BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS"

Transkripsi

1 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis A IV PEMAHASAN DAN HASIL ANALISIS Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI), sebagaimana yang tercantum dalam pasal 65 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi. Tahapan PAI meliputi inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi. Hasil atau produk dari kegiatan inventarisasi ini adalah dasta aset irigasi di setiap Daerah Irigasi (DI) yang disimpan dalam pangkalan data yang berada di kantor pengelola daerah irigasi sesuai dengan kewenangannya. Pelaksana inventarisasi adalah pengelola daerah irigasi yang bersangkutan. Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari pengelolaan data sumber daya air yang telah diinput dengan menggunakan software PDSDAPAI, serta menjelaskan tentang pengklasifikasian kondisi dan fungsi aset irigasi khususnya pada Daerah Irigasi Tada yang menjadi studi kasus pada Tugas Akhir ini. Pada bab IV pembahasan, tidak dijelaskan mengenai sistematika pola kerja software serta datadata yang diperlukan dalam penginputan data pada software PDSDAPAI. Hal tersebut sudah dipaparkan pada bab II landasan teori. 4.1 Klasifikasi angunan dan Irigasi Untuk menentukan atau mengetahui aset irigasi khususnya pada bangunan dan saluran irigasi, hal yang paling mendasar untuk mengkalisifikasikan bangunan atau IV1

2 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis saluran irigasi dalam kondisi dan fungsi yang baik, rusak sedang, ataupun rusak berat yaitu dengan melakukan inspeksi langsung di lapangan. dengan melakukan hal tersebut, maka dapat disimpulkan kondisi dan fungsi aset pada suatu daerah irigasi. Setelah itu, barulah dilakukan tindak lanjut yang diperlukan seperti pembaruan aset, rehab aset, perbaikan sedang, pemeliharaan sedang, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin. 4.2 Hasil Input Data Daerah Irigasi Untuk pengisian data awal dimulai dengan pengisian data daerah irigasi khususnya pada daerah irigasi Tada. Pengisian data meliputi pengisian kode daerah irigasi, nama daerah irigasi, status daerah irigasi, jenis tingkatan. Jenis tingkatan yang dimaksud yaitu jaringan irigasi teknis, semiteknis, dan jaringan irigasi sederhana. Kemudian pengisian data kepemilikan, sumber air dan penggunaan jaringan meliputi kewenangan, nama sumber, lokasi bangunan pengambilan, dan penggunaan jaringan irigasi. Gambar 4.1 penginputan data daerah irigasi dan kepemilikan, sumber air dan penggunaan jaringan daerah irigasi Tada IV2

3 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Selanjutnya pengisian data luasan dan pola tanam meliputi luas potensial, luas fungsional, luas terbangun jaringan utama, luas tanam, dan pola tanam. Gambar 4.2 penginputan data luasan dan pola tanam daerah irigasi Tada Pada setiap data yang telah dimasukkan, kemudian didapatkan output dari setiap data yang diinput dalam bentuk format excel. Kemudian klik cetak untuk mendapatkan hasil output dari data yang telah dimasukan sebagai lampiran. IV3

4 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.3 output data daerah irigasi dalam bentuk ecxel 4.3 Hasil Input Data Keterdiaan Air Setelah melakukan penginputan data daerah irigasi, dilanjutkan dengan penginputan data ketersediaan air. Penginputan data ketersediaan air meliputi nama sumber air/suplesi air. Kemudian klik gambar seperti berikut : Gambar 4.4 pengisian data ketersediaan air Kemudian diisikan nama daerah irigasi, surveyor dan tanggal survey serta tahun survey sesuai yang dilakukan di lapangan. Setelah itu cetak data yang telah diinput sebagai lampiran. IV4

5 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Kemudian akan muncul menu untuk pengisian data ketersediaan air. Setelah itu dilakukan pengisian data debit seperti gambar berikut : Gambar 4.5 penginputan data ketersediaan air Setelah melakukan pengisian data ketersediaan air, kemudian didapatkan hasil output sebagai berikut : IV5

6 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.6 output data ketersedian air Dari hasil output diatas didapatkan porsentase kondisi real atau rencana untuk ketersedian air daerah irigasi Tada pada bulan januari hingga desember sebesar 84%. 4.4 Pembuatan Skema Irigasi Setelah melakukan pengisian data ketersediaan air, dilanjutkan dengan pembuatan skema irigasi. Untuk membuat skema irigasi terdiri dari pembuatan gambar IV6

7 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis bangunan dan gambar saluran. Pembuatan skema irigasi dimulai dengan membuat bangunan pengambilan/bangunan irigasi, kemudian bangunan pertemuan, dan bangunan pelengkap. Untuk pembuatan skema irigasi dapat dilihat seperti gambar berikut : Gambar 4.7 skema irigasi daerah irigasi tada 4.5 Pembuatan angunan Irigasi Setelah membuat skema irigasi, dilanjutkan dengan melakukan pengisian data bangunan pengambilan irigasi. Klik data bangunan untuk melakukan pengisian data bangunan pengambilan. Untuk pengisian data tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut : IV7

8 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.8 menu data bangunan irigasi Gambar 4.9 pengisian data statis bendungan Pada pengisian data bendungan, datadata yang diperlukan untuk penginputan yaitu data statis dan dinamis. Data statis adalah data yang relatif tetap dan tidak berubah. Sedangkan data dinamis adalah digunakan untuk mengukur kondisi dan kinerja dari aset. Data statis meliputi : IV8

9 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis 1. penginputan data koordinat lokasi melalui GPS 2. Jenis konstruksi 3. Fungsi layanan 4. Luas areal layanan irigasi 5. Tinggi bangunan bendung 6. Lebar puncak bendung 7. Panjang bendung 8. Panjang mercu pelimpah 9. Luas lubang pintu intake 10. Tenaga angkat pintu, dan 11. Tahun selesainya bangunan dibangun. Kemudian untuk data dinamis yang akan diinput meliputi : 1. Tahun data yang disurvey 2. Tanggal survey 3. Nama surveyor 4. Taksiran biaya yang diperlukan yang terdiri dari pekerjaan sipil dan pekerjaan Mekanikal Elektrikal, 5. Kondisi dan fungsi umum bangunan sipil 6. Kondisi umum pintu (ME) dan fungsi umum pintu (ME) 7. Jenis pekerjaan yang diperlukan untuk bangunan sipil 8. Jenis pekerjaan ME yang diperlukan. IV9

10 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis 9. Data kerusakan dan estimasi usulan biaya perkerjaan sipil dan ME meliputi volume pekerjaan, harga satuan, dan total biaya yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.10 pengisian data dinamis bendung Gambar 4.11 pengisian data dinamis bendung IV10

11 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Pengisian data dinamis mengenai taksiran biaya dan estimasi terhadap pekerjaan sipil dan mekanikal elektrikal diinput jika terdapat kerusakan yang terjadi di lapangan selama melakukan inspeksi. Setelah melakukan pengisian data statis dan dinamis pada menu data bendung, dilanjutkan dengan memasukkan dokumentasi foto pada saat survey di lapangan dengan tujuan untuk menjelaskan kondisi real pada saat melakukan survey di lapangan. Gambar 4.12 pengisian dokumentasi foto bendungan Setelah melakukan pengisian datadata yang diperlukan, dilanjutkan dengan membuat lampiran dari data keseluruhan yang telah diinput untuk dijadikan laporan. Untuk lebih jelasnya akan diperlihatkan pada lampiran dari laporan tugas akhir ini. IV11

12 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Hasil Inspeksi di Lapangan Dari hasil inspeksi yang dilakukan pada bangunan daerah irigasi Tada, didapatkan hasil pengamatan kondisi dan fungsi aset irigasi selama di lapangan dan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Aset angunan Irigasi Kondisi Umum Fungsi Umum No Nama Aset Nomenklatur angunan angunan Usulan angunan angunan angunan angunan Pekerjaan Sipil M/E Sipil M/E 1 endung Tada T0 R R R 2 angunan Pelimpah T1a 3 angunan Sadap T1 4 Tempat Cuci T2a 5 angunan Terjun T2b 6 angunan agi Sadap T2 7 Goronggorong N1a 8 angunan Sadap N1 9 angunan Terjun N2a 10 Goronggorong N2b 11 Goronggorong N2c 12 angunan Sadap N2 13 Goronggorong N3a 14 Jembatan N3b 15 angunan Terjun N3c 16 angunan Terjun N3d 17 angunan Terjun N3e 18 angunan Terjun N3f 19 angunan Sadap N3 IV12

13 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Goronggorong angunan Terjun angunan Sadap angunan Terjun angunan Sadap Akhir Jembatan angunan Terjun Tempat Cuci Goronggorong angunan agi Sadap angunan Terjun angunan Sadap angunan Terjun angunan Terjun angunan Sadap Goronggorong angunan Terjun angunan Sadap angunan Terjun Goronggorong angunan Sadap Goronggorong angunan Sadap angunan Terjun Tempat Cuci angunan Sadap angunan Terjun N4a N4b N4 N5a N5 T3a T3b T3c T3d T3 S1a S1 S2aKN S2bKN S2KN S1aKR S2aKR SM2KR SM2aKR SM2bKR SM2KR S1aKN S1KN T4a T4b T4 T5a IV13

14 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis angunan agi Sadap Jembatan Goronggorong Jembatan angunan Terjun angunan Sadap angunan Terjun Goronggorong angunan Sadap angunan Terjun Goronggorong angunan Terjun Goronggorong Goronggorong Goronggorong angunan Sadap Goronggorong angunan Sadap Tempat Cuci angunan Sadap angunan agi Sadap angunan Terjun angunan Terjun angunan Sadap Akhir angunan agi Sadap Goronggorong angunan Sadap T5 SL1a SL1b SL1c SL1d SL1 SL2a SL2b SL2 TT1a TT1b TT1c TT1d TT1 TT2a TT2 TT3a TT3 PS1a PS1 PS2 PS2aMK PS2bMK PS2MK PS3 PS3aMK PS2MK IV14

15 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis angunan Terjun angunan Terjun angunan Sadap akhir angunan Terjun angunan Terjun Goronggorong Goronggorong angunan Sadap Goronggorong angunan agi Sadap Goronggorong angunan Sadap angunan Sadap PS4a PS4b PS4 KS1a KS1b KS1c KS1d KS1 ST1a ST1 ST2a ST2 ST3 Keterangan : Kondisi : =aik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, R=Rusak erat Fungsi : =aik, K=Kurang, R=uruk, T=Tidak erfungsi Usulan pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, R=Rehab erat, PS=Perbaikan Sedang, P=Pemeliharaan erkala, =Pemeliharaan Rutin. Hasil inspeksi dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat salah satu aset yang mengalami kerusakan yang terjadi pada aset bendung Tada. Kondisi dari pintu air mengalami rusak berat. Sedangkan pintu air pada bendung Tada memiliki fungsi aset yang buruk. Dari kondisi dan fungsi yang terjadi pada bendung tersebut, usulan pekerjaan yang dilakukan yaitu dengan mengganti pintu air yang mengalami kerusakan dengan total biaya Rp untuk 2 pintu air yang mengalami IV15

16 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis kerusakan. Hasil inspeksi lapangan dan hasil penginputan data dari bangunan lainnya akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini Pembuatan Irigasi Setelah membuat skema irigasi, dilanjutkan dengan mengklik saluran pada skema untuk melakukan pengisian data meliputi : 1. Tahun survey 2. Nama saluran 3. Nomenklatur 4. Ruas saluran irigasi 5. Panjang saluran irigasi 6. Q max 7. Luas areal pelayanan 8. Data lapangan mengenai ruas irigasi meliputi tipe profil saluran dan tipe lining saluran irigasi 9. Taksiran biaya yang diperlukan apabila terjadi kerusakan aset di lapangan. 10. Fungsi umum bangunan sipil 11. Kondisi umum bangunan sipil IV16

17 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.13 Pengisian data saluran irigasi Gambar 4.14 pengisian data statis saluran irigasi IV17

18 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.15 pengisian data dinamis saluran irigasi Gambar 4.16 penginputan dokumentasi di lapangan Setelah melakukan penginputan data yang diperlukan, kemudian cetak sebagai lampiran laporan dari hasil inspeksi di lapangan. Lampiran aset saluran irigasi akan disajikan pada lampiran laporan tugas akhir ini. IV18

19 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Hasil Inspeksi di Lapangan Dari hasil inspeksi yang dilakukan pada bangunan daerah irigasi Tada, didapatkan hasil pengamatan kondisi dan fungsi aset irigasi selama di lapangan dan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Aset Irigasi No Nama Aset Ruas Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer T0 (ENDUNG) T1a T1a T2 (bang.bagisadap) T2 (bang.bagisadap) T3 (bang.bagisadap) T3 (bang.bagisadap) T4 T4 T5 (bang.bagisadap) T5 (bang.bagisadap) PS1 PS1 PS2 (bang.bagi sadap) PS2 (bang.bagi sadap) PS3 (bang.bagisadap) T2 (bang.bagisadap) N1 T2 (bang.bagisadap) N1 N1 N2 N2 N3 N3 N4 N4 N5 T3 (bang.bagisadap) S1 Kondisi Umum angunan angunan Sipil angunan M/E Fungsi Umum angunan angunan Sipil angunan M/E IV19 Usulan Pekerjaan

20 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Muka Muka Keterangan : S1 S2KN S2KN S1KR S1KR SM2KR SM2KR SM2KR S2KN S1KN T5 (bang.bagisadap) SL1 SL1 SL2 SL2 TT1 TT1 TT2 TT2 TT3 PS4 (bang.sadap akhir) KS1 PS4 (bang.sadap akhir) ST1 (bang.bagisadap) ST1 (bang.bagisadap) ST2 ST2 ST3 PS2 (bang.bagi sadap) PS2MK (bang.sadap akhir) PS3 (bang.bagisadap) PS2MK Kondisi : =aik, RR=Rusak Ringan, RS=Rusak Sedang, R=Rusak erat Fungsi : =aik, K=Kurang, R=uruk, T=Tidak erfungsi Usulan pekerjaan : PA=Pembaruan Aset, R=Rehab erat, PS=Perbaikan Sedang, P=Pemeliharaan erkala, =Pemeliharaan Rutin. IV20

21 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Dari hasil inspeksi dari tabel di atas menunjukkan bahwa aset saluran irigasi pada daerah irigasi Tada memiliki kondisi dan fungsi aset dengan kriteria baik. usulan pekerjaan yang dilakukan untuk kelangsungan aset irigasi tersebut adalah dengan melakukan pemeliharaan rutin. Untuk selebihnya mengenai inspeksi lapangan dan hasil penginputan data dari bangunan lainnya akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini. 4.6 Summary Inventarisasi Aset Irigasi Summary Detail Aset Irigasi Summary inventarisasi aset irigasi ini dimaksudkan untuk memperlihatkan k eseluruhan hasil dari penginputan data yang telah dilakukan. Gambar 4.17 summary detail aset irigasi Klik cetak pada laporan daerah irigasi ini, kemudian dengan sendirinya akan melalukan run untuk memunculkan hasil inputan yang telah dilakukan. Setelah proses running, akan muncul summary sebagai berikut : IV21

22 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.18 summary bangunan aset irigasi Hasil dari summary selanjutnya mengenai Aset bangunan dan saluran aset irigasi akan disajikan pada lampiran tugas akhir. 4.7 Summary Kriteria Aset Irigasi Setelah mengeluarkan summary detail aset irigasi, dilanjutkan dengan membuat summary mengenai kriteria aset irigasi. Summary ini dimaksudkan untuk mengetahui kriteria bangunan dan saluran aset irigasi. IV22

23 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.19 summary kriteria aset irigasi Klik cetak pada laporan kriteria aset irigasi ini, kemudian dengan sendirinya akan melalukan run untuk memunculkan hasil inputan yang telah dilakukan. Setelah proses running, akan muncul summary sebagai berikut : IV23

24 A IV Pembahasan dan Hasil Analisis Gambar 4.20 summary Kriteria Aset irigasi Untuk lebih jelasnya pada summary mengenai kriteria aset irigasi ini akan disajikan pada lampiran dari tugas akhir ini. IV24

IDENTITAS DAERAH IRIGASI

IDENTITAS DAERAH IRIGASI Daerah Irigasi Kewenangan / Kepemilikan Kantor Pengelola 4 Wilayah Sungai 5 Daerah Aliran Sungai 6 Tingkatan Daerah Irigasi 7 Status Daerah Irigasi 8 Sumber/Suplesi Air 4 9 0 Lokasi Bangunan Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah Daerah Irigasi Tada yang berada di desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI

Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI ASET IRIGASI 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari BAB 1 Pendaluhuan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi. Air mempunyai peran besar bagi kehidupan semua

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13/PRT/M/2012 Tanggal : 24 JULI 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

Lebih terperinci

TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Nomor : /PRT/M/05 Tanggal : 4 MEI 05 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI. Pendauluan

Lebih terperinci

IDENTITAS DAERAH IRIGASI

IDENTITAS DAERAH IRIGASI FORM SIPAI-D01 INVENT JARINGAN TAHUN : IDENTITAS DAERAH IRIGASI 1 Nama Daerah Irigasi 2 Kewen./Kepem. Pemerintah, status: Pusat Provinsi Kab./Kota Badan Usaha Badan Sosial P3A Desa Perseorangan 3 Nama

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS

PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS PROSEDUR PEMROSESAN DATA GPS Pengolah Data Sumber Daya Air Pengelolaan Aset Irigasi Prose dur Pemrosesan Data GPS Gambar diatas memperlihatkan urutan pemrosesan data GPS berdasarkan aktivitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 menyatakan bahwa Sumber Daya Air dengan luas areal irigasi lebih dari 3.000 Ha atau yang mempunyai wilayah lintas propinsi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada musim hujan di Indonesia sering terjadi tanah longsor. Pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan. Tanah longsor tersebut seringkali membawa kerugian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air adalah salah satu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat besar manfaatnya bagi makhluk hidup. Dari jumlah air yang ada di bumi, 97 persennya adalah

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang turut mempengaruhi peningkatan produksi pertanian adalah kondisi dan fungsi sistem daerah irigasi, termasuk bangunan penunjangnya yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan irigasi, baik secara operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jaringan irigasi, baik secara operasi dan pemeliharaan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air menjadi sumber utama dalam kehidupan manusia yang tidak selamanya berlimpah, terkadang ada suatu perbedaan kesetimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan air di suatu daerah irigasi, kenyataannya seringkali terdapat pembagian air yang kurang sesuai kebutuhan air di petak-petak sawah. Pada petak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE. Mulai. Pekerjaan Lapangan

BAB III METODE. Mulai. Pekerjaan Lapangan BAB III METODE 3.1 Bagan Alir Tugas Akhir Keandalan hasil perencanaan erat kaitannya dengan alur kerja yang jelas, metoda analisis yang tepat dan kelengkapan data pendukung di dalam merencanakan bangunan.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN ASET DAERAH IRIGASI CIMANUK UPTD SDAP BAYONGBONG DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

KAJIAN PENGELOLAAN ASET DAERAH IRIGASI CIMANUK UPTD SDAP BAYONGBONG DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT KAJIAN PENGELOLAAN ASET DAERAH IRIGASI CIMANUK UPTD SDAP BAYONGBONG DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT Asep Yayan Sopian Jurnal Irigasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lengkap dari suatu Daerah Irigasi yang meliputi data teknis irigasi, data

BAB I PENDAHULUAN. yang lengkap dari suatu Daerah Irigasi yang meliputi data teknis irigasi, data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku Data Daerah Irigasi (D.I.) merupakan kumpulan data dari data inventarisasi yang lengkap dari suatu Daerah Irigasi yang meliputi data teknis irigasi, data hidrologi,

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG Ryan Hernawan 1),Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Teguh Hariyanto 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjangkau beberapa teknis sebagai berikut : 1. Pengembangan sumber air dan penyediaan air bagi keperluan usaha tani.

TINJAUAN PUSTAKA. menjangkau beberapa teknis sebagai berikut : 1. Pengembangan sumber air dan penyediaan air bagi keperluan usaha tani. TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari permukaan dan air tanah. Pengaturan pengairan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung merupakan lembaga teknis daerah yang dibentuk oleh kepala daerah berdasarkan peraturan daerah no 10 tahun 2002 tentang pembentukan

Lebih terperinci

A. ADMIN. Form Login Admin

A. ADMIN. Form Login Admin A. ADMIN Form Login Admin 1. Kita melakukan login sebagai user tergantung hak akses yang dimiliki masingmasing user (admin, walikelas, guru, dan siswa) dengan menginputkan username & password. Misal :

Lebih terperinci

PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK SERTA MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK

PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK SERTA MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SKPD DAK LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PELAPORAN DAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN

FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN Pintu Intake Irigasi 4513 ha Pintu intake ini ada 2 (dua) lokasi disebelah Kiri dan Kanan (dari sisi arah aliran) Pintu Intake Kanan Pintu Intake

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA 7.1 UMUM Untuk dapat mengalirkan air dari bendung ke areal lahan irigasi maka diperlukan suatu jaringan utama yang terdiri dari saluran dan bangunan pelengkap di jaringan

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINCIAL ROAD MANAGEMENT SYSTEM (PRMS)

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINCIAL ROAD MANAGEMENT SYSTEM (PRMS) DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINCIAL ROAD MANAGEMENT SYSTEM (PRMS) GAMBARAN UMUM PRMS PRMS merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam penyusunan perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan program study Diploma III Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado adalah mencetak tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah irigasi pada umumnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk petanian secara luas termasuk di dalamnya kebutuhan air untuk tanaman pangan, peternakan

Lebih terperinci

! Pendahuluan! Lampiran!

! Pendahuluan! Lampiran! ! Pendahuluan! Lampiran! KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 63/KPTS/M/2004 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS NON DANA REBOISASI BIDANG INFRASTRUKTUR TAHUN

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENGELOLAAN BASIS DATA DAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR BIDANG IRIGASI Desember, 2011 KATA PENGANTAR Executive Sumary ini merupakan laporan ringkas dari kegiatan Pengelolaan Basis

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia Proposal Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D Geographic Information System Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 32 / PRT / M / 2007 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LandasanTeori BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian irigasi Irigasi merupakan sebuah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan digunakan untuk keperluan seperti air

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA)

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA) Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA) Nectaria

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 1

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 1 No.864, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Formasi. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 6 BAB III LANDASAN TEORI A. Prasarana Sungai Prasarana adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan. Prasarana yang ada terdiri dari : 1. Bendung Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi

Lebih terperinci

MEKANISME PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG IRIGASI

MEKANISME PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR MEKANISME PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32

Lebih terperinci

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting)

Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting) 21 Perhitungan LPR dan FPR J.I Bollu (Eksisting) Bulan Periode Luas Tanaman Golongan I ( 1199 Ha ) Golongan II ( 1401 Ha ) Golongan III ( 1338 Ha ) LPR Q lahan FPR FPR Padi Tebu Polowijo jumlah Padi Tebu

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Menimbang : a. bahwa irigasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PENDAHULUAN USULAN PERUBAHAN NOMENKLATUR DAN TUPOKSI DINAS DAN UPT

PENDAHULUAN USULAN PERUBAHAN NOMENKLATUR DAN TUPOKSI DINAS DAN UPT USULAN PERUBAHAN NOMENKLATUR DAN TUPOKSI DINAS DAN UPT PENDAHULUAN TUNTUTAN MASYARAKAT ATAS KINERJA PELAYANAN JALAN HARUS MAKSIMAL ADANYA TAMBAHAN BEBAN KERJA TENTANG PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN TERJADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Air diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan manusia sehari-hari mulai dari minum, memasak,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 11

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 11 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 11 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 11 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR KABUPATEN

Lebih terperinci

IRIGASI AIR. Bangunan-bangunan Irigasi PROGRAM STUDI S-I TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

IRIGASI AIR. Bangunan-bangunan Irigasi PROGRAM STUDI S-I TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Bangunan-bangunan Irigasi PROGRAM STUDI S-I TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013 PENGERTIAN TENTANG IRIGASI Sejak ratusan tahun lalu atau bahkan ribuan

Lebih terperinci

PENENTUAN EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL ATAS DASAR KINERJA ARUS LALU LINTAS

PENENTUAN EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL ATAS DASAR KINERJA ARUS LALU LINTAS PENENTUAN EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL ATAS DASAR KINERJA ARUS LALU LINTAS (STUDI KASUS : SIMPANG JALAN JAMIN GINTING MENUJU JALAN BUNGA LAU) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah jika era sekarang disebut sebagai era informasi. Akibat kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. salah jika era sekarang disebut sebagai era informasi. Akibat kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masyarakat di dunia termasuk Indonesia pada masa sekarang ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, sehingga tidak salah jika era sekarang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA LAKSANA UNIT PELAKSANA TEKNIS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA WILAYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pembangunan daerah tahun 2013 pada urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan dalam rangka mencapai beberapa sasaran yang telah ditetapkan, yaitu:

Pembangunan daerah tahun 2013 pada urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan dalam rangka mencapai beberapa sasaran yang telah ditetapkan, yaitu: . Pekerjaan Umum Pembangunan daerah tahun 0 pada urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan dalam rangka mencapai beberapa sasaran yang telah ditetapkan, yaitu: a. Terwujudnya pemerataan bidang pekerjaan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa bisa disadap dan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM DAN PEMANFAATAN DATA SARANA-PRASARANA SEKOLAH UNTUK PEMELIHARAAN User Manual Petunjuk Penggunaan Juli 2010 DECENTRALIZED BASIC EDUCATION (DBE-1) USAID PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain :

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain : PERENCANAAN SALURAN Perencanaan Pendahuluan. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain : - Trase jalur saluran pada peta tata letak pendahuluan. - Ketinggian tanah pada jalar

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 6 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses pembuatan peta petak untuk keperluan irigasi

PERTEMUAN KE 6 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses pembuatan peta petak untuk keperluan irigasi PERTEMUAN KE 6 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses pembuatan peta petak untuk keperluan irigasi Bangunan Bangunan Utama (headworks) merupakan kompleks bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PRT/M/2015 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PRT/M/2015 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PRT/M/2015 TENTANG PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SUBBIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI

PETUNJUK PELAKSANAAN SUBBIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PETUNJUK PELAKSANAAN SUBBIDANG INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat memiliki sejumlah tugas, diantaranya melakukan pengelolaan aset atau barang milik daerah meliputi 6 ketegori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran

BAB I PENDAHULUAN. meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa bisa

Lebih terperinci

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik PENDAHULUAN Jalan raya memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu negara. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI 3.1 Letak Sungai Cisangkuy-Pataruman Sungai Cisangkuy-Pataruman terletak di dekat Kampung Pataruman, Cikalong, Pangalengan Jawa Barat. Sungai ini merupakan terusan dari

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1.5. Potensi Sumber Air Tawar

1.5. Potensi Sumber Air Tawar Potensi Sumber Air Tawar 1 1.5. Potensi Sumber Air Tawar Air tawar atau setidaknya air yang salinitasnya sesuai untuk irigasi tanaman amat diperlukan untuk budidaya pertanian di musim kemarau. Survei potensi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNTUK PENILAIAN KEMBALI BMN DIREKTORAT PKNSI - DJKN KEMENTERIAN KEUANGAN

SISTEM INFORMASI UNTUK PENILAIAN KEMBALI BMN DIREKTORAT PKNSI - DJKN KEMENTERIAN KEUANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENILAIAN KEMBALI BMN DIREKTORAT PKNSI - DJKN KEMENTERIAN KEUANGAN AGENDA 1. Tujuan Pembangunan Aplikasi Penilaian Kembali BMN 2. Ruang Lingkup Aplikasi Penilaian Kembali BMN 3.

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/PRT/M/2011 Tanggal : 7 Desember 2011 PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN DATABASE JALAN PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA 1 PEDOMAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAPPEDA KOTA BANDUNG. e-litbang. Sistem Informasi Kelitbangan

BAPPEDA KOTA BANDUNG. e-litbang. Sistem Informasi Kelitbangan BAPPEDA KOTA BANDUNG e-litbang Sistem Informasi Kelitbangan 1 Penyusunan Sistem Informasi Kelitbangan (e-litbang) Mendukung Program Bandung Smart City Dokumentasi & Sosialisasi hasil litbang dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan, diambil kesimpulan : Bangunan Pengaman Dasar Sungai 1 (PDS1) Dari analisis pengukuran situasi sungai yang dilakukan, pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MODULE-2. PANDUAN PENGUKURAN GPS Navigasi UNTUK P.A.I. 1 Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF

MODULE-2. PANDUAN PENGUKURAN GPS Navigasi UNTUK P.A.I. 1 Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF MODULE-2. PANDUAN PENGUKURAN GPS Navigasi UNTUK P.A.I 1 Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF sesuai dengan tipe dan jenis alat nya. 2 Pastikan receiver GPS telah di setup sebagai

Lebih terperinci

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A D I R E K T O R A T J A L A N B E B A S H A M B A T A N P E R K

Lebih terperinci

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI BAGO KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI BAGO KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR PROYEK AKHIR RC 090342 OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI BAGO KABUPATEN JEMBER PROPINSI JAWA TIMUR ACHMAD AFANDI AKBAR NRP 3108 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Pudiastuti NIP 19501015.1982.03.2001 DIPLOMA

Lebih terperinci

NO LD. 23 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI

NO LD. 23 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI I. UMUM 1. Peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian nasional sangat strategis dan kegiatan pertanian tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-2 Metodologi dalam perencanaan

Lebih terperinci

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Pembahasan metodologi meliputi uraian tahapan pelaksanaan studi dan uraian perencanaan yang digunakan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam studi ini meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang telah menjadi bagian dari siklus kehidupan ekosistem di bumi. Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya banjir. Tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Lalu lintas jalan merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam pembangunan suatu daerah. yang rusak dapat menganggu para

Lebih terperinci

ALUR PENGISIAN APBD PERUBAHAN DI APLIKASI SIRA

ALUR PENGISIAN APBD PERUBAHAN DI APLIKASI SIRA ALUR PENGISIAN APBD PERUBAHAN DI APLIKASI SIRA Login sebagai Kepala SKPD Pilih tahun anggaran di kanan atas (2017 Perubahan) Pilih menu belanja langsung Jika ingin menambah kegiatan, pilih tombol tambah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2014

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2014 MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan air untuk pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, untuk tercapainya hasil panen yang di inginkan, yang merupakan salah satu program pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN NILAI BARANG DAERAH DALAM RANGKA PENDATAAN DAN PENATAAN ASSET BARANG DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2009

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Basis data adalah Kumpulan data yang menggambarkan entitas-entitas beserta relasi-relasinya dari suatu organisasi, yang diorganisir dan disimpan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta yang berada pada kabupaten Sleman. Jalan lingkar utara Yogyakarta

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Yogyakarta yang berada pada kabupaten Sleman. Jalan lingkar utara Yogyakarta BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang di ambil yaitu pada bagian Jalan alteri lingkar utara Yogyakarta yang berada pada kabupaten Sleman. Jalan lingkar utara Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN A. DAERAH LAYANAN Daerah Irigasi Cipuspa memiliki area seluas 130 Ha, dengan sumber air irigasi berasal dari Sungai Cibeber yang melalui pintu Intake bendung Cipuspa. Jaringan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENDATAAN PENYELENGARAAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG KELEMBAGAAN

BUKU PANDUAN PENDATAAN PENYELENGARAAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG KELEMBAGAAN BUKU PANDUAN PENDATAAN PENYELENGARAAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bendung Seuseupan, berada di Desa Seuseupan Kecamatan Karangwareng Kabupaten Cirebon, luas areal Potensial / bebaku 4.284 ha, telah mengalami alih fungsi dan areal

Lebih terperinci