BAB II KAJIAN TEORI. Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini diantaranya cadangan hidrokarbon, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy, MATLAB, dan penelitian-penelitian terdahulu. A. Cadangan Hidrokarbon (Oil Reserve) 1. Pengertian Cadangan Hidrokarbon Metode perhitungan cadangan hidrokarbon dalam dunia perminyakan adalah jumlah kandungan hidrokarbon yang terdapat di dalam reservoir. Berdasarkan nilainya, cadangan hidrokarbon digolongkan dalam dua jenis (Tim Staff Asisten Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi, 2012: 142): a. Cadangan hidrokarbon mula-mula di reservoir/ OOIP (Original Oil in Place) Cadangan hidrokarbon mula-mula di reservoir merupakan jumlah cadangan hidrokarbon pada reservoir secara keseluruhan sebelum diproduksikan, biasa ditulis dengan OOIP. b. Cadangan hidrokarbon ekonomis (Recoverable Reserve) Cadangan hidrokarbon ekonomis adalah jumlah cadangan hidrokarbon pada reservoir yang masih dapat diproduksikan, biasa dinotasikan RR. 2. Metode Volumetric Metode volumetric merupakan metode perhitungan cadangan hidrokarbon yang paling sederhana, yaitu dengan menghitung volume hidrokarbon yang terakumulasi 7

2 pada batuan reservoir menggunakan batas-batas berupa interval pada peta net pay. Peta net pay menggambarkan ketebalan batu pasir yang mengandung hidrokarbon (Tim Staff Asisten Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi, 2012: ). Data-data yang menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah volume bulk, porositas batuan, saturasi hidrokarbon, dan faktor volume formasi hidrokarbon. Persamaan yang digunakan pada metode volumetric adalah (Tim Staff Asisten Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi, 2012: 144): = (dalam satuan STB) (2.1) atau = (dalam satuan STM 3 ) (2.2) dimana = volume hidrokarbon mula-mula, dalam satuan (2.1) stock tank barrels = (STB) atau (2.2) STM 3 = volume bulk, dalam satuan (2.1) acre-feet atau (2.2) m 3 = porositas batuan, dalam satuan fraksi = saturasi hidrokarbon, dalam satuan fraksi = faktor volume formasi hidrokarbon, dalam satuan (2.1) barrel/stock tank = barrels (BBL/STB) atau (2.2) m 3 /STM = konstanta konversi, dalam satuan barrel/acre-feet (BBL/acre-feet) 3. Parameter Metode Volumetric dalam Menentukan Cadangan Hidrokarbon Berdasarkan persamaan (2.1) dan (2.2), parameter yang mempengaruhi nilai OOIP pada metode volumetric antara lain: a. Volume bulk (Vb) Volume bulk adalah volume formasi total yang mencakup volume pori-pori dan volume batuan (DeSorcy, 1994: 333). Nilai volume bulk didapatkan dari pemetaan bawah permukaan. Parameter yang memiliki variabilitas terbesar 8

3 dalam persamaan (2.1) dan (2.2) mewakili luas area kolam. Pemilihan nilai area memiliki peran penting dalam menghitung cadangan hidrokarbon untuk setiap lapisan (DeSorcy, 1994: 12). b. Saturasi hidrokarbon (Sh) Saturasi fluida didefinisikan sebagai fraksi dari fluida yang menempati volume pori-pori sehingga definisi saturasi hidrokarbon adalah fraksi cair maupun gas yang menempati volume pori-pori. Saturasi hidrokarbon merupakan sifat terpenting dalam analisis reservoir (Austin dan Lamb, 1994: 65). Identifikasi saturasi hidrokarbon diperoleh dari analisis cutting (hancuran batuan) yang dilakukan dalam kerangka pekerjaan Mud Logging (Dedy dan Cahyoko, 2012: 8). c. Porositas batuan Porositas adalah fraksi volume bulk reservoir yang terisi fluida (dalam hal ini bukan mineral) atau dengan kata lain porositas adalah kemampuan batuan untuk menyimpan fluida (Austin dan Lamb, 1994: 55). Kondisi fluida terhadap porositas batuan disajikan pada Gambar Berbagai log yang digunakan untuk menentukan porositas batuan diantaranya adalah log densitas, neutron, dan sonic (Tim Staff Asisten Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi, 2012). 9

4 Gambar 2.1. Kondisi fluida terhadap porositas batuan d. Faktor volume formasi hidrokarbon/ BOI Faktor volume formasi hidrokarbon didefinisikan sebagai volume tangki dalam meter kubik (barel) yang menempati formasi pada suhu dan tekanan reservoir yang berlaku. Volume tangki dalam meter kubik (barel) adalah volume yang berisi satu meter kubik (barrel) hidrokarbon pada tekanan dan suhu standar. Dilakukan beberapa tahapan dalam menentukan nilai BOI, diantaranya sumber, penambahan, analisis, dan penyesuaian data. Nilai BOI selalu lebih besar dari satu karena suhu dan gas meningkatkan volume tangki hidrokarbon di formasi. Simbol digunakan dalam persamaan untuk merujuk faktor volume formasi (Giegerich, 1994: 96). B. Fuzzy Logic 1. Pengertian Fuzzy Logic Fuzzy didefinisikan sebagai kabur atau samar sedangkan logic atau logika adalah studi mengenai metode-metode dan dasar-dasar reasoning. Reasoning adalah penemuan dalil-dalil baru dari dalil-dalil yang ada. Pada logika klasik, dalil harus bernilai benar atau salah dengan nilai kebenaran 0 atau 1. Fuzzy logic 10

5 menyamaratakan dua nilai logika klasik dengan memberikan sebarang nilai kebenaran pada interval [0,1] (Wang, 1997: 73). Dalam kehidupan sehari-hari, kata sering digunakan untuk mendeskripsikan variabel. Nilai variabel yang berupa bilangan mudah untuk membangun kerangka matematikanya sedangkan nilai variabel yang berupa kata tidak dapat dibuat kerangka pada teori matematika klasik. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperkenalkan variabel linguistik. Variabel linguistik adalah variabel yang nilainya berupa kata dari bahasa alami dimana kata didefinisikan dengan himpunan fuzzy pada himpunan semesta variabel didefinisikan (Wang, 1997: 59). 2. Himpunan Klasik Menurut Klir (1997: 48-49), himpunan adalah sekumpulan hal yang dapat dibedakan dari lainnya sebagai individu yang memiliki beberapaa sifat. Setiap individu pada kumpulan ini disebut anggota atau elemen himpunan. Himpunan dinotasikan dengan huruf kapital,,,,,, sedangkan anggota himpunan dinotasikan dengan,,,,,,. Jika adalah anggota himpunan, maka pernyataan tersebut dapat dinotasikan. Jika bukan anggota himpunan, maka dapat dituliskan dengan simbol. Terdapat banyak cara dalam mendeskripsikan himpunan, cara yang paling umum adalah dengan list method dan rule method. List method biasanya digunakan pada himpunan kecil. Pada cara ini, himpunan dideskripsikan dengan menyebutkan satu per satu anggotanya yang dituliskan diantara tanda kurung. Sebagai contoh, himpunan dengan anggota,, dan dinyatakan dengan cara: = {,, } (2.3) 11

6 Dengan rule method, suatu himpunan, misal, dinyatakan dengan menetapkan aturan himpunan yang diinginkan: = { ( )} (2.4) 3. Himpunan Fuzzy Teori himpunan klasik mengharuskan suatu himpunan memiliki sifat yang terdefinisi dengan baik. Dalam kenyatannya, tidak semua himpunan dapat terdefinisi dengan baik. Pada tahun 1965, Zadeh memodifikasi teori himpunan klasik yang disebut dengan himpunan fuzzy. Suatu himpunan fuzzy pada himpunan semesta dinyatakan dengan fungsi keanggotan ( ) yang memiliki nilai pada interval [0, 1]. Berdasarkan definisi, tidak ada fuzzy pada himpunan fuzzy, yang ada adalah himpunan sederhana dengan fungsi keanggotaan yang kontinu. Himpunan fuzzy pada dinyatakan sebagai himpunan pasangan terurut dari anggota dan derajat keanggotaannya (Wang, 1997: 21-22): =, ( ) (2.5) 4. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy Fungsi adalah pemetaan anggota suatu himpunan ke anggota himpunan lain. Setiap anggota dari himpunan pertama dipasangkan dengan tepat satu anggota pada himpunan kedua. Anggota himpunan kedua disebut bayangan dari anggota himpunan pertama (Klir, 1997: 61). Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data (domain) ke dalam derajat keanggotaan dengan interval [0,1] (Sri, 2002: 18). Pada himpunan semesta tak terhingga, mustahil mendaftarkan semua anggota dengan derajat keanggotaannya untuk himpunan bilangan riil. Sebagai contoh, 12

7 himpunan semesta dari himpunan fuzzy 5 adalah himpunan semua bilangan riil. Jenis himpunan fuzzy ini disebut bilangan fuzzy. Dalam pendeskripsian, seringnya bilangan fuzzy dinyatakan dalam bentuk analitik (Klir, 1997: 83). Secara matematis 5 dinyatakan dengan: ( ) = (2.6) Dalam merepresentasikan pengetahuan himpunan fuzzy, dibutuhkan model yang tepat karena model fuzzy sensitif terhadap jenis pendeskripsian himpunan fuzzy. Terdapat berbagai jenis pendeskripsian himpunan fuzzy, namun pada penelitian ini hanya disajikan representasi linear, kurva segitiga, dan kurva trapesium. Berikut penjelasan masing-masing representasi dengan fungsi keanggotaannya (Sri, 2002: 30-35): a. Representasi linear Representasi linear merupakan bentuk paling sederhana yang digambarkan sebagai suatu garis lurus. Terdapat dua keadaan himpunan fuzzy linear. Pertama, kenaikan himpunan dari derajat keanggotaan nol bergerak ke kanan menuju derajat keanggotaan yang lebih tinggi (Gambar 2.2.). 1 Derajat Keanggotaan 0 a Domain b Gambar 2.2. Representasi linear naik 13

8 Fungsi keanggotaan linear naik: ( ) = 0 1 = (2.7) Kedua, merupakan kebalikan yang pertama (Gambar 2.3.). 1 Derajat Keanggotaan 0 a Domain b Gambar 2.3. Representasi linear turun Fungsi keanggotaan linear turun: ( ) = 0 (2.8) b. Representasi kurva segitiga Kurva segitiga (Gambar 2.4.) merupakan gabungan dua garis, linear naik dan linear turun. Fungsi keanggotaan kurva segitiga didefinisikan sebagai: ( ) = 0 (2.9) 14

9 1 Derajat Keanggotaan 0 a b c Domain Gambar 2.4. Representasi kurva segitiga c. Representasi kurva trapesium Pada dasarnya kurva trapesium seperti bentuk segitiga, namun ada beberapa titik yang memilki derajat keanggotaan 1 (Gambar 2.5.). Fungsi keanggotaan kurva trapesium didefinisikan sebagai: 0 ( ) = 1 (2.10) 1 Derajat Keanggotaan 0 a b c d Domain Gambar 2.5. Representasi kurva trapesium Pada penelitian ini, variabel input direpresentasikan dengan gabungkan ketiga fungsi keanggotaan tersebut. 15

10 5. Operasi pada Himpunan Fuzzy Terdapat tiga operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Berikut tiga operasi pada himpunan fuzzy dengan dan adalah himpunan fuzzy pada himpunan semesta (Sri, 2002: 60): AND ( ) = min [ ( ), ( )] (2.11) OR ( ) = max [ ( ), ( )] (2.12) NOT ( ) = 1 ( ) (2.13) Operasi-operasi ini diaplikasikan pada derajat keanggotaan karena himpunan fuzzy tidak dapat dibagi dengan tepat seperti pada himpunan klasik. C. Sistem Inferensi Fuzzy/ Fuzzy Inference System (FIS) 1. Pengertian Sistem Inferensi Fuzzy Menurut Rinaldi (2011: 2), inferensi adalah penarikan kesimpulan sehingga sistem inferensi fuzzy (FIS) adalah penarikan kesimpulan dari sekumpulan kaidah fuzzy. FIS harus memuat minimal dua buah kaidah fuzzy, dimana input dan outputnya berupa nilai. 2. Metode Sugeno Metode Sugeno diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun Metode Sugeno hampir sama dengan metode lainnya, hanya saja output (konsekuen) sistem berupa konstanta (orde nol) atau persamaan linear (orde satu). Berikut bentuk umum kedua model fuzzy Sugeno (Sri, 2002: 98-99): a. Model fuzzy Sugeno orde nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno orde nol adalah: ( ) ( ) = (2.14) 16

11 dimana = himpunan fuzzy ke- sebagai anteseden = operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR, atau NOT) = suatu konstanta (klasik) sebagai konsekuen b. Model fuzzy Sugeno orde satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno orde nol adalah: ( ) ( ) = (2.15) dimana = himpunan fuzzy ke- sebagai anteseden = operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR, atau NOT) = suatu konstanta (klasik) ke- = konstanta dalam konsekuen Terdapat lima tahapan di dalam FIS. Lima tahapan FIS yang dijalankan dengan metode Sugeno (Agus, 2009: 31-38): a. Fuzzifikasi Fuzzifikasi adalah proses memetakan nilai klasik ke dalam himpunan fuzzy dan menentukan derajat keanggotaannya dalam semua himpunan fuzzy menggunakan fungsi keanggotaan masing-masing himpunan fuzzy. b. Operasi fuzzy logic Operasi fuzzy logic perlu dilakukan jika bagian anteseden lebih dari satu pernyataan. Hasil akhir operasi adalah derajat kebenaran anteseden yang berupa bilangan tunggal dari derajat keanggotaan suatu himpunan fuzzy. Bilangan ini akan diteruskan ke bagian konsekuen. Input operasi fuzzy berupa dua atau lebih derajat keanggotaan variabel-variabel input sedangkan output-nya berupa nilai kebenaran tunggal. Operasi fuzzy logic antara lain AND, OR, dan NOT. 17

12 c. Implikasi Implikasi adalah proses mendapatkan konsekuen berupa suatu aturan IF-THEN berdasarkan derajat kebenaran anteseden. Agar implikasi berjalan, setiap aturan harus diberi bobot. Besarnya nilai bobot yaitu dari 0 sampai 1. Umumnya bobot aturan disetel satu sehingga tidak mempunyai pengaruh pada proses ini. Input implikasi berupa derajat kebenaran bagian anteseden dan himpunan fuzzy pada bagian konsekuen. Fungsi implikasi pada metode Sugeno adalah min. d. Agregasi Agregasi adalah proses mengombinasikan semua output aturan IF-THEN menjadi suatu himpunan fuzzy tunggal. Jika konsekuen lebih dari satu pernyataan maka agregasi dilakukan secara terpisah untuk setiap variabel output aturan IF-THEN. Secara singkat, agregasi adalah operasi fuzzy logic OR dengan input berupa semua output himpunan fuzzy dari aturan IF-THEN. Fungsi agregasi pada metode Sugeno adalah max. e. Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan kebalikan dari fuzzifikasi, yaitu proses memetakan besaran himpunan fuzzy ke dalam nilai klasik. Input defuzzifikasi adalah himpunan fuzzy yang berupa singleton-singleton (hasil agregasi) sedangkan output-nya berupa konstanta (orde nol). Output defuzzifikasi berupa suatu weighted average. Defuzzifikasi pada metode Sugeno dilakukan dengan menghitung nilai rata-ratanya: = (2.16) 18

13 dimana 1. Pengujian Model Fuzzy = hasil operasi fuzzy logic anteseden = output aturan ke- Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah model fuzzy yang dibangun sudah sesuai atau belum. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menghitung kesalahan dalam persentase. Mean absolute percentage error (MAPE) dihitung dengan mencari kesalahan absolut pada setiap data yang dibagi dengan nilai aktual, kemudian merata-rata persentase kesalahan absolut pada semua data. Perhitungan MAPE ditunjukan pada persamaan (2.17). = 1 100% (2.17) dimana = nilai aktual, 0 = nilai dugaan = banyaknya data Pendekatan ini dipilih ketika nilai besar dan ukuran atau besar variabel yang berpengaruh (variabel input) penting dalam mengevaluasi ketepatan perhitungan (Hanke dan Wichern, 2005: 80). Menurut Makridarkis, Wheelwright, dan McGee dalam Jurnal Teknik POMITS (2012: 7), model dikatakan sangat baik apabila nilai MAPE kurang dari 10% dan baik apabila nilai MAPE antara 10% sampai 20%. D. MATLAB (Matrix Laboratory) 1. Pengertian MATLAB MATLAB adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi dimana arti perintah dan fungsi-fungsinya dapat dimengerti dengan mudah bahkan seorang pemula. Hal ini 19

14 terjadi karena masalah dan solusi dapat diekspresikan pada MATLAB dengan notasi-notasi matematis yang biasa dipakai. MATLAB telah berevolusi selama bertahun-tahun karena masukan dari banyak pemakai. Saat ini MATLAB telah dilengkapi dengan berbagai toolbox. Suatu toolbox MATLAB adalah sekumpulan fungsi MATLAB (M-Files yaitu file berekstensi.m) yang merupakan perluasan MATLAB untuk memecahkan masalah-masalah khusus pada bidang tertentu (Agus, 2009: 39). 2. Fuzzy Logic Toolbox Fuzzy logic toolbox adalah sekumpulan tool yang membantu dalam merancang model fuzzy untuk diapliaksikan dalam berbagai bidang. Fuzzy logic toolbox menyediakan lima tools untuk keperluan rancang bangun FIS (Agus, 2009: 39): a. Editor sistem inferensi fuzzy (FIS editor) FIS editor merupakan tampilan awal yang muncul setelah mengetikkan fuzzy pada command window (Gambar 2.6.). Metode FIS disetel dengan metode Mamdani. Untuk mengubah ke metode Sugeno, tahapan yang dilakukan yaitu memilih menu File>New FIS>Sugeno. 20

15 Gambar 2.6. FIS editor b. Editor fungsi keanggotaan (membership function editor) Fungsi-fungsi keanggotaan variabel input dan output didefinisikan melalui membership function editor. Untuk membuka membership function editor pada FIS editor (Gambar 2.7.), tahapan yang dilakukan yaitu memilih menu Edit>Membership Functions atau menekan tombol Ctrl+2 secara bersamaan. Gambar 2.7. Membership function editor 21

16 c. Editor aturan (rule editor) Rule editor memudahkan dalam penyusunan aturan IF-THEN secara otomatis berdasarkan deskripsi variabel input dan output yang didefinisikan pada FIS editor, yaitu dengan memilih sebuah item opsi himpunan fuzzy pada setiap variabel FIS. Untuk membuka rule editor pada FIS editor (Gambar 2.8.), tahapan yang dilakukan yaitu memilih menu Edit>Rules atau menekan tombol Ctrl+3 secara bersamaan. Gambar 2.8. Rule editor d. Penglihat aturan (rule viewer) Untuk mengevaluasi apakah FIS bekerja seperti yang diinginkan, hal yang perlu dilakukan adalah membuka rule viewer dengan memilih menu View>Rules atau menekan tombol Ctrl+5 secara bersamaan pada FIS editor. Rule viewer menampilkan proses keseluruhan yang terjadi dalam FIS (Gambar 2.9.). Plot paling kanan bawah adalah plot hasil agregasi sedangkan defuzzifikasi ditampilkan secara numerik pada bagian paling atas kanan. 22

17 Gambar 2.9. Rule viewer e. Penglihat permukaan (surface viewer) Surface viewer mempunyai kemampuan khusus yang sangat membantu dalam kasus dengan dua atau lebih input dan sebuah output FIS. Untuk membuka surface viewer pada FIS editor (Gambar 2.10.), tahapan yang dilakukan yaitu memilih menu View>Surface atau menekan tombol Ctrl+6 secara bersamaan. Gambar Surface viewer 23

18 3. Graphical User Interface (GUI) GUI adalah suatu media visual yang membuat pengguna memberikan perintah tertentu pada komputer tanpa mengetik perintah tersebut, tetapi menggunakan gambar yang tersedia (Vicky, 2012: 1). GUI dapat dimunculkan dari MATLAB dengan mengetikkan guide pada command window (Gambar 2.11.). Gambar Layar default GUI E. Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perhitungan cadangan hidrokarbon antara lain: 1. Rizal Risnul Wathan, Indra Shahab, dan Rudiyanto (2001) memperkirakan potensi hidrokarbon pada beberapa zona produktif di struktur Kuala Simpang Barat dengan Reservoir Saturation Tool (RST). RST adalah alat untuk mengetahui kandungan hidrokarbon reservoir, baik pada lubang terbuka maupun terutup oleh casing. Hasil evaluasi RST pada struktur tersebut 24

19 menunjukkan efektivitas manfaat penggunaan RST dalam memperkirakan potensi hidrokarbon yang tersisa didalam reservoir secara kualitatif pada struktur-struktur tua maupun muda. 2. C. Karacaer dan M. Onur (2012) menggunakan Analytical Uncertainty Propagation Method (AUPM) untuk memodelkan ketidakpastian metode volumetric pada perhitungan cadangan hidrokarbon. Analytical Uncertainty Propagation Equations (AUPEs) dibagi berdasarkan perluasan Taylor-series disekitar rata-rata variabel input. Berdasarkan penelitian ini, metode AUPM memberikan hasil seakurat metode Monte Carlo. Metode AUPM memberikan alternatif yang lebih cepat pada simulasi Monte Carlo untuk menggolongkan ketidakpastian secara akurat. 3. Sudra Irawan, Sismanto, dan Adang Sukmatiawan (2014) mengaplikasikan metode horizon based tomography untuk menghitung cadangan hidrokarbon pada Lapangan SBI, Cekungan Utara Jawa Timur. Metode ini mengurangi kesalahan seismic wave travel time dengan analisis horizon. Ketebalan reservoir pada lapangan tersebut diperkirakan antara meter dan cadangan hidrokarbon sekitar STB dengan porositas 22,6% dan saturasi air 70,7%. 4. O. A. Omoniyi dan T. O. Obafemi (2014) meninjau metode-metode yang umum digunakan dalam menghitung cadangan hidrokarbon. Metode yang dikaji antara lain metode volumetric, material balance, dan decline curve. Ketiga metode tidak memberikan hasil yang sama pada titik dan waktu manapun. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa perhitungan cadangan hidrokarbon 25

20 merupakan suatu ketidakpastian sehingga masing-masing metode tidak pernah mampu memberikan hasil yang akurat. Akan tetapi, kesalahan dapat diminimalkan. 5. Hirzi Farizi (2015) menggunakan data log sumur dan data inti batuan untuk mengetahui jumlah cadangan hidrokarbon (OOIP) pada Lapisan H Formasi Bekasap, Lapangan Pelita, Cekungan Sumatera Tengah. Analisis petrofisika Lapisan H memiliki nilai volume shale rata-rata 43%, porositas rata-rata 19%, saturasi air rata-rata 71%, dan saturasi hidrokarbon rata-rata 29%. Dari hasil perhitungan menggunakan metode volumetric, didapat cadangan pada lapisan H berjumlah ,66 STB. Sejauh ini belum ada penelitian mengenai penerapan fuzzy logic pada metode volumetric. Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perhitungan cadangan hidrokarbon dilakukan dengan menerapkan penemuan metode baru pada alat dan ilmu pemboran, mengkaji metode perhitungan cadangan hidrokarbon yang biasa digunakan dalam bidang geologi, serta melakukan perhitungan cadangan hidrokarbon pada kasus yang berbeda (letak geografis tak sama). 26

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan gabungan/ campuran komposisi dari

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan gabungan/ campuran komposisi dari BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan gabungan/ campuran komposisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon BAB IV PEMBAHASAN BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian yaitu klasifikasi logika fuzzy hasil pembahasan analisis pengujian model fuzzy dan visualisasi model fuzzy pada perhitungan cadangan hidrokarbon

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA METODE VOLUMETRIC UNTUK MENGHITUNG CADANGAN HIDROKARBON PEMBORAN MINYAK SUATU LAPANGAN

PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA METODE VOLUMETRIC UNTUK MENGHITUNG CADANGAN HIDROKARBON PEMBORAN MINYAK SUATU LAPANGAN PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA METODE VOLUMETRIC UNTUK MENGHITUNG CADANGAN HIDROKARBON PEMBORAN MINYAK SUATU LAPANGAN APPLICATION OF FUZZY LOGIC IN VOLUMETRIC METHOD FOR CALCULATING OIL RESERVES Oleh: Hidayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian terdahulu, teori himpunan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan) Komang Wahyudi Suardika 1, G.K. Gandhiadi 2, Luh Putu Ida Harini 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam membangun sistem yang nantinya akan dibuat. 3.1. Pengertian Optimalisasi Secara umum pengertian optimalisasi menurut

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR

IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR 4.1. Fuzzy Inferensi Sistem Tahapan-tahapan yang dilakukan pada Pengembangan Fuzzy Iinferensi Sistem untuk Seleksi Metode EOR antara lain: mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III. Sub Kompetensi :

BAB III. Sub Kompetensi : BAB III CONTOH APLIKASI LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB Kompetensi : 1. Mahasiswa memecahkan masalah rekayasa melalui pendekatan logika fuzzy. Sub Kompetensi : 1. Dapat menggunakan tahapan pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan ditemukan

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani BINA INSANI ICT JOURNAL, Vol.3, No. 2, Desember 2016, 279-290 ISSN: 2355-3421 (Print) ISSN: 2527-9777 (Online) 279 Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani Ghofar Taufik 1,*

Lebih terperinci

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Anisa Citra Mutia, Aria Fajar Sundoro,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab landasan teori bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode atau pun teori yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat membangun pemahaman yang sama antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA

SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS DI PDAM KOTA SURABAYA. oleh: WINDA ZULVINA SIDANG TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI FUZZY RULES UNTUK PERENCANAAN DAN PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN PERALATAN PRODUKSI DI PDAM KOTA SURABAYA oleh: WINDA ZULVINA 5206100040 Dosen Pembimbing : Mahendrawathi

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB JURNAL MATRIX VOL. 3, NO. 1, MARET 2013 39 SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB I Ketut Suwintana Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp. +62 361 701981 Abstrak:.Logika

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Edwin Romelta / 13508052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari

Lebih terperinci

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp

Saintia Matematika ISSN: Vol. 2, No. 2 (2014), pp Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 115 126. PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI MIE INSTAN DENGAN PENEGASAN (DEFUZZIFIKASI)CENTROID FUZZY MAMDANI (Studi Kasus: Jumlah Produksi Indomie

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 5 referensi dan 1 referensi dari penulis sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbandingan Metode Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... BIODATA ALUMNI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB Metode Fuzzy Analisis Keputusan TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Logika Klasik dan Proposisi Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy Operasi Fuzzy Contoh Pendahuluan Penggunaan istilah samar yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB

FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB FUZZY SYSTEM & FUZZY REASONING Workshop on Fundamental Concept and Implementation of Fuzzy Logic March 17 th 2016 Net Centric Computing Lab DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER IPB Outline Crips VS Fuzzy Pengembangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agus Naba. (2009). Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan Matlab. Yogyakarta: ANDI.

DAFTAR PUSTAKA. Agus Naba. (2009). Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan Matlab. Yogyakarta: ANDI. DAFTAR PUSTAKA Aceng Sambas. (2013). Membuat GUI untuk Logika Fuzzy. Diakses dari http:// komputasirobotic.blogspot.co.id/2013/07/membuat-gui-untuk-logika-fuzzy.html. pada tanggal 04 Maret 2016, Jam 11.20

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO Magdalena Simanjuntak Program Studi Teknik Informatika, STMIK Kaputama E-mail : magdalena.simanjuntak84@gmail.com ABSTRACT This study aimed to analyze

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12 Studi Kasus : Studi Permasalahan: Suatu Perusahaan akan melakukan perkiraan terhadap produksi suatu barang tiap bulan. Untuk menentukan jumlah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Objek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan (Frans

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB T.SUTOJO,Ssi,M.Kom 5.10 Fuzzy Logic Toolbox Matlab menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk perhitungan logika Fuzzy dimulai dari perhitungan fungsi keanggotaan sampai dengan

Lebih terperinci

( ) ( ;,, ) Π(,, ) ( ;, ) ( ;, ) ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang cukup menarik minat para wisatawan baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy, MATLAB dan penelitian-penelitian terdahulu. A. Kredit 1. Pengertian Kredit Dalam

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam hidup sehari-hari, banyak hal-hal yang saling berpasangan, seperti hitam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam hidup sehari-hari, banyak hal-hal yang saling berpasangan, seperti hitam BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Konsep Dasar Himpunan Fuzzy (Fuzzy Sets) Dalam hidup sehari-hari, banyak hal-hal yang saling berpasangan, seperti hitam dengan putih, ya dengan tidak, benar dengan salah, tua dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ)

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ) PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ) Edy Victor Haryanto 1, Fina Nasari 2 1,2 UniversitasPotensiUtama Jl. K.

Lebih terperinci

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Tentang Mata Mata merupakan organ tubuh manusia yang paling sensitif apabila terkena benda asing misal asap dan debu. Debu akan membuat mata kita terasa perih atau

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Jurnal Gradien Vol.3 No.2 Juli 2007 : 247-251 Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Syamsul

Lebih terperinci

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T SIDANG TESIS APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY DAN METODE REGRESI UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus Bank di Indonesia Periode 2005-2009) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR Metode peningkatan perolehan minyak tingkat lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah suatu teknik peningkatan produksi minyak setelah tahapan produksi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: STUDI KASUS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Porositas Efektif

Porositas Efektif Gambar 4.2.3. Histogram frekuensi porositas total seluruh sumur. 4.2.3. Porositas Efektif Porositas efektif adalah porositas total yang tidak terisi oleh shale. Porositas efektif ditentukan berdasarkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) Junius_Effendi* Email : Cyberpga@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 202 MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Kramat Raya

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

Himpunan Tegas (Crisp)

Himpunan Tegas (Crisp) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Suatu cara untuk merepresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian (keraguan, ketidaktepatan, kekuranglengkapan informasi, dan kebenaran yang bersifat sebagian). Fuzzy System

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci