BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Ida Iskandar
6 tahun lalu
Tontonan:

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Penelitian dilakukan dengan memberikan kuisoner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 yang akan menghadapai ujian OSCE.

1 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Penelitian dilakukan dengan memberikan kuisoner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 yang akan menghadapai ujian OSCE. Kemudian dipilih sampel minimal sebesar 65 mahasiwa yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan sebanyak mahasiswa laki -laki dan mahasiswa wanita dengan total mahasiswa. 4.. Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian meliputi jenis kelamin subyek, dan tingkat kecemasan subyek. Tabel 3. Persentase jenis kelamin subyek Frequency Valid Laki-laki Perempuan Valid Cumulative Dari table 3 diatas menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 yang mengisi kuisoner sebanyak orang wanita (50%) dan sebanyak orang adalah laki - laki (50%). Tabel 4. frekuensi jenis kecemasan subyek Frequency Valid Tinggi Rendah Valid Cumulative 5.8 Dari table 4 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 yang mengalami kecemasan rendah berdasarkan Eysink s Inventory Questioner berjumlah 54 mahasiswa (48.2%). Sedangkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yang mengalami kecemasan tinggi berdasarkan Eysink s Inventory Questioner berjumlah 58 mahasiswa (5.8%). 7

2 Table 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Dan Kecemasan Laki-laki Jenis_kelamin Perempuan % of % of % of Kecemasan Tinggi Rendah % 33.9% % 4.3% % 48.2% % % % Dari table 5 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedoktern Universitas Islam Indonesia angkatan 205 berjenis kelamin laki - laki yang mengalami kecemasan tinggi sebanyak 8 orang (6.%), sedangkan mahasiswa yang mengalami kecemasan rendah sebanyak 38 mahasiswa (33,9%) untuk mahasiswa wanita yang mengalami kecemasan tinggi sebanyak 40 mahasiswa (35,7%) dan yang mengalami kecemasan rendah sebanyak 6 mahasiswa (4.3%) hasil uji chi - squere Tabel 6. Chi squere Value Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Df 7.308a Asymp. Sig. (2-sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association Exact Sig. (2- Exact Sig. (sided) sided) 7.53 N of Valid Cases a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27,00. b. Computed only for a 2x2 table Berdasarkan dengan pengujian teknik chi squere didapatkan nilai probabilitas p = 0,000. Lebih rendah dari 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara laki laki dan wanita pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 dalam menghadapi ujian OSCE. 8

3 4. 2 Pembahasan Penelitian ini di lakukan dengan membagikan kuisoner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205. Dari kuisoner yang telah di bagikan, dihitung berapa nilai dari kuisoner Eynk s Inventory Questioner, dan kemudian di kategorikan tingkat kecemasanya berupa kecemasan rendah atau tinggi. Pengujian hipotesis dengan metode chi squer. Didaptkan dengan nilai probabilitas p = 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara laki laki dan wanita pada mahasiswa FK UII angkatan 205 dan hipotesis dapat di terima. Pada hasil analisis dari data kuisoner yang di dapatkan, kecenderungan wanita memiliki tingkatan kecemasan yang lebih tinggi dari pada laki - laki dalam menghadapi ujian, hasil penelitian ini sama dengan Yan Marite Ratnadiwati (202) dengan judul Beda Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Laki Laki Dan Perempuan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2008 Dalam Menghadapi Ujian Pra Pendidikan Klinik ( predik). Di dapatkan hasil yang sama dengan penelitian saya dimana perempuan memiliki kecenderungan lebih rentan cemas dalam menghadapi ujian. Namun hasil dalam penelitian lain menjelaskan bahwa jenis kelamin bukanlah satu satunya determinan yang menyebabkan terjadinya kecemasan. Dalam penelitian Dinda Putri Amir (204), banyak faktor lain yang berpengaruh untuk terjadinya kecemasan kepada mahasiswa seperti lingkungan, kedewasaan personal dan keluraga atau orang terdekat. Kecemasan merupakaan respon seseorang dalam menghadapi stresor yang datang. Stresor ini dapat berupa aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek spiritual yang diekspresikan secara berbeda oleh setiap orang (Stuart, 2006). Ujian adalah salah satu stresor yang dapat memicu timbulnya kecemasan. Ini adalah sebuah respon dari stresor yang datang, membuat seseorang itu lebih waspada dan lebih fokus. Ketika seseorang menunggu sebuah ujian dia akan lebih merasakan kecemasan yang lebih besar daripada ketika setelah melalui 9

4 ujian itu. Namun puncak terjadinya kecemasan adalah ketika ujian itu berlangsung (Flakenstein, A & Sweemy. 205). Ketika seseorang pernah mengalami ujian yang sama dan di ulanag pada waktu berikutnya tingkat kecemasan dari orang itu akan berkurang. Individu tersebut beradaptasi dengan stressor yang ada dan mengerti bagaimana menaganinya (Manicea, L & simic 202). Sedangkan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 205 ini adalh ujian OSCE pertama bagi mereka. Seperti yang kita ketahui mahasiswa kedokteran memiliki kurikulum yang berbeda dengan fakultas yang lainya sehingga memiliki tekanan yang lebih dari pada fakultas lain. Jadwal perkuliahan yang padat dan materi yang padat serta sistem ujian menjadi faktor utama (Chibnall et al. 202). Dari penelitian diatas di dapatakan wanita lebih rentan untuk mengalami kecemasan dari pada laki - laki. Wanita lebih menonjolkan perasaan dan mudah tersingung, sedangkan laki - laki lebih menonjolkan rasional dan tidak menonjolkan perasaan. Menurut jurnal Lee Jh. et al (204) wanita memiliki kadar hormon estrogen yang tidak stabil. Ketika hormon estrogen dalam tubuh banyak, akan membuat wanita lebih kuat dalam menghadapi kecemasan, namun ketika hormon estrogen ini mulai menurun yang terjadi adalah sebaliknya, wanita itu akan mudah mengalami kecemasan. Secara normal wanita memilki siklus mentruasi dimana ketika terjadi ovulasi akan menyebabkan penurunan secara drastis dari kadar hormon estrogen di dalam tubuh sehingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan mudah terbawa perasaan dan cemas. Sedangkan pada laki laki memiliki hormon testosterone yang di ubah menjadi estrogen di dalam otak kadar estrogen yang raltif setabil ini yang menekan kecemasan. Sehingga laki laki tidak mudah mengalami kecemasan, selain itu hormon testosteron ini juga mampu menekan hormon kortisol, pada dasarnya hormon kortisol adalah hormon stres yang dapat menyebabkan kecemasn namun karena penekanan dari testosteron sehingga membuat laki laki tidak mudah mengalami kecemasan. Untuk mencegah terjadinya kecemasan, perlu kiranya diadakan sosialisasi kepada mahasiswa baik laki - laki maupun wanita agar dapat 20

5 mengantisipasi kecemasan itu, sosialisasi tentang ujian OSCE juga perlu sebab ujian seperti ini baru bagi mereka angkatan 205. Kecemasan wajar terjadi sebagai respon bagi tubuh untuk menjadi lebih waspada dan fokus, namun ketika kecemasan itu berlebih akan membuat menghambat dalam ujian dan dapat juga menimbulkan efek negatif seperti kesalahan prosedur dan lupa materi. Dengan adanya upaya upaya peningkatan kekebalan terhadap cemas di harapkan akan meminimalisir perasaan cemas tersebut. Upaya tersebut seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup, tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol serta olahraga teratur. 2

dokumen-dokumen yang mirip

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN Saya Dheeba Kumaraveloo, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran akan mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan antara Tidur Larut Malam dengan terjadinya Akne