BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. Patria Anugerah Sejati adalah sebuah perusahaan engineering dan konstruksi di bidang industri Minyak dan Gas Bumi yang didirikan pada tahun 1993 untuk memberikan kualitas, proyek dengan kontrol ketat dan jasa teknis di bidang rekayasa proyek, pengadaan, fabrikasi dan konstruksi, start up dan commissioning terutama untuk listrik, instrumentasi, piping, mekanik, struktural, blasting painting, arsitektural dan perancah. Dalam penelitian tugas akhir ini penulis memilih penelitian pada bidang instalasi untuk pekerjaan listrik dan instrumentasi pada konstruksi pembangunan anjungan lepas pantai. Komitmen PT. Patria Anugerah Sejati adalah untuk memberikan layanan yang memberikan nilai tambah dengan biaya yang kompetitif sesuai dengan kompleksitas dari proyek dalam mengembangkan kesempatan dengan klien untuk kesuksesan dimasa depan. Visi dan Misi Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan terkemuka nasional dengan menekankan profesionalisme, ketepatan waktu, standar mutu dan kepuasan pelanggan. Misi perusahaan adalah untuk menyediakan layanan berharga dan dapat diandalkan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan dengan terus meningkatkan sumber daya manusia yang professional. Page 49

2 50 Kantor dan Fasilitas PT. Patria Anugerah Sejati memiliki 625 m2 ruang kantor di Jl. Pangeran Jayakarta No.73 Comp. P. Jayakarta Centre Blok B1/12 Jakarta dan untuk mendukung kinerja engineering, pengadaan dan fabrikasi, PT. Patria Anugerah Sejati juga didukung dengan fasilitas fabrikasi workshop 500 m2 di Cikarang Industrial Estate Jababeka II dan m2 yard fabrikasi di Batam. 4.2 Anjungan Lepas Pantai Konstruksi anjungan lepas pantai atau sering juga disebut platform adalah salah satu sarana untuk menunjang kegiatan penambangan minyak dan gas bumi secara efektif dan efisien di lepas pantai. Karena letaknya yang berada di lepas pantai, pastinya desainnya sangat berbeda dengan desain struktur yang ada di darat. Pada dasarnya platform terdiri dari 3 bagian utama yaitu topside facility, jacket,dan piles atau foundation. Ketiga bagian ini merupakan penopang utama semua kegiatan di platform. Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya penambahan fasilitas pendukung lainnya. Topside facility dibagi menjadi 2 bagian yang terpisah. Yang pertama yaitu penempatan fasilitas pengeboran seperti drilling deck, production deck dan cellar deck. Drilling deck merupakan tempat peralatan untuk pengeboran minyak dari atas platform ke dalam perut bumi. Production deck adalah tempat peralatan pengolahan minyak mentah yang telah diambil dari perut bumi. Cellar deck yaitu tempat penyimpanan minyak sementara setelah diolah di production deck sebelum diangkat dan didistribusikan ke tempat pengolahan di darat. Yang kedua adalah fasilitas bagi para pekerja di platform seperti tempat tinggal dan tempat hiburan yang memadai karena para pekerja tinggal di platform dalam waktu yang cukup lama.

3 51 Gambar 4.1 Contoh Konstruksi Anjungan Lepas Pantai Jacket adalah bagian penopang yang berada di bawah topside facility. Bagian ini berfungsi untuk menopang bagian di atasnya agar konstruksi yang ada tetap stabil. Jacket tersusun atas konstruksi yang kuat agar dapat menahan goncangan yang diakibatkan gaya luar seperti ombak dan angin laut yang dapat menggannggu kestabilan platform. Foundation merupakan bagian dasar penopang yang terletak di bagian paling bawah platform. Bagian ini tersusun atas beton atau baja yang komposisinya telah disesuaikan sehingga tidak mudah hancur dalam jangka waktu tertentu yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan dan biaya. Pada sebagian platform, foundation langsung tertanam pada dasar laut karena jarak antara muka air laut dengan dasar laut tidak terlalu jauh ( kaki). Sebagian lainnya mengapung di dalam laut karena jarak dengan dasar laut terlalu jauh sehingga di tahan dengan kabel - kabel berukuran besar yang sangat kuat sehingga foundation tidak bergoyang - goyang karena ombak. Konsep struktur platform secara umum dapat

