Cuplikan dari Presentasi pada Rapat Umum Anggota PERSETIA, Batu-Malang, Juni KURIKULUM DAN AKREDITASI Tabel XII
|
|
- Johan Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Cuplikan dari Presentasi pada Rapat Umum Anggota PERSETIA, Batu-Malang, Juni KURIKULUM DAN AKREDITASI Tabel XII Periode Kurikulum Akreditasi Catatan RUA IV, 1978, menugaskan Pengurus PERSETIA mempersiapkan Kurikulum Minimal bagi sekolah-sekolah anggota. SK MENDIKBUD no. 0124/U/1979: jenjang program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar ATESEA mengadakan Consultation on Curriculum Construction, Program ditunda ke periode berikutnya Penataran-lokakarya proses belajar-mengajar (PBM) di: UKAW, 1984, 17 dosen UKIM, 1984, 28 dosen UKSW, 1985, 23 dosen STT HKBP, 1986 Para dosen berkenalan antara lain dengan sistem kredit semester (SKS) Kurikulum Standar Minimal (KSM) dihasilkan dalam konsultasi di UKI Tomohon, 1983, diikuti oleh 14 sekolah anggota. KSM akan ditindaklanjuti SK MENDIKBUD no. 0174/0/1983: Penataan Jurusan Fakultas/Institut Negeri. SK MENDIKBUD no. 0336/0/1984: Perubahan Penataan Jurusan pada Fakultas Perguruan Tinggi Negeri Dua SK ini menyebabkan hilangnya ilmu teologi dari daftar ilmu di Indonesia. Pada saat itu memang belum ada aturan mengenai Sekolah Tinggi dan Akademi. Sempat ditawarkan agar
2 dengan Lokakarya Kurikulum. 1 menjadi studi non-gelar saja PenLok PMB dilaksanakan di Makassar, Konsultasi Kurikulum, 1994, bertugas menyusun KSM. PenLok PBM di UKI Tomohon, 1990 di STT Jakarta, 1991 di STT HKBP, 1991 Salah satu butir pertimbangan dalam penyusunan dan pemberlakuan KSM adalah pertimbangan akreditasi yang berlaku. 3 Dalam (Laporan Pertanggungjawaban ): Pedoman Penerimaan Anggota PERSETIA, salah satu persyaratan penting adalah Akreditasi... Diakreditasi untuk memenuhi persyaratan program-program akademis dalam hubungan dengan gelar- Pengurus menuliskan penjelasan mengenai KSM (Laporan Pertanggungjawaban ): Kurikulum Standard Minimal PERSETIA Latarbelakang pergumuluan dan pembinaan 1 Lokakarya untuk menyusun silabus belum berhasil dilaksanakan. Dan ada keberatan atas adanya penyeragaman silabus. 2 KSM teologi yang disusun menjadi sangat penting untuk menegaskan status keilmuan teologi di Indonesia. Dalam Peraturan Pemerintah no. 27 tahun 1981, Bab III, pasal 5 (1) a dan b, disebutkan adanya Golongan Fakultas Ilmu Agama/Kerohanian dan Golongan Fakultas Ilmu Kebudayaan (termasuk di dalamnya Fakultas Filsafat). Surat-surat yang dikirimkan sekolah-sekolah anggota cenderung menempatkan teologi di dalam golongan yang pertama, karena menganggap golongan Ilmu Kebudayaan tidak tepat untuk teologi. Perlu dicatat bahwa perkembangan diskusi ini hanya melibatkan sekolah-sekolah di lingkungan DIKTI, karena itu tidak ada urusan dengan kepentingan DBK DEPAG, yang kemudian hari merasa berhak mengklaim golongan (yang dalam UU 12/th 2012 disebut rumpun) Ilmu Keagamaan. Sikap PERSETIA (Laporan Pertanggungjawaban ):... berpendapat dan untuk itu mengharapkan agar bidang pendidikan Theologia dikelola secara profesional sesuai UU yang berlaku. Karena itu sewajarnya Pendidikan Teologi dipayungi oleh DIKBUD dengan pertimbangan bahwa bidang studi ini perlu berinteraksi dan saling memupuk kerjasama yang saling menunjang dengan disiplin itu hanya dalam rangka mengembangkan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya. 3 (Laporan Pertanggungjawaban ): Kiblat Pengakuan pada DEPDIKBUD. Berdasarkan sikap yang diambil, maka akreditasi dari seluruh program gelarnya diarahkan kepada pemenuhan ketentuan-ketentuan yang berlaku di DIKBUD. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sebagai aparatur pemerintah yang memang ditugaskan untuk menangani pembinaan pendidikan secara nasional, maka DEPDIKBUD adalah wadah yang tepat untuk itu.
3 dan di ITA Bandar Baru, Hilangnya ilmu teologi dalam Ensiklopedi Ilmu Pengetahuan di Indonesia. 5 Seminar dan lokakarya nasional Akreditasi di Univ. Petra Surabaya, Kurikulum Nasional Ilmu Teologi. 7 gelar akademis yang diberikan. 4 SK Menteri Agama no. 180/1997 menyangkut Kurnas Teologi, Ujian Negara dan Akreditasi yang menyebutkan bahwa pendidikan teologi ditempatkan di bawah pengelolaan DB Katolik (sedangkan DB Kristen menyatakan pembinaan ilmunya pada Ditjen DIKTI, sedangkan pembinaan sekolahsekolahnya pada DB Kristen). 8 4 Akreditasi dalam konteks ini (tahun 1994) adalah bahwa PERSETIA sendiri sebagai konsorsium yang harus menilai berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya apakah calon sekolah anggota ini memenuhi standar kelayakan sebagai sebuah pendidikan teologi yang berkualitas (atau minimal memiliki potensi pengembangan ke arah itu). Namun sesudah 1998, oleh karena perubahan konteks, dan dengan adanya BAN-PT dan juga akreditasi sebagian sekolah-sekolah anggota oleh ATESEA, maka baseline untuk penentuan kelayakan itu menjadi semakin jelas. 5 SK Mendikbud no. 036 tahun 1993 tidak menyebut ilmu teologi dalam Ensiklopedi. Akibat lanjutannya sekolahsekolah teologi diwajibkan memilih dari antara disiplin ilmu yang ada dan untuk masuk ke dalamnya. Akibatnya gelar-gelar teologi yang selama ini ada tidak bisa dipergunakan lagi, dan diganti entah menjadi Sarjana Filsafat, Sarjana Agama, atau Sarjana Sastra. PERSETIA mengajukan keberatan atas SK Menteri ini, dan mengadakan pertemuan dengan Dirjen DIKTI dan Dir PTS DEPDIKBUD. PERSETIA menyusun pernyataan tertulis untuk gagasan yang dikemukakannya agar pemerintah dapat mengambil sikap. PERSETIA juga didorong untuk bersama pihak Katolik membuat rumusan yang disepakati bersama. MPH PGI, KWI dan PERSETIA merumuskan suatu sikap bersama dan juga menyusun Kurikulum Inti Nasional, Mata Ujian Negara, dan usulan gelar, yaitu S.Teol. Usaha PERSETIA ini didukung oleh Rapat Konsorsium Teologi, 1995 yang dihadiri DBK DEPAG, PASTI, PESATPIN, PGI, PII, PBI, DPI, MAHK. Hasil dari kerjasama dan kerjakeras tersebut adalah SK Mendikbud no 0359/U/1996 yang diserahkan di kantor Dirjen DIKTI 3 Februari 1997, dihadiri oleh KWI, MPH PGI, Univ. Sanata Darma, dan Pengurus PERSETIA. 6 Badan Akreditasi Nasional (BAN) menuntut persyaratan akademik yang bagi banyak perguruan tinggi Kristen dan Teologi masih cukup berat. Untuk itu BAKOR PTKI bersama PERSETIA dan Badan kerjasama Perguruan Tinggi Indonesia (BT PTKI) meminta diadakan lokakarya ini. 7 SK Mendikbud no. 0359/U/1996 menghadirkan Kurikulum Nasional (Kurnas) Ilmu Teologi. Keberadaan Kurnas membuat KSM PERSETIA 1994 harus ditinjau-ulang. Dirjen DIKTI meminta PERSETIA mengajukan proposal Kurnas untuk disahkan oleh pemerintah. Lokakarya Kurnas Ilmu Teologi, 1997, dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan mendesak ini. Deskripsi matakuliah, dan mata ujian negara jenjang S-1 telah rampung. Sedangkan konsep untuk Kurnas S-2 dipersiapkan bersama dengan Univ Sanata Dharma. 8 PERSETIA sangat berkeberatan karena sekalipun sekolah-sekolah teologi dikelola oleh gereja-gereja, namun sekolah-sekolah teologi bukanlah sekolah kedinasan gereja. Penempatan pendidikan teologi di dalam binaan DBK mengerdilkan karakter akademis ilmu ini, dan menjadikannya semata-mata urusan ajaran dan moralitas. Keberatan berikutnya adalah bahwa DBK tidak berhak melakukan akreditasi, sekalipun itu berbentuk akreditasi lokal (yang
4 Gelar S.Si diakui oleh Dir PTS dalam surat no 816/D.4 II/T/1998, 19 Juni Rapat Anggota IX mendorong sekolah anggota untuk menggunakan Kurnas DEPDIKNAS SK Mendiknas no 232/U/2000 dan no 045/U/2002 dan Rapat Anggota X menugaskan pengurus menyusun Kurikulum Inti sebagai ganti Kurnas Pengajuan izin penyelenggaraan S2 beberapa sekolah anggota kepada DIKTI mengalami kesulitan, izin diperoleh dari DBK Kemenag. Seminar lokakarya Nasional Kurikulum Inti Program Studi Teologi diadakan April Beberapa program studi (prodi) S1 sekolah anggota yang berada dalam binaan DIKTI sudah dan sedang mengurus akreditasinya. 12 kemudian terbukti sangat menyesatkan, baik masyarakat-gereja, maupun sekolah-sekolah teologi dalam binaan DBK). 9 PERSETIA membentuk tim tiga untuk mempersiapkan 3 versi kurikulum inti (S-1) sebagai pegangan bagi sekolahsekolah anggota. Kurikulum inti S-2 menurut DIKTI dapat dijadikan acuan kurikulum program studi sejenis dan tidak membutuhkan ketetapan DIKTI. DBK DEPAG memiliki kurikulum tersendiri yang dipergunakan oleh beberapa sekolah anggota. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan bagi sekolah-sekolah tersebut, karena proses akreditasi akan menggunakan Kurnas yang turut dipersiapkan oleh PERSETIA. 10 Para utusan sekolah anggota sepakat bahwa Kurikulum Inti ini secara substansial tidak berbeda jauh dengan Kurnas maupun draf yang dipersiapkan panitia kecil PERSETIA. Usul mengenai Kurikulum Inti ini adalah hanya 40% saja dari ketentuan 144 SKS, sehingga ada ruang untuk Kurikulum Institusional (kekhasan masing-masing sekolah). 12 Sementara itu yang prodinya berada dalam binaan DBK Kemenag diharapkan mempersiapkan diri untuk menjalani proses akreditasi.
5 Konsultasi Kurikulum PPsT, Di Cipanas, 2005, setelah SI berlangsung, dilakukan penyuluhan akreditasi oleh Dirjen DIKTI dan BAN-PT Sosialisasi Akreditasi BAN-PT, Februari Narasumber: Purnama, S.B. Hakh, D. Nuhamara (para asesor BAN-PT). Hadir 15 sekolah anggota Pendekatan yang dipergunakan kurang lebih sama dengan kurikulum S-1, yaitu 40% Kurikulum Inti, sedangkan 60% adalah Kurikulum Institusional/lokal. 13 Tahun 2012 adalah batas akhir semua prodi harus sudah mendapatkan status akreditasinya. DBK berjanji akan memfasilitasi persiapan menghadapi proses akreditasi ini. Dari 45 sekolah anggota PERSETIA, 85% berada dalam binaan DBK Kemenag.
6 Bagian V: Pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi Teologi Mainstreaming Pendidikan Tinggi Teologi dalam dunia Pendidikan Tinggi di Indonesia dan Akreditasi Hingga awal 1980an sekolah-sekolah teologi (tercermin juga pada jumlah sekolah anggota PERSETIA) tidaklah terlalu banyak. Dan untuk kurun waktu yang panjang, sekolah-sekolah teologi merasa cukup nyaman hidup di dalam dunianya sendiri yang tidak terlalu intensif bersentuhan dengan perkembangan disiplin ilmu lainnya (hal ini bisa terlihat dengan memperhatikan tema-tema skripsi dan karya tulis akhir mahasiswa hingga akhir tahun 1970an). Memasuki tahun 1980an banyak sekolah yang mulai mengadakan penataan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Semakin banyak sekolah teologi yang menyadari kepentingan untuk berada dalam arus utama (mainstream) dunia akademis di Indonesia. Perubahan dan perkembangan kurikulum yang semakin memperhatikan perkembangan ilmu-ilmu lain, dan juga perkembangan struktur penyelenggaraan pendidikan tinggi mulai secara sangat serius dilakukan. Sekolah-sekolah semakin menyadari bahwa tidak cukup hanya memperhatikan kebutuhan gereja yang memang masih menjadi tempat berkarya sebagian besar lulusannya. Sekolah-sekolah mengakui bahwa semakin penting juga mempersiapkan mahasiswa dan lulusan sekolah teologi untuk dapat masuk ke dalam dunia akademis yang lebih luas, khususnya di tanah air. Karena itulah pada era 1980an banyak sekolah yang mulai menggunakan sistem kredit semester (SKS) dan perangkat pendidikan lainnya yang lazim di perguruan tinggi di Indonesia. Bersamaan dengan munculnya kesadaran ini, terjadi juga penataan pada dunia pendidikan tinggi nasional oleh pemerintah. Entah karena kelalaian dunia pendidikan teologi yang cenderung berada di bawah radar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan entah karena kecenderungan Kementerian DIKBUD yang mengabaikan perkembangan pendidikan swasta (terlebih lagi swasta Kristen), maka ilmu teologi tidak ada dalam daftar ilmu di Indonesia. Sejak saat itu, mulailah upaya tanpa henti dari beberapa generasi pengurus PERSETIA untuk memperjuangkan dan menegaskan posisi dan keberadaan teologi dalam peta dunia keilmuan di Indonesia. Penyusunan berbagai kurikulum PERSETIA adalah usaha serius untuk mempertanggungjawabkan posisi teologi sebagai sebuah kiprah akademis. Oleh karena itu kecenderungan DBK untuk mereduksi pendidikan tinggi teologi hanya sebagai sekolah kedinasan, sebagai wadah pendidikan moral dan ajaran keagamaan, memperlihatkan betapa sempitnya wawasan kementerian mitra gereja-gereja ini. Pendidikan moral dan keagamaan adalah tugas gereja, bukan tugas lembaga pendidikan tinggi teologi. Juga tidak ada kewajiban gereja untuk selalu mengikuti perkembangan terkini dan temuan-temuan terbaru dari dunia pendidikan teologi. Meskipun gereja dan pendidikan teologi berhubungan, namun tetap ada perbedaannya. Secara konsisten para pengurus PERSETIA menegaskan bahwa tempat pembinaan lembagalembaga pendidikan tinggi teologi adalah Kementerian Pendidikan. Hal ini selain memiliki akar sejarah yang panjang, juga merupakan hal yang tetap relevan untuk kiprah masa kini dan jangkauan ke masa depan dari pendidikan teologi. Pendidikan tinggi teologi semakin membutuhkan diskusi dan kerjasama
7 dengan berbagai disiplin ilmu yang lain. Pendidikan tinggi teologi juga pada saat yang sama memberikan wawasan dari berbagai pertanyaan mendalam yang berkembang dalam sejumlah ilmu yang lain, mengenai kemanusiaan dan misteri kehidupan. Bahkan juga tema-tema yang sehari-hari sekalipun, seperti tema kekerasan, tema merawat bumi, dan sebagainya. Tema-tema SI, KAT, bahkan KNMTI sudah memperlihatkan bagaimana kesadaran akan hal ini sudah terinternalisasi di lingkungan para dosen dan mahasiswa. Dan saya percaya dalam tahun-tahun yang akan datang kita akan melihat perkembangan teologi di tanah air yang akan terus-menerus berdiskusi dan berkarya bersama-sama dengan berbagai disiplin ilmu lainnya. Saya juga sadar bahwa di lingkungan sekolah-sekolah anggota masih ada yang merasa nyaman berada di dalam binaan DBK Kementerian Agama, oleh karena berbagai alasan dan kepentingan. Tentu hal ini sepenuhnya merupakan pilihan dari masing-masing sekolah untuk menentukan sendiri berada dalam binaan DBK Kemenag atau DIKTI Kemendikbud. Hal yang mendasar dan perlu dijadikan acuan adalah apakah ada cukup perangkat dari kementerian tersebut untuk menopang pengembangan dosen dalam melaksanakan tugasnya, dukungan bagi mahasiswa, arah jenjang karir yang jelas bagi para dosen (mulai dari pengakuan ijazah dosen hingga menjadi Guru Besar). Dukungan bagi para mahasiswa, dosen, bahkan juga untuk tenaga pendukung non-akademis sangat menentukan bagi kemajuan dan perkembangan lembaga pendidikan kita. Alat ukur yang bisa dipergunakan adalah akreditasi yang mulai diberlakukan sejak awal abad ini, dan menjadi persyaratan mutlak sekarang ini. Temuan dari para asesor BAN-PT menunjukkan bahwa semua sekolah anggota PERSETIA yang berada dalam binaan DIKTI, telah lulus dengan peringkat A, B, dan C. Sementara ada puluhan sekolah yang dibina oleh DBK yang tidak berhasil lolos bahkan dalam asesmen kecukupan. Dalam pertemuan antara BAN-PT, Dirjen DBK bersama stafnya, para asesor BAN-PT, dan beberapa pimpinan sekolah teologi, serta pengurus asosiasi sekolah-sekolah teologi, (Hotel Grand Whiz, Jakarta 26 Mei 2014), keprihatinan ini dibicarakan. Masih terbatasnya jumlah asesor BAN-PT yang memeriksa dan menilai borang memang adalah sebuah persoalan, karena jumlah prodi teologi dan PAK mencapai jumlah yang besar. DBK berjanji akan mengalokasikan dana untuk persiapan menambah jumlah asesor yang dibutuhkan. Saya melihat persoalan yang lebih serius adalah keberadaan dan kesiapan sekolah-sekolah itu sendiri untuk menyelenggarakan pendidikan teologi dengan baik. Kritik yang disampaikan oleh para asesor BAN-PT dalam pertemuan itu adalah DBK terlalu mudah memberikan izin penyelenggaraan kepada sekolah-sekolah baru. Padahal izin penyelenggaraan itu kini bernilai sebagai terakreditasisementara dengan peringkat C yang berlaku a) jika dikirimkan sebelum tenggat pengajuan borang dan b) sampai dengan ada keputusan akreditasi dari BAN-PT. Saya sendiri sebagai seorang asesor BAN-PT sudah memeriksa dan melihat sendiri proses akreditasi tersebut. Sebagai Puket I di STT Jakarta, saya juga mengalami sendiri bagaimana menyusun, mempersiapkan proses akreditasi (ulang) di sekolah kami. Jadi saya tahu betul bahwa bila hal-hal minimal tertentu tidak dimiliki atau tidak sungguh-sungguh dipikirkan oleh sekolah, maka prodi dan sekolah tersebut memang tidak layak menyelenggarakan pendidikan, apalagi memberikan gelar.
PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Lebih terperinciKebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti
Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti Pengenalan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang, 1 September 2010 Pengelolaan PT a. otonomi
Lebih terperinciPendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta
Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI
PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi di UK Petra Page 2 of 25 DAFTAR ISI I. Pedoman Umum Pembukaan Dan Penutupan Rogram
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang kegiatan
Lebih terperinciA. Pendahuluan. 1. Latar Belakang
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGGABUNGAN DAN PENYATUAN PERGURUAN TINGGI SWASTA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
Lebih terperinciProf. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. Wakil Rektor Bidang Akademik UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. Wakil Rektor Bidang Akademik UNIVERSITAS TARUMANAGARA DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciSTANDAR 2 STANDAR ISI
STANDAR 2 STANDAR ISI Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi terdiri dari: 1. Standar kerangka
Lebih terperinciSTANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 01 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian STANDAR
Lebih terperinciAKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH
Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 9 Tahun 2017 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh BAN-PT AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH BUKU
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Universitas adalah Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 1. Latar Belakang Undang-undang
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun
RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun 2012-2016 UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Rencana Operasional (RENOP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Lebih terperinciManual Mutu Kurikulum Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.02. Manual Mutu Kurikulum 2
Manual Mutu Kurikulum Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.02 Manual Mutu Kurikulum 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Tujuan 5 1.3 Landasan Normatif 6 BAB 2 PENGERTIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN
Persyaratan dan Dokumen Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,
Lebih terperinciTata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS
Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciSISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA
STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA 2015 Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi
Lebih terperinciREGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TUGAS AKHIR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Proses Pembelajaran Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan
Lebih terperinciKebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Ridwan Roy T, Deputi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pertemuan Koordinasi Pengelolaan Insitusi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan,
Lebih terperinciPenyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1128, 2015 KEMENPAR. Izin Belajar. Tugas Belajar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR
Lebih terperinciPEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM B
Jl. Proklamasi, Jakarta 00, Indonesia B.. Izin penyelenggaraan sejak yang pertama hingga yang terbaru untuk masing-masing program studi adalah sebagai berikut... (a). No Izin Penyelenggaraan Penerbit Izin
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM REKTOR UNIVERSITAS MATARAM, Menimbang: a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Sipil Fakultas: Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen
Lebih terperinciTunjung Irmawati B
iii PENGARUH TUNTUTAN PROFESIONALISME DI ERA GLOBALISASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Study Kasus pada Mahasiswa di Surakarta, Semarang dan Yogyakarta) SKRIPSI
Lebih terperinciPembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur
Prosedur Pendirian PTN dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTN 0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur Periode 2 Tahun 2018 Kementerian Riset, Teknologi,
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PERANCANGAN & PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved
MANUAL PROSEDUR PERANCANGAN & PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK Revisi ke : 4 Tanggal : Januari 2012 Dikaji ulang oleh : Sekretaris Dikendalikan oleh : Unit Jaminan Mutu Disetujui
Lebih terperinciTatacara Sertifikasi Dosen
Tatacara Sertifikasi Dosen Permendiknas No 42/2007: Pasal 2 ayat 1: Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Pasal 2 ayat 2: Uji kompetensi sebagaimana
Lebih terperinciSosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Lebih terperinciPANDUAN. Peraturan Akademik Studek, Magang, KKN FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
PANDUAN Peraturan Akademik Studek, Magang, KKN FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA November 2017 PERATURAN AKADEMIK STUDI EKSKURSI, MAGANG, DAN KULIAH KERJA NYATA FAKULTAS
Lebih terperinciNomor Dokumen PPK 13. Nomor Revisi 01. Tanggal Terbit
1 dari 5 1. Tujuan Prosedur ini digunakan untuk pelaksanaan Tesis, Skripsi atau Tugas Akhir agar dapat berlangsung sebagaimana mestinya. 2. Ruang lingkup Prosedur Pelaksanaan Tesis, Skripsi atau Tugas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 I. PENETAPAN KOMISI PEMBIMBING A. Latar Belakang Mahasiswa Program Pascasarjana
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123
PEMERINTAH KOTA TEGAL SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) 355137 Faks. (0283) 353673 Kode Pos 52123 Tegal, 25 Januari 2011 Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NGUDI WALUYO NOMOR:015/B-SK/UNW/I/2017 Tanggal 31 Januari 2017
SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NGUDI WALUYO NOMOR:015/B-SK/UNW/I/2017 Tanggal 31 Januari 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO REKTOR UNIVERSITAS NGUDI WALUYO, Menimbang:
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURE SKRIPSI. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
STANDARD OPERATING PROCEDURE SKRIPSI Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya 2017 Standard Operating Procedure SKRIPSI Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciBerita Persetia Terbitan Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia untuk kalangan sendiri
Sekretariat: Berita Persetia -1- Berita Persetia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320 Tel. & Fax.: (021) 3915089 Email: Persetia@gmail.com Edisi No. 5: Januari-Maret 2013 Salam dari Redaksi. Tahun 2013, bagi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa program penataan sistem manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1
KATA PENGANTAR Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan pimpinan Fakultas Kedokteran Unand dan Ketua Prodi Psikologi Universitas Andalas, telah membantu memberikan masukan sehingga Tim dapat menyelesaikan
Lebih terperinciOPERASIONAL PROSEDUR AKHIR (SKRIPSI/TESIS)
STIE MURA Jalan Jendral Besar H. M. Soeharto Km 13 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan DOKUMEN STANDAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR JUDUL TUGAS AKHIR
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN II. III. IV. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan INSTRUMEN PENILAIAN KRITERIA NOMINATOR PTS UNGGULAN KATEGORI PENILAIAN V. JADWAL KEGIATAN VI. VII. PENYERAHAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14
Lebih terperinciMekanisme Usul Pembukaan program studi
Mekanisme Usul Pembukaan program studi Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Desember 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Mekanisme Usul
Lebih terperinciBUKU SPMI STANDAR BAGIAN AKADEMIK STANDAR BEBAB KERJA DOSEN
BUKU SPMI STANDAR BAGIAN AKADEMIK STANDAR BEBAB KERJA DOSEN STKIP SILIWANGI BANDUNG 2016 STKIP SILIWANGI BANDUNG MANUAL PENETAPAN STANDAR BEBAN KERJA DOSEN Kode : Tanggal : 17 Mei 2016 Revisi : Halaman
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA
Lebih terperinciTabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes
1 Tabel 1. Penjabaran Langkah menjadi Kegiatan LAM-PTKes LANGKAH-LANGKAH 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari 7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan 7 Organisasi Profesi Kesehatan
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA (KMM)
Halaman 1 dari 13 HALAMAN JUDUL PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA (KMM) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 1 Halaman 2 dari 13 2 Halaman
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERATING PROSEDUR PENYELESAIAN TUGAS AKHIR UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
STANDAR OPERATING PROSEDUR PENYELESAIAN TUGAS AKHIR UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA 1. Identitas 1.1. Nama SOP: Penyelesaian Tugas Akhir 1.2. Kode SOP: 2. Tujuan: Mempermudah proses penyelesaian tugas akhir
Lebih terperinciMenimbang: Mengingat:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Akademik ini yang dimaksud dengan : (1) Pendidikan Profesi Dokter adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29
Lebih terperinciH. Pengelolaan Program
77 H. Pengelolaan Program 1. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menetapkan tujuh sasaran utama dalam Program
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009
RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009 Hasil berbagai assessment internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih
Lebih terperinciPendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi
Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SIMPOSIUM TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2017
PEDOMAN PELAKSANAAN SIMPOSIUM TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENDIK DIKDASMEN 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS TEKNIK BUKU PROSEDUR BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SKRIPSI
BUKU PROSEDUR BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SKRIPSI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii Pengajuan Proposal... 1 Progres Kemajuan Skripsi... 4 Pengajuan
Lebih terperinciDAFTAR MATA KULIAH PRODI S1-PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN STT KHARISMA Berdasarkan Kurikulum Dirjen Bimas Kristen Tahun 2011 dan Muatan Lokal
DAFTAR MATA KULIAH PRODI S1-PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN STT KHARISMA Berdasarkan Kurikulum Dirjen Bimas Kristen Tahun 2011 dan Muatan Lokal MATA KULIAH KODE SKS PRASYARAT SEMESTER 1 Pendidikan Kewarganegaraan*
Lebih terperinciREKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM.10 MAKASSAR 90245 TELEPON : 0411-586200 (6 SALURAN), 584002, FAX. 585188 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PENELITIAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MADURA
Alamat : Komplek PP. Miftahul Ulum Bettet Pamekasan Tlp. (0324) 321783, Fax. (0324) 321783 www.uim.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality Standars) Nomer: SPMI-UIM/SM/01/01 Revisi: 1 Hal : 8 STANDAR PROSES PENELITIAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN II. III. IV. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan INSTRUMEN PENILAIAN KRITERIA NOMINATOR PRODI UNGGULAN KATEGORI PENILAIAN V. JADWAL KEGIATAN VI. VII.
Lebih terperinciBuku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi
Buku Panduan Panduan Pelaksanaan Program Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2018 Hal 1
Lebih terperinciSTANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA
34 STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA a. Sumber Daya Manusia Tata cara pengangkatan dan pemberhentian dosen tetap Prodi MSDM sepenuhnya mengacu pada Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri No 14
Lebih terperinciPEMBARUAN DATABASE SEKOLAH-SEKOLAH ANGGOTA PERSETIA FORM A
Jl. Proklamasi 7, Jakarta 00, Indonesia [] Nama Sekolah: STT GKST TENTENA Berdiri sejak tahun: 99 Narasi singkat : STT GKST adalah milik GKST. Lembaga ini lahir dari Sekolah Guru Injil + 00 tahun yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciJ. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa
96 J. Suasana Akademik 1. Sarana yang Tersedia untuk Memelihara Interaksi Dosen-Mahasiswa Sejumlah sarana disediakan Prodi untuk memelihara interaksi dosen-mahasiswa baik untuk urusan akademik maupun non-akademik
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM NEGERI (BPPDN) DIKTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN AKADEMIK
Nomor Formulir : Tanggal Pendaftaran : Disi Oleh Petugas FORMULIR PERMOHONAN BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM NEGERI (BPPDN) DIKTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN AKADEMIK 2014 2015
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan
Lebih terperinciKEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi
0 P E R S Y A R A T A N D A N P R O S E D U R Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu Satu Senayan, Gedung
Lebih terperinciKODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH
KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH Berdasarkan kesadaran diri atas nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menghormati harkat dan martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya
Lebih terperinciBUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,
SALINAN 1 BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciREGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER
Lebih terperinciRevisi Ke : Tanggal : 10 Oktober 2014 Dikaji ulang : Ketua Prodi D3 Keperawatan Dikendalikan : Badan Penjaminan Mutu Disetujui Oleh : Dekan
MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN & KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Revisi Ke : Tanggal : 10 Oktober 2014 Dikaji ulang : Ketua Prodi D3 Keperawatan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TAMBAHAN PEDOMAN OPERASIONALISASI PENILAIAN BEBAN KERJA DOSEN
PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TAMBAHAN PEDOMAN OPERASIONALISASI PENILAIAN BEBAN KERJA DOSEN MENGINGAT: 1. Guru besar dianggap telah bersertifikasi dan mendapatkan tunjangan kehormatan sebesar
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti
Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti Isi Buku No Perguruan Tinggi Swasta Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Prodi Program Studi Persyaratan dan Prosedur Penambahan Prodi 2 1 2 Persyaratan dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciProsedur Mutu PEMILIHAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI. Pengesahan. Nama Dokumen : PROSEDUR MUTU. No Dokumen : SKBP-PM-05/05. No Revisi : Disiapkan oleh
Pengesahan ISO 91:28/IWA 2 1 dari 6 Nama Dokumen : PROSEDUR MUTU No Dokumen : No Disiapkan oleh... Tim Perenc. dan Pengembangan Diperiksa oleh... BPM Disahkan oleh... Dokumen Sistem Mutu ini milik STIE
Lebih terperinciPANDUAN PENGISIAN LAMAN SISTEM INFORMASI PENGEMBANGAN KARIR DOSEN (SIPKD)
PANDUAN PENGISIAN LAMAN SISTEM INFORMASI PENGEMBANGAN KARIR DOSEN (SIPKD) DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 0 LAMPIRAN:
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M
Tujuan dan Prosedur Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh Prof.Dr.Johannes
Lebih terperinci::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::
Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Proses Pembelajaran Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan
Lebih terperinci