SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH : : DINA R.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH : : DINA R."

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH : NAMA : DINA R. GULTOM NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009

2 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: Pengukuran kinerja perusahaan dengan balanced scorecard studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara. Medan, 20 Oktober 2009 Yang Membuat Pernyataan, Dina R. Gultom Nim:

3 KATA PENGANTAR Terpujilah Engkau Allah pencipta langit dan bumi. Sungguh aku sangat terpesona melihat karya-mu yang luar biasa, bahkan terkhusus untuk karya-mu yang nyata dalam kehidupanku hingga saat ini yang membuatku mampu untuk tetap berdiri tegar. Terimakasih ya Allah karena cinta-mu adalah cinta yang tetap setia menaungi aku untuk menjalani hari-hari dalam kehidupanku. Biarlah melalui pengenalan tiap hari aku boleh lebih lagi percaya atas pemeliharaan-mu bagiku bahkan untuk menjalani hari-hari yang sedang dan akan Engkau percayakan bagiku. Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga tercinta, keluarga yang juga luar biasa bagi penulis, yaitu kedua orangtua penulis R. Gultom dan R. br. Saragih, terimakasih buat segala hal yang boleh kalian berikan, kalian adalah orang yang menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan ini. Adapun skripsi ini berjudul Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dan disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

4 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Alm. Dr. Agusni Pasaribu, MBA dan Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini. 4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi dan Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak, selaku dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Pimpinan dan seluruh staf PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan data dan informasi yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kedua orang tua penulis, R. Gultom dan R. br. Saragih, terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang diberikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman stambuk 2005 serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan penulis

5 dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca. Medan, 20 Oktober 2009 Penulis, Dina R. Gultom Nim:

6 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sudah menerapkan pendekatan BSC dalam mengukur kinerjanya. Kinerja perusahaan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan hasil yang semakin baik, ditandai dengan peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, peningkatan rasio beban pelatihan serta peningkatan organization capital. Upaya perusahaan pada proses inovasi melalui peningkatan jumlah sertifikat internasional yang diraih dan konsistensi kunjungan bisnis yang dilakukan perusahaan ke pelanggan menunjukan perbaikan kinerja perusahaan yang semakin baik pada perspektif proses bisnis internal. Proses inovasi dan proses kunjungan ke pelanggan merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, hal ini menunjukan bahwa kinerja PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada perspektif pelanggan menunjukan hasil yang semakin baik. Kinerja perusahaan pada perspektif keuangan menunjukan hasil yang semakin baik, ditandai dengan pertumbuhan pendapatan disertai dengan kenaikan yang tidak terlalu berarti pada ROI dan net profit margin. Kata Kunci: Kinerja perusahaan, balanced scorecard

7 ABSTRACT The purpose of this research is to know how the company achievement if measured by using balanced scorecard approximation in PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. This research uses the description method. The variety of data is used are the primary and secundary data, the data collection that is used is the interview, documentation, and literature. The results of this research which could be concluded is PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, has apply the BSC approximation in measuring its own achievement. The company achievement in studying perspective and growth shows the better results, marked by the increasing amount of employee that join the trainee, the increase of trainee load ratio, and the increase of the capital organization. The attempt of company in innovation process by earning the sum of international certificate and doing the business visit consistation to customers shows the improvement of company achievement is going better in internal business perspective process. Innovation process and visitation process to customers is the company attemptation to increase the customer s pleasure, this show that the achievement of PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan at customers perspective shows the result is going better. Company achievement in financial perspective shows the better results, marked with the increasing income after the unmeaned increase at ROI and net profit margin. Key words: Company achievement, balanced scorecard

8 DAFTAR ISI SKRIPSI Halaman PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah.. 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 7 1. Sejarah Balanced Scorecard Pengertian Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Balanced Scorecard 8 3. Manfaat Pengukuran Kinerja dan Balanced Scorecard 9

9 4. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 10 a. Perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. 14 b. Tolak Ukur Kinerja dalam Balanced Scorecard. 16 c. Kerangka Kerja Balanced Scorecard.. 21 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu C. Kerangka Konseptual. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. 28 B. Populasi dan Sampel Penelitian 28 C. Jenis Data.. 29 D. Teknik Pengumpulan Data 29 E. Metode Analisis Data 30 F. Jadwal dan Lokasi Penelitian 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Deskripsi Perusahaan.. 31 a. Sejarah Singkat Perusahaan 31

10 b. Aktivitas Perusahaan c. Visi, Misi dan strategi Perusahaan.. 34 d. Struktur Organisasi Perusahaan.. 35 B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard C. Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja Pada Setiap Perspektif 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran. 71 DAFTAR PUSTAKA 74 LAMPIRAN... 76

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka kerja Balanced Scorecard (BSC) Gambar 2.2 Kerangka konseptual Gambar 4.1 Hasil pengukuran beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi Gambar 4.2 Hasil pengukuran organization capital dan kepuasan karyawan Gambar 4.3 Hasil pengukuran produktivitas karyawan panen pada komoditi karet Gambar 4.4 Hasil pengukuran produktivitas karyawan panen pada komoditi kelapa sawit Gambar 4.5 Hasil pengukuran Return On Investment (ROI) Gambar 4.6 Hasil pengukuran net profit margin... 63

12 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 3.1 Jadwal penelitian Tabel 4.1 Sarana produksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Tabel 4.2 Produk utama, segmen pasar, kelompok pelanggan dan mekanisme penyalurannya Tabel 4.3 Hasil pengukuran tingkat perputaran karyawan Tabel 4.4 Hasil pengukuran margin laba operasional Tabel 4.5 Hasil pengukuran rasio beban operasi terhadap pendapatan Tabel 4.6 Hasil pengukuran rata-rata laba per pelanggan Tabel 4.7 Hasil pengukuran beban operasi per pelanggan Tabel 4.8 Hasil pengukuran pertumbuhan pendapatan... 61

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Lampiran i Judul Struktur organisasi PT. Perkebunan Halaman Nusantara III (Persero) Medan Lampiran ii Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan... 76

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Perubahan-perubahan ini mendorong perusahaan untuk mempersiapkan diri agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini mendorong pihak manajemen perusahaan untuk memperhatikan dua hal penting, yaitu strategi dan kegiatan operasional. Dengan strategi dan kegiatan operasional yang baik, perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang mengikuti perkembangan dunia bisnis yang ada. Untuk dapat menjalankan strategi dan kegiatan operasional yang baik, diperlukan suatu mekanisme perusahaan, sehingga sasaran strategis beserta target yang sudah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Penilaian atau pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian (Yuwono et al, 2007).

15 Kondisi sekarang adalah pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional. Pada umumnya pengukuran kinerja tradisional hanya terfokus pada aspek keuangan saja, seperti: Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, dan Economic Value Added (EVA). Namun pengukuran kinerja tradisional sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan aspek keuangan hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tertentu. Aspek keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal lain di luar sisi finansial, misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Kondisi yang diinginkan adalah perusahaan dapat mengukur seberapa besar berbagai unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang, dan seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi didalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek yaitu melalui perspektif finansial. Untuk mengatasi keterbatasan kinerja keuangan, Kaplan dan Norton (1992) mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan juga aspek non-

16 keuangan. Sistem pengukuran ini dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja ini dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC). BSC menekankan bahwa kinerja keuangan dan non-keuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi pekerja di semua lini (Kaplan, 1996). BSC memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut merupakan penjabaran dari misi dan strategi perusahaan dalam jangka panjang, yang digolongkan dalam empat perspektif, yaitu: (a) keuangan, (b) pelanggan, (c) proses bisnis internal, dan (d) pembelajaran dan pertumbuhan. BSC menerjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Pernyataan visi dan misi perlu ditentukan terlebih dahulu. Pernyataan misi, terutama di tingkat unit bisnis, menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Di dalam pernyataan misi terkandung kebutuhan tertentu yang dipenuhi oleh produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan customers dalam pasar tersebut (Mulyadi, 2001). Jika misi hanya menjelaskan lingkup bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dan tidak menggambarkan peluang yang akan diraih di masa depan, dalam perumusan visi, manajemen puncak mulai menggambarkan apa yang mungkin dan ingin diwujudkan dimasa depan. Visi yang jelas sangat membantu dalam

17 menjabarkannya ke dalam tujuan (goal) dan dalam pemilihan sasaran strategik yang sejalan dengan tujuan tersebut (Mulyadi, 2001). Tujuan dan ukuran BSC diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran dalam BSC lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non finansial khusus: semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses ke bawah (top-down) yang digerakan oleh misi dan strategi unit bisnis. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif. Alasan peneliti memilih judul ini adalah selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan hanya memperhatikan aspek keuangan, sebagai akibatnya fokus perhatian lebih dicurahkan untuk mewujudkan kinerja keuangan sehingga terdapat kecenderungan untuk mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan customers, produktivitas dan cost-effectiveness proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa, dan keberdayaan, dan komitmen karyawan dalam menghasilkan produk dan jasa bagi kepuasan customers. Oleh karena ukuran kinerja keuangan mengandalkan informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi yang berjangka pendek (umumnya mencakup satu tahun) maka pengukuran kinerja yang berfokus ke keuangan mengabaikan fokus perwujudan pada kinerja keuangan jangka pendek saja (Mulyadi, 2001). Namun perusahaan perlu juga memperhatikan aspek non-keuangan. Pengukuran kinerja yang memperhatikan aspek keuangan dan aspek non-keuangan adalah BSC yang tetap mempertahankan berbagai ukuran finansial tradisional. BSC mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial.

18 Alasan peneliti memilih tempat riset adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan karena sudah menerapkan BSC sebagai cara untuk mengukur kinerja perusahaan. Melalui BSC, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memelihara ketajaman perbaikan kinerja secara menyeluruh dan berkesinambungan. Sistem pengukuran kinerja di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan bermula dari mengumpulkan harapan dan persyaratan para stakeholder, menyeimbangkannya melalui perspektif BSC dan menjabarkannya menjadi ukuran-ukuran yang lebih operasional, selanjutnya mengukur dan menganalisis. Hasil analisis dan evaluasi menjadi knowledge perusahaan yang dikelola untuk peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan pendekatan BSC. Maka peneliti akan menuangkannya di dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah yaitu: 1. bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham? (perspektif keuangan),

19 2. bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan), 3. apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif proses bisnis internal), 4. apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan mencipatakan nilai secara berkesinambungan? (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan). C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan pendekatan BSC pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi perusahaan dan bagi penelitian selanjutnya. 1. Memberikan wawasan mengenai pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dalam suatu perusahaan dan membandingkannya dengan teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan BSC. 2. Memberikan masukan kepada pihak manajemen mengenai penerapan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan BSC. 3. Memberikan informasi mengenai pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan BSC.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sejarah Balanced Scorecard (BSC) Di Perancis, berbagai perusahaan telah mengembangkan dan menggunakan selama lebih dari dua puluh tahun, Tableu de Bord, sebuah panel penunjuk berisi indikator utama keberhasilan perusahaan. Tableu de Bord dirancang untuk membantu para pekerja mengemudikan perusahaan dengan mengidentifikasi berbagai faktor keberhasilan utama, terutama yang dapat diukur dalam berbagai satuan fisik (M. Lebas, 1994). BSC lebih dari sekedar sekumpulan indikator penting atau faktor keberhasilan perusahaan. Berbagai ukuran pada BSC yang dibangun dengan tepat seharusnya berisikan serangkaian tujuan dan ukuran yang saling berkaitan, konsisten, dan saling mendukung. Analoginya adalah seperti sebuah simulator penerbangan, dan bukan panel piringan instrumen. Seperti simulator, BSC berisi rangkaian hubungan sebab akibat yang kompleks antara berbagai variabel penting, termasuk kelebihan (lead), ketertinggalan (lag), dan putaran umpan balik, yang menjelaskan arah perjalanaan, rencana penerbangan, dari strategi keterkaitan yang ada harus merupakan hubungan sebab akibat, serta gabungan berbagai ukuran hasil, dan faktor pendorong kinerja perusahaan (Kaplan, 1996).

21 2. Pengertian Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Balanced Scorecard (BSC) Pengertian kinerja menurut Helfert (1996) suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Pengertian kinerja menurut Mulyadi (1999) penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian pengukuran kinerja menurut Nawawi (2006) pencatatan hasil yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau kegiatan bekerja selama suatu periode tertentu. Sementara itu, Yuwono et al (2007) menyatakan bahwa: Pengukuran kinerja merupakan tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Menurut Kaplan dan Norton (1996), BSC merupakan: a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business includes financial measures that tell the results of actions already taken...complements the financial measures with operational measures on customer satisfaction, internal process, and the organizations innovation and improvement activities-operational measures that are the drivers of future financial performance. Luis dan Biromo (2007) mendefinisikan BSC sebagai suatu alat manajemen kinerja (Performance Management Tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi

22 dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat. 3. Manfaat Pengukuran Kinerja dan Balanced Scorecard (BSC) Menurut Lynch dan Cross dalam Yuwono et al, 2007, manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: a. menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh anggota/karyawan organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan, b. memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata-rantai pelanggan dan pemasok internal, c. mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste), d. membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi, e. membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward atas perilaku yang diharapkan tersebut. Menurut Kaplan dan Norton manfaat BSC adalah: a. mengklarifikasikan dan mengkomunikasikan strategi keseluruh organisasi, b. menyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi, c. mengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan, d. mengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif strategi, e. melaksanakan peninjauan strategi secara periodik, f. mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.

23 4. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard (BSC) a. Perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard (BSC) Menurut Kaplan dan Norton (1996), dalam BSC pengukuran kinerja suatu perusahaan dikelompokan ke dalam 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perpektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1). Perspektif Keuangan Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi perusahaan, penerapan, dan pelaksanaannya telah memberikan kontribusi bagi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran ketiga perspektif lainnya. Dalam menentukan tujuan dan ukuran keuangan ini, perlu diidentifikasi posisi perusahaan saat ini. Menurut Kaplan dan Norton (1996) posisi perusahaan ada tiga, yaitu tahap pertumbuhan (Growth), tahap bertahan (Sustain) dan tahap menuai (Harvest). a) Tahap Pertumbuhan (Growth) Perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara signifikan, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pangsa pasar sasaran dan pertumbuhan pendapatan. b) Tahap Bertahan (Sustain) Perusahaan yang berada pada tahap bertahan memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara stabil, sehingga strategi dan pengukuran

24 perspektif keuangan yang dilakukan dapat difokuskan pada peningkatan pendapatan operasional, peningkatan tingkat pengendalian investasi (return on investment), peningkatan keuntungan bersih (net profit margin). c) Tahap Menuai (Harvest) Pada tahap ini, perusahaan memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara lambat, sehingga strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan dapat difokuskan pada pengelolaan arus kas (cash flow management), nilai tambah ekonomis (economic value added), dan nilai tambah kas (cash flow added). 2). Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan memfokuskan pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Saat ini banyak perusahaan yang mempunyai kebijakan korporat dengan memfokuskan kepada pelanggan. Untuk menjadi nomor satu, perusahaan harus memberikan nilai lebih bagi pelanggan Kaplan dan Norton (1996) membagi pengukuran atas pelanggan ini menjadi 2 (dua), yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama dan pengukuran di luar kelompok utama. Kelompok pengukuran pelanggan utama terdiri dari pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan. a) Pangsa Pasar Menggambarkan proporsi bisnis yang di jual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu.

25 b) Retensi Pelanggan. Mengukur suatu tingkatan di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan. c) Akuisisi Pelanggan. Mengukur dalam bentuk relatif atau absolut, keberhasilan perusahaan menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru. d) Kepuasaan Pelanggan. Menilai tingkat kepuasaan atas kinerja-kinerja tertentu dalam proporsi nilai. e) Profitabilitas Pelanggan. Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut. Kelompok pengukuran di luar kelompok utama terdiri dari atribut produk/jasa, hubungan pelanggan, citra dan reputasi. a) Atribut Produk/Jasa. Atribut produk/jasa ini meliputi fungsi, harga, dan mutu produk/jasa. b) Hubungan Pelanggan. Hubungan pelanggan ini mencakup penyampaian produk/jasa kepada pelanggan dan bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.

26 c) Citra dan Reputasi Citra dan reputasi ini menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik pada suatu perusahaan. 3). Perspektif Proses Bisnis Internal Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis rantai nilai. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses bisnis internal kritis yang harus diunggulkan oleh perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan (Yuwono et al, 2007). Kaplan dan Norton (1996), membagi proses bisnis internal ke dalam 3 (tiga) proses bisnis utama, yaitu proses inovasi, proses operasi dan proses pelayanan purna jual. a) Proses Inovasi Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Pengukuran yang digunakan untuk proses inovasi ini antara lain persentase penjualan produk baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh generasi produk berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even time).

27 b) Proses Operasi Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan pengukuranpengukuran seperti: waktu, kualitas, dan biaya ditambah dengan fleksibilitas dan karakteristik spesifik dari produk/jasa yang menciptakan nilai untuk pelanggan. c) Proses Pelayanan Purna Jual Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Pengukuran yang digunakan dalam layanan purna jual sama ini dengan pengukuran pada proses operasi, yaitu: waktu, kualitas dan biaya. 4). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif terakhir dalam BSC mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya tercapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard yang pertama. Kaplan dan Norton (1996) memiliki 3 (tiga) kategori utama dalam perspektif ini, yaitu kapabilitas pekerja, kapabilitas sitem informasi dan organization capital.

28 a) Kapabilitas Pekerja Pengukuran kapabilitas pekerja dilakukan dengan mengukur kepuasan pekerja, kesetiaan pekerja, dan produktivitas pekerja. Kepuasan pekerja merupakan penentu dari kedua pengukuran berikutnya. Pengukuran kepuasan pekerja dapat dilakukan dengan menggunakan angka indeks dengan skala tertentu. Sedangkan untuk kesetiaan pekerja dapat diukur lewat rasio perputaran pekerja, dan untuk produktivitas pekerja dapat menggunakan rasio pendapatan perusahaan per pekerja. b) Kapabilitas Sistem Informasi Informasi merupakan suatu sarana penunjang untuk meningkatkan kemampuan pekerja. Dengan adanya informasi, maka pekerja dapat mengetahui perkembangan di dalam dan di luar perusahaan. Pengukuran kapabilitas sistem informasi dapat dilakukan dengan mengukur seberapa besar informasi yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diantisipasikan. c) Organization Capital Pekerja membutuhkan motivasi yang dapat membuatnya bekerja lebih giat dan mencapai hasil yang lebih baik. Pengukuran terhadap motivasi ini dapat dilakukan melalui penghitungan jumlah usulan yang diberikan dengan yang diimplementasikan, jumlah perbaikan, keselarasan antara individu dengan organisasi, dan kinerja kelompok/tim.

29 b. Tolak Ukur Kinerja dalam Balanced Scorecard (BSC) Menurut Kaplan dan Norton (1996) berbagai ukuran kinerja yang digunakan pada masing-masing perspektif antara lain pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan, pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal dan pengukuran kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1). Pengukuran Kinerja pada Perspektif Keuangan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif keuangan adalah pertumbuhan pendapatan, Return On Investment (ROI) dan Net Profit Margin. a) Pertumbuhan pendapatan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan dari penjualan bersih yang diperoleh dari tahun ke tahun. b) Return on Investment (ROI) ROI = Laba Bersih Setelah Pajak Rata-rata Total Aktiva Ukuran ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Nilai persentase ROI yang semakin tinggi menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. c) Net Profit Margin Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Ukuran ini digunakan untuk menggambarkan kesuksesan dari suatu operasi perusahaan dan ukuran ini biasa digunakan untuk memproyeksikan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. Semakin tinggi nilai persentase

30 laba bersih dibandingkan dengan penjualan bersih, menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin baik. 2). Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pelanggan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pelanggan adalah jumlah pelanggan perusahaan, rata-rata laba per pelanggan dan beban operasi per pelanggan. a) Jumlah Pelanggan Perusahaan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah pelanggan perusahaan dari tahun ke tahun. b) Rata-rata Laba per Pelanggan Rata-rata Laba per Pelanggan = Laba Bersih Total Pelanggan Ukuran ini mencerminkan rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dalam melayani seorang pelanggan. c) Beban Operasi per Pelanggan Beban Operasi per Pelanggan = Beban Operasi Total Pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata beban operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melayani seorang pelanggan.

31 3). Pengukuran Kinerja pada Perspektif Proses Bisnis Internal Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal adalah terpenuhinya sertifikat internasional, margin laba operasional, rasio beban operasi terhadap pendapatan dan jumlah kunjungan bisnis ke pelanggan. a) Terpenuhinya Sertifikat Internasional Terpenuhinya akreditasi dari lembaga penilai internasional merupakan ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam usaha memenuhi produk berkualitas yang berstandar internasional. b) Margin Laba Operasional Margin Laba Operasional = Laba Operasi Penjualan Bersih Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses operasi. c) Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan Rasio Beban Operasi Terhadap Pendapatan = Beban Operasi Pendapatan Ukuran ini untuk mengetahui efisiensi beban-beban operasi perusahaan sehubungan dengan proses operasi perusahaan. d) Jumlah Kunjungan Bisnis ke Pelanggan Ukuran ini untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memelihara dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan kunjungan bisnis ke pelanggan.

32 4). Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Ukuran-ukuran kinerja yang digunakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap laba operasi, organization capital dan kepuasan karyawan, tingkat perputaran karyawan dan produktivitas karyawan. a) Jumlah Karyawan yang Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya. b) Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Laba Operasi Rasio Beban Pelatihan dan Pengembangan = Beban Pelatihan dan Pengembangan Laba Operasi Ukuran ini digunakan untuk mengukur kontribusi atas pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap laba operasi. c) Organization Capital dan Kepuasan Karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam meningkatkatkan organization capital dan menciptakan kepuasan karyawan.

33 d) Tingkat Perputaran Karyawan Tingkat Perputaran Karyawan = Jumlah Pekerja yang Keluar Jumlah Seluruh Karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. e) Produktivitas Karyawan Produktivitas Karyawan = Pendapatan Total Karyawan Ukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

34 c. Kerangka Kerja Balanced Scorecard (BSC) Perspektif Keuangan Untuk berhasil secara keuangan, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pemegang saham kita? Perspektif Pelanggan Untuk mewujudkan visi kita, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pelanggan kita? VISI dan STRATEGI Perspektif Proses Bisnis Internal Untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita proses bisnis apa yang harus kita kuasai dengan baik? Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk mewujudkan visi kita, bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri? Balanced Scorecard memberi kerangka kerja untuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional Gambar 2.1 Kerangka kerja Balanced Scorecard (BSC)

35 Balanced scorecard seharusnya menerjemahkan visi dan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan dan ukuran. Balanced scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Balanced scorecard juga menyatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang objektif dan mudah dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja berbagai ukuran hasil yang subjektif dan agak berdasarkan pertimbangan sendiri. Balanced scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan balanced scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran balanced scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting: 1. memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi, 2. mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis, 3. merencanakan, menetapkan sasaran, dan meyelaraskan berbagai inisiatif strategis, 4. meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

36 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu I Gede Ngurah Buana (2007) menganalisis pengukuran kinerja rumah sakit umum Manuaba dengan konsep Balanced Scorecard. Perumusan masalah adalah bagaimanakah kinerja RSU Manuaba dengan mengukurnya memakai perspektif dari Balanced Scorecard? Metode analisis data adalah metode studi kasus tunggal holistik. Hasil penelitian adalah kinerja rumah sakit umum Manuaba dilihat dari empat perspektif balanced scorecard belum berimbang karena keempat perspektif belum bersama-sama menunjukan kinerjanya yang bagus. Listya Anggraini (2008) menganalisis pengukuran kinerja PT. Timuraya Tunggal dengan pendekatan Balanced Scorecard. Perumusan masalah adalah bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard? Metode analisis data adalah metode deskriptif. Hasil penelitian adalah: 1. perusahaan belum menerapkan pendekatan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerjanya, kinerjanya hanya diukur berdasarkan aspek keuangan, 2. kinerja perusahaan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan hasil yang semakin baik, 3. pada perspektif proses bisnis internal, penulis menyimpulkan bahwa upaya perusahaan pada proses inovasi melalui peningkatan jumlah sertifikat internasional yang diraih dan konsistensi kunjungan bisnis yang dilakukan perusahaan ke pelanggan menunjukan perbaikan kinerja perusahaan yang semakin baik,

37 4. proses inovasi dan proses kunjungan ke pelanggan merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Yudi Hardiyanto (2005) menganalisis perancangan dan pembuatan sistem informasi pengukuran kinerja pemasaran dengan metode Balanced Scorecard studi kasus PT. Semen Gresik. Perumusan masalah adalah bagaimana kinerja perusahaan jika diukur dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard? Metode analisis data adalah metode deskriptif. Hasil penelitian adalah: 1. desain untuk sistem informasi pegukuran kinerja pemasaran menggunakan UML (Unified Modelling Laguage) dengan fokus pada Use Case Description, Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram, 2. sistem informasi ini diimplementasikan dengan aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Java Script serta database Oracle 9i, mempunyai fungsi-fungsi utama yaitu entry data customer satisfaction dan market share, setting scorecard (manajemen indikator dan target), serta analisa kinerja pemasaran. Selain itu, terdapat fungsi pendukung yaitu manajemen user, manajemen aspek, dan manajemen kompetitor, 3. integritas proses penghitungan data untuk analisa kinerja pemasaran mempunyai tingkat validitas yang tinggi, mengacu pada hasil uji coba perbandingan antara proses perhitungan score sistem ini dengan proses hitung manual menggunakan aplikasi spreadsheet.

38 C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu. Deduksi dimulai dari hal-hal umum menuju ke hal-hal khusus. Hal-hal umum dimulai dari defenisi teori secara umum menuju ke hal-hal khusus yaitu konsep balanced scorecard secara teori. Sementara induksi dimulai dari hal-hal khusus menuju ke hal-hal umum. Hal-hal khusus dimulai dari pemilihan tempat riset adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, menuju ke hal-hal khusus yaitu perspektif-perspektif dalam balanced scorecard adalah: 1. perspektif keuangan, 2. perspektif pelanggan, 3. perspektif proses bisnis internal, 4. perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Deduksi dan induksi memiliki keterkaitan dan penggabungan diantara keduanya dapat ditentukan judul skripsi yaitu Pengukuran kinerja perusahaan dengan balanced scorecard studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Desain riset yang digunakan adalah deskriptif. Adapun asumsi/anggapan dasar adalah: 1. pertumbuhan dan pendapatan yang meningkat menunjukan perspektif keuangan yang baik, 2. bertahannya pangsa pasar dan meningkatnya pelanggan menunjukan perspektif pelanggan yang baik,

39 3. terciptanya produk berkualitas menunjukan perspektif proses bisnis internal yang baik, 4. peningkatan jumlah karyawan menunjukan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang baik. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data-data tersebut akan digunakan untuk pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif-perspektif dalam balanced scorecard sehingga kesimpulan dan saran dapat diperoleh. Kesmpulan dan saran tersebut dituangkan di dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi. Berdasarkan uraian sebelumnya maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut: Deduksi (Umum ke Khusus) Induksi (Khusus ke Umum) Teori PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Konsep Balanced Scorecard Secara Teori Perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard adalah: 1. perspektif keuangan, 2. perspektif pelanggan, 3. perspektif proses bisnis internal, 4. perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Judul : Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard Studi Kasus pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

40 Desain Riset : Deskriptif Asumsi/Anggapan Dasar : 1. Pertumbuhan pendapatan yang meningkat menunjukan perspektif keuangan yang baik. 2. Bertahannya pangsa pasar dan meningkatnya pelanggan menunjukan perspektif pelanggan yang baik. 3. Terciptanya produk berkualitas menunjukan perspektif proses bisnis internal yang baik. 4. Peningkatan jumlah karyawan menunjukan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang baik. Jenis Data : Data Primer dan Sekunder Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard Kesimpulan dan Saran Skripsi Gambar 2.2 Kerangka konseptual

41 BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (dependen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2004). Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda, atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis yang digunakan peneliti adalah karyawan tetap (staf administrasi) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang menjadi objek dan pusat pembahasan. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua karyawan tetap (staf administrasi) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Non Probability Random Sampling dengan metode Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah karyawan (staf administrasi) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap.

42 C. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama yang merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya dari individu atau perseorangan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang sudah diolah sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak yang berkepentingan. Misalnya dalam bentuk tabel, garafik, diagram, gambar, dan sebagainya. Data sekunder yang diperoleh antara lain sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan contoh laporan keuangan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. 1. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan staf PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. 2. Teknik dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara pengamatan tidak langsung terhadap objek yang diteliti seperti melalui pencatatan dan pengcopyan laporan-laporan, dokumen-dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul yang diteliti.

43 3. Teknik kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan untuk mendapatkan teori-teori mengenai BSC. E. Metode Analisis Data Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan perhitungan (counting) yaitu suatu metode dengan mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi. F. Jadwal dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang beralamat di Jalan Sei Batanghari No. 2 Medan. Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut : Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Apr Mei Jun Jul Okt Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Bimbingan dan Penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi

44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Deskripsi Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Langkah awal perusahaan dimulai sejak pengambil-alihan perusahaan asing RCMA dan CMO pada tahun 1958 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Kemudian pada tahun 1994 diadakan penggabungan, dimana manajemen 3 (tiga) BUMN Perkebunan yaitu PTP III, PTP IV dan PTP V disatukan pengelolaannya dibawah Direksi PTP III. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perusahaan tersebut digabungkan menjadi satu perusahaan dengan nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. Sarana produksi meliputi areal tanaman kelapa sawit, areal tanaman karet, pabrik pengolahan karet, dan pabrik kelapa sawit seperti pada Tabel 4.1

45 Tabel 4.1 Sarana produksi PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Komoditi Luas Tanaman Areal Pabrik Jumlah Pabrik Kapasitas Karet ,29 Ha Ton KK / Hari Kelapa Sawit ,13 Ha Ton / Jam Sebagai upaya merespons tuntutan perubahan, maka pada bulan Agustus tahun 2003 telah dicanangkan Program Transformasi Bisnis (PTB) yang merupakan kebijakan transformasi menyeluruh mencakup: Transformasi Manajemen, Transformasi Strategi, Transformasi Struktural dan Transformasi Kultural. Garis besar Program terdiri dari: Rumusan Paradigma Bisnis Baru: The Winning Formula berupa: Visi, 7 Misi, 5 Tata Nilai, Strategi dan Policy (yang merupakan rumusan ulang berdasarkan Paradigma Bisnis Baru): The Business Success Model (Rumah Masa Depan berisi Key Performance Indicator (KPI) dengan target yang harus dicapai): 3 Strategic Initiative (yaitu inisiatif strategis/program pokok yang diperlukan agar target KPI tercapai): dan Baldrige Assessment (yang akan menggambarkan tingkat kinerja ekselen dan daya saing bisnis global/posisi terhadap World Class

46 Standard). Upaya transformasi diawali dengan kepemimpinan yang efektif dan bermuara pada pencapaian cita-cita menjadi Perusahaan Kelas Dunia. b. Aktivitas Perusahaan Sebagai perusahaan yang bergerak di Agro Industri, produk utama PTPN III adalah kelapa sawit dan hasil olahannya serta karet dan hasil olahannya. Jenis produk, segmen pasar, kelompok pelanggan dan mekanisme penyalurannya adalah seperti pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Produk utama,segmen pasar, kelompok pelanggan dan mekanisme penyalurannya Segmen Kelompok No. Produk Saluran pasar pelanggan 1. Kelapa Sawit CPO Lokal dan Trader dan KPB ekspor industri Inti Lokal Trader dan KPB Sawit industri 2.Karet Lateks Lokal dan Trader dan KPB Pekat ekspor industri SIR Lokal dan Trader dan KPB ekspor industri RSS Lokal dan ekspor Trader dan KPB industri

47 c. Visi, Misi dan Strategi Perusahaan Visi Perusahaan Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik Misi Perusahaan 1) mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan, 2) menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan, 3) memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal, 4) menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor, 5) menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis, 6) memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas, 7) melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwenang lingkungan. Strategi Perusahaan 1) menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis, 2) melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitif terhadap kecenderungan industri dan pergerakan pasar, dan mencermati pesaing, 3) menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulabaan,

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT PIJER PODI KEKELENGEN SIBOLANGIT OLEH : IKA YUSLIDA TARIGAN

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT PIJER PODI KEKELENGEN SIBOLANGIT OLEH : IKA YUSLIDA TARIGAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT PIJER PODI KEKELENGEN SIBOLANGIT OLEH : IKA YUSLIDA TARIGAN 080522164 PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

SKRIPSI BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. POS INDONESIA ( PERSERO ) MEDAN OLEH: LAILI RAMADHANI PULUNGAN

SKRIPSI BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. POS INDONESIA ( PERSERO ) MEDAN OLEH: LAILI RAMADHANI PULUNGAN SKRIPSI BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. POS INDONESIA ( PERSERO ) MEDAN 20000 OLEH: LAILI RAMADHANI PULUNGAN 080522154 PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Tijauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja a. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Mohammad Pabundu ( 2006 ) kinerja sebagai hasil hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu oraganisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk. mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu oraganisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk. mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kinerja Pengertian Kinerja menurut Mohammad Pabundu (2004:50) kinerja sebagai hasil hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu oraganisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad informasi.

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai salah satu sub sistem pembangunan nasional harus selalu memperhatikan dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah setempat.

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan pada hakikatnya merupakan organisasi yang meniti kegiatan rutinnya bagi kepentingan semua Stakeholders, seperti : pemegang saham, kreditur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : : SRI RAHMA AGUSTINA LUBIS

SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : : SRI RAHMA AGUSTINA LUBIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN SKRIPSI PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN DISUSUN OLEH : NAMA : SRI RAHMA AGUSTINA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance measurement. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, performance measurement. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this thesis are to test and prove that good performance of Horison Hotel Bandung if applying the concept of Balanced Scorecard. The research method used by the author is descriptive

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penilaian Kinerja dan Balanced Scorecard

Kata Kunci : Penilaian Kinerja dan Balanced Scorecard ABSTRAK IRAWATI KUSUMA WARDANI. A 311 05 652. Analisis Penilaian Kinerja Dengan Menggunakan Balanced Scorecard Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar. (dibimbing oleh Drs. H. Amiruddin, M.Si,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin banyak perencanaan semakin besar kemungkinan untuk menang. Semakin sedikit perencanaan semakin sedikit kemungkinan untuk jaya. Jadi, bagaimana dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

S K R I P S I PERANAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN PENGENDALIAN BIAYA PUSAT BIAYA PADA PT

S K R I P S I PERANAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN PENGENDALIAN BIAYA PUSAT BIAYA PADA PT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN S K R I P S I PERANAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN PENGENDALIAN BIAYA PUSAT BIAYA PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan dapat diakomodir dengan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH:

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH: NAMA

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Evaluasi Kinerja Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu

Lebih terperinci

Sumber : Penulis (2014)

Sumber : Penulis (2014) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahapan-tahapan guna melihat proses untuk sampai

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi

DRAFT SKRIPSI. Oleh : Nama : Tuti Auliawati NIM : Departemen : Akuntansi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN DRAFT SKRIPSI PERANAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. ARTCRAFT INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. ARTCRAFT INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 REGULER MEDAN SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. ARTCRAFT INDONESIA OLEH: NAMA : WHIL HELMINA BR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan dunia informasi, teknologi, dan industri telah mendorong setiap organisasi perusahaan untuk memasuki babak baru. Persaingan yang kompleks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung

Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan Pada PT. Taspen (Persero) Kcu Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-09 Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

S K R I P S I. O l e h : : SRI MARTHA H. S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI

S K R I P S I. O l e h : : SRI MARTHA H. S NIM : DEPARTEMEN : AKUNTANSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN S K R I P S I PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR BIDANG INDUSTRI BARANG KONSUMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EXTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

TINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Bank Jabar sebagai salah satu bank umum komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1960 dan telah dinasionalisasikan dari Pemerintahan Belanda merasakan persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EXTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA KELOMPOK INDUSTRI ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI OLEH. Pasca Aprilani Sihombing

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI OLEH. Pasca Aprilani Sihombing SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BPR NBP SETIA BUDI OLEH Pasca Aprilani Sihombing 100523036 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

MARTHA ANNA SIAGIAN NIM

MARTHA ANNA SIAGIAN NIM SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARTHA ANNA SIAGIAN NIM 070503111

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja menjadi sebuah kata yang umum didalam menilai baik atau tidak baik suatu instansi baik swasta maupun pemerintah, tentu saja didalam menilai sebuah kinerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, ABSTRAK Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Model pengukuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana organisasi tersebut dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Untuk mencapai pelayanan

Lebih terperinci