ABSTRAK. Kata kunci : E-waste, Telepon Seluler, Ponsel, Timbulan, Komposisi, Pengelolaan, Pusat Perbelanjaan, Kota Depok. ABSTRACT
|
|
- Budi Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI E-WASTE TELEPON SELULER MELALUI JASA PERBAIKAN TELEPON SELULER DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus : Depok Town Square dan ITC Depok) Adinda Rizkia Yunita, Djoko M. Hartono, dan El Khobar M. Nazech Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI ABSTRAK Telepon seluler atau ponsel saat ini telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat dari berbagai golongan. Hal ini menyebabkan industri ini mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga menghasilkan e-waste ponsel yang terus meningkat. Dari hasil penelitian menggunakan metode load-count analysis yang dilakukan pada jasa perbaikan di dua pusat perbelanjaan yang terdapat di Kota Depok selama 8 hari, didapatkan timbulan e-waste ponsel di Depok Town Square sebesar kg dengan timbulan rata-rata sebesar kg/hari dan di ITC Depok sebesar kg dengan timbulan rata-rata sebesar kg/hari. Didapatkan pula komposisi e-waste ponsel yang berasal dari Depok Town Square berdasarkan bahan penyusunnya yang terdiri dari % logam, % plastik, % kaca, dan 1.25 % campuran logam dengan plastik. Sedangkan untuk komposisi e-waste ponsel yang berasal dari ITC Depok, terdiri dari % logam, 9.26 % plastik, % kaca dan 4.53 % campuran logam dengan plastik. Limbah logam yang dihasilkan dari Depok Town Square, didominasi oleh batrei yang mengandung unsur-unsur berbahaya seperti nikel, litium, cadmium dan lain sebagainya sedangkan limbah kaca yang dihasilkan dari ITC Depok didominasi LCD yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Selain data mengenai timbulan dan komposisi, didapatkan pula data pengelolaan e-waste ponsel di kedua lokasi dimana pada keduanya belum dilakukan pengelolaan secara khusus dan hanya dilakukan pemanfaatan kembali dengan cara menjualnya kepada pengepul dan pedagang loak/pemulung. Didapatkan distribusi aliran material di Depok Town Square yaitu % dibawa oleh konsumen, disimpan jasa perbaikan dan 2.52 % dibuang ke lingkungan dan di ITC Depok, sebesar % dibawa oleh konsumen, % disimpan jasa perbaikan dan 4.31 % dibuang ke lingkungan. Kata kunci : E-waste, Telepon Seluler, Ponsel, Timbulan, Komposisi, Pengelolaan, Pusat Perbelanjaan, Kota Depok. ABSTRACT Cell phone (mobile phone) has now become the basic needs of people from different groups. This causes the mobile phone industry experienced rapid growth causing e-waste growing mobile phone. From the results of research using load-count analysis method conducted on the repair services at two shopping centers located in Depok for 8 days, found e-waste generation phones in Depok Town Square of kg with an average generation of kg/day and in ITC Depok was kg with generation average of kg/day. Found also the composition of e-waste from mobile phones Depok Town Square based constituent materials consisting of metal %, % plastic, glass %, and 1.25% metal alloys with plastic. As for the composition of e- waste from mobile phones ITC Depok, consists of % metal, plastic 9.26 %, glass 63.07% and 4.53 % glass mix metal with plastic. Metal wastes generated from Depok Town Square, dominated by battery that contain harmful elements such as nickel, lithium, cadmium, etc. while the glass waste generated from ITC Depok LCD predominantly containing hazardous materials such as mercury. In addition to the data on the composition and, obtained data on the mobile phone e-waste management in both locations at which they have not done specifically management and reuse is only done in a way to sell it to collectors and traders flea / scavengers. Obtained distribution of material flow in Depok Town Square is 21.22% taken by the consumer, repair and saved % discharged to the environment and in ITC Depok, amounting to 15.73% was taken by the consumer, recorded 79.96% and 4.31% improvement services discharged into the environment. Key words : E-waste, Cellullar Phone, Cellphone, Generation, Composition, Management, Shopping Centre, Depok 1
2 PENDAHULUAN Telepon seluler atau dikenal dengan ponsel merupakan salah satu peralatan elektronik yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Pada awal kemunculannya, ponsel terbatas hanya digunakan oleh masyarakat dengan perekonomian menengah ke atas serta kaum profesional yang membutuhkan komunikasi instan. Namun seiring perkembangan zaman, ponsel saat ini sudah dapat dijangkau oleh berbagai golongan ekonomi, pendidikan, serta usia. Informasi dan komunikasi yang telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat dari berbagai golongan tersebut menyebabkan industri ponsel mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Di Indonesia, jumlah pengguna ponsel mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI, 2012), pada tahun 2008 pengguna ponsel di Indonesia tercatat sebanyak Jumlah ini terus meningkat dimana pada tahun 2012 telah mencapai pengguna (ATSI, 2012). Seperti alat elektronik lainnya, ponsel memiliki masa pakai dimana suatu saat tidak dapat beroperasi kembali. Pada saat itulah kemudian ponsel-ponsel tersebut menjadi sampah elektronik ponsel atau e-waste ponsel. Suatu ponsel umumnya dapat hidup hingga 10 tahun, namun pengguna ponsel rata-rata berganti ponsel sebanyak 4 kali dalam kurun waktu itu (NOKIA, 2005). Hal ini dapat dikarenakan pemilik menginginkan fitur-fitur baru, ponsel lama tidak memadai untuk layanan terbaru, ataupun hanya karena ingin berganti ponsel saja. Akibatnya, dalam satu tahun ratusan ponsel tidak digunakan lagi oleh pemiliknya (Osibanjo dan Nnorom, 2007). Saat ini, Kota Depok telah berkembang menjadi kota metropolitan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota Depok sebanyak jiwa (BPS2011). Banyaknya jumlah penduduk dan tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh terhadap jumlah pemakaian alat elektroniknya. Hal ini menyebabkan permintaan akan peralatan elektronik khususnya ponsel dalam mendukung sarana informasi dan komunikasi di kawasan tersebut terus meningkat. Hampir semua orang telah memiliki ponsel untuk menunjang aktivitas kehidupannya seharihari. Di Kota Depok, hingga tahun 2013 belum memiliki pengelolaan e-waste secara umum maupun pengelolaan e-waste ponsel secara khusus. E-waste ponsel sulit ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena biasanya didistribusikan melalui jasa perbaikan ponsel untuk digunakan kembali ataupun dikumpulkan oleh pemulung barang bekas untuk kemudian dijual kepada para pengepul e-waste (Damanhuri dan Sukandar, 2006). Hal ini sangat beresiko 2
3 karena pada praktiknya, pengumpulan, distribusi dan pengolahan e-waste ponsel dilakukan secara tidak aman sehingga dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan. Sebuah ponsel standar umumnya terdiri dari komponen dimana mengandung material logam dan limbah B3. Material berbahaya tersebut jika tidak diolah dengan baik akan mengeluarkan material toksik ke udara, tanah dan air. Banyak di antara zat-zat berbahaya tersebut, persisten di lingkungan dimana mengalami bioakumulasi pada rantai makanan dan beresiko menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Wu et.al., 2008). Berdasarkan besarnya dampak yang mungkin terjadi, penting bagi Kota Depok untuk memilki sistem pengelolaan e-waste khususnya e-waste ponsel. Di Indonesia sendiri belum memiliki peraturan terkait mekanisme pengelolaan e-waste secara khusus sehingga digunakkan landasan peraturan yaitu PP no.18 tahun 1999 dan PP no.85 tahun 1999 mengenai Pengelolaan Sampah B3 termasuk peralatan elektronik. Belum adanya data resmi mengenai jumlah timbulan e-waste ponsel, aliran material dan pola pengelolaan menyebabkan semakin sulitnya untuk menentukan pengelolaan e-waste ponsel yang sesuai. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi e-waste ponsel di Kota Depok khususnya yang berasal dari aktivitas jasa perbaikan ponsel. Dalam penelitian ini, digunakkan studi kasus Depok Town Square dan ITC Depok sebagai salah satu lokasi aktivitas jasa perbaikan ponsel di Kota Depok. Dengan adanya studi ini, diharapkan dapat menjadi masukan terhadap pengembangan awal studi terkait aliran e-waste ponsel dan berguna sebagai dasar pertimbangan perencanaan dan perancangan sistem pengelolaan e-waste khususnya e-waste ponsel secara terintegrasi di Kota Depok. TINJAUAN TEORITIS Definisi E-waste Electronic Waste atau e-waste secara umum adalah definisi yang sering digunakkan untuk sampah elektronik. Tidak ada standar khusus mengenai definisi e-waste. Beberapa negara di dunia membuat definisi, interpretasi dan kebijakan sendiri terkait e-waste (The United Nations Environmental Programme, 2007). Di Indonesia belum ada definisi dan regulasi khusus mengenai e-waste sehingga e-waste digolongkan sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). (Widyarsana et al., 2010). 3
4 Definisi dan Komposisi E-waste Ponsel Telepon seluler atau ponsel adalah salah satu perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun sifatnya dapat berpindah (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Tiap ponsel pada dasarnya memilki komposisi umum yang sama, hanya berbeda pada desain, pembuatan dan umur produknya (Osibanjo dan Nnorom, 2007). Berbagai unsur dari komponen yang berbeda pada ponsel yang diberikan pada Tabel 1. Komponen Papan Sirkuit Liquid crystal display (LCD) Batrei yang dapat diisi ulang Tabel 1. Unsur dari Komponen Telepon Seluler Unsur Tembaga, emas, timah, nikel, seng, berilium, tantalum dan material lainnya Berbagai zat kristal cair, baik yang terjadi secara alami (seperti merkuri, zat yang berpotensi berbahaya) atau buatan manusia. LCD juga membutuhkan kaca dan plastic Nikel-Metal hydrid (Ni-MH), litium ion (Li-On) atau timah cair. Batrei Ni-MH dan Ni-Cd mengandung nikel, kobalt, seng, kadmium, dan tembaga. Batrei Li-On mengandung Litium metalik oxid dan karbon. Sumber : Mobile phone waste, Current initiatives in Asia and the Pacific, 2008 Tabel 2. Rata-rata (dalam Persen berat) Unsur di Dalam Telepon Seluler Komponen Persen Berat Rata-rata Acrylonitril butadiene Stryrene/ Polycarbonate (ABS-PC) 29% Keramik 16% Cu dan campurannya 15% Plastik Silikon 10% Epoxy 9% Plastik Lainnya 8% Besi 3% PPS 2% Bahan tahan api 1% Nikel dan campurannya 1% Seng dan campurannya 1% Perak dan campurannya 1% Al, Sn, Pb, Au, Pd, Mn, dll kurang dari 1 % Sumber : Mobile phone waste, Current initiatives in Asia and the Pacific,
5 Efek Komponen E-waste dalam Telepon Seluler Berdasarkan laporan dari University Of California diketahui bahwa banyak kandungan material E-waste ponsel merupakan material yang tercatat di dalam EPA Amerika Serikat sebagai racun persisten bioakumulatif (Persistent Bioaccumulative Toxins). Zat-zat yang merupakan PBT yang terkadung dalm ponsel diantaranya timbal, kadmium, kromuim heksavalen, Brominated Flame Retardants, berrylium, arsenik, dan lain sebagainya. PBT sangat berbahaya dikarenakan tidak dapat terdagradasi dalam jangka waktu yang lama dan dapat dengan mudah menyebar dan berpindah di udara, air maupun tanah yang mengakibatkan akumulasi racun jauh dari sumber titik awal limbah. Karena PBT terakumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan, racun secara bertahap terkonsentrasi, menempatkan manusia sebagai bagian teratas dari rantai makanan memiliki resiko terbesar. Berdasarkan EPA Amerika Serikat, PBT terkait dengan berbagai efek yang merugikan kesehatan manusia diantaranya kerusakan saraf, gangguan perkembangan dan reproduksi, kanker serta perubahan genetik. Anak-anak merupakam populasi yang sangat sensitif terpengaruh oleh PBT. (Basel Action Network, 2004). Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian mengenai E-waste yang telah dilakukan oleh Haruki Agustina pada tahun 2007 melalui Basel Convention, dalam penelitannya yang berjudul The Challenges of E-waste Management in Indonesia dikatakan bahwa studi lebih lanjut mengenai E-waste di Indonesia harus difokuskan kepada (Haruki Agustina, 2007) : 1. Pengumpulan data dari sumber yang spesifik 2. Pengumpulan data dari fasilitas daur ulang 3. Pengumpulan data dari konsumen Produk Elektronik Hal ini menunjukkan bahwa penting untuk melakukan studi mengenai timbulan sebelum dilakukannya perencanaan pengelolaan E-waste terpadu di Indonesia. Sedangkan untuk pola penggunaan barang elektronik telah dilakukan penelitian oleh Damanhuri dan Sukandar pada tahun 2006 di Kota Bandung, dimana didapatkan perlakuan terhadap peralatan elektronik yang sudah tidak disukai atau tidak dapat berfungsi kembali, yaitu (Damanhuri dan Sukandar, 2006): 1. Dipindahkan atau disumbangkan kepada keluarganya. 2. Dipindahkan atau disumbangkan kepada orang lain 3. Ditukar dengan peralatan yang baru 5
6 4. Dijual kepada pedagang (penadah) barang bekas. 5. Disimpan di rumah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Triwiswara dan Enri Damanhuri di Kota Bandung dengan judul Identifikasi Kegiatan Reuse Kegiatan Reuse dan Recycle E- waste Telepon Seluler pada Sektor Secondhand di Kota Bandung diketahui tidak ditemukan E- waste ponsel di TPA Bandung. Hal ini mengindikasikan ada berbagai proses yang memperpanjang life time ponsel. Jasa perbaikan berperan penting dalam memperpanjang life time suatu ponsel melalui upaya reuse dan recycle ponsel dan komponen-komponennya. (Triwiswara dan Damanhuri, 2010). Proses perbaikan ponsel menghasilkan sampah komponen yang rusak atau tidak terpakai yang dapat diidentifikasi sebagai e-waste ponsel. Berikut adalah hasil perlakuan terhadap kegiatan sisa reparasi yang didapatkan dari penelitian tersebut : Gambar 1. Perlakuan Terhadap Sisa Kegiatan Reparasi Sumber : Identifikasi Kegiatan Reuse Kegiatan Reuse dan Recycle E-waste Telepon Seluler pada Jasa perbaikan di Kota Bandung, 2010 METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemilihan lokasi studi, penentuan batasan masalah, penelusuran serta pemetaan jasa perbaikan di lokasi penelitian. Lokasi studi yang dipilih adalah Depok Town Square dan ITC Depok yang berada di Kota Depok. Hal ini bertujuan untuk mengetahui timbulan serta komposisi, aliran material, pengelolaan serta perbandingan mengenai E-waste ponsel di kedua lokasi studi tersebut. Penelitian ini dilakukan melalui observasi langsung di lapangan, sampling dan wawancara. Dalam menganalisis data, digunakkan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angkaangka dan data statistik dalam studi korelasi berdasarkan survey dan materi pendukung studi kasus. 6
7 Dalam penelitian ini, objek penelitian yang digunakkan adalah jasa perbaikan ponsel di kedua lokasi studi. Penulis menggunakan dua lokasi studi dikarenakan belum adanya acuan penelitian mengenai timbulan e-waste ponsel di Kota Depok. Dengan menggunakan dua lokasi studi didapatkan perbandingan dari masing-masing lokasi berdasarkan latar belakangnya. Objek penelitian tersebut kemudian kembali dikerucutkan dimana dibatasi pada toko yang khusus melayani jasa perbaikan. Hal ini dikarenakan dalam aktivitas perbaikan ponsel biasanya setiap toko dapat melakukan perbaikan, namun pada kenyataannya toko-toko ponsel tersebut akan memberikannya lagi pada toko yang khusus melayani jasa perbaikan. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, dikarenakan jenis dan timbulan e-waste khususnya e-waste ponsel yang dihasilkan perharinya dari jasa perbaikan sangat beragam maka ditetapkan menggunakan keseluruhan populasi. Batasan penelitian dengan menggunakan kriteria jasa perbaikan menghasilkan jumlah populasi usaha jasa perbaikan untuk masing-masing lokasi studi. Untuk Depok Town Square menggunakan 7 jasa perbaikan ponsel dan untuk ITC Depok menggunakan 21 jasa perbaikan ponsel. Wawancara yang dilakukan secara langsung bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan pengelolaan e-waste ponsel dan aliran material E-waste ponsel. Responden yang ditunjuk dalam wawancara ini ialah seluruh pihak jasa perbaikan ponsel di kedua lokasi penelitian dimana pada Depok Town Square sebanyak 7 responden dan di ITC Depok sebanyak 21 responden. Selain dilakukannya wawancara langsung, disediakan pula kuisioner apabila wawancara tidak dapat dilakukan secara langsung. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakkan adalah metode analisis data kuantitatif. Berdasarkan data primer dan sekunder yang didapatkan, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan kegiatan dari jasa perbaikan ponsel yang berperan dalam pengumpulan dan distribusi e-waste ponsel. Analisis tersebut kemudian dikumpulkan dan dihitung untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Menghitung Timbulan E-waste Ponsel Dalam penelitian ini, perhitungan timbulan e-waste ponsel dilakukan dengan menggunakan pendekatan load-count analysis (analisis perhitungan berat). Cara menghitung berat timbulan e-waste ponsel ialah dengan cara menimbang berat timbulan yang dihasilkan 7
8 dari aktivitas perbaikan kemudian menghitung total timbulan tersebut dan mengelompokkannya berdasarkan bahan penyusun yang sejenis. Menghitung Timbulan E-waste Ponsel Dalam kg/hari Perhitungan laju timbulan e-waste ponsel dalam satuan kg/hari dihitung dengan menggunakan perhitungan yang diadopsi dari metode SNI mengenai pengukuran timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Timbulan E-waste kg/hari =!"#$%!"!#$!!!"#$% (!")!!!"# Setelah nilai timbulan e-waste dari aktivitas perbaikan ponsel perhari diperoleh maka dihitung penyimpangan setiap nilai tersebut terhadap rata-rata nilai hitungnya dengan menggunakan rumus persamaan simpangan baku sebagai berikut (Sudjana, 2005): (1) Simpangan baku (s) = Keterangan : s : simpangan baku xi : nilai x : rata-rata nilai Ʃ(!"! x )²!!! (2) Menaksir Nilai Rata-rata Timbulan E-waste dari Populasi Tahapan yang dilakukan untuk menaksir nilai rata-rata timbulan yang dihasilkan dari populasi jasa perbaikan ponsel dengan menggunakan data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menentukkan apakah data yang diperoleh merupakan data yang terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal dengan langkah-langkah sebagai berikut 2. Menghitung interval taksiran dengan menggunakan rumus Rumus interval taksiran ini berlaku untuk dua jenis data, yaitu data yang simpangan baku tidak diketahui dan populasi terdistribusi normal, data yang simpangan baku tidak diketahui dan populasi tidak terdistribusi normal dengan sampel yang tidak terlalu kecil x tp.!! < µ < x + tp.! (3) Keterangan: tp : nilai yang diperoleh dari tabel distribusi student dengan p = ½(1+γ) dan dk = (n-1)! 8
9 Menghitung Presentase Komposisi E-waste Ponsel Perhitungan komposisi bahan e-waste ponsel dihitung dengan menggunakan persamaan dari SNI mengenai pengukuran timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : % berat komposisi bahan = Pembuatan Aliran Material!"#$%!"#$"%&%&!"!!"!"#$%!"!#$!!!"#$% x 100 % (4) Dalam penelitan ini, pembuatan aliran material dibatasi oleh fase daur hidup generasi sampah elektronik. Untuk pembuatan skema aliran material e-waste ponsel digunakkan prinsip sistem kesetimbangan massa (mass balance) dengan persamaan sebagai berikut (Sasongko, 2008) : Akumulasi = input output (5) Berikut adalah penjelasan mengenai input dan output pada penelitian : Input terdiri dari berat ponsel yang masuk ke jasa perbaikan dan berat komponen pengganti Output terdiri dari berat penggunaan ulang e-waste, berat e-waste yang diberikan kepada konsumen, berat ponsel yang diberikan kepada konsumen dan berat e-waste yang dibuang ke lingkungan. Komponen pengganti Ponsel masuk ke dalam jasa perbaikan Aktivitas pada Jasa perbaikan E-waste ke konsumen Ponsel ke konsumen E-waste ke lingkungan Penggunaan ulang E-waste Gambar 2. Skema Mass Balance E-waste Ponsel pada Jasa Perbaikan Ponsel Pengolahan Penulis, 2013 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Depok Town Square Depok Town Square atau dikenal dengan DETOS, merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Kota Depok. Depok Town Square dikelola dan dibangun oleh PT. Lipo Karawaci Tbk. dan mulai beroperasi pada tahun Depok Town Square sendiri tergolong 9
10 sebagai pasar menengah ke bawah setingkat dengan ITC. Depok Town Square terletak di Kecamatan Beji Kelurahan Kemiri Muka, tepatnya di jalan. Margonda Raya no.1. Letak Depok Town Square dinilai cukup strategis karena terletak di jalan utama depok yaitu Margonda dan jaraknya yang tidak jauh dari, Universitas Gunadarma, Stasiun Pondok Cina, LP3I, Rumah Sakit Umum Bunda Margonda serta sarana penunjang kehidupan lainnya di sekitar jalan Margonda. Depok Town Square memiliki luas lahan sebesar m 2, yang terdiri dari 5 yaitu lantai lower ground, lantai ground, lantai upper ground, lantai 1 dan lantai 2 dengan luas total lantai sebesar m 2. Total unit kios yang terdapat di Depok Town Square sebanyak unit kios. Untuk jumlah pengunjung pada Depok Town Square, rata-rata pada hari kerja (weekdays) sebanyak pengunjung, rata-rata pada hari libur (weekend) sebanyak pengunjung dan untuk rata-rata perbulannya sebanyak pengunjung. ITC Depok International Trade Center Depok atau yang lebih dikenal dengan ITC Depok merupakan pusat perbelanjaan yang dibangun dan dikelola oleh PT. Duta Pertiwi Group, anak perusahaan dari Sinar Mas Group. ITC Depok yang tergolong pasar menengah ke bawah diresmikan pada Bulan Agustus ITC Depok merupakan cabang dari trademark ITC lainnya yang berada di daerah lain seperti Jakarta. ITC sendiri dikenal oleh masyarakat sebagai lokasi sentra ponsel. Jika dibandingkan dengan Depok Town Square, kios ponsel yang dimiliki oleh ITC Depok jumlahnya lebih banyak. Luas Lahan dari ITC Depok ialah sebesar m 2 dengan luas bangunan m 2. Memiliki 5 lantai yang yang terdiri dari lantai ground, lantai upper ground, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3. Total unit kios yang terdapat di Depok Town Square sebanyak 3000 unit kios. Untuk jumlah pengunjung pada ITC Depok, rata-rata pada hari kerja (weekdays) sebanyak pengunjung, rata-rata pada hari libur (weekend) sebanyak pengunjung dan untuk rata-rata perbulannya sebanyak pengunjung. HASIL PENELITIAN Pengambilan data di lapangan melalui studi awal berupa wawancara dilakukan dari tanggal 15 April 2013 hingga 19 April yang kemudian dilanjutkan dengan sampling yang dilakukan selama 8 hari dari tanggal 22 April 2013 sampai dengan 29 april 2013 di kedua 10
11 lokasi studi yaitu Depok Town Square dan ITC Depok. Didapatkan data studi awal berupa jumlah jasa perbaikan di Depok Town Square dan ITC Depok. Timbulan E-waste Jasa Perbaikan Ponsel Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan pada kedua lokasi studi selama 8 hari didapatkan jumlah timbulan e-waste di Depok Town Square sebanyak 4,8843 kg dengan ratarata timbulan perharinya sebanyak kg dan untuk ITC Depok, didapatkan total timbulannya sebanyak kg dengan rata-rata timbulan perhari sebanyak kg. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui trend timbulan e-waste ponsel yang dihasilkan seluruh jasa perbaikan ponsel baik di Depok Town Square maupun di ITC Depok selama 8 hari yang diplot ke dalam grafik sebagai berikut : Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Hari Timbulan Depok Town Square Gambar 3. Grafik Berat Timbulan E-waste Ponsel dari seluruh Jasa Perbaikan Ponsel Perhari di Depok Town Square dan ITC Depok. Dari perhitungan simpangan baku terhadap data timbulan yang didapatkan dari Depok Town Square), diperoleh nilai simpangan baku dari timbulan rata-rata e-waste yang dihasilkan oleh setiap jasa perbaikan ponsel perharinya di Depok Town Square sebesar kg/hari. 11
12 Berat e- waste (kg/hari) Timbulan e- waste/jasa perbaikan/ hari Nama Jasa Perbaikan Gambar 4. Grafik Berat Timbulan E-waste setiap Jasa Perbaikan Ponsel perhari di Depok Town Square Untuk nilai simpangan baku dari timbulan rata-rata e-waste yang dihasilkan oleh setiap jasa perbaikan ponsel di ITC Depok yaitu sebesar kg/hari. Semakin jauh nilai yang diperoleh menyimpang dari rata-rata hitung, semakin besar nilai simpangan bakunya, sedangkan semakin dekat dari nilai rata-rata hitung maka semakin kecil simpangan bakunya Berat e- waste (kg/hari) Timbulan e- waste/jasa perbaikan/ hari Nama Jasa Perbaikan Gambar 5. Grafik Berat Timbulan E-waste setiap Jasa Perbaikan Ponsel perhari di ITC Depok Menaksir Nilai Rata-rata Timbulan E-waste Penaksiran nilai rata-rata timbulan e-waste ponsel yang dihasilkan dari jasa perbaikan ponsel dilakukan dengan menggunakan interval taksiran atau selang taksiran, yaitu menaksir nilai rata-rata timbulan e-waste ponsel diantara batas-batas dua nilai. Interval taksiran tersebut disesuaikan dengan koefisien kepercayaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebesar 90 % atau Menentukan Uji Distribusi Normal 12
13 Untuk menentukan distribusi data yang didapatkan dari Depok Town Square dan ITC Depok, digunakan perhitungan uji distribusi normal. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa data yang didapatkan dari Depok Town Square memiliki nilai X 2 hitung< X 2 tabel, maka data tersebut merupakan populasi berdistribusi normal. Sedangkan untuk ITC Depok, diketahui bahwa nilai X 2 hitung > X 2 tabel, maka data tersebut merupakan populasi tidak berdistribusi normal. Menghitung Interval Taksiran Nilai Rata-rata Populasi Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan (terdapat pada lampiran detail perhitungan) dengan 90% kepercayaan, untuk rata-rata timbulan e-waste yang dihasilkan tiap jasa perbaikan perharinya dari populasi jasa perbaikan di Depok Town Square adalah < µ < kg/jasa perbaikan/hari dan untuk ITC Depok adalah < µ < kg/jasa perbaikan/hari. Komposisi E-waste Jasa Perbaikan Ponsel Komposisi e-waste ponsel yang masuk ke dalam jasa perbaikan ponsel terdiri dari berbagai macam jenis ponsel. Kondisi barang yang masuk ke dalam jasa perbaikan ponsel tidak menentu dan banyaknya jenis ponsel menyebabkan komposisi dari e-waste ponsel yang dihasilkan sangat beragam. Dalam penyajian data komposisi e-waste ponsel, peneliti membagi beberapa kategori komposisi e-waste ponsel secara umum berdasarkan letak komponennya yaitu yang berasal dari perbaikan komponen internal, komponen eksternal dan kategori lainnya. Berikut merupakan data komposisi e-waste ponsel berdasarkan letak komponen dan bahan penyusun komponennya yang diakumulasikan selama 8 hari di kedua lokasi penelitian : Depok Town Square Tabel 3. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Internal di Depok Town Square No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Papan Sirkuit Logam IC Logam Keytone Logam Speaker Logam dan Plastik Microfon Logam dan Plastik LCD Kaca dan Plastik Plug in Logam Konektor Logam Fleksibel Logam dan Plastik TOTAL
14 Tabel 4. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Eksternal di Depok Town Square No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Casing Plastik Tulangan Logam Keypad Plastik Trackpad Logam dan Plastik Trackball Logam dan Plastik Touchscreen Kaca Pressscreen Kaca TOTAL ITC Depok Tabel 5. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Lain di Depok Town Square No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Baterai Logam Konektor Charger Logam dan plastik TOTAL Tabel 6. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Internal di ITC Depok No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Papan Sirkuit Logam IC Logam Keytone Logam Speaker Logam dan Plastik Microfon Logam dan Plastik LCD Kaca Plug in Logam Konektor Logam Fleksibel Logam dan Plastik Buzer Logam TOTAL Tabel 7. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Eksternal di ITC Depok No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Casing Plastik Back Plastik Tulangan Logam Keypad Plastik
15 5 Trackpad Logam dan Plastik Trackball Logam dan Plastik Touchscreen Kaca Pressscreen Kaca Coarse Screen Plastik TOTAL Tabel 8. Komposisi E-waste dari Aktivitas Perbaikan Komponen Lain di ITC Depok No. Nama Komponen Material Penyusun Utama Berat (kg/8hari) 1 Baterai Logam Charger Logam dan plastik TOTAL Didapatkan presentase komposisi e-waste ponsel berdasarkan bahan penyusun utamanya di Depok Town Square dan ITC Depok sebagai berikut : 1% 26% 21% 52% Logam PlasLk Gambar 6. Presentase E-waste Berdasarkan Bahan Penyusunnya Di Depok Town Square 5% 23% Logam 63% PlasLk 9% Gambar 7. Presentase E-waste Berdasarkan Bahan Penyusunnya di ITC Depok Aliran Material E-waste Jasa Perbaikan Ponsel 15
16 Berdasarkan hasil perhitungan di kedua lokasi penelitian, diketahui total berat e-waste yang masuk kedalam jasa perbaikan di Depok Town Square sama dengan berat e-waste yang keluar yaitu sebanyak kg. Sama halnya dengan Depok Town Square, e-waste yang masuk ke dalam jasa perbaikan di ITC Depok sama dengan berat e-waste yang keluar yaitu sebesar kg. Jumlah yang sama tersebut dikarenakan ukuran-ukuran komponen ponsel yang relatif kecil, maka jika terjadi kerusakan pada suatu komponen, komponen yang rusak tersebut tidak dapat digunakan kembali. Komponen yang rusak tersebut pun otomatis akan digantikan dengan komponen lainnya dimana terdapat kecenderungan konsumen untuk memilih komponen yang masih baru. Berikut adalah rincian aliran e-waste dari jasa perbaikan di kedua lokasi studi: Tabel 9. Rincian Aliran E-waste dari Aktivitas Perbaikan di Depok Town Square No. Aliran E-waste Berat (kg/8hari) % 1 Dibawa oleh Konsumen Disimpan Jasa Perbaikan Dibuang ke lingkungan TOTAL BERAT Tabel 10. Rincian Aliran E-waste dari Aktivitas Perbaikan di ITC Depok No. Aliran E-waste Berat (kg/8hari) % 1 Dibawa oleh Konsumen Disimpan Jasa Perbaikan Dibuang ke Lingkungan TOTAL BERAT Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu oleh Mutiara Triwiswara dan Enri Damanhuri yang berjudul Identifikasi Kegiatan Reuse Kegiatan Reuse dan Recycle E-waste Telepon Seluler pada Sektor Secondhand di Kota Bandung didapatkan presentase dibawa oleh konsumen sebesar 13 %, disimpan oleh jasa perbaikan sebesar 44%, dibuang ke lingkungan sebesar 33% dan 6% dijual secara kiloan. Dapat dilihat dari presentase rincian aliran material di kedua lokasi dan penelitian terdahulu bahwa e-waste ponsel paling banyak disimpan oleh pihak jasa perbaikan. Perbedaan presentase di kedua lokasi penelitian dengan penelitian terdahulu bergantung pada kebijakan masing-masing konsumen dan pihak jasa perbaikan. 16
17 Berikut adalah skema aliran material dari jasa perbaikan ponsel perbaikan di Depok Town Square dan ITC Depok : kg/8hari (88,86%) Ponsel yang masuk ke jasa perbaikan ponsel Komponen pengganti kg/8hari (11.14%) Aktivitas Perbaikan e-waste ke konsumen kg/8hari (2.36%) Ponsel yang keluar kg/8hari (88.86%) e-waste yang berada pada jasa perbaikan kg/8hari (8.50%) e-waste dibuang ke lingkungan kg/8hari (0.28%) Gambar 8. Skema Mass balance E-waste dari Aktivitas Perbaikan Ponsel di Depok Town Square kg/8hari (89.62%) Ponsel yang masuk ke jasa perbaikan ponsel Komponen pengganti kg/8hari (10.38%) Aktivitas Perbaikan e-waste ke konsumen kg/8hari (1.63%) Ponsel yang keluar kg/8hari (89.62%) e-waste yang berada pada jasa perbaikan kg/8hari (8.30%) e-waste dibuang ke lingkungan kg/8hari (0.45%) Gambar 9. Skema Mass balance E-waste dari Aktivitas Perbaikan Ponsel di ITC Depok Berikut adalah aliran material e-waste dari jasa perbaikan ponsel di Depok Town Square dan ITC Depok : E-waste dari jasa perbaikan ponsel Konsumen Pengepul e-waste Pedagang loak e-waste Dibuang ke Lingkungan disimpan Dibuang ke lingkungan Proses pemilahan berdasarkan jenis bahan penyususn 17
18 Plastik Kaca Logam Karet dan sisa komponen lainnya Penampung plastik Industri Penampung kaca Industri Penampung logam Peleburan Logam Dibakar Dibuang ke lingukungan Industri Gambar 10. Aliran Material E-waste dari Jasa Perbaikan Ponsel Di Depok Town Square dan ITC Depok Dari aliran material Sumber diatas, : Pengolahan dapat diketahui Penulis, 2013 adanya potensi-potensi bahaya yang muncul akibat penanganan e-waste ponsel yang tidak tepat yaitu saat e-waste ponsel dibakar dan dibuang ke lingkungan.. Berdasarkan PP no.18 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, maka penting untuk melakukan pengelolaan terhadap e-waste ponsel yang tepat dan aman. Berikut adalah rekomendasi pengelolaan e-waste ponsel yang dapat dilakukan pada Depok Town Square dan ITC Depok : E-waste dari jasa perbaikan ponsel Konsumen Pengepul e-waste Pedagang loak e-waste Diberikan kepada Badan Khusus Dibuang pada tempat khusus Proses pemilahan berdasarkan jenis bahan penyususn Plastik Kaca Logam Karet dan sisa komponen lainnya Penampung plastik Industri Penampung kaca Industri Penampung logam Peleburan Logam Industri Diberikan kepada badan khusus Industri 18
19 Gambar 11. Rekomendasi Aliran Material E-waste pada Jasa Perbaikan Ponsel KESIMPULAN 1. Berat timbulan e-waste ponsel yang dihasilkan dari ajasa perbaikan ponsel selama 8 hari di Depok Town Square sebesar kg dengan timbulan rata-rata sebesar kg/hari dan di ITC Depok sebesar kg dengan timbulan rata-rata sebesar kg/hari. Perbedaan jumlah timbulan dapat disebabkan banyaknya jumlah jasa perbaikan di masingmasing lokasi, banyaknya aktivitas perbaikan yang dilakukan di masing-masing lokasi dan faktor ketidakpastian timbulan e-waste ponsel. 2. Komposisi e-waste ponsel yang berasal dari Depok Town Square berdasarkan bahan penyusunnya terdiri dari % logam, % plastik, % kaca, dan 1.25 % campuran logam dengan plastik. Untuk komposisi e-waste ponsel yang berasal dari ITC Depok, terdiri dari % logam, 9.26 % plastik, % kaca dan 4.53 % campuran logam dengan plastik. Limbah logam yang dihasilkan dari Depok Town Square, didominasi oleh batrei sedangkan limbah kaca yang dihasilkan dari ITC Depok didominasi LCD. Perbedaan komposisi kedua lokasi penelitian dapat disebabkan jenis kerusakan ponsel dan jenis e-waste yang dihasilkan dari masing-masing lokasi. 3. Pengelolaan e-waste ponsel pada jasa perbaikan yang berada di Depok Town Square dan ITC Depok belum dilakukan secara khusus. Pihak jasa perbaikan dikedua lokasi penelitian hanya melakukan pemanfaatan kembali dengan cara menjualnya kepada pihak ketiga yaitu pengepul dan pedagang loak/pemulung untuk kemudian didistribusikan pada pendaur ulang 4. Distribusi aliran material e-waste dari aktivitas perbaikan ponsel di Depok Town Square adalah sebesar % dibawa oleh konsumen, disimpan jasa perbaikan dan 2.52 % dibuang ke lingkungan. Untuk ITC Depok, sebesar % dibawa oleh konsumen, % disimpan jasa perbaikan dan 4.31 % dibuang ke lingkungan. Perbedaan presentase tergantung kebijakan dari masing-masing konsumen dan pihak jasa perbaikan di kedua lokasi. SARAN 19
20 1. Studi timbulan dan komposisi e-waste ponsel sebaiknya juga dilakukan pada lokasi lainnya selain pusat perbelanjaan untuk mengetahui jumlah timbulan e-waste ponsel secara keseluruhan di Kota Depok. 2. Pihak jasa perbaikan, pengepul dan pedagang loak sebaikanya menggunakan alat pelindung seperti masker dan sarung tangan pada saat melakukan aktivitas-aktivitas yang berpotensi bahaya seperti penyolderan dan peleburan agar tidak terpapar bahan berbahaya beracun. 3. Studi terkait e-waste perlu dilakukan pada peralatan elektronik lainnya agar dapat diperoleh gambaran mengenai e-waste yang lebih luas dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan. 4. Pemerintah Kota Depok sebaiknya melakukan evaluasi terkait pengelolaan limbah B3 dan melakukan pendataan terhadap aktivitas-aktivitas usaha yang dapat menghasilkan limbah B3 yang berpotensi mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. 5. Diharapkan peran serta dari semua pihak terkait, diantaranya produsen, konsumen, pihak jasa perbaikan, pengepul, pedagang loak/pemulung, maupun pemerintah. KEPUSTAKAAN Basel Action Network. (2004). Recent Findings on the Toxicity of End-of-Life Cell Phones. 6 maret file/reports/ban/ban_mobile_toxic_waste.pdf. Basel Convention. (2007). Preliminary Inventory of electronic and electrical (E-waste) in Indonesia.8 November /Default.aspx Damanhuri, Enri dan Sukandar. (2006). Preliminary Identification of E-waste flow in Indonesia and its hazard characteristics, the third NIES workshop on E-waste,Japan.8 November pdf/research/y2008/no6-1/chapter2.pdf Green Peace. (2005). Toxic Technology Contaminates E-waste Recycling Yards In China and India.6 November Haruki Agustina. (2007). Identification of E-waste and secondhand E-Products in Indonesia. 6 November Haruki Agustina. (2010). The Challenges of E-waste Management in Indonesia. 6 November (29 April 2013) (29 April 2013) (29 April 2013) Mutiara Triwiswara dan Enri Damanhuri. (2010). Identifikasi Kegiatan Reuse dan Recycle E-waste Telepon Seluler pada Sektor Secondhand di Kota Bandung 6 November NOKIA Intergrated Product Policy Pilot Project. Stage I Report. Espoo, Finland : NOKIA Corporation. Osibanjo, Oladele dan Nnorom, Innocent Chidi Material Flows of Mobile Phones and Accessories in Nigeria: Environmental Implications and Sound End-of-life Management Options. Environmental Impact Assesment Review vol28,p Rini Dwicahyanti. (2012). Identifikasi E-waste Perangkat Komputer melalui Jasa Perbaikan Komputer di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. 6 November
21 Satyabrata Sahu, Nanjundappa Srinivasan. (2006). Mobile phone waste, Current initiatives in Asia and the Pacific.6 November Sudjana. (2005) Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Tchobanoglous Goerge, Hilary Theisen dan Samuel A. Vigil. (1993) Intergrated Solid Waste Management : Engineering Principles and Management Issues. Singapore : McGraw-Hill Co. The United Nations Environmental Programme (UNEP). (2007). E-waste Management Manual Volume I. Osaka : International Environmental Technology Center. The United Nations Environmental Programme (UNEP). (2007). E-waste Management Manual Volume II. Osaka : International Environmental Technology Center. Widi Astuti. (2011). Extended Producer Responsibility (EPR) sebagai Altrenatif Penghematan Energi dalam Recycling E-waste pada Telepon Seluler di Indonesia. 5 Januari /index.php/prosiding_snst_ft/article/view/250/240. Wu BY, Chan YC, Middendorf A, Gu X, dan Zhong HW Assesment of Toxicity Potential of Metallic Elements in Discarded Electronics : A Case Study of Mobile Phones in China. Journal of Environmental Sciences vol 20, p Widyarsana, I Made Wahyu, Dimas Winardy, Enri Damanhuri dan Tri Padmi. (2010). Identifikasi Material E- waste Komputer dan Komponen Daur Ulangnya di Lokasi Pengepulan E-waste (Studi Kasus : Kota Bandung). 8 November
IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan Oleh : YONIE SATRIA
IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : YONIE SATRIA 0752010034 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKarakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya
Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Muhammad Nurlete, Gabriel S.B.Andari, Irma Gusniani Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciPOTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT
POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT Ira Indrihastuti dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INSTITUSI KOTA PADANG GENERATED SOLID WASTE AND COMPOSITIONS OF INSTUTIONAL WASTE IN PADANG CITY
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (2) : 129-138 (Juli 2012) ISSN 1829-6084 SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INSTITUSI KOTA PADANG GENERATED SOLID WASTE AND COMPOSITIONS OF INSTUTIONAL WASTE IN PADANG
Lebih terperinciDAMPAK KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM SAMPAH ELEKTRONIK (E WASTE) TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Widi Astuti ) Abstrak
DAMPAK KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM SAMPAH ELEKTRONIK (E WASTE) TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN Widi Astuti ) Abstrak Perkembangan industri teknologi elektronik yang sangat cepat menawarkan berbagai macam
Lebih terperinciOPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN
E-3-1 OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Achmad Safei, Joni Hermana, Idaa Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo ABSTRAK Penyebab utama permasalahan sampah
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU
SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU Alfi Rahmi, Arie Syahruddin S ABSTRAK Masalah persampahan merupakan
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR
SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR Yommi Dewilda, Yeggi Darnas, Indriyani Zulfa Laboratorium Buangan Padat, Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email: yommi_tl@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciKata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang
PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH ELEKTRONIK (ELECTRONIC WASTE) TERPADU : SEKTOR FORMAL DAN INFORMAL DI INDONESIA. Widi Astuti ) Abstrak
PENGELOLAAN LIMBAH ELEKTRONIK (ELECTRONIC WASTE) TERPADU : SEKTOR FORMAL DAN INFORMAL DI INDONESIA Widi Astuti ) Abstrak Perkembangan industri teknologi elektronik yang sangat cepat menawarkan berbagai
Lebih terperinciKata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro
ANALISIS POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KAWASAN KOMERSIAL MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti dan Susi Agustina Wilujeng Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Lebih terperinciABSTRACT. PILOT PROJECT FOR COLLECTING END-OF-LIFE MOBILE PHONES BY USING DROP-OFF METHOD (xv + 96 pages, 10 tables, 22 figures, 4 appendix)
ABSTRACT Kuncara Putra Utama (03320080006) PILOT PROJECT FOR COLLECTING END-OF-LIFE MOBILE PHONES BY USING DROP-OFF METHOD (xv + 96 pages, 10 tables, 22 figures, 4 appendix) This pilot project were conducted
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian
Karakteristik dan Potensi Daur Ulang Sampah Di Lingkungan Kampus Universitas Indonesia (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik) Cut Keumala Banaget, Gabriel
Lebih terperinciPENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA
PENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA THE STUDY COMPARITY OF WASTEWATER QUANTITY AND QUALITY ON TWO SHOPPING CENTER IN SURABAYA Mohammad Razif 1) dan Firdaus
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INDUSTRI KOTA PADANG
SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INDUSTRI KOTA PADANG Yenni Ruslinda, Veronika Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas E-mail: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK Dalam perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah merambah dihampir semua bidang kehidupan, hal ini ditandai dengan berkembangnya penggunaan komputer hampir diberbagai bidang
Lebih terperinciPEMODELAN DINAMIKA KONSENTRASI TIMBAL DARI LIMBAH ELEKTRONIK PADA LINGKUNGAN HIDUP
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (07), hal 0. PEMODELAN DINAMIKA KONSENTRASI TIMBAL DARI LIMBAH ELEKTRONIK PADA LINGKUNGAN HIDUP Uray Rina, Mariatul Kiftiah, Naomi Nessyana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global sebagai salah satu masalah lingkungan yang serius baik sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan negara berkembang dituding
Lebih terperinciStudi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Khalika Jaspi 1), Elvi Yenie 2), Shinta Elystia 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik lingkungan
Lebih terperinciKajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik
Kajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik Nama Mahasiswa: Ayu Nindyapuspa 3309 100 017 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum., MAppSc Latar Belakang Populasi Penduduk Daya Beli Masyarakat
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat
Lebih terperinciKajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM
KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Andalas Email: yenni@ft.unand.ac.id ABSTRAK Pada penelitian ini dianalisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tak pernah berhenti melakukan pembangunan proyek konstruksi terutama bangunan gedung, walaupun sudah terdapat
Lebih terperinciI. PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. baterai, lampu neon (fluorescent), insektisida, korek api gas, cat semprot (aerosol),
1 I. PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Produk-produk yang mengandung Bahan Berbahaya Beracun (B3) seperti baterai, lampu neon (fluorescent), insektisida, korek api gas, cat semprot (aerosol), disinfektan, obat-obatan
Lebih terperinciPERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO
PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO Venna Megawangi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Jalan Kaliurang
Lebih terperinciPOTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK
POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah komputer telah menjadi salah satu isu lingkungan penting pada dekade ini, seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciSTUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG
STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL
Lebih terperinciPERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY
PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY Nama Mahasiswa Pembimbing : Fajar Dwinugroho : Ir. Didik
Lebih terperinciScientific Conference IX Environmental Technology
PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA 2012 HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT FOR CAR WORKSHOP IN TEGALSARI DISTRICT SURABAYA Dian Ayuningtyas*, Susi Agustina
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL
59 PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL The Effect of Liquid Waste on The Content of Cu. Zn, Cn,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan, pokok permasalahan yang dihadapi, pembatasan masalah, tujuan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang dihadapi, pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sekian banyak sumber energi, baterai termasuk bagian yang memiliki peranan sangat besar bagi kebutuhan manusia. Baterai merupakan salah satu sumber energi listrik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produktivitas merupakan satu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran produktivitas dilakukan
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan peralatan elektronik akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan teknologi peralatan elektronik. Selama 10 tahun
Lebih terperinciEVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG
EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Volume Timbulan Sampah Rumah Makan Fast Food di Yogyakarta Karakteristik timbulan yang dihasilkan dari kegiatan rumah makan cepat saji tidak terlalu berbeda
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI MATERIAL E-WASTE PERANGKAT KOMPUTER DARI JASA PERBAIKAN KOMPUTER DI KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI MATERIAL E-WASTE PERANGKAT KOMPUTER DARI JASA PERBAIKAN KOMPUTER DI KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK SKRIPSI RINI DWICAHYANTI 0806459583 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
Drs. Chairuddin,MSc PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Reduce, Reuse, Recycling
Lebih terperinciTimbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)
Pengelolaan Sampah Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) perubahan populasi, 2) perubahan
Lebih terperinciPolyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir dapat dipastikan bahwa abad 21 merupakan abad polimer. Plastik, serat, elastomer, bahan perekat (adhesive), protein, sellulosa semuanya merupakan istilah umum
Lebih terperinciPENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R
PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R Drs. Chairuddin,MSc P E NE RAPAN P E NG E L O L AAN S AM PAH B E RB AS I S 3 R Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca Sarjana
Lebih terperinciEXTENDED PRODUCER RESPONSIBILITY (EPR) SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI DALAM RECYCLING E-WASTE PADA TELEPON SELULER DI INDONESIA
B.13. Extended Producer Responsibility (ERP) sebagai Alternatif Penghematan Energi (Widi Astuti) EXTENDED PRODUCER RESPONSIBILITY (EPR) SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI DALAM RECYCLING E-WASTE PADA
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap-tahap kegiatan penelitian Langkah penelitian identifikasi komposisi dan karakteristik sampah lampu listrik untuk menilai potensi daur ulang dan bahayanya terhadap
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK
PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK Wisma Soedarmadji 1*, Surachman 2, Eko Siswanto 3 1,2,3 Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik Mesin, Malang 65145, Indonesia ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Study Pustaka Sampling
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Berikut ini adalah diagram alir penelitian. Study Pustaka Sampling Data Primer : -Wawancara dan kusioner -Pengambilan sampel mengacu pada SNI 19-3964-1994
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat
Lebih terperinciTimbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. x, No. x, (2017) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) F-468 Timbulan dan Pengurangan di Kecamatan Klojen Kota Malang Rizqi Meuthia Widyaningsih dan Welly Herumurti Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Karena hampir semua aktivitas
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU
PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciPOTENSI EKONOMI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH TETRAPAK KEMASAN PRODUK PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA BANDUNG
POTENSI EKONOMI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH TETRAPAK KEMASAN PRODUK PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA BANDUNG ECONOMIC POTENTIAL OF TETRAPAK PACKAGING WASTE RECYCLING FOR THE INFORMAL SECTOR IN BANDUNG Cut Raihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciE. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Profil IPAL Sewon Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon
Lebih terperinciPERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI
Spectra Nomor 18 Volume IX Juli 2011: 26-35 PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Filosovia Titis Sari Hardianto Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem
Lebih terperinciE-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng
E-WASTE MANAGEMENT Prepared by Hanna Lestari, M.Eng MASALAH Sampah elektronik merupakan kumpulan barangbarang elektronik yang sudah rusak atau tidak dipakai lagi oleh pemiliknya Hampir semua aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Ir. Yul H. Bahar, 1986 dalam bukunya, sampah memiliki arti suatu buangan yang berupa bahan padat merupakan polutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Berbagai aktifitas manusia secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, semakin beragam kegiatan manusia di bumi, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan penelitian seperti latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan masalah yang digunakan, tujuan penelitian
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan dengan baik. Peningkatan jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat berbanding lurus terhadap bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak listrik ditemukan dan digunakan secara praktis pada pertengahan abad ke-18, kehidupan manusia hingga saat ini semakin bergantung pada listrik dan perangkat elektronik.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O 2014 DASAR HUKUM PENGELOLAAN SAMPAH UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PERATURAN
Lebih terperinciPotensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang
Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciCAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION
CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto 1 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma
Lebih terperinciSTUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG
STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG Yommi Dewilda, Yeggi Darnas, Borris Afdhal Anwar Laboratorium Buangan Padat, Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas
Lebih terperinciTersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)
STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI KASUS: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Rizka Fitria*), Budi Prasetyo Samadikun**),
Lebih terperinciTIMBULAN SAMPAH KAWASAN KANTOR BPPT
JRL Vol.6 No.3 Hal. 311-317 Jakarta, November 2010 ISSN : 2085-3866 TIMBULAN KAWASAN KANTOR BPPT Rosita Shochib Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Jl MH Thamrin no 8 Jakarta 10340; rosita@webmail.bppt.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, 1, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D1 Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten As adul Khoiri Waddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir semua aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersedian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi menjadi komponen penting bagi keberlangsungan hidup manusia karena hampir semua aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersedian energi yang cukup.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinciGambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya nonbiodegradable tidak terurai secara alami oleh mikro organisme serta unsurunsur kimia yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi terutama pada
Lebih terperinciPengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum
Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)
PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) I Gusti Ayu Nyoman Sugianti dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM
MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya
Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,
Lebih terperinciSTUDI PENGURANGAN SAMPAH DI TPS GADANG KOTA MALANG UNTUK MENGURANGI BEBAN VOLUME SAMPAH DI TPA SUPIT URANG
STUDI PENGURANGAN SAMPAH DI TPS GADANG KOTA MALANG UNTUK MENGURANGI BEBAN VOLUME SAMPAH DI TPA SUPIT URANG TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila tidak diimbangi dengan fasilitas lingkungan yang memadai, seperti penyediaan perumahan, air bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, produksi kaca lembaran di seluruh dunia meningkat tajam. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaca lembaran merupakan salah satu produk hasil kimia yang banyak digunakan diseluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selama beberapa tahun terakhir,
Lebih terperinciPENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS
PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS Puji Setiyowati* dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menyebabkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. (Tanod, Rengkung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA ALIRAN E-WASTE KOMPUTER DAN KOMPONENNYA DI BANDUNG
N0. 410/S2-TL/TML/2008 IDENTIFIKASI POLA ALIRAN E-WASTE KOMPUTER DAN KOMPONENNYA DI BANDUNG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinci