VI. PEMODELAN SISTEM B. SISTEM MANAJEMEN BASIS PENGETAHUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. PEMODELAN SISTEM B. SISTEM MANAJEMEN BASIS PENGETAHUAN"

Transkripsi

1 VI. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI MODEL Model aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org dibangun dalam bentuk website. Aplikasi ini dibangun dengan tujuan utama untuk membantu para calon pengusaha dan LKS melakukan evaluasi kelayakan investasi agroindustri udang vaname, sehingga didapatkan suatu skema pembiayaan syariah yang layak untuk dijalankan. Aplikasi ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu sub sistem manajemen basis pengetahuan, sub sistem manajemen basis model, sub sistem manajemen basis data, dan sub sistem manajemen dialog. Keempat komponen tersebut dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman Hyper Text Markup Language (HTML), PHP:Hypertext Programing (PHP), dan bahasa pengolahan database mysql. Konfigurasi lengkap dari model Vanamest.Org ini dapat dilihat pada gambar 4. B. SISTEM MANAJEMEN BASIS PENGETAHUAN Sistem Manajemen basis pengetahuan ini merupakan akuisisi pengetahuan dari pendapat beberapa pakar yang diimplementasikan dalam sebuah model atau aplikasi, dimana model atau aplikasi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan atau permasalahan yang dihadapi. Dalam pengembangan aplikasi SPK kelayakan investasi udang vaname dengan pola syariah ini, basis pengetahuan terdiri dari pembobotan dari setiap kriteria atau parameter dari penentuan lokasi agroindustri prioritas, penentuan bahan baku dan produk potensial, dan penentuan tingkat resiko pembiayaan baik resiko pembiayaan yang diakuisisi dan diolah dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Bentuk dari basis pengetahuan ini adalah Rule base untuk penentuan Tingkat Keuntungan Pembiayaan (TKP), Tingkat Resiko Pembiayaan (TRP), dan penentuan kelayakan pembiayaan. Rule base ini diimplementasikan dalam bentuk if.. then.. else.. dalam pengembangan aplikasi, sehingga model penentuan TKP, TRP, dan kelayakan pembiayaan pun dapat dilakukan dengan benar. 36

2 Pengguna Sistem Manjemen Dialog Sistem Pengolahan Pusat Budidaya Semi Intensif Agroindustri Udang Beku Sub Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Asumsi Biaya Usaha Data Modal Tetap Data Biaya Operasional dan Data Proporsi Bagi Modal Data Resiko Usaha Data Resiko Industri Data SWBI Sub Sistem Manajemen Basis Model (MBMS) Sub Model Analisis Finansial Sub Model Analisis Tingkat Resiko Sub Model Analisis Target Keuntungan Sub Model Analisis Nisbah Bagi Hasil Sub Model Hasil Keuntungan Usaha Sub Model Analisis Tingkat Keuntungan Pembiayaan Model Analisis Kelayakan Pembiayaan Sub Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Rule base Skenario Tingkat Keuntungan Pembiayaan, TRP, dan Kelayakan Pembiayaan Gambar 4. Konfigurasi Sistem Penunjang Keputusan Vanamest.Org 37

3 C. SUB SISTEM MANJEMEN BASIS MODEL Sub sistem manajemen basis model dalam sistem penunjang keputusan Vanamest.Org terdiri dari tujuh sub model, yaitu sub model analisis finansial, sub model analisis penentuan tingkat resiko pembiayaan (TRP), sub model analisis target keuntungan LKS, sub model analisis nisbah bagi hasil optimal, sub model analisis Hasil Keuntungan Usaha, sub model analisis penentuan tingkat keuntungan pembiayaan (TKP), dan sub model analisis kelayakan pembiayaan syariah. 1. Sub Model Analisis Finansial Sub model analisis finansial ini merupakan perhitungan dari seluruh struktur biaya yang terlibat dalam investasi udang vaname, dimana jumlah dan besar biaya ditentukan berdasarkan masukan input dari user. Output dari model ini adalah laba operasional dan Titik Impas (BEP). Laba Operasional yang dihasilkan akan digunakan dalam penentuan jumlah keuntungan pembiayaan bagi LKS dan Pengusaha, yang selanjutnya digunakan untuk penentuan TKP dan kelayakan pembiayaan syariah. 2. Sub Model Analisis Tingkat Resiko Pembiayaan (TRP) Sub model analisis ini bertujuan untuk menentukan tingkat resiko pembiayaan usaha. Penentuan tingkat resiko pembiayaan ditentukan berdasarkan rata-rata terbobot skor setiap parameter dari resiko usaha dan resiko industri. Pemberian bobot dari setiap parameter dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Sub model ini digunakan untuk menentukan tingkat resiko pembiayaan yang dilakukan. Model ini diawali dengan interface masukan (input) data masing-masing resiko dari resiko usaha dan resiko industri yang kemudian dicari rata-rata skor terbobotnya. Faktor pembobot dari masing-masing resiko diambil dari basis pengetahuan. Hasil dari perhitungan tersebut dikategorikan ke dalam range tingkat resiko pembiayaan yang ada, apakah termasuk ke dalam tingkat resiko tinggi, sedang, atau rendah. Output dari model ini akan digunakan bersama dengan output dari model TKP untuk diolah di model Analisis Penentuan Kelayakan Pembiayaan Syariah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui diagram alir di bawah ini. 38

4 Mulai Skor hasil evaluasi resiko dari setiap faktor resiko usaha dan parameter resiko industri Skor Terbobot dari setiap faktor Jumlah Skor Resiko Pembiayaan Nilai terbobot Resiko Pembiayaan Lakukan Ulang Evaluasi Resiko Penentuan Tingkat ResikoPembiayaan : Tinggi = 3.66<NRP<=5.00 Sedang = 2.33<NRP<=3.66 Rendah = 1.00<NRP<=2.33 Tingkat Resiko Pembiayaan Tidak TRP Tinggi? Selesai Ya Lakukan Upaya Penurunan TRP Gambar 5 Diagram alir Penentuan Tingkat Resiko Pembiayaan 39

5 3. Sub Model Analisis Target Keuntungan LKS Sub model ini digunakan untuk menentukan jumlah target keuntungan bagi LKS. Model ini dibangun dalam bentuk default untuk data SWBI rata-rata per tahun dan data dinamis untuk input Harapan Keuntungan Usaha (sesuai hasil perhitungan analisis finansial), namun jika user ingin melakukan perubahan SWBI untuk simulasi hal itu pun bisa dilakukan dengan mudah. Output dari model ini adalah nilai target keuntungan minimal LKS dari investasi yang dihitung, yang selanjutnya akan digunakan dalam penentuan tingkat keuntungan pembiayaan bagi LKS dan Pengusaha pada model analisis Tingkat Keuntungan Pembiayaan (TKP). Indrawanto (2007) mengatakan bahwa dengan posisinya sebagai lembaga yang harus menangung resiko atas usaha yang dikeluarkanya, LKS harus mempertimbangkan tingkat resiko yang ada dalam menentukan target keuntungannya. Semakin tinggi resiko yang ada, semakin tinggi target keuntungan yang diinginkan oleh LKS. Dua unsur yang menjadi pertimbangan dalam penetapan target keuntungan ini ini adalah tingkat keuntungan bebas resiko dan premi atas resiko yang harus ditanggung. Mulai Rata-rata nilai SWBI per tahun Harapan Keuntungan usaha per tahun (HKU) Penetapan Nilai Tingkat resiko rendah : nilai =0.3 Tingkat resiko sedang : nilai =0.6 Tingkat resiko tinggi : nilai =1.00 Penetapan Target Keuntungan LKS : TKS = SWBI + (HKU SWBI) Target Keuntungan LKS Selasai Gambar 6. Diagram Alir Penetapan Target Keuntungan LKS 40

