BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Teori yang menjadi landasan penulis adalah stakeholder theory,
|
|
- Suryadi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Teori yang menjadi landasan penulis adalah stakeholder theory, Resource Based Teori (RBT), intellectual capital (IC), Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ), dan kinerja keuangan perusahaan. Penjelasan teori teori tersebut sebagai berikut: 1. Stakeholder Theory Stakeholder Theory adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang beroperasi hanya untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori ini menjelaskan hubungan stakeholder yang mencakup semua bentuk hubungan antara perusahaan dengan seluruh stakeholdernya. Berdasarkan teori stakeholder, manajemen sebuah perusahaan diharapkan melakukan aktifitas yang dianggap penting oleh para stakeholder mereka dan kemudian melaporkan kembali aktifitas-aktifitas tersebut kepada para stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas perusahaan mempengaruhi mereka. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan pertimbangan utama bagi manajemen perusahaan 15
2 16 dalam mengungkapkan dan atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan perusahaan. Kelompok stakeholder tersebut meliputi pemegang saham, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Teori ini juga menjelaskan bahwa perusahaan akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja intellectual, lingkungan, dan sosial mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya untuk mengetahui harapan sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktifitas-aktifitas yang mereka lakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder mereka. Seluruh aktifitas perusahaan bertujuan untuk menciptakan nilai (value creation) perusahaan, serta pemanfaatan sumber daya intelektual yang memungkinkan perusahaan menciptakan nilai tambah. Value added merupakan sebuah ukuran yang lebih akurat dalam mengukur nilai sebuah perusahaan dibandingkan dengan return yang dianggap hanya sebagai ukuran bagi shareholder (Ulum, 2008). Sehingga dengan demikian keduanya (value added dan return) dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam kaitannya dengan pengukuran nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan utama teori ini maka diperlukan pengungkapan informasi yang lengkap di dalam laporan keuangan perusahaan.
3 17 Pandangan normatif teori stakeholder ini, manajemen harus memberikan pertimbangan berimbang untuk kepentingan seluruh stakeholder. Ketika para stakeholder mempunyai perbedaan persepsi sehingga menimbulkan konflik kepentingan, maka manajer harus mengelola perusahaan sebagaimana mestinya sehingga mencapai keseimbangan optimal di antara mereka. Pandangan perspektif manajerial dalam teori stakeholder ini, berusaha untuk menjelaskan ketika manajemen perusahaan berkeinginan untuk mencapai harapan stakeholder tertentu (khususnya yang mempunyai kekuatan), sehingga dapat dikatakan dalam pandangan ini lebih cenderung kepada perspektif organisasi. Gray et al. (1996 dalam Deegan, 2004) menyatakan bahwa stakeholder diidentifikasi melalui perhatian perusahaan. Teori ini dapat diuji dengan berbagai cara dengan menggunakan content analysis atas laporan keuangan perusahaan (Guthrie et al., 2006). Laporan keuangan merupakan cara yang paling efisien bagi organisasi untuk berkomunikasi dengan kelompok stakeholder yang dianggap memiliki ketertarikan dalam pengendalian aspek-aspek strategis tertentu dari organisasi. Content analysis atas pengungkapan IC dapat digunakan untuk menentukan apakah benarbenar terjadi komunikasi tersebut. Apakah perusahaan merespon ekspektasi stakeholder, baik ekspektasi yang sesungguhnya maupun
4 18 yang diakui oleh stakeholder, dengan menawarkan akun IC yang tidak wajib diungkapkan. Dalam konteks untuk menjelaskan konteks IC, teori stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika (moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan seluruh stakeholder (Deegan, 2004). Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer telah mematuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan nilai (value creation) dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital, maka perusahaan akan mampu menciptakan value added bagi perusahaan. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder. Ulum (2015: 36). Dalam konteks bidang manajerial, para stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inlah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk
5 19 kemudian mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen. Ulum (2015: 36). 2. Resources Based Theory (RBT) Resources Based Theory (RBT) adalah suatu teori yang membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan baik (Bontis, 2000). Sebuah perusahaan dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003). Teori ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan yang efektif dan efisien dari asset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability. RBT menyatakan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan bersaing dan mampu mengarahakan perusahaan untuk memiliki kinerja jangka panjang dan baik. Resources yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan Ulum (2015: 23). RBT dapat menjelaskan bahwa perusahaan dengan kemampuan mengelola intellectual capital dengan maksimal dalam
6 20 hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital dapat menciptakan nilai bagi perusahaan tersebut. Asumsi dari teori ini adalah bagaimana perusahaan mendapatkan nilai tambah (value added) dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Fahy dan Smithee (1999) juga memberikan empat kriteria bagi sumber daya sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, yaitu: (a) sumber daya harus menambah nilai positif bagi perusahaan, (b) sumber daya harus bersifat unik atau langka diantara calon pesaing dan pesaing yang ada sekarang ini, (c) sumber daya harus sukar ditiru, dan (d) sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber lainnya oleh perusahaan pesaing. Dalam RBT, perusahaan tidak dapat berharap untuk membeli atau mengambil keunggulan kompetitif berkelanjutan yang dimiliki oleh suatu organisasi lain, karena keunggulan tersebut merupakan sumber daya yang langka, sukar ditiru, dan tidak tergantikan. 3. Definisi Intellectual Capital (IC) Hingga saat ini definisi intellectual capital seringkali dimaknai secara berbeda. Sebagai sebuah konsep, intellectual capital merujuk pada modal-modal non-fisik atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata (invisible) yang terkait dengan
7 21 pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Beberapa peneliti/penulis memberikan definisi dan pengertian yang beragam tentang IC. Stewart (1997) mendefinisikan IC sebagai jumlah dari segala sesuatu yang ada di perusahaan yang dapat membantu perusahaan untuk berkompetisi dipasar, meliputi intellectual material pengetahuan, informasi, pengalaman, dan intellectual property yang dapat digunakan untk menciptakan kesejahteraan. Edvidsson dan Malone (1997) mendefinisikan perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan sebagai nilai dari intellectual capital (IC). Dalam konteks ini, jika perusahaan memiliki IC dan mengelolanya dengan baik, maka akan berdampak pada nilai pasar perusahaan Ulum (2015: 79). Secara ringkas Smedlund dan Poyhonen (dalam Rupidara, 2005) mewacanakan intellectual capital sebagai kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan. Sementara Heng (dikutip oleh Sangkala, 2006) mengartikan intellectual capital sebagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing. Mark Valentine (dalam Sangkala 2006) mendefinisikan intellectual capital sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan
8 22 itu sendiri yang di transformasikan dalam aset yang bernilai bagi perusahaan. Sangkala (2006) juga menyebutkan bahwa intellectual capital sebagai intellectual material, yang meliputi pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan secara bersama untuk menciptakan kekayaan (wealth). Brooking (1996) menyatakan bahwa IC adalah istilah yang diberikan kepada kombinasi dari asset tak berwujud, property intelektual, karyawan, dan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan untuk dapat berfungsi. Dalam definisi ini jelas tersirat bahwa IV tidak hanya sekedar tentang sumber daya manusia (human capital/hc), HC hanyalah salah satu komponen dari IC. Roos et al. (1997) menyatakan bahwa IC meliputi seluruh proses dan asset yang tidak secara normal nampak di neraca dan semua intangible assets (trademarks, patent, dan brands) yang menjadi perhatian metode akuntansi modern. Sedangkan Bontis (1998) mengakui bahwa IC adalah elusive, namun ketika IC dapat ditemukan dan dieksploitasi, maka ia akan menjadi sumber daya baru bagi organisasi untuk dapat memenangkan persaingan. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) (dalam Purnomosidhi 2005) mendefinisikan intellectual capital sebagai nilai ekonomik dari dua kategori intangibles asset perusahaan yaitu organisational (structural) capital, yang meliputi
9 23 proprietary software system, distribution networks dan supply chains. Kedua, human capital, meliputi human resources baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan, seperti customer dan suplier. Menurut William (dalam Purnomosidhi 2005) intellectual capital adalah informasi pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Meskipun terdapat banyak perdebatan dalam menentukan definisi pengetahuan, namun kebanyakan membedakan pengetahuan dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan karyawan (disebut sebagai human capital), pengetahuan yang berhubungan dengan pelanggan (disebut dengan customer atau relational capital), dan pengetahuan yang berhubungan hanya dengan perusahaan (disebut dengan structural atau organizational capital) (Yates dkk., 2001 sebagaimana dikutip Boekestein (2006). Ketiga kategori tersebut membentuk suatu Intellectual Capital bagi perusahaan. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intellectual capital merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aset tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian intellectual capital merupakan pengetahuan yang
10 24 memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing. a. Klasifikasi Intellectual Capital (IC) Setiap perusahaan memiliki intellectual capital yang berbeda karena setiap perusahaan mempunyai proporsi yang berbeda pula akan elemen-elemen intellectual capital-nya. Setiap elemen-elemen dalam intellectual capital yaitu pengetahuan, informasi, properti intelektual, pengalaman yang dimiliki perusahaan merupakan elemen-elemen tidak berwujud (intangible). Elemen- elemen tersebut sangat unik karena proporsinya berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya sehingga penciptaan nilai pasar perusahaan akan berbeda pula. Intellectual capital juga seringkali dinyatakan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al., 2005). Bontis et al. (2000) dalam Ulum (2007) menyatakan bahwa secara umum peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu human capital (HC), structural capital (SC) dan Customer Capital (CC). Firer dan williams, (2003) mendefinisikan intellectual capital sebagai kekayaan perusahaan yang merupakan kekuatan di balik penciptaan nilai perusahaan. Bontis, (1998) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti
11 25 mengidentifikasikan tiga konstruk utama dari intellectual capital yaitu: 1. Human Capital (Modal Manusia/HC) Menurut Bontis et al. (2000), secara sederhana HC mempresentasikan individual knowledge stock oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, keahlian (skill), kemampuan melakukan inovasi, dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya (Bontis dalam Dewi, 2011). Menurut Sawarjuwono dan Kadir (2003), human capital merupakan sumber pengetahuan yang berguna, keterampilan, kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan dalam membuat solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan perusahaan tersebut. Human capital dapat ditingkatkan apabila perusahaan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya dengan baik. Brinker (dalam Octama, 2011) memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari human capital, yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs, individual
12 26 potential and personality. Menurut Pramelasari (2010), human capital merupakan potensi penting untuk mengembangkan perusahaan dan dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan, kompetensi dan ketrampilan karyawan. 2. Customer Capital (Relational Capital/CC) Tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al., 2000). Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital merupakan hubungan yang harmonis atau association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitra bisnis, baik yang berasal dari lingkunagan internal perusahaan maupun dari lingkungan eksternal perusahaan seperti pemasok, pelanggan yang merasa puas, hubungan perusahaan dengan pemerintah, maupun masyarakat sekitar yang dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 3. Structural Capital (Organizational Capital/SC) SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational chart, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih
13 27 besar daripada nilai materialnya (Bontis et al., 2000). Structural capital merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independen dari orang-orang atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap ada dalam organasasi meskipun karyawan meninggalkan organisasi tersebut (Rismawati dan Sanjaya, 2013). Structural capital adalah sumber daya perusahaan yang dimiliki perusahaan meliputi sistem informasi, teknologi, pengetahuan tentang distribusi pasar, hubungan dengan konsumen, innovative capital, relational capital, infrastruktur organisasi, dan lain-lain. Dengan demikian, elemen dari intellectual capital dapat dibedakan dalam tiga kategori yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan karyawan (human capital); pengetahuan yang berhubungan dengan mitra perusahaan (customer capital) dan pengetahuan yang berhubungan hanya dengan perusahaan (structural capital). Ketiga kategori tersebut membentuk suatu Intellectual Capital bagi perusahaan. Sehingga modal intelektual dapat didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, hubungan perusahaan dengan pihak luar, dan teknologi yang digunakan perusahaan dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan.
14 28 TABEL 2.1 KLASIFIKASI INTELLECTUAL CAPITAL Human Capital Relational Capital Structural Capital Know-how Pendidikan Vocational qualification Pekerjaan dihubungkan dengan pengetahuan dan kompetensi Penilaian psychometric Jiwa enterpreneurial, innovativeness, dan proactive Sumber: IFAC (1998) Brands Konsumen Loyalitas konsumen Nama perusahaan Jaringan distribusi Kolaborasi bisnis Lisensi Kontrak-kontrak yang mendukung Kesepakatan franchise Intellectual Property: Paten Copyrights Design rights Trademarks Service marks Trade secrets Infrastructure assets: Filosofi manajemen Budaya perusahaan Sistem Informasi Sistem Jaringan Management Processes Financial relations Dalam tabel 2.1 diatas dapat dilihat bagaimana human capital berperan sebagai pembangun structural capital perusahaan. Kolaborasi antara human capital dan structural capital akan menghasilkan customer capital yang sukses. Interaksi ketiga komponen tersebut akan menghasilkan nilai bagi perusahaan. Semakin meningkat interaksi ketiga komponen, semakin besar nilai yang dihasilkan (IFAC 1998). b. Pengukuran Intellectual Capital Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: pengukuran nonmonetary dan pengukuran monetary. Berikut adalah daftar ukuran
15 29 intellectual capital yang berbasis non-monetary dan monetary (Tan et. al., 2007). Non-Monetary: a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992); b. Brooking s Technology Broker method (1996); c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997); d. The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al., (1997); e. Intangible Assets Monitor approach oleh Sveiby (1997); f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000); g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan h. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000) Monetary: a. The EVA dan MVA model (Bontis et. al., 1999); b. The market-to-book Value model (beberapa penulis); c. Tobin s Q method (Luthy, 1998); d. Pulic s VAIC TM model (1998,2000); e. Calculated intangible value (Dzinkowski, 2000); dan f. The knowledge Capital Earnings model (Lev and Feng, 2001).
16 30 c. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) Terbatasnya ketentuan standar akuntansi tentang IC mendorong para ahli untuk membuat model pengukuran dan pelporan IC. Salah satu model yang sangat popular diberbagai negara adalah Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) yang dikembangkan oleh Pulic (1998). VAIC TM tidak mengukur IC, tetapi ia mengukur dampak dari pengelolaan IC (Ulum et al., 2007). Asumsinya jika perusahaan memiliki IC yang baik, dan dikelola dengan baik pula, maka tentu akan ada dampak yang ditimbulkannya. Dampak itulah yang kemudian diukur oleh Pulic dengan VAIC TM, sehingga dengan demikian VAIC TM lebih tepat disebut sebagai ukuran kinerja IC (Intellectual Capital Performance/ICP) yang oleh Mavridis (2004), Kamath (2007) dan Ulum (2007) disebut sebagai bussines performance indicator (BPI). Model Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. VAIC TM merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. VAIC TM menggunakan laporan
17 31 keuangan perusahaan untuk menghitung koefisien efisiensi dalam tiga indikator, yaitu capital employed efficiency (CEE), human capital efficiency (HCE), structural capital efficiency (SCE). Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (value added). Value added dianggap sebagai indikator paling obyektif dalam penciptaan nilai (value creation) untuk mengukur keberhasilan bisnis perusahaan. Value added didapat dari selisih antara input dan output. Nilai VAIC TM yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi dalam penggunaan modal perusahaan. Menurut Tan et. al., (2007), Output (OUT) menunjukkan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijual di pasar, sedangkan Input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa dalam rangka memperoleh revenue kecuali beban karyawan (labor expenses) karena karyawan berperan penting dalam proses penciptaan nilai. VA dirumuskan sebagai berikut (Pulic,1999) : VA = Output - Input
18 32 Keterangan : VA Output Input : Value Added : Total penjualan dan pendapatan lain. : Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan). 1. Value Added of Capital Employed (VACA) Value Added Capital Employed (VACA) merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja keuangan (Dewi, 2011). VACA menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value added organisasi (Ulum, 2008). Pulic, (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari capital employed (CE) mampu menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan lainnya, itu berarti perusahaan berhasil memanfaatkan CE-nya dengan lebih baik. Berdasarkan konsep RBT, agar dapat menciptakan nilai tambah, perusahaan membutuhkan sebuah kemampuan dalam pengelolaan asset baik aset fisik maupun aset intelektual. VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber
19 33 daya yang berupa capital asset. Pengelolaan capital asset yang baik, diyakini perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Pramelasari, 2010). VACA dapat dirumuskan sebagai berikut (Pulic,1999) : VACA = VA CE Keterangan : VACA = Value Added Capital Employed : Rasio VA terhadap CE VA CE = Value Added = Capital Employed : Dana yang tersedia (jumlah ekuitas dan Laba bersih) 2. Value Added Human Capital (VAHU) Value Added Human Capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak value added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Menurut Tan et. al., (2007) VAHU mengindikasi kemampuan human capital dalam meciptakan value added dalam perusahaan. Human capital merupakan individual knowledge stock suatu organisasi yang tercermin dari
20 34 karyawannya (Bontis et. al., 1998). Human capital (modal manusia) mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan dalam menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang-orang dalam perusahaan. Perusahaan tidak dapat menciptakan pengetahuan dengan sendirinya tanpa adanya inisiatif dari individu yang terlibat dalam proses organisasi. Human capital sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena human capital merupakan asset perusahaan dan sumber inovasi yang menggabungkan sumber-sumber intangible yang ada dalam diri anggota organisasi. Karyawan dengan human capital tinggi lebih memungkinkan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga dapat menarik pelanggan baru maupun mempertahankan pelanggan lama. Berdasarkan konsep RBT, agar dapat menciptakan value added, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan juga kemampuan dalam mengelola sumber daya yang berkualitas dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added untuk meningkatkan nilai perusahaan. VAHU dapat dirumuskan sebagai berikut : VAHU = VA HC
21 35 Keterangan: VAHU = Value Added Human Capital : Rasio dari VA terhadap HC. VA HC = Value Added = Human Capital : Beban karyawan 3. Structural Capital Value Added (STVA) Structural Capital Value Added (STVA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan (Dewi, 2011). Structural capital meliputi seluruh nonhuman storehouse of knowledge dalam organisasi, seperti: database, organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dibandingkan nilai materialnya. Structural capital perusahaan terdiri dari empat elemen, yaitu:
22 36 1. System, merupakan cara dimana proses organisasi dan output dijalankan. 2. Structure, merupakan penyusunan tanggung jawab dan penghitungan yang mendefinisikan posisi dan hubungan diantara anggota-anggota organisasi. 3. Strategy, merupakan tujuan-tujuan organisasi dan cara untuk mencapainya. 4. Culture, merupakan penjumlahan opini-opini individual, pemikiran bersama, nilai-nilai dan norma dalam organisasi. STVA mengukur jumlah structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai. Semakin besar kontribusi human capital dalam value creation semakin kecil kontribusi structural capital. Pulic, (1998) menyatakan bahwa structural capital adalah selisih antara value added dan human capital). STVA dapat dirumuskan subagai berikut : STVA = SC VA
23 37 Keterangan: STVA = Structural Capital Value Added : Rasio dari SC terhadap VA VA SC = Value Added = Structural Capital : VA HC d. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan. Menurut Munawir, (2006) kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh individu atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
24 38 masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Suryaningsih, (2012) ukuran kinerja yang umum digunakan yaitu ukuran kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan. Ukuran kinerja biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan, dan nilai pemegang saham. 2. Profitability Ratio Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan adalah profitability ratio. Profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas yaitu : a. Return on Assets (ROA) ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan
25 39 efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya (Sudana, 2011:22). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Sudana) : ROA = Earning after taxes Total Assets b. Return on Equity (ROE) ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Sudana 2011:22). ROE dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE = Earning after taxes Total Equity
26 40 c. Profit Margin Ratio Profit margin ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan operasinya (Sudana, 2011:23). Profit margin ratio dibedakan menjadi : 1. Net Profit Margin Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Net Profit Margin = Earning after Taxes Sales 2. Operating Profit Margin Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Operating Profit Margin = Earning Before Interest and Taxes Sales
27 41 3. Gross Profit Margin Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Gross Profit Margin = Gross Profit Sales 4. Basic Earning Power Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Earning Before Interest and Taxes Basic Earning Power = Total Assets Penelitian ini mengukur kinerja keuangan dengan menggunakan ROA (Return On Asset). ROA sebagai metode tidak langsung, mudah dihitung dan menerapkan prinsip transparansi serta merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan total aset (Chen et. al., 2005). ROA memberikan
28 42 gambaran kepada investor tentang bagaimana perusahaan mengelola uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA adalah indikator dari profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya, baik aset fisik maupun aset non fisik (intellectual capital) yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Dewi, 2011). Kinerja perusahaan yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. e. Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti dalam berbagai pendekatan di berbagai negara telah membuktikan secara empiris hubungan antara intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan. Bontis et al. (2000) menggunakan kuesioner menggunakan 107 responden di Malaysia hasilnya Human Capital (HC) berhubungan dengan Structural Capital (SC) dan Customer Capital (CC), Customer Capital berhubungan dengan Structural Capital, dan Structural capital berhubungan dengan kinerja industri. Firer dan William (2003) melakukan penelitian mengenai hubungan intellectual capital terhadap kinerja
29 43 perusahaan pada perusahaan di Afrika selatan. Penelitian ini menggunakan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan yaitu profitability (ROA), productivity (ATO) dan juga market valuation (MB). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC ) untuk menguji hubungan antara IC dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan yang diukur dengan ROE, M/B, ROA, GR (growth in revenues), EP (employee productivity). Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan, Chen et al. (2005) juga membuktikan bahwa IC dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa investor mungkin memberikan penilaian yang berbeda terhadap tiga komponen VAIC (yaitu physical capital, human capital, dan structural capital). Selanjutnya, Tan et al. (2007) menggunakan 150 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Singapore sebagai sampel penelitian. Hasilnya konsisten dengan penelitian Chen
30 44 et al. (2005) bahwa IC berhubungan secara positif dengan kinerja perusahaan; IC juga berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rata-rata pertumbuhan IC suatu perusahaan berhubungan positif dengan kinerja perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini mengindikasikan bahwa kontribusi IC terhadap kinerja perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya. Mehralian et al. (2012) menggunakan 19 perusahaan yang terdaftar di The Iranian Stock Exchange, hasilnya VACA berpengaruh terhadap ROA, VAHU, STVA, dan VAIC tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Ulum (2009a) mereplikasi penelitian dua penelitian sebelumnya (Chen et al., 2005 dan Tan et al. 2007). Objek penelitiannya adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun Ukuran kinerja yang digunakan adalah ROA (Return On Assets), ASR (annual stock return), dan EPS (earning per share) menggunakan model Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa hanya VAHU dan VACA yang secara statistik signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan selama tiga tahun pengamatan. Sementara itu, hanya indikator profitabilitas ROA yang secara statistik
31 45 dapat mewakili konstruk kinerja keuangan.. hasil penelitian ini mengindikasikan adanya pengaruh IC (VAIC) yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan, baik dengan lag 1, 2, ataupun 3 tahun. Kuryanto (2008) menggunakan 73 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun terdiri dari 44 perusahaan manufaktur, 11 perusahaan properti, 12 perusahaan jasa, 6 perusahaan perdagangan. Penelitian ini menggunakan model Pulic ukuran kinerja yang digunakan adalah Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Annual Stock Return (ASR) menggunakan model Partial Least Square (PLS). Hasilnya tidak ada pengaruh positif antara IC sebuah perusahaan dengan kinerjanya, semakin tinggi nilai IC sebuah perusahaan, kinerja masa depan perusahaan tidak semakin tinggi, tidak ada pengaruh positif antara tingkat pertumbuhan IC sebuah perusahaan dengan kinerja masa depan perusahaan, kontribusi IC untuk sebuah kinerja masa depan perusahaan akan berbeda sesuai dengan jenis industrinya. Wicaksana (2011) menggunakan 25 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Hasilnya IC berpengaruh terhadap Growth dan Market Value.
32 46 Entika (2012) menggunakan 19 perusahaan perbankan dan jasa keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital (VAIC) memiliki pengaruh positif terhadap nilai pasar (MtBV) dan kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROE dan ROA. VACA dan STVA berpengaruh positif terhadap nilai pasar (MtBV) dan kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROE dan ROA sedangkan VAHU tidak berpengaruh terhadap MtBV dan kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA dan GR tetapi berpengaruh negatif terhadap ROE. Putri (2013) menggunakan 29 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Penelitian ini menggunakan model Pulic ukuran kinerja yang digunakan adalah Return On Asset, (ROA) Return On Equity (ROE), Revenue Growth (RG), dan Employee Productivity (EP) menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasilnya VAIC berpengaruh positif terhadap ROE, tidak ada pengaruh positif antara VAIC dengan ROA, RG, dan EP. Komponen VAIC yang diukur dengan HCE, CEE, dan SCE hanya SCE yang berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Tidak ada pengaruh signifikan dari HCE, CEE, dan SCE terhadap RG dan EP.
33 47 No. TABEL 2.2 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Peneliti & Tahun Judul Media Publikasi 1. Bontis et al. (2000) 2. Firer dan William (2003) 3. Chen et al. (2005) 4. Tan et al. (2007) 5. Mehralian et al.(2012) Intellectual Capital And Bussines Performance In Malaysian Industries Intellectual Capital and traditional measures of corporate performance An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms market value and financial performance. Intellectual capital and financial returns of companies. The Impact of Intellectual Capital Eficiency on Market Value : An Empirical Study from Iranian Pharmaceutical Companies sight.com Intellectual capital Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi. (Ihyaul Ulum, 2015) Intellectual capital Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi. (Ihyaul Ulum, 2015) Intellectual capital Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi. (Ihyaul Ulum, 2015) sight.com
34 48.6 Ulum (2009a) 7. Kuryanto (2008) Intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan; sebuah perspektif sektor perbankan Indonesia Pengaruh Modal Intellektual terhadap kinerja perusahaan Intellectual capital Model Pengukuran, Framework Pengungkapan, dan Kinerja Organisasi. (Ihyaul Ulum, 2015) eprints.undip.ac. id (diakses pada tanggal 16 Oktober 2016) 8. Wicaksana (2011) 9. Entika (2012) Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Elemen Pembentuk Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) 10. Putri (2013) Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pebankan yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia BEI Tahun ( ) Sumber : Berbagai jurnal penelitian. eprints.undip.ac. id (diakses pada tanggal 16 Oktober 2016) eprints.undip.ac. id (diakses pada tanggal 16 Oktober 2016) eprints.undip.ac. id (diakses pada tanggal 16 Oktober 2016)
35 49 B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Value Added Capital Employeed (VACA) terhadap Return On Asset (ROA) Berdasarkan konsep RBT agar dapat menciptakan nilai, maka perusahaan harus dapat mengelola aset atau sumber daya yang dimiliki dengan maksimal sehingga menciptakan value added bagi perusahaan. VACA dalam hal ini adalah capital asset yang dapat meningkatkan kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Dalam teori stakeholder, value added akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Nilai dari Value added dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan. Peningkatan kinerja keuangan dalam laporan keuangan akan menjadi salah satu daya tarik minat beli investor terhadap saham perusahaan. 2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Return On Asset (ROA) Johanson, (2005) menyatakan bahwa pada perusahaan berbasis pengetahuan, sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam produksi perusahaan karena sumber ini merupakan kekayaan bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis. Dalam Teori RBT dijelaskan mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan
36 50 sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menciptkan nilai tambah bagi perusahaan. Teori stakeholder dijelaskan bahwa seluruh aktifitas perusahaan diharapkan dapat memberi nilai tambah terhadap perusahaan. Nilai tambah tersebut akan dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan. Peningkatan kinerja keuangan dalam laporan keuangan akan menjadi salah satu daya tarik minat beli investor terhadap saham perusahaan. PenelitianTan et al, (2007) menunjukkan bahwa VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Firer dan Williams, (2003) yang menunjukkan bahwa VAHU berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. 3. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Return On Asset (ROA) Structural capital merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independen dari orang-orang atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap ada dalam organisasi meskipun karyawan meninggalkan organisasi tersebut (Rismawati dan Sanjaya, 2013). STVA menujukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal struktural seperti teknologi, sistem informasi, maupun intellectual property perusahaan.
37 51 Dalam teori RBT, perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal juga akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat dapat dilihat dari kinerja keuangan. Dalam teori stakeholder, peningkatan kinerja keuangan dalam laporan keuangan akan menjadi salah satu daya tarik minat beli investor terhadap saham perusahaan. Penelitian Baroroh, (2013) menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tan et al (2007) yang membuktian bahwa STVA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rerangka pemikiran teoritis digambarkan pada model penelitian di bawah ini : GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN VACA H 1 VAHU H 2 ROA H 3 STVA Sumber : data sekunder yang diolah, 2016
38 52 4. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Value Added Capital Employeed (VACA) berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan H 2 : Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan H 3 : Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.
BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan
Lebih terperinciBAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Market to Book Value (MtBV) Market to Book Value (MtBV) menunjukkan nilai sebuah perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value- MV) dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang diungkap pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian, Karakteristik, dan Pengukuran Intellectual Capital a. Pengertian Intellectual Capital Hingga saat ini definisi intellectual capital seringkali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah
7 BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perbankan Defenisi bank berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resource Based Theory Resources Based Theory (RBT) pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder Pada teori ini, manajemen perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan para stakeholders dan melaporkannya kepada mereka. Kelompok stakeholders inilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.
8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membentuk iklim persaingan yang ketat bagi perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat bertahan, perusahaan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory/View (Pendekatan Berbasis Sumber Daya)
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory/View (Pendekatan Berbasis Sumber Daya) Pada tahun 1959, Penrose mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen,
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang, perkembangan teknologi meningkat secara pesat. Agar dapat terus bertahan dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Intellectual Capital Ketertarikan mengenai Intelectual Capital berawal ketika Tom Stewart, juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain-How Intellectual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis menutut perusahaan perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Modal Intelektual Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: Human Capital (HC),
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Intellectual Capital
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Intellectual Capital a. Definisi Intellectual Capital Intellectual Capital adalah informasi dan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) Stakeholder merupakan individu, sekompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (IC) TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013) Oleh : Anggi Irani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intellectual Capital 1. Pengertian Intelectual Capital Menurut Stewart (1998) intellectual capital adalah jumlah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh semua orang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Intellectual Capital (IC) Ketertarikan akan IC bermula ketika Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel ( Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming America s
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari waktu ke waktu perusahaan selalu ingin meningkatkan keuntungan yang didapatnya dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory (RBT) Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Andry Kurniawan (2014) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat
Lebih terperinciPengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth, Dan Market Value Suri Bentoen Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia sbentoen@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Resources Based Theory/Resources Based View Resource Based View (RBV) memandang bahwa sumber daya perusahaan sebagai pengemudi utama di balik daya saing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena ekonomi baru dengan berkembangnya ilmu teknologi, globalisasi, dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif pada saat ini. Persaingan antar pelaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Modal Intelekual Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis. Sebagai sebuah konsep, modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan
Lebih terperinci2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak perusahaan dituntut agar bisa berkembang dengan inovasi inovasi terbaru untuk menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal intelektual sebenarnya mencakup hal yang lebih luas dari sumber daya manusia karena ia juga mencakup Properti Intelektual berupa inovasi, sistem, kreasi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi telah membuka begitu banyak pasar dan pesaing baru, penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer yang luar biasa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Seiring berkembangnya teknologi informasi maka persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya dari resources-based
Lebih terperinciTHE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)
THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Mulyo DARMAWAN F.0208091 Juan Suam Toro Fakultas Ekonomi UNS ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam membuat sebuah penelitian dibutuhkan sebuah penelitianpenelitian terdahulu untuk menjadi sebuah landasan dan acuan bagi penelitian ini. Fungsi penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resources Based View (RBV) Teori RBV membahas mengenai sumber daya dan kemampuan internal perusahaan serta hubungannya dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan bisnis yang ketat terus menerus memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan adanya perkembangan zaman, semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang mengalami perkembangan paling signifikan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai perusahaan akan terus mengalami perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi, teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) awalnya, gagasan tersebut adalah untuk memasukkan manusia kedalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) Selama akhir tahun 1960-an, para manajer, ilmuwan keperilakuan, analisis keuangan, dan akuntan menjadi
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP ROE PADA BANK NEGARA INDONESIA DAN BANK MUAMALAT)
JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP ROE PADA BANK NEGARA INDONESIA DAN BANK MUAMALAT) PRIMA APRILYANI RAMBE, SE, M.Sc (Universitas Maritim Raja Ali Haji) Abstraksi Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. shareholder, namun juga stakeholder. Stakeholder merupakan individu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Stakeholder Theory Teori pertama yang mendasari penelitian ini adalah stakeholder theory. Dalam pandangan teori ini, perusahaan bukan hanya sekedar memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini disebabkan adanya globalisasi serta teknologi informasi yang setiap tahunnya berkembang. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang tengah kita alami saat ini, hampir semua sektor mengalami perubahan dan perkembangan, salah satu sektor yang tak luput turut mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat perlu untuk dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi
Akuntansi.Jakarta: Erlangga PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN Damar Asih Dwi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berbasis pengetahuan dan perkembangan yang paling signifikan terjadi pada sektor bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat dengan ditandai berkembangnya teknologi informasi yang semakin cepat, persaingan bisnis yang makin
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 3.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciPENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE
JDA Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 30-36 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda PENGARUH IC TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN PERIODE 2005-2007 Subkhan Jurusan Akuntansi, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dewasa ini memunculkan perubahan pandangan mengenai sumber daya yang bersifat stratejik bagi perusahaan. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Ekonomi global ditandai dengan munculnya industri-industri baru yang berbasis pengetahuan. Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang berdasarkan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya dunia bisnis berkembang pesat begitu juga dengan persaingan yang semakin ketat memacu perusahaan dan para pebisnis untuk dapat bertahan dan memenangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resource Based Theory (RBT) Teori sumber daya manusia atau dikenal pula dengan resources based theory menggunakan pendekatan berbasis sumber daya dalam analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang telah terjadi banyak perubahan dengan pesatnya, apalagi dengan maraknya perdagangan bebas yang melahirkan fenomena baru dalam struktur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. peneliti sebelumnya. ihyaul Ulum (2007) yang berjudul pengaruh intellectual
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai intellectual capital telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. ihyaul Ulum (2007) yang berjudul pengaruh intellectual capital terhadap
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2 Nomor 3 Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL PADA FINANCIAL PERFORMANCE
Lebih terperinci