ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM."

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

2 ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

3 ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

4 HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah : Analisis Tingkat Iklim Kerja di Dalam Ruang Kerja PT. Kharisma Rancang Abadi Kecamatan Sambutan Nama : Khikie Pratiwi NIM : Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Fachruddin Azwari, ST.M. Si NIP Agustina Murniyati, S. Hut, MP NIP Martha E. Siahaya, S. Hut, M NIP Menyetujui, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Dadang Suprapto, MP NIP Ir. M. Masrudy, MP NIP Lulus ujian pada tanggal :...

5 ABSTRAK KHIKIE PRATIWI. Analisis Iklim Kerja di Dalam Ruang Kerja PT. Kharisma Rancang Abadi Kecamatan Sambutan di bawah bimbingan FACHRUDDIN AZWARI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim kerja di PT. Kharisma Rancang Abadi pada ruangan kerja dan cara pengendalian suhu ruangan yang sesuai tingkat kebutuhan tenaga kerja sehingga dapat bekerja dengan baik. Penelitian ini telah dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 20 Mei Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel, yaitu terdapat dua titik, ruang administrasi dan ruang produksi, menggunakan alat digital Questemp 36. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ruang administrasi 28,2 C lebih tinggi suhunya daripada ruang produksi 27,2 C yang telah di tentukan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor No. PER. 13/MEN/X/2011, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja 28,0 C. Kata kunci : Parameter suhu, Tenaga Kerja, Lingkungan Kerja, Iklim Kerja

6 RIWAYAT HIDUP Khikie Pratiwi, lahir pada tanggal 02 Mei 1992 di Samarinda, Kalimantan Timur, merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Johansyah dan Ibu Maria. Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 004 Samarinda Seberang pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Samarinda pada tahun 2004 dan lulus pada tahun Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Samarinda pada tahun 2007 dan lulus pada tahun Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2011 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian pada Program Studi Manajemen Lingkungan. Selama menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian Penulis telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 04 Maret sampai 30 April 2015 di Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Daerah Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

7 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. Tinjauan Umum Iklim Kerja... 4 B. Tinjauan Umum Tenaga Kerja... 9 C. Tinjauan Umum Lingkungan Kerja BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Batasan Penelitian B. Alat dan Bahan Penelitian C. Prosedur Penelitian D. Pengolahan Data BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama menyusun Karya Ilmiah. Keberhasilan dan kelancaran dalam menyusun Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini dengan segala kerendahan hati dan sikap hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Fachrudin Azwari, ST. M.Si dosen pembimbing Karya Ilmiah yang telah mengarahkan penulis dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan Karya Ilmiah ini. 2. Ibu Agustina Murniyati, S. Hut, MP penguji I yang telah banyak membantu dan memberikan saran/masukan kepada penulis di dalam penelitian serta penyusunan Karya Ilmiah ini. 3. Ibu Martha Ekawati Siahaya, S. Hut, MP penguji II yang memberikan arahan dan nasehat di dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. 4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 5. Bapak Ir. Masrudy, MP Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 6. Bapak Ir. M. Hasanudin, MP Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 7. Seluruh staf Dosen dan PLP Manajemen Lingkungan yamg telah banyak memberikan masukan baik itu di dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar. 8. Mama, Bapak, Nenek dan saudara-saudari tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril. 9. Bapak Budi Harsono, S. Hut yang telah membantu membimbing selama perkuliahan. 10. Teman-teman ku Puji, Puja, Ardhie, Tejo, Syahrul, Dewi, Idris yang telah banyak membantu dan memberikan semangat serta inspirasi dalam penyusunan Karya Ilmiah ini sampai selesai. 11. Dan seluruh pihak yang tidak bisa disebut satu-persatu secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis. Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis baik doa maupun dukungan moral dapat dibalas oleh Allah SWT, amin. Dalam penyusunan ini penulis sadar banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Khikie Pratiwi Kampus Sei Keledang, Agustus 2015

9 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) yang Diperkenankan Hasil Perhitungan Sampel di Ruangan Administrasi dan Ruangan Produksib PT. Kharisma Rancang Abadi...17

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Lampiran Halaman 1. Grafik Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) Yang di Perkenankan Grafik Hasil Perhitungan Sampel di Ruangan Administrasi dan RuanganProduksi di PT. Kharisma Rancang Abadi Penghintung Indeks Basah dan Bola (ISBB) Alat Questemp 36 dari Posisi Pengambilan Sampel Ruang Administrasi Alat Questemp 36 Dari Posisi Pengambilan Sampel Ruang Produksi Hasil Produksi di PT. Kharisma Rancang Abadi Hasil Produksi Di Ruang Gudang Gambar Denah Kantor PT. Kharisma Rancang Abadi...29

11 1 BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja, tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup dan terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya (Anonim, 2015a). Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan ciri utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi. Dalam industri atau perusahaan keadaan yang menunjukkan suatu suhu dan kelembaban lingkungan biasa disebut dengan iklim kerja. Iklim kerja merupakan salah satu unsur dari pekerjaan yang mempunyai peran penting dalam proses produksi dan tidak boleh kita menganggap remeh tentang iklim kerja. Pekerjaan dengan suhu tinggi memerlukan penerapan teknologi dan pengaturan iklim kerja yang baik dalam proses produksi maupun proses distribusinya. Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka semangat kerja akan meningkat, dan produktivitas meningkat. Di industri atau perusahaan di Indonesia sekarang ini banyak yang belum sadar tentang iklim kerja. Kondisi seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian, karena iklim kerja yang baik akan mempengaruhi kenyamanan dan produktifitas, misalnya iklim kerja yang panas dapat mempengaruhi kondisi pekerja, karena dengan panas yang didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung maka pekerja akan cepat kehilangan energi (daya tahan tubuh) dan akan berimbas pada semangat bekerja. Panas merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup kemungkinan pekerja dapat

12 2 terpapar langsung. Jika pekerja terpapar dalam jangka waktu yang lama maka pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi kerja. Dan juga harus memperhatikan Nilai Ambang Batas (NAB) yang mempengaruhi ketahanan tubuh (Anonim, 2015b). PT. Kharisma Rancang Abadi Jl. Sultan Sulaiman RT. 19 Kecamatan Sambutan merupakan perusahaan pengembang industri furniture seperti kasur busa. Perusahaan ini berdiri pada tahun Pemasaran di luar Kaltim seperti: Kalimatan Tengah, Kalimantan Barat. PT. Kharisma Rancang Abadi mempunyai 60 orang tenaga kerja. Ruangan di PT. Kharisma Rancang Abadi terdiri dari ruangan produksi, ruangan administrasi, ruangan genset, ruang satpam dan ruangan gudang. Sebagian besar aktivitas tenaga kerja berada di ruangan administrasi dan ruangan produksi. Produksi awal yang dihasilkan berupa bahan dasar busa untuk kasur produk ini langsung siap dipasarkan. Produk bahan dasar busa juga biasa di pasarkan kepada para pengrajin atau perusahaan yang membutuhkan busa sebagai bahan produk dasar. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian analisis tingkat iklim kerja di dalam ruang kerja PT.Kharisma Rancang Abadi Jl. Sultan Sulaiman RT. 19 Kecamatan Sambutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim kerja yang ada di dalam ruang administrasi dan produksi PT. Kharisma Rancang Abadi. Adapun hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menyarankan perusahaan untuk dapat mengatur suhu di sekitar ruangan yang di atas nilai

13 3 ambang batas. Sehingga tenaga kerja merasa nyaman dan tidak merasakan dampak akibat ruangan yang di atas nilai ambang batas tidak hanya dampak pada tenaga kerja tetapi berdampak pada hasil untuk perusahaan.

14 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Iklim Kerja Iklim kerja merupakan kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan, dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas di suatu lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang (Suma mur PK, 1996). 1. Iklim Kerja Iklim kerja merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari. Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. a. Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia. b. Konveksi, adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh.

15 5 c. Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. d. Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap bila udara di luar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas di permukaan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun. 2. Iklim Kerja Dingin Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi semacam ini dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang. Terdapat beberapa contoh tempat kerja dengan iklim kerja dingin diantaranya di pabrik es, kamar pendingin, laboratorium, ruang komputer. Nilai ambang batas iklim kerja di Indonesia, parameter yang digunakan untuk menilai tingkat iklim kerja adalah Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Hal ini telah ditentukan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor No. PER. 13/MEN/X/2011, Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, pasal 1 berbunyi: Indeks suhu Basah dan Bola yang disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola (Anonim, 2015c) Untuk mengetahui iklim kerja di suatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola, perhitunganya adalah:

16 6 a. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung: ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering. b. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar matahari: ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu bola (Anonim, 2003). Menurut Anonim, (2011) Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja yang diperkenankan sebagai berikut: Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam ( %) Catatan: ISBB ( C) Beban Kerja Ringan Sedang Berat 75% - 100% 31,0 28,0-50% - 75% 31,0 29,0 27,5 25% - 50% 32,0 30,0 29,0 0% - 25% 32,2 31,1 30,5 1. Beban kerja ringan membutuhkan kalori Kilo kalori/jam. 2. Beban kerja sedang membutuhkan kalori > Kilo kalori/jam. 3. Beban berat membutuhkan kalori > < 500 kalori/jam. Lebih jelas tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola yang diperkenankan dapat dilihat pada grafik di Gambar 1 berikut:

17 7 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 75 % % 50 % - 75 % 25 % - 50 % 0 % - 25 % Ringan Sedang Berat Gambar 1. Grafik Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan Efek panas terhadap kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, obesitas, keseimbangan air dan elektrolit, serta kebugaran. Apabila tubuh terpapar cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam menyesuaikan dengan lingkungan panas maka timbul keluhan-keluhan seperti yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ruam panas, dapat terjadi di lingkungan panas, lembab dimana keringat tidak dapat dengan mudah menguap dari kulit. Keadaan ini dapat mengakibatkan ruam yang dalam beberapa kasus menyebabkan rasa sakit yang hebat. Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini adalah beristirahat berulang kali di tempat yang dingin dan mandi secara teratur untuk memastikan dengan seksama kekeringan pada kulit. 2. Kelelahan orang bekerja maksimal 8 jam sehari. Setelah 4 jam kerja seseorang harus istirahat, karena terjadi penurunan kadar gula dalam darah. Tenaga kerja akan merasa cepat lelah karena pengaruh lingkungan kerja yang tidak nyaman akibat tekanan panas. Cara yang

18 8 terbaik mengatasi kondisi ini dengan memindahkan pasien ke tempat dingin, memberikan kompres dingin, kaki dimiringkan ke atas dan di beri banyak minum. 3. Heat cramps, dapat terjadi sebagai akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari dalam tubuh, sehingga bisa menyebabkan kejang otot, lemah dan pingsan. Kondisi ini biasanya melebihi dari kelelahan karena panas. Kondisi ini dapat diobati melalui meminum cairan yang mengandung elektrolit seperti: kalsium. 4. Heat exhaustion atau kelelahan karena panas, biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas terutama bagi mereka yang belum beradaptasi tehadap udara panas. Penderita biasanya keluar keringat banyak tetapi suhu badan normal atau tidak normal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih cepat. 5. Heat stroke, terjadi karena pengaruh suhu panas yang sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit kering dan panas. Kondisi ini harus diatasi melalui mendinginkan tubuh korban dengan air atau menyelimutinya dengan kain basah. Segera mencari pertolongan medis (Budiono. S, 2003). B. Tinjauan Umum Tenaga Kerja Berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 tentang tenaga kerja Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan

19 9 bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja (Anonim, 2015d). Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib dilaksanakan oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan berdasarkan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai mana yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab serta tantangan yang

20 10 dihadapinya. Oleh karena itu kepada mereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman dalam bekerja. Adapun syarat-syarat keselamatan kerja antara lain : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan d. Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja g. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai h. Menyelanggarakan suhu dan lembab udara yang baik i. Memeliharaan kebersihan, kesehatan dan ketertiban (Anonim, 2013). C. Tinjauan Umum Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan di sekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan

21 11 pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja (Anonim, 2012). Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja bekerja dalam waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien (Sedarmayanti, 2001). Menurut Kusriyanto. B, (1991) lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah contohnya: panas karena kelelahan, dan alergi.

22 12 1. Tempat Penelitian dan Waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Batasan Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Kharisma Rancang Abadi Jl. Sultan Sulaiman RT. 19 Kecamatan Sambutan, selama dua bulan dari bulan Mei sampai Juni Batasan Penelitian Ruang lingkup penelitian ini hanya satu parameter yaitu suhu di dalam ruang Kerja PT. Kharisma Rancang Abadi Jl. Sultan Sulaiman RT. 19 Kecamatan Sambutan Yaitu ruangan yang lebih dominan tenaga kerja sedang bekerja sebagai objek pengambilan sampel. 1. Alat B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tripot, untuk meletakkan alat questemp 36 setinggi 1,25 meter dari lantai. b. Questemp 36, untuk membaca suhu di ruangan yang lebih dominan tenaga kerja sedang bekerja. c. Form, untuk kertas laporan sementara ketika berada di lapangan. d. Alat tulis kerja, untuk penulisan pada proses pengambilan sampel. e. Kamera, untuk mengambil foto. 2. Bahan Atau Objek a. Bahan yaitu air mineral, untuk membasahi kain kasa putih pada termometer suhu basah alami. b. Objek yaitu tenaga kerja yang bekerja di PT. Kharisma Rancang Abadi.

23 13 C. Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Studi Pustaka Membaca buku penggunaan alat questemp 36, membaca metode pengambilan sampel, dan membaca undang-undang Nilai Ambang Batas (NAB). 2. Wawancara Melakukan wawancara kepada pimpinan tentang kondisi atau keberadaan tenaga kerja bekerja. 3. Persiapan alat dan bahan pengambilan sampel iklim kerja (panas) Peralatan utama yang disiapkan dalam pengambilan titik sampel meliputi: Tripot, questemp 36, kertas laporan sementara, pulpen, dan kamera. 4. Pengambilan sampel iklim kerja a. Pengambilan sampel di ruang administrasi dan ruang produksi b. Pengambilan sampel dilakukan selama satu hari selama 30 menit c. Pengambilan sampel diambil hanya satu titik setiap ruang kerja 5. Pengukuran dan pengamatan Prosedur kerja Pengukuran iklim kerja (panas) menggunakan alat Questemp 36 adalah sebagai berikut: a. Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air mineral, jarak alat questemp 36 setinggi dasar lambung tenaga kerja dan permukaan tempat air 1 inci. Termometer suhu kering dan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam yang sudah dirakit menjadi satu. b. Menyalakan alat questemp 36 dengan menekan tombol power.

24 14 c. Rangkaian alat dipaparkan selama 30 menit. d. Meletakkan alat questemp 36 pada titik pengambilan sampel setinggi lambung tenaga kerja yaitu 1,25 meter dari dasar tanah. e. Letak titik pengambilan sampel ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja sering melakukan pekerjaan. f. Menekan tombol tanda ke bawah dan dilayar menunjukkan hasil nilai parameter suhu. Power 30 menit (Tanda bawah) Mencatat hasil parameter suhu D. Pengolahan Data Pengolahan data diperoleh dari hasil pengambilan sampel di PT. Kharisma Rancang Abadi yang selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus dasar dari SNI Menurut Anonim, (2003) rumus Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung adalah sebagai berikut: ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering.

25 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil dari satu kali pengambilan sampel iklim kerja (panas) pada tanggal 20 Mei 2015 pada parameter suhu adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan Sampel di Ruangan Administrasi dan Ruangan Produksi di PT. Kharisma Rancang Abadi No Lokasi Waktu 1 2 Ruang Administrasi Ruang Produksi Keterangan : s/d Td ( C) 30,3 29,8 Tw ( C) 27,1 26,6 Tg ( C) 27,1 26,6 WBGT ( C) Hasil NAB 28,2 27,2 28,0 28,0 Penilaian > NAB < NAB Cuaca Cerah Beban Kerja Sedang Td = Suhu kering Tw = Suhu basah alami Tg = Suhu yang ditunjukkan oleh suhu bola WBGT = Hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami, dan suhu bola Hasil perhitungan sampel di ruangan administrasi dan produksi dapat dilihat di lampiran. Lebih jelas tentang hasil perhitungan Iklim Kerja dapat dilihat pada grafik di Gambar 2 berikut: Keterangan -pengambilan sampel pada siang hari -disediakan air minum Ruangan Administrasi Ruangan Produksi Td ( C) Tw ( C) Tg ( C) hasil

26 16 Gambar 2. Grafik Hasil Perhitungan Sampel di Ruangan Administrasi dan Ruangan Produksi di PT. Kharisma Rancang Abadi B. Pembahasan PT. Kharisma Rancang Abadi perusahaan yang usahanya di bidang furniture kasur busa mereka memiliki 60 tenaga kerja. PT. Kharisma Rancang Abadi berada di Jl. Sultan Sulaiman RT. 19 Kecamatan Sambutan. Tanggal 20 Mei 2015 melakukan pengambilan sampel di ruangan: 1. Administrasi menghadap ke arah Selatan (Gambar 7), luasnya 3 x 2 meter terdapat 2 ventilasi dan pengukuran di ambil dari jam sampai dengan 09.30, tenaga kerja di ruangan itu ada 4 orang. Di dalam ruang perabotan terdiri dari: 4 meja kantor, 2 jendela, kipas angin, air minum dispenser, 4 komputer, lemari penyimpanan buku atau dokumen perusahaan, dan peralatan mesin kasur busa yang rusak. Posisi tenaga kerja pada saat pengambilan sampel menyebar. Selama pengambilan sampel selama 30 menit tenaga kerja sedang bekerja dengan alat elektronik seperti komputer, kipas angin, air minum dispenser. Hasil dari pengambilan sampel Iklim Kerja suhu kering: 30,3 C, suhu basah: 27,1 C, suhu bola: 27,1 C dari hasil perhitung rumus ISBB: 28,2 C. Pengukuran dilakuan pada cuaca cerah. 28,2 C melebihi nilai ambang batas di tempat kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja, ISBB untuk beban kerja sedang dengan waktu kerja sedang 28,0 C. Dengan adanya hasil tersebut maka disarankan untuk memberikan fasilitas seperti AC untuk mengendalikan suhu di ruangan administrasi.

27 17 2. Produksi menghadap ke arah Selatan (Gambar 7), luasnya 27 x 5 meter, terdapat 5 ventilasi dan pengukuran diambil dari jam sampai 10.00, tenaga kerja di ruangan itu ada 22 orang. Di dalam ruang perabotan terdiri dari: mesin pembuatan kasur busa, 6 mesin jahit motif, 6 mesin jahit pinggiran kasur busa, 5 penjepitan per kasur busa, air minum dispenser, 3 kipas angin, 3 pintu. Posisi tenaga kerja pada saat pengambilan sampel menyebar. Selama pengambilan sampel selama 30 menit tenaga kerja sedang bekerja dengan menggunakan alat-alat elektronik mesin pembuatan kasur busa, mesin jahit motif, mesin jahit pinggiran kasur. Hasil dari pengambilan sampel Iklim Kerja suhu kering: 29,8 C, suhu basah: 26,6 C, suhu bola: 26,6 C dari hasil perhitungan rumus ISBB: 27,2 C. Pengukuran dilakuan pada cuaca cerah. 27,2 C dibawah nilai ambang batas kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja, ISBB untuk beban kerja sedang dengan waktu kerja sedang 28,0 C. Dengan adanya hasil tersebut maka disarankan untuk mempertahankan suhu yang belum melebihi nilai ambang batas 28,0 C. Arah mata angin kantor PT. Kharisma Rancang Abadi dari arah pintu masuk menghadap arah barat, kantor satpam menghadap arah selatan, ruang admistrasi menghadap arah selatan, gudang menghadap arah selatan, genset menghadap arah barat, ruang produksi pintu 1 menghadap barat dan 2 pintu menghadap utara, dan parkiran menghadap arah utara.

28 18 Dampak dari melebihi nilai ambang batas di tempat kerja yaitu: cepat mengantuk, kelelahan, ruam panas.

29 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di ruang administrasi 28,2 C (> NAB) dan di ruang produksi 26,6 C (< NAB) yang telah di tentukan oleh Permenakertrans No. PER 13/MEN/X/2011 pada beban kerja sedang 28,0 C. B. Saran 1. Sebaiknya melakukan pengambilan sampel lebih dari 1 kali dan titik lokasi lebih dari 1 titik dalam 8 jam kerja. 2. Penyediaan air minum yang bersih dan sehat di tempat kerja tetap dipertahankan.

30 20 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Pengukuran Iklim kerja (panas) Dengan Parameter Indeks Suhu Basah Dan Bola. Anonim, Per.13/ MEN/X/2011. Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Kimia Di Tempat Kerja. Anonim, Pengertian Lingkungan Kerja. Anonim, DuniainformatikaIndonesia.blogspot.com Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja. Anonim, 2015a. academica. edu/ /bab 1 pendahuluan. Anonim, 2015b. Iklim Kerja kailalangit biru.blogspot.com. Anonim, 2015c. Iklim Kerja www. Academica. edu/682592/ Laporan pratikum K3 Iklim Kerja Indeks Suhu Bola Basah. Anonim, 2015d. Id. Wikipedia. Org/ wiki/ Tenaga Kerja. Bambang Kusriyanto Meningkatkan Produktivitas karyawan. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta. Suma mur PK, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta. Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas. CV. Mandar Maju. Jakarta. Sugeng Budiono, Efek Panas Terhadap Kesehatan Dipengaruhi Oleh Usia. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang.

31 LAMPIRAN 21

32 22 PERHITUNGAN INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) Rumus: ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering. 1. Perhitung Ruangan Administrasi: ISBB = 0,7 x 27,1 C + 0,2 x 27,1 C + 0,1 x 30,3 C = 3,03 C + 5,42 C + 18,97 C = 28,2 C 2. Perhitungan Ruangan Produksi: ISBB = 0,7 x 26,6 C + 0,2 C x 26,6 C + 0,1 x 29,8 C = 18,62 C + 5,32 C + 2,98 C = 27,2 C Gambar 3. Alat Questemp 36 Dari Posisi Pengambilan Sampel Ruang Administrasi

33 Gambar 4. Alat Questemp 36 Dari Posisi Pengambilan Sampel Ruang Produksi 23

34 Gambar 5. Hasil Produksi Dari Ruang Produksi 24

35 Gambar 6. Hasil Produksi Di Ruang Gudang 25

36 26 Pos Satpam Ruang Administrasi 3 x 2 meter Ruang Gudang Pintu Masuk Jalanan Ruang Genset Parkiran Ruang Produksi 27 x 5 meter Gambar 7. Gambar Denah Kantor PT. Kharisma Rancang Abadi

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Denny Dermawan 1, Mochamad Luqman Ashari 2, Wiediartini 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. Namun dalam penerapan teknologi tinggi tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA KEPUTUSAN T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu

Lebih terperinci

IV-138 DAFTAR ISTILAH

IV-138 DAFTAR ISTILAH IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58

Lebih terperinci

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola Standar Nasional Indonesia Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola ICS 17.200.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat disegala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan, transportasi, dan lainnya.

Lebih terperinci

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja Standar Nasional Indonesia Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja ICS 13.100 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016 ANALISA KONDISI TERMAL UNTUK MENDUKUNG KENYAMANAN KERJA OPERATOR DI PT. PABRIK ES SIANTAR TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh Marta Sundari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai faktor bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja. Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pekerja. 1 Di dalam lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA Nugroho Dwi Prasetyo, Rizki Gusti, Alfi Torich, Denny Dermawan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Defenisi Tekanan Panas Menurut Suma mur (2009) cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. Bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Iklim Kerja 1. Pengertian Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja. 2 Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti; temperatur, kelembapan udara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas adalah faktor pekerjaan yang dihadapi oleh banyak pekerja hutan di seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di bidang kehutanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka, tertutup, bergerak ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Panas 1. Tekanan panas Tekanan panas adalah kombinasi atau interaksi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu udara yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO Akmal Dwiyana Kau, Sunarto Kadir, Ramly Abudi 1 akmalkau@gmail.com Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keadaan sekitar baik secara fisik dan non fisik yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi keadaan lingkungan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Iklim kerja panas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah studi di Portugal mengenai lingkungan dingin menunjukkan prosentase yang signifikan dari pekerja yang berulang kali terpajan pada kondisi ekstrim dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu.temperature kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi : BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGUKURAN KONDISI TERMAL TEMPAT KERJA YANG MENDUKUNG KENYAMANAN OPERATOR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DI LANTAI PRODUKSI PT. SINAR SOSRO TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Pengertian Tekanan Panas Tekanan panas adalah batasan kemampuan penerimaan panas yang diterima pekerja dari kontribusi kombinasi metabolisme tubuh akibat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB Mufrida Meri 1), Hendra Risda Eka Putra 2) 1) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA) PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA) Adhitomo Wirawan 1, Denny Dermawan 2 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Kerja 2.1.1. Definisi Iklim Kerja Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber-sumber ekonomi yang ada pada suatu perusahaan memiliki peranannya masing-masing dalam usaha peningkatan produktivitas. Keseluruhan sumber ekonomi tersebut apabila

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tekanan Panas a. Definisi Iklim kerja adalah suatu bentuk kombinasi dari suhu di tempat kerja, kelembaban pada udara, kecepatan gerakan udara, serta suhu radiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri seharusnya memiliki kualitas sesuai standar yang ditentukan. Dalam proses pembuatannya tentu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun demikian, penerapan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam sektor pekerjaan menjadi salah satu fokus utama dari strategi pembangunan Indonesia. Pada Februari 2014 tercatat jumlah penduduk yang bekerja mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO

TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO TUGAS AKHIR KAJIAN IKLIM KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN DAN KONVEKSI 4 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO Retno Astrini W R.0010083 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada mereka. Keadaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM

PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp) Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi menimbulkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja bila berada

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan potensi di bidang industri. Salah satu bidang industri itu adalah industri manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Diploma 3 oleh :

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL

UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) TIPE RAK DENGAN PEMANAS TAMBAHAN PADA PENGERINGAN KERUPUK UYEL Oleh : DEWI RUBAEATUL ADAWIYAH F14103089 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA. 1 Line A Dekat Mesin BOM A

REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA. 1 Line A Dekat Mesin BOM A Heat Stress REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA No Location Time Result Wbgt Start End Tw Td Tg in Rh 1 Line A Dekat Mesin BOM A4 10.20 10.45 25.9 37.5 38.1 29.6 40.12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Faktor temperatur pada suatu lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja, bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM. PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4 Oleh : SUKARNO NIM. 120500064 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku

o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku n. Pengangkutan bahan 156 o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku p. Informasi lain yang di perlukan Pasal 5 Label sebagaimana di maksud dalam pasal 3 huruf a meliputi keterangan mengenai

Lebih terperinci

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG HIPERKES DAN KK TUJUAN M A N F A A T a Melindungi Tenaga

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program Oryza Rachmahati 1*, Tanti Utami Dewi 2, dan Farizi Rachman 3 1 Program

Lebih terperinci

UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN GABAH DENGAN ENERGI SURYA BERBANTU PEMANAS BUATAN

UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN GABAH DENGAN ENERGI SURYA BERBANTU PEMANAS BUATAN UJI KINERJA ALAT PENGERINGAN GABAH DENGAN ENERGI SURYA BERBANTU PEMANAS BUATAN SKRIPSI Oleh: Rachmat Oktaviano Andisura NIM 061710201041 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja pada saat melakukan pekerjaan di tempat kerja tidak terlepas dari berbagai faktor bahaya dan potensi bahaya yang terdapat pada pekerjaan atau lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya Bab V Hasil dan Pembahasan Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya V.1 Identifikasi Bahaya Teknik yang digunakan untuk penentuan bahaya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan 2.1. Tekanan Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, terdapat perubahan gaya hidup masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga mempengaruhi jumlah pesanan pada katering (Tristar

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA Oleh : ELVI DINA YUNIATI D11.2012.01487 FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JUNI 2013 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger INTISARI Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR Ridhayani Adiningsih Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dehidrasi 1. Pengertian Dehidrasi Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. i. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. i. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN i. Latar Belakang Kemajuan Industri di Indonesia sekarang ini berkembang sangat pesat, hal ini dibuktikan dengan adanya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA PANAS DENGAN TINGKAT DEHIDRASI PADA TENAGA KERJA DI UNIT KANTIN PT. INDOACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR.

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA PANAS DENGAN TINGKAT DEHIDRASI PADA TENAGA KERJA DI UNIT KANTIN PT. INDOACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR. LAPORAN TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA PANAS DENGAN TINGKAT DEHIDRASI PADA TENAGA KERJA DI UNIT KANTIN PT. INDOACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR. Arif Kusuma Atmaja NIM. R0009017

Lebih terperinci

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN 2339-028X ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Indah Pratiwi* Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan. PERBEDAAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA TERPAPAR IKLIM KERJA PANAS DI BAGIAN PENGECORAN LOGAM DAN FINISHING PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu dari aspek ligkungan fisik seperti suhu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kenyamanan Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR KELAS KONTROL LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR PERCOBAAN 1 PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI FAKTA Proses terjadinya angin laut! Angin laut terjadi pada siang hari, proses terjadi angin laut yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci