PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA."

Transkripsi

1 PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA Oleh : VENSENSIA MEBANG SELI PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A 2014

2 PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA Oleh : VENSENSIA MEBANG SELI Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2014

3 PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA Oleh : VENSENSIA MEBANG SELI Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A 2014

4 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : Penggunaan Kaca Mata Las dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di CV. Suyu Jaya Engineering, Samarinda Nama : Vensensia Mebang Seli NIM : Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Ir. Herijianto Thamrin, MP NIP Agustina Murniyati,S.Hut.,MP NIP Martha Ekawati Siahaya,S.Hut.,MP NIP Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Dadang Suprapto, MP NIP Ir. Hasanudin, MP NIP Lulus ujian pada tanggal :...

5 ABSTRAK Vensensia Mebang Seli. Penggunaan Kaca Mata Las dalam penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di CV. Suyu Jaya Enginering (di bawah bimbingan Herijianto Thamrin). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan kaca mata las di CV. Suyu Jaya Engineering, dengan cara mengetahui Standar Oprasional Prosedur (SOP) dalam hal pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD) khususnya untuk penggunaan kaca mata las pada karyawan pengelasan CV. Suyu Jaya Engineering. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan sejak bulan Juli sampai Agustus 2014 di CV. Suyu Jaya Engineering Samarinda. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada karyawan pengelasan dengan jumlah 15 orang, dan memperoleh data perusahaan sebagai pelengkap penelitian ini hasil penelitian diolah dengan metode deskristif kualitatif. Hasil penelitian bahwa kaca mata las ini mampu menghalang percikan bunga api dan mengurangi intensitas sinar ultra violet yang masuk ke dalam mata sehingga kaca mata las dapat digunakan pada saat melakukan proses pengelasan oleh CV. Suyu Jaya Engineering. Dan penerapan penggunaan kaca mata las dalam penerapan siatem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap para karyawan agar terhindar dari bahaya percikan bunga api dan sinar ultra violet yang ditimbulkan secara langsung pada kegiatan proses pengelasan. Kata kunci: Kaca Mata Las, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

6 RIWAYAT HIDUP Vensensia Mebang Seli lahir pada tanggal 18 Agustus 1993 di Desa Ritan Baru Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Bapak Seli Ngau dan (Alm) Ibu Albina Agun Kila. Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 005 Ritan Baru, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 002 Ritan Baru pada tahun 2004 dan lulus pada tahun Melanjutkan pendidikan kembali di Se kolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Samarinda pada tahun dan lulus pada tahun Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian pada Program Studi Manajemen Lingkungan. Selama menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian Penulis telah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 25 Februari sampai 26 Maret 2013 di PT. Rea Kaltim Plantations. Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Penggunaan Kaca Mata Las dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keselamatan Kerja di CV. Suyu Jaya Engineering Samrinda.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul Penggunaan Kaca Mata Las dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di CV. Suyu Jaya Engineering Samarinda. Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini banyak pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kapada Bapak Edi Prihantoro selaku pimpinan CV. Suyu Jaya Engineering. 2. Kepada Karyawan CV. Suyu Jaya Engineering tanpa terkecuali. 3. Bapak Ir. Herijianto Thamrin, MP. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 4. Ibu Agustina Murniyati, S.Hut.,MP selaku Dosen Penguji I 5. Ibu Marta Ekawati Siahaya,S.Hut.,MP selaku Dosen Penguji II 6. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 7. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 8. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan. 9. Seluruh staff Dosen Manajemen Lingkungan. 10. Keluarga tercinta, kedua orang tua dan kakak saya Susana dan Isay untuk doa serta kesabarannya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materi. 11. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan, Hilda, Windy, Ali, Rika, Susan, Diana, Raffa, dan Yuyun.

8 Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Vensensia Mebang Seli Kampus Sei Keledang, September 2014

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesehatan Keselamatan dan Kerja (K3)... 3 B. Alat Pelindung Diri (APD)... 5 C. Tinjauan Umum Pengunaan Kaca Mata Las... 8 D. Tinjauan umum Pengelasan... 9 E. Tinjauan Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Alat dan Bahan C. Prosedur Kerja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 21

10 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Rekapitulasi Hasil Kuesioner... 14

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tahapan (alur) Penelitian Lampiran 2. Penggunaan Kaca Mata Las pada Karyawan Pengelasan Kegiatan Proses Pengelasan Kaca Mata Las sebelum dan sesudah digunakan... 24

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner Penggunaan Kaca Mata Las... 22

13 BAB I PENDAHULUAN Setiap aktivitas yang melibatkan manusia, mesin dan bahan yang me lalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbeda-beda yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumber-sumber bahaya akibat dari aktivitas tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal. Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber-sumber bahaya. Hampir tidak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya (Sahab, 1997). Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka sumber-sumber bahaya tersebut harus ditemukan. Adapun untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang dapatmengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja. Pengendalian faktor-faktor bahaya yang dilakukan untuk meminimalkan bahkan menghilangkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Maka perusahaan tersebut mengupayakan dengan merekomendasikan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai tindakan proteksi dini terhadap bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang timbul ditempat kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sebenarnya merupakan alternatif terakhir bagi pihak perusahaan untuk melindungi tenaga kerjanya dari faktor dan potensi bahaya.

14 2 Tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana pengunaan kaca mata las di CV. Suyu Jaya Engineering Samarinda, dengan cara mengetahui Standar Oprasional (SOP) dalam hal pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD) khususnya untuk penggunaan kaca mata las pada karyawan pengelasan. Hasil yang diharapkan adalah mendapat informasi mengenai penggunaan kaca mata las dalam penerapan sistem manajemen kesela matan dan keselamatan kerja di CV. Suyu Jaya Engineering Samarinda.

15 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Pengertian Umum Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja (Suma mur, 1996). Keselamatan adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja adalah usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat pada setiap karyawan untuk melindungi sumber daya manusia. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap karyawannya karena tujuan program keselamatan kerja adalah mengikut sertakan usaha-usaha keselamatan di dalam segala bidang dari semua aktivitas perusahaan sehingga semua karyawan baik pemimpin, para pengawas, maupun karyawan biasa akan menerima keselamatan itu sebagai bagian dari tanggung jawab mereka (Dessler, 1997). Beberapa tujuan secara umum keselamatan kerja sebagai berikut (Tarwaka, 2008) : a) Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada dalam tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. b) Sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien. c) Proses produksi dapat berjalan secara aman tanpa hambatan apapun.

16 4 2. Pengertian Umum Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupunsosial dengan usaha preventif dan kura tif, terhadap penyakit-penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Suma mur, 2009). Kesehatan kerja adalah suatu ilmu yang penerapannya untuk mengetahui, menilai dan mengendalikan faktor-faktor bahaya lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan maupun penyakit akibat kerja (Anonim, 2009). Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan kerja pada perusahaan, atau kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Suma mur,1996). Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka,2008). Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi. Berdasarkan pada beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. Tujuan secara umum kesehatan kerja yaitu (Tarwaka, 2008) :

17 5 a) Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggitingginya baik fisik, mental dan sosial di semua lapangan pekerjaan. b) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. c) Melindungi tenaga kerja dari bahaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan. d) Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai dengan kondis ifisik, faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan. e) Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja. 3. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya peledakan dan kebakaran. b) Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit akibat kerja. c) Mencegah dan mengurangi kematian, cacat tetap dan luka ringan. d) Mengamankan material bangunan, mesin, bahan, alat kerja lainnya. e) Meningkatkan produktivitas kerja. f) Mencegah pemborosan tenaga kerja dan modal. g) Menjamin tempat kerja yang aman. h) Memperlancar, meningkatan, mengamankan sumber, dan proses produksi. B. Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja

18 6 (Tarwaka, 2008). Alat pelindung diri merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Nedved dan khasani, 1991). Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadangkadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak mengggangu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif (Suma mur, 2009). Suma mur (1996) menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung diri, yaitu: 1. Mutu Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah ditentukan untuk menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan perlindungan sesuai dengan yang diharapkan. Semua alat pelindung diri sebelum dipasarkan harus diuji lebih dahulu mutunya. 2. Pemeliharaan Alat Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri agar benarbenar dapat memberikan perlindungan semaksimal mungkin pada tenaga kerja. 3. Ukuran Harus Tepat Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran yang tidak tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakaiannya.

19 7 4. Cara Pemakaian yang Benar Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat ini tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara memakainya tidak benar. Tenaga kerja harus diberikan pengarahan tentang cara pemakaian APD dengan benar yaitu : a) Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan potensi bahaya yang ada. b) Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan diterima oleh tenaga kerja jika tidak memakai alat pelindung diri yang diwajibkan. c) Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar harus dijelaskan pada tenaga kerja. d) Perlu pengawasan tenaga kerja menggunakan alat pelindung diri. e) Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik agar tidak menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu. f) Penyimpanan alat pelindung diri harus selalu disimpan dalam keadaan bersih ditempat yang telah tersedia, bebas dari pengaruh kontaminasi. 5. Kriteria Alat Pelindung Diri Berdasarkan beberapa kriteria dalam pemilihan alat pelindung diri sebagai berikut (Tarwaka, 2008) : a) Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif kepada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi ditempat kerja. b) Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman dipakai dan tidak menjadi beban tambahan bagi pemakainya. c) Bentuknya cukup menarik, sehingga tenaga kerja tidak malu memakainya.

20 8 d) Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik karena jenis bahayanya maupun kenyamanan dan pemakiannya. e) Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali. f) Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernafasan serta gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam wuktu yang cukup lama. g) Tidak mengurangi persepsi sensoris dalam menerima tanda-tanda peringatan. h) Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di pasaran. i) Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan j) Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai dengan standar yang ditetapkan C. Tinjauan Umum Penggunaan Kaca Mata Las Memakai kaca mata las merupakan salah satu safety untuk melindungi mata dan muka dari pancaran sinar ultraviolet dan percikan bunga api. Kaca mata las berfungsi melindungi mata dan muka pada saat melakukan pengelasan dan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke mata dan asap dari pengelasan. Banyak risiko yang akan terjadi apabila tidak hati-hati terhadap penggunaan peralatan, mesin dan posisi kerja yang salah. Beberapa risiko bahaya yang paling utama pada pengelasan menurut (Wiryosumarto dan Okumura, 2004) antara lain: 1. Radiasi Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan oleh busur las ini mempunyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan inframerah. Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka bakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye, welder s eye atau arc flash.

21 9 Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam setelah terkena mata oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca mata sesuai standar. 2. Debu/Asap Las Asap dan debu berbahaya berasal dari logam dasar dan bahan tambahan yang dipakai, bahan pelapis, pelapis kawat las, juga berasal dari reaksi akibat proses pengelasan. 3. Percikan Bunga Api Percikan bunga api berasal dari penyambungan dua buah logam dengan cara mencairkan/melelehkan permukaan yang akan disambungkan dengan stang las yang dialiri tegangan/arus listrik yang cukup tinggi sehingga menimbulkan percikan bunga api. 4. Sinar Ultra Violet Sinar ultra violet adalah pancaran yang mudah diserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di dalam mata. D. Tinjauan Umum Pengelasan Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las

22 10 adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas (Anonim, 2012). E. Tinjauan Umum Perusahaan CV. Suyu Jaya Engineering terletak di Jl. Suryanata No. 097 Kec. Bukit Pinang Samarinda dengan areal konsesi seluas 1 Ha yang meliputi area kantor, gudang, dan fasilitas lainnya. CV. Suyu Jaya Engineering merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbaikan alat-alat berat seperti alat berat excavator, holler bucket, tangki BBM, ponton dan alat-alat berat lainnya. Jumlah seluruh karyawan 17 orang, terdiri dari 15 karyawan pengelasan, 1 karyawan administrasi dan 1 supir. CV. Suyu Jaya Engineering dipimpin oleh Bapak Edi Prihantoro, yang berdiri sejak tahun 2007 dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) bernomor G-BPPTSP-C-XI dengan jenis usaha umum las dan bubut. (Anonim, 2014).

23 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dari bulan Juli sampai Agustus 2014 yang me liputi persiapan penelitian, pelaksanaan dan pengolahan data. Penelitian dilaksanakan di CV. Suyu Jaya Engineering Samarinda. B. Alat Dan Bahan Penelitian 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a) Kuisioner sebagai acuan dalam menggali materi penelitian. b) Kamera digital untuk mengambil obyek foto yang diteliti. c) Alat tulis menulis untuk mencatat hasil wawancara. 2. Bahan penelitian adalah seluruh karyawan bagian pengelasan sebanyak 15 orang. C. Prosedur Kerja Prosedur penelitian ini meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut 1. Orientasi Lapangan Orientasi ini dilakukan untuk mengetahui tempat penelitian dan melakukan diskusi dengan pimpinan perusahaan tersebut. 2. Persiapan alat dan bahan Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penelitian. 3. Pembagian kuesioner Pengambilan data dengan pembagian kuesioner dilakukan pada minggu ke 2 kepada karyawan pengelasan.

24 12 4. Pengumpulan data Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder : a) Data primer yang didapatkan secara langsung dari karyawan melalui pembagian kuesioner pada karyawan dan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan. b) Data sekunder diambil dari data SOP (Standard Operating Procedure) Kesehatan dan Keselamatan Kerja perusahaan tersebut sebagai referensi bahan perbandingan. 5. Analisis data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada ukuran waktu tertentu atau mengumpulkan informasi mengenai status variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Widodo dan Mukhtar, 2000).

25 13 Tahapan prosedur penelitian terdapat pada gambar berikut : Penelitian Tugas Akhir di CV. Suyu Jaya Engineering Kegiatan Penelitian Pengumpulan Data Primer : - Observasi - Wawancara - Kuesioner Pengumpulan Data Sekunder : - Data SOP APD Hasil Penelitian Gambar 1. Tahapan (alur) Penelitian

26 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pengamatan dalam bentuk wawancara dan kuesioner, dari tiap pertanyaan yang diberikan dengan jumlah responden yang menjawab ya dan tidak dalam bentuk persen, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Kuisioner No Pertanyaan Jiwa Ya (%) Tidak (%) Apakah anda mengetahui penerapan Sistem MK3? Apakah anda mengetahui tentang Sistem MK3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja? Apakah anda mengetahui K3 dapat mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja? Apakah anda mengetahui kegunaan APD? Apakah anda mengetahui prosedur menggunakan APD secara benar? Apakah anda mengetahui kegunaan/fungsi kaca mata las? Apakah anda mengetahui bahaya dari percikan bunga api dan sinar ultra violet dari pengelasan? Setiap bekerja apakah anda selelu menggunakan kaca mata las? Apakah anda mengetahui SOP penggunaan kaca mata las? Apakah anda mengetahui penggunaan kaca mata las sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan perusahaan? Dari pada tabel di atas menunjukkan bahwa 53% responden mengetahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan 47% belum. Seluruh responden (100%) mengetahui bahwa sistem manajemen

27 15 keselamatan dan keselamatan kerja dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, namun 7% tidak mengetahui bahwa sistem manajemen keselamtan dan keselamatan kerja dapat mengurangi penyakit akibat kerja. Seluruh responden (100%) mengetahui kegunaan APD dan prosedur pengunaan APD secara benar. 93% responden mengetahui kegunaan dari kaca mata las dan bahaya dari percikan bunga api sinar ultra violet dari pengelasan. Seluruh responden (100%) tidak mengetahui SOP penggunaan kaca mata las. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, didapatkan bahwa pada karyawan bidang pengelasan di CV. Suyu Jaya Engineering telah mengetahui penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sebagian kecil yang belum mengetahui manfaatnya, tetapi juga sudah menerapkannya salah satu diantaranya adalah penggunaan kaca mata las, dimana sebanyak 53 % dari responden mengerti dan mengetahui manfaatnya dan sisanya 47 % hanya sebatas sebagai pengguna saja, namun semua responden mengetahui bahwa dengan menggunakan kaca mata las akan mengurangi silau pada mata saat pengelasan berlangsung. Semua responden mengetahui tentang sistem manajemen K3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, dikarenakan responden mengetahui bahaya dari percikan bunga api pada saat proses pengelasan. Penggunaan kaca mata las dalam manajemen K3 sangat penting, terutama dalam mencegah kerusakan pada mata. Sebanyak 93 % mengetahui dan mengerti akan hal tersebut, sedangkan 7% masih belum mengetahui. Berdasarkan alasan yang dikemukakan oleh resonden dapat disimpulkan karena kurangnya sosialisasi kepada karyawan dari pihak perusahaan.

28 16 Kaca mata las ini berfungsi melihat benda kerja yang dilas dengan mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata. Kaca mata terbuat dari bahan tembus pandang yang berwarna gelap dan hanya mampu ditembus oleh sinar las. Dengan menggunakan kaca mata las ini para pekerja bisa melihat dengan jelas obyek yang sedang dikerjakan. Kaca mata las sebagai salah satu APD, semua responden mengetahui kegunaan APD dan prosedur penggunaan APD secara benar. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, semua responden mengetahui kaca mata las merupakan alat pelindung mata dan muka, pada saat proses pengelasan berlangsung. Sebanyak 93 % responden mengetahui kegunaan kaca mata las tersebut dan akibat yang ditimbulkan apabila tidak menggunakannya, dan sebanyak 7% hanya mengetahui kegunaan atau fungsi kaca mata las saja. Akibat atau dampak yang timbul apabila pekerja dalam melakukan pengelasan tidak menggunakan kaca mata pelindung ada 2, yaitu: a. Dampak terhadap mata, cahaya yang ditimbulkan pada saat pengelasan adalah sangat tajam sehingga membuat silau pada mata. Silau pada mata ini berdampak pada volume pekerjaan yang dilakukan, yaitu menjadi menurun karena mata cepat lelah. Sinar ultra violet yang terkandung di dalam cahaya yang timbul pada saat melakukan pengelasan berpotensi mengakibatkan pengapuran lensa mata/katarak dan lebih parah lagi dapat mengakibatkan kebutaan. b. Dampak terhadap kulit, percikan api yang timbul pada saat pengelasan apabila terkena kulit maka kulit akan melepuh. Anonim (2013), menjelaskan bahwa percikan bunga api dapat membuat kulit melepuh dan mengakibatkan kebutaan pada mata, dan sinar ultra violet

29 17 dapat mengakibatkan pengapuran atau katarak apabila terpapar dalam jangka waktu panjang pada saat proses pengelasan. Berdasarkan informasi dari perusahaan mengenai efektivitas pengunaan kaca mata las dalam proses pengelasan dari kondisi awal hingga akhir setelah dipakai itu dipakai selama 8 jam kerja harus diganti karena kaca mata las terkena percikan bunga api pengelasan sehingga membuat kualitas kaca menjadi buram. Sesuai dengan jumlah karyawan pengelasan yaitu 15 orang berarti diperlukan 15 kaca mata setiap 8 jam kerja dengan kriteria layak pakai, tidak ada kerusakan maupun kadaluarsa pada kaca mata las karena kaca hanya satu kali pakai, terkecuali untuk topeng las tidak ada kadaluarsa karena topeng terbuat dari besi alamunium berkualitas. Dari hasil wawancara diketahui bahwa seluruh karyawan tidak mengetahui SOP pengunaan kaca mata las dari perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan belum membuat SOP. Mengingat pentingnya pengunaan kaca mata las tersebut, maka sebaiknya perusahaan membuat SOP untuk menghindari kemungkinan terjadinya musibah terhadap pekerja yang berakibat kerugian pada perusahaan.

30 18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yaitu: 1. Karyawan bagian pengelasan di CV. Suyu Jaya Enginering sudah mengetahui penggunaan kaca mata las secara benar dan selalu mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat pengelasan berlangsung. 2. Untuk Standar Oprasional Prosedur (SOP) penggunaan kaca mata las di CV. Suyu Jaya Engineering masih belum ada. B. Saran Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebaiknya pihak perusahaan secepatnya membuat Standar Oprasional Prosedur (SOP) pengunaan kaca mata las untuk menghindari kemungkinan terjadinya musibah terhadap karyawan.

31 19 DAFTAR PUSTAKA Anonim Pengertian Umum Kesehatan Kerja. diakses pada tanggal 9 agustus Anonim Pengertian Pengelasan. pengelasan.blogspot.com.html diakses pada tanggal 5 mai Anonim Bahaya Dari Proses Pengelasan. http/persentasi.k3.pengelasan.com.html diakses pada tanggal 9 September Anonim Tinjauan Umum Perusahaan. Profil CV. Suyu Jaya Engineering Samrinda Kalimantan Timur. Dessler, Perancanan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. diakses pada tanggal 12 September Nedved dan Khasani, Pengertian Alat Pelindung Diri (APD). diakses pada tanggal 16 Agustus Sahab, Latar Belakang Sistem Manajemen K 3 diakses pada tanggal 9 Agustus Suma mur, Pengertian Umum Keselamatan Kerja. diakses pada tanggal 9 Agustus Suma mur, Pengertian Umum Kesehatan Kerja. diakses pada tanggal 9 Agustus Tarwaka, 2008a. Pengertian Umum Keselamatan dan Kesehatan kerja. diakses pada tanggal 9 Agustus i Widodo dan Mukthar, Kontruksi kearah Penelitian Deskriptif. Penerbit Adipura, Yogyakarta. Wiryosumato dan Okumura, Tinjauan umum pengunaan kaca mata las. pada tanggal 2 Mei 2014

32 LAMPIRAN 20

33 KUISIONER PENELITIAN PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA Data Karakteristik Responden : 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Umur : No Pertanyaan Jumlah responden 1 Apakah anda mengetahui penerapan Sistem MK3? Alasan : 2 Apakah anda mengetahui tentang Sistem MK3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja? Alasan : 3 Apakah anda mengetahu K3 dapat mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja? Alasan : 4 Apakah anda mengetahui kegunaan APD? Apakah anda mengetahui Prosedur menggunakan APD secara benar? Alasan : Apakah anda mengetahui kegunaan/fungsi kaca mata las? Alasan : Apakah anda mengetahui bahaya dari percikan bunga api dan sinar ultra violet dari pengelasan? Alasan : Setiap bekerja apakah anda selalu menggunakan kaca mata las? Alasan : Apakah anda mengetahui SOP penggunaan kaca mata las? Alasan : Apakah anda mengetahui penggunaan kaca mata lassesuai dengan SOP yang telah ditetapkan perusahaan? Alasan : Ya (%) Tidak (%)

34 22 Gambar 1. Penggunaa Topeng las Gambar 2. Kegiatan proses pengelasan

35 Gambar 3. Pengunaan Kaca mata las sebelum dan sesudah digunakan 23

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Praktikum Pengelasan (Studi Kasus: di Welding Centre Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Retno Ningsih, Ayu Raisa Azhar, M. Puspita Adi Paripurno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh tenaga kerja di bengkel las (Widharto, 2007). Industri pengelasan merupakan industri informal yaitu industri yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh tenaga kerja di bengkel las (Widharto, 2007). Industri pengelasan merupakan industri informal yaitu industri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan industri ini tidak dapat dilepaskan dari peran penting industri pengelasan.

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor manusia, peralatan pendukung keselamatan, dan juga sistem manajemen keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja yang merupakan beban tambahan dari seseorang yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara dinamis seiring dengan kebutuhan manusia yang selalu berubah dan bertambah pula. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Kebutuhan dan Syarat APD Dari hasil pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis di Instalasi Laundry Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar (Priatna,1997 dalam Carissa, 2012). Bengkel pengelasan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. besar (Priatna,1997 dalam Carissa, 2012). Bengkel pengelasan merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif berupa luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah vital, selain sebagai salah satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja juga berperan untuk melindungi aset perusahaan.undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 70% penduduk bekerja di sektor informal dan 30% bekerja

Lebih terperinci

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN. Fenoria Putri Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414,

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia industri, bahan-bahan yang digunakan kadang kala merupakan bahan yang berat. Bahan material baja adalah bahan paling banyak digunakan, selain jenisnya bervariasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial didunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah di bidang kesehatan keselamatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, yang merupakan beban tambahan dari seseorang yang sedang

Lebih terperinci

KELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN

KELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN KELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN Nur Najmi Laila Program Studi Kesehatan Masyarakat,Fakutas Kedokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe ABSTRAKSI SALMON PRAMUDIYO 30405854 / 20053137711950059 MENGANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA USAHA KECIL MENENGAH (BENGKEL LAS). PI, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang semakin berat dan dinamis, produktivitas mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu produktivitas

Lebih terperinci

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG TUGAS AKHIR Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG Disusun : MUHAMMAD SULTON NIM : D.200.01.0120 NIRM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pekerja merupakan faktor yang sangat dominan dalam suatu industri, karena majunya suatu industri sangatlah dipengaruhi pula adanya suatu jaminan keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan nasional yang dilakukan oleh suatu bangsa pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyatnya. Pembangunan sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden Informed Consent Pesetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama saya Rian Krisna Pratiwi mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Jurusan K3, Universitas Esa Unggul, saya bermaksud melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pegawai sehingga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA TUGAS AKHIR PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Las dalam bidang konstruksi sangat luas penggunaannya meliputi konstruksi jembatan, perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk konstruksi las juga dapat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja ataupun konstruksi sebuah mesin, dimana nilai kekakuan yang tinggi dari suatu material yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA. Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA. Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo Oleh : LAILATUL FAIZAH NIM 14612614 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal Isna Farikha Masrurin 1*, Binti Mualifatul R. 2, Am Maisarah D. 3 Program

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER

GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER Yunita Satya Pratiwi* Wahyudi Widada* Zuhrotul Eka Yulis A.* ABSTRACT *Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM. ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM. 110 500 130 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN )

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN ) ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN ) ANGGOTA KELOMPOK 4 ELEMEN MESIN ( LAS & SOLDER ) LAS SOLDER ELEMEN MESIN ( LAS & SOLDER ) PENGERTIAN KLASIFIKASI PROSES REAKSI KIMIA PROSES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG HIJAU DENGAN SISTEM SINGLE ROLL

PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG HIJAU DENGAN SISTEM SINGLE ROLL PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG HIJAU DENGAN SISTEM SINGLE ROLL LAPORAN PROYEK AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Di susun Oleh : Ari Nugroho 2011-55

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Program Keahlian : Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan Kelas / Semester : XI / II Standar Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang paling utama. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS Liza Salawati Abstrak. Bengkel las merupakan salah satu tempat kerja informal yang berisiko untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3) DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3) Nama : Deni Hartono NPM : 21412829 Kelas : 3ic07 UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Definisi Keselamatan Kerja pengertian dari Keselamatan kerja Keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai

Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai Panduan pelindung mata dan wajah bermanfaat untuk membantu para pekerja dalam mengidentifikasi dan memilih jenis alat pelindung diri (APD) sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di area kerja. Dengan

Lebih terperinci

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Definisi dan Tujuan keselamatan kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara

Lebih terperinci

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA RAKHILLA PINASTI 1) ANDIK SETIYONO 2) ANTO PURWANTO 3) Students of the Faculty of Occupational

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi. kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi. kesehatan optimal tersebut ditandai hidup sehat dan kemajuan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil, perlu diperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerjanya. Terdapat peraturanperaturan yang mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya Brian Hadi W 1, Ade Sri Mariawati 2 12 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Husni (2006 : 138) ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan. GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organisasi) dan GATT (General Agremeent on Tariffs and Trade) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, keselamatan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemakaian Welding Shield dan Faktor Individu Terhadap Gangguan Refraksi Mata Pada Pekerja Pengelasan di PT.Pipa Baja

Pengaruh Pemakaian Welding Shield dan Faktor Individu Terhadap Gangguan Refraksi Mata Pada Pekerja Pengelasan di PT.Pipa Baja Pengaruh Pemakaian Welding Shield dan Faktor Individu Terhadap Gangguan Refraksi Mata Pada Pekerja Pengelasan di PT.Pipa Baja Firmansyah Eko Hadi P 1*, Am Maisarah Disrinama 2, Binti Mualifatul R 3 1,2,3

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan

Lebih terperinci

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masalah Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kerja 1. Kepatuhan Kepatuhan adalah suatu sikap sejauh mana seseorang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan secara profesional. 13 Sikap sendiri merupakan respon

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterbatasan sumber energi bahan bakar minyak (BBM) dewasa ini telah memacu perkembangan teknologi otomotif yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah industri yang bergerak dibidang layanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA Azir Alfanan ABSTRAK Latar Belakang : Ketajaman penglihatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 82 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 12 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan bagi masyarakat pekerja

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

Analisis Mengenai Penilaian Mahasiswa TS UAJY Terhadap. Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi

Analisis Mengenai Penilaian Mahasiswa TS UAJY Terhadap. Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi Analisis Mengenai Penilaian Mahasiswa TS UAJY Terhadap Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma jaya Yogyakarta

Lebih terperinci