BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang
|
|
- Budi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu (Tamher & Noorkasiani, 2009). Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alami yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup terutama pada lansia (Bandiyah, 2009). Sejak tahun 2000, Indonesia telah memasuki era berstruktur tua (aging structured population), karena 7,18 % dari penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas (Indrawati & Saputri, 2011). Berdasarkan data dari Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2010) selain memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia juga merupakan negara keempat dengan jumlah lansia terbanyak setelah China, Amerika dan India. Pada tahun 2010 jumlah lanjut usia di Indonesia sebesar 23,9 juta (9,77 %) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun, sedangkan pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34 %) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pada tahun 2012 jumlah penduduk lansia tertinggi berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%). Data tersebut menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang paling tinggi jumlah lansianya.
2 Pada buku Kabupaten Sleman, Yogyakarta dalam angka 2006, jumlah penduduk lansia yang berusia 60 tahun ke atas di Kabupaten Sleman mencapai jiwa (10,68% penduduk) sedangkan penduduk lansia awal (usia tahun) ada sebanyak jiwa (3,69% penduduk). Usia harapan hidup lansia di Sleman mencapai lebih dari 72 tahun. Usia harapan hidup yang meningkat tidak selalu disertai dengan kesehatan yang baik. Pada lansia akan mengalami berbagai masalah fisik, psikologis, dan sosial akibat proses penuaan (Dewi, 2007). Selain masalah meningkatnya usia harapan hidup, Indonesia juga mempunyai masalah yang besar yaitu rawan terhadap bencana alam. Menurut Maplecroft (2010) Indonesia merupakan negara berkembang yang rentan terhadap bencana alam. Bencana alam yang sering tejadi di Indonesia antara lain gunung meletus, tanah longsor, banjir dan gempa bumi (Firdaus, 2011). Salah satu bencana alam besar yang terjadi di Indonesia adalah meletusnya Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta pada tahun Meletusnya Gunung Merapi mengakibatkan kerusakan beberapa dusun di Kabupaten Sleman, banyaknya korban jiwa yang meninggal dan terganggunya aktivitas serta layanan umum di daerah sekitar Gunung Merapi (Bappenas, 2011). Meletusnya Gunung Merapi berdampak juga pada penduduk yang selamat atau masih hidup terutama pada lansia. Lansia merupakan salah satu populasi yang sangat rentan terhadap dampak langsung dari bencana alam. Kelompok lansia yang selamat dari bencana lebih mungkin berkembang mengalami Post Traumatic Stress Disorder (Jia et al, 2010). Hal ini didukung penelitian Nurhasanah et al, (2008) bahwa bencana
3 merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan kejiwaan dan perilaku. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada lansia bisa mengganggu Activity Daily Living karena adanya kecemasan dan depresi akibat dari bencana alam. Menurut penelitian Zhang et al, (2011) sebanyak 284 lansia yang selamat dari gempa Wenchuan didapatkan hasil bahwa 26,3% lansia mengalami PTSD, 42,9% mengalami kecemasan, dan 35,2% mengalami depresi. Berdasarkan penelitian Bozo et al, (2009) lansia yang mengalami depresi akan mengalami penurunan aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Menurut Kingston et al, (2012) aktivitas hidup sehari-hari atau Activity Daily Living merupakan kegiatan yang diperlukan untuk berfungsi secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penelitian Romadlani (2013) di Kelurahan Bambankerep, Ngaliyan, Semarang yang meneliti 57 lansia, pada tingkat yang termasuk ketergantungan sedang terdapat 24 lansia (42,1%) dan yang termasuk mandiri sebanyak 33 lansia (57,9%). Selain itu ada penelitian Fadlulloh et al, (2014) yang meneliti tingkat kemandirian lansia di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, hasilnya dalam pemenuhan Activity Daily Living pada lansia kebanyakan mengalami ketergantungan ringan yaitu 32,3% dari keseluruhan responden, sisanya ada yang mengalami ketergantungan berat dan ada yang mandiri. Aktivitas keseharian lansia harus diperhatikan karena selain adanya dampak bencana yang membuat lansia mengalami ketergantungan, kondisi fisik seseorang
4 yang telah memasuki lanjut usia juga mengalami banyak penurunan dan perubahan (Potter & Perry, 2005). Perubahan lansia dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari antara lain perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Berbagai perubahan tersebut sering membuat lansia mengalami masalah dalam menghadapi kehidupan sehingga dukungan keluarga sangat dibutuhkan (Maryam, 2008). Menurut penelitian Ristianti (2008) keluarga merupakan salah satu sumber dukungan sosial terhadap lansia. Memasuki periode lansia, dukungan sosial dari lingkungan sekitar menjadi sangat berharga dan akan menambah ketenteraman dalam hidup (Koentjoro, 2002). Dukungan sosial merupakan konsep yang secara umum dimengerti sebagai perasaan intuitif, sebagai bantuan dari orang lain pada situasi yang sulit (Dalgard, 2009a cit. Fadillah 2012). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 27 April 2014 didapatkan data bahwa Huntap Kuwang berjarak 17 kilometer dari puncak Merapi. Huntap Kuwang terdiri dari beberapa padukuhan diantaranya padukuhan Gadingan, Karanglo, Jetis, Bronggang Suruh, Jaranan, Randusari dan Bakalan. Menurut Kepala Dukuh Huntap Kuwang, beberapa padukuhan tersebut banyak korban jiwa yang meninggal, banyak yang kehilangan seluruh harta benda, rumah, lahan dan tempat keseharian dalam bekerja. Huntap Kuwang merupakan huntap dengan korban erupsi Merapi tahun 2010 yang paling banyak diantara huntap lain. Huntap Kuwang dihuni oleh beberapa kelompok usia, salah satunya adalah kelompok usia lanjut atau lansia. Berdasarkan studi pendahuluan jumlah lansia
5 yang berusia 60 tahun di Huntap Kuwang, Cangkringan, Sleman sebanyak 52 lansia. Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu kader posyandu lansia, didapatkan hasil bahwa kebanyakan lansia yang tinggal di Huntap Kuwang mengalami hipertensi. Menurut keterangan kader posyandu lansia ada beberapa lansia yang mengalami ketergantungan, karena lansia mengalami keterbatasan fisik dan adanya perubahan perilaku dari sebelum terjadinya bencana. Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa lansia yang menempati Huntap Kuwang. Beberapa lansia menyatakan bahwa aktivitas yang dilakukan setiap hari hanya duduk-duduk, menyapu lantai dan momong cucu. Saat diwawancarai, lansia tersebut mengatakan bahwa sebelum terjadi erupsi Merapi kebanyakan lansia bekerja atau berjualan beras, sayur, makanan tradisional yang digendong dan dijual ke pasar. Setelah adanya erupsi Merapi lansia tidak bisa berjualan lagi karena keberadaan lokasi pasar yang sangat jauh dengan Huntap Kuwang dan tidak ada yang mengantarkan lansia ke pasar. Kondisi ini mengakibatkan penghasilan lansia berkurang serta hanya tergantung pada anakanaknya. Hal ini juga menunjukkan bahwa dukungan instrumental lansia di Huntap Kuwang rendah. Beberapa lansia menceritakan bahwa dahulu mereka merasa bahagia karena masih bisa ke pasar bertemu dengan teman-temannya untuk saling bercerita dan saling memuji, tetapi sekarang mereka hanya tinggal di rumah. Keadaan tersebut mengakibatkan menurunnya dukungan sosial emosional dan penghargaan pada lansia.
6 Para lansia mengungkapkan bahwa kondisi fisiknya sudah tidak sekuat dulu lagi. Mereka mengeluhkan mudah lelah ketika harus berjalan jauh dan naik turun tangga. Hal tersebut diperparah lagi dengan kondisi rumah di Huntap Kuwang yang tidak layak untuk kehidupan sehari-hari bagi lansia. Rumah-rumah di Huntap Kuwang terasnya dibuat terlalu tinggi dari jalan, sehingga lansia harus bersusah payah naik turun teras tersebut. Hal ini juga sangat berbahaya karena lansia mempunyai risiko jatuh yang tinggi dengan kondisi rumah yang dibuat seperti itu. Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi Activity Daily Living pada lansia yang ada di Huntap Kuwang. Salah satu lansia menceritakan kesedihannya bahwa sebelum rumah yang di Huntap jadi, lansia tersebut harus tinggal di Hunian Sementara Kuwang. Di hunian sementara tersebut kekerabatannya erat sekali, tetapi setelah menempati di Huntap menjadi renggang. Beberapa lansia mengatakan bahwa saat ini di Huntap Kuwang tidak ada kegiatan untuk lansia kecuali posyandu yang diadakan satu bulan sekali. Para lansia merasa bahwa hanya warga yang berusia muda saja yang mempunyai kegiatan, sehingga mereka merasa iri dengan keadaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial dengan Activity Daily Living pada Lansia Pasca Erupsi Merapi yang Tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yaitu Adakah hubungan antara dukungan
7 sosial ditinjau dari jumlah pemberi dukungan dan kepuasan dukungan dengan Activity Daily Living pada lanjut usia pasca erupsi Merapi di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis hubungan antara jumlah pemberi dukungan dan kepuasan dukungan dengan Activity Daily Living pada lansia pasca erupsi Merapi di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan dukungan sosial yang ditinjau dari jumlah pemberi dukungan dan kepuasan dukungan yang diterima oleh lansia pasca erupsi Merapi di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. b. Untuk mendeskripsikan persentase lansia di Hunian Tetap Kuwang Cangkringan Sleman yang mengalami ketergantungan Activity Daily Living. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan tentang dukungan sosial pada lansia dengan Activity Daily Living. 2. Manfaat praktis a. Bagi Keluarga dan Masyarakat
8 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan tentang pentingnya dukungan sosial untuk peningkatan Activity Daily Living pada lansia yang tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. b. Perawat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam hal dukungan yang diberikan oleh keluarga dan masyarakat terhadap lansia yang mengalami penurunan atau ketergantungan dalam Activity Daily Living. Pengetahuan tersebut dapat dijadikan dasar bagi perawat gerontik untuk memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang mengalami ketergantungan dalam melakukan Activity Daily Living sehingga dapat mencegah terjadinya dampak yang buruk pada lansia. c. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan wawasan serta kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh Fadillah et al, (2012) yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Perilaku Makan Penderita Hipertensi Lanjut Usia di Suryodiningratan Mantrijeron Yogyakarta. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional dan bersifat analitik korelatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian Fadillah adalah Social Support Questionnaire (SSQ) dan Eating Behavior
9 Patterns Questionnaire (EBPQ). Hasil penelitian Fadillah menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan perilaku makan penderita hipertensi pada lanjut usia. Persamaan penelitian Fadillah dengan penelitian peneliti terletak pada variabel bebas yaitu dukungan sosial. Metode yang digunakan sama-sama metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Instrumen yang digunakan pada variabel bebas sama yaitu Social Support Questionnaire (SSQ). Perbedaannya terletak pada variabel terikat yaitu penelitian yang dilakukan Fadillah adalah perilaku makan penderita hipertensi pada lansia sedangkan penelitian peneliti variabel terikatnya adalah Activity Daily Living pada lansia dengan instrumen Barthel Index. Pada penelitian Fadillah subjek penelitiannya adalah lansia yang mengalami hipertensi di Suryodiningratan Mantrijeron Yogyakarta sedangkan penelitian peneliti subjeknya adalah lansia pasca erupsi Merapi yang tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. 2. Penelitian oleh Fadlulloh et al, (2014) yang berjudul Hubungan Tingkat Ketergantungan dalam Pemenuhan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari dengan Harga Diri Penderita Stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian Fadlulloh menggunakan metode kuantitatif dengan racangan cross-sectional dan bersifat analitik korelatif. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi Barthel Index dan kuesioner harga diri. Hasil penelitian Fadlulloh menyatakan bahwa ada
10 hubungan yang bermakna antara tingkat ketergantungan dalam pemenuhan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan harga diri penderita stroke di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Persamaaan penelitian Fadlulloh terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan racangan cross-sectional. Ada persamaan variabel yaitu pemenuhan kehidupan sehari-hari. Perbedaan penelitian Fadlulloh dengan penelitian peneliti terletak pada salah satu variabel yaitu harga diri sedangkan pada penelitian peneliti variabel yang digunakan adalah dukungan sosial. Subjek penelitian Fadlulloh adalah pasien hemiparesis berumur 35 sampai 65 tahun yang mengalami proses pemulihan pasca stroke 1 tahun di Poliklinik Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sedangkan pada penelitian peneliti subjeknya adalah lansia pasca erupsi Merapi yang tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. 3. Penelitian oleh Suyatmi et al, (2008) yang berjudul Perbedaan Tingkat Kecemasan dan Activity Daily Living (ADL) Setelah Dilaksanakan Terapi Kognitif Pada Klien Gangguan Jiwa di Ruang P2A Rumah Sakit Grhasia Propinsi DIY. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan pretest-posttest one group design. Instrumen yang digunakan adalah T-MAS (T-Manifestasi Anxiety Scale) dan Barthel Index. Hasil penelitian Suyatmi menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tingkat kecemasan dan Activity Daily Living (ADL) setelah
11 dilaksanakan terapi kognitif pada klien gangguan jiwa di ruang P2A Rumah Sakit Grhasia Propinsi DIY. Persamaan penelitian Suyatmi adalah sama-sama meneliti variabel tentang Activity Daily Living (ADL) dengan instrumen Barthel Index. Perbedaannya terletak pada jenis penelitian, penelitian Suyatmi merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pretest-posttest one group design. sedangkan penelitian peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional dan bersifat deskriptif analitik. Subjek penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di ruang P2A Rumah Sakit Grhasia Propinsi DIY sedangkan pada penelitian peneliti subjeknya adalah lansia pasca erupsi Merapi yang tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman. 4. Penelitian oleh Bozo et al, (2009) yang berjudul Activity of Daily Living, Depression, and Social Support Among Elderly Turkish People. Metode yang digunakan adalah membandingkan peserta diseluruh variabelvariabel yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan dan status kesehatan pada fungsi ADL, dukungan sosial dan depresi. Hasil penelitian Bozo et al, (2009) adalah ada hubungan antara dukungan sosial, ADL dan depresi. Persamaan penelitian Bozo dengan penelitian peneliti terletak pada variabel yang diteliti yaitu sama-sama Activity Daily Living dan dukungan sosial. Perbedaan penelitian Bozo et al, (2009) dengan penelitian peneliti adalah metodenya, pada penelitian Bozo metode yang digunakan adalah
12 komparasi, sedangkan pada penelitian peneliti metodenya adalah korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian Bozo et al, (2009) adalah 17- Item 5 Point Likert Type Questionnaire that Measured Physical Functioning and ADL untuk mengukur Activity Daily Living, Back Depression Inventory untuk mengukur depresi, Multidimensional Scale of Perceived Social Support untuk mengukur dukungan sosial, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner Barthel Index dan Social Support Questionnaire. 5. Penelitian oleh Putri et al, (2011) yang berjudul Hubungan Kemandirian dan Dukungan Sosial dengan Tingkat Stres Lansia. Penelitian Putri menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Hasil penelitian Putri menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kemandirian,dukungan sosial dan tingkat stres. Persamaan penelitian Putri terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Pada penelitian ini variabel yang diteliti sama-sama tingkat kemandirian atau Activity Daily Living dan dukungan sosial pada lansia. Perbedaan penelitian Putri dengan penelitian peneliti terletak pada subjek penelitian. Subjek penelitian Putri adalah lansia yang tinggal di Kelurahan Cilendek Barat Kecamatan Bogor Barat sedangkan pada penelitian peneliti subjeknya adalah lansia pasca erupsi Merapi yang tinggal di Hunian Tetap Kuwang, Cangkringan, Sleman.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Menurut Undang Undang No.13 Tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke atas sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Semakin meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara dan perlu mendapatkan perhatian khusus.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 salah satunya adalah menurunnya kematian bayi menjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu
9 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu masih menyisakan pilu bagi banyak pihak, terutama bagi orang yang terkena dampak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, dan penyesuaian diri dengan peran peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Terdapat 14.067.894 kasus baru penyakit kanker dan 8.201.575 diantaranya menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosial ekonomi berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang jiwa. Banyaknya jumlah bencana alam di Indonesia menjadikan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tahun 2010 telah terjadi 792 bencana dan menelan korban hingga 1.782 jiwa. Banyaknya jumlah bencana alam di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia (Nugroho, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Huntap Komunal Di Kecamatan Cangkringan, Sleman 2. Peta Persil Huntap Banjarsari, Desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan 3. Peta Persil Huntap Batur, Desa Kepuhharjo, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 1 menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun keatas. Batasan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan maternal adalah salah satu indikator Millennium Development Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat. Dari hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit yang menyebabkan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan atau menghilangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Fatimah,2010). Penuaan adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia atau disebut sebagai lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap akhir manusia mengalami penurunan fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang menurun. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun mendatang akan terus meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik, pada sensus penduduk tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari tantangan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia memiliki perubahan struktur otak yang menyebabkan kemunduran kualitas hidup yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Manusia akan mengalami keadaan tua atau memasuki tahap lanjut usia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanjut usia adalah tahap masa tua dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua
Lebih terperinciIRMA MUSTIKA SARI J
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang
Lebih terperinciTINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA
TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA Reno Tyas Sedyo Arum, Mulyaningsih Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ningsih.solo@gmail.com ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciWIJI LESTARI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN MANAJEMEN STRES DI POSYANDU LANSIA AISIYAH TIPES SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ikut berkontribusi secara bermakna dalam dunia kesehatan. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah melihat usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retardasi mental merupakan keadaan yang memerlukan perhatian khusus, dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam memfungsikan dirinya sehingga
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:
0 HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah
BAB I Pendahuluan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Helalth Organization (WHO, 2010) setiap tahunnya sekitar 25 juta perempuan diseluruh dunia diperkirakan mengalami premenopause, jumlah perempuan usia 40
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah lanjut usia di atas 60tahun lebih dari 800 juta. proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat menjadi lebih dari dua miliar pada tahun
Lebih terperincimetode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian pertanyaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan anugrah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Menurut Undang-undang N0.13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan kondisi sehat baik secara emosional, psikologi, perilaku, koping yang efektif, konsep diri yang positif, kestabilan emosional serta hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan terutama dibidang kesehatan. Bangsa yang sehat ditandai dengan semakin panjangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya memberikan perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alam, selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi kehidupan manusia, juga menyimpan potensi bahaya dan bencana. Erupsi (letusan) gunung api merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan yang baik adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi di Indonesia pun terjadi hal yang serupa. Saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperincikeluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap gangguan kesehatan akan menimbulkan kecemasan dan kesedihan baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi anggota keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal penting bagi setiap individu untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus perkembangan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah mulai dari menarche sampai menopause. Premenopause merupakan masa dimana tubuh mulai bertransisi menuju
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan kondisi yang positif dalam tubuh manusia. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari penyakit mungkin
Lebih terperinci