BAB I PENDAHULUAN. Archipelago Economy: Unleashing Indonesia s Potential adalah perekonomian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesimpulan akhir dari analisis McKinsey Global Institute bertajuk The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia s Potential adalah perekonomian Indonesia yang sangat menjanjikan. McKinsey memprediksi Indonesia akan masuk dalam urutan ke tujuh kekuatan ekonomi dunia pada tahun Berdasarkan analisis McKensey, pada tahun 2030 Indonesia masih akan menikmati demographic deviden, dengan estimasi 280 juta penduduk usia produktif, dimana 135 juta penduduk masuk dalam kategori consuming class yang sejalan dengan trend di mana 75% consuming class di dunia akan ada di Asia. Prediksi bahwa 71% penduduk perkotaan akan menyumbang 86% GDP menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial. Prediksi McKensey nilai peluang pasar Indonesia di tahun 2030 adalah sebesar 1,8 triliun US dollar pada sektor consumer services, pertanian dan perikanan, sumber daya alam dan pendidikan. Masih menurut McKensey, dengan semakin meningkatnya pendapatan, maka alokasi uang untuk consumer services akan semakin meningkat. Sektor yang yang paling tinggi adalah sektor keuangan, untuk tabungan dan investasi, disusul sektor makanan dan minuman, dan leisure (memanfaatkan waktu luang), apparel dan pendidikan. Fenomena ini, seharusnya ditangkap sebagai indikasi awal munculnya 1 Oberman, Raoul., et.all., The Archipelago Economy : Unleashing Indonesia s potential., Mc Kensey Institute,

2 peluang bisnis pada sektor-sektor tersebut. Adapun gambaran dari hasil analisis Mc Kensey 2011 dan proyeksi pertumbuhannya pada tahun 2030 terlihat dari grafik sebagai berikut: Grafik 1.1. Proyeksi Annual Consumer Spending 2030 Sumber : Oberman, Raoul., et.all., The Archipelago Economy : Unleashing Indonesia s potential., Mc Kensey Institute, 2012 Halaman 6 Berdasarkan grafik di atas, sektor saving and investment, healthcare dan leisure merupakan tiga sektor dengan potensi pertumbuhan tertinggi. Terkait dengan leisure, salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat adalah memanfaatkan waktu untuk berwisata, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Ada potensi pertumbuhan yang cukup besar di sektor pariwisata seiring dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Salah satu indikatornya adalah data 2

3 yang disampaikan Menparekraf 2, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia semester 1 tahun 2014 mencapai 6,8% atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7%. Selain itu, sektor pariwisata juga menyumbangkan produk domestik bruto mencapai Rp 347 triliun di 2013 dan jumlah wisatawan mancanegara Januari-Juli 2014 mengalami peningkatan 9.5 % atau dua kali pertumbuhan dunia sekitar 4-5%. Pada 2013 lalu, sektor pariwisata menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun Pertumbuhan perjalanan wisata penduduk Indonesia dari tahun 2009 ke 2013 terlihat hanya tumbuh 8,8% dari sisi volume perjalanan, akan tetapi secara total Rupiah yang dibelanjakan tumbuh cukup tinggi, yaitu 28,9% seperti digambarkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara 2 3

4 Apabila kemudian dicermati data perjalanan wisata ke luar negeri pun tak kalah menariknya. Minat orang Indonesia untuk berwisata ke luar negeri terlihat menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi dalam 5 tahun terakhir, baik dari sisi jumlah orang yang keluar negeri, rata-rata maupun total uang yang di belanjakan, seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 1.2. Perkembangan Wisnas Tahun Data lain yang tidak kalah menariknya adalah, hingga kuartal I 2014, arus dana jasa perjalanan wisatawan Indonesia ke luar negeri atau dikenal outbound mencapai 2,5 miliar dollar AS (tumbuh 34% dibadingkan tahun 2013). Pada periode yang sama, belanja turis asing di Indonesia atau biasa disebut inbound hanya senilai 1,7 miliar dollar AS. Mencermati data di atas, selain daerah tujuan wisata, industri kuliner dan transportasi, salah bidang usaha yang menikmatinya manisnya industri pariwisata adalah jasa Tour & Travel. 4

5 Apabila dicermati lebih lanjut, dalam bisnis jasa tour & travel, ada banyak kegiatan usaha yang dapat dilakukan di dalamnya, antara lain 3 : 1. Ticketing Engine Domestik 2. Ticketing Engine Internasional 3. Voucher hotel 4. Tour domestik 5. Tour internasional 6. Haji/Umrah 7. Pulsa elektrik 8. Valuta asing 9. dan lain-lainnya. Apabila diklasifikasikan berdasarkan besaran usahanya, pada saat membuka usaha jasa tour & travel dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Travel Agent yang didukung dengan Badan Usaha, BPW, ASITA dan IATA jelas yang ini membutuhkan waktu proses dan modal yang sangat besar. Sebagai contoh pemain besarnya adalah PT Panorama Sentrawisata Tbk. atau PT Bayu Buana Tbk

6 2. Travel agent yang berstatus sebagai Sub Agen dari sebuah travel agent yang sudah mapan atau menjalankannya dalam bentuk waralaba dari travel agent besar. Bisnis ini bisa berjalan secara instant dengan investasi yang kecil. 3. Tavel agent yang berbinis secara online, seperti Traveloka, TripAdvisor, Wego, TX Travel, Expedia, Yuktravel, Gonla, dan lainnya, yang mengancam keberadaan travel agent kecil yang bekerja secara tradisional (penjualan tiket dan voucher). Mencermati kegiatan usaha yang dilakukan di bisnis ini, kegiatan dasar yang paling banyak dimasuki adalah yang terkait dengan aktivitas penjualan voucher hotel dan ticketing. Dengan demikian, pemain baru dengan modal kecil akan dapat masuk ke dalam bisnis ini dengan menjadi sub-agen, membeli waralaba dari usaha tour and travel besar atau menjalankan bisnis menjual tiket dan voucher secara online. Seiring dengan perkembangan zaman, bahkan usaha tour & travel dapat dijalankan di dunia maya dengan menawarkan berbagai macam service sesuai keinginan konsumen. Seorang pengusaha travel mengatakan, untuk memulai berbisnis travel, modal usaha cukup sebuah telepon genggam dan sambungan internet saja. Tantangan dalam meraih kesuksesan yang lebih besar di dalam bisnis ini, adalah menjadi tour operator atau tour organizer, baik domestik maupun luar negeri. Bagi pemain besar, aktivitas menjadi tour organizer menyumbang kontribusi pendapatan yang terbesar dalam pendapatan total perusahaan. Salah satu contoh perusahaan swasta yang menikmati bisnis jasa ini adalah PT 6

7 Panorama Sentrawisata Tbk. Sepanjang semester I/2014, emiten berkode saham PANR ini mencatat pendapatan outbound sebesar Rp 743,6 miliar atau 73 persen dari total pendapatan. Angka ini naik 15,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 4. Akan tetapi persoalannya, ada banyak pemain yang eksis di industri ini, yang sudah memiliki banyak tangan berupa sub-agen atau pemegang waralaba. Bagi pemain baru haruslah dapat memberikan value proposition yang lebih baik atau unik dan berbeda, sehingga dapat menjadi tour and travel alternatif dengan keunikan layanan, yang tidak ditawarkan oleh pengusaha tour and travel lainnya. Model bisnis usaha tour and travel lokal pada umumnya menyasar pasar turis asing atau pelancong dari luar kota untuk menjual paket city tour maupun paket wisata domestik, yang dirancang dengan key partners pengelola obyek wisata domestik. Segmen pasar lainnya adalah keluarga dengan menjual paket wisata dalam dan luar negeri. Biasanya paket yang ditawarkan adalah tujuan-tujuan wisata populer, dengan harga yang kompetitif seperti yang biasa diiklankan di media massa menjelang peak season (Liburan Sekolah, Idul Fitri, Akhir Tahun). Trend lainnya yang berkembang di industri perjalanan wisata, adalah munculnya paket tour tematik, misalnya paket religi (Umroh atau Ziarah ke Israel/Palestina/Lourdes) dan paket kesehatan (pemeriksaan kesehatan ke Singapura atau Malaysia), yang diharapkan lebih kebal terhadap persoalan peak season vs low season. Pada masa peak season permintaan terhadap paket liburan 4 n.menjadi. 7

8 cukup tinggi sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi. Namun di masa low season, permintaan wisata juga menurun, sehingga banyak paket wisata murah muncul, dengan pasar sasaran orang-orang yang sensitif harga, dan memilih untuk merancang perjalanan wisata pada masa low season. Tentu saja pasar ini tidak besar, karena umumnya orang berkesempatan untuk berwisata pada musim liburan. Dengan adanya paket wisata tematik, diharapkan pelaku usaha tour and travel dapat meraih konsumen yang memiliki kebutuhan khusus dan tidak harus merencanakan perjalanannya pada saat musim liburan, namun bisa sewaktuwaktu. Secara Nasional, industri tour & travel cukup berkembang, dikarenakan dapat menjalankan bisnis dari semua sisi, yaitu baik inbound tour (adanya wisatawan asing yang masuk dan berwisata di Indonesia), outbound tour (wisatawan Indonesia ke luar negeri), maupun domestic tour (perjalanan wisata dalam negeri). Hal ini tidak terlepas dari Indonesia yang kaya dengan daerah tujuan wisata sehingga mengundang wisatawan dalam maupun luar negeri, serta pendapatan penduduk Indonesia khususnya kelas menengah ke atas yang masih bertumbuh, sehingga meningkatkan permintaan outbound tour dari waktu ke waktu. Potensi yang cukup besar inilah yang membuat permintaan akan jasa tour and travel terus meningkat. Kondisi ini menjadikan semakin banyak pemain yang masuk ke dalam industri ini. Sebagai gambaran, untuk domestik kota Solo saja, 8

9 pada tahun 2010 terdapat sekitar 75 usaha tour & travel 5, yang tercatat sebagai anggota ASITA Solo. Padahal, belum semua pengusaha tour and travel di Solo menjadi anggota ASITA. Menurut Ketua Asita Solo Suharto, jumlah travel agent yang belum tergabung dalam Asita, mencapai dua per tiga dari jumlah total anggota Asita Solo. Bahkan beberapa di antara mereka, tidak memiliki izin usaha 6. Data ini menunjukkan banyaknya minat pengusaha untuk terjun ke dalam bisnis ini. 1.2.Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan masih terbuka peluang bisnis di industri tour and travel, walaupun cukup banyak pemain yang sudah ada di pasar. Pemain baru yang akan masuk ke dalam bisnis ini, harus memiliki point of difference, sehingga tidak bersaing langsung dengan pengusaha tour and travel yang sudah ada. Salah satu trend baru yang muncul di luar paket wisata pada umumnya adalah munculnya tour organizer wisata tematik. Dijelaskan di atas, wisata tematik yang sudah menjadi trend adalah wisata religi dan wisata kesehatan. Dengan demikian, keputusan strategik bagi pemain baru dalam industri ini adalah sejauh mana dia dapat menawarkan konsep yang berbeda dari pemain yang sudah ada, dengan mengusung model bisnis yang baru, sebagai point of difference yang cukup bermakna di industri tour and travel

10 Salah satu peluang wisata tematik yang belum banyak dilirik oleh pelaku bisnis tour and travel adalah paket wisata dengan tema edukasi. Data pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri dibandingkan dengan beberapa negara tetangga 7 adalah sebagai berikut: Tabel 1.3. Data Perbandingan Pelajar Mahasiswa Indonesia dengan ASEAN Reference Area Malaysia Viet Nam Indonesia Thailand Singapore Philippines Sumber : Dibandingkan dengan negara tetangga, tiap tahunnya Indonesia mengirim cukup banyak pelajar mahasiswa ke luar negeri, dengan jumlah yang relatif stabil. Dari sisi jumlah, Indonesia masih di bawah Malaysia dan Vietnam, namun lebih tinggi dari Filipina, Thailand dan Singapura. Dari sisi jumlah penduduk Indonesia yang terbesar diantara yang lainnya, rasionya relatif paling kecil, sehingga dalam jangka panjang dapat diproyeksi meningkat, mengingat implementasi MEA 2015 dan adanya peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia. Informasi sekolah ke luar negeri seringkali diperoleh dari pameran/education fair dan seminar yang diadakan oleh jasa konsultan pendidikan luar negeri, informasi dari saudara atau kawan yang sudah bersekolah di luar negeri, browsing di internet, atau survey secara pribadi. Lebih dalam lagi para peminat studi di luar 7 Data PBB, diunduh dari 10

11 negeri akan lebih merasa meyakinkan bila tidak hanya mendapatkan informasi dari mereka yang ada di sekitarnya, namun juga pengalaman untuk melihat, merasakan dan berinteraksi nyata dengan sekolah atau universitas luar negeri dengan cara mendatangi, merasakan dan melihat sendiri suasana sekolah, berdialog dengan pihak sekolah, melihat tempat-tempat di mana mahasiswa bisa belajar dan tinggal (apartemen/asrama) dan sarana transportasi yang bisa digunakan. Dengan demikian, seorang pengusaha tour and travel dapat mengusung ide Experiential Edutravelling sebagai layanan baru di bisnis ini. Ide Experiential Edutraveling ini tidak hanya diperuntukkan bagi orang yang serius untuk bersekolah ke luar negeri. Ide ini memberikan informasi sekaligus pengalaman bagi segmen pasar orang-orang yang ingin mengetahui dan merasakan suasana bersekolah di luar negeri. Pejalanan wisata ini dapat sekedar menjadi pengalaman, atau di tindaklanjuti secara serius untuk bersekolah di luar negeri. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh agar ide bisnis tersebut dapat diimplementasikan dengan baik, perlu dilakukan suatu kajian terhadap model bisnis, sehingga dapat diketahui implikasi strategik apa saja yang perlu diperhatikan oleh pemain baru dalam menggunakan konsep experiential edutravelling dengan menggunakan pendekatan konsep business model canvas (Osterwalder & Pigneur). 11

12 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membuat business model canvas Tour and Travel dengan mengusung tema Experiential Edutravelling, yang akan disusun dalam skema business model canvas untuk dapat memberikan gambaran mengenai: 1. Analisis lingkungan bisnis. 2. Customer insight dari bisnis experinential edutravelling dengan menggunakan kerangka pikir empathy map 3. Menyusun business model canvas yang meliputi Nine building blocks dengan pengambilan keputusan sebagai berikut: a) Customer segment mana yang akan menjadi target serta desain produk apa yang dapat dikembangkan? b) value proposition apa yang akan ditawarkan kepada konsumen? c) Channel apa saja yang akan dipakai untuk menyampaikan value propotition pada segmen pasar yang dituju? d) Customer relation strategy apa yang dipakai untuk mendukung relasi dengan customer yang dituju? e) Dari manakah revenue stream yang diperoleh Perusahaan? f) Key resources apa yang harus dimiliki perusahaan agar dapat mewujudkan point of difference yang akan menjadi kekuatan perusahaan? g) Key activities apa yang harus dilakukan untuk menciptakan value propotition yang dijanjikan? 12

13 h) Siapa key partner yang akan menjadi strategic partner agar value yang dijanjikan dapat terpenuhi dengan baik? i) Bagaimana cost structure dari model bisnis yang disusun ini? 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah menjadi referensi model bisnis yang memiliki point of difference yang dapat diimplemantasikan oleh pebisnis jasa Tour and Travel. 1.5.Kerangka Penulisan Gambar 1.1. Kerangka Penulisan Melakukan analisis lingkungan bisnis Menggali customer insight (emphaty map) untuk mendesain business model Menyusun Business model canvass 13