RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009"

Transkripsi

1 RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009 Hasil berbagai assessment internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan kondisi yang diharapkan sesuai tujuan pendidikan nasional. Kemampuan siswa-siswa Indonesia diketahui masih berada pada peringkat yang rendah, terutama terkait dengan kemampuan dalam bidang Matematik, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kemampuan membaca, daya saing ekonomi, dan kesiapan diri untuk kelangsungan hidup di masa depan, bahkan posisi kualitas siswa Indonesia justru semakin mengalami penurunan peringkat. Rendahnya kualitas pendidikan itu terkait dengan berbagai faktor, salah satunya adalah guru. Sinyalemen yang ada, masih banyak guru-guru di setiap jenjang dan jenis pendidikan yang ada belum menunjukkan kualitas yang memadai. Asumsi di dalamnya masih banyak guru yang memperlihatkan kemampuan yang rendah dalam menjalankan tugas dan fungsi mengajarnya, sedangkan guru dituntut menjadi pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Namun sementara pihak menyatakan, tindakan guru mengajar itu sendiri bukan hanya didasarkan oleh kemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Salah satu faktor itu adalah tingkat penghasilan guru yang jauh dari memadai untuk menghidupi keluarga mereka. Oleh karenanya guru pun kurang terkonsentrasi dalam mengajar, dan cenderung mencari sumber-sumber penghasilan lain. Tingkat penghasilan yang diperoleh dari mengajar jauh dari kriteria hidup sejahtera, yang lebih lanjut menyebabkan guru menghabiskan waktu sehari-hari untuk keperluan mencari tambahan. Pernyataan itu memang tidak berlebihan, dari berbagai pemberitaan media massa diperlihatkan, betapa seorang guru harus mengajar di sejumlah sekolah, menjadi tukang ojek, pemulung, dan lain sejenisnya untuk memperoleh penghasilan tambahan. Guru yang seharusnya lebih menggeluti bidang pekerjaan dan berupaya 1

2 terus-menerus mengembangkan kemampuan diri dan meningkatkan pencapaian hasil belajar anak didik, menjadi kurang serius karena dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Atas dasar itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan sulit dicapai apabila tidak terdapat upaya untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan hidup guru. Pemerintah telah menyadari akan hal itu dengan mengeluarkan segenap peraturan dan ketentuan yang dapat menjamin penghasilan dan kesejahteraan guru. Seiring dengan upaya menjadikan guru sebagai pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, antara lain berupa tunjangan profesional, dan tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan, dan lain-lainnya. Pengertian guru yang profesional itu didasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan yang mempersyaratkan guru: (1) memiliki kualifikasi akademis minimum S-1/D-4, dan (2) memperoleh sertifikat pendidik. Dengan pemenuhan persyaratan itu, seorang guru hanya tidak bertumpu pada penghasilan dari gaji semata, tetapi juga tunjangan penghasilan lain. Dengan demikian profesi guru di masa datang pun akan lebih membawa prospek kesejahteraan hidup guru, keluar dari lubang jarum hidup kekurangan, beralih memenuhi kelayakannya. Implikasinya, prospek peningkatan kesejahteraan guru diharapkan pula akan berimbas pada peningkatan kualitas hasil pendidikan. Guru akan lebih berkosentrasi dan serius dengan tugas dan fungsi mengajarnya, serta bersikap antisipatif dan responsif untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan pencapaian hasil belajar anak didiknya yang berkualitas tinggi. Peningkatan kesejahteraan diharapkan dapat menjadi salah satu penyelesaian permasalahan yang dihadapi guru, serta menjadi entry point dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam rangka meningkatkan mutu guru, keberadaan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) memainkan peran yang strategis, baik dalam hal menghasilkan guru lulusan S-1 yang bermutu maupun melaksanakan uji sertifikasi kepada guru. Pemerintah pun memberikan perhatian yang serius dan dukungan 2

3 fasilitas terhadap LPTK ini, khususnya pada peningkatan kapabilitas program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) agar menghasilkan calon guru SD yang bermutu. Penekanan terhadap PGSD disebabkan jenjang pendidikan dasar menjadi fondasi yang kuat bagi pembentukan karakter dan sikap positif, penentu bagi keberhasilan anak didik dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, serta memberi landasan yang berarti bagi kemandirian dan kualitas hidup peserta didik di kemudian hari. Pemerintah telah mengupayakan peningkatan mutu guru dengan berbagai cara, antara lain memberikan penambahan kesejahteraan guru secara bertahap dan memberikan bantuan untuk peningkatan kapasitas LPTK agar menghasilkan lulusan calon guru yang bermutu. Namun, hingga saat ini kualitas LPTK khususnya pada program PGSD belum menunjukkan hasil yang optimal, baik dalam mencapai status akreditasi maupun dalam menghasilkan mutu pendidik yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan prospek peningkatan kesejahteraan guru, pada saat ini belum dipahami apakah prospek peningkatan kesejahteraan guru memperoleh apresiasi yang positif dari masyarakat sehingga memberikan dampak terhadap meningkatnya minat siswa sekolah menengah yang berprestasi masuk di LPTK. Selanjutnya, apakah pada masa lima tahun ke depan animo masuk LPTK semakin tinggi dan memperoleh input mahasiswa yang bermutu?. Dalam konteks bantuan kepada LPTK permasalahannya adalah: bagaimanakah dampak pemberian bantuan dana kompetitif (DIA) kepada LPTK terhadap kemampuan lulusan, kemampuan/kapabilitas LPTK, perubahan kurikulum dan penerapannya (implementasi) serta akreditasi LPTK?. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan tentang (1) dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK dan (2) dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana Insentif Akreditasi/DIA) kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan. Ruang lingkup penelitian pertama tentang dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK, mencakup: gambaran tentang mutu mahasiswa baru calon guru yang mendaftar dan diterima di LPTK, 3

4 persepsi dan motivasi mahasiswa baru di LPTK, profil (latar belakang sosial ekonomi) mahasiswa baru di LPTK, perbedaan mutu input mahasiswa baru LPTK antara mahasiswa calon guru dan bukan guru, perbedaan dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input antar LPTK, dan perbedaan keketatan seleksi calon mahaiswa antara sebelum dan sesudah ada peningkatan kesejehteraan guru. Sedangkan penelitian kedua tentang dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana Insentif Akreditasi/DIA) kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan, yang mencakup: pemanfaatan bantuan dana kompetitif oleh LPTK, kemampuan lulusan LPTK, perkembangan status akreditasi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kinerja Prodi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap pencapaian status akreditasi di LPTK, dan besarnya dampak pemberian bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kemampuan lulusan di LPTK. Penelitian ini dirancang untuk jangka 5 (lima) tahun yang dilakukan secara bertahap, yaitu tahun 2009, 2011, dan tahun 2013 untuk mengetahui perkembangan status akreditasi LPTK termasuk di dalamnya mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK. Dalam tahun 2009 ini, merupakan tahap awal sebagai base line penelitian sebagai titik pijak dan gambaran awal tentang mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK; untuk kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama pada tahun-tahun berikutnya sebagai tahap Penelitian lanjutan. Khususnya untuk mengkaji dampak dari pemberian bantuan DIA, baru akan terlihat dan diketahui paling cepat pada tahun 2011, dan pada akhir Penelitian pada tahun LPTK yang diteliti adalah LPTK yang mendapatkan DIA dengan kategori A dan DIA kategori B dari Depdiknas. Kriteria untuk DIA Kategori A adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan pernah menerima PHK S-1 PGSD A atau B. Sedangkan kriteria DIA kategori B adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan belum menerima PHK S-1 PGSD A atau B dari Ditjen Dikti. 4