4 52 dikatagorikan ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan tipe supporting structure. Tiga kelompok utama berdasarkan tipe supporting structure antara lain Fixed Platform, Floating Platform, dan Compliant Platform. Fixed Platform merupakan tipe yang paling konvensional dan juga banyak dibangun dibandingkan tipe lain. Karakter utamanya adalah kaki-kaki platform yang menumpu dan diarncang ke dasar laut sehingga kedudukannya tepat. Yang termasuk ke dalam kategori ini diantaranya adalah Jacket Template dan Concrete Gravity Platform. Tipe jacket template disusun atas struktur baja tubular dan pondasi baja yang dipancang ke dasar laut, sedang concerate gravity platform merupakan struktur beton yang mengandalkan berat sendiri untuk menjaga kestabilitasnya. Biasanya tipe ini digunakan untuk laut dangkal. Sedangkan Floating Platform memiliki kaki seperti lambung kapal sehingga dapat mengambang di permukaan laut. Air laut dapat masuk atu keluar dari lambung tersebut sehingga kestabilan platform dapat diatur. Semi-submersible platform dan Jack-up platform termasuk ke dalam tipe ini. Meskipun mengambang tetapi pergerakan platform tetap dikontrol oleh Dynamic Positioning System (menggunakan baling-baling) atau dangan anchor. Dan Compliant Platform biasanya digunakan di laut dalam (>1500 feet) karena secara ekonomis dan teknis sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan kedua tipe sebelumnya. Strukturnya relative fleksibel karena biasanya mengambang di permukaan laut, ringan, dan mengandalkan system penambatan yang baik. Salah satu tipe fixed platform yang paling banyak digunakan di laut dangkal.

5 Aktivitas Proyek Instalasi Listrik Dan Instrumentasi Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada pekerjaan proyek instalasi listrik dan instrumentasi adalah sebagai berikut: 1. Contract award Contract award adalah pemberian surat perintah kerja atau SPK dari klien ke perusahaan kontraktor dengan harga yang telah disetujui untuk memulai proyek pekerjaan instalasi listrik dan instrumentasi. 2. Mobilization of equipment and personnel Mobilization adalah aktivitas pengiriman serta setting peralatan, container office dan tenaga kerja ke tempat lokasi pekerjaan proyek. 3. Cable Inspection and Continuity Check Merupakan pekerjaan inspeksi dan pengetesan kabel sebelum dipasang. Pekerjaan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa kabel yang telah datang dalam kondisi yang bagus dan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan sebelum dipasang. Gambar 4.2 Kabel yang harus diinspeksi dan continuity check

6 54 4. Instrument Tag Item Calibration Kalibrasi merupakan proses verifikasi alat-alat instrumentasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Gambar 4.3 Pressure gauge calibration 5. Cable tray and tubing tray support installation Merupakan pemasangan support atau penyangga cable tray (tempat jalur kabel) dan tubing tray sesuai dengan gambar konstruksi dan instalasi yang telah disetujui. 6. Cable tray and tubing tray installation Merupakan pemasangan tempat jalur kabel dan tubing sesuai dengan gambar konstruksi dan instalasi yang telah disetujui.

7 55 Gambar 4.4 Cable tray lengkap dengan support yang sudah terpasang 7. Cover tray installation Merupakan pemasangan penutup cable tray (tempat jalur kabel) sesuai dengan gambar konstruksi dan instalasi yang telah disetujui. Gambar 4.5 Cover tray yang sudah terpasang

8 56 8. Electrical equipment support installation Merupakan pemasangan support atau landasan untuk panel-panel listrik, junction box dan peralatan listrik lainnya sesuai dengan gambar konstruksi. 9. Instrument stanchion installation Merupakan pemasangan support atau landasan untuk alat-alat instrumentasi sesuai dengan gambar konstruksi yang telah disetujui. Gambar 4.6 Instrument tag item yang terpasang diatas stanchion 10. Electrical equipment installation Merupakan pemasangan panel-panel listrik, junction box dan peralatan listrik lainnya sesuai dengan gambar konstruksi yang telah disetujui.

9 57 Gambar 4.7 Electrical equipment di control room 11. Instrumentation Tag Item installation & hook up Merupakan pemasangan alat-alat instrmentasi dan tubing hook up sesuai dengan gambar konstruksi yang telah disetujui. Gambar 4.8 Instrument tag item installation and hook up 12. Lay down / pulling cable Merupakan penarikan atau pemasangan kabel didalam cable tray dari alatalat listrik ke panel-panel listrik maupun junction box.

10 58 Gambar 4.9 Lay down / Pulling Cable 13. Cable glanding and termination Merupakan pekerjaan koneksi kabel ke terminal-terminal yang ada di dalam panel-panel listrik, junction box maupun peralatan listrik lainnya. Gambar 4.10 Cable glanding and termination

11 Continuity and megger test Merupakan pekerjaan pengetesan kabel apakah kabel tersebut telah terhubung dengan benar sesuai dengan gambar konstruksi dan memastikan bahwa kabel yang dipasang tidak mengalami kerusakan. Gambar 4.11 Cable testing 15. Leak test and pressure test Merupakan pekerjaan pengetesan terhadap tubing-tubing yang terpasang pada alat-alat instrumentasi dengan memberikan tekanan udara maupun air dengan ketentuan pengetesan yang telah disetujui untuk memastikan bahwa tubing telah terpasang dengan benar dan tidak mengalami kebocoran.

12 60 Gambar 4.12 leak test / Pressure test 16. Precommissioning Pre-Commissioning adalah aktivitas untuk memastikan bahwa setiap instrument dan elektrikal input devices, sistem control, dan instrument final element dapat beroperasi sebagaimana control design untuk menunjang proses. Pre-commissioning dapat juga disebut function test untuk setiap loop.

13 Critical Path Method (CPM) Tabel 4.1 Data awal kegiatan proyek instalasi listrik dan instrumentasi pada anjungan lepas pantai ID No. Aktivitas Pekerjaan Predecessor Normal Percepatan (Crashing) Durasi (Hari) Manhour Cost (USD) Durasi (Hari) Manhour Cost (USD) A Mobilization of Personnel and Equipment B Cable inspection & Continuity Test A C Instrument Tag Item Calibration A D Cellar Deck Area D1 Cable Tray and Tubing Tray Support Installation A D2 Cable Tray Installation D D3 Tubing Tray Installation D D4 Cover Tray Installation D7, D D5 Electrical Equipment Support Installation D D6 Instrument Stanchion Installation D D7 Electrical Equipment Installation D D8 Instrument Tag Item Installation & Hook up C, D3, D D9 Lay down / Pulling Cable B, D

14 62 D10 Cable Glanding & Termination D7, D E Main Deck Area E1 Cable Tray and Tubing Tray Support Installation D E2 Cable Tray Installation E E3 Tubing Tray Installation E E4 Cover Tray Installation E7, E E5 Electrical Equipment Support Installation E E6 Instrument Stanchion Installation E E7 Electrical Equipment Installation E E8 Instrument Tag Item Installation & Hook up C, E3, E E9 Lay down / Pulling Cable B, E E10 Cable Glanding & Termination E7, E F Top Deck & Control Room Area F1 Cable Tray Support Installation E F2 Cable Tray Installation F F3 Electrical Equipment Support Installation F F4 Electrical Equipment Installation F F5 Lay down / Pulling Cable B, F

15 63 F6 Cable Glanding & Termination F4, F G Testing Activity G1 Continuity & Megger Test F6, E10, D G2 Leak Test & Pressure Test E8, D G3 Precommissioning D4, E4, G1, G Total Note : Manhour tersebut diatas adalah waktu kerja karyawan dalam satuan jam dimana untuk proyek instalasi elektrikal instrumentasi ini standar jam kerja karyawan adalah 10 jam per hari. Rate manhour yag digunakan dalam data penelitian ini adalah USD 3.5/Jam, dimana rate manhour tersebut diatas melingkupi gaji karyawan termasuk uang makan, transportasi dan akomodasi bagi karyawan, medical checkup untuk karyawan, peralatan keselamatan, handtools (alat kerja), dan kebutuhan konsumables untuk mendukung pelaksanaan kerja.

16 Diagram Network Dari data pada table 4.1 diatas maka disusun suatu diagram jaringan kerja (network diagram) seperti pada lampiran 1. Dari data pada lampiran 1 maka disusun suatu table network diagram sebagai berikut : Tabel 4.2 Tabel Jaringan Kerja (CPM) Aktivitas Predecessor Durasi ES EF LS LF FF TF Keterangan A Jalur Kritis B A C A D1 A Jalur Kritis D2 D D3 D D4 D7, D D5 D D6 D D7 D D8 C, D3, D D9 B, D D10 D7, D E1 D Jalur Kritis E2 E E3 E E4 E7, E E5 E E6 E E7 E E8 C, E3, E E9 B, E E10 E7, E

17 65 F1 E Jalur Kritis F2 F Jalur Krtis F3 F F4 F F5 B, F Jalur Kritis F6 F4, F Jalur Kritis G1 F6, E10, D Jalur Kritis G2 E8, D G3 D4, E4, G1, G Jalur Kritis Dari diagram network dan table diagram network diatas dapat diketahui bahwa waktu normal penyelesaian pekerjaan instalasi elektrikal instrumentasi adalah 176 hari dengan biaya penyelesaian pekerjaan sebesar USD Sedangkan aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis adalah: A D1 E1 F1 F2 F5 F6 G1 G3 : Mobilization of personnel and equipment : Cable tray and tubing tray support installation at cellar deck area : Cable tray and tubing tray support installation at main deck area : Cable tray support installation at top deck & control room area : Cable tray installation at top deck & control room area : Lay down / pulling cable at top deck & control room area : Cable glanding and termination at top deck & control room area : Continuity and megger test : Precommissioning

18 Slope Biaya Penyelesaian Proyek Tabel 4.3 Slope Biaya Penyelesaian Proyek (CPM) Aktivitas Predec. Percepatan Normal (Crashing) Durasi Cost Durasi Cost Slope Biaya Remarks A Jalur Kritis B A C A D1 A Jalur Kritis D2 D D3 D D4 D7, D D5 D D6 D D7 D D8 C, D3, D D9 B, D D10 D7, D E1 D Jalur Kritis E2 E E3 E E4 E7, E E5 E E6 E E7 E E8 C, E3, E E9 B, E E10 E7, E F1 E Jalur Kritis F2 F Jalur Kritis F3 F

19 67 F4 F F5 B, F Jalur Kritis F6 F4, F Jalur Kritis G1 F6, E10, D Jalur Kritis G2 E8, D G3 D4, E4, G1, G Jalur Kritis Dari table diatas percepatan aktivitas pekerjaan (crashing) dilakukan terhadap aktivitas pada jalur kritis dimulai dengan biaya slope terkecil. Percepatan Aktivitas E1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {1, 4} CL = 1 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 2. Waktu penyelesaian proyek menjadi 175 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Normal + (176 hari 175 hari) slope biaya = USD = USD ,5 Percepatan Aktivitas G3 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {1, 2} CL = 1

20 68 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 3. Waktu penyelesaian proyek menjadi 174 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing E1 + (175 hari 174 hari) slope biaya = USD , = USD ,5 Percepatan Aktivitas D1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {1, 4} CL = 1 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 4. Waktu penyelesaian proyek menjadi 173 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing G3 + (174 hari 173 hari) slope biaya = USD , = USD ,5 Percepatan Aktivitas F1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {1, 2} CL = 1 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 5. Waktu penyelesaian proyek menjadi 172 hari. Percepatan aktivitas F1 menyebabkan terjadinya jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan biaya slope terkecil USD 105

21 69 pada aktivitas E9. Dari percepatan aktivitas F1 pararel E9 diagram networknya seperti pada lampiran 6. Sedagkan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing G3 + ( hari) slope biaya pararel = USD ,5 + {(1) ( )} = USD ,5 Tabel diagram networknya menjadi sebagai berikut : Tabel 4.4 Tabel Diagram Network Setelah Percepatan F1 pararel E9 Aktivitas Predecessor Durasi ES EF LS LF FF TF Keterangan A Jalur Kritis B A C A D1 A Jalur Kritis D2 D D3 D D4 D7, D D5 D D6 D D7 D D8 C, D3, D D9 B, D D10 D7, D E1 D Jalur Kritis E2 E E3 E E4 E7, E E5 E E6 E E7 E

22 70 E8 C, E3, E E9 B, E E10 E7, E F1 E Jalur Kritis F2 F Jalur Krtis F3 F F4 F F5 B, F Jalur Kritis F6 F4, F Jalur Kritis G1 F6, E10, D Jalur Kritis G2 E8, D G3 D4, E4, G1, G Jalur Kritis Percepatan Aktivitas F2 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {4, 2} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 7. Waktu penyelesaian proyek menjadi 170 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F1 + (172 hari 170 hari) slope biaya = USD , = USD ,5 Percepatan Aktivitas F5 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 6} CL = 2

23 71 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 8. Waktu penyelesaian proyek menjadi 168 hari. Percepatan aktivitas F5 menyebabkan terjadinya jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan biaya slope terkecil USD 105 pada aktivitas E9. Dari percepatan aktivitas F1 pararel E9 diagram networknya seperti pada lampiran 9. Sedangkan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F2 + ( hari) slope biaya pararel = USD ,5 + {2 x ( )} = USD ,5 Percepatan Aktivitas F6 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {4, 5} CL = 4 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 10. Waktu penyelesaian proyek menjadi 164 hari. Percepatan aktivitas F6 menyebabkan terjadinya jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan biaya slope terkecil USD 105 pada aktivitas E9. Dari percepatan aktivitas F1 pararel E9 diagram networknya seperti pada lampiran 11.Sedangkan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F5 + ( hari) slope biaya pararel = USD ,5 + {4 x ( )} = USD ,5

24 72 Percepatan Aktivitas G1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {4, 2} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 12. Waktu penyelesaian proyek menjadi 162 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F6 + (164 hari 162 hari) slope biaya = USD ,5 + (2 x 350) = USD ,5 4.5 Program Evaluation and Review Technique (PERT) Tabel 4.5 Data Kegiatan Proyek (PERT) Aktiitas Predecessor a m b te s v Remarks A B A C A D1 A D2 D D3 D D4 D7, D D5 D D6 D D7 D D8 C, D3, D D9 B, D

25 73 D10 D7, D E1 D E2 E E3 E E4 E7, E E5 E E6 E E7 E E8 C, E3, E E9 B, E E10 E7, E F1 E F2 F F3 F F4 F F5 B, F F6 F4, F G1 F6, E10, D G2 E8, D G3 D4, E4, G1, G

26 74 Dari table data diatas maka disusun suatu diagram network seperti pada lampiran 13. Dari data lampiran 13 disusun suatu table diagram network sebagai berikut: Tabel 4.6 Tabel Diagram Network Waktu Normal (PERT) Aktivitas Predecessor Durasi ES EF LS LF FF TF Keterangan A Jalur Kritis B A C A D1 A Jalur Kritis D2 D D3 D D4 D7, D D5 D D6 D D7 D D8 C, D3, D D9 B, D D10 D7, D E1 D Jalur Kritis E2 E E3 E E4 E7, E E5 E E6 E E7 E E8 C, E3, E E9 B, E E10 E7, E F1 E Jalur Kritis

27 75 F2 F Jalur Kritis F3 F F4 F F5 B, F Jalur Kritis F6 F4, F Jalur Kritis G1 F6, E10, D Jalur Kritis G2 E8, D G3 D4, E4, G1, G Jalur Kritis Tabel 4.7 Slope Biaya Penyelesaian Proyek (PERT) Akt. Predec. Normal Percepatan (Crashing) Durasi Manhour Cost Durasi Manhour Cost Slope Biaya Remarks A , ,450 0 Jalur Kritis B A C A , , D1 A 14 1,120 3, ,200 4, Jalur Kritis D2 D1 19 1,140 3, ,200 4, D3 D , , D4 D7, D , ,040 3, D5 D , D6 D , D7 D , , D8 C, D3, D , ,080 3, D9 B, D2 21 1,680 5, ,700 5, D10 D7, D9 24 1,920 6, ,100 7, E1 D1 20 1,600 5, ,760 6, Jalur Kritis E2 E1 28 3,360 11, ,520 12, E3 E1 20 1,200 4, ,280 4, E4 E7, E9 18 1,440 5, ,600 5, E5 E , , E6 E ,

28 76 E7 E , , E8 C, E3, E6 30 1,800 6, ,920 6, E9 B, E2 30 3,000 10, ,120 10, E10 E7, E9 45 3,600 12, ,000 14, F1 E , , F2 F , , Jalur Kritis Jalur Kritis F3 F , F4 F , ,000 3, F5 B, F2 30 2,400 8, ,880 10, F6 F4, F5 49 4,900 17, ,280 18, G1 F6, E10, D ,120 3, ,320 4, G2 E8, D , , G3 D4, E4, G1, G2 14 1,400 4, ,440 5, Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Jalur Kritis Percepatan Aktivitas G3 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 2} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 14. Waktu penyelesaian proyek menjadi 172 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Normal + (174 hari 172 hari) slope biaya = USD = USD

29 77 Percepatan Aktivitas D1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 4} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 15. Waktu penyelesaian proyek menjadi 170 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing G3 + (172 hari 170 hari) slope biaya = USD = USD Percepatan Aktivitas E1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 4} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 16. Waktu penyelesaian proyek menjadi 168 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing D1 + (170 hari 168 hari) slope biaya = USD = USD Percepatan Aktivitas F1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 2} CL = 2

30 78 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 17. Percepatan F1 menyebabkan jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan slope biaya percepatan terkecil 93 pada aktivitas E2 sehingga diagram network percepatannya menjadi seperti pada lampiran 18. Waktu penyelesaian proyek menjadi 166 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing E1 + ( hari) slope biaya Pararel = USD {(280+93) x 2} = USD Percepatan Aktivitas F6 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 5} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 19. Percepatan F6 menyebabkan jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan slope biaya percepatan terkecil 93 pada aktivitas E2 sehingga diagram network percepatannya menjadi seperti pada lampiran 20. Waktu penyelesaian proyek menjadi 164 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F1 + ( hari) slope biaya pararel = USD {( ) x 2} = USD

31 79 Percepatan Aktivitas F2 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 2} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 21. Percepatan F2 menyebabkan jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan slope biaya percepatan terkecil 93 pada aktivitas E2 sehingga diagram network percepatannya menjadi seperti pada lampiran 22. Waktu penyelesaian proyek menjadi 162 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F6 + ( hari) slope biaya pararel = USD {( ) x 2} = USD Percepatan Aktivitas F5 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 6} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 23. Percepatan F5 menyebabkan jalur kritis baru yaitu aktivitas E2 E9 E10 dengan slope biaya percepatan terkecil 93 pada aktivitas E2 sehingga diagram network percepatannya menjadi seperti pada lampiran 24. Waktu penyelesaian proyek menjadi 160 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F2 + ( hari) slope biaya pararel = USD {( ) x 2} = USD

32 80 Percepatan Aktivitas G1 CL = min {FF, Crash limit} CL = min {2, 2} CL = 2 Diagram network percepatannya seperti pada lampiran 25. Waktu penyelesaian proyek menjadi 158 hari dengan biaya penyelesaian proyek sebesar : Biaya crashing = Biaya Crashing F2 + ( hari) slope biaya = USD = USD

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN 5.1 Critical Path Method (CPM) Dari data hasil penelitian pada tabel 4.1 dan diagram network pada lampiran 1 yaitu setelah dilakukan perhitungan dengan cara forward dan backward

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1 Bab 1 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam mineral di Indonesia memilik potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi, terutama untuk jenis minyak dan gas bumi. Sumber mineral di Indonesia sebagian

Lebih terperinci

1. MECHANICAL ROTATING INSPECTOR : 2. ELECTRICAL INPECTOR : PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI :

1. MECHANICAL ROTATING INSPECTOR : 2. ELECTRICAL INPECTOR : PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI : DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, DAN MOBILITAS PENDUDUK(DINSOSNAKERMOBDUK) KABUPATEN ACEH TIMUR MEMBUKA KESEMPATAN BAGI PUTRA-PUTRI ACEH TERBAIK UNTUK MENGISI LOWONGAN KERJA UNTUK PROYEK BLOK A 1. MECHANICAL

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam membuat laporan hasil pekerjaan proyek, data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan dan wawancara dengan site manager proyek. Pedoman

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini hadir di Indonesia sejak tahun 1972 yang di kenal dengan nama Chubb Indonesia yang menjadi vioneer dalam industry fire

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Perbandingan Metode CPM dan PERT Berdasarkan hasil pengolahan data pada Bab IV, metode analisis jaringan kerja (Network Analysis) yang digunakan untuk penyusunan jadwal yaitu teknik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER 4.1 Definisi Anjungan Minyak Lepas Pantai (Offshore Oil Platform) Oil platform adalah sebuah bangunan struktur besar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Negara yakni Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maleo, 40 km sebelah tenggara Pulau Madura dan ±25 km sebelah selatan Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Maleo, 40 km sebelah tenggara Pulau Madura dan ±25 km sebelah selatan Pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maleo Producer Platform (MPP) ditempatkan pada September 2006 di blok Maleo, 40 km sebelah tenggara Pulau Madura dan ±25 km sebelah selatan Pulau Puteran, terletak

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama dunia yang dibentuk dari proses geologi yang sama. Sehingga, minyak dan gas bumi sering ditemukan pada

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT Irma Lidi NRP : 0221047 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

hubungann dengan kegiatan lain. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi waktu penjadwalan proyek. Setelah dilakukan work breakdown, kemudian dilakukan kla

hubungann dengan kegiatan lain. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi waktu penjadwalan proyek. Setelah dilakukan work breakdown, kemudian dilakukan kla BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penyusunan tugas akhir ini, penulis membutuhkan berbagai macam data input dan masukan untuk dianalisis lebih lanjut. Data-data

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 Giri Dhamma Wijaya 1, Felix Marsiano 2, Sentosa Limanto 3 ABSTRAK : Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK Fransisko Noktavian Wowor B. F. Sompie, D. R. O. Walangitan, G. Y. Malingkas Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM

LAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM 2016 LAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM PT PLN (Persero) PUSHARLIS PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM Platform LProcess merupakan struktur anjungan lepas pantai tipe jacket dengan struktur empat kaki dan terdiri dari dua deck untuk fasilitas Process. Platform ini terletak pada

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

BAB 3 DESKRIPSI KASUS BAB 3 DESKRIPSI KASUS 3.1 UMUM Anjungan lepas pantai yang ditinjau berada di Laut Jawa, daerah Kepulauan Seribu, yang terletak di sebelah Utara kota Jakarta. Kedalaman laut rata-rata adalah 89 ft. Anjungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem adalah kumpulan dari suatu elemen atau komponen atau subsistemsubsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mendasar yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mendasar yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan merupakan hal yang pokok dan mendasar yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan merupakan

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS Nama : Adinda Ridwan NPM : 10212201 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ary Natalina S.sos, MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 237 242. PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT Natalia Ranti Yunus NRP : 0521043 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir.MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Analisis Penjadwalan Proyek Struktur Rom Bin Menggunakan Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT) di PT. Lintech Duta Pratama

Analisis Penjadwalan Proyek Struktur Rom Bin Menggunakan Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT) di PT. Lintech Duta Pratama Analisis Penjadwalan Proyek Struktur Rom Bin Menggunakan Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT) di PT. Lintech Duta Pratama Laras Gayuh Kartika Wulan 1, Rina Sandora 2, Yesica Novrita Devi

Lebih terperinci

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Menurun Herdanto Praja Utama, Wisnu Wardana dan

Lebih terperinci

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp. 0811 575 0518 t f a r D COMPANY Profile Daftar Isi i Daftar Isi i Pengantar 1 Visi Misi 1 Prinsip & Kerangka Kerja

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2 LNDSN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2012:4) Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan tahap yang berdasarkan pada hasil analisis dan perancangan sebelumnya diterjemahkan ke dalam suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen adalah suatu ilmu tentang tata cara pengelolaan, perencanaan, pengorganisasian suatu kegiatan untuk mencapai sasaran yang efektif dan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang terkait permasalahan yang akan diteliti, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan mafaat penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Gantt chart PERT (program evaluation and review technique) CPM (critical path method)

Manajemen Proyek. Gantt chart PERT (program evaluation and review technique) CPM (critical path method) Karakteristik proyek: Manajemen Proyek Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya Dibatasi oleh biaya/budget Dibatasi oleh kualitas Biasanya tidak berulang-ulang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi kasus, yaitu dilakukan penelitian mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun kebutuhan akan minyak dan gas bumi dalam menunjang kehidupan dan aktivitas manusia kian meningkat. Seiiring dengan peningkatan akan kebutuhan

Lebih terperinci

Analisis Waktu dan Pembiayaan Untuk Proses Loadout Jacket Structure Menggunakan Dolly dan Skidway

Analisis Waktu dan Pembiayaan Untuk Proses Loadout Jacket Structure Menggunakan Dolly dan Skidway JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, (0) -5 Analisis Waktu dan Pembiayaan Untuk Proses Loadout Jacket Structure Menggunakan Dolly dan Skidway Dhini Amelia Barlian, Imam Rochani, dan Soegiono Jurusan Teknik Kelautan,

Lebih terperinci

BAB VI METODE PELAKSANAAN. tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan

BAB VI METODE PELAKSANAAN. tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan BAB VI METODE PELAKSANAAN VI.1 Metode Pelaksanaan Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 1 Analisis dan Pembahasan 2 Menghitung Nilai Harapan ( ) dan Variansi ( ) Nilai harapan dalam

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam laut di Indonesia, khususnya minyak dan gas, memiliki potensi bagi Indonesia. Dalam usaha mengoptimalkan potensi tersebut perlu dilakukan pemanfaatan

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan sektor industri dewasa ini, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan sektor industri dewasa ini, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan sektor industri dewasa ini, pembangunan ekonomi Negara tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan berupa proyek,karena proyek merupakan unit opersional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV Hasil dan analisis BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi proyek Nama proyek : Rukan Palladium blok A. Project Island Golf Island Lokasi Developer Konsultan Kontraktor No.SPK Sifat SPK. : Pantai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada bab ini penulis ingin menguraikan tentang segala sesuatu yang bersifat penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia

Lebih terperinci

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT Ricky Martua Sihombing NRP : 0521053 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 3, pekerjaan instalasi telephone lantai 1, pekerjaan security alarm, kontak, pekerjaan pemasangan kaca pintu utama ruang ATM dan

BAB V ANALISA HASIL. 3, pekerjaan instalasi telephone lantai 1, pekerjaan security alarm, kontak, pekerjaan pemasangan kaca pintu utama ruang ATM dan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Dari hasil dan perkiraan waktu yang dibahas diketahui bahwa hasil penjadwalan melebihi target yang ditentukan, karena target yang ditentukan proyek selesai dalam 100

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah lautannya sebesar 2/3 (dua per tiga) dari luas wilayah Indonesia.wilayah laut Indonesia mengandung potensipotensi

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS Kartika Andayani NRP : 0121077 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) ABSTRAK

Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) ABSTRAK Analisa Perbaikan Penjadwalan Perakitan Panel Listrik Dengan Metode CPM dan PERT (Studi Kasus : PT. Mega Karya Engineering) Tubagus Irwan Julkarnaen 1, Lely Herlina 2, Kulsum 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Proyek 1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM)

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM) Abstrak Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM) Madchan Anis ( J2A008043 ) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan di segala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai

Lebih terperinci

PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS

PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS PENGGANTIAN FLARE TIP DENGAN METODA CRANELESS Oleh : Heru Suryo Wibowo, dkk STAR ENERGY (KAKAP) Ltd. Gdg Wisma Mulia Lt.50 Jl. Gatot Subroto Kav.42 Jakarta 12710 ABSTRAK Sebagaimana diketahui secara umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III Bab III Metodologi Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Adapun metode penelitian dilakukan dengan metode pengamatan di lapangan dan studi literatur. Pengamatan lapangan lebih

Lebih terperinci

1. Project Management Awareness

1. Project Management Awareness 1. Project Management Awareness Pelatihan ini diberikan kepada para Executive perusahaan dalam pemahaman siklus project dan proses mangement proyek, disini akan diberikan dasar-dasar tentang project management.

Lebih terperinci

OPTIMASI PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL FIBER UKURAN 8 m DENGAN METODA PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL TERPADU DI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI

OPTIMASI PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL FIBER UKURAN 8 m DENGAN METODA PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL TERPADU DI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI TESIS PM 092315 OPTIMASI PROYEK PEMBANGUNAN KAPAL FIBER UKURAN 8 m DENGAN METODA PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL TERPADU DI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ARIE INDARTONO NRP. 9107 201 302 Latar Belakang

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X Christian 1, Cefiro 2 dan Sentosa 3 ABSTRAK : Pembangunan yang sedang marak terjadi pada saat ini ialah pembangunan gudang khususnya di Surabaya.

Lebih terperinci