6 Dalam perbankan konvensional, premi atas resiko dihitung berdasarkan sikap LKS atas resiko yang ada dikalikan selisih antara tingkat keuntungan terbaik dari semua kombinasi kesempatan yang ada dengan tingkat keuntungan bebas resiko (Indrawanto, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka target keuntungan LKS (TKS) adalah tingkat keuntungan investasi syariah yang bebas resiko, yaitu tingkat keuntungan dari menyimpan di Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) ditambah dengan perkalian antara sikap LKS atau LKS terhadap resiko ( ) dengan selisih antara tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh usaha yang dibiayai dan SWBI. Berdasarkan Pendapat Pakar, nilai pada tingkat resiko yang bernilai rendah bernilai antara (0 s.d 0.3), tingkat resiko pembiayaan sedang bernilai antara (>0.3 s.d 0.6), dan tingkat resiko pembiayaan yang bernilai tinggi berada di antara nilai (>0.6 s.d 1.00). Secara lebih jelas lagi, skema penentuan target keuntungan LKS dapat dilihat melalui diagram alir di gambar 6 (Indrawanto, 2007). 4. Sub Model Analisis Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan Syariah Sub model ini digunakan untuk mencari proporsi nisbah bagi hasil yang paling optimal yang dapat dilakukan berdasarkan jumlah proporsi modal investasi usaha dari LKS. Dalam pembiayaan syariah mudharabah dan musyarakah dikenal suatu istilah bagi hasil dan bagi rugi. Secara sederhana bagi hasil merupakan proporsi kesepakatan yang dibuat antara pihak yang membiayai yaitu LKS dan pihak yang dibiayai yaitu pengusaha, yang nantinya digunakan dalam penentuan bagi hasil dari sejumlah keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalankan. Bagi rugi merupakan suatu metode pembagian kerugian atas kegagalan usaha yang dialami. Belum ada aturan baku yang mengatur nisbah bagi rugi, namun berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, biasanya lembaga pembiayaan syariah menggunakan nibah proporsi modal yang dilakukan, sebagai dasar untuk melakukan bagi rugi. Dalam implementasinya di lapangan, seringkali ditemukan bahwa dalam penetapan nisbah bagi hasil yang disepakati, dilakukan berdasarkan perkiraan semata dengan melihat proporsi bagian modalnya masing-masing. Padahal dalam kenyataannya belum tentu dengan menggunakan nisbah proporsi modal yang ada, kedua belah pihak akan sama-sama mendapatkan untung. 41

7 Menurut Indrawanto (2007), beberapa faktor yang mesti dipertimbangkan adalah nilai target keuntungan minimal LKS, rata-rata nilai laba bersih usaha per periode usaha, serta beban pengembalian usaha yang mesti ditanggung pengusaha per bulannya. Berikut ini merupakan diagram alir penentuan nisbah bagi hasil yang dapat dilakukan untuk menentukan nisbah bagi hasil paling optimal dimana kedua belah pihak yang bekerja sama memiliki peluang yang sama-sama menguntungkan, baik untuk LKS maupun pengusaha. Mulai Skema Pembiayaan Usaha oleh LK Syariah Total Investasi Usaha pada periode ke-k (TIk) Jumlah Pembiayaan Usaha oleh LKS pada periode ke-k Nilai taget keuntungan minimal LKS pada periode Target Keuntungan minimal LKS (T) LBk= Laba Bersih usaha pada periode ke-k Nisbah Maximal LKS pada periode ke-k NXk=Pk/TIk Nisbah Minimal LKS pada periode ke-k NMk=Yk/LBk Rata-Rata Nisbah Maximal LKS n NXk RNX n k 1 Rata-Rata Nisbah Minimal LKS n NMk RNM n k 1 A 42

8 A Batas atas Interval RNX ; Batas Bawah Interval RNM; Tingkat Ketelitian β ; Fungsi Objektif : f(x)=(rnx-x)(x-rnm) ; Jumlah Iterasi makximum n=l/β ; L=RNX-RNM ; k=k+1 Hitung f(x 1 ) dan f(x 2 ) ; dimana : RNX RNM X1 RNM 2 1, X 2 2 RNX 1 X 1 1 RNM 1 RNX k X 2 k 1 Tidak f(x 1 )< f(x 2 )? Ya L x+1 =RNX-RNM RNM k X 1 k 1 Tidak L x+1 <β? Ya Nisbah Bagi Hasil LK Syariah Nisbah Bagi Hasil Pengusaha = RNM = 1-RNM Selesai Gambar 7 Diagram Alir Penetapan Nisbah Bagi Hasil Optimal Pembiayaan Syariah 43

9 5. Sub Model Analisis Hasil Keuntungan Usaha Sub model ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan bagi pengusaha dan LKS dari pembiayaan. Model ini diawali dengan perkalian antara jumlah laba operasional yang didapat dari model analisis finansial dengan nisbah bagi hasil optimal yang terpilih. Hasil usaha yang diterima LKS dikatakan layak jika paling tidak, sama dengan target keuntungan LKS. dikatakan layak untuk pengusaha jika paling tidak, sama dengan beban pengembalian pembiayaan yang harus dikeluarkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir berikut ini : Mulai Laba Operasional Rata- Rata/Bulan (LB) Proporsi Modal LKS (MK) Proporsi Modal Pengusaha (MP) Nisbah LKS (X 1 ) Nisbah Pengusaha (1-X 1 ) k= 0 k= k+1 Bangkitkan Nilai Acak antara 0 dan 1 Keuntungan LKS (KLKS) Keuntungan Pengusaha (KP) Penentuan Distribusi Kumulatif Peluang Keuntungan LKS (KLKS) dan Keuntungan Pengusaha (KP) Distribusi Kumulatif Keuntungan LKS dan Pengusaha Cari Nilai Padanan Z U 1 / 2 z e dx Analisis Laba Bersih (LB(k)) = LB Proporsi Keuntungan Pengusaha (Pk(k)) = LB(k) x MP ; Proporsi Keuntungan Pembiayaan (Pb(k)) = LB(k) x MK Keuntungan LKS (KLKS(k))=X 1 *Pb(k) Keuntungan Pengusaha (KP(k)) = ((1-X 1 )*Pb(k)) + Pk(k) x 2 / 2 Ya Peluang (KLKS>Target LKS)>50%? Peluang (KP>Beban Pengembalian)>50%? Tidak Keuntungan Usaha untuk LKS tidak layak Keuntungan Usaha untuk Pengusaha tidak layak Tidak k=1000? A Ya STOP 44

10 A Evaluasi Keuntungan untuk LKS : Cukup = KLKS > Target Keuntungan LKS : 50% s.d 60% Baik = KLKS > Target Keuntungan LKS : 60% s.d 70% Sangat Baik = KLKS > Target Keuntungan LKS : >=70% Evaluasi Keuntungan untuk Pengusaha : Cukup = KP > Beban pengembalian : 50% s.d 60% Baik = KP > Beban pengembalian : 60% s.d 70% Sangat Baik = KP > Beban pengembalian : >=70% Tingkat Keuntungan LKS dan Pengusaha Selesai Gambar 8. Diagram Alir Penentuan Tingkat Keuntungan Pembiayaan bagi LKS dan Pengusaha 6. Sub Model Analisis Penentuan Tingkat Keuntungan Pembiayaan Sub model ini digunakan untuk menentukan tingkat keuntungan suatu pembiayaan dengan mengikuti aturan dasar (rule base) tertentu. Output dari model ini digunakan sebagai salah satu input dalam penentuan kelayakan pembiayaan syariah dalam model analisis penentuan kelayakan pembiayaan syariah. Kriteria tingkat keuntungan pembiayaan ini ditentukan berdasarkan basis aturan yang mempertimbangkan tingkat hasil usaha untuk LKS dan untuk Pengusaha (Indrawanto, 2007). Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 5. Rule base Penentuan Tingkat Keuntungan Pembiayaan Keuntungan Keuntungan Untuk Pengusaha untuk LKS Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sedang Tinggi Tinggi Baik Rendah Sedang Tinggi Cukup Rendah Rendah Rendah 45

11 7. Sub Model Evaluasi Kelayakan Pembiayaan Syariah Sub model ini merupakan sub model terakhir dalam aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org. Model ini digunakan untuk menghimpun data dari model TKP dan TRP yang kemudian diolah dengan menggunakan rule base dalam bentuk if.. then.., yang kemudian akan menghasilkan output berupa keterangan layak atau tidak suatu pembiayaan investasi udang vaname yang dilakukan. Rule base yang digunakan untuk menentukan kelayakan pembiayaan syariah secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Rule base Penentuan Kelayakan Pembiayaan Syariah Tingkat Resiko Pembiayaan (TRP) Tingkat Keuntungan Pembiayan (TKP) Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak Sedang Tidak Layak Layak-3 Layak-2 Rendah Layak-3 Layak-2 Layak-1 Keputusan Layak-1 dimana TKP berada pada tingkat tinggi dan TRP berada tingkat rendah merupakan kondisi layakyang sangat baik. Sedangkan keputusan Layak-2 atau Layak-3 merupakan kondisi kelayakan yang memerlukan perhatian terhadap beberapa tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan TKP dan menurunkan TRP. D. SUB SISTEM MANJEMEN BASIS DATA Sub sistem manajemen basis data dalam aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org ini terdiri dari beberapa basis data yang diperlukan untuk mendukung berjalannya model-model yang terdapat dalam sistem manajemen basis model. Pengelolaan data dalam sistem ini meliputi memasukan data baru, mengedit data, menyimpan data, dan menghapus data. Dalam aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org ini, terdiri dari lima basis data, yaitu data struktur biaya investasi agroindustri, data proporsi modal investasi, data resiko usaha, data resiko industri, dan data SWBI. 46

12 1. Basis Data Struktur Biaya Investasi Basis data struktur biaya investasi ini berisi data-data harga maupun biaya dari setiap faktor produksi dari investasi udang vaname. Basis data ini terbagi menjadi basis data asumsi biaya, basis data modal tetap, basis data biaya operasional dan modal kerja. Data-data dalam basis data ini digunakan untuk mencari laba operasional dan BEP pada sub model analisis finansial. 2. Basis Data Proporsi Modal Investasi Basis data ini terdiri dari data-data pilihan proporsi modal investasi yang ditawarkan kepada user berdasarkan data input struktur biaya yang telah dimasukan user dalam simulasi usaha yang dilakukannya. 3. Basis Data Resiko Usaha Basis data resiko usaha meliputi data-data berupa jenis-jenis resiko usaha beserta skor masing-masing dari tiap parameter yang diukur melalui model tingkat resiko pembiayaan. Data-data resiko usaha ini akan digunakan untuk menentukan besarnya tingkat resiko pembiayaan yang dilakukan, yang selanjutnya akan mempengaruhi layak tidaknya suatu pembiayaan. 4. Basis Data Resiko Industri Basis data resiko industri meliputi data-data berupa jenis-jenis resiko industri beserta skor masing-maisng dari tiap parameter yang diukur melalui model tingkat resiko pembiayaan. Data-data resiko industri ini akan digunakan untuk menentukan besarnya tingkat resiko pembiayaan yang dilakukan, yang selanjutnya akan menentukan tinggi rendahnya resiko pembiayaan yang mempengaruhi layak tidaknya suatu pembiayaan dilakukan. 5. Basis Data SWBI Basis data ini terdiri dari data-data nilai rata-rata SWBI tahunan yang diambil dari situs website Bank Indonesia. Data SWBI ini digunakan dalam model penetapan target keuntungan LKS. Data ini bersifat default dan bisa diubah sementara untuk simulasi oleh user. 47

13 E. SUB SISTEM MANAJEMEN DIALOG Sub sistem manajemen dialog merupakan sistem yang mengatur interaksi antara aplikasi sistem penunjang keputusan dan pengguna (user). Pengguna memberikan masukan data input atau perintah yang kemudian akan diolah oleh aplikasi SPK untuk menghasilkan output berupa kelayakan pembiayaan usaha yang disimulasikan. Dengan demikian, dialog antara pengguna dan program aplikasi SPK terdiri dari dua jenis komunikasi, yaitu : (1) komunikasi langsung antara pengguna dan program SPK, berupa data masukan dan perintah, (2) komunikasi model, yaitu aplikasi SPK memberikan informasi feedback sebagai hasil dari pengolahan data yang dimasukan oleh pengguna atau user. Dalam penggunaannya, aplikasi ini ditujukan untuk empat kategoi pengguna secara umum. Keempat pengguna tersebut adalah pengusaha udang vaname yang berminat terhadap pembiayaan syariah, baik pengusaha tambak atau pengusaha agroindustri udang beku, lembaga keuangan syariah atau LKS yang memposisikan diri sebagai penyedia pembiayaan dengan pola syariah, pakar di bidangnya, baik pakar usaha tambak maupun pakar agroindustri udang beku. Sisanya adalah admin dan developer program aplikasi. Pengguna selain admin dan developer dapat mengakses semua model yang ada dalam aplikasi, namun tidak bisa mengakses basis data statis yang ada dalam sistem manajemen basis data. Aplikasi ini dilengkapi dengan sistem login dan password untuk menjaga keamanan basis data, sehingga tidak sembarangan orang bisa mengubah-ubah sistem manajemen basis data yang ada dalam aplikasi. F. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BERBASIS WEB Salah satu perkembangan terkini di bidang teknologi komputer yang memberikan lahan subur bagi aplikasi SPK adalah teknologi website. Web dapat digunakan untuk mengumpulkan data internal (intranet) dan eksternal untuk database SPK. Web dapat digunakan untuk komunikasi dan kolaborasi antara pembangun SPK, pengguna, dan manajemen. Selain itu, pengembangan perangkat lunak yang baru seperti Java, PHP, dan CSS, telah memberikan objek on-screen yang powerful dan tampilan antar muka yang familiar, sehingga penggunaan SPK menjadi lebih nyaman dan user friendly. 48

14 Vanamest.Org merupakan aplikasi sistem penunjang keputusan berbasis website. Alasan yang paling utama dari pembangunan aplikasi sistem penunjang keputusan berbasis website ini adalah dalam rangka memprioritaskan kemudahan akses user dalam melakukan simulasi evaluasi kelayakan pada Vanamest.Org, sehingga user tidak perlu direpotkan dengan proses instalasi software, serta memungkinkan user dapat melakukan simulasi dari mana pun dan kapan pun tanpa harus terekendala jarak dan waktu. Proses tahapan rancang bangun sistem penunjang keputusan dengan pendekatan sistem akan lebih tercapai dengan mengggunakan aplikasi berbasis web. Hal ini dikarenakan jangkauannya yang luas dan mudah diakses, maka proses verifikasi dan validasi model pun akan semakin mudah dan cepat, sehingga implementasi dari tujuan pembangunan model sistem penunjang keputusan pun dapat dilaksanakan dengan waktu yang relatif singkat. Model sistem penunjang keputusan Vanamest.Org dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak bahasa pemograman Hyper Text Markup Language (HTML), PHP:Hypertext Programing (PHP), dan bahsa pengolahan database mysql. Bahasa pemograman yang digunakan bersifat open source dan mudah dipelajari, sehingga akan memudahkan dalam proses pengembangan aplikasi. Berikut adalah tampilan halaman awal dari Vanamest.Org. Gambar 9. Tampilan Awal, Vanamest.Org 49

15 Pada tampilan halaman awal ini, user disajikan berbagai informasi diantaranya, seputar bisnis udang vaname beserta prospek dan pengembangannya, bisnis skala usaha kecil dan menengah, serta sekilas mengenai informasi pembiayaan syariah dan produknya. Dalam halaman awal ini tersedia beberapa navigasi utama berupa menumenu yang terdapat di bagian pojok kanan atas halaman web. Menu-menu tersebut terdiri dari menu home, yaitu navigasi menuju halaman awal ini sendiri, menu spk, yaitu navigasi menuju aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org, menu info, yaitu navigasi menuju halaman yang menyediakan informasi-informasi seputar bisnis udang vaname secara lebih mendetil lagi, menu forum, yaitu menu navigasi menuju halaman forum diskusi maya, serta yang terakhir menu kontak, yaitu menu navigasi menuju halaman kontak yang bisa dihubungi, khususnya dalam hal ini adalah kontak admin dan developer. Halaman awal dari aplikasi sistem penunjang keputusan Vanamest.Org. dapat dilihat di gambar 10. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang hanya bisa digunakan oleh user yang telah terdaftar, sehingga dalam halaman ini user langsung diperintahkan untuk login atau daftar bila belum mendaftarkan diri sebelumnya. Gambar 10. Halaman Login, Vanamest.Org 50

16 Konsep awal dari rancang bangun aplikasi Vanamest.Org ini adalah berupaya untuk menjadikan aplikasi ini sebagai tempat mempertemukan sektor LKS dan sektor pengusaha di bisnis udang vaname, yang selanjutnya diharapkan bisa terjadi proses interaksi diantara keduanya sehingga peluang pembiayaan di bisnis ini pun menjadi semakin terbuka lebar. Masing-masing user yang telah terdaftar di Vanamest.Org akan memiliki kesempatan masuk ke dalam sistem dengan berbagai pilihan akses user beserta pelayanannya masing-masing. Akses user yang yang tersedia di aplikasi ini terbagi menjadi enam jenis akses user, yaitu user petambak, user pengusaha udang beku, user LKS syariah, user lembaga keuangan syariah, user pakar tambak, dan user pakar industri udang beku. Berikut adalah akses yang dapat dilakukan oleh user "pengusaha tambak" dan "pengusaha udang beku" : 1) Melakukan simulasi usaha tambak dan industri udang beku skala Usaha Kecil dan Menengah, berikut mengetahui tingkat kelayakannya dalam prespektif pembiayaan Syariah. (di menu spk). 2) Melihat riwayat perhitungan simulasi user lain yang pernah mengunjungi Vanamest.Org dan membandingkannya dengan hasil perhitungan sendiri. (di menu informasi setelah login sebagai pengusaha tambak/industri udang beku). 3) Melihat jumlah review terhadap hasil simulasi sendiri yang telah dilakukan, termasuk berapa banyak user LKS dan user lembaga keuangan syariah yang me-review hasil simulasi sendiri dan melihat komentar dari mereka masingmasing. (di menu informasi setelah login sebagai pengusaha). 4) Mengetahui informasi siapa saja user yang tertarik pada simulasi usaha pembiayaan syariah hasil perhitungan sendiri, termasuk nama, alamat , dan profesi, sehingga dapat membuka peluang kerjasama pembiayaan syariah. (di menu informasi setelah login sebagai pengusaha). Berikut adalah akses yang dapat dilakukan oleh user "Investor Syariah" dan "Lembaga Keuangan Syariah (LKS)" : 1) Melakukan review hasil kelayakan pembiayaan syariah dari hasil simulasi beberapa user pengusaha tambak dan pengusaha udang beku yang telah melakukan simulasi usaha dengan pembiayaan syariah di Vanamest.Org. (di menu informasi setelah login sebagai investor syariah/lks). 51

17 2) Mendapatkan informasi setiap user pengusaha yang telah melakukan simulasi, termasuk nama, alamat , dan profesi masing-masing user. (di menu informasi setelah login sebagai investor syariah/lks). 3) Mengetahui siapa saja user pengusaha yang melakukan respon dari setiap komentar yang diberikan user LKS dan LKS terhadap hasil simulasipembiayaan yang telah di-review sebelumnya, sehingga komunikasi menjadi lebih interaktif dan peluang kerja sama menjadi lebih terbuka lebar. (di menu informasi setelah login sebagai investor syariah/lks). Berikut adalah akses yang dapat dilakukan oleh user "pakar usaha tambak" dan "pakar industri udang beku" : 1) Melakukan simulasi usaha tambak dan industri udang beku skala Usaha Kecil dan Menengah, berikut mengetahui tingkat kelayakannya dalam prespektif pembiayaan Syariah. (di menu spk). 2) Melakukan review hasil kelayakan pembiayaan syariah dari hasil simulasi beberapa user pengusaha tambak dan pengusaha udang beku yang telah melakukan simulasi usaha dengan pembiayaan syariah di Vanamest.Org. (di menu informasi setelah login sebagai pakar) 3) Mendapatkan informasi setiap user, termasuk nama, alamat , dan profesi masing-masing user. (di menu informasi setelah login sebagai pakar) 4) Mengubah bobot setiap parameter resiko yang terdapat dalam perhitungan simulasi untuk menentukan tingkat resiko pembiayaan simulasi usaha yang dilakukan. Khusus untuk hal ini user pakar harus mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk diverifikasi kebenaran kepakarannya oleh admin. (di menu pakar setelah sebelumnya login terlebih dahulu sebagai pakar dan memasukan kode verifikasi kepakaran yang diberikan admin). Dalam penelitian ini, jenis akses user yang baru bisa berjalan adalah akses user pengusaha tambak dan user pengusaha industri udang beku. Adapun aktivitas yang bisa dilakukan oleh masing-masing user adalah simulasi penentuan kelayakan pembiayaan syariah dari usaha yang disimulasikan. Sementara jenis akses user lainnya diharapkan bisa disempurnakan oleh penelitian-penelitian selanjutnya. Berikut adalah tampilan halaman pemilihan akses user dalam Vanamest.Org. 52

18 Gambar 11. Pilihan Akses User, Vanamest.Org Gambar 12. Tampilan Awal SPK, Vanamest.Org Vanamest.Org terbagi menjadi empat sub menu, yaitu sub menu input data finansial, sub menu evaluasi resiko, sub menu evaluasi keuntungan, dan terakhir adalah sub menu evaluasi kelayakan pembiayaan syariah. Masing-masing sub menu memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Sub menu input data finansial dikhususkan sebagai sub menu untuk melakukan input dari keseluruhan data finansial dari usaha yang disimulasikan. Input yang dimasukan diantaranya input asumsi biaya, input modal tetap, dan input biaya operasional. 53

19 Gambar 13. Tampilan Sub Menu Input Data Finansial Asumsi Biaya, Vanamest.Or rg Gambar 14. Tampilan Halaman Koreksi Input Asumsi Biaya, Vanamest.Org 54

20 Dalam implementasinya, input data finansial ini dilengkapi dengan sistem koreksi dan update data, sehingga user dapat dengan mudah melakukan pengubahan dan penyimpanan data finansial yang akan disimulasikan. Gambar 15. Tampilan Halaman Koreksi Input Modal Tetap, Vanamest.Org Gambar 16. Tampilan Halaman Koreksi Input Biaya Operasional, Vanamest.Org 55

21 Selanjutnya adalah sub menu evaluasi resiko. Sub menu ini memiliki fungsi untuk mengevaluasi tingkat resiko dari usaha yang disimulasikan berdasarkan skor dari tiap parameter resiko yang ditanyakan kepada user. Skor hasil akhir dari evaluasi resiko ini tergantung pada input yang dimasukan oleh user, sehingga kualitas dari hasil evaluasi ini dikembalikan kepada kualifikasi user sendiri sebagai responden yang mengerti kondisi dan situasi usaha yang sedang disimulasikan di lapangan. Gambar 17. Tampilan Halaman Input Evaluasi Resiko, Vanamest.Org Sub menu evaluasi resiko terdiri dari evaluasi resiko usaha dan evaluasi resiko industri. Evaluasi resiko usaha terdiri dari pertanyaan-pertanyaann yang berisi parameter untuk mengukur tingkat resiko usahaa yang dari usaha yang disimulasikan. parameter-parameter tersebut diantaranya resiko bahan baku, resiko pengolahan, resiko pengusaha, dan resiko pemasaran. Evaluasi resiko industri terdiri dari parameter resiko permintaan dan penawaran produk, resiko harga bahan baku, dan resiko harga produk. Seperti halnya input data finansial, evaluasi resiko ini dilengkapi dengan fasilitas koreksi dan update data, sehingga memudahkan user dalam mengedit data resiko yang dimasukan agar sesuai dengan kondisi usaha yang disimulasikan. 56

22 Gambar 18. Tampilan Halaman Koreksi Input Evaluasi Resiko, Vanamest.Org Gambar 19. Tampilan Halaman Hasil Akhir Evaluasi Resiko, Vanamest.Org 57

23 Hasil akhir dari evaluasi resiko ini adalah tingkat resiko pembiayaan, dimana tingkat resiko ini merupakan jumlah rata-rata nilai terbobot dari tiap parameter resiko yang dimasukan sebelumnya. Nilai bobot dari tiap parameter resiko diambil dari hasil wawancara dengan pakar dan diolah dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Dalam Vanamest.Org terdapat fasilitas untuk mengubah bobot dari masing-masing parameter. User dapat memilih apakah akan mengubah dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan atau secara manual. Gambar 20. Tampilan Halaman Pengubahann Bobot Parameter Resiko dengan Metodee Perbandingan Berpasangan, Vanamest.Org Sub menu selanjutnya adalah sub menu evaluasi keuntungan. Sub menu ini merupakan representasi dari sub model analisis finansial, sub model target keuntunga LKS, sub model analisis nisbah bagi hasil optimal berdasarkan proporsi modal pembiayaan syariah yang dipilih, sub model hasil keuntungan usaha, dan sub model tingkat keuntungan pembiayaan. Sub menu ini memberikan informasi berupa jumlah total investasi keseluruhan dari usaha yang disimulasikan, informasi proyeksi yang terdiri dari proyeksi pendapatan, proyeksi harga pokok, dan proyeksi laba operasional, informasi parameter kelayakan usaha yang terdiri dari Break Event Point (BEP) produksi dan BEP rupiah. 58

24 Gambar 21. Tampilan Halaman Evaluasi Keuntungan Total Investasi, Vanamest.Or rg Gambar 22. Tampilan Halaman Proyeksi Pendapatan, Vanamest.Org 59

25 Gambar 23. Tampilan Halaman Proyeksi Harga Pokok dan Laba Operasional, Vanamest.Org Sub menu evaluasi keuntungan akan memberikan pilihan proporsi pembiayaan yang akan digunakan dalam simulasi. Proporsi pembiayaan yang dimaksud adalah berapa persen dari LKS dan berapa persen dari modal pengusaha sendiri. Proporsi ini bisa menggunakan pilihan yang ditawarkan aplikasi maupun user memasukan sendiri proporsi yang dikehendaki. Dari proporsi pembiayaan yang dipilih, maka aplikasi akan memberikan nisbah bagi hasil yang paling optimal bagi pengusahaa dan LKS. Sub model target keuntungann LKS, sub model nisbah bagi hasil optimal, sub model hasil keuntungann usaha, dan sub model tingkat keuntungan pembiayaan akan ditampilkan setelah user selesai memasukan proporsi pembiayaan dan input skema pembiayaan syariah. 60

26 Gambar 24. Tampilan Halaman Proporsi Pembiayaan, Vanamest.Org Dalam input skema pembiayaan user dapat memilih jangka waktu pembiayaan, nilai SWBI, dan nilai harapan keuntungan usaha. Secara default, Vanamest.Org menetapkan nilai SWBI tetap sesuai dengan nilai yang diinformasikan di situs resmi Bank Indonesia pada saat penelitiann dilakukan, sehingga user bisa mengubah nilai ini sesuai dengan waktu dilakukannya simulasi. Angka harapan keuntungan usaha merupakan presentase keuntungan rata-rata per tahun dari usaha agroindustri udang beku. Angka ini merupakan asumsi semata yang digunakan dalam penentuan target keuntungan LKS, sehingga user dapat mengubah nilai angka ini disesuaikan dengan kondisi bisnis agroindustri pada saat simulasi dilakukan. 61

27 Gambar 25. Tampilan Halaman Skema Pembiayaan, Vanamest.Org Dalam tab skema pembiayaan dari sub menu evaluasi keuntungan ini user dapat juga melihat proyeksi laba rugi 12 bulan dan proyeksi laba rugi 5 tahun berdasarkan input dataa finansial yang telah dimasukan sebelumnya. Informasi proyeksi laba rugi ini akan sangat membantu user dalam memperkirakan angka harapan keuntungan usaha yang akan dipakai. Setelah skema pembiayaan selesai dimasukan, makaa user akan dibawa pada halaman evaluasi tingkat keuntungan pembiayaan. Dalam halaman inilah semua sub model Vanamest.Org untuk sub menu evaluasi keuntungan ditampilkan. Berikut tampilannyaa : 62

28 Gambar 26. Tampilan Halaman Evaluasi Tingkat Keuntungan Pembiayaan, Vanamest.Org Gambar 27. Tampilan Halaman Evaluasi Keuntungan Analisis Nisbah Bagi Hasil dan Analisis Hasil Keuntungan Usaha, Vanamest.Org 63

29 Rancang bangunn aplikasi Vanamest.Org dalam penelitiann ini belum sepenuhnya dapat dilakukan secara online. Khusus untuk sub model analisis nisbah bagi hasil optimal dan sub model hasil keuntungan usaha, baru bisa dilakukan secara offline. Caranya adalah dengan men-download file perhitungan secara offline. Gambar 28. Tampilan Analisis Nisbah Bagi Hasil dan Hasil Keuntungan Usaha offline, Vanamest.Org Gambar 29. Tampilan Hasil Analisiss Nisbah Bagi Hasil dan Hasil Keuntungan Usaha di Halaman Evaluasi Kelayakan, Vanamest.Org 64

30 Dari perhitungan secara offline diperoleh nisbah bagi hasil optimal untuk pembiayaan berdasarkan jumlah pembiayaan yang dilakukan. Data-data untuk mengisi perhitungan offline ini dapat diperoleh dari aplikasi Vanamest.Org. User dapat melanjutkan evaluasi keuntungan dengan memasukan proporsi nisbah bagi hasil optimal dan presentase peluang hasil keuntungan usaha yang didapat. Hasil dari input nisbah bagi hasil dan hasil keuntungan usaha di sub menu evaluasi keuntungan akan di tampilkan sekaligus dengan hasil evaluasi kelayakan pembiayaan syariah untuk usaha yang disimulasikan. Gambar 30. Tampilan Hasil Evaluasi Kelayakan Pembiayaan Syariah, Vanamest.Or rg Dalam sub menu evaluasi kelayakan di atas, user dapat melihat hasil akhir dari keseluruhan aktivitas simulasi yang dilakukan di Vanamest.Org. hasil akhir yang ditampilkan meliputi hasil akhir dari setiap sub model yang ada, mulai dari sub model analisis finansial, sub model tingkat resiko pembiayaan, sub model target keuntungan minimal LKS, sub model nisbah bagi hasil optimal, sub model hasil keuntungan usaha, sub model tingkat keuntungan pembiayaan, dan terakhir sub model kelayakan pembiayaan syariah. 65

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Evaluasi resiko usaha

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Evaluasi resiko usaha PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Model evaluasi kelayakan pembiayaan agroindustri minyak atsiri dengan pola syariah dirancang dalam suatu perangkat lunak komputer sistem manajemen ahli (SMA), dengan

Lebih terperinci

VII. IMPLEMENTASI MODEL

VII. IMPLEMENTASI MODEL VII. IMPLEMENTASI MODEL A. HASIL SIMULASI Simulasi model dilakukan dengan menggunakan data hipotetik berdasarkan hasil survey, pencarian data sekunder, dan wawancara di lapangan. Namun dengan tetap mempertimbangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu. Ketidakpastian tingkat hasil laba

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Pemasaran tupperware pada Amalia shop yang dibangun: 1. Tampilan Halaman Utama Gambar

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM

VI. PEMODELAN SISTEM VI. PEMODELAN SISTEM Rancangan model sistem penunjang keputusan pendirian UMK berbasis olahan lele dumbo, Leleku.com ini dibuat dengan aplikasi berbasis web. Web ataupun internet sudah menjadi satu bagian

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI

RANCANGAN IMPLEMENTASI RNCNGN IMPLEMENTSI Kelebihan dan Keterbatasan Model Perekayasaan suatu model tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Model Ekpama-Syariah memiliki kelebihan dalam implementasi sebagai berikut: 1. Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem

BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem untuk menentukan peringkat siswa berdasarkan penilaian hasil belajar siswa. Hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan di jelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Geografis Letak Persebaran Outlet Blackberry TAM wilayah kota Medan, yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Karya/Implementasi Kegiatan implementasi atau penerapan dilakukan dengan dasar yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Pada penerapan sistem yang diusulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem informasi geografis pengiriman buah import pada PT. Sekar Mulia Abadi berbasis Web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I : Pendahuluan Bab II : Landasan Teori

DAFTAR ISI Bab I : Pendahuluan Bab II : Landasan Teori DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iii Abstrak... iv Kata pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar...

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok usaha yang bergerak dalam bidang produk fashion. Kegiatan penjualan berhubungan dengan arus

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pemasaran Dan Kontroling E-Sapi

Sistem Informasi Pemasaran Dan Kontroling E-Sapi Sistem Informasi Pemasaran Dan Kontroling E-Sapi Oleh : Luluk Purwati (04204043) Dosen Pembimbing : Rinci kembang S.Kom Abstrak Budidaya sapi merupakan hal yang mempunyai prospek bagus pada lingkungan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PADA PEMESANAN TIKET BUS ONLINE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN APLIKASI PADA PEMESANAN TIKET BUS ONLINE BERBASIS WEB RANCANG BANGUN APLIKASI PADA PEMESANAN TIKET BUS ONLINE BERBASIS WEB Ericko Rajzman Wijaya Rycco Gustian Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Transakasi memiliki sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Langkah implementasi merupakan langkah yang dilaksanakan sebagai bentuk integrasi dari perancangan sistem yang akan diaplikasikan pada sistem yang dirancang.

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI

III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI Menurut Khadariah (986), proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Distro Online Berbasis Web yang dibangun: 1. Tampilan Halaman Beranda Halaman

Lebih terperinci

Gambar 4.75 Layar mengedit event

Gambar 4.75 Layar mengedit event 181 Gambar 4.75 Layar mengedit event Tampilan berikut digunakan Admin untuk mnengedit Event dengan cara melakukan perubahan pada detil event. 182 Gambar 4.76 Layar konfirmasi mengedit event Tampilan diatas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahapan dimana sistem yang telah dirancang sebelumnya dapat berjalan dan dioperasikan. Implementasi sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Informasi Tentang Pakaian Adat Dalam Pernikahan Dengan Metode Prototyping Berbasis Web. IV.1.1. Tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Penjualan Material Bangunan Di Kota Medan Berbasis Web dapat dilihat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Data Flow Diagram Level 0

Gambar 3.1 Data Flow Diagram Level 0 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Ruang lingkup aplikasi Berdasarkan kebutuhan dari pengguna, pembuatan website ini ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi studio photo yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. TampilanHasil Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung bioskop di Medan adalah sebagai berikut: IV.1.1. Tampilan Menu User IV.1.1.1.Tampilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Perkembangan website sudah sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia terutama sebagai ladang bisnis yang sangat menggiurkan dan sangat menjanjikan

Lebih terperinci

Batasan Masalah Pembuatan website Indiesik Indonesia menggunakan Dreamweaver Mx, PHP, & MySQL. Terdapat penilaian video atau rekaman yang telah di und

Batasan Masalah Pembuatan website Indiesik Indonesia menggunakan Dreamweaver Mx, PHP, & MySQL. Terdapat penilaian video atau rekaman yang telah di und Latar Belakang Kebutuhan informasi - informasi yang meningkat pesat. Berkembang industri musik Indonesia dalam dunia internet. Jumlah band-band indie yang ada di Indonesia dengan warna musik yang beraneka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Pemesanan Nasi Kotak pada Restoran Garuda yang dibangun: IV.1.1. Tampilan Halaman Utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komputer saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan akan itu pun semakin diminati oleh semua kalangan masyarakat,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PELAYANAN MASYARAKAT PADA KONTRAKTOR LISTRIK CV. INDO PERKASA DI PURWOKERTO

SISTEM INFORMASI PELAYANAN MASYARAKAT PADA KONTRAKTOR LISTRIK CV. INDO PERKASA DI PURWOKERTO SISTEM INFORMASI PELAYANAN MASYARAKAT PADA KONTRAKTOR LISTRIK CV. INDO PERKASA DI PURWOKERTO Nirmala Hapsari Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKREDITASI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKREDITASI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKREDITASI Muhammad Takdir Muslihi 1), Amil Ahmad Ilham 2), Zahir Zainuddin 3) 1), 2),3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Email : takdir.jobs@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah sebuah tahap dimana analisa dan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dijalankan. Pada tahap ini perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

Bab IV. HASIL DAN ANALISIS

Bab IV. HASIL DAN ANALISIS Bab IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Karya / Implementasi Hasil karya yang diciptakan adalah sistem informasi perpustakaan berbasis web yang berisi infornasi ketersediaan buku beserta pengolahan data penyedia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

Manual Book Website Adverse Drug Report

Manual Book Website Adverse Drug Report Manual Book Website Adverse Drug Report Latar Belakang... 3 Maksud dan Tujuan... 3 Solusi... 3 Tahapan - tahapan pembangunan... 3 Deskripsi Umum Sistem... 4 Spesifikasi Sistem... 16 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website Anbiyapedia ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website Anbiyapedia ini 91 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementation (Implementasi) Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penerapan cara kerja sistem berdasarkan hasil analisa dan juga perancangan yang telah dibuat sebelumnya ke dalam suatu bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada Program

Lebih terperinci

DOKUMEN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMESANAN ONLINE PENGGUNAAN LAPANGAN FUTSAL UNTUK GOOL FUTSAL SURABAYA

DOKUMEN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMESANAN ONLINE PENGGUNAAN LAPANGAN FUTSAL UNTUK GOOL FUTSAL SURABAYA DOKUMEN SPESIFIKASI KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK SISTEM PEMESANAN ONLINE PENGGUNAAN LAPANGAN FUTSAL UNTUK GOOL FUTSAL SURABAYA Pendahuluan 1.1. Tujuan Dokumen ini berisi tentang spesifikasi kebutuhan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile

BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB. 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile BAB III PERANCANGAN APLIKASI PROFILE BERBASIS WEB 3.1 Sekilas Tentang Perancangan Aplikasi Web Profile Aplikasi web adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan web browser melalui suatu jaringan internet

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 152 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1 Hardware Sistem yang dikembangkan menggunakan spesifikasi komputer sebagai berikut: 1. Prosesor Intel Core 2 Duo E4300 1,80 GHz,

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penerapan E-Examination Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Gunadarma

Pembuatan dan Penerapan E-Examination Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Gunadarma Pembuatan dan Penerapan E-Examination Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Gunadarma Jesiati Mahasiswa Program Sarjana Sistem Informasi Jl. Salemba No. 53 Jakarta Pusat 10440 jesi_257@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN

7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN 109 7 PERANCANGAN PORTAL MANAJEMEN PENGETAHUAN 7.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem dimaksudkan untuk mendefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sistem manajemen pengetahuan

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aplikasi yang dibuat ini akan digunakan oleh admin terlebih dahulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aplikasi yang dibuat ini akan digunakan oleh admin terlebih dahulu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Program Aplikasi yang dibuat ini akan digunakan oleh admin terlebih dahulu dengan membuat account, kemudian calon pendaftar mengakses halaman yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Letak Lokasi Studio Musik di Kota Medan Secara Online dapat dilihat sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Metode Fuzzy MCDM (Multiple Criteria Decision Making) dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Halaman Utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 PRAMBANAN BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 PRAMBANAN BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 PRAMBANAN BERBASIS WEB Disusun Oleh : ERLIANA PRIMAYANTI 065610127 SISTEM INFORMASI STRATA 1 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AKAKOM

Lebih terperinci

Daftar Isi. 2 P a g e

Daftar Isi. 2 P a g e Daftar Isi A. Spesifikasi Website... 3 1. Spesifikasi Perangkat Lunak... 3 2. Komponen Website... 3 a. Panel Admin... 3 b. Website Utama... 4 B. Komponen Panel Admin... 4 1. Halaman Login... 4 a. Petunjuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada Aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 44 BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 4.1 Implementasi Tahap implementasi pada sebuah aplikasi merupakan tahap dimana aplikasi yang dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa perangkat lunak maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam pembahasan hasil program berisi tentang menjelaskan halaman dari program, terutama yang berkaitan dengan interface (antar muka) sebagai penghubung antara

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PENJUALAN ACCESSORIES HANDPHONE BERBASIS WEB DI KONTER PRADANA CELLULAR BUSSINESS

PERANGKAT LUNAK PENJUALAN ACCESSORIES HANDPHONE BERBASIS WEB DI KONTER PRADANA CELLULAR BUSSINESS PERANGKAT LUNAK PENJUALAN ACCESSORIES HANDPHONE BERBASIS WEB DI KONTER PRADANA CELLULAR BUSSINESS 1 Charel Samuel Matulessy,S.T.M.Kom 2 Asep Indra Hidayat 1 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA 2

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN 1 Febri Yana Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan JL. H.M. Joni No. 70C Medan 20152 Indonesia twentyone_february@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Bab IV. HASIL DAN ANALISIS Hasil Karya / Implementasi Tampilan Website Berita Indonesia Hari Ini. untuk admin. a.

Bab IV. HASIL DAN ANALISIS Hasil Karya / Implementasi Tampilan Website Berita Indonesia Hari Ini. untuk admin. a. Bab IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Karya / Implementasi Dari tahap tahap dan perancangan sistem yang telah dilakukan sebelumnya menghasilkan website Informasi berita Indonesia Hari Ini. 4.1.1. Tampilan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangunan Sistem 4.1.1 Instalasi Aplikasi Server Aplikasi server yang digunakan adalah XAMPP yang berfungsi untuk menyimpan database yang dapat dipanggil program di dalam

Lebih terperinci

WEBSITE PEMILIHAN CALON KETUA HIMPUNAN JURUSAN SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA. Angga Indrajaya /

WEBSITE PEMILIHAN CALON KETUA HIMPUNAN JURUSAN SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA. Angga Indrajaya / WEBSITE PEMILIHAN CALON KETUA HIMPUNAN JURUSAN SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Angga Indrajaya / 1027014 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik,. Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari sistem informasi Penerapan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem tersebut. Adapun hasil

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PELAYANAN (BPJS) BERBASIS WEB ABSTRAK

SISTEM INFORMASI PELAYANAN (BPJS) BERBASIS WEB ABSTRAK SISTEM INFORMASI PELAYANAN (BPJS) BERBASIS WEB Syaifudin Ramadhani *) Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Sistem informasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ALGORITMA RUNUT BALIK UNTUK PENENTUAN JENIS PENYAKIT DIABETES BERDASARKAN GEJALA YANG DITIMBULKAN SKRIPSI

ALGORITMA RUNUT BALIK UNTUK PENENTUAN JENIS PENYAKIT DIABETES BERDASARKAN GEJALA YANG DITIMBULKAN SKRIPSI ALGORITMA RUNUT BALIK UNTUK PENENTUAN JENIS PENYAKIT DIABETES BERDASARKAN GEJALA YANG DITIMBULKAN SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD RIZKY KUSUMARDANY NPM. 0836010001 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Imam Zahid pada masanya merupakan seorang panutan yang ada di wilayah kabupaten Jombang. Ia seorang saudagar yang telah banyak mengunjungi berbagai wilayah di

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM

LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM LANGKAH-LANGKAH MENJALANKAN PROGRAM 1 2 Sofware pendukung dalam menjalankan program ini adalah : 1. Instal Program PHP dalam MySQL dalam ke komputer yang akan digunakan 2. Instal Macromedia Dreamweaver

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pakar Identifikasi Penyakit pada Tanaman Tomat dengan Metode Teorema Bayes yang dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menganalisis sistem yang sedang berjalan di Bengkel BG Kawasaki Motor yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menganalisis sistem yang sedang berjalan di Bengkel BG Kawasaki Motor yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Bengkel BG Kawasaki Motor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian ini adalah sebuah LMS yang berbasis website yang terintegrasi dengan aplikasi berbasis windows melalui sistem API, website ini dibangun dengan dukungan

Lebih terperinci

Gambar 4.1Halaman Home

Gambar 4.1Halaman Home BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Karya/Implementasi Dari proses yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dihasilkan Website WK Komputer Berbasis Multimedia. Berikut adalah tampilan website tersebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1.1 ANALISIS SISTEM Analisis pertama yang dilakukan dalam membangun Sistem Ujian Online adalah melakukan observasi pada perusahaan khususnya pada bagian SDM yang

Lebih terperinci

BAB III DATA METODE PENELITIAN. berupa perangkat keras dan perangkat lunak. a. Sistem operasi windows 8.1.

BAB III DATA METODE PENELITIAN. berupa perangkat keras dan perangkat lunak. a. Sistem operasi windows 8.1. BAB III DATA METODE PENELITIAN 1.1 Alat Alat yang digunakan untuk membuat website dalam penelitian ini berupa perangkat keras dan perangkat lunak. 1.1.1 Perangkat Keras a. Laptop b. Mouse 1.1.2 Perangkat

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Metodologi Penelitian Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero), ada beberapa cara yang telah dilakukan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Proses Alur Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perencanaan sampai pelaporan hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat sesuai dengan kebutuhan manusia akan informasi, menjadikan terciptanya sebuah jaringan komputer (Networking). Teknologi LAN (Local Area

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI SISTEM Setelah analisa dan perancangan sistem pada bab III, maka tahap selanjutnya adalah sistem siap untuk di implementasikan. Tahap implementasi sistem

Lebih terperinci

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 PROGRAM UTAMA mangosteen 1.0 Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dalam sebuah paket program bernaman mangosteen 1.0. Model mangosteen

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

PEMODELAN SISTEM. Konfigurasi Model. Data Pengetahuan Model. Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu dirancang dalam bentuk paket program komputer sistem manajemen ahli yang terdiri dari komponen : sistem manajemen

Lebih terperinci

PREDIKSI PENJUALAN KERUDUNG RABBANI DI GRIYA MUSLIM STORE DUKUN GRESIK DENGAN TREND MOMENT

PREDIKSI PENJUALAN KERUDUNG RABBANI DI GRIYA MUSLIM STORE DUKUN GRESIK DENGAN TREND MOMENT PREDIKSI PENJUALAN KERUDUNG RABBANI DI GRIYA MUSLIM STORE DUKUN GRESIK DENGAN TREND MOMENT Nurul Fuad, Eko Sulistiono Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan Email: nurulfuad@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan

Lebih terperinci

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima tanggapan atau orang yang menerima respon. Selain itu kurang adanya

BAB I PENDAHULUAN. menerima tanggapan atau orang yang menerima respon. Selain itu kurang adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kemungkinan besar yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan komunikasi interpersonal adalah adanya kecemasan, diantaranya adalah rasa takut menerima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL. Implementasi pengoperasian sistem aplikasi web dilakukan secara offline dan

BAB IV HASIL IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL. Implementasi pengoperasian sistem aplikasi web dilakukan secara offline dan BAB IV HASIL IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL 4.1 Implementasi Sistem Implementasi pengoperasian sistem aplikasi web dilakukan secara offline dan menggunakan spesifikasi komputer sebagai berikut: Perangkat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET TOUR PADA PERANGKAT MOBILE (STUDI KASUS : ARUNA TRAVEL) ROBI DIRGANTARA NIM 206700183 Jurusan Teknik Informatika ABSTRAK Dalam kehidupan modern saat ini yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di Lab Teknik Komputer Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada April 2010 September 2010 B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN WEBSITE UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI DAN PELAYANAN KOPERASI TAHU TEMPE INDONESIA (PRIM KOPTI) KABUPATEN KLATEN

PEMANFAATAN WEBSITE UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI DAN PELAYANAN KOPERASI TAHU TEMPE INDONESIA (PRIM KOPTI) KABUPATEN KLATEN PEMANFAATAN WEBSITE UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI DAN PELAYANAN KOPERASI TAHU TEMPE INDONESIA (PRIM KOPTI) KABUPATEN KLATEN Irma Febri Riadiana, ACA. Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Tahap implementasi akan dipersiapkan bagaimana RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BANTU PENDAFTARAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Tahap implementasi akan dipersiapkan bagaimana RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BANTU PENDAFTARAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Tahap Implementasi Tahap implementasi akan dipersiapkan bagaimana RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BANTU PENDAFTARAN KEJUARAAN TAEKWONDO WALIKOTA CUP BERBASIS WEB siap

Lebih terperinci

SKRIPSI. MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika)

SKRIPSI. MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika) SKRIPSI MERANCANG SISTEM PAKAR BERBASIS FUZZY UNTUK PRA PENGUJIAN JUDUL SKRIPSI (Studi Teknik Informatika) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Kelulusan Program Studi Strata Satu (S1) di Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci