kapal Induk untuk INDONESIA Design Kapal Induk untuk INDONESIA Posted by masakiueda Ter inspirasi dengan di anggap remehnya negara kita oleh malaysia, maka dengan menguras pikiran saya mencoba untuk men-desain kapal induk untuk republik

Lebih terperinci

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada

Lebih terperinci

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA BAB II PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Jepang sebagaimana yang disebutkan pada bab pendahuluan, melakukan pendudukan di Indonesia bersamaan dengan keterlibatannya dalam Perang Dunia II. Karena keterlibatannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat tiga hal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI

PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI PERANG ASIA PASIFIK (PENYERANGAN JEPANG KE PANGKALAN PERANG AMERIKA SERIKAT DI PEARL HARBOR PADA TAHUN 1941) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang BAB V KESIMPULAN Fenomena hubungan internasional pada abad ke-20 telah diwarnai dengan beberapa konflik. Terutama di Kawasan Asia Pasifik atau lebih tepatnya kawasan Laut China Selatan. Laut China Selatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan

BAB V PENUTUP. di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan BAB V PENUTUP Pemerintah Kolonial Hindia Belanda banyak membangun fasilitas pertahanan di Cilacap untuk mempertahankan pengaruhnya di kota tersebut. Pembangunan fasilitas pertahanan di Cilacap dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI L1 LAMPIRAN Hasil wawancara Person Purnawirawan TNI Tanggal wawancara 31 Oktober 2012 Jam wawancara 12.00-13.00 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana struktur organisasinya?

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/1 TENTANG PENDIRIAN TENTARA NASIONAL TIMOR LOROSAE

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/1 TENTANG PENDIRIAN TENTARA NASIONAL TIMOR LOROSAE UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration Unies in East Timor UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Nations au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/1 Januari 31 2001 REGULASI NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA PENGAWASAN ATAS PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya peran logistik perbekalan. Salah satu gambaran tentang peran perbekalan dapat dilihat dalam perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN

Lebih terperinci

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian

Lebih terperinci

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II 8 BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II mempunyai sejarah yang panjang dan berkaitan antara satu peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Ada yang berpendapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara Paragraf 1 Penyebaran Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme Pasal 212 (1) Setiap

Lebih terperinci

RENCANA RESCUE DAN EVAKUASI MEDIS. Referensi : - IAMSAR Manual, Vol 2

RENCANA RESCUE DAN EVAKUASI MEDIS. Referensi : - IAMSAR Manual, Vol 2 RENCANA RESCUE DAN EVAKUASI MEDIS Referensi : - IAMSAR Manual, Vol 2 RENCANA RESCUE DAN EVAKUASI MEDIS Rescue dan Pertimbangannya MEDEVAC dan Pertimbangannya Latihan RESCUE - Tujuan utama dari SAR adalah

Lebih terperinci

Lomba Senjata China Versus Amerika Serikat

Lomba Senjata China Versus Amerika Serikat Lomba Senjata China Versus Amerika Serikat Hanya dalam masa satu generasi saja, kini Negeri Tirai Bambu telah bertransformasi dari negeri agraris terbesar menjadi negeri yang memiliki kekuatan industri

Lebih terperinci

ANDY WASIS - MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN INPRES NOP TAHUN ( ) A ACEH DI LAUT MERAH

ANDY WASIS - MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN INPRES NOP TAHUN ( ) A ACEH DI LAUT MERAH ANDY WASIS - MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN INPRES NOP TAHUN 198-1 (19870888) A ACEH DI LAUT MERAH BIBLIOTHEEK KITLV L? 0290 0916 U O Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek/Bagian Proyek Penyediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR Tentang SAR ( SEARCH AND RESCUE ) PENANGANAN KECELAKAAN DIWILAYAH PERAIRAN Lembar,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAMANAN WILAYAH UDARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAMANAN WILAYAH UDARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAMANAN WILAYAH UDARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA API DINAS DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] BAB III TINDAK PIDANA TERORISME Pasal 6 Setiap orang yang dengan sengaja

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1976 TENTANG PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN BEBERAPA PASAL DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA BERTALIAN DENGAN PERLUASAN BERLAKUNYA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2017 HANKAM. Pencarian dan Operasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6061) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22

Lebih terperinci

Segitiga Bermuda Misteri di Samudera : Atlantik

Segitiga Bermuda Misteri di Samudera : Atlantik Segitiga Bermuda Misteri di Samudera : Atlantik Ini merupakan satu misteri besar dalam sejarah. Sebuah wilayah di kawasan Samudera Atlantik yang menelan banyak korban. Dilaporkan ratusan kapal laut dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa karya sastra, maupun entertainment/pertunjukan berupa film. Film adalah satu rangkaian gambaran

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGKAPAN KAPAL OLEH KAPAL POLISI BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGKAPAN KAPAL OLEH KAPAL POLISI BAB I PENDAHULUAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGKAPAN KAPAL OLEH KAPAL POLISI 1. Umum BAB I PENDAHULUAN a. Sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA DI KAWASAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT

KEBISINGAN DI BAWAH LAUT KEBISINGAN DI BAWAH LAUT Kebisingan merupakan bunyi atau suara yang tidak menyenangkan untuk di dengar. Bunyi ini memiliki volume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan bisa mengakibatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1996 WILAYAH. KEPULAUAN. PERAIRAN. Wawasan Nusantara (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci