POST TRAUMATIC STRESS DISORDERS PASCA BENCANA: LITERATURE REVIEW. Post Traumatic Stress Disorders Post-Disaster: Literature Review
|
|
- Verawati Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 POST TRAUMATIC STRESS DISORDERS PASCA BENCANA: LITERATURE REVIEW Post Traumatic Stress Disorders Post-Disaster: Literature Review Muhammad Khoirul Amin 1* 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang Jl. Mayjend Bambang Soegeng Mertoyudan Magelang * (khoirulamin@ummgl.ac.id) ABSTRAK Bencana alam merupakan fenomena yang dapat menyebabkan masalah fisik dan psikis. Post Traumatic Stress Disorders merupakan masalah psikis yang sering dialami oleh korban bencana alam. Penelaahan tentang PTSD pasca bencana ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur dengan mencari beberapa database, seperti EBSCO, Proquest dan Scholar. Pencarian literatur dengan menggunakan beberapa kata kunci yaitu natural disaster, post traumatic stress disorders, PTSD, dan psychology impact, dengan publikasi literatur dari tahun Hasil: bencana alam dapat menyebabkan PTSD dan jenis bencana/tingkat keparahan dapat menentukan tingkatan dari PTSD. Kesimpulan: Orang yang mengalami PTSD merespon peristiwa traumatik yang dialami dengan ketakutan dan keputusasaan, mereka akan terus mengenang peristiwa tersebut dan selalu mencoba menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan kembali akan peristiwa tersebut. Kata Kunci: Post Traumatic Stress Disoders, bencana alam, literature review ABSTRACT Natural disasters are a phenomenon that can cause physical and psychological problems. Post Traumatic Stress Disorders is a psychological problem that is often experienced by victims of natural disasters. A study of the post-disaster PTSD is done by reviewing the literature by searching multiple databases such as EBSCO, Proquest and Scholar. Literature searches using multiple keywords ie "natural disaster", "post traumatic stress disorders", "PTSD" and "psychology impact", with the literature publication from year of 2006 to Results: natural disasters can cause PTSD and disaster type / severity can determine the level of PTSD. Conclusion: People with PTSD were responding to traumatic events experienced by fear and despair, they will continue to commemorate the event and always try to avoid things that can recall the events. Keywords: Post Traumatic Stress Disorders, natural disasters, literature review Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
2 PENDAHULUAN Secara geografis, Indonesia terletak di Asia Tenggara antara dua samudera yaitu samudera Hindia dan Pasifik. Indonesia dikenal sebagai daerah tektonik aktif karena terdiri dari tiga lempeng tektonik utama yang aktif. Indonesia juga memiliki lebih dari 500 gunung berapi, termasuk 128 gunung berapi aktif, yang mewakili 15 persen dari gunung berapi aktif di dunia (National Development Planning Agency, 2006). Secara Geologis, Indonesia bagian barat dilalui oleh deretan Pegunungan Muda Mediterania, merupakan bagian dari rangkaian dari Pegunungan Himalaya dengan sifat batuan basa. Sedangkan daerah Indonesia bagian tengah dan timur merupakan deretan Pegunungan Sirkum Pasifik dengan sifat batuannya asam. (Asian Disaster Reduction Center, 2006). Karakteristik geografis dan geologi tersebut menandai bahwa Indonesia sebagai negara rawan bencana alam. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Undang-Undang No.24 Tahun 2007). Dampak psikologis yang paling sering muncul dalam kasus bencana antara lain Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), sedih berkepanjangan, depresi, gangguan kecemasan, gangguan penyalahgunaan zat, persepsi terdistorsi, pesimisme, dan upaya bunuh diri ( Sandhu & Kaur, 2013; Thoha, 2012). Dampak psikologis PTSD merupakan masalah psikologis yang sering muncul terutama pada satu tahun pertama atau dua tahun setelah bencana ( Neria, Nandi, & Galea, 2008). PTSD mempengaruhi hingga 6% dari populasi umum selama kehidupan mereka, menjadikan beban ekonomi dan kesehatan negara, serta menjadikan beban bagi keluarga (Pagotto, Mendlowicz, Coutinho, et.al., 2015). Serta berdampak pada kualitas hidup penderita (Fang, Schnurr, Kulish,et.al., 2015; Pagotto, Mendlowicz, Coutinho, et.al., 2015). Tujuan dari penulisan ini yaitu secara sistematis meringkas temuan-temuan tentang PTSD yang disebabkan karena bencana. METODE Penelaahan ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur dengan mencari beberapa database, seperti EBSCO, Proquest Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
3 dan Scholar. Pencarian literatur dengan menggunakan beberapa kata kunci yaitu natural disaster, post traumatic stress disorders, PTSD, dan psychology impact, dengan publikasi literatur dari tahun HASIL PTSD merupakan gangguan kecemasan yang dapat terbentuk dari sebuah peristiwa atau pengalaman yang menakutkan atau mengerikan, sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat penganiayaan fisik atau perasaan terancam (APA, 2013). Menurut Smith dan Segal (2008) PTSD merupakan sebuah gangguan yang dapat terbentuk dari peristiwa traumatik yang mengancam keselamatan seseorang atau membuat seseorang merasa tidak berdaya. Orang yang mengalami PTSD merespon peristiwa traumatik yang dialami dengan ketakutan dan keputusasaan, mereka akan terus mengenang peristiwa tersebut dan selalu mencoba menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan kembali akan peristiwa tersebut (Sadock, 2007). Dan menurut Benedek dan Ursano (2009) PTSD sebagai salah satu bagian dari gangguan kecemasan (anxiety disorder), dimana kejadian tersebut harus menciptakan ketakutan yang ekstrem, horror, atau rasa tidak berdaya. American Psychological Association/ APA (2013) membagi gejala utama PTSD kedalam tiga kategori yang terdiri dari: Re-Experiencing Symptoms, Avoidance Symptoms, dan Hyperarousal Symptoms. Re- Experiencing Symptoms (merasakan kembali peristiwa traumatik) dimana seseorang teringat kembali akan peristiwa traumatik yang dialaminya dan mengalami mimpi buruk tentang hal tersebut. Gejala yang muncul dalam bentuk: gejala flashback (merasa seolah-olah peristiwa tersebut terulang kembali), nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih), reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa yang menyedihkan (APA, 2013) dan dapat mengganggu kesadaran atau konsentrasi penderita ( Kertzman, Avital, Weizman, & Segal, 2014). Avoidance Symptoms (penghindaran), individu berusaha menghindari untuk berpikir tentang trauma atau menghadapi stimulus yang akan mengingatkan kejadian tersebut. Gejala ini menunjukkan adanya penghindaran aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma. Selain itu, juga kehilangan minat terhadap semua hal, perasaan terasing dari orang lain, dan emosi yang dangkal. Selain itu, tanda dan gejala PTSD pada kelompok ini meliputi penurunan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
4 kemampuan emosional, merasa jauh dari orang lain dan tidak memiliki cita-cita atau harapan yang akan dipenuhi untuk masa depannya (National Center of PTSD, 2009). Hyperarousal Symptoms (peningkatan kewaspadaan), gejala ini meliputi sulit tidur atau sulit mempertahankan tidur, sulit berkonsentrasi, waspada berlebihan, respon terkejut yang berlebihan, termasuk meningkatnya reaktivitas fisiologis gejala ketegangan ( hyperarousal). Individu yang menderita PTSD akan mengalami peningkatan pada mekanisme fisiologi stubuh, yang akan timbul pada saat tubuh sedang istirahat. Hal ini terjadi sebagai akibat dari reaksi yang berlebihan terhadap stressor baik secara langsung maupun tidak langsung yang merupakan lanjutan atau sisa-sisa dari trauma yang dirasakan (National Center of PTSD, 2009). Pada penelusuran jurnal ini penulis menemukan 4 (empat) jurnal yang berhubungan dengan bencana alam dan PTSD. Jurnal pertama oleh Neria, Yuval, Nandi, & Galea (2008) dengan judul Posttraumatic stress disorder following disasters: a systematic review. Penelitian ini menggunakan metode systematic review dari berbagai jurnal dari tahun 1980 sampai 2007 dan didapatkan hasil bahwa korban PTSD pada bencana dikaitkan erat dengan berbagai korelasi, yaitu sosiodemografi, karakteristik bencana, faktor dukungan sosial dan sifat kepribadian. Jurnal kedua yang diperoleh yaitu Posttraumatic stress disorder and its risk factors among adolescent survivors three years after an 8.0 magnitude earthquake in China (Tian,, Wong, Li, & Jiang, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi prevalensi gangguan PTSD pada remaja dan untuk mengetahui faktor risiko PTSD. Metode penelitian ini dengan melakukan wawancara terstruktur pada remaja dari tiga sekolah menengah yang terletak di daerah yang terkena gempa. Instrumen yang digunakan yaitu Social Support Appraisal Scale (SSA), the Posttraumatic stress disorder Checklist- Civilian Version (PCL-C). Hasil yang didapatkan yaitu gejala PTSD yang paling sering muncul yaitu daya ingat yang selalu tertekan dengan peristiwa (64,5%), kesulitan konsentrasi (59,1%), dan mudah terkejut (58,6%). Intervensi profesional dan efektif diperlukan untuk mereka yang mengalami PTSD terutama yang mengalami kehilangan harta benda atau seseorang yang dekat dengannya. Jurnal ketiga dengan judul Community Collaboration as a Disaster Mental Health Competency: A Systematic Literature Review (Lebowitz, 2015). Penelitian ini Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
5 bertujuan meninjau kompetensi kesehatan terhadap bencana untuk menentukan kompetensi inti termasuk kerjasama dan kolaborasi dengan masyarakat. Artikel ini menggunakan systematic review dengan mereview 12 jurnal dengan hasil program pendidikan berbasis kompetensi dapat memberikan pendidikan profesional kesehatan bencana pada masa mendatang. Jurnal yang keempat adalah World assumptions, posttraumatic stress and quality of life after a natural disaster: A longitudinal study (Nygaard & Heir, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar dari perubahan bagaimana asumsi masyarakat dunia tentang kualitas hidup dan gejala stres pasca bencana alam. Penelitian ini menggunakan 574 orang dewasa Norwegia yang selamat dari tsunami Asia Tenggara pada tahun 2004 kemudian dilakukan analisis bertingkat yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang ada pada enam bulan diperkirakan kualitas hidup pasca-tsunami dan gejala stres pasca dua tahun pasca-trauma. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan dalam etiologi kualitas hidup dan gejala stres pasca trauma. Dunia memandang kurang spesifik terkait dengan stres pasca trauma daripada telah didalilkan dalam beberapa teori kognitif. PEMBAHASAN PTSD merupakan gangguan kecemasan yang dapat terbentuk dari sebuah peristiwa atau pengalaman yang menakutkan atau mengerikan, sulit dan tidak menyenangkan dimana terdapat penganiayaan fisik atau perasaan terancam (APA, 2013). Menurut Benedek dan Ursano (20 09) PTSD sebagai salah satu bagian dari gangguan kecemasan (anxiety disorder), dimana kejadian tersebut harus menciptakan ketakutan yang ekstrim, horor, atau rasa tidak berdaya. PTSD pada bencana tidak langsung begitu saja muncul pada penyintas, namun terdapat beberapa faktor resiko yang muncul yaitu sosiodemografi, karakteristik bencana, faktor dukungan sosial, sifat kepribadian (Neria, Yuval, Nandi, & Galea, 2008), kehilangan harta benda atau keluarga, dan kesaksian atas kematian (Tian,, Wong, Li, & Jiang, 2014). Sedangkan gejala PTSD yang muncul korban bencana alam adalah daya ingat yang selalu tertekan dengan peristiwa, kesulitan konsentrasi, dan mudah terkejut (Tian, Wong, Li, & Jiang, 2014). American Psychological Association / APA (2013) membagi gejala utama PTSD kedalam tiga kategori yang terdiri dari: Re- Experiencing Symptoms (merasakan kembali peristiwa traumatik), Avoidance Symptoms (menghindari sumber trauma), dan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
6 Hyperarousal Symptoms (kewaspadaan yang meningkat tajam (APA, 2013) dan dapat mengganggu kesadaran atau konsentrasi penderita ( Kertzman, Avital, Weizman, & Segal, 2014). Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut diperlukan suatu terapi atau program, diantaranya yaitu CBT ( Cognitive behavior therapy) menggunakan terapi pemaparan dan pemecahan masalah (Lopes, Macedo, Coutinho, Figueira, Ventura, 2014), Interpersonal Psychotherapy (IPT) yang dapat mengatasi gejala PTSD dan depresi (Jiang, Tong, Delucchi, et.al., 2014), kombinasi CBT dengan Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) (Schneier, Neria, Pavlicova, et.al., 2012), dan juga program pendidikan berbasis kompetensi dapat memberikan pendidikan profesional kesehatan bencana pada masa mendatang (Lebowitz, 2015). KESIMPULAN PTSD merupakan sebuah gangguan yang dapat terbentuk dari peristiwa traumatik yang mengancam keselamatan seseorang atau membuat seseorang merasa tidak berdaya. Orang yang mengalami PTSD merespon peristiwa traumatik yang dialami dengan ketakutan dan keputusasaan, mereka akan terus mengenang peristiwa tersebut dan selalu mencoba menghindari hal-hal yang dapat mengingatkan kembali akan peristiwa tersebut. Diperlukan berbagai latihan terapi untuk mengatasi tanda dan gejala PTSD tersebut. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih penulis ungkapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan sehingga dapat membantu penulis menyelesaikan tulisan ini. Tidak lupa kepada seluruh teman-teman di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang yang selalu memberikan suport serta keluarga tercinta atas segala dukungannya. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak UPT PPM STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap serta pihak STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap yang telah memuat jurnal kami. DAFTAR PUSTAKA American Psychiatric Association. (2013) Diagnostic and statistical manual of mental disorders fourth edition text revision, DSM-V-TR. Arlington, VA: American Psychiatric Association. Asian Disaster Reduction Center. (2006), "Country Report 2006: Indonesia", Benedek DM, Ursano RJ. (2009). Posttraumatic stress disorder: from Phenomenology to clinical Practice. Spring, Vol VII, No 2.. Fang, S. C., Schnurr, P. P., Kulish, A. L., Holowka, D. W., Marx, B. P., Keane, T. M., & Rosen, R. (2015). Psyc hosocial Functioning and Health-Related Quality Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
7 of Life Associated with Posttraumatic Stress Disorder in Male and Female Iraq and Afghanistan War Veterans: The VALOR Registry. Journal of Women's Health, 24(12), Jiang, R. F., Tong, H. Q., Delucchi, K. L., Neylan, T. C., Shi, Q., & Meffert, S. M. (2014). Interpersonal psychotherapy versus treatment as usual for PTSD and depression among sichuan earthquake survivors: A randomized clinical trial. Conflict and Health, 8 Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. (Jilid 1). Jakarta: Bina Rupa Aksara. Kertzman, S., Avital, A., Weizman, A., & Segal, M. (2014). Intrusive trauma recollections is associated with impairment of interference inhibition and psychomotor speed in PTSD. Comprehensive Psychiatry, 55(7), Lebowitz, A. J. (2015). Community collaboration as a disaster mental health competency: a systematic literature review. Community mental health journal,51(2), Lopes, A. P., Macedo, T., Coutinho, E. S., Figueira, I., & Ventura, P. R. (2014). Systematic review of the efficacy of cognitive-behavior therapy related treatments for victims of natural disasters: A worldwide problem. PLoS One,9(10), e National Development Planning Agency (2006), National Action Plan for Disaster Reduction Office of the State Minister for National Development Planning Agency and National Coordinating Agency for DisasterManagement, Jakarta. Neria, Y., Nandi, A., & Galea, S. (2008). Post-traumatic stress disorder following disasters: A systematic review. Psychological Medicine, 38(4), Nygaard, E., & Heir, T. (2012). World assumptions, posttraumatic stress and quality of life after a natural disaster: A longitudinal study. Health and quality of life outcomes, 10(1), 1. Pagotto, L. F., Mendlowicz, M. V., Coutinho, E. S. F., Figueira, I., Luz, M. P., Araujo, A. X., & Berger, W. (2015). The impact of posttraumatic symptoms and comorbid mental disorders on the healthrelated quality of life in treatmentseeking PTSD patients. Comprehensive Psychiatry, 58, Sandhu, D., & Kaur, S. (2013). Psychological impacts of natural disasters. Indian Journal of Health and Wellbeing, 4(6), Schneier, F. R., Neria, Y., Pavlicova, M., Hembree, E., Suh, E. J., Amsel, L., & Marshall, R. D. (2012). Combined prolonged exposure therapy and paroxetine for PTSD related to the world trade center attack: A randomized controlled trial. The American Journal of Psychiatry, 169(1), Smith, M., Segal R., Segal, J. (2008). "Posttraumatic Stress Disorder (PTSD): Symptoms, Treatment, and Self-Help." Tian, Y., Wong, T. K., Li, J., & Jiang, X. (2014). Posttraumatic stress disorder and its risk factors among adolescent survivors three years after an 8.0 magnitude earthquake in China. BMC public health, 14(1), Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret
Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma
Materi ini merupakan salah satu bahan kuliah online gratis bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa dan perawat pendamping Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma Oleh: Tirto Jiwo Juni 2012 Tirto Jiwo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti. longsoran yang terjadi di dasar laut (BMKG, 2013).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Berdasarkan terminologi, pengertian tsunami adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. kecelakaan lalu lintas yang cukup parah, bisa mengakibatkan cedera
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seseorang yang mengalami hal besar dalam hidupnya, seperti kecelakaan lalu lintas yang cukup parah, bisa mengakibatkan cedera sementara ataupun menetap pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini berbagai bencana terjadi di Indonesia. Dimulai dari gempa bumi, tsunami, banjir bandang hingga letusan gunung merapi. Semua bencana tersebut tentu saja
Lebih terperinciPTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER
PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER Pembimbing: dr.ira Savitri Tanjung, Sp.KJ (K) Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Periode
Lebih terperinciMANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah
MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM Kartika Adhyati Ningdiah 10508117 Latar Belakang Masalah Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan kerugian
Lebih terperinciGANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA
GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPost-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa
Lebih terperinciGANGGUAN STRES PASCA TRAUMA
MAKALAH DISKUSI TOPIK GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA Disusun oleh: NUR RAHMAT WIBOWO I11106029 KELOMPOK: VIII KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPOST TRAUMATIC STRESS DISORDER
POST TRAUMATIC STRESS DISORDER 1. Definisi Gangguan stress pasca trauma merupakan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, dan mengalami kilas balik dari pengalaman yang amat pedih setelah stress fisik maupun
Lebih terperinciOLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA
OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA Letkol Laut (K/W) drg. R. Bonasari L.T, M.Si Dikum Terakhir : Magister Sains Psikologi UI Jakarta Dikmil Terakhir
Lebih terperinciPOST TRAUMATIC STRESS DISORDER
Workplan POST TRAUMATIC STRESS DISORDER Oleh: RIDHA MAWADDAH 0907101010116 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA/BLUD RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH 2014 POST TRAUMATIC STRESS DISORDER Definisi Posttraumatic
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL DAN POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PADA REMAJA PENYINTAS GUNUNG MERAPI
DUKUNGAN SOSIAL DAN POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PADA REMAJA PENYINTAS GUNUNG MERAPI Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jl. Kapas 9, Semaki Yogyakarta fatwa_ten10@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. Menurut Center of Research on the Epidemiology of Disasters (CRED), bencana didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013
ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Secondary Traumatic Stress Istilah secondary traumatic stress mengacu pada pengalaman kondisi psikologis negatif yang biasanya dihasilkan dari hubungan yang intens dan dekat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di duniakarena posisi geografis Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yaitu Eurasia,
Lebih terperinciTIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS
TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Begitu banyak anak-anak di Nanggroe Aceh Darussalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian bencana yang datang silih berganti menimbulkan trauma pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejadian bencana yang datang silih berganti menimbulkan trauma pada korbannya, stres pascatrauma merupakan sebuah respon emosional dan behavioral terhadap berbagai
Lebih terperinci2/13/2015 SIKLUS BENCANA PELAYANAN PSIKOLOGI DALAM SIKLUS BENCANA. Kebutuhan korban bencana. Tri Iswardani Wahyu Cahyono.
PELAYANAN PSIKOLOGI DALAM SIKLUS BENCANA Tri Iswardani Wahyu Cahyono SIKLUS BENCANA PERSIAPAN Dampak bencana RESPON MITIGASI REHABILITASI MENGURANGI RESIKO BENCANA REKONSTRUKSI PEMULIHAN BENCANA Kebutuhan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR
ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR Cemas adalah perasaan tidak pasti atau tidak menentu terhadap ancaman atau ketakutan yang akan terjadi yang muncul tanpa alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Menurut Undang Undang No.13 Tahun
Lebih terperinciAbdul Haris M. Kata Kunci: Post-earthquake population, the level of anxiety, Post Traumatic Stress Disorder
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDUDUK PASCA GEMPA TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER DI DESA KOLO KECAMATAN ASAKOTA KOTA BIMA Abdul Haris M. Abstract: "Analysis
Lebih terperinciDEPRESI PADA KORBAN TSUNAMI ACEH
DEPRESI PADA KORBAN TSUNAMI ACEH Oleh Ilham Mirza 07810116 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 DEPRESI PADA KORBAN TSUNAMI ACEH SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang yang menunjukkan masalah ini penting untuk diteliti dan diselesaikan, perumusan dari masalah yang akan diselesaikan, tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciNi Putu Diah Prabandari, I Made Sukarja, Ni Luh Gde Maryati Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PASIEN POST KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Putu Diah Prabandari, I Made Sukarja, Ni Luh
Lebih terperinciPENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi perubahan pertumbuhan dan perkembangan. Masa remaja mengalami perubahan meliputi perubahan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan
Lebih terperinciDIAGNOSIS DAN MANAJEMEN STRESS PASKA TRAUMA PADA PENDERITA PELECEHAN SEKSUAL DIAGNOSIS AND MANAGEMENT POST TRAUMATIC STRESS DISORDER IN SEXUAL ABUSE
DIAGNOSIS DAN MANAJEMEN STRESS PASKA TRAUMA PADA PENDERITA PELECEHAN SEKSUAL Ni Made Apriliani Saniti Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selesaikan oleh individu untuk kemudian di lanjutkan ketahapan berikutnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan hidup manusia selalu di mulai dari berbagai tahapan, yang di mulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan
Lebih terperinci2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres dapat mengenai semua orang dan semua usia. Stres baik ringan, sedang maupun berat dapat menimbulkan perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi dan perilaku.
Lebih terperinciJOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001
JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan kondisi iklim global di dunia yang terjadi dalam beberapa tahun ini merupakan sebab pemicu terjadinya berbagai bencana alam yang sering melanda Indonesia. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari suatu komponen yangsaling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen dalam pembelajaran diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di lingkungan sekitar kita, seperti gempa bumi yang melanda Yogyakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita menyaksikan dan mendengarkan berita-berita di media massa, maka kita akan mendengarkan beberapa peristiwa yang kerap terjadi di lingkungan sekitar kita,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mood disorders atau gangguan emosional merupakan salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3-5% populasi pada suatu saat dalam kehidupannya pernah megalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada diantara dua samudera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada diantara dua samudera dan dilewati dua sirkum gunung berapi. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia negara yang rawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara astronomi berada pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis Indonesia terletak di antara
Lebih terperinciAdhyatman Prabowo, M.Psi
Adhyatman Prabowo, M.Psi SOLO,2011 KOMPAS.com Beberapa korban bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, mengaku masih mengalami trauma. Korban masih merasa takut
Lebih terperinciAcceptance and Commitment Therapy (ACT) Bagi Penderita Gangguan Stress Pasca Bencana
Info Artikel: Diterima 24/04/2017 Direvisi 19/05/2017 Dipublikasikan 30/06/2017 Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 DOI: https://doi.org/10.29210/117800 http://jurnal.konselingindonesia.com
Lebih terperinciBencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana
Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana Rahmawati Husein Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah Workshop Fiqih Kebencanaan Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah, UMY,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan yang menurut letak geografisnya berada pada daerah khatulistiwa, diapit Benua Asia dan Australia dan juga terletak diantara
Lebih terperinciLaporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)
Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1 Minggu ke-1 (18 Desember 2014) 1. Gambaran situasi Situasi gawat darurat bencana tanah longsor di Desa
Lebih terperinciPELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI
Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 115-119 PELATIHAN MITIGASI BENCANA KEPADA ANAK ANAK USIA DINI Hijrah Purnama Putra 1 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau yang tercatat sampai sekarang lebih kurang 13.466 pulau (menurut Badan Informasi Geospasial)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana
Kuliah ke 1 PERENCANAAN KOTA BERBASIS MITIGASI BENCANA TPL 410-2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB I PENDAHULUAN Bencana menjadi bagian dari kehidupan manusia di dunia, sebagai salah satu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang jiwa. Banyaknya jumlah bencana alam di Indonesia menjadikan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tahun 2010 telah terjadi 792 bencana dan menelan korban hingga 1.782 jiwa. Banyaknya jumlah bencana alam di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A
SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. GRIEF 1. Definisi Grief Menurut Rando (1984), grief merupakan proses psikologis, sosial, dan reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kanker merupakan penyakit dengan jumlah kematian tertinggi kedua setelah penyakit jantung di dunia (Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan depresi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit dan kecacatan pada remaja usia 10-19 tahun, sedangkan bunuh diri menjadi
Lebih terperinciChoirul Anam Achmad Tedy Himawan. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Abstrak. Abstract
PERAN EMOTION-FOCUSED COPING TERHADAP KECENDERUNGAN POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PARA KARYAWAN YANG MENYAKSIKAN PELEDAKAN BOM DI DEPAN KEDUTAAN BESAR AUSTRALIA DI JAKARTA TAHUN 2004 Choirul Anam Achmad
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Usaha mengurangi resiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi merupakan gangguan mental umum yang dikarakteristikkan dengan perasaan tertekan, kehilangan minat terhadap
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...
Lebih terperinciGUIDELINE AKSI TANGGAP BENCANA
GUIDELINE AKSI TANGGAP BENCANA KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-nya, guideline pelaksanaan program Aksi Tanggap Bencana dapat terselesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu (Tamher & Noorkasiani, 2009). Individu pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang paling penting, karena pada masa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A
SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A DIAGNOSIS? Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For prognosis Terapi (Farmakoterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan bencana dan memiliki jumlah penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam maupun akibat dari ulah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan
Lebih terperinciMODEL PENINGKATAN RESILIENSI ANAK USIA SEKOLAH PASCA LETUSAN GUNUNG KELUD KEDIRI BERBASIS DISASTER NURSING COMPETENCY
MODEL PENINGKATAN RESILIENSI ANAK USIA SEKOLAH PASCA LETUSAN GUNUNG KELUD KEDIRI BERBASIS DISASTER NURSING COMPETENCY (Model Of Resilience Improvement On School Age Children After The Kelud Mountain Eruption
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui berbagai proses dalam waktu yang
Lebih terperinciTHE EFFECT OF EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) AND STABILIZATION TEHNIQUE TO REDUCE POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)
PENGARUH EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING (EMDR) DENGAN TEKNIK STABILISASI UNTUK MENURUNKAN POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) THE EFFECT OF EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu
Lebih terperinciKLASIFIKASI GANGGUAN JIWA
KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA PSIKOLOGIS; didasarkan atas letak dominasi gangguan pada fungsi psikologis FISIOLOGIS; setiap proses psikologis didasari fisiologis/faali ETIOLOGIS; berdasarkan penyebab gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaunggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana serta
Lebih terperinciRISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia.
RISET TAHUN 2010 Judul Penelitian Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia Topik Penelitian Perilaku Ekonomi Hubungan antara kebutuhan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap
Lebih terperinciMakalah Analisis Kasus : Bencana Merapi. Disusun oleh : Carissa Erani
Makalah Analisis Kasus : Bencana Merapi Disusun oleh : Carissa Erani 190110080106 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2011 BAB I Ilustrasi Kasus Kasus : Letusan Gunung Merapi yang terjadi
Lebih terperinciPENGARUH COG CO NITIV
SKRIPSI PENGARUH COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PASIEN POST KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH : NI PUTU DIAH PRABANDARI NIM. 1002105085
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
Lebih terperinciPOST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)
Work Plan POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) DISUSUN OLEH: FAUZAN LUTHFI AM 1307101030154 BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA BANDA ACEH 2014 1. Pendahuluan Kejadian luar biasa dalam kehidupaan
Lebih terperinciKebijakan Kesehatan Jiwa Paska Bencana: Terapi Pemberdayaan Diri Secara Kelompok Sebagai Sebuah Alternatif
Kebijakan Kesehatan Jiwa Paska Bencana: Terapi Pemberdayaan Diri Secara Kelompok Sebagai Sebuah Alternatif Ni Wayan Suriastini 1, Bondan Sikoki 1, Nur Suci Arnashanti 1 1 SurveyMETER Erupsi Merapi 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja menurut WHO merupakan masa transisi dalam pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada periode
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Bencana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia
Lebih terperinci