BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy, MATLAB dan penelitian-penelitian terdahulu. A. Kredit 1. Pengertian Kredit Dalam bahasa latin, kredit disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya yang memberikan kredit percaya kepada yang menerima kredit bahwa yang bersangkutan akan mengembalikan kredit sesuai dengan perjanjian. Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2012:113). Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Teguh Pudjo Muljono, 2000: 9). Selanjutnya, Malayu Hasibuan (2006:87) mengemukakan bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 7

2 2. Penggolongan Kualitas Kredit Kualitas kredit dilihat dari bagaimana seseorang yang mengambil kredit menjalankan kewajibannya dalam pelunasan kredit. Kualitas kredit ini digunakan untuk memonitoring kewajiban dari setiap anggota. Selanjutnya hasil monitoring tersebut digunakan oleh AO (Account Officer) dalam mengambil keputusan. a. Penggolongan kualitas kredit menurut Bank Indonesia. Kasmir (2012:130) mengatakan bahwa penggolongan kualitas kredit menurut Bank Indonesia diatur dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Lancar Lancar artinya kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah. Kredit dapat dikatakan lancar jika: a) pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu, b) memiliki mutasi rekening yang aktif, atau c) bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral). 2) Dalam perhatian khusus Dikatakan dalam perhatian khusus jika kredit tersebut termasuk dalam kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang melampaui 90 hari, b) kadang-kadanag terjadi cerukan, c) jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan, d) mutasi rekening relatif aktif, e) didukung dengan pinjaman baru. 8

3 3) Kurang lancar Kurang lancar artinya pembayaran kreditnya tersendat-sendat, namun nasabah masih mampu membayar. Nasabah termasuk dalam golongan kredit yang kurang lancar jika memenuhi kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari, b) sering terjadi cerukan, c) terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari, d) frekuensi mutasi rekening relatif rendah, e) terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur, f) dokumen pinjaman yang lemah. 4) Diragukan Diragukan artinya kemampuan nasabah untuk membayar makin tidak dapat dipastikan. Nasabah termasuk dalam golongan diragukan jika: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari, b) terjadi cerukan yang bersifat permanen, c) terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari, d) terjadi rekapitulasi bunga, e) dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5) Macet Macet artinya nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar pinjamannya. Nasabah termasuk golongan macet jika memenuhi kriteria berikut ini: a) terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari, b) kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, 9

4 c) dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar. b. Penggolongan kualitas kredit di Koperasi X Koperasi X menggolongkan kualitas/ kelancaran kredit menjadi 4 yaitu: 1) Lancar Lancar jika belum jatuh tempo atau tidak ada tunggakan 2) Kurang lancar Kurang lancar jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 3 bulan tidak membayar angsuran. 3) Diragukan Diragukan jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 6 bulan tidak membayar angsuran. 4) Macet Macet jika sudah lewat jatuh tempo dan sudah 1 tahun tidak membayar. 3. Prinsip Pemberian Kredit Sebelum suatu kredit disalurkan kepada anggota, koperasi yang memberikan kredit harus yakin bahwa kredit yang diberikan akan dikembalikan. Keyakinan ini diperoleh dari penilaian kredit sebelum penyetujuan pemberian kredit. Penilaian kredit ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti melihat kelengkapan berkas, wawancara dengan calon penerima kredit atau survei langsung ke rumah atau usaha calon penerima kredit serta menggali informasi dari lingkungan sekitar terkait dengan keseharian dari calon penerima kredit. Dalam melakukan penilaian ini biasanya koperasi menggunakan analisis 5C atau 7P. 5C adalah singkatan dari character, capacity, capital, condition, dan 10

5 collateral. Penilaian dari segi character dapat diketahui dari cara hidup atau gaya hidupnya, hobi dan jiwa sosial (Kasmir. 2012: 136). Character dari calon penerima kredit juga dapat diketahui dengan meminta informasi dari tetangga sekitar bagaimana sifat atau watak yang bersangkutan di masyarakat. Selain itu dapat dilihat dari BI Checking. Penilaian yang kedua adalah Capacity. Penilaian capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon penerima kredit dalam mengembalikan kredit tersebut. Penilaian ini dapat diwakili dari informasi mengenai data pendapatan dan pengeluaran keluarga. Penilaian yang ketiga adalah penilaian capital, atau dalam bahasa Indonesia adalah modal. Penilaian yang keempat adalah penilaian condition. Penilaian condition ini dapat dilihat dari usaha yang dijalankan calon penerima kredit. Apakah usaha tersebut mempunyai prospek yang bagus atau tidak. Dalam menentukan prospek tidaknya usaha dari calon penerima kredit perlu diperhatikan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi sekarang maupun yang akan datang. Terakhir, collateral merupakan jaminan yang diberikan calon penerima kredit baik yang berupa fisik maupun nonfisik. 4. Alur Pemrosesan Kredit di Koperasi X Seseorang yang akan mengajukan kredit di Koperasi X harus terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota koperasi. Selanjutnya alur pemrosesan kredit di Koperasi X tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mengisi formulir pengajuan kredit 2. Melengkapi syarat-syarat pengajuan kredit, yaitu: a. Foto copy KTP suami b. Foto copy KTP istri c. Foto copy Kartu Keluarga d. Foto copy surat nikah 11

6 e. Foto copy ijin-ijin usaha f. Foto copy slip gaji g. Foto copy surat-surat yang berkaitan dengan jaminan 3. Bagian administrasi kredit menyerahkan formulir pengajuan dan kelengkapan syarat administrasi kepada AO (Account Officer). 4. Account officer melaksanakan survei ke lapangan dan menganalisis data yang ada. 5. Hasil analisis digunakan sebagai hasil keputusan pemberian kredit. 6. Jika pengajuan pinjaman bernilai: a. Kurang dari Rp maka AO yang memberikan keputusan suatu pengajuan kredit diterima atau tidak. b. Lebih dari Rp sampai Rp maka hasil analisis dari AO diserahkan ke Manager untuk diputuskan suatu pengajuan kredit diterima atau tidak. c. Lebih dari Rp ,00 maka hasil analisis dari AO diserahkan ke Manager diteruskan ke Pengurus Koperasi untuk diputuskan pengajuan kredit diterima atau tidak. 7. Jika pengajuan kredit diterima, bagian administrasi kredit akan membuat tanda terima, perjanjian kredit, surat pernyataan kesanggupan angsuran, dan jadwal angsuran. Setelah itu bagian administrasi kredit akan memberitahukan kepada calon penerima kredit untuk selanjutnya dilakukan proses pencairan dana. diagram alir. Berikut ini ditampilkan alur pemrosesan pengajuan kredit dalam bentuk 12

7 Anggota mengisi formulir dan melengkapi syarat administrasi Oleh petugas administrasi kredit diserahkan ke AO (Account Officer) untuk dianalisis dan dilakukan survei Hasil analisis Pengajuan kredit Rp ,00 Tidak Syarat administrasi meliputi : 1. Foto copy KTP suami 2. Foto copy KTP istri 3. Foto copy Kartu Keluarga 4. Foto copy surat nikah 5. Foto copy ijin-ijin usaha 6. Foto copy slip gaji 7. Foto copy surat-surat yang berkaitan dengan jaminan Hasil analisis diserahkan ke Manager Koperasi Ya Pengajuan kredit > Rp ,00- Rp ,00 Tidak Ya Hasil analisis di serahkan ke Pengurus Keputusan Kredit Diterima Ditolak Diinformasikan ke anggota Petugas administrasi kredit membuat tanda terima, perjanjian kredit, surat pernyataan kesanggupan angsuran, dan jadwal angsuran Diinformasikan ke anggota Proses pencairan kredit Gambar 2.1 Alur Pemrosesan Pengajuan Kredit di Koperasi X 13

8 B. Himpunan Himpunan merupakan kumpulan dari beberapa item atau individu. Himpunan biasanya dinotasikan dengan huruf balok yaitu: A, B, C,, Y, Z, sedangkan anggota/elemen himpunan dinotasikan dengan huruf kecil a, b, c,, y, z. Awalnya istilah himpunan merujuk pada konsep himpunan klasik/tegas. Dikatakan himpunan klasik atau tegas karena himpunan ini secara tegas menunujukkan keberadaan suatu item atau individu dalam himpunan tersebut. Pada himpunan klasik/tegas hanya ada 2 kemungkinan hubungan antara item atau individu dengan himpunan tersebut, yaitu: anggota/elemen himpunan atau bukan anggota/elemen himpunan. Jika suatu individu a merupakan anggota himpunan A digunakan notasi a A. Simbol dibaca elemen dari. Jika a bukan anggota himpunan A digunakan notasi a A (Klir,1997:48). Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat sesuai jika dituliskan dalam himpunan klasik/tegas. Misalnya, jika tinggi badan sesorang lebih dari 160 cm maka dia dikatakan tinggi. Jika tinggi badan seseorang kurang dari 160 cm maka dia dikatakan rendah. Ambil contoh, tinggi badan seseorang adalah 159 cm. Akan sangat tidak adil jika 159 cm dikatakan pendek padahal hanya kurang 1 cm saja dia dapat termasuk golongan orang yang tinggi. Oleh karena itulah, suatu teori himpunan fuzzy muncul. Pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memodifikasi teori himpunan di mana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 sampai 1. Himpunan ini disebut himpunan kabur (fuzzy set) (Sri, 2002 :1). 14

9 C. Himpunan Fuzzy Wang mendefinisikan himpunan fuzzy sebagai berikut. Suatu himpunan fuzzy A pada himpunan semesta U dinyatakan dengan fungsi keanggotaan μ A (x) yang mempunyai nilai pada interval [0 1]. Himpunan fuzzy A pada himpunan semesta U dapat dinyatakan sebagai suatu himpunan pasangan terurut elemen x dan nilai keanggotaannya (Wang, 1997: 22). Secara matematis ditulis A = {(x, μ A (x)) x U} (2.1) Himpunan fuzzy dengan himpunan semesta yang kontinu (misal U = bilangan real) maka persamaan himpunan fuzzy A dapat dinyatakan dengan: A = U μ A (x)/x (2.2) Persamaan tersebut tidak diintegralkan meskipun pada persamaannya menggunakan tanda integral. Tanda tersebut merepresentasikan hubungan x U dan fungsi keanggotaan μ A (x). Apabila himpunan semesta U diskret maka persamaan himpunan fuzzynya adalah: A = U μ A (x)/x (2.3) Tanda sigma tidak menunjukkan operasi penjumlahan tetapi menunjukkan hubungan x U dan fungsi keanggotaan μ A (x). (Wang, 1997:22). D. Fungsi Keanggotaan Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keangotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1 (Sri, 2013:8). Ada beberapa representasi fungsi keanggotaan, diantaranya: triangular MFs (fungsi keanggotaan segitiga), 15

10 trapezoidal MFs (fungsi keanggotaan trapesium), gaussian MFs (fungsi keanggotaan Gauss), bell-shaped membership function (fungsi keanggotaan bentuk bell), dan sigmodial MFs (Jang, Sun, Mizutani, 1997). Selain itu Sri Kusumadewi (2002:30-36) menyebutkan beberapa representasi fungsi keanggotaan yang lain, diantaranya: linear naik, linear turun, kurva bentuk bahu, dan kurva bentuk S. Pada penelitian ini representasi yang digunakan adalah fungsi keanggotaan segitiga, linear naik dan turun. 1. Fungsi Keanggotaan Segitiga Fungsi keanggotaan segitiga ditentukan oleh 3 paramater yaitu: {a,b,c}. Rumus fungsi keanggotannya sebagai berikut. triangle(x; a, b, c) = { x a b a c x c b 0, x a, a x b, b x c 0, x c (2.4) Parameter {a, b, c} (dengan a < b < c) menunjukkan letak x pada fungsi keanggotaan segitiga (Jang, Sun, Mizutani, 1997:25). Berikut representasi fungsi keanggotaan segitiga Derajat Keanggotaan a b c x domain Gambar 2.2 Representasi Fungsi Keanggotaan Segitiga 16

11 Jika b a dan c b bernilai sama maka rumus fungsi keanggotaan segitiga adalah sebagai berikut (Klir, Clair & Yuan, 1997:85). x a b (1 ), a s x a + s A(x) = { s 0, x yang lain (2.5) Representasi fungsi keanggotaan segitiga dengan rumus di atas terlihat pada gambar 2.3 di bawah ini. b A(x) a 0.2 s s x Gambar 2.3 Representasi Fungsi Keanggotaan Segitiga Simetris 2. Fungsi Keanggotaan Linear Naik Fungsi keanggotaan linear naik ditentukan oleh 2 parameter yaitu a dan b. Rumusnya yaitu: μ(x) = { x a b a 0, x a, a x b 1, x b (2.6) Berikut representasinya: Derajat Keanggotaan a b domain Gambar 2.4 Representasi Fungsi Keanggotaan Linear Naik 17

12 3. Fungsi Keanggotaan Linear Turun Fungsi Keanggotaan linaer turun juga ditentukan oleh 2 parameter yaitu a dan b. Rumus fungsi keanggotaannya sebagai berikut. μ(x) = { b x b a, a x b 0, x b (2.7) Representasi fungsi keanggotaan linear turun yaitu: Derajat Keanggotaan a b domain Gambar 2.5 Representasi Fungsi Keanggotaan Linear Turun E. Operator Fuzzy Logic Seperti pada himpunan klasik, pada himpunan fuzzy terdapat beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy. Beberapa operasi logika fuzzy standar adalah sebagai berikut. Operator AND μ A B = min (μ A (x), μ B (x)) (2.8) Operator OR μ A B = max (μ A (x), μ B (x)) (2.9) Operator NOT μ A = 1 μ A (2.10) Karena himpunan fuzzy tidak dapat dibagi dengan tepat seperti pada himpunan klasik, maka operasi-operasi ini diaplikasikan pada derajat keanggotaan. (Sri, 2002:60). 18

13 F. Operator Tambahan Fuzzy Logic Sala satu operator tambahan fuzzy logic adalah T-norm. Irisan dari dua himpunan fuzzy A dan B ditentukan oleh fungsi T: [0,1] [0,1] [0,1], dengan fungsi keanggotaannya sebagai berikut. μ A B (x) = T(μ A (x), μ B (x)) = μ A μ B (2.11) Dimana adalah operator biner untuk fungsi T (sering disebut T-norm (Triangular norm)). Operator biner ini harus memenui persyaratan berikut (Jang, Sun, Mizutani, 1997 :36). T(0,0) = 0, T(a, 1) = T(1, a) = a (kondisi batas) (2.12) T(a, b) T(c, d) jika a c maka b d (monoton) (2.13) T(a, b) = T(b, a) (komutatif) (2.14) T(a, T(b, c)) = T(T(a, b), c) (assosiatif) (2.15) Ada empat T-norm yang biasanya digunakan yaitu: Minimum (2.8) Algebraic Product T ap (a, b) = ab (2.16) Bounded Product T bp (a, b) = 0 (a + b 1) (2.17) a, b = 1 Drastic Product T dp (a, b) = { b, a = 1 0, a, b < 1 (2.18) G. Aturan Fuzzy IF-Then Aturan fuzzy If-Then (dikenal juga dengan sebutan aturan fuzzy atau implikasi fuzzy) didefinisikan dengan IF x is A then y is B (2.19) 19

14 Dimana A dan B adalah nilai-nilai linguistik yang didefinisikan oleh himpunan fuzzy pada himpunan universal berturut-turut X dan Y. x is A disebut antesenden atau premis, sedangkan y is B disebut konsekuen atau kesimpulan (Jang, Sun, dan Mizutani, 1997:59). H. Sistem Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy (Fuzzy Inference System) adalah kerangka komputasi berdasarkan konsep himpunan fuzzy, aturan If-Then, dan penalaran fuzzy (Jang, Sun, & Mizutani, 1997:73). Pada sistem inferensi fuzzy terdapat 3 model yang biasa digunakan yaitu: model fuzzy Mamdani, model fuzzy Sugeno, dan model fuzzy Tsukamoto. Perbedaan ketiga model tersebut terletak pada konsekuen dari aturan fuzzy, agregasi dan prosedur defuzzifikasinya. Dari ketiga model tersebut yang akan diuraikan adalah model fuzzy Sugeno. 1. Model Fuzzy Sugeno Model fuzzy Sugeno (dikenal juga dengan metode TSK) diperkenalkan oleh Takagi, Sugeno dan Kang dalam usaha untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk menghasilkan aturan fuzzy dari data input dan output yang telah ada (Jang, Sun, Mizutani, 1997 :81). Pada penalaran metode Sugeno output (konsekuen) sistem berupa kosntanta atau persamaan liner. Jika output metode Sugeno berupa konstanta maka dinamakan fuzzy Sugeno orde nol. Jika outputnya berupa persamaan linear maka dinamakan fuzzy Sugeno orde satu. a. Model fuzzy Sugeno orde nol Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde Nol adalah IF (x 1 is A 1 ) (x 2 isa 2 ). (x N isa N ) THEN z = k (2.20) 20

15 Dengan A i : himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, i = 1,2,..., N : operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR atau NOT) k : konstanta sebagai konsekuen b. Model fuzzy Sugeno orde satu Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-satu adalah IF (x 1 is A 1 ) (x N isa N ) THEN z = p 1 x 1 + p N x N + q (2.21) Dengan A i : himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, i = 1,2,..., N : operasi pada himpunan fuzzy (AND, OR atau NOT) p i : suatu konstanta ke-i q : konstanta sebagai konsekuen 2. Tahapan Model Fuzzy Sugeno Penerapan model fuzzy Sugeno dalam sistem inferensi fuzzy ada beberapa tahapan, berikut ini penjelasan mengenai setiap tahapan. a. Fuzzifikasi Fuzzifikasi didefinisikan sebagai pemetaan dari himpunan tegas ke himpunan fuzzy. (Wang, 1997:105). Fuzzifikasi ini memetakan semua variabel input yang berupa himpunan tegas ke himpunan fuzzy. b. Operasi fuzzy logic Operasi fuzzy logic dilakukan jika bagian anteseden lebih dari satu pernyataan. Masukan operator fuzzy adalah dua atau lebih derajat keanggotaan dari variabel-variabel input. Hasil dari operasi ini adalah derajat kebenaran anteseden yang berupa bilangan tunggal. Bilangan ini nantinya akan diteruskan ke bagian konsekuen. Operator fuzzy untuk melakukan operasi AND dan OR dapat dibuat 21

16 sendiri. Namun operasi yang sering digunakan yaitu fungsi min dan max (Agus, 2009:32). c. Implikasi Implikasi adalah proses mendapatkan konsekuen sebuah IF-THEN rule berdasarkan derajat kebenaran anteseden (Agus,2009:33). Sebuah rule dapat diberi bobot antara 0 dan 1. Semakin besar rule berarti semakin besar efek rule tersebut pada konsekuennya. Biasanya bobot rule diset 1 sehingga tidak mempunyai pengaruh sama sekali pada proses implikasi. Setelah rule diberi bobot proses implikasi baru dapat dilakukan. Ada 2 fungsi yang sering digunakan dalam proses implikasi yaitu: min dan prod (product, menskalakan fuzzy set keluaran) (Agus,2009:33). Pada skripsi ini implikasi yang digunakan adalah min. d. Agregasi Agregasi merupakan proses mengombinasikan keluaran semua IF-THEN rule menjadi sebuah fuzzy set tunggal, jika bagian konsekuen terdiri dari satu pernyataan maka proses agregasi dilakukan secara terpisah untuk tiap variabel keluaran IF-THEN rule. Pada dasarnya agregasi adalah operasi fuzzy logic OR dengan masukannya adalah semua fuzzy set keluaran dari IF-THEN rule. Ada tiga fungsi yang sering digunakan dalam agregasi yaitu: max, probor (probabilistic, OR), dan sum(menjumlahkan semua fuzzy set keluaran) (Agus Naba, 2009:34). Pada skripsi ini agregasi yang digunakan adalah max. e. Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan proses memetakan besaran himpunan fuzzy ke dalam nilai klasik. Input defuzzifikasi adalah himpunan fuzzy yang berupa 22

17 singleton-singleton (hasil agregasi) sedangkan outputnya berupa weighted average. Defuzzifikasi pada metode Sugeno dilakukan dengan menghitung nilai keluaran dengan cara : z = N i=1 α iw i N i=1 α i (2.22) Dengan α : hasil proses operasi fuzzy logic anteseden w : output aturan ke-i 3. Akurasi Model Hasil kolektibilitas dari model dibandingkan kebenarannya dengan kolektibilitas asli pada data untuk mengetahui tingkat keakuratan model. Semakin besar nilai akurasi semakin tepat pula pemodelannya. Secara umum akurasi dapat dihitung dengan rumus akurasi = jumlah data benar jumlah data keseluruhan I. Fuzzy Logic Toolbox pada MATLAB 100% (2.23) MATLAB adalah singkatan dari Matrix Laboratory. MATLAB merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork Inc. MATLAB banyak digunakan untuk perhitungan numerik keteknikan, komputasi simbolik, visualisasi grafis, analisis data matematis, statistika, simulasi pemodelan, dan desain GUI (Thomas, 2004 :1). MATLAB juga dilengkapi dengan berbagai toolbox. Beberapa bidang yang sudah tersedia toolboxnya dalam MATLAB, meliputi, fuzzy logic, neural network (jaringan syaraf tiruan), control system(sistem kontrol, signal processing (pengolahan sinyal), dan wavelet (Agus, 2009 :39). Fuzzy logic toolbox adalah sekumpulan tool yang membantu dalam perancangan sistem fuzzy untuk diaplikasikan dalam berabagai bidang, seperti 23

18 automatic control, signal processing, identification system, pattern recognition, time series prediction, data mining, bahkan financial applications (Agus, 2009 :79). Pada fuzzy logic toolbox terdapat 5 tools yang digunakan untuk keperluan rancang bangun FIS (Agus Naba, 2009:80), yaitu: 1. FIS Editor FIS Editor menampilkan informasi tingkat tinggi tentang sistem inferensi fuzzy. Untuk menampilkan FIS Editor cukup mengetikkan fuzzy pada MATLAB Prompt, maka akan muncul tampilan FIS berikut ini. Gambar 2.6 FIS Editor Mamdani Pada tampilan awal dari FIS editor model fuzzy default adalah Mamdani. Untuk mengubah model fuzzy sugeno klik File>New Fis>Sugeno. Selanjutnya FIS Editor akan berubah seperti pada gambar 2.7 di bawah ini. 24

19 Gambar 2.7 FIS Editor Sugeno 2. Membership Function Editor Membership Function Editor digunakan untuk mendefinisikan fungsi keanggotaan dari variabel input dan output (Agus, 2009 :65). Untuk menampilkan membership function editor Klik Edit>Membership Functions. Tampilannya yaitu: Gambar 2.8 Membership Functions Editor 25

20 3. Rule Editor Rule Editor digunakan untuk memasukkan aturan-aturan logika yang dibuat. Untuk menampilkan rule editor ini klik Edit>Rule atau dengan menekan Ctrl+3. Gambar 2.9 Rule Editor 4. Rule Viewer Rule viewer berfungsi untuk menampilkan diagram inferensi fuzzy. Dari rule viewer dapat diketahui aturan mana yang aktif atau bagaimana suatu fungsi keanggotaan dari variabel memengaruhi output (Mathwork). Rule viewer dapat ditampilkan dengan mengeklik View>Rule atau menekan Ctrl+5. 26

21 Gambar 2.10 Rule Viewer 5. Surface Viewer Surface viewer mempunyai kemampuan khusus yang sangat membantu dalam kasus dengan dua atau lebih input dan sebuah output FIS. Untuk menampilkan surface viewer pada FIS Editor yaitu dengan memilih menu View > Surface viewer. Berikut ini tampilan dari surface viewer. Gambar 2.11 Surface Viewer 27

22 J. GUI (Graphical User Interface) GUI dapat dimunculkan dengan mengetik guide pada command window atau memilih GUIDE pada toolbar matlab Layouter editor Menu utama GUI, yaitu: 1. Run figure 2. Object browser 3. Property inspector 4. M-file editor 5. Toolbar editor 6. Tab order editor 7. Menu editor 8. Align objects 9. Component pallete Gambar 2.12 Tampilan Graphical User Interface (GUI) Component pallate terdiri dari beberapa User Interface Control (UIControl), yaitu: push button, slider, radio button, check box, edit text, static text, pop-up menu, listbox, toggle button, table, axes, panel, group button, dan activex control. 28

23 a. (Push button) Push button merupakan jenis kontrol berupa tombol tekan yang akan menghasilkan sebuah tindakan jika diklik, misalnya : tombol OK, Cancel, Proses, dll. b. (Slider) Slider berfungsi memberi input nilai tanpa menggunakan keyboard. Nilai minimum, maksimum, dan sliderstepnya dapat diatur sendiri. Caranya dengan menggeser slider secara vertikal maupun horiziontal ke nilai yang diinginkan. Nilai default slider adalah 0 sampai 1. c. (Radio button) Radio button digunakan untuk memilih atau menandai satu pilihan dari beberapa pilihan yang ada. Pilihan dapat lebih dari satu. d. (Check box) Check box berfungsi menyediakan beberapa pilihan mandiri yang tidak tergantung pada pilihan lainnya. e. (Edit text) Edit text biasanya digunakan untuk input data yang dimasukkan ke dalam program. f. (Static text) Static text akan menghasilkan teks bersifat statis (tetap), sehingga pengguna tidak dapat mengeditnya. 29

24 g. (Pop-up menu) Pop-up menu berguna untuk menampilkan daftar pilihan yang didefinisikan pada String Property ketika mengklik tanda panah pada aplikasi. Ketika tidak dibuka, pop-up menu hanya menampilkan satu item yang menjadi pilihan pertama pada String Property. h. (Listbox) Mirip dengan Pop-up menu tetapi daftar menu ditampilkan dalam bentuk list. i. (Toggle button) Toggle button memiliki fungsi yang sama dengan push button. Perbedaaannya adalah saat push button ditekan, maka tombol akan kembali pada posisi semula jika tombol mouse dilepas. Sebaliknya pada toggle button tombol tidak akan kembali ke posisi semula, kecuali jika ditekan kembali. j. (Table) Table berfungsi menampilkan tabel di GUI Matlab. k. (Axes) Axes berguna untuk menampilkan sebuah grafik atau gambar (image). Axes sebenarnya tidak masuk dalam UIControl, tetapi axes dapat diprogram agar pengguna dapat berinteraksi dengan axes dan obyek grafik yang ditampilkan melalui axes. 30

25 l. (Panel) Panel biasa digunakan sebagai background atau tempat mendesain GUI. Panel juga dapat digunakan untuk mengelompokan. m. (Group button) Group button berfungsi menyatukan beberapa radio button. Jika salah satu radio button dipilih, maka yang lain otomatis dikosongi. n. (ActiveX control) K. Penelitian-penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kredit adalah sebagai berikut. 1. Emha Taufiq Luthfi dalam tesisnya Implementasi Adaptive Neuro Fuzzy Inference System pada Prediksi Pembayaran Pinjaman Berdasar Analisis Rencana Pembiayaan Nasabah (Studi Kasus BMT Al Ikhlas Prambanan Yogyakarta) merancang sebuah sistem inferensi samar yang memiliki kemampuan prediksi terhadap rencana pembiayaan oleh nasabah. Dalam penelitian tersebut Emha menggunakan 4 variabel input, yaitu: nilai pinjaman, karakter, dana aman dan presentasi jaminan terhadap pinjaman. Output dari penelitian berupa kolektibilitas rencana pembiayaan nasabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem inferensi samar akhir yang dihasilkan dapat memberikan prediksi terhadap rencana pembiayaan nasabah dengan memberikan nilai kolektibilitas rencana pembiayaan nasabah. 2. Daliyev Asset dalam jurnalnya yang berjudul Credit Assessment by Means of Fuzzy Logic Prediction menerapkan logika fuzzy pada prediksi penilaian kredit 31

26 dengan menggunakan data bank lokal di Kota Almaty. Pada penelitiannya ini Daliyev menggunakan beberapa faktor yaitu: pendapatan rata-rata per bulan dari perorangan selama 6 bulan terakhir, pengalaman kredit/catatan kredit, kestabilan pekerjaan, dan kredit bersamaan dengan bank lain. Faktor tersebut digunakan sebagai input yang kemudian diolah menggunakan sistem fuzzy Sugeno orde nol dengan outputnya adalah layak atau tidak layak diberikan kredit. Tingkat akurasi pada penelitiannya ini mencapai 84%. 3. Tri Murti, Leon Andreti dan Muhammad Sobri memanfaatkan logika fuzzy dengan metode Tsukamoto untuk membuat suatu sistem penunjang keputusan untuk mengetahui kelayakan pemberian pinjaman. Variabel yang peneliti gunakan yaitu: penghasilan, pinjaman, dan jaminan. 4. Ahadiyah Nurul Kholifah (2016) telah melakukan penelitian tentang analisis klasifikasi nasabah kredit koperasi X menggunakan Decision Tree C4.5 dan Naive Bayes berdasarkan tingkat kolektibilitas. Input yang digunakan yaitu: pekerjaan,umur, pekerjaan suami/istri, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, pinjaman, kemampuan angsuran, jangka waktu, agunan, status agunan, nilai jaminan, dan tujuan. Outputnya yaitu: 1 (lancar), 2 (kurang lancar), 3 (diragukan) dan 4 (macet). Analisis klasifikasi tersebut menghasilkan nilai akurasi dengan model tes use training set, 10-fold validation, dan percentage split pada decision tree C4.5 berurutan adalah 71,91%, 68,03%, dan 66,84%, sedangkan pada naive bayes berurutan adalah 67,01%, 64,66%, dan 65,82%. 5. Nael A. Zidan dan Labib M. Arafeh menerapkan logika fuzzy untuk membuat sistem penunjang keputusan pemberian kredit kepada mahasiswa di 32

27 Palestina. Dalam jurnal yang berjudul A Fuzzy Logic Expert System for Automated Loan Application Evalution ini Nael dan Labib menggunakan 8 variabel input yaitu: banyaknya anggota dalam keluarga, banyaknya anggota keluarga yang abnormal, pendapatan perbulan, banyaknya anggota keluarga yang belajar di perguruan tinggi, keberadaan orangtua (masih hidup atau sudah meninggal), status kepemilikan tempat tinggal keluarga, dan status kepemilikan tempat tinggal mahasiswa yang bersangkutan. Untuk outputnya diklasifikasikan menjadi 5. Pertama adalah yang tidak begitu membutuhkan kredit dan yang kelima adalah yang paling membutuhkan kredit. Pada penelitian ini Nael dan Labib menggunakan model Mamdani dan Anfis. Kesimpulan yang diperoleh yaitu model Anfis lebih mendekati data aslinya. Empat dari lima penelitian di atas menerapkan fuzzy logic pada penilaian kredit. Penelitian tersebut yaitu: penelitian yang dilakukan Emha, Daliyev, Tri Murti, dkk., serta Nael dan Labib. Model fuzzy yang diterapkan pada penelitianpenelitian tersebut berbeda-beda. Model fuzzy yang digunakan pada penelitian ini sama dengan model fuzzy yang digunakan oleh Daliyev yaitu model fuzzy Sugeno orde nol. Variabel input yang digunakan pada penelitian Tri Murti yaitu penghasilan, pinjaman, dan jaminan juga digunakan pada penelitian ini. Selain ketiga variabel input tersebut penelitian ini menggunakan variabel input lain yaitu: pengeluaran, jangka waktu, karakter kebaikan dan karakter tanggung jawab. Penilaian kredit dengan memprediksi kolektibilitas anggota memiliki ide yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Emha Taufiq Luthfi. 33

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 koperasi Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 koperasi Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang sudah lama dikenal di Indonesia. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam membangun sistem yang nantinya akan dibuat. 3.1. Pengertian Optimalisasi Secara umum pengertian optimalisasi menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini diantaranya cadangan hidrokarbon, fuzzy logic, sistem inferensi fuzzy, MATLAB, dan penelitian-penelitian terdahulu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon BAB IV PEMBAHASAN BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian yaitu klasifikasi logika fuzzy hasil pembahasan analisis pengujian model fuzzy dan visualisasi model fuzzy pada perhitungan cadangan hidrokarbon

Lebih terperinci

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) 2. Himpunan Samar 2.. Himpunan Klasik dan Himpunan Samar Himpunan klasik merupakan himpunan dengan batasan yang tegas (crisp) (Jang, Sun, dan Mizutani, 24). Sebagai contoh :

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB JURNAL MATRIX VOL. 3, NO. 1, MARET 2013 39 SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB I Ketut Suwintana Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp. +62 361 701981 Abstrak:.Logika

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab landasan teori bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode atau pun teori yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat membangun pemahaman yang sama antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T SIDANG TESIS APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY DAN METODE REGRESI UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus Bank di Indonesia Periode 2005-2009) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK MENILAI KOLEKTIBILITAS ANGGOTA SEBAGAI PERTIMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI X SKRIPSI

APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK MENILAI KOLEKTIBILITAS ANGGOTA SEBAGAI PERTIMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI X SKRIPSI APLIKASI FUZZY LOGIC UNTUK MENILAI KOLEKTIBILITAS ANGGOTA SEBAGAI PERTIMBANGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI X SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian terdahulu, teori himpunan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi :

BAB II LANDASAN TEORI. usaha kecil dengan menggunakan metode fuzzy logic, yang antara lain meliputi : BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem analisis investasi perbankan untuk usaha kecil dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB T.SUTOJO,Ssi,M.Kom 5.10 Fuzzy Logic Toolbox Matlab menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk perhitungan logika Fuzzy dimulai dari perhitungan fungsi keanggotaan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani BINA INSANI ICT JOURNAL, Vol.3, No. 2, Desember 2016, 279-290 ISSN: 2355-3421 (Print) ISSN: 2527-9777 (Online) 279 Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani Ghofar Taufik 1,*

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah cabang dari sistem kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) yang mengemulasi kemampuan manusia dalam berfikir ke dalam bentuk algoritma yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau

Lebih terperinci

( ) ( ;,, ) Π(,, ) ( ;, ) ( ;, ) ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang cukup menarik minat para wisatawan baik

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Menurut Mahmudin (2008) Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung

BAB II KAJIAN TEORI. Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung BAB II KAJIAN TEORI Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab-bab berikutnya yaitu definisi bank, fungsi bank, jenis bank, arti penting penilaian kesehatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) Junius_Effendi* Email : Cyberpga@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

FUZZY INFERENCE SISTEM MAMDANI UNTUK PENENTUAN KREDIT PADA KPN ESTIKA DEWATA. Oleh

FUZZY INFERENCE SISTEM MAMDANI UNTUK PENENTUAN KREDIT PADA KPN ESTIKA DEWATA. Oleh FUZZY INFERENCE SISTEM MAMDANI UNTUK PENENTUAN KREDIT PADA KPN ESTIKA DEWATA Oleh I Made Budi Suwadnyana 1, A.A. Gede Bagus Ariana 2 Program Studi Teknik Informatika STMIK STIKOM INDONESIA Email: balibudi55@yahoo.com

Lebih terperinci

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA Anisa Citra Mutia, Aria Fajar Sundoro,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Edwin Romelta / 13508052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Tentang Mata Mata merupakan organ tubuh manusia yang paling sensitif apabila terkena benda asing misal asap dan debu. Debu akan membuat mata kita terasa perih atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi tentang metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan perencanaan layar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian, jenis dan sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian, jenis dan sumber data BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan desain penelitian. A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 202 MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Kramat Raya

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12 Studi Kasus : Studi Permasalahan: Suatu Perusahaan akan melakukan perkiraan terhadap produksi suatu barang tiap bulan. Untuk menentukan jumlah

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015 Volume 9 Nomor 2 Desember 2015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Desember 2015 Volume 9 Nomor 2 Hal. 121 134 PENERAPAN LOGIKA FUZZY METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI ROTI BERDASARKAN DATA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PENILAIAN KINERJA PEGAWAI: STUDI KASUS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy 1 Penerapan Logika Fuzzy M. Faisal Baehaki - 13506108 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 m_faisal_b@yahoo.com

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Pendukung Keputusan DSS adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Objek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan (Frans

Lebih terperinci

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN: PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MENENTUKAN MAHASISWA BERPRESTASI DI STMIK CIKARANG MENGGUNAKAN JAVA NETBEANS DAN MYSQL Ema Dili Giyanti 1), Ali Mulyanto 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, STMIK Cikarang

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE Fitria Suryatini Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) E-mail: fitriasuryatini88@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN PERMINTAAN DAN PASOKAN TIDAK PASTI (Studi Kasus pada PT.XYZ) AYU TRI SEPTADIANTI 1209100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani M-4 Dewi Mardhiyana Universitas Pekaloangan dewimardhiyana139@gmail.com

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO Magdalena Simanjuntak Program Studi Teknik Informatika, STMIK Kaputama E-mail : magdalena.simanjuntak84@gmail.com ABSTRACT This study aimed to analyze

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

Simulasi Pengendali Kiln PT. Semen Tonasa (Tonasa IV) Menggunakan Fuzzy Logic Toolbox Program Matlab St. Nawal Jaya

Simulasi Pengendali Kiln PT. Semen Tonasa (Tonasa IV) Menggunakan Fuzzy Logic Toolbox Program Matlab St. Nawal Jaya Simulasi Pengendali Kiln PT. Semen Tonasa (Tonasa IV) Menggunakan Fuzzy Logic Toolbox Program Matlab St. Nawal Jaya Abstrac This paper is continuance of previous paper which will make kiln controller simulation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Wulandari, (2007), Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan kriteria Bayes dalam proses pemberian

Lebih terperinci

GUI Matlab untuk membuat grafik fungsi

GUI Matlab untuk membuat grafik fungsi GUI Matlab untuk membuat grafik fungsi Memulai GUI Matlab Panggil program MATLAB, Start program Matlab. Melalui editor window Matlab, ketiklah >> guide. Akan ditampilkan kotak dialog seperti tampak dalam

Lebih terperinci