5 Kemampuan lulusan PGSD diukur melalui hasil belajar mahasiswa PGSD tingkat akhir, yakni mahasiswa yang telah menyelesaikan teori, melaksanakan praktek pembelajaran, dan dalam proses penyelesaikan skripsi. Cara ini ditentukan dengan alasan adanya kesulitan teknis di lapangan apabila yang diukur adalah mahasiswa LPTK yang telah lulus. Dapat dipastikan mahasiswa yang telah lulus sulit untuk dilacak keberadaannya sehingga akan mengalami hambatan dalam proses pengumpulan data. Sedangkan perkembangan status akreditasi selama lima tahun ke depan akan dilihat dari hasil penilaian BAN PT. Kendati demikian, secara lebih khusus studi ini menggali informasi tentang adanya perubahan kurikulum dan kapasitas LPTK, serta kemampuan lulusan, untuk mengetahui dampak bantuan DIA terhadap LPTK. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diterapkan dua jenis penelitian yaitu penelitian evaluasi dan penelitian eksperimen, yang disesuaikan dengan dua tujuan penelitian. Penelitian evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan (Kuncoro, 2003). Sedangkan penelitian eksperimen adalah jenis penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali dimana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk menguji hipotesis (Kuncoro, 2003). Pada penelitian eksperimen ada kelompok yang diintervensi melalui pemberian perlakuan (treatment groups) dan kelompok kontrol (control groups). Pada penelitian ini dipilih sejumlah LPTK penerima hibah kompetisi Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) sebagai kelompok perlakuan (treatment groups) dan sejumlah LPTK yang tidak menerima hibah BERMUTU sebagai kelompok kontrol (control groups). Untuk mengetahui dampak-dampak tersebut, penelitian dilakukan dalam kurun waktu lima tahun yakni dari tahun 2009 s.d tahun 2013 yang dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I dilaksanakan pada tahun 2009 dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK dan mutu input mahasiswa di LPTK. Tahap II dilaksanakan pada tahun

6 dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK di tahun 2012, dan mengetahui dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA tahun 2008, 2009,dan 2010 terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (midterm). Tahap III dilaksanakan pada tahun 2013 dan dimaksudkan untuk mengevaluasi dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (final). Populasi studi ini adalah seluruh LPTK yang memiliki program studi S1 PGSD (Program S1 untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang diselenggarakan secara tatap muka dan telah mendapat ijin Dirjen Dikti yang berjumlah 49 LPTK. Berdasarkan kategorisasi yang ditetapkan DIA, 31 LPTK termasuk kategori A dan 18 LPTK termasuk katagori B. Kategori A adalah LPTK yang pada tahun 2006 pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) dari Dirjen Dikti sedangkan kategori B adalah LPTK yang pada tahun 2006 belum pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) Dalam Penelitian yang dilaksanakan selama lima tahun ( ) ditetapkan dua kelompok sampel untuk menjawab dua tujuan Penelitian. Pada tahun 2009, sampel untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama berjumlah 45 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 30 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B) serta 13 LPTK bukan Kategori A/B. Sampel untuk menjawab tujuan penelian yang kedua berjumlah 32 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 17 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B). Sampel penerima bantuan DIA mewakili kelompok LPTK yang mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok LPTK yang tidak mendapat DIA mewakili kelompok kontrol. Sampel pada kelompok kontrol ditentukan secara purposif dengan memperhatikan kesamaan lokasi LPTK kontrol dengan LPTK perlakuan. Sampel LPTK untuk menjawab tujuan Penelitian yang kedua dipilih 6

7 seluruhnya dari sampel LPTK pada tujuan pertama. LPTK yang terpilih sebagai sampel diwakili oleh program studi S1 PGSD. Sumber data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan berdasarkan dua tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, data diperoleh dari mahasiswa baru yang masuk LPTK tahun akademik 2009/2010, 2011/2012, dan 2013/2014 pada program studi S1 PGSD. Responden mahasiswa dipilih secara acak masing-masing sejumlah 20 orang untuk setiap Prodi di LPTK sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk menggali informasi tentang kualitas input, minat, dan motivasi mahasiswa yang masuk LPTK. Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, data diperoleh dari mahasiswa tingkat akhir, Ketua Program Studi (Kaprodi), dan Pembantu Rektor (PR) I Bidang Akademik. Pelibatan mahasiswa tingkat akhir dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar di LPTK sebagai guru. Penelitian dilakukan tidak melibatkan lulusan LPTK mengingat kemungkinan kesulitan dalam menjangkau karena keberadaannya tidak diketahui dan tersebar di berbagai tempat. Mahasiswa tingkat akhir yang dijadikan sampel penelitian diminta mengisi kuesioner dan tes soal. Kuesioner digunakan untuk menggali informasi yang berhubungan dengan pelayanan LPTK selama mahasiswa kuliah sedangkan tes digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Pembantu Rektor Bidang Akademik dipilih sebagai responden untuk menggali informasi mengenai pemanfaatan bantuan DIA, yang terkait dengan pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program, termasuk kurikulum, dan status akreditasi program studi. Alat yang dipakai berupa kuesioner, borang 7

8 akreditasi, laporan evaluasi diri dan portofolio. Disamping itu, untuk elaborasi data yang diperoleh dari dokumen, dilakukan observasi di LPTK sampel. Statistik deskriptif dan statistik inferensial akan digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Tujuan pertama penelitian, dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier. Dampak peningkatan kesejahteraan guru akan dilihat melalui persepsi calon mahasiswa terhadap prospek tingkat penghasilan guru yang meliputi unsur gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan. Mutu input (enrollment) LPTK akan diukur dari motivasi calon mahasiswa untuk masuk LPTK, nilai UN, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan orang tua, serta rasio antara pendaftar dan yang diterima di LPTK. Tujuan kedua penelitian, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (uji beda dua rerata melalui t test pada tingkat kepercayaan 95%). Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis pemanfaatan dana pemberian dana DIA yang akan dilihat dari aspek pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program. Stastistik inferensial akan digunakan untuk menganalisis peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan akan dilihat dari penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sedangkan status akreditasi akan dilihat dari peningkatan skor komponen dalam akreditasi. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilalukan uji persyaratan yang meliputi uji normalitas, homogenitas, dan linearitas. Temuan penelitian daam upaya menjawab dua tujuan penelitian, dapat dikemukan sebagai berikut. 1. Pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kuantitas dan kualitas input mahasiswa calon guru dapat dihitung dengan dua cara. Cara pertama membandingkan jumlah pendaftar pada program studi pendidikan yang 8

9 menghasilkan calon guru dan program studi nonpendidikan yang menghasilkan bukan calon guru, dan cara kedua membandingkan jumlah pendaftar sebelum ada kebijakan sertifikasi guru (tahun ) dan setelah ada kebijakan sertifikasi guru. Periode setelah ada kebijakan dikelompokkan menjadi tiga yaitu periode, kebijakan ditetapkan (tahun 2007), periode disosialisaikan (tahun 2008) dan periode mulai difahami (2009). Jumlah pendaftar pada program studi kependidikan setelah kebijakan sertifikasi difahami oleh masyarakat (tahun 2009), naik tajam, sedangkan pendaftar pada program studi nonpendidikan malah cenderung turun. Jadi kesimpulannya kebijakan sertifikasi guru berpengaruh positif terhadap jumlah pendaftar. Selanjutnya bila dihitung dengan cara ke dua yaitu dengan membandingkan sebelum ada kebijakan sertifikasi, (rata-rata pendaftar tahun ) dan setelah kebijakan sertifikasi ditetapkan (2007), kebijakan sertifikasi disosialisaikan (2008) sertifikasi mulai difahami masyarakat (tahun 2009) hasilnya dapat disimpulkan bahwa, untuk program studi pendidikan calon guru, perbandingan jumlah pendaftar PGSD pada tahun dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (22965 : 39281). Jadi pengaruhnya sebesar 71%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (18258 : Jadi pengaruhnya sebesar 34,4%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Matematika pada tahun dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (13037 : Jadi pengaruhnya sebesar 78,2%. 2. Profil mahasiswa PGSD, Pendidikan Matematika dan Matematika mayoritas profil fisiknya kurang ideal, asal sekolah dari SMA negari dan swasta, pendidikan orang tua SLA ke atas, pekerjaan orang tua guru, PNS, dan petani, serta asal mereka dari pedesaan. Sedangkan profil mahasiswa Pendidikan Bahsa 9

10 Inggris dan bahasa Inggris, sama dengan ke tiga prodi di atas kecuali mayoritas berasal dari perkotaan. 3. Mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki motivasi menjadi guru karena kesejahteraan yang semakin meningkat dan jaminan masa depan yang lebih bagus, dapat mengaktualisasikan bakat dan kemampuan, meningkatkan harga diri di masyarakat, serta kesempatan untuk mengembangkan ilmu. Selain itu mereka berpendapat bahwa apabila mereka sudah menjadi guru dan mendapat tawaran pekerjaan lain, mereka akan mempertimbangkan tawaran tersebut dengan mempertimbangkan besarnya penghasilan yang akan diterima. 4. Mayoritas mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki persepsi bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia dan terhormat. Mereka juga mempersepsikan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang menarik, menyenangkan, dan dapat mengembangkan kreativitas. Dilihat dari sisi pendapatan guru, mayoritas mahasiswa mempersepsikan bahwa pendapatan guru dapat menjamin hari tua dan dapat mencukupi kehidupan yang layak. Mayoritas mahasiswa mempersepsikan bahwa pekerjaan guru mencakup aspek mengkomunikasikan dan menjabarkan komptensi yang harus dimiliki siswa, menyiapkan silabus pembelajaran dan RPPnya, menyepakati tata tertib pembelajaran, mengenali karakteristik siswa, melaksanakan PBM secara efektif, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, serta membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi. 5. Program Studi PGSD ada kecenderungan kualitas input naik sedikit (sebelum sertifikasi nilai ujian nasional = 7,676 dan setelah sertifikasi 1 tahun (tahun 2008) = 7,796 dan setelah sertifikasi 2 tahun (tahun 2009) = 7,986. Kualitas input dari program studi yang lain sebelum sertifikasi dan setelah sertifikasi bersifat fluktuatif (naik turun). Jadi kesimpulannya, pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kualitas input belum terlihat jelas. 6. Nilai rata-rata mahasiswa dari perguruan Tinggi yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA tidak jauh berbeda. Berdasarkan tabel tersebut mahasiswa dari 10

11 perguruan tinggi yang mendapat DIA nilaianya sedikit lebih tinggi dari mahasiswa perguruan tinggi yang tidak mendapat DIA Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah pendaftar pada program Studi PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika, setelah kebijakan sertifikasi guru diterapkan. Namun kebijakan sertifikasi belum terlihat berpengaruh positif terhadap kualitas input. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan sertifikasi guru perlu diteruskan tidak lagi dengan fortofolio tetapi dengan test uji kompetensi dan uji kinerja, 2. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa asal mahasiswa LPTK berasal dari pedesaan. Untuk itu, perguruan tinggi LPTK perlu mengadakan promosi ke SLTA yang berkualitas di perkotaan. 3. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih program studi, mahasiswa LPTK cenderung untuk mengikuti arahan orang tua untuk menjadi guru sehingga perlu diadakan tes minat menjadi guru dalam proses penerimaan mahasiswa LPTK. 4. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alasan utama mahasiswa memilih jadi guru adalah karena kesejahteraan yang dipandang mampu memberikan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan kesejahteraan perlu dilengkapi dengan sistem penghargan dan hukuman yang prorporsional berdasarkan kinerja.. 5. Terdapat kecenderungan bahwa, kualitas mahasiswa dari program studi yang mendapat bantuan DIA cenderung lebih tinggi dari yang tidak mendapat DIA, oleh karena itu kebijakan memberikan bantuan DIA kepada program studi PGSD perlu diteruskan dengan supervisi regular. 11

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI Oleh: Badrun Kartowagiran PASCASARJANA UNY ====================== 2013 MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI ABSTRAK Oleh: Badrun Kartowagiran,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia Dindin Abdul Muiz Lidinillah Dosen Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya dindin_a_muiz@upi.edu Abstrak Guru sebagai tenaga profesional

Lebih terperinci

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan No Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Perkembangan Jumlah Guru Sumber: Balitbang 2004 Jenjang Pendidikan Tahun 2000/2001 2001/2002 2002/2003 1 TK 102,503

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN GURU GURU ADALAH PENDIDIK PROFESIONAL DENGAN TUGAS UTAMA MENDIDIK, MENGAJAR,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global

Lebih terperinci

Tatacara Sertifikasi Dosen

Tatacara Sertifikasi Dosen Tatacara Sertifikasi Dosen Permendiknas No 42/2007: Pasal 2 ayat 1: Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Pasal 2 ayat 2: Uji kompetensi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan guru memiliki

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional.

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru 151 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menemukan bahwa secara umum, kualitas guru sekolah dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan, 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam setiap sekolah merupakan pusat kekuatan yang menggerakkan semua dinamika sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara keseluruhan. Maka

Lebih terperinci

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ProfesiKeguruan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta A. Latar Belakang Program Sertifikasi Dalam era global keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak didukung

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konstitusi negara Republik Indonesia ditegaskan bahwa pendidikan merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar

Lebih terperinci

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Dosen Tetap Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan

Lebih terperinci

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus dilakukan, antara lain berupa pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan jaman, pengadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama pendidikan, yang mengembangkan sumber daya manusia secara lebih terarah sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam indeks pembangunan manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations Development Programs (UNDP). Unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama seorang manusia untuk mencapai masa depan yang cerah. Pendidikan mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya. Sekolah terbentuk dengan tujuan mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.staff.unri.ac.id Disampaikan pada: Pekanbaru, 2012 1 GURU YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang RASIONAL 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang mampu menghadapi dan mengantisipasi berbagai dampak perubahan semakin

Lebih terperinci

BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING B E R M U T U

BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING B E R M U T U BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING B E R M U T U RINGKASAN EKSEKUTIF KERJA SAMA : PUSAT BADAN PENELITIAN PENELITIAN KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL Kebijakan Pengembangan Profesi Guru MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL GURU YANG DIHARAPKAN (Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005) Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id

Lebih terperinci

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009) PROFESIONALISME GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Kardiawarman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl. Setiabudi No. 229-Bandung, Jawa Barat e-mail: yaya_kardiawarman@yahoo.com (Invited Speaker dalam Seminar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan setiap individu adalah melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh: DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh: Siti Fitriana, Padmi Dhyah Yulianti, Suhendri (fitrifitriana26@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara

Lebih terperinci

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Landasan yang bersifat normatif-ideologis yang wajib dimiliki oleh setiap institusi penyelenggara kegiatan akademik. Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.

Lebih terperinci

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN ABSTRAK WAYAN RESMINI FKIP Univ. Muhammadiyah Mataram Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka, sangat dibutuhkan peran pendidik

Lebih terperinci

LAPORAN EKSEKUTIF EVALUASI DAMPAK BANTUAN BERMUTU KKG/MGMP TERHADAP KINERJA GURU (BASELINE STUDY)

LAPORAN EKSEKUTIF EVALUASI DAMPAK BANTUAN BERMUTU KKG/MGMP TERHADAP KINERJA GURU (BASELINE STUDY) LAPORAN EKSEKUTIF EVALUASI DAMPAK BANTUAN BERMUTU KKG/MGMP TERHADAP KINERJA GURU (BASELINE STUDY) PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatan mutu pendidikan, sangat diperlukan guru (pendidik) dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN GURU. A. Pengertian Kesejahteraan. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.

KESEJAHTERAAN GURU. A. Pengertian Kesejahteraan. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti. KESEJAHTERAAN GURU A. Pengertian Kesejahteraan Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya

Lebih terperinci

TINJAUAN MANAJEMEN. PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya /07/2013 RUANG RAPAT GRL Lt 2

TINJAUAN MANAJEMEN. PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya /07/2013 RUANG RAPAT GRL Lt 2 TINJAUAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya 2012 2/07/2013 RUANG RAPAT GRL Lt 2 LEMBAR PENGESAHAN TINJAUAN MANAJEMEN 1. Jenis Berkas : Tinjauan Manajemen

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 1. Latar Belakang Undang-undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. PENDAHULUAN II. III. IV. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan INSTRUMEN PENILAIAN KRITERIA NOMINATOR PRODI UNGGULAN KATEGORI PENILAIAN V. JADWAL KEGIATAN VI. VII.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

EP BED EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI

EP BED EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI EP BED EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI Dasar Hukum Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan dengan berbagai masalah, terutama untuk membantu guru-guru mencapai hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara untuk Meningkatkan Pembelajaran?

Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara untuk Meningkatkan Pembelajaran? Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Foto: Fitrawardi Faisal Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di era globalisasi sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki kemampuan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Kinerja Guru 1. Kinerja Pegawai/Guru Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,

Lebih terperinci

BAB III STANDAR PROSES

BAB III STANDAR PROSES BAB III STANDAR PROSES Bagian Kesatu Sistem Pembelajaran Pasal 11 (1) Proses pembelajaran pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 Program pendidikan profesi guru pra jabatan yang selanjutnya disebut program

Lebih terperinci

BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI

BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI No. Butir Aspek Penilaian Bobot 1 1.1.a Kejelasan dan kerealistikan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. 1.04 2 1.1.b Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Pembantu Rektor II UB

Oleh: Pembantu Rektor II UB Oleh: Pembantu Rektor II UB 1 Dosen : Pendidik profesional dan ilmuwan * Tugas utama : Mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dan Seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian

Lebih terperinci

No Pertanyaan Skor Catatan Auditor ED AI ...

No Pertanyaan Skor Catatan Auditor ED AI ... No Pertanyaan Skor Catatan Auditor ED AI 1 Pedoman tertulis tentang sistem seleksi, perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, serta pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan : a. ada pedoman tertulis

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sertifikasi Guru a. Pengertian Sertifikasi Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU

STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU BADRUN KARTOWAGIRAN (Universitas Negeri Yogyakarta) Disampaikan pada : Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis UNY ke-dengan tema Optimalisasi Penyiapan

Lebih terperinci

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini. HAK GURU Hak-hak guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian 416 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab empat, maka berikut ini disajikan kesimpulankesimpulan

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. Per

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. Per SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 TIM SERTIFIKASI DOSEN DITJEN DIKTI DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. prestasi yang telah mereka raih selama menjalani proses pendidikan, apa saja

I. PENDAHULUAN. prestasi yang telah mereka raih selama menjalani proses pendidikan, apa saja I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan perannya di dunia pendidikan Perguruan Tinggi, mahasiswa pada umumnya dihadapkan pada pemikiran tentang seberapa besar prestasi yang telah mereka raih

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar pendidik dan tenaga kependidikan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat keahlian dosen, ratio dosen mahasiswa

Lebih terperinci

Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman

Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman Istilah pedagogik secara etimologi berasal dari kata Yunani paidagogeo. Secara harfiah diartikan membimbing anak. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar

Lebih terperinci