SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK UNTUK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK UNTUK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR"

Transkripsi

1 Prayitno, dkk. ISSN SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK UNTUK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Sukosrono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK UNTUK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR. Reduktor Elektromagnetik merupakan salah satu metode pereduksian perak dengan menggunakan prinsip hukum Lorentz yang menggabungkan interaksi antara medan listrik dan medan magnet untuk menangkap ion-ion perak di dalam air limbah pencucian film. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kuat arus pada plat elektroda, lama waktu pengolahan,, jenis plat elektroda yang terbaik dalam penurunan kadar Ag dalam air limbah 283 mg/l dan mengetahui efisiensi rata-rata dari alat elektromagnetik plating. Variabel bebas yang diukur dalam penelitian ini berupa variasi kuat arus pada plat elektroda, variasi lama waktu proses, variasi plat elektroda. Variasi kuat arus yaitu: 0,1;, 0,3; 0,5 ; 0,7 ; 0,9 ;dan 1,1 ampere, variasi lama waktu proses yaitu: 2, 4, 6, 8, 10 dan, 12 menit, variasi plat elektroda yaitu: tembaga, besi, seng dan plat aluminium. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hasil percobaan dengan variasi kuat arus pada plat elektroda didapatkan hasil penurunan perak yang terbaik terjadi pada kuat arus 0,3 ampere, variasi lama waktu proses didapatkan penurunan perak yang optimal terjadi pada 6 menit, variasi plat elektroda didapatkan penurunan perak yang optimal menggunakan plat tembaga. Sedangkan efisiensi optimal rata-rata dari alat reduktor elektromagnetik plating untuk munurunkan kadar perak adalah 92,50 % ABSTRACT REDUCTION IN Ag LEVEL IN LIQUID WASTE OF FILM DEVELOPING BY ELECTROMAGNETIC REDUCTOR. Electromagnetic reductor is a method of silver reproduction which combines the interaction between electric field and magnetic field to capture the silver ions in the waste water of film developing. This research is conducted with the aims to know the current power of the electrode plat being optimal in 283 mg/l silver reproduction, to know the effect of time duration of waste processing, to know the optimal electrode plat, and to know the average efficiency of the electromagnetic plating reductor equipment.the independent variables measured in the research are variations in the time duration of the process are ( 2, 4, 6, 8, 10, 12) minutes; variations in the current power are (0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9, 1.1)Ampere; variations in the electrode plat are copper plat, iron plat, zinc plat and aluminum plat. Based on the analytical result, it is showed that the result of experiment using the variations in current power of the electrode plat finds that the optimal decrease in silver occurs on the current power of 0.3 ampere; using the variations in time duration of the process, the optimal decrease in silver occurs in 6 minutes; using the variations in the electrode plat, the optimal decrease in silver occurs by using the copper plat; while the optimal efficiency of the electromagnetic plating reductor equipment to reproduce silver is 92.50%. PENDAHULUAN M asalah limbah menjadi perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah Indonesia, terutama sejak dekade terakhir ini, salah satunya adalah akibat perkembangan industri yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Adalah tidak mungkin mencegah ditimbulkannya limbah sama sekali, karena setiap kegiatan pasti menimbulkan limbah, yang dapat diusahakan hanyalah mengurangi jumlah limbah yang ditimbulkannya atau mengeliminir dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh karena itu harus dicari solusi tentang pengolahan limbah yang baik dan efisien. Limbah yang ditimbulkan oleh kegiatan industri dapat berupa bahan organik maupun anorganik. Sebagian dari limbah industri tersebut berkategori limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Limbah kategori B3 dapat ditimbulkan dari kesehatan, pertanian, energi atau fotografi. Penanganan limbah B3 yang kurang benar dapat membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan, seperti penyakit akut, keracunan dan akumulasi dalam lingkungan yang akhirnya juga berdampak pada manusia. Seiring dengan perkembangan fotografi yang pesat, masalah yang timbul adalah penanganan limbah cair yang ditimbulkan dari proses pencucian film, yaitu limbah Ag (perak). Biasanya limbah Ag ini dibuang ke lingkungan tanpa adanya pengolahan Prosiding PPI - PDIPTN 2006

2 96 ISSN Prayitno, dkk. limbah terlebih dahulu, bahwa kandungan perak yang boleh dibuang kelingkungan yaitu sebesar 5 mg/l. Salah satu metode untuk menurunkan kadar Ag dalam limbah cair dari pencucian film adalah elektromagnetik plating. Elektromagnetik plating adalah metode yang digunakan untuk mereduksi ion ion logam berat. Prinsip metode ini, perpaduan gaya magnet dan listrik untuk menangkap ion ion logam berat yang bermuatan positif, sehingga dapat menurunkan kadar logam berat tersebut dalam air limbah. Dalam penggunaannya elektromagnetik plating merupakan metode yang cukup ekonomis, beresiko rendah, mudah dalam penggunaannya, efisiensi penurunannya cukup tinggi untuk berbagai kondisi karena tidak dipengaruhi temperatur, tidak diperlukan pengaturan derajat keasaman (ph), tanpa menggunakan bahan kimia tambahan dan daya listrik yang cukup kecil. Perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : * Apakah waktu proses, kuat arus pada plat elektroda dan plat elektroda berpengaruh terhadap penurunan kadar Ag dalam limbah cair pencucian film dengan metode elektromagnetik plating? * Seberapa besar kadar Ag dalam limbah cair pencucian film dapat diturunkan dengan metode elektromagnetik plating dengan variasi waktu proses, variasi kuat arus pada plat elektroda dan variasi plat elektroda? * Berapa besar efisiensi penurunan kadar Ag dalam limbah cair pencucian film setelah diolah dengan metode elektromagnetik plating dengan variasi waktu proses, variasi kuat arus pada plat elektroda dan variasi plat elektroda? Agar lingkup penelitian lebih jelas, penulis membatasi masalah pada : limbah cair fotografi (Pencucian Film), variasi waktu proses, variasi kuat arus pada plat elektroda, variasi plat elektroda dan parameter yang diteliti adalah logam Ag. Tujuan dari penelitian ini adalah : * Untuk mengetahui besarnya penurunan kadar Ag dalam limbah cair pencucian film setelah diolah dengan metode elektromagnetik plating dengan variasi waktu proses, variasi kuat arus pada plat elektroda dan variasi plat elektroda. * Untuk mengetahui waktu proses optimum, kuat arus optimum pada plat elektroda dan plat elektroda optimum terhadap penurunan kadar Ag dalam limbah cair pencucian film dengan metode elektromagnetik plating. Pengertian tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3), Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995, pengertian Limbah B3 sebagai berikut : limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak / mencemarkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan kesehatan manusia (1). Logam berat mempunyai logam dengan kriteria-kriteria sama dengan logam-logam lainnya. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Berdasarkan karakteristiknya, logam berat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: beracun, tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup, dapat diakumulasikan dalam tubuh organisme termasuk tubuh manusia baik secara langsung maupun tidak. Limbah yang mengandung logam berat dan bahan toksik akan menganggu kesehatan lingkungan, kesejahteraan lingkungan dan kesejahteraan manusia, juga dapat merubah sistem kerja biologis. Pencemaran oleh limbah yang mengandung logam berat akan mengganggu kesehatan lingkungan, kesejahteraan lingkungan dan kesejahteraan manusia disamping juga dapat merubah sistem kerja biologis. Air limbah yang mengandung logam berat baik dalam bentuk ion maupun senyawa, dapat bersifat toksik yang mempengaruhi lingkungan. Tingkat bahaya unsur-unsur kimia mempunyai 4 tingkatan yaitu : 1. Unsur-unsur berdaya pencemar sangat tinggi : Ag, Cd, Hg, Cu, Sb, Cn, Fe, Ar, Zn. 2. Unsur-unsur berdaya pencemar tinggi : Ba, Ca, Bi, Mn, P, Ti, U 3. Unsur-unsur berdaya pencemar menengah : Al, As, Cl, Co, F, B, Li, Na, N 4. Unsur-unsur berdaya pencemar rendah: Ga, La, I, Si, Nd, Sr, Ta, Zr. Perak atau Argentum adalah logam berat mulia yang mempunyai lambang kimia Ag, berwarna mendekati putih mengkilap dan mempunyai sifatsifat sebagai berikut : a. Sifat kimia Bila direaksikan dengan asam khlorida akan membentuk endapan putih dari AgCl dan timbul gas H2. Reaksi ; 2Ag + 2HCl 2AgCl + H 2 Endp. putih Gas Prosiding PPI - PDIPTN 2005

3 Prayitno, dkk. ISSN Perak murni apabila berada pada udara akan teroksidasi dan secara perlahan warna akan berubah dari putih menjadi kusam dan akhirnya berwarna kusam membentuk perak oksida. 4 Ag + O 2 2Ag 2 O b. Sifat fisika Nomor Atom = 47, Berat Jenis = 10,5 kg/l, Bobot Atom = 107,880, Kekerasan = 2,5-2,7, Titik Lebur = C, Titik Didih = 1950 o C, Susunan Isotop = 107 ( 52,9 % ), 190 ( 48,1%), Panas Jenis = 0,0544 kal, Warna = Putih mengkilap. Perak bersifat lunak, liat dapat ditempa, penghantar listrik dan panas yang baik, pada suhu biasa bereaksi dengan belerang membentuk perak sulfida. Dampak penggunaan perak (argentum) bila masuk ke dalam tubuh akan diakumulasikan di berbagai organ dan akan menimbulkan dampak negatif seperti pigmentasi yang sering disebut argyria yaitu suatu gangguan pada tubuh akibat keracunan perak misalnya kulit, rambut dan ujung kuku tidak berwarna (7). Debu senyawa perak juga dapat menimbulkan iritasi dan dapat menghitamkan kulit (8). Bila terikat pada nitrat perak akan bersifat korosif dan dapat menyebabkan argyria sintematik yang terjadi karena perak terakumulasi di dalam selaput lendir dan kulit. Fotografi adalah suatu kegiatan yang bertujuan merekam gambar dengan menggunakan kamera yang direkam dalam film. Film terbuat dari cellulosa asetat dalam bentuk polyester yang dilapisi emulsi kristal-kristal perak halida dengan ukuran antara 0,05 mikron sampai 5 mikron biasanya berupa senyawa perak bromida. Bahan dasar film : * Terbuat dari bahan yang bening, bersifat fleksibel dan tidak mudah patah. * Merupakan struktur yang kokoh untuk tempat dilapiskannya emulsi. Dalam kristal perak halida : perak adalah ion positip dan bromida adalah ion negatip Br + foton Br + e Elektron bergerak bebas dalam kristal dan terperangkap dalam Sensitivity Speck (ketidakesempurnaan kristal), Sensitivity Speck menjadi bermuatan negatip sehingga dapat menarik ion perak.di dalam Sensitivity Speck ion perak dinetralkan menjadi sebuah atom perak. e + Ag Ag Pada proses pencucian film, kristal-kristal akan terurai dan larut dalam solven. Pada proses akhirnya, solven yang mengandung senyawa perak ini menjadi bahan buangan berupa limbah cair. Pengertian dan prinsip kerja elektromagnetik plating, cara elektromagnetik plating merupakan salah satu metode untuk menurunkan kadar ion ion logam bermuatan dalam limbah atau larutan yang masih relatif baru, dimana dua buah gaya yaitu gaya magnet dan gaya listrik untuk menangkap ionnya. Dengan metode ini ion ion logam bermuatan dapat direduksi/diturunkan kadarnya dengan menggunakan metode elektromagnetik plating. Cara elektromagnetik plating terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu kumparan elektromagnet yang terbuat dari lilitan kawat tembaga berintikan ferit sehingga membentuk susunan solenoida yang dialiri arus listrik untuk menghasilkan gaya magnet, elektroplate yang terbuat dari tembaga, besi alluminum dan seng untuk menghasilkan gaya listrik diantara dua buah pelat tersebut dan bak kontak yang berfungsi sebagai tempat terjadinya kontak ion ion yang ada dalam limbah dengan kumparan elektromagnet yang ada pada sisi sisi bak kontak tersebut. Prinsip kerja elektromagnetik plating berdasarkan konsep fisika/yaitu pengaruh medan magnet terhadap ion ion yang terdapat dalam suatu medium. Ion ion yang terdorong atau ditarik oleh gaya magnet ini kemudian akan ditangkap oleh elektroplate yang ada. Fungsi gaya magnet adalah untuk mendorong ion ion logam Ag + yang ada di dalam larutan, kearah elektroplate yang berfungsi sebagai tempat menempel ion logam pada permukaan plat dan oleh karena itu arah gaya magnet perlu diperhatikan. METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan Limbah cair pencucian film yang mengandung Ag (perak), akuadest, HNO 3 1N, plat elektroda (tembaga, besi, seng dan aluminium). Alat-alat yang digunakan Perangkat alat reduktor elektromagnetik, pompa masterflex, voltmeter, multitester, stopwatch, beker gelas, kertas saring, pipet, gelas sampel, spektrograf emisi, ampelas dan jerigen 30 liter. Prosedur Penelitian Merangkai alat reduktor elektromagnetik dengan beberapa tahapan yaitu : Prosiding PPI - PDIPTN 2006

4 98 ISSN Prayitno, dkk. * Pembuatan elektromagnet atau solenoida, elektromagnet atau solenoida dibuat dengan menggunakan lilitan kawat tembaga yang ber dengan besi lunak batangan, dengan ukuran, panjang 7,5 cm, diameter 15 cm dan panjang lilitan 5 cm. Diameter kawat 0,77 mm dengan jumlah lilitan yang digunakan sebanyak 1090 lilitan. Magnet buatan atau solenoida yang digunakan pada alat elektromagnetik plating sebanyak 16 buah, yang disusun pada dua sisi dimana masing masing sisi terdiri 8 buah kumparan dan disusun seri dengan tujuan untuk memperbesar resistensi kawat atau . Kedua sisi dihubungkan secara pararel untuk memperbesar arus yang masuk ke solenoida. * Plat elektroda : digunakan sebagai media penempelan ion ion logam pada sample yang diproses. Plat elektroda dibuat dari bahan tembaga, besi, seng, alluminium dengan panjang 100 cm, lebar 3cm, tebal 1,5 mm, dengan bentuk berlekuk-lekuk, sehingga panjangnya menjadi 60 cm * Bak Kontak : berfungsi sebagai tempat berlangsungnya penempelan ion-ion logam pada plat elektroda. Bak kontak berbentuk tabung dengan tinggi 60 cm dan diameter 4,5 cm, dibuat dari gelas borosilikat yang merupakan gelas fisikokimia dengan sifat tahan terhadap suhu sampai C, tahan terhadap perubahan suhu sampai C, tahan terhadap perubahan fisik rendah, tahan terhadap korosi tinggi (0< ph<14) pada suhu kurang dari C. Bak kontak terdapat tiga saluran, yaitu saluran input (masukan), saluran output (keluaran) yang terletak dibagian atas bak kontak, dan saluran pembuangan yang terletak di bagian bawah bak kontak. * Power Supply >>. Power Supply untuk solenoida : solenoida diaktifkan dengan sumber arus yang menghasilkan arus 2,5 Ampere >>. Power Supply untuk plat elektroda : plat elektroda diaktifkan dengan sumber arus yang dapat divariasikan. >>. Power Supply : untuk pompa (masterflex) menggunakan adaptor arus searah (DC). Cara penelitian 1. Preparasi sample awal 2. Percobaan Variasi Waktu Proses a. Limbah cair kadar Ag awal 283 mg/l, ditempatkan dalam gelas beker, kemudian dipompa dengan aliran 40 ml/menit ke dalam saluran masuk yang terletak di bagian bawah bak kontak. b. Karena pemompaan yang terus menerus, maka permukaan air limbah dalam bak kontak perlahan-lahan akan naik hingga mencapai saluran output pada bagian atas bak kontak. Pada power supply untuk plat elektroda dihidupkan kuat arus 0,3 A dan pada solenoida kuat arus yang tetap 2,5 A dengan variasi waktu proses 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 menit, menggunakan plat tembaga dan dilakukan perulangan 3 kali. Kadar limbah Ag setelah pengolahan diambil dari saluran keluar dengan waktu proses yang telah ditentukan selanjutnya dianalisis. 3. Percobaan Variasi Kuat Arus pada Plat Elektroda a Sama seperti percobaan diatas a., b., d. dan e, hanya yang c. b. Pada power supply untuk plat elektroda dihidupkan kuat arus dengan variasi dari 0,1 A, 0,3 A, 0,5 A, 0,7 A, 0,9 A dan 1,1 A, pada solenoida kuat arus yang tetap 2,5 A, menggunakan plat tembaga dengan waktu proses 6 menit dan dilakukan perulangan sebanyak 3 kali. 4. Percobaan Variasi Plat Elektroda a. Sama seperti percobaan diatas a., b., d. dan e, hanya yang c. b. Pada power supply untuk plat elektroda dihidupkan kuat arus dengan 0,3 A dan pada solenoida kuat arus yang tetap 2,5 A dengan waktu proses 6 menit dengan variasi plat elektroda (tembaga, besi, seng dan aluminium) dan dilakukan perulangan sebanyak 3 kali. HASIL PENELITIAN DAN PEMBA- HASAN Reduktor elektromagnetik adalah suatu alat pengolahan untuk menurunkan atau mereduksi logam tertentu yang terdapat di larutan atau limbah dengan cara menarik ion-ion di dalam limbah atau larutan melalui dua buah gaya yang dihasilkan dari magnet buatan (solenoida) dan gaya listrik yang dihasilkan dari elektroplate sehingga ion-ion yang terdorong/tertarik oleh gaya magnet kemudian akan menempel oleh elektroplate. Adanya medan magnet dan medan listrik maka ion-ion perak tersebut akan bergerak sesuai muatannya. Ion positip akan bergerak ke elektroda negatip (katoda) dan ion negatip akan bergerak dan menempel ke elektroda positip (anoda). Prosiding PPI - PDIPTN 2005

5 Prayitno, dkk. ISSN Secara singkat mekanisme pereduksian perak dalam limbah cair pencucian film dengan metode reduktor elektromagnetik, yaitu terjadi proses dissosiasi dari molekul-molekul perak di dalam limbah cair pencucian film dikarenakan adanya gaya listrik oleh plat elektroda. Proses dissosiasi ini diperkuat oleh adanya medan magnet yang berfungsi sebagai pendorong untuk mengarahkan penempelan ion-ion pada elektroda sesuai dengan jenis muatan ionnya. Dengan bekerjanya gaya-gaya menurut kaidah tangan kanan, ion-ion Ag yang terkena pengaruh medan magnet dan medan listrik, maka ion-ion perak tersebut akan bergerak dengan lintasan berbentuk helik. Sesuai muatannya yaitu ion positip akan bergerak dan menempel menuju ke elektroda negatip (katoda) dan ion negatip akan bergerak menuju ke elektroda positip (anoda), sehingga pada akhir proses didapatkan limbah yang tereduksi kadar peraknya karena ion-ion Ag telah menempel pada plat elektroda. 1. Variasi waktu Proses Dari Tabel 1. terlihat bahwa penurunan kadar Ag terkecil pada limbah cair pencucian film terjadi pada waktu kontak 2 menit dengan efisiensi 63,99% dari kadar 283 mg/l menjadi 101,95 mg/l sedangkan penurunan kadar Ag terbesar terjadi pada waktu kontak 6 menit dengan efisiensi 92,77 % dari kadar 283 mg/l menjadi 20,46 mg/l. Tabel 1. Pengaruh variasi waktu proses (kondisi percobaan : ph = 6,3, plat tembaga, kuat arus pada solenoida 2,5 A, kuat arus pada plat elektroda 0,3 A Waktu (menit) Kadar Awal ( mg/l ) Kadar Akhir Rata-Rata (mg/l) Effisiensi ( % ) ,95 63,99 % ,60 84,80 % ,46 92,77 % ,40 69,50 % ,79 45,68 % ,25 34,62 % film karena seluruh permukaan plat elektroda sudah tertutupi oleh ion-ion perak. Berdasarkan Tabel 1. dibuat gambar grafik efisiensi penurunan kadar Ag (%) Vs waktu proses (menit) sebagai berikut : Efisiensi Penurunan Kadar Ag(%) 100% 80% 60% 40% 20% 0% Waktu Proses (menit) Gambar 1. Grafik efisiensi penurunan kadar Ag (%) terhadap waktu proses (menit) Untuk mengetahui korelasi penurunan konsentrasi perak dengan waktu proses diperlukan analisis statistik korelasi regresi non linier. Berdasarkan data Tabel 1. dapat dibuat grafik non linier yang berbentuk parabola, dengan analisis statistik korelasi regresi non linier diketahui waktu proses yang optimal untuk mereduksi ion-ion perak dalam limbah cair. Penurunan Kadar Ag (mg/l) y = 3,6213x 2-39,084x + 152, W aktu Proses (menit) Gambar 2. Grafik penurunan kadar Ag Vs Waktu proses (menit) Analisis statistik korelasi regresi linier maka untuk variasi waktu proses persamaan regresi untuk grafik parabola minimumnya sebagai berikut : Y = 3,6123 X 2-39,084 X (1) Tetapi pada saat pengolahan dengan waktu proses 8 menit sampai 12 menit menghasilkan efisiensi penurunan kadar Ag yang semakin kecil yaitu menjadi 34,62 %. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut karena di dalam proses pengolahan dibatasi oleh waktu tertentu untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan suatu saat akan mengalami kejenuhan yang disebabkan oleh plat elektroda yang sudah berkurang kemampuannya untuk menarik ion-ion perak yang masih tersisa di dalam limbah pencucian 2. Variasi Kuat Arus pada Plat Elektroda Dari Tabel 2. penurunan kadar Ag terkecil pada limbah cair terjadi pada kuat arus 0,1 ampere dengan efisiensi 46,71 % dari kadar 283 mg/l menjadi 150,85 mg/l sedangkan penurunan kadar Ag terbesar terjadi pada kuat arus 0,3 ampere dengan efisiensi 92,04 % dari kadar 283 mg/l menjadi 20,29 mg/l. Tetapi pada saat pengolahan dengan kuat arus 0,5 ampere sampai 1,1 ampere. Efisiensi penurunan kadar Ag menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan kuat arus yang bekerja pada plat elektroda cukup Prosiding PPI - PDIPTN 2006

6 100 ISSN Prayitno, dkk. besar sehingga gaya listrik yang dihasilkan pun cukup besar sehingga ion-ion Ag yang telah menempel pada permukaan plat elektroda akan terlepas kembali dan larut dalam air. Kuat arus yang terlalu besar juga menyebabkan ion-ion tembaga pada plat tembaga (elektroplate) ikut terlarut sehingga penempelan ion-ion perak pada plat elektroda berlangsung kurang sempurna akibat pengotor berupa ion-ion. Tabel 2. Pengaruh variasi kuat aru s pada plat elektroda ( kondisi percobaan : plat Tembaga, ph = 6,3, kuat arus pada solenoida 2,5 ampere, kecepatan aliran limbah 40 ml/menit, waktu proses 6 menit) terhadap efisiensi penurunan kadar Ag (%). KuatArus (Ampere) Kadar Awal ( mg/ l ) Kadar Akhir Rata-Rata (mg/l) Efisiensi ( % ) 0, ,85 46,71 % 0, ,29 92,04 % 0, ,16 68,55 % ,16 63,55 % 0, ,16 59,36 % 1, ,45 54,40 % Dari Tabel 2. penurunan kadar Ag terkecil pada limbah cair terjadi pada kuat arus 0,1 ampere dengan efisiensi 46,71 % dari kadar 283 mg/l menjadi 150,85 mg/l sedangkan penurunan kadar Ag terbesar terjadi pada kuat arus 0,3 ampere dengan efisiensi 92,04 % dari kadar 283 mg/l menjadi 20,29 mg/l. Tetapi pada saat pengolahan dengan kuat arus 0,5 ampere sampai 1,1 ampere. Efisiensi penurunan kadar Ag menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan kuat arus yang bekerja pada plat elektroda cukup besar sehingga gaya listrik yang dihasilkan pun cukup besar sehingga ion-ion Ag yang telah menempel pada permukaan plat elektroda akan terlepas kembali dan larut dalam air. Kuat arus yang terlalu besar juga menyebabkan ion-ion tembaga pada plat tembaga (elektroplate) ikut terlarut sehingga penempelan ion-ion perak pada plat elektroda berlangsung kurang sempurna akibat pengotor berupa ion-ion tembaga yang ikut terlarut di dalam larutan. Berdasarkan Tabel 2. dibuat grafik efisiensi penurunan kadar Ag Vs kuat arus (ampere) sebagai berikut : Untuk mengetahui korelasi penurunan konsentrasi perak dengan kuat arus perlu analisis statistik korelasi regresi non linier. Berdasarkan Tabel 2. dapat dibuat gambar grafik non linier parabola. Dari analisis tersebut dapat diketahui kuat arus yang terbaik untuk mereduksi ion-ion perak dalam limbah pencucian film. Efisiensi Penurunan Kadar Ag (%) % 80.00% 40.00% 0.00% Kuat Arus pada P lat Elektroda (Ampere) Gambar 3. Grafik efisiensi penurunan kadar Ag (%) Vs kuat arus (ampere) Penurunan Kadar Ag (mg/l) y = x x Kuat Arus pada Plat Elektroda (Ampere) Gambar 4. Grafik Penurunan Kadar Ag (%) Vs kuat arus (ampere Menurut perhitungan analisis statistik korelasi regresi linier maka untuk variasi kuat arus pada plat elektroda didapatkan persamaan regresi untuk grafik parabola minimumnya sebagai berikut: Y = -45,536 X ,714 X + 56,527.. (2) 3. Variasi Jenis Plat Elektroda Tabel 3. Pengaruh variasi plat elektroda kondisi percobaan : plat tembaga, aluminium, seng dan besi, ph = 6,3, kuat arus pada solenoida 2,5 Ampere, kecepatan aliran Prosiding PPI - PDIPTN 2005

7 Prayitno, dkk. ISSN Jenis plat limbah 40 ml/menit, waktu proses 6 menit, kuat arus pada plat elektroda 0,3 Ampere) terhadap efisiensi penurunan kadar Ag. Kadar Awal (mg/l) Konsentrasi rata-rata (mg/l) Efisiensi (%) Tembaga ,89 92,98 Besi ,56 89,20 Aluminium ,36 86,09 Seng ,59 74,79 Pada Tabel 3. terlihat bahwa proses pengolahan efisiensi terbesar terjadi pada plat tembaga dengan efisiensi 92,98 % sedangkan efisiensi terkecil terjadi pada plat seng efisiensi = 74,70 %. Hal ini erat kaitannya dengan deret potensial logam atau deret volta dan sifat logam. Deret volta dapat diurutkan dari yang kecil ke besar : K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-CR-Fe-Cd-Co-Ni- Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au Dari penelitian terlihat bahwa efisiensi penurunan terbesar terjadi pada plat tembaga, hal ini terjadi oleh : 1. Sesuai dengan deret volta, bahwa makin ke kanan letak suatu logam maka akan semakin mudah, harga potensial reduksinya makin besar. Ini berarti bahwa logam-logam di sebelah kanan mudah mengalami reduksi sehingga tembaga lebih mudah dalam menangkap ion-ion perak yang ada dilimbah (4). 2. Tembaga mempunyai permukaan yang halus, cerah dibandingkan dengan logam-logam lain. Sehingga mempengaruhi kapasitas-kapasitas ionion yang menempel pada elektroda (4). 3. Mempunyai daya listrik terbaik dibandingkan dengan besi, seng dan aluminium. Sehingga merupakan penghantar listrik yang sangat baik (9). Pada Tabel 3. terlihat bahwa penelitian menggunakan plat besi dan tembaga telah sesuai dengan deret volta, makin ke kanan letak suatu logam dalam deret volta, harga potensial reduksinya makin besar. Ini berarti bahwa logam-logam di sebelah kanan mudah mengalami reduksi sehingga lebih mudah dalam menangkap ion-ion perak yang ada di limbah. Pada Tabel 3. terlihat bahwa aluminium mempunyai efisiensi yang lebih besar daripada seng, hal ini tidak mengikuti deret volta, hal ini disebabkan oleh : 1. Sifat seng yang mudah bereaksi dengan udara menjadi seng karbonat dan bereaksi dengan halogen bila lembab sehingga hal ini berpengaruh terhadap kemampuan seng dalam menangkap ion-ion perak yang ada dalam limbah (4). Zn /2 O 2 ZnO ZnO + CO 2 ZnCO 3 2. Aluminium yang mempunyai daya listrik separo lebih sedikit dibandingkan tembaga (65 % dari hantaran listrik tembaga), sehingga aluminium mempunyai daya hantar listrik yang cukup baik dibandingkan dengan seng (9). Pada penelitian ini metode reduktor elektromagnetik tidak hanya dapat menurunkan kadar Ag dalam limbah cair pencucian film agar aman dibuang ke lingkungan tetapi juga dapat melakukan proses pengambilan kembali logam Ag yang ada di dalam limbah cair pencucian film yang ditandai dengan banyaknya logam Ag yang menempel pada plat elektroda, karena logam Ag adalah salah satu logam yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan banyak digunakan di dalam masyarakat. KESIMPULAN 1. Kondisi terbaik dengan kuat arus 0,3 ampere, waktu proses 6 menit, menggunakan plat tembaga untuk menurunkan kadar Ag dalam limbah cair 283 mg/l dengan efisiensi 92 %. 2. Penurunan kadar Ag pada limbah cair pada variasi jenis plat berkaitan erat dengan harga potensial elektroda (deret volta), makin ke kanan letak suatu logam dalam deret volta, harga E makin besar dan mudah mengalami reduksi serta sukar mengalami oksidasi sedangkan makin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, harga E makin kecil dan sukar mengalami reduksi serta mudah mengalami oksidasi. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya dan beracun, Jakarta, (1995). 2. ANSHOR, Penurunan Kadar Pb dalam Limbah dengan Metode Elektromagnetik Plating. STTL, Yogyakarta, (1997). Prosiding PPI - PDIPTN 2006

8 102 ISSN Prayitno, dkk. 3. HALLIDAY, RESNICK, Fisika, Erlangga, Jakarta, (1988) 4. HARTOMO ANTON, TOMIJIRO KANEKO, Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating), Pt Andi Offset, Yogyakarta., (1992). 5. http//: Limbah Fotografi (26 Maret 2005). 6. LOEKSMANTO, WALOEJO, Medan Elektromagnet, Depdikbud, Jakarta, (1993). 7. SITEPOE, MANGKU, Air untuk Kehidupan, PT Gramedia, Jakarta, (1997). 8. SOEMIRAT, S.J., Kesehatan Lingkungan, UGM Press, Yogyakarta, (1996). 9. SOEHARTO., Fisika Dasar II Untuk Mahasiswa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, (1995). TANYA JAWAB Dwi Retnanani Berapa debit air limbah per detik, bagaimana jika diletakkan dalam kolam penampungan? Apa bisa diaplikasikan untuk logam lain missal Crom? Prayitno Debit air limbah dalam peralatan yang ada 42 ml/menit bila diletakkan dalam kolam penampungan juga bisa disesuaikan ukuran kolam/bak yang ada. Bila diaplikasikan untuk logam-loham yang lain antara Fe, Mn, Cu dan Cd telah dilakukan, efiseiensinya 95-99%. Kuwat Triyana Prinsip Kerja Alat? Bahan yang efisien untuk plat? Prayitno Prinsip kerja alat berdasarkan konsep funki/yaitu pengaruh medan magnet terhadap ion-ion yang terdapat dalam suatu media. Ion-ion yang terdorong atau ditarik oleh gaya magnet ini kemudian ditangkap oleh elektrophe yang ada. Fungsi gaya magnet untuk mendorong ion-ion logam yang ada didalam larutan kearah elektrophe yang berfungsi sebagai tempat menempel ion logam pada penuh plat, oleh Karen aitu arah gaya magnet perlu diperhatikan. Bahan yang efisien untuk plat adalah tembaga (Cu) untuk limbah Ag. Prosiding PPI - PDIPTN 2005

SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR

SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR I'rllyitllo, dkk. ISSN 0216-3128 95 SISTEM REDUKTOR ELEKTROMAGNETIK PENURUNAN KADAR Ag DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Sukosrono Pusal Teknologi Aheleralor dan Proses Bahan-BAlAN UNTUK ABSTRAK SIST M RED UK

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis Cegara Arung D. 1, Erwin Akkas 2, dan Rahmat Gunawan 2,* 1 Laboratorium Riset Program Studi

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit, yang dilakukan di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas

Lebih terperinci

PEMISAHAN KADMIUM DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DENGAN SISTEM ELEKTROMAGNETIK PLATING

PEMISAHAN KADMIUM DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DENGAN SISTEM ELEKTROMAGNETIK PLATING Prayitno ISSN 0216-3128 107 PEMISAHAN KADMIUM DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DENGAN SISTEM ELEKTROMAGNETIK PLATING Prayitno Pustek Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PEMISAHAN

Lebih terperinci

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT

KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA ABSTRAK ABSTRACT ISSN 1410-6957 KAJIAN KINETIKA KIMIA MODEL MATEMATIK REDUKSI KADMIUM MELALUI LAJU REAKSI, KONSTANTE DAN ORDE REAKSI DALAM PROSES ELEKTROKIMIA Pustek Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *) PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH Nizam Effendi *) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rapat arus terhadap

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37 Febryan Andinata 1, Fredina Destyorini 2, Eni Sugiarti 2, Munasir 1, Kemas A. Zaini T. 2 1 Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : Stevanus Galih Pitoyo

SKRIPSI. Disusun oleh : Stevanus Galih Pitoyo PENGARUH VARIASI JUMLAH LILITAN SOLENOIDA PADA ALAT REDUKTOR ELECTROMAGNETIC PLATING UNTUK MEREDUKSI KADAR CHROM (Cr) DALAM LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT SKRIPSI Diajukan pada jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta.

2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta. ELEKTROKIMIA 1. Pada elektrolisis Al2O3 (pengolahan Aluminium) sebanyak 102 kg dihasilkan Al. (Al = 27, O =16) A. 102 kg D. 30 kg B. 80 kg E. 12 kg C. 54 kg Al2O3 102 kg = 102000 gram 1 mol Al2O3 dihasilkan

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik

OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2017 Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik 16 Mei 2017 Waktu : 120 menit Petunjuk Pengerjaan 1. Tes ini berlangsung

Lebih terperinci

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* (1112016200018), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990

DAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 DAFTAR PUSTAKA 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 2. Drs. Hiskia Achmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2001 3.

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA Tantri Wahyuni Fakultas Teknik Universitas Majalengka Tantri_wahyuni80@yahoo.co.id Abstrak Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air sangat diperlukan sebagai

Lebih terperinci

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Reaksi Oksidasi-Reduksi Reaksi ksidasireduksi Reaksi yang melibatkan transfer Elektron disebut ksidasireduksi atau Reaksi Redoks ksidasi adalah hilangnya Elektron suatu reaktan Reduksi adalah penangkapan Elektron oleh reaktan

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah BAB V LISTRIK ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah A. SUMBER LISTRIK ARUS SEARAH 1. Elemen Elektro Kimia Batang logam yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Riset Material dan Pangan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, UPI. Penelitian ini dilakukan menggunakan sel elektrokoagulasi

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan berkembangnya kegiatan industri dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu contohnya adalah industri pelapisan logam.

Lebih terperinci

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ( Enny Dwi Cahyanti )143 OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING OPTIMIZATION OF THE CONDITIONS OF ELECTROCOGULATION METAL

Lebih terperinci

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER

PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN SEBAGAI ION CARRIER PENGARUH ELEKTROLIT HNO3 DAN HCl TERHADAP RECOVERY LOGAM Cu DENGAN KOMBINASI TRANSPOR MEMBRAN CAIR DAN ELEKTROPLATING MENGGUNAKAN ASAM p-t-butilkaliks[]arena-tetrakarboksilat SEBAGAI ION CARRIER Andi Dzulviana

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 94 ISSN 0216-3128 Prayitno, dkk. PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab 3a Tabel Periodik Kapan unsur-unsur ditemukan? 8.1 1 ns 1 Konfigurasi elektron

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Dewi Masita, Ganjar Samudro dan Dwi Siwi Handayani Program Studi Teknik

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA Nama : Laurensius E. Seran NIM : 607332411998 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA lah soal-soal berikut dengan cara menjodohkan dengan jawaban-jawaban yang telah disiapkan dikolom pilihan.

Lebih terperinci

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M. MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci