BAB III METODA PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan yang dilakukan dalam tahap kegiatan penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalah yang diteliti. Studi literatur yang dilakukan adalah studi mengenai : 1. Manajemen proyek. 2. Manajer proyek dalam pengelolaan proyek. 3. Tolok ukur sukses pengelolaan proyek 4. Perilaku kerja 5. Studi kepemimpinan 6. Leader Behavior Description Questionnaire 3.2. Memilih Pendekatan Penelitian Berdasarkan prosedur penelitian (Arikunto,2002) suatu pendekatan penelitian harus ditentukan sebelum melanjutkan tahap berikutnya. Penelitian ini menggunakan beberapa jenis pendekatan yaitu: 1. Pendekatan sampel karena penelitian ini hanya meneliti sebagian dari populasi. 2. Pendekatan non-eksperimen karena variabel sudah tersedia dan tidak dengan sengaja ditimbulkan dalam kegiatan penelitian ini Menentukan Variabel Berdasarkan prosedur penelitian (Arikunto,2002), dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yang ditentukan, yaitu: 1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah perilaku kerja manajer proyek. Variabel bebas perilaku kerja manajer proyek dibagi menjadi dua sub-variabel bebas yaitu: a. Perilaku kerja manajer proyek yang memperhatikan hubungan baik dengan bawahan (untuk selanjutnya disebut dengan dimensi pertimbangan).

2 b. Perilaku kerja manajer proyek yang berorientasi pada tugas dan penggunaan sumber daya serta personel (untuk selanjutnya disebut dengan dimensi struktur prakarsa). 2. Variabel terikat, yaitu variabel akibat. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah performa proyek. Variabel terikat performa proyek dibagi menjadi tiga sub-variabel terikat yaitu: a. Biaya. b. Mutu. c. Waktu Menentukan Sumber Data Penelitian ini mensurvei perilaku manajer proyek yang sumber datanya adalah orang-orang yang bekerja dibawah pimpinan manajer proyek itu sendiri. Penelitian ini hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian ini dapat disebut penelitian sampel. Yang penting dalam penelitian sampel adalah menentukan ukuran sampel. Untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini dipakai rumus: n 2 z E..(3.1.) Sumber: Kountour, 2004 Keterangan : z : Nilai yang diperoleh dari tabel z pada level of confidence tertentu σ : Standar deviasi dari populasi. Jika standar deviasi tidak diketahui, dapat digunakan perkiraan sesuai dengan pengalaman penelitian sebelumnya jika ada. Jika tidak ada pengalaman sebelumnya, yang dapat dilakukan adalah perkiraan saja. E : Error of estimate. Kesalahan yang dapat ditoleransi dalam level of confidence tertentu. Nilai z untuk level of confidence 95% adalah 1,960. Standar deviasi yang digunakan adalah perkiraan berdasarkan penelitian terdahulu yaitu sebesar 5,9. Dan

3 error of estimate yang dapat ditoleransi diambil sebesar 1,5. maka ukuran sampelnya adalah : 2 1,960.5,9 n = 1,5 n =59,43 60 manajer proyek Supaya data dapat dianalisa dengan statistik parametrik, jumlah sampel yang harus dipenuhi adalah minimal 30 sampel (Singarimbun dan Effendi, 1989). Jadi jumlah sampel 60 manajer proyek sudah cukup memenuhi persyaratan tersebut Merumuskan Hipotesa Penelitian ini merumuskan sepuluh hipotesa, yaitu : 1. H1 : perilaku kerja manajer proyek berpengaruh terhadap ketepatan biaya. 2. H2 : perilaku kerja manajer proyek terhadap ketepatan waktu. 3. H3 : perilaku kerja manajer proyek terhadap ketepatan mutu. 4. H4 : perilaku kerja manajer proyek berpengaruh terhadap performa proyek. 5. H5 : perilaku kerja MP yang memperhatikan hubungan baik dengan bawahan berpengaruh terhadap ketepatan biaya. 6. H6 : perilaku kerja MP yang memperhatikan hubungan baik dengan bawahan berpengaruh terhadap ketepatan waktu. 7. H7 : perilaku kerja MP yang memperhatikan hubungan baik dengan bawahan berpengaruh terhadap ketepatan mutu. 8. H8 : perilaku kerja MP yang berorientasi. pada tugas dan penggunaan sumber daya serta personil berpengaruh terhadap ketepatan biaya. 9. H9 : perilaku kerja MP yang berorientasi. pada tugas dan penggunaan sumber daya serta personil berpengaruh terhadap ketepatan waktu. 10. H10: perilaku kerja MP yang berorientasi. pada tugas dan penggunaan sumber daya serta personil berpengaruh terhadap ketepatan mutu.

4 Gambar di bawah ini menggambarkan pengaruh yang ingin diteliti dalam penelitian ini: Perilaku Kerja Performa Proyek Pertimbangan Struktur Prakarsa Biaya Waktu Mutu Gambar 3.1.Model Penelitian 1 Sumber: olahan sendiri Perilaku Kerja Pertimbangan Struktur Prakarsa Performa Proyek Biaya Waktu Mutu Gambar 3.2.Model Penelitian 2 Sumber: olahan sendiri Perilaku Kerja Pertimbangan Performa Proyek Biaya Waktu Struktur Prakarsa Mutu Gambar 3.3.Model Penelitian 3 Sumber: olahan sendiri 3.6. Menentukan dan Menyusun Instrumen Kuisioner Perilaku Kerja Manajer Proyek Penelitian ini menggunakan instrumen yang diadaptasi dari Leader Behavior Description Questionnaire (LBDQ). Kuisioner ini terdiri dari 30 item deskripsi

5 perilaku. Hanya 20 dari 30 iem yang diskor; 10 item tiap-tiap dimensi. Sepuluh item yang tidak diskor tetap dimasukkan ke dalam ini untuk menjaga kondisi administrasi agar sebanding dengan standarisasi. Berikut adalah item-item setiap dimensi yang diskor: Tabel 3.1. Item-item yang diskor pada dimensi pertimbangan 1 1 Memberikan bantuan secara personal ke anggota grup. 2 5 Menyisihkan waktu untuk mendengarkan anggotanya. 3 7 Memperhatikan kesejahteraan (kesehatan dan kenyamanan) setiap individu anggotanya Menolak untuk menjelaskan tendakan yang diambilnya Bertindak tanpa berkonsultasi bersama grup. * 6 15 Mendukung anggota-anggotanya dalam tindakan yang mereka ambil Ramah dan bisa diajak bicara Membuat anggota grup merasa nyaman ketika berbicara dengan mereka Membiarkan usulan keluar dari grup untuk diterapkan dalam pengoperasian Meminta persetujuan grup mengenai hal-hal penting sebelum bertindak lebih lanjut. * Item-item ini diskor sebaliknya. Sumber : Halpin, 1957 Tabel 3.2. Item-item yang diskor pada dimensi struktur prakarsa 1 2 Membuat sikapnya jelas kepada grup. 2 3 Menguji cobakan ide-idenya dengan grup.

6 Lanjutan tabel Menugaskan anggota grup tugas-tugas tertentu (khusus) Menjadwalkan pekerjaan untuk dikerjakan Mempertahankan standar kinerja tertentu Mendorong untuk menggunakan prosedur yang sudah ada Meminta anggota grup mengikuti aturan dan regulasi yang sudah distandarkan Membuat anggota grup tahu apa yang diharapkan dari mereka Peduli pada anggota yang bekerja sesuai dengan kapasitasnya Memastikan pekerjaan anggota grupnya terkoordinasi. Item-item 4, 6, 9, 13, 17, 20, 23, 26, 27, dan 30 tidak diskor di dimensi manapun. Sumber : Halpin, Kuisioner Performa Proyek Selain mengukur perilaku manajer proyek, yang perlu diukur adalah performa proyek yang dikelola oleh manajer proyek itu sendiri. Berdasarkan tolok ukur performa proyek yang baik menurut Ir. Mahendra Sultan Syah (2004), disusunlah 10 item deskripsi tolok ukur performa proyek yang dikelola oleh manajer proyek tersebut. Kuisioner ini mengidentifikasi biaya, waktu dan mutu sebagai dimensi performa proyek. Berikut adalah item-item setiap dimensi yang diskor: Tabel 3.3. Item-item yang diskor pada dimensi biaya 1 1 Biaya yang terjadi sesuai dengan kontrak dan kesepakatan

7 Lanjutan tabel 3.3. No. No. Item pada 2 2 Owner setuju dan melaksanakan pembayaran pekerjaan selesai 3 3 Terjadi progress billing tak terbayar * 4 10 Memperoleh undangan dan atau penunjukan proyek Sumber: Syah, 2004 baru. Tabel 3.4. Item-item yang diskor pada dimensi waktu 1 4 Waktu pelaksanaan proyek sesuai skedul kerja dokumen kontrak dan kesepakatan 2 5 Mendapatkan complain atau klaim dari pemberi kerja atau pihak ketiga terkait dengan tenggat waktu. * 3 6 Owner setuju dan menerima selesainya sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan yang bersangkutan 4 10 Memperoleh undangan dan atau penunjukan proyek baru. Sumber: Syah, 2004 Tabel 3.5. Item-item yang diskor pada dimensi mutu 1 6 Owner setuju dan menerima selesainya sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan yang bersangkutan 2 7 Mendapatkan penalty, complain, atau klaim atas mutu hasil kerja proyek * 3 8 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) dengan baik 4 9 Memperoleh certificate of completion

8 Lanjutan tabel Memperoleh undangan dan atau penunjukan proyek baru. * Item-item ini diskor sebaliknya. Sumber: Syah, 2004 Ada beberapa item yang diukur di beberapa dimensi yaitu, item no. 6 untuk dimensi waktu dan mutu, dan item no. 10 untuk dimensi biaya, waktu dan mutu. Menurut Syah (2004),hal itu dikarenakan item-item tersebut juga sebagai tolok ukur di masing-masing dimensi tersebut Administrasi Kuisioner Kuisioner secara diberikan kepada individu atau juga dalam grup kecil. Tujuannya, tentu saja, gara mudah untuk diberi penjelasan. Sebaiknya si pemimpin tidak hadir secara fisik ketika anggota grupnya mengisi. Kerahasiaan identitas responden tetap dijaga. Skor indeks yang digunakan untuk memaparkan tiap dimensi adalah hasil rata-rata skor yang didapat, bukan dari nama tiap responden. Satu-satunya nama yang diminta adalah nama manajer proyek itu sendiri. Responden yang dibutuhkan adalah sekitar empat sampai tujuh responden per manajer proyek untuk mendapatkan skor indeks yang memuaskan. Pengalaman menunjukkan bahwa minimum empat responden per manajer proyek adalah yang diinginkan, dan tambahan responden lebih dari sepuluh tidak mengubah stabilitas skor indeks secara signifikan. Enam atau tujuh responden per manajer proyek adalah standar yang cukup bagus. Jadi satu orang manajer proyek akan dipaparkan oleh empat sampai tujuh orang bawahannya Analisa Data Analisa data dilakukan setelah data terkumpul. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu: 1. Persiapan

9 2. Tabulasi 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Persiapan Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain: 1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. 2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrumen, barangkali ada yang terlepas atau sobek). Yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis Tabulasi Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini adalah memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor. Skor tiap dimensi adalah jumlah keseluruhan semua skor item dari tiap dimensi. Untuk mendapatkan indeks setiap manajer proyek untuk setiap dimensinya digunakan rumus: i n ni boboti i Indeks( Xm) 1 n...(3.2) Sumber : Herning, 2002 Keterangan: X : kode kategori (dimensi) m : nomor urut MP (1,2,3, ) n i : frekuensi pada skala i ( i = 1,2,3,, n ) bobot i : bobot pada skala i n : jumlah responden (4-7 responden)

10 Penerapan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian Setelah dilakukan tabulasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian : 1. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan variabel. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel. Nilai r-tabel diperoleh melalui df (degree of freedom)= n-k. dimana n adalah jumlah responden dan k merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel (Nugroho,2005). 2. Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk. Reliabilitas suatu konstruk dikatakan baik juka memiliki nilai Cronbach s Alpha > 0,60 (Nugroho, 2005). Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menguji H1, H2, H3, dan H4. Sedangkan untuk menguji H5, H6, H7, H8, H9, dan H10 digunakan regresi linier sederhana. Dalam regresi linier berganda, yaitu terdapat lebih dari satu peubah (variabel) bebas x dan satu peubah (variabel) acak terikat y. Jumlah variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebanyak dua variabel bebas, yaitu dimensi pertimbangan dan struktur prakarsa. Persamaan umum regresi linier bergandanya adalah: ^ y a bx1 cx2.....(3.3.) Sumber: Arikunto, 2002 Penelitian ini menggunakan program bantu SPSS 12 untuk mendapatkan besarnya koefisien a, b dan c. Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu peubah (variabel) bebas x dan satu peubah (variabel) acak terikat y. Persamaan umum regresi linier sederhananya adalah: ^ y a bx...(3.4.) Sumber: Arikunto, 2002

11 Penelitian ini juga menggunakan program bantu SPSS 12 untuk mendapatkan besarnya koefisien a dan b. Setelah dilakukan analisa regresi, maka yang harus dilakukan adalah menguji hipotesa yang telah dibuat. Menurut Nugroho (2005), pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan adalah: 1. Hn (n=1,2,,10) diterima jika F atau t-hitung > F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α). 2. Hn (n=1,2,,10) diterima jika F atau t-hitung < F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α).

12 Studi pendahuluan: Studi literatur mengenai manajemen dan manajer proyek, studi-studi kepemimpinan terdahulu, perilaku dan perilaku kerja, tolok ukur keberhasilan proyek. Memilih pendekatan penelitian: 1. Pendekatan sampel 2. Pendekatan non-eksperimen Tahap konseptual Hipotesa Menentukan variabel: 1. Variabel bebas 2. Variabel terikat Menentukan sumber data Menentukan dan menyusun instrumen: Berupa yang bersifat tertutup. Mengumpulkan data Uji validitas Uji reliabilitas Analisis data: regresi linear Menarik kesimpulan Gambar 3.4. Flowchart penelitian Sumber: olahan sendiri