BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual merupakan suatu ancaman yang sangat mengerikan saat ini terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual terhadap remaja khususnya remaja putri merupakan salah satu kasus yang mengalami peningkatan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Direktur Eksekutif Women Crisis Center yang menyatakan bahwa 50% remaja mengalami kekerasan seksual dan angka kejadian setiap tahun meningkat (Roslaini, 2009). Berdasarkan pengamatan dan pendampingan staf Yayasan Kepedulian Untuk Konsumen Anak (KAKAK) terhadap anak-anak di Eks-Karesidenan Surakartayang mengalami kekerasan seksual selama 3 tahun terakhir ini (periode ), jumlah anak korban kekerasan seksual adalah 73 anak (Sari cit Hertinjung, 2009). Berdasarkan sejumlah studi ditemukan bahwa 1 dari 3 wanita dan 1 dari 6 pria pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak kanak. Fenomena tersebut menunjukkan tingginya angka prevalensi pelecehan seksual pada anak dan remaja (Hertinjung, 2009). Sedangkan berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, pada tahun 2009 kasus kekerasan pada anak sudah mencapai 1998 kasus, dimana sekitar 65 persen diantaranya, merupakan kasus kekerasan seksual. Padahal sebelumnya, pada tahun 2008 kasus kekerasan seksual pada anak sudah meningkat 30 persen menjadi kasus dari

2 1.194 kasus pada tahun Sama halnya yang ditemukan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH APIK) Jakarta, menunjukkan adanya peningkatan kasus kekerasan atau kejahatan seksual terhadap anak sebanyak dua kali lipat sebesar 35 kasus dari tahun sebelumnya yang mencapai 16 kasus (Kristiani, 2009). Survei dari Lembaga Perlindungan Anak DIY dari tahun 2001 sampai dengan 2008 mencatat bahwa kekerasan seksual pada anak merupakan kasus tertinggi, yaitu sejumlah 153 kasus dibandingkan kasus kekerasan yang lain, misalnya kekerasan fisik (49 kasus), penelantaran (26 kasus), dan pencurian (20 kasus). Hal tersebut didukung oleh data kuartal pertamatahun 2014 dari Komisi Nasional Anak (KOMNAS), menunjukkan bahwa terdapat 450 lebih kasus kekerasan yang menimpa anak dengan kasus terbanyak adalah kasus kekerasan seksual. Berdasarkan data dari LSM Rifka Annisa telah tercatat terdapat sebanyak 222 kasus kekerasan pada anak dan 193 diantaranya adalah kekerasan seksual. jenis kekerasan seksual yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1. Usia Perkosaan Pelecehan Kekerasan Lainnya Total seksual dalam keluarga Sumber: Rifka Annisa (2009)

3 Selama ini fenomena kekerasan seksual yang terjadi pada anak merupakan gunung es, karena masyarakat masih menganggap hal tersebut sebagai aib keluarga, sehingga mereka cenderung menutupi atau bahkan kurang berani untuk melaporkannya ke pihak yang berwajib karena adanya ancaman dari pelaku (Paramastri, 2011). Padahal pelecehan seksual yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan efek trauma yang mendalam pada korban. Salah satu efek yang dapat ditimbulkan adalah stress akibat pengalaman traumatis yang telah dialaminya. Selain itu, anak atau remaja yang pernah mengalami penganiayaan akan mengalami gangguan konsep diri yang ditunjukkan melalui sikapnya yang merasa jelek, tidak dicintai, tidak dikehendaki, muram, dan tidak bahagia, tidak mampu menyenangi aktivitas dan melakukan percobaan bunuh diri (Widiastuti, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Machira pada tahun 2007, ditemukan bahwa 53,4% responden mengalami cemas sedang, yang bila tidak segera diantisipasi dapat menjadi cemas berat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menunjukkan bahwa dari total 78 responden anak korban kekerasan seksual, sebanyak 64 subjek mengalami gangguan jiwa diantaranya adalah gangguan kecemasan, depresif, gangguan penyesuaian, dan gangguan stres pascatrauma. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan Fuadi (2011) mengenai dinamika psikologis remaja korban kekerasan seksual ditemukan bahwa semua responden (dua remaja) mengalami pandangan negatif terhadap dirinya. Selain itu, terdapat tanda tanda stres pasca trauma (PTSD), dengan ditandai adanya pengabaian

4 diri sendiri, perubahan mood dan perilaku, dan gangguan tidur. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Hertinjung (2009) menyatakan remaja korban kekerasan seksual cenderung akan mengalami perilaku menarik diri dari sosial, mengisolasi diri, depresi, dan kecemasan. Respon terhadap kekerasan seksual merupakan suatu kondisi yang menjadi perhatian tenaga kesehatan. Respon manusia baik pada individu, keluarga atau masyarakat merupakan fokus perhatian perawat dan dapat ditarik menjadi diagnosa keperawatan. Hal ini sesuai dengan definisi dari diagnosa keperawatan merujuk ke taxonomy NANDA (Herdman, 2012) yang menyebutkan bahwa diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial yang dialaminya, sehingga hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk penentuan intervensi keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Penetapan diagnosa keperawatan memerlukan langkah-langkah khusus. Beberapa istilah yang digunakan untuk merujuk proses penegakan diagnosa ini, diantaranya adalah decision making, clinical judgment, diagnostic reasoning, clinical reasoning, problem solving, dan critical thinking. Berdasarkan literatur yang ada menyebutkan istilah diagnostic reasoning process adalah istilah yang paling tepat dalam menentukan proses penegakan diagnosis (Wong & Chung cit. Nurjannah, 2013). Diagnostic reasoning adalah sesuatu hal yang penting yang bertujuan untuk menegakkan masalah yang terjadi pada pasien (King cit Nurjannah, 2012). Salah satu

5 metode diagnostic reasoning adalah terdiri dari 6 langkah (Nurjannah, 2012). Metode tersebut terdiri dari klasifikasi data, tetapkan kemungkinan diagnosa keperawatan atau diagnosa kolaborasi yang dapat muncul, kategorikan diagnosa tersebut berdasarkan NANDA, menghubungkan diagnosa satu dengan yang lain, memfokuskan pengkajian lanjutan, dan penentuan label diagnosa (Nurjannah, 2012). Selain itu, perawat tidak hanya menegakkan diagnosa keperawatan tetapi perawat juga penting dalam menentukan masalah kolaborasi pada populasi tersebut.sampai dengan saat ini belum terdapat penelitian untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi pada populasi anak yang mengalami masalah kekerasan seksual. Pengidentifikasian ini perlu dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah penetapan diagnosa keperawatan yang khusus sehingga diharapkan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada populasi tersebut akurat dan dapat menjadi dasar perencanaan intervensi keperawatan yang diperlukan bagi populasi tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk menerapkan metode enam langkah diagnostic reasoning dalam mengidentifikasi jenis jenis diagnosa keperawatan serta masalah kolaborasi terutama yang terdapat di domain 6 dan domain 9 yang dapat muncul pada remaja korban kekerasan seksual. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlunya identifikasi diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi yang terdapat

6 di domain 6 dan domain 9 yang dapat muncul pada remaja korban kekerasan seksualdengan menggunakan 6 steps method in diagnostic reasoning. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi pada remaja korban kekerasan seksual. 2. Tujuan Khusus: a. Mengetahui faktor predisposisi yang mendorong timbulnya kekerasan seksual b. Mengetahui gambaran konsep diri yang dialami responden c. Mengetahui macam macam dukungan yang diberikan kepada responden D. Manfaat penelitian Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang terjadi pada remaja putri korban kekerasan seksual di Lembaga Swadaya Masyarakat yang bersangkutan. Manfaat praktis: 1. Bagi Lembaga Swadaya Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan dalam memberikan konseling dan bimbingan kepada klien remaja korban kekerasan seksual sesuai dengan kebutuhannya. 2. Bagi institusi kesehatan

7 Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan/masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang tepat bagi para remaja korban kekerasan seksual. 3. Bagi profesi keperawatan Hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada remaja remaja korban kekerasan seksual. 4. Bagi keluarga Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dalam melakukan perawatan terhadap remaja korban kekerasan seksual. 5. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menyusun karya tulis yang baik dan melakukan penelitian secara nyata sesuai prosedur dan kaidah yang berlaku, sehingga dapat memotivasi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut. E. Keaslian Penelitian 1. Fuadi (2011) meneliti tentang keadaan psikologis yang terjadi pada remaja korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode kulitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini adalah dari kedua responden didapatkan bahwa semua responden mengalami gangguan psikologis yang ditandai adanya perubahan sikap yang menjadi lebih mengisolasi diri dari lingkungan sekitar dan mengalami trauma terhadap kejadian yang dialaminya. Persamaan dari penelitian ini adalah responden penelitian yaitu remaja yang menjadi korban kekerasan seksual.

8 selain itu, jumlah responden yang digunakan pun sama yaitu berjumlah dua responden. Sedangkan perbedaanya terdapat pada hal metode penelitian yaitu pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. 2. Machira (2007) meneliti tentang hubungan kekerasan dalam rumah tangga dengan tingkat kecemasan pada wanita. Penelitian ini dilakukan di LSM Rifka Annisa Women s Crisis Center Yogyakarta menggunakan metode deskriptif korelasi (cross sectional method) dengan melibatkan 30 wanita korban kekerasan seksual. Hasilnya sebanyak 53,3% responden mengalami kecemasan sedang dan 80% mengalami lebih dari dua jenis kekerasan. Persamaan dari penelitian ini adalah responden penelitian yaitu perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Sedangkan perbedaanya terdapat pada metode penelitian dan variabel penelitian yaitu pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan meneliti variabel diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi. Selain itu, penelitian yang dilakukan Machira (2007) memiliki perbedaan tempat penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu di PKBI Kota Yogyakarta. 3. Nurjannah (2013) melakukan penelitian mengenai perbandingan dua metode untuk menentukan diagnosis keperawatan. Penelitian ini melibatkan 44 responden yang terdiri dari perawat klinis dan perawat akademis. Para responden diberikan tiga kasus untuk dianalisis menggunakan metode dengan 4 langkah dan metode 6 langkah. Hasilnya adalah metode 6 langkah lebih efektif untuk mampu mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang tepat daripada dengan menggunakan metode 4 langkah

9 (p<0.001). Persamaan dari penelitian ini adalah instrumen yang digunakan. Perbedaanya terdapat pada responden penelitian dan tempat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang terungkap di ranah publik. Berita terkait tindak kekerasan terhadap perempuan banyak termuat dalam media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan. salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan. salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan mendasar namun jarang dikenal masyarakat. Kekerasan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama beberapa tahun terakhir Bangsa Indonesia banyak menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama beberapa tahun terakhir Bangsa Indonesia banyak menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir Bangsa Indonesia banyak menghadapi masalah kekerasan, baik yang bersifat masal maupun yang dilakukan secara individual. Kondisi

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT JUDUL : Memahami Pengalaman Komunikasi Konselor dan Perempuan Korban KDRT Pada Proses Pendampingan di PPT Seruni Kota Semarang NAMA : Sefti Diona Sari NIM : 14030110151026 Abstraksi Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Rice dalam Sayasa, 2004). Dalam perjalanan menuju dewasa tersebut para remaja menghadapi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan

BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA A. Sejarah Pendirian Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan adalah Organisasi non pemerintah yang berkomitmen pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, ekploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta seperti menjadi magnet yang menarik orang untuk datang dan tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala kemudahan dan serba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan, penganiayaan, pemerasan dan perkosaan atau tindakan yang membuat seseorang merasa kesakitan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Surakarta cukup tinggi, yaitu pada bulan Januari-Juni 2012,

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Surakarta cukup tinggi, yaitu pada bulan Januari-Juni 2012, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, sangat marak pemberitaan mengenai pelecehan seksual terhadap anak hingga remaja, bahkan beberapa di antaranya memakan korban jiwa. Pada tahun 2010

Lebih terperinci

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga telah menjadi wacana tersendiri dalam keseharian. Perempuan dan juga anak sebagai korban utama dalam kekerasan dalam rumah tangga, mutlak memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki permasalahan dalam hidupnya, dan mereka memiliki caranya masing-masing untuk menangani masalah tersebut. Ada orang yang bisa menangani masalahnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status dan kondisi anak Indonesia adalah paradoks. Secara ideal, anak adalah pewaris dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pola pikir, persepsi, emosi, bahasa, kesadaran diri, dan perilaku (WHO, 2014).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pola pikir, persepsi, emosi, bahasa, kesadaran diri, dan perilaku (WHO, 2014). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penyimpangan pola pikir, persepsi, emosi, bahasa, kesadaran diri, dan perilaku (WHO, 2014). Skizofrenia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan seksual anak (KSA) adalah masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan seksual anak (KSA) adalah masalah kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan seksual anak (KSA) adalah masalah kesehatan masyarakat luas dengan konsekuensi negatif bagi anak korban. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam

Lebih terperinci

2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6

2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres dapat mengenai semua orang dan semua usia. Stres baik ringan, sedang maupun berat dapat menimbulkan perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi dan perilaku.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari populasi umum (perempuan lebih banyak dibandingkan prevalensi laki-laki). Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) merupakan fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health Organization, 2005), demikian pula di Indonesia. Komisi Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering menjadi bahan perbincangan setiap orang. Perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi, pelecehan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriminalitas dalam bentuk tindak pelecehan seksual saat ini marak terjadi dalam lingkungan masyarakat. Laporan kasus tindakan pelecehan seksual selalu ada dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terjadi tindak kekerasan yang terjadi di berbagai tempat di lingkungan sekitar kita. Tindak kekerasan yang terjadi berbagai macam dan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dewasa ini banyak terjadi di Indonesia. Persoalan KDRT ini tidak memandang kedudukan atau status sosial, namun umumnya keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan human capital atau modal sumber daya manusia dan merupakan generasi emas yang akan menentukan arah keberlanjutan Indonesia di masa depan. Namun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA! 4 dari 5 laki-laki seluruh dunia pada satu masa di dalam hidupnya akan menjadi seorang ayah. Program MenCare+ Indonesia adalah bagian dari kampanye global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan merupakan permasalahan yang telah mengakar sangat dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan dapat menimpa siapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung es yang hanya nampak puncaknya saja di permukaan, namun sebagian besar badan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pelaku KDRT pada ibu hamil di Kab. TTS menunjukkan bahwa dari kelima orang riset partisipan yang diteliti, empat orang diantaranya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Kekerasan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Kekerasan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan merupakan isu utama di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Kekerasan dapat diartikan sebagai semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atas keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai Negara hukum, pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban untuk mengatur semua peri kehidupan warga negaranya termasuk dalam hal perkawinan. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang mulai menginjak usia dewasa, pasti memiliki keinginan dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya. Keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Penanganan anak Korban kekerasan seksual di PPT SERUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kekerasan terhadap perempuan masih menjadi permasalahan yang dominan dalam masyarakat. Budaya yang masih mengakar di masyarakat menempatkan posisi perempuan

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV di Indonesia telah berkembang dari sejumlah kasus kecil HIV dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko tinggi yang memiliki angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang mendambakan keutuhan dan kerukunan rumah tangga. Akan tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal penting yang telah menjadi perhatian serius oleh pemerintah pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.

Lebih terperinci

menempati posisi paling tinggi dalam kehidupan seorang narapidana (Tanti, 2007). Lapas lebih dikenal sebagai penjara. Istilah tersebut sudah sangat

menempati posisi paling tinggi dalam kehidupan seorang narapidana (Tanti, 2007). Lapas lebih dikenal sebagai penjara. Istilah tersebut sudah sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kriminalitas di Indonesia semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2005, diperkirakan kejahatan yang terjadi sekitar 209.673 kasus, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan masalah kesehatan global baik di negara maju maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah adalah tempat untuk membangun keluarga yang bahagia, harmonis dan sejahtera. Tempat pengayom bagi seluruh penghuninya dan juga sebagai tempat berlindung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak dan masa dewasa yang mulai terjadinya kematangan seksual, perkembangan biologis dan psikologis serta masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius, penting dan berbahaya. Karena dapat menyangkut keselamatan dan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi dari akhir masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi dari akhir masa anak-anak menuju 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari akhir masa anak-anak menuju masa dewasa maka pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anakanak menjadi orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian ini sangat memprihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan terhadap anak menjadi isu nasional dan global padahal anakanak merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak saat ini mencerminkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Reproduksi adalah termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bullying merupakan salah satu tindakan perilaku agresif yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan bisa menjadi dambaan tetapi juga musibah apabila kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan bisa menjadi dambaan tetapi juga musibah apabila kehamilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan bisa menjadi dambaan tetapi juga musibah apabila kehamilan tersebut dialami oleh remaja yang belum menikah. Kehamilan di kalangan remaja wanita menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi merupakan gangguan mental umum yang dikarakteristikkan dengan perasaan tertekan, kehilangan minat terhadap

Lebih terperinci

melihat pekerja sosial sebagai seorang yang menduduki jabatan sebagai pekerja sosial yang bekerja untuk pemerintah, sehingga mendapat status sebagai

melihat pekerja sosial sebagai seorang yang menduduki jabatan sebagai pekerja sosial yang bekerja untuk pemerintah, sehingga mendapat status sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) telah tumbuh dengan pesat di Indonesia saat ini. Juru Bicara Kemendagri Raydonnyzar Moenek mengatakan jumlah LSM di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai media, baik itu media elektronik sampai media cetak, yang terjadi baik di kota

Lebih terperinci

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan, namun memutuskan untuk terikat dalam sebuah ikatan

Lebih terperinci

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekerasan dalam rumah tangga menjadi sebuah fenomena sosial yang memprihatinkan di tengah masyarakat. Abrahams (2007), mengungkapkan bahwa kekerasan dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang telah mengakar sangat dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia.( Sonda,2010). bukan saja terjadi dalam ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah-masalah ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya fisik, mental,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah-masalah ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya fisik, mental, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani hidup, setiap manusia akan menemui berbagai permasalahan. Masalah-masalah ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang memiliki efek samping yang serius pada kesehatan fisik, mental, dan reproduksi perempuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa di masyarakat sedemikian luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU no. 23 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup sehat dan memperoleh derajat kesehatan yang optimal itu merupakan hak setiap orang di republik ini, termasuk masalah kesehatan jiwa. Dalam UU No. 36 tahun

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beragam karakteristik etnis budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai macam permasalahan yang kerap

Lebih terperinci

INTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak.

INTISARI. Kata kunci : Organisasi, Kelembagaan, Kapasitas Kelembagaan, Perlindungan Perempuan dan Anak. INTISARI Sebagai respon terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mendirikan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun. Pada usia ini anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak, dan mengabungkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sejak lahir dibagi dalam beberapa masa, yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa serta masa lansia. Keberhasilan pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan zat adiktif yang dapat membahayakan kesehatan individu atau masyarakat yang mengkonsumsinya. Merokok dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci