BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. 3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. 3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Medan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonansering pada departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan kas negara (KPPN) yang dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian Negara/Lembaga. Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementrian Keuangan, dimana KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara. KPPN sebagai satu unit organisasi pemerintah pada Kementerian Keuangan mempunyai tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintah yang lain dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good goverment). Untuk mewujudkan good goverment di seluruh unit kerjanya, Kementrian Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN Percontohan yang telah di bentuk adalah KPPN Medan II.Melalui konsep KPPN Percontohan inilah tekad melaksanakan layanan cepat, tepat, transparan, dan tanpa

2 biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 departemen Keuangan telah membentuk 37 KPPN Percontohan dari 178 KPPN Konvensional. 3.2 Kondisi Umum KPPN Medan I Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan setingkat eselon III yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang undangan. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: PMK-169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam melaksanakan tugas tersebut, KPPN menyelenggarakan fungsi: 1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang undangan; 2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; 3. penyaluran pembiayaan atas beban APBN; 4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan;

3 5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas Negara; 6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang; 7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara; 8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri; 9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak; 10. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; 12. pelaksanaan kehumasan; dan 13. pelaksanaan administrasi KPPN. KPPN Medan I secara resmi beroperasi sebagai KPPN Percontohan pada tanggal 6 Januari 2009 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-02/PB/2009 tanggal 6 Januari 2009, dan terhitung mulai tanggal 23 Juni 2014, KPPN Medan I menerapkan Sistem perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN).

4 3.2.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi KPPN Medan I selaku KPPN tipe A1 sesuai PMK No.169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut : 1. Seksi Pencairan Dana (Seksi PD); 2. Seksi Bank; 3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi (Seksi Vera); 4. Seksi Manajemen Satuan Kerja dan Kepatuhan Internal (Seksi MSKI); 5. Subbagian Umum. Unit-unit tersebut telah lahir dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang efisien, efektif dan fokus.kppn Medan I adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggunggung jawab langsung kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara, yang mempunyai wilayah kerja meliputi Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat. KPPN Medan I mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

5 Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I

6 Dalam jangka menengah, seiring dengan meningkatnya penguasaan teknologi dan informasi dalam proses bisnis pencairan dana dan pengelolaan setoran penerimaan negara, maka yang akan menjadi fokus utama KPPN Medan I adalah memperkuat fungsi pembinaan dan monitoring evaluasi kepada satuan kerja Kementerian/Lembaga. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara, mengoptimalkan pencapaian output dan outcome dari APBN, mencapai kualitas laporan keuangan yang WTP serta untuk mengurangi kasus-kasus mal administrasi yang masih dihadapi oleh pejabat perbendaharaan dan pengelolaan di satuan kerja. Untuk itu, penguatan peran customer service officer serta satker support officer akan menjadi strategis dalam fungsi KPPN Medan I ke depan. Modal dasar yang dibutuhkan adalah penguatan kapasitas pengelolaan pejabat perbendaharaan melalui pengembangan jabatan fungsional penyuluh perbendaharaan, analis akuntansi dan laporan keuangan, analis pelaksanaan anggaran dan lain-lain. Sesuai dengan pasal 29 PMK 169/PMK.01/2012, struktur organisasi KPPN Tipe A1 meliputi : 1. Subbagian Umum 2. Seksi Pencairan Dana 3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal 4. Seksi Bank 5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi 6. Kelompok Jabatan Fungsional

7 Adapun tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut : 1. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan organisasi,kinerja, SDM, dan keuangan, penatausahaan User SPAN, penyusunan bahan masukan dan konsep Renstra, Renja, RKT, PK, LAKIP KPPN, penerbitan dan pengiriman SPM DBH PBB serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan. 2. Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU, penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat SPM dari satuan kerja dan Nota Dinas Kesalahan dan Perbaikan SP2D Hasil Verifikasi pada KPPN, dan pengelolaan data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai sat-ker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker. 3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer service, supervise teknis SPAN dan Helpdesk SAKTI, pemantauan standar kualitas layanan KPPN dan penyediaan layanan perbendaharaan, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis 4. Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan penerimaan negara. 5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan verifikasi pembayaran, rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan

8 tingkat Kuasa BUN, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan Profil Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah pegawai KPPN Medan I per 31 Agustus 2015 adalah sebanyak 37 pegawai, dimana komposisi pegawai menurut golongan adalah 5 pegawai golongan II, 31 pegawai golongan III dan 1 pegawai golongan IV. Adapun komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan adalah sebanyak 21 pegawai lulusan SMA, 4 pegawai lulusan DI/III, 11 pegawai lulusan DIV/S1, dan 1 pegawai dari S2. Gambar 3.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

9 Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan jenis kelamin dari 37 orang, jenis kelamin laki laki terdiri 57% dan jenis kelamin perempuan terdiri dari 43%. Gambar 3.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Kepangkatan Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan kepangkatan dari 37 orang, pengatur II c terdiri dari 11%, pengatur Iid terdiri dari 3%, Penata Muda IIIa terdiri dari 14%, Penata Muda IIIb terdiri dari 49%, Penata IIIc terdiri dari 3%, penata IIId terdiri dari 19%, dan Pembina Iva terdiri dari 3%.

10 Gambar3.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan usia dari 37 orang, Usia <40 tahun berjumlah 14%, usia tahun berjumlah 32%, dan >50 tahun berjumlah 54%. Gambar3.5 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

11 Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat pendidikan dari 37 orang, Berpendidikan SMA berjumlah 57%, berpendidikan DI/DIII berjumlah 11%, berpendidikan DIV/S1 berjumlah 30%, dan berpendidikan S2 berjumlah 3%. Gambar 3.6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa komposisi pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara tahun 2017 berdasarkan tingkat pendidikan dari 37 orang, Eselon III berjumlah 3%, Eselon IV berjumlah 14%,dan pelaksana berjumlah 3%.

12 3.3 Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan KPPN Medan I Visi Visi ini sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang dijabarkan dalam kontrak kinerja Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I dengan maksud dan tujuan untuk memberikan arahanyang akan ditempuh guna memberikan kemudahan dalam mengartikulasikan sosok organisasi secara utuh mencakup seluruh fungsi pelayanan dan dapat diterjemahkan serta dipahami oleh seluruh elemen dengan mudah, sekaligus menginspirasi sehingga mampu direalisasikan dengan baik menuju peningkatankualitas pelayanan publik (good governance). Visi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I yaitu: Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, transparan dan akuntabel untuk mewujudkan pelayanan prima Pengelola perbendaharaan Negara di daerah artinya KPPN Medan I sebagai instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sesuai UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Profesional artinya mampu menjadi pengelola perbendaharaan yang menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hard skill serta integritasmoralitas (soft skill yang memadai). Transparan artinya dalam melaksanakan tugas dilakukan dengan jujur dan hasilnya dapat diketahui secara terbuka dan menyeluruh oleh masyarakat.

13 Akuntabel artinya dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kaidah yang baik (best practice). Pelayanan Prima artinya kepedulian kepada stakeholder dengan memberikan layanan terbaik Misi Untuk mewujudkan visinya, KPPN Medan I menjalankan misi yang sejalan dengan tugas dan fungsi Ditjen Perbendaharaan yang meliputi: 1. Menjamin kelancaran pencairan dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan) satuan kerja dalam lingkup pembayaran KPPN Medan I secara tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah; 2. Menjamin penerimaan negara melalui bank persepsi mitra kerja KPPN Medan I agar dapat diterima, dibukukan dan dilimpahkan secara tepat waktu dan tepat jumlah; 3. Mewujudkan pelaksanaan pelaporan pertanggungjawaban keuangan tingkat UAKBUN Daerah KPPN Medan I yang akuntabel Tujuan Tujuan KPPN Medan I pada tahun 2015 sd difokuskan untuk mewujudkan fungsi pelayanan dalam bidang perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi sesuai dengan best practice, transparan dan akuntabel dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholder.

14 1. Mewujudkan pelaksanaan tugas pelayanan kepada satuan kerja mulai dari proses pendaftaran tagihan sampai dengan pembayaran yang meliputi: pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan), pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satker. 2. Mewujudkan pelaksanaan tugas dalam penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara. 3. Mewujudkan pelaksanaan tugas rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN Daerah. 4. Mewujudkan pelaksanaan tugas fungsi customer service, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen risiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin. 5. Mewujudkan pengelolaan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan: a. melakukan perbaikan terus menerus; dan b. mengembangkan inovasi dan kreativitas Sasaran 1. Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan akuntabel dengan indikator :

15 a. Persentase Kinerja pelaksanaan anggaran K/L; b. Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang berkualitas. 2. Kepuasan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks kepuasan satker terhadap layanan KPPN. 3. Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi dengan indikator Indeks kepatuhan pengguna layanan. 4. Pelayanan Prima dengan indikator Persentase SPM Satker yang diproses menjadi SP2D. 5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara yang andal dan akurat dengan indikator : a. Persentase Tingkat akurasi dan ketepatan waktu Laporan Kas Posisi; b. Persentase retur SP2D. 6. Manajemen Satker yang berkesinambungan dengan indikator tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi. 7. Optimalisasi monitoring dan evaluasi dengan indikator : a. Persentase penyampaian LPJ Bendahara mitra kerja KPPN melalui aplikasi pembukuan bendahara secara andal dan tepat waktu; b. Deviasi antara rencana dan penarikan dana satker yang akurat. 8. SDM yang profesional dan berintegritas dengan indikator : a. Persentase pegawai KPPN yang mendapatkan nilai hard competency baik; b. Persentase kepatuhan pegawai terhadap kode etik dan disiplin pegawai.

16 9. Organisasi sehat yang berkinerja tinggi dengan indikator : a. Nilai hasil evaluasi penerapan pemantauan pengendalian intern; b. Nilai kualitas pengelolaan kinerja. 10. Pengelolaan Sarana dan Prasarana dengan indikator persentase Barang Milik Negara dengan kondisi baik. 11. Pengelolaan anggaran yang optimal dengan indikator persentase penyerapan anggaran dan pencapaian output belanja KPPN. 3.4 Kedudukan Tugas dan Fungsi KPPN Medan I Saat ini, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/KMK.01/2012 tanggal 6 November 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN Medan I mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum, penyaluranpembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, sesuai pasal 27 KPPN A1 menyelenggarakan fungsi : 1. pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundangundangan; 2. penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; 3. penyaluran pembiayaan atas beban APBN;

17 4. penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan; 5. penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari Kas Negara; 6. pengiriman dan penerimaan kiriman uang; 7. penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara; 8. penyusunan laporan realisasi pembiayaan yg berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri; 9. penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak; 10. penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11. pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan; 12. pelaksanaan kehumasan; dan 13. pelaksanaan administrasi KPPN 3.5 Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I Tabel 3.1 Daftar Satuan Kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I NO NMDEPT NMSATKER 'KEMENTERIAN HUKUM DAN 'BALAI HARTA PENINGALAN 1 HAK ASASI MANUSIA RI MEDAN 'KEMENTERIAN HUKUM DAN 'LEMBAGA PEMASYARAKATAN 2 HAK ASASI MANUSIA RI WANITA MEDAN 'KEMENTERIAN HUKUM DAN 'LEMBAGA PEMASYARAKATAN 3 HAK ASASI MANUSIA RI ANAK MEDAN 'KEMENTERIAN HUKUM DAN 'RUMAH TAHANAN NEGARA 4 HAK ASASI MANUSIA RI MEDAN 'KEMENTERIAN HUKUM DAN 'BALAI PEMASYARAKATAN 5 HAK ASASI MANUSIA RI MEDAN

18 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 'LEMBAGA PEMASYARAKATAN MEDAN 'LEMBAGA PEMASYARAKATAN BINJAI 'RUMAH TAHANAN NEGARA TANJUNG PURA 'RUMAH TAHANAN NEGARA PANGKALAN BRANDAN 'KANTOR IMIGRASI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA UTARA DI MEDAN 'KANTOR IMIGRASI POLONIA 'KANTOR IMIGRASI BELAWAN 'RUMAH PENYIMPANAN BARANG SITAAN NEGARA MEDAN, KOT.MEDAN, SUMATERA UTARA 'RUMAH DETENSI IMIGRASI MEDAN 'LAPAS NARKOTIKA KELAS III LANGKAT PROPINSI SUMATERA UTARA

19 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 26 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 27 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERTANIAN KAB. 28 'KEMENTERIAN PERTANIAN LANGKAT 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 29 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERKEBUNAN PROV 30 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 31 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 32 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERKEBUNAN PROV 33 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PETERNAKAN DAN 34 'KEMENTERIAN PERTANIAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS PERTANIAN PROVINSI 35 'KEMENTERIAN PERTANIAN SUMATERA UTARA 'BADAN KETAHANAN PANGAN 36 'KEMENTERIAN PERTANIAN PROPINSI SUMATERA UTARA 'BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN 37 'KEMENTERIAN PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'BALAI BESAR KARANTINA 38 'KEMENTERIAN PERTANIAN PERTANIAN BELAWAN 39 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MEDAN 40 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI VETERINER MEDAN 41 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II MEDAN 'BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN 42 'KEMENTERIAN PERTANIAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN 43 'KEMENTERIAN PERTANIAN 'BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA 'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI 44 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN SUMATERA UTARA 45 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BARISTAND INDUSTRI MEDAN 46 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'BALAI DIKLAT INDUSTRI MEDAN 47 'KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 'Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI 48 DAN KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI 49 DAN KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA

20 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 50 DAN KEBUDAYAAN 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 51 DAN KEBUDAYAAN 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 52 DAN KEBUDAYAAN 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 53 DAN KEBUDAYAAN 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 54 DAN KEBUDAYAAN 'KEMENTERIAN PENDIDIKAN 55 DAN KEBUDAYAAN 56 'KEMENTERIAN KESEHATAN 57 'KEMENTERIAN KESEHATAN 58 'KEMENTERIAN KESEHATAN 59 'KEMENTERIAN KESEHATAN 60 'KEMENTERIAN KESEHATAN 61 'KEMENTERIAN KESEHATAN 62 'KEMENTERIAN KESEHATAN 63 'KEMENTERIAN KESEHATAN 64 'KEMENTERIAN KESEHATAN 65 'KEMENTERIAN KESEHATAN 66 'KEMENTERIAN KESEHATAN 67 'KEMENTERIAN SOSIAL 68 'KEMENTERIAN SOSIAL 69 'KEMENTERIAN SOSIAL 70 'KEMENTERIAN SOSIAL 71 'KEMENTERIAN SOSIAL 'PPPPTK BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK MEDAN 'DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA ' LPMP SUMATERA UTARA 'BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA 'BALAI BAHASA MEDAN 'BALAI ARKEOLOGI MEDAN 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN 'RUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK MEDAN 'BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KELAS I MEDAN 'BALAI PENGAMANAN FASILITAS KESEHATAN MEDAN 'POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA

21 UTARA 72 'KEMENTERIAN SOSIAL 73 'KEMENTERIAN SOSIAL 74 'KEMENTERIAN SOSIAL 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 75 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 76 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 77 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 78 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 79 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 80 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 81 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 82 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 83 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 84 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 85 RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 'DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA "INSYAF" MEDAN 'PANTI SOSIAL BINA DAKSA BAHAGIA SUMATERA UTARA 'DINAS PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PROVINSI SUMATERA UTRA 'DINAS JALAN DAN JEMBATAN PROV. SUMATERA UTARA 'BALAI LITBANG PERMUKIMAN TRADISIONAL WILAYAH BARAT 'BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN I 'SNVT PENYEDIAAN PERUMAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL I (NAD,SUMUT) DI MEDAN 'PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'PELAKSANAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN MEDAN 'PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROVINSI SUMATERA UTARA 'PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR SUMATERA II PROVINSI SUMATERA UTARA 'SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SUMATERA II PROVINSI SUMATERA UTARA

22 'KEMENTERIAN PEKERJAAN 'PELAKSANAAN JALAN UMUM DAN PERUMAHAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI 89 RAKYAT SUMATERA UTARA 'KEMENTERIAN PEKERJAAN 'PELAKSANAAN JALAN UMUM DAN PERUMAHAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI 90 RAKYAT SUMATERA UTARA 'KEMENTERIAN PEKERJAAN 'PELAKSANAAN JALAN BEBAS UMUM DAN PERUMAHAN HAMBATAN MEDAN - 91 RAKYAT KUALANAMU 'KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN 'BALAI WILAYAH SUNGAI 92 RAKYAT SUMATERA II 'DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROPINSI 93 'KEMENTERIAN PARIWISATA SUMATERA UTARA 'BADAN PENGELOLA OTORITA 94 'KEMENTERIAN PARIWISATA DANAU TOBA 95 'KEMENTERIAN PARIWISATA 'AKADEMI PARIWISATA MEDAN 'SEKRETARIAT JENDERAL 'KEMENTERIAN RISET, KEMENRISTEK DIKTI (PTN BH - TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA 96 TINGGI UTARA) 'KEMENTERIAN RISET, 97 TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 'UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 'KEMENTERIAN RISET, 'KOORDINASI PERGURUAN TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SWASTA WILAYAH I 98 TINGGI MEDAN 'KEMENTERIAN RISET, 99 TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN 'KEMENTERIAN RISET, 'KOORDINASI PERGURUAN TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SWASTA WILAYAH I 100 TINGGI MEDAN 'KEMENTERIAN RISET, 101 TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 'POLITEKNIK NEGERI MEDAN 'KANTOR WILAYAH BADAN 'KEMENTERIAN AGRARIA DAN PERTANAHAN NASIONAL PROP. 102 TATA RUANG/BPN SUMATERA UTARA 'KEMENTERIAN AGRARIA DAN 'KANTOR PERTANAHAN KOTA 103 TATA RUANG/BPN MEDAN 'KEMENTERIAN AGRARIA DAN 'KANTOR PERTANAHAN KOTA 104 TATA RUANG/BPN BINJAI 'KEMENTERIAN AGRARIA DAN 'KANTOR PERTANAHAN KAB TATA RUANG/BPN 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LANGKAT 'SPRIPIM POLDA SUMATERA UTARA 'ROOPS POLDA SUMUT 'YANMA POLDA SUMATERA UTARA

23 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 'BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 'DITINTELKAM POLDA SUMUT 'DITRESKRIMUM POLDA SUMATERA UTARA 'DITSABHARA POLDA SUMATERA UTARA 'DITLANTAS POLDA SUMUT 'RO SDM POLDA SUMATERA UTARA 'SPN POLDA SUMUT 'ROSARPRAS POLDA SUMATERA UTARA 'SATBRIMOB POLDA SUMUT 'DITPOLAIR POLDA SUMUT 'BIDKEU POLDA SUMATERA UTARA 'BIDDOKKES POLDA SUMUT 'RUMKIT BHAYANGKARA MEDAN 'LABFOR CAB MEDAN 'POLRESTA MEDAN 'POLRES LANGKAT 'POLRES PELABUHAN BELAWAN 'BIDPROPAM POLDA SUMUT 'BID TI POLRI POLDA SUMATERA UTARA 'DITRESNARKOBA POLDA SUMATERA UTARA 'POLRES BINJAI 'ITWASDA POLDA SUMUT 'RORENA POLDA SUMUT 'DITBINMAS POLDA SUMUT 'DITRESKRIMSUS POLDA SUMATERA UTARA 'DITPAMOBVIT POLDA SUMATERA UTARA 'BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN

24 135 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL 136 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL 137 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL 138 'BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 139 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN 140 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN 141 'KEMENTERIAN PERDAGANGAN 'KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA ' BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BINJAI 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA 'BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT 'KANTOR REGIONAL VI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MEDAN 'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA 'BALAI STANDARDISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL I 'DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI SUMATERA UTARA 'SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI SUMATERA UTARA

25 BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisi berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini yaitu Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN medan I. 4.2 Pelaksanaan Wawancara Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, Kepala Seksi Pencairan Dana, Kepala Kasubbag Umum, dan beberapa satuan kerja KPPN Medan I. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang gambaran serta kondisi umum pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara Pada KPPN Medan I. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih komprehnsif menyangkut permasalahan penelitian.

26 Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dan mendalam kepada pihak pihak terkait untuk menjawab permasalahan penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, telah ditetapkan sebanyak 10 orang sebagai informan. Kesepuluh orang ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini adalah orang orang yang memiliki kedudukan tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadai permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN medan I. Kesepuluh orang yang ditetapkan menjadi informan yaitu terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Medan sebanyak 1 orang, Duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I sebanyak 1 orang, Kepala Seksi Pencairan Dana sebanyak 1 orang, Kepala Kasubbag Umum KPPN Medan 1 sebanyak 1 orang serta satuan kerja KPPN medan I sebanyak 6 orang. Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori, yaitu pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, dan Satuan Kerja KPPN Medan I. Berikut dikemukakan masing-masing jumlah informan penelitian:

27 Tabel 4.1 Informan Penelitian No. Informan Jumlah (Orang) 1. Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan 4 Negara Medan I 2. Satuan Kerja (Satker) KPPN Medan I 6 Jumlah 10 Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari penelitian ini terdiri dari Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kota Medan I yang berjumlah 4 orang yang merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Selain pegawai KPPN Medan I, informan lainnya yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini terdiri dari Satuan Kerja KPPN Medan yang pada saat penelitian sedang datang ke KPPN untuk mendapatkan pelayanan perbendaharaan negara yakni sebanyak 6 orang. Sehingga total keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 10 orang.

28 Tabel 4.2 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%) 1. Laki-Laki 5 50% 2. Perempuan 5 50% Total % Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian antara jenis kelamin laki laki dan jenis kelamin perempuan mempunyai jumlah yang sama. Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dengan jumlah 5 orang, sedangkan informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 50% dengan jumlah 5 orang. Tabel 4.3 Identitas Informan Berdasarkan Umur No. Umur Jumlah (Orang) Persentasi (%) % % % 4 > % Total %

29 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas berusia dewasa, hal ini karena pegawai KPPN Medan I dan Satker yang menjadi informan telah berada pada usia produktif. Adapun persentasi dari masing-masing rentangan usia tahun dan >49 tahun yaitu sebanyak 20%, dengan masingmasing jumlah 2 orang dan usia yaitu sebanyak 60%. Tipe wawancara yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan Negara tersebut. Namun didalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada informan yang menyangkut msalah Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Angggaran Negara dalam Mendukung Pelayanan Perbendaharaan pada KPPN Medan I, peneliti hanya memilih beberapa orang sebagai informan kunci sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing masing sehingga seluruh permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat terjawab.

30 4.3 Hasil wawancara Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan informan kunci yang diwawancarai, yaitu Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Duta Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara Medan I, serta Satuan Kerja yang mendapatkan pelayanan perbendaharaan dengan Sistem Pelayanan Perbendaharaan dan Anggaran Negara Standar dan Sasaran Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang sedang berjalan(implementasi) hendaknya kita memperhatikan bagaimana standar dan sasaran dari kebijakan tersebut. Standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh sebuah program atau kebijakan. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa sebuah kebijakan yang diimplementasikan memiliki standar dan sasaran yang jelas, sehingga para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang diharapkan dari kebijakan tersebut (Kumorotomo,2001:13) Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara melalui penyempurnaan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi. Berkaitan dengan standar dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan yang berhubungan dengan beberapa informan yang

31 berhubungan dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I. Peneliti memulai dengan menanyakan apa yang menjadi dasar implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, beliau mengatakan bahwa yang menjadi dasar Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah Dasar hukum pelaksanaan SPAN yaitu,peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Dan Bapak Budi Utomo menjelaskan SPAN adalah Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yaitu sistem yang dirancang dengan mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan Negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses akuntabel dan transparan dan SPAN direncanakan akan menggantikan seluruh sistem yang digunakan untuk mendukung pengelolaan Keuangan Negara dalam lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran. Hal senada juga disampaikan Ibu Farida, selaku duta Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara pada KPPN Medan I, yang menyatakan bahwa SPAN adalah Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014, Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara adalah sistem terintegrasi seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan APBN yang meliputi modul penganggaran, modul komitmen, modul pembayaran, modul penerimaan, modul kas, dan modul akuntansi dan pelaporan. Dan Ibu menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

32 Negara adalah berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf a Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku instansi vertikal Direktoral Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara (BUN) untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa BUN, hal ini sesuai pada pasal 1 ayat 3 PMK nomor 154/PMK.05/2014. Oleh karena itu KPPN dapat menggunakan aplikasi SPAN sebagai pelayanan perbendaharaan negara. Dan sesuai PMK no 154/PMK.05/2014. Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I mengatakan menjamin meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentunya, contoh, terkait dengan pembayaran,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintanh Pencairan Dana) dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran. Dan Ibu Farida selaku Duta SPAN KPPN Medan I menjelaskan sasaran SPAN adalah Otomasi proses operasional penganggaran dan pegelolaan kas, asset dan utang pemerintah, Peningkatan keandalan proses penganggaran dan pengelolaan kas, asset dan utang pemerintah, peningkatan efisiensi layanan kepada kementrian Negara/lembaga, masyarakat dan perbankan, peningkatan

33 akuntabilitas melalui penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang lebih komprehensif, akurat dan tepat waktu, penyediaan fasilitas rekonsiliasi yang andal, akurat, serta tepat waktu antara pemerintah dan perbankan, penyediaan jejak audit (audit trail) untuk memfasilitasi proses audit akun pemerintah, mengintegrasikan data pada berbagai subsistem manajemen keuangan pemerintah sesuai dengan modul SPAN. Dan Ibu Rosdiana Silalahi, selaku Kanwil BPN Prov Sumatera Utara, mempertegas tujuan dari implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara untuk mendukung tercapainya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. Dan beliau melanjutkan pernyataan yang menyatakan tujuan SPAN tersebut sudah sesuai dengan pelayanan perbendaharaan negara yang ada di KPPN Medan I, dimana saya semakin mudah mendapatkan pelayanan dan cepat diproses, dan pencairan dana lebih cepat dan mudah dan prosesnya dapat dilihat secara online. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan implementasi SPAN adalah untuk mengendalikan anggaran negara, asset, dan kewajiban Pemerintah Pusat, menyediakan informasi yang komprehensif, dapat dipercaya, dan tepat waktu tentang keuangan pemerintah, memudahkan pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan pemerintah, karena di dalam SPAN sesuai PMK 154/PMK.05 terdiri beberapa modul yang tujuannya mencepat kinerja KPPN dalam memberikan pelayananan perbendaharaan terdiri dari :

34 1. Modul Penganggaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi penganggaran yang meliputi perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, penetapan alokasi anggaran, penyusunan Rancangan APBN-Perubahan, revisi anggaran, dan monitoring dan evaluasi kinerja anggaran. 2. Modul Pembayaran adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsifungsi pelaksanaan pembayaran atas beban APBN dan/atau pengesahan pendapatan dan belanja yang meliputi penerbitan SP2D, penerbitan warkat dan bilyet giro, penerbitan surat pengesahan pendapatan dan belanja, penerbitan aplikasi penarikan dana, dan penerbitan Surat Kuasa Pembebanan Letter of Credit (SKP-LC).. 3. Modul Penerimaan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsifungsi penatausahaan transaksi penerimaan negara yang diterima melalui Rekening Milik BUN di Bank Indonesia, melalui Bank/Pos Persepsi, serta melalui potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan pendapatan dan belanja oleh KPPN. 4. Modul Kas adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi pengaturan rekening milik BUN, perencanaan kas, pemindahbukuan dana, rekonsiliasi bank, dan pelaporan manajerial. 5. Modul Akuntansi dan Pelaporan adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi penyusunan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang meliputi pemutakhiran

35 data Bagan Akun Standar, konversi data transaksi keuangan, koreksi data transaksi keuangan,jurnal penyesuaian, rekonsiliasi data, dan laporan keuangan. Dengan adanya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan reformasi pengelolaan keuangan Negara melalui SPAN, program SPAN dapat menghasilkan pencapaian berupa sistem pengelolaan keuangan Negara yang dapat mewujudkan pengelolaan keuangan Negara yang professional, efektif, efisien transparan, dan akuntabel sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara. Hal diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I karena SPAN menyederhanakan dan memudahkan berbagai mekanisme pelayanan perbendaharaan, yang sebelumnya ini masih dikerjakan secara manual, sekarang dengan teknologi informasi (TI) yang akan mengurangi penggunaan kertas secara signifikan. Tetapi adanya tuntutan pengusaan penggunaan TI oleh masing-masing SDM di semua satker, bank/pos, dan terutama KPPN yang memang harus. Pernyataan ini didukung oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa SPAN dapat menjamin meningkatkan efektivitas dan efisiensi tentunya, seperti contoh, terkait dengan pembayaran,pada awalnya kita harus kirim SP2D ke bank (Surat Perintah Pencairan Dana) dan perlu waktu, tetapi kalau sekarang dengan aplikasi SPAN kita dapat berinteraksi dengan dengan bank, dan secara otomatis bank akan melakukan pembayaran. Namun SPAN memiliki beberapa kendala seperti satker kadang kadang cukup lama paham terhadap Sitem Perbendaharaan dan Anggaran Negara,karena SPAN semuanya sudah online dengan bank dan sebagainya, maka

36 keakuratan data harus dituntut, dan kendalanya muncul ketika satker seringkali menginput data salah, seperti nomor rekening yang salah ataupun kurang. Maka data yang di input akan ditolak oleh aplikasi SPAN. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi SPAN pada KPPN 1, memberikan manfaat dalam memberikan pelayanan perbendaharaan negara kepada seluruh satker dalam hal profesionalisme sebagai Bendahara Umum Negara di Kota Medan, dan memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta akuntabel dan transparan. Namun ada kendala yang dihadapi KPPN Medan I dalam memberikan Pelayanan Perbendaharaan Negara yaitu kesalahan dalam menginput data yang dilakukan satker, sehingga data tidak dapat terproses pada aplikasi SPAN, sehingga keakuratan sangat dibutuhkan Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi yang efektif. Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara di KPPN Medan I, peneliti melakukan

37 wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan peneliti ajukan yaitu dampak Implementasi SPAN terhadap Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan SDM pada KPPN Medan I semakin mengerti menggunakan IT, seperti komputer, karena semua diharuskan dengan IT, kemudian kemungkinan ada penyempitan SDM, artinya kebutuhan SDM tidak perlu sebanyak yang dulu, karena sudah tidak perlu mengecek dokumen karena semua sudah langsung ke pusat. Dan nantinya kalau semua satker semua sudah pakai SAKTI, maka front office di didepan akan berkurang, dan beberapa pegawai sekarang dialihkan tugas menjadi menganalisa dokumen. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Setyadi Kusdianto, selaku Kepala Seksi Pencairan Dana pada KPPN Medan I. Beliai mengatakan bahwa, dengan pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), maka ada sedikit perubahan dengan Sumber Daya Manusia, seperti peningkatan pengetahuan mengenai komputer, karena ini memang suatu keharusan, dimana komputer SPAN yang digunakan pada KPPN Medan I ini, merupakan komputer yang memiliki spec yang tinggi, dan pengurangan SDM, karena kita tidak terlalu membutuhkan banyak SDM sekarang, karena banyak pekerjaan sudah terkontrol dengan mudah dengan SPAN, terutama di bidang Seksi Bank. Dalam proses Implementasi suatu kebijakan tentu akan pengaruhnya terhadap Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut. Kemampuan SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan

38 mengarahkankan. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi yang tentunya dalam menggunakan aplikasi SPAN dibutuhkan komputer, jadi pemahaman SDM pada KPPN Medan I dalam menggunakan komputer akan menggunakan. Implementasi SPAN juga berdampak pada kuantitas pegawai, karena SPAN merupakan aplikasi meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan diintegrasikan ke dalam SPAN. Jadi jumlah tenaga kerja/pegawai yang digunakan tidak sebanyak sebelumnya, dikarena banyak pelayanan perbendaharaan yang sudah terintegrasi dengan aplikasi SPAN. Peneliti juga menanyakan kepada Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I persiapan Sumber Daya Manusia pada KPPN Medan I dalam menghadapi SPAN. Beliau mengatakan bahwa dalam menghadapi SPAN, SDM yang ada pada KPPN diberikan pemahaman yang lebih mengenai akuntansi berbasis akrual, karena ini penting dalam memakai aplikasi SPAN. Dan KPPN selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai, yang akan dikirim ke pusat dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Dan utusan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mengajari pegawai yang lainnya. Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Danang Supriadi, selaku Kepala Sub Bagian umum. Beliau mengatakan pegawai KPPN akan dikirim ke Pusat atau Balai Dilkat yang ada di Medan, untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, dan untuk intensitasnya biasanya 2 kali setahun ataupun lebih.

39 Dan Pendidikan dan pelatihan ini memang harus dilakukan dengan rutin, mengingat komposisi SDM yang kebanyakan sudah berumur 50 tahun lebih dan jenjang pendidikan yang sebagian besar tamatan SMA dan tentu tidak familiar dengan komputer. Gambar 4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia & Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

40 Dan dari atas diatas kita melihat bahwa komposisi SDM yang ada di KPPN Medan I yang berumur diatas >50 ada sebanyak 54% dan yang berpendidikan SMA ada 35%, sehingga mayoritas pegawai di KPPN yang sudah berusai >50 tahun, tidak begitu terbiasa dengan bekerja dengan komputer, namun KPPN Medan I secara rutin memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam meningkatan kemampuannya, sehingga pegawai dapat bekerja dengan maksimal. Hal tersebut juga diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan I, yang mengatakan bahwa seluruh Pegawai di KPPN bisa bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, atau bisa dikatakan the right man, on the right place karena kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap pegawai senantiasa ditingkatkan oleh diklat. Hal senada juga dikatakan dikatakan oleh Ibu Farida Aryani. Beliau mengatakan kita juga mempunyai GKM atau gugus kendali mutu yang menjamin setiap pegawai yang ada dapat bekerja dengan baik. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara rutin 2 kali dalam seminggu (hari Selasa dan Kamis) untuk meningkatkan kompetensi SDM pegawai KPPN Medan I dalam penguasaan peraturan dan pekerjaan.. Jadi semua pegawai dapat dijamin bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan yang ada. Untuk mendukung penyataan Ibu Farida Aryani dan Bapak Budi Utomo, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa satker. Bapak Andri Ihsan, selaku Staff Keuangan Unimed. Beliau mengatakan bahwa pegawai KