PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN"

Transkripsi

1 Jurnal Maternal Dan Neonatal, / 06, Hal 8-6 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 04 Fatwiany Akademi Kebidanan Sehat Medan tazdevil_wie@yahoo.com ABSTRAK Secara umum kemampuan dan keberhasilan kerja bidan dapat diukur dari beberapa indikator yang sesuai dengan tugas dan fungsi bidan desa yang di tetapkan oleh departemen kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasinya dalam bekerja. Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan seseorang melakukan sesuatu perbuatan / kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau perbuatannya akan menunjang pencapaian keinginan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja bidan desa di wilayah Kabupaten Deli Serdang tahun 04. Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional survey. Populasi adalah seluruh bidan desa yang berada di Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sampel diambil dengan menggnakan rumus teori Yamanne, sebanyak 68 responden. Analisa data dengan Chi Square dan Regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik yang tinggi sebanyak 4,%, motivasi intrinsik sedang 39,7% dan motivasi intrinsik rendah 9,%, dilihat dari motivasi ekstrinsik, motivasi ekstrinsik tinggi 57,4%, motivasi ekstrinsik sedang 6,%, motivasi ekstrinsik rendah 6,5%. Sedangkan dilihat dari kinerja, kinerja baik sebanyak 47,%, kinerja cukup dan kurang 5,9%. Terdapat pengaruh motivasi intrinsik dengan kinerja bidan desa (p=0,003), motivasi ekstrinsik terhadap kinerja bidan desa (p=0,00). Motivasi yang paling berpengaruh adalah motivasi ekstrinsik. Setiap bidan desa agar lebih meningkatkan motivasi nya dalam bekerja, baik itu motivasi yang muncul dari dalam diri bidan maupun motivasi yang datang dari luar sehingga kinerja nya dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya sebagai bidan dapat dilakukan dengan baik. Kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kesehatan lebih maksimal dalam menyusun perencanaan kebutuhan bidan desa dengan mengacu pada Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :8 Menkes /SK/ 004. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Dinas kesehatan memberikan pelatihan dalam upaya meningkatkan skill bidan desa yang di selenggarakan Dinas. Serta menjaga pemberian reward yang didasarkan pada kinerja individu, bukan kelompok. Kata Kunci : Motivasi, Intrinsik, Ekstrinsik, Kinerja bidan desa PENDAHULUAN Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir telah menjadi prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s 05 ditetapkan. Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan Jurnal Maternal Dan Neonatal 8 Desember 06 I Vol. I No.

2 9 AKB juga mengidentifikasi kemampuan dan kulitas pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 990 telah ditempatkan bidan di desa yang pada tahun 996 telah mencapai target 54.0 bidan di desa. Penempatan bidan didesa adalah upaya untuk menurunkan AKI, Bayi dan Balita. Masih tingginya AKI dan AKB menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan masih belum memadai dan belum menjangkau masyarakat banyak, khususnya di pedesaan. Selain itu, dalam meningkatkan mutu pelayanan KIA bagi masyarakat diperlukan tenaga kesehatan yang profesional dengan spesifikasi tugas bidan sesuai standart kompetensi yang telah ditetapkan (Murdiono, 0). Dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak terutama di desa bidan harus melakukan kerja sama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun, dengan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dala menolong persalinan, mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan. Selain dengan dukun bidan harus bekerjasama dengan masyarakat dalam melaksanakan posyandu (Lisnawati,03). Bidan desa wajib tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya yang meliputi sampai desa, bekerjasama dengan perangkat desa. Bidan desa bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas setempat. Dipertegas dalam Surat Edaran Direktur Jendral Pembinaan Masyarakat No.78/ BM/ DJ/ BKK/ III/ 994 tentang tugas pokok dalam menunjang upaya akselerasi penurunan AKB (Depkes RI, 00). Peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan bidan di desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di daerah pedesaan yaitu melalui kinerja. Pengelolaan asuhan kebidanan akan berhasil apabila seseorang bidan memiliki tanggung jawab, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan klinis yang harus dikuasainya pula. Dalam kondisi demikian, maka terjadi interaksi antara sifat seseorang bidan, yaitu motivasi yang ada pada dirinya dengan kinerjanya. Kemampuan dan keberhasilan kerja bidan dapat diukur dari beberapa indikator yang sesuai dengan tugas dan fungsi bidan di desa yang ditetapkan dalam Depkes RI (007) tentang program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di wilayah kerja adalah pelayanan antenatal (pemeriksaan kehamilan), pertolongan persalinan, deteksi dini resiko tinggi ibu hamil/ komplikasi kebidanan, pelayanan rujukan komplikasi kebidanan, pelayanan neonatal dan ibu nifas. Faktor motivasi sebagai pendorong bagi bidan di desa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang dapat dinilai dari kemauan dan kemampuan tenaga bidan dalam beradaptasi dengan masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya, Robbins (00) pentingnya uang sebagai suatu motivator telah merosotkan secara konsistensi oleh kebanyakan ilmuan perilaku. Mereka lebih menyukai menekankan nilai dari pekerjaan yang menantang, tujuan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, umpan balik, kelompok kerja yang kohesif dan faktorfaktor bukan uang sebagai perangsang untuk motivasi karyawan. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka perlu dikaji pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Deli Serdang. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

3 0 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja bidan di desa desa di Kabupaten Deli Serdang. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi salah satu tambahan atau sumber informasi bagi ilmu kesehatan masyarakat dan memeperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan motivasi dan kinerja bidan desa. Hipotesis Motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Deli Serdang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional survey untuk mengetahui pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Deli Serdang tahun 04. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan masih rendahnya kinerja bidan desa yang dilihat dari cakupan pelayanan kebidanan di Kabupaten Deli Serdang dan belum dilakukan penelitian yang serupa di daerah tersebut. Penelitian ini dimulai dengan melakukan survei awal pada bulan Februari sampai dengan penelitian selesai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga bidan desa di Kabupaten Deli Serdang sebanyak bidan desa. Tekhnik pengambilan Sampel dalam penelitian ini adalah bidan desa yang bertugas di wilayah Kabupaten Deli Serdang. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan rumus teori Yamanne, sebagai berikut : N n = = = 67,9 = 68 N.d+ (0,0)+ Metode Pengumpulan Data Data primer dalam penelitian ini diperoleh.melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Adapun sumber data primer diperoleh dari hasil jawaban responden yang diteliti adalah identitas responden dan motivasi (motivasi intrinsik dan ekstrinsik) serta kinerja bidan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang serta data lainnya yang mendukung pembahasan hasil penelitian terkait dengan data motivasi dan kinerja bidan yang diperoleh dari laporan desa meliputi () jumlah bidan, () laporan tahunan dan dari jurnal/hasil penelitian Metode Pengukuran Pengukuran Variabel terikat (Kinerja bidan sesuai dengan tugas dan fungsi bidan) dilakukan dengan cara melihat cakupan target pelayanan yang meliputi : pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan, rujukan komplikasi kebidanan dan pelayanan neonatal dan ibu nifas Metode Analisa Data Analisis data pada penelitian ini meliputi : a. Analisis Univariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekwensi dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen. b. Analisis Bivariat : Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square dengan α = 0.05 c. Analisis Multivariat : Tujuan analisis ini untuk melihat pengaruhnya secara bersama-sama pada independen variabel dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menggunakan Uji Regresi berganda. Variabel yang di Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

4 HASIL masukkan ke dalam uji multivariate adalah variable dengan hasil Uji Bivariat p < 0,05 Tabel.Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik di Kabupaten Deli Serdang No Karakteristik Jumlah Persen Umur 5-35 tahun >35 tahun ,8 66, 3 Suku Batak 39 57,4 Jawa 9 4,6 Pendidikan D3 3 33,8 D 45 66, Status Perkawinan 6, Belum Kawin 57 83,8 Kawin Status Pekerjaan 53 77,9 PNS 5, PTT Masa Kerja <5 tahun 8,8 5-0 tahun 5 36,7 >0 tahun 35 5,5 Status Desa Tempat Tinggal Biasa ,5 6,5 Terpencil Tempat Tinggal Polindes 7 0,3 Tidak di Polindes 6 89,7 Motivasi Intrinsik Secara keseluruhan distribusi motivasi intrinsik dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi intrinsik kategori tinggi yaitu sebanyak 8 responden (4,%), selebihnya memiliki motivasi sedang dan rendah, di tunjukkan pada Tabel. berikut Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Intrinsik di Desa Kabupaten Deli Serdang No Kategori Jumlah Persen Tinggi 8 4, Sedang 7 39,7 3 Rendah 3 9, Motivasi Ekstrinsik Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ekstrinsik kategori tinggi, yaitu sebanyak 36 responden (5,9%), selebihnya memiliki motivasi rendah dan sedang. Secara keseluruhan distribusi motivasi ekstrinsik responden ditunjukkan pada tabel 3. berikut : Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Ekstrinsik di Desa Kabupaten Deli Serdang No Kategori Jumlah Persen Tinggi 39 57,4 Sedang 6, 3 Rendah 8 6,4 Kinerja Bidan Desa Pengukuran kinerja bidan di desa di dasarkan pada program pelayanan yang menjadi tugas dan fungsi pokok bidan di desa yaitu, Pelayanan antenatal (Pemeriksaan Kehamilan), Pertolongan Persalinan, Deteksi dini resiko tinggi /Komplikasi kebidanan, Rujukan Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

5 komplikasi Kebidanan, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas. Hasil penelitian pengukuran kinerja bidan sebagian besar menunjukkan kinerja bidan di desa baik sebanyak 3 responden (47,%), selebihnya memiliki kinerja cukup dan kurang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Kinerja di Desa Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa dari 39 responden yang memiliki motivasi tinggi ada 6 reponden (66,7%) yang kinerjanya baik,sedangkan dari 8 responden yang motivasi ekstrinsiknya rendah hanya responden yang memiliki kinerja baik. Hasil uji chi square diperoleh p=0,00, dengan demikian terdapat hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan kinerja bidan desa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ; Tabel 6. Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan kinerja bidan di desa Kabupaten Deli Serdang No Kategori Jumlah Persen Baik 3 47, 3 Cukup Kurang ,6 7,3 Kinerja Bidan Motivasi Baik Cukup+Kurang Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Bidan di Desa Ekstrinsik Tinggi n 6 % 66,7 n 3 % 33,3 3 Tabel silang antara motivasi Sedang 5 45,4 6 54,5 intrinsik dan kinerja bidan desa Rendah 5,5 7 94,5 menunjukkan bahwa dari 8 responden yang motivasinya tinggi ada 9 responden Total (67,8 %) yang kinerjanya baik, sedangkan dari 3 responden yang memiliki motivasi Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Kinerja Bidan Desa rendah hanya responden (7,7%) yang Untuk mengetahui tingkat kinerjanya baik. Hasil uji chi square hubungan faktor intrinsik dan ekstrinsik diperoleh p=0,003, dengan demikian dengan kinerja bidan di desa Kabupaten terdapat hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja bidan desa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ; Tabel 5. Hubungan Motivasi Intrinsik Deli Serdang, dilakukan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan di desa, dengan hasil uji sebagai berikut : dengan kinerja bidan di desa Kabupaten Deli Tabel 7. Pengaruh Motivasi Intrinsik Serdang dan Ekstrinsik terhadap Kinerja Bidan Desa di Kinerja Bidan Jumlah Kabupaten P Deli Serdang Motivasi Baik Cukup+Kurang Variabe P Exp 95.0% C.I. Intrinsik n % n % l n % (B) for EXP (B) Tinggi 9 67,8 9 3, 8 00 Lowe Uppe Sedang 44,4 5 55, r r Rendah 7,7 9,3 Motivasi , Total 3 36 Intrinsik Motivasi 0, Hubungan Motivasi Ekstrinsik Ekstrinsi 0 dengan Kinerja Bidan di Desa k Tabel silang antara motivasi Konstant 0,00 ekstrinsik dengan kinerja bidan desa a 0 Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

6 3 Setelah dilakukan uji regresi logistik diperoleh hasil yang menunjukkan variabel Motivasi Intrinsik (p=0,00) dengan,(or=.638;95%ci=.88<or<3. 86),dan Motivasi Ekstrinsik (p=0,000) dengan(or=4.6;95%ci=3.47<or<5.8 94) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja bidan desa. Dapat dijelaskan bahwa variabel Motivasi Intrinsik mempunyai nilai odds ratio (Exp (B)) sebesar.638, artinya bidan desa yang mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi mempunyai peluang.638 (,5 kali) lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan bidan yang tidak mempunyai Motivasi yang tinggi. Demikian juga dengan variabel motivasi ekstrinsik, dengan nilai odds ratio (Exp (B)) sebesar 4.6, artinya bidan desa yang mempunyai motivasi ekstrinsik yang tinggi mempunyai peluang 4.6 (4 kali) lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan bidan desa yang tidak mempunyai motivasi ekstrinsik yang tinggi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis peneliti, berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa ada kesadaran bidan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, tetapi masih ada bidan yang belum melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan pekerjaanya dikarenakan tidak ada ada evaluasi yang dilakukan yang menyebabkan rendahnya motivasi seorang bidan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyudi (00) yang menyatakan pentingnya motivasi bidan di desa dalam pelayanan kesehatan, khususnya kebidanan yang merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, serta diharapkan paling mengetahui keadaan kesehatan masyarakat (khusunya ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi) melihat besarnya tanggung jawab yang harus di emban oleh setiap bidan di desa ini perlu motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada variabel motivasi Ekstrinsik bidan tentang motivasi ekstrinsik dengan aspek imbalan, kondisi kerja, dan hubungan kerja. Hasil analisis penelitian diatas dapat dilihat bahwa hubungan kerja merupakan faktor penting bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Adanya hubungan kerja yang kurang harmonis merupakan salah satu penyebab belum optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi bidan di desa. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang di kemukakan oleh Herzberg dalam luthans (003), untuk dpat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama pegawai maupun atasan dan bawahan. Robbins (00), menyatakan hubungan antara atasan dan bawahan serta hubungan sesama pegawai merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pekerjaan. Hubungan menyangkut jalinan komunikasi baik vertikal, horizontal dan diagonal. Pemahaman mengenai ini tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu bekerjasama dan mempengaruhi kinerja dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan secara efektif dan efesien. Pengukuran kinerja bidan desa di dasarkan pada program pelayanan yang menjadi tugas dan fungsi pokok bidan di desa yaitu, Pelayanan antenatal (Pemeriksaan Kehamilan), Pertolongan Persalinan, Deteksi dini resiko tinggi /Komplikasi kebidanan, Rujukan komplikasi Kebidanan, serta pelayanan neonatal dan ibu nifas dalam satu tahun terakhir. Kemampuan bidan di desa sebagai tenaga pelayanan kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksaan perannya di tengah masyarakat. Apabila seorang tenaga bidan desa mempunyai kemampuan yang baik tentang pelayanan kesehatan diharapkan mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan baik pula. Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

7 4 Secara teoritis ada korelasi yang kuat antara kemampuan dengan pendidikan, artinya bidan di desa yang pernah mendapatkan pendidikan kebidanan pada tingkat lebih tinggi (Diploma 3) akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan bidan desa dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah (Diploma ). Maka perlu kebijakan dari Dinas Kesehatan untuk memberikan kesempatan bagi bidan D untuk melanjutkan pendidikan. Setelah dilakukan uji regresi berganda dapat dilihat nilai signifikan motivasi intrinsik 0,00 dan motivasi ekstrinsik 0,000 atau probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak artinya koefisien regresi signifikan atau motivasi intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja bidan desa. Dari hasil analisis peneliti dapat dilihat disini bidan yang memiliki motivasi tinggi mempunyai kinerja yang baik, orang yang memiliki motivasi tinggi pasti bisa menata dirinya bagaimana untuk melakukan kinerja yang baik pula. Hal ini menunjukkan bahwa para bidan desa umumnya menyadari bahwa bidan desa merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, serta diharapkan paling mengetahui keadaan kesehatan masyarakat (kususnya ibu hamil, ibu bersalin dan bayi). Melihat besarnya tanggung jawab yang harus di emban oleh setiap bidan desa perlu motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini di dukung oleh penelitian Yustina (007) bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja bidan puskesmas di Kabupaten Aceh Selatan tahun 007. Dan penelitian Murdiono (009) ada hubungan yang signifikan antara motivasi karyawan terhadap kinerja petugas Puskesmas di Lalowaru Kota Makasar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:. Motivasi intrinsik dari 68 bidan desa di Kabupaten Deli Serdang adalah motivasi tinggi sebanyak 8 responden (4.%), motivasi sedang 7 responden (39,7%) dan motivasi rendah 3 responden (9,%). Motivasi Ekstrinsik dari 68 bidan desa di Kabupaten Deli serdang adalah motivasi tinggi sebanyak 39 responden (57,4%), motivasi sedang sebanyak responden (6,%) dan motivasi rendah sebanyak 8 responden (6,5%) 3. Kinerja bidan desa dari 68 responden di Kabupaten Deli Serdang adalah kinerja baik sebanyak 3 responden (47,%), kinerja cukup 3 responden (45,6%), kinerja kurang 5 responden (7,4%) 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi intrinsik terhadap kinerja bidan desa. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi ekstrinsik terhadap kinerja bidan desa. 6. Motivasi ekstrinsik merupakan pengaruh yang dominan terhadap kinerja bidan desa. Saran Setiap bidan desa agar lebih meningkatkan motivasi nya dalam bekerja, baik itu motivasi yang muncul dari dalam diri bidan maupun motivasi yang datang dari luar sehingga kinerja nya dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya sebagai bidan dapat dilakukan dengan baik. Kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Kesehatan lebih maksimal dalam menyusun perencanaan kebutuhan bidan desa dengan mengacu pada Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:8 Menkes /SK/ 004. Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Dinas kesehatan memberikan pelatihan dalam upaya meningkatkan skill bidan desa yang di selenggarakan Dinas. Serta menjaga pemberian reward yang didasarkan pada kinerja individu, bukan kelompok. Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

8 5 DAFTAR PUSTAKA Arep, I. 003, Manajemen Motivasi. PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta. Asrinah, dkk, 00, Konsep Kebidanan, Graha Ilmu,Yogyakarta. Depkes RI, 990, Panduan Bidan Tingkat Desa,Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 994, Buku Saku Bidan di Desa, Direktorat Jenderal,PembinaanKesehatanMasyarakat, Jakarta. 994, Pedoman Pembinaan Tekhnis Bidan di Desa, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 995, Panduan Bidan Tingkat Desa, Jakarta. 996, Pedoman Tugas Bidan Puskesmas Sebagai Bidan Koordinator, Jakarta. 003, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Jakarta. 997, Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas, Jakarta. Flippo, 000, Manajemen Personalia, Edisi 6, Erlangga, Jakarta Gerungan, WA, 000, Psikologi Sosial, Refika Aditama, Bandung Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita, 997, Prilaku Keorganisasian, Edisi Pertama BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta Gomes, F.C, 000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 3, Andi offset, Yogyakarta Handoko H, 000, Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta Hasibuan M, 005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.Cetakan Keenam, Bumi Aksara, Jakarta. Lilis Lisnawati,SST.Mkeb, 03, Kebidanan Komunitas, Penerbit Buku Kesehatan, Jakarta. Luthans, Fred, 003, Organization Behavior, Seventh Edition. McGraw-Hill, United States Of America. Mangkunegara,AP, 009, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung. Mangkunegara, 00, Perilaku dan Budaya Organisasi, Refika Aditama, Bandung. Manullang M, 00, Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE UGM, Yogyakarta Profil Kesehatan Kecamatan Hamparan Perak Tahun 0, Dinas Kecamatan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Tahun 0, Dinas Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 00, Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Sumatera Utara. Ringgi Suryani, Rosmauli Tiuma, 04. Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Kebidanan, Penerbit Dunia Cerdas, Jakarta. Rivai, V,005, Performance Apraisial, Penerbit PT Rajawali Press, Jakarta Robbin, S, 006, Perilaku Organisasi, Jilid I (Edisi ke-0 terjemahan), PT Gramedia, Jakarta. Sastrohadiwiryo,Siswanto, Tenaga Kerja, Jakarta, 00. Manajemen Siagian, S. P, 003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi, Cetakan, Bumi Aksara, Jakarta. Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

9 Teori Motivasi dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. Simamora, Henry, 004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. STIE YKPN, Yogyakarta Singarimbun, M. Sofyan E, 995, Metode Penelitian Survey, Cetakan kedua, PT Pustaka LPES Indonesia, Jakarta. SubektiHeru.blogspot.com/008/03/indika tor.kinerja.html Triffin dan MacCormick,979. Industrial Psychology, Sixth Edition, Prentice- Hall,New Delhi Werther, William B. and Davis, Keith, 996, Human Resource and Personnel Management, McGraw-Hill Yustina, Ida, 007. Upaya Strategis Menurunkan AKI dan AKB, Jurnal Ilmuilmu Sosial Wawasan Volume 3., Nomor Oktober 007. Yayasan Bina Mitra Wawasan dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan. Jurnal Maternal Dan Neonatal Desember 06 I Vol. I N0.

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir telah menjadi prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s 2015 ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan tahun 2005-2025 memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga miskin. Adapun sasaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arah pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata bagi setiap manusia. Adanya program Departemen Kesehatan Republik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Budiarso A W, 2007, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Dampaknya bagi Rumah Sakit, Persi Pusat, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Budiarso A W, 2007, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Dampaknya bagi Rumah Sakit, Persi Pusat, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Analisis Kebutuhan Pelayanan Informasi Pendaftaran Rawat Inap Pasien Umum di Rumkital Dr. Mintohardjo (diakses 18 Desember 2010). http://bpk.go.id. Anggraini, SS., 2007. Hubungan Motivasi

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyediaan pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013 Erni Yuliastuti 1, Rafidah 2, Hapisah 3 ABSTRAK Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012 Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012 ABSTRAK Emy Yulianti Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DESA PTT DALAM PELAYANAN ANTENATAL DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 Anita Widiastuti, Sunarmi & Wiwin Renny Rahmawati Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan

Lebih terperinci

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PESERTA JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU BRAK KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012 Teguh Pribadi 1 ABSTRAK Provinsi Lampung menyebutkan

Lebih terperinci

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn: Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap dan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Pada Kinerja Bidan Dalam Pertolongan Persalinan Normal Suatu Studi Eksploratif di Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah Lisda W. Longgupa

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni

Lebih terperinci

Kata Kunci : Dukungan Suami, Motivasi Ibu, Minat, Kunjungan Kelas Ibu Hamil

Kata Kunci : Dukungan Suami, Motivasi Ibu, Minat, Kunjungan Kelas Ibu Hamil FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI DESA TIRTOMOYO KECAMATAN AMPILGADING KABUPATEN MALANG Askan, Liya Makhfudzotin Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan kesehatan menyeluruh. Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, lebih dari 529.000 wanita di dunia meninggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1 menyatakan: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta 83 DAFTAR PUSTAKA B. Werther William dan Davis Keith. (1995). Human Resources and Personal Management. Jakarta Handoko, T. Hani, (2008). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Cetakan Ke-enam belas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) selalu menjadi fokus utama dalam pelayanan kesehatan terutama bagi Puskesmas.Kesehatan ibu, bayi, dan balita menjadi hal yang

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 27

Jurnal Kesehatan Kartika 27 HUBUNGAN MOTIVASI KERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL DENGAN KEPATUHAN PENDOKUMENTASIAN KARTU IBU HAMIL DI PUSKESMAS UPTD KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008 Oleh : Yulia Sari dan Rusnadiah STIKES A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Flippo (2000), manajemen sumber daya manusia adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Flippo (2000), manajemen sumber daya manusia adalah 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.3. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Flippo (2000), manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS PROGRAM TB PARU TERHADAP PENEMUAN KASUS BARU DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Ratna Dewi Husein *, Tumiur Sormin ** Penemuan kasus penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu masalah penting pencapaian pembangunan kesehatan dunia. Pencapaian program KIA dapat dilihat dari Laporan Pemantauan Wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Suhrawardi 1, Vonny Khresna Dewi 2, Hj. Norlena 3 123 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN DIA, Jurnal Administrasi Publik ISSN : 0216-6496 Juni 2016, Vol. 14, No. 1, hal 19-26 PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN Yayuk Eliyana

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Sumanti Nona Nae 1, Agnes Montolalu 2 1,2.. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado ABSTRAK Latar Belakang : Kehamilan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut untuk bekerja sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa indikator. Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR Abstrak Rodiah 1, Hari Wujoso 2, Putu Suriyasa 3 diahrapii@yahoo.com Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 adalah menjadi tiga-perempatnya. Angka kematian ibu di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target MDG 2015 berkaitan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu dari tujuan Millenium Development Goals ( MDGs ) yang diadopsi oleh komunitas internasional pada tahun 2000. Di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (e-mail: lia.amalia29@gmail.com)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (e-mail: lia.amalia29@gmail.com) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN Lia Amalia (e-mail: lia.amalia29@gmail.com) Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKK Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK: Dalam upaya penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai tingkat derajat kesehatan masyarakat di suatu negara (Depkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat. Setiap tahun di dunia diperkirakan empat juta bayi baru lahir meninggal pada minggu pertama

Lebih terperinci

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL TAHUN 2009 1 Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah aset yang paling berharga yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjalankan segala aktivitas dalam kehidupan. Mendapatkan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PERSALINANDENGAN PENENTUAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA KALIJAYA, KECAMATAN ALIAN, KABUPATEN KEBUMEN Ika Ayu Lestari 1, Cokro Aminoto 2, Rosmawati 3 1,2,3Jurusan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDG s) yang menetapkan target 102 per 100.000 kelahiran hidup di Tahun 2015, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) sangat menyarankan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan pertama kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN Hesteria Friska Armynia Subratha 1, Ni Wayan Manik Kartiningsih 1 1 Prodi D III Kebidanan, Stikes Advaita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(yulaikhah, 2010) Tujuan asuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah Hak Fundamental setiap warga. Hal ini telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat penanganan serius. AKI merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengetahuan, Sikap dan Pendidika, PWS-KIA di Puskesmas. Volume 2 Nomor 2. Juli Desember JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan ISSN :

ABSTRAK. Pengetahuan, Sikap dan Pendidika, PWS-KIA di Puskesmas. Volume 2 Nomor 2. Juli Desember JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Pendidikan Bidan Dengan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Kota Manado Deliana Matruty 1, Agnes Montolalu 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan suatu organisasi. Komponen tersebut mencakup sumber daya manusia, peralatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah seseorang yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah seseorang yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini pendidikan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap individu. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah seseorang yang dianggap bodoh menjadi pintar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat penting dan sangat diprioritaskan di Indonesia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN Isra Wahyuni*, Diah Arruum ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28). 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Bidan sangat berperanan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran tersebut mencakup pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan pada kehamilan,

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN Roschidah Putri Rizani 1, Sudarti 2, Urip Tugiyarti 3, M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangn Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, A Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ke-3, Jakarta : Binarupa Aksara

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, A Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ke-3, Jakarta : Binarupa Aksara DAFTAR PUSTAKA Alexander, ER.1985. From Idea to Action : Notes For Cotingensi Theori Of The Policy Implementation Process, Administration & Society. 16: 403 Adiwidjaja.GA, 2000. Analisis Pelaksanaan Audit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, menyatakan bahwa bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011 Titik Wijayanti, Atik Setiyaningsih & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Sismeri Dona 1, Yayuk Puji Lestari 2 Eka Rezki Amalia* 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin, 2

Lebih terperinci

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, ekonomi dan kesehatan. Masalah kesehatan sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan. Salah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta masalah

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah penting karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Permasalahan kesehatan ibu

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Kes. No. 36 Tahun 2010) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama dan tempat terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai merupakan suatu upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup kearah yang lebih baik. Upaya tersebut telah dilakukan

Lebih terperinci

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL Teungku Nih Farisni 1, 1 Fakultas Masyarakat Universitas Teuku Umar E-mail : teungkunihfarisni@utu.ac.id Abstrak Cakupan pelayanan kesehatan kunjungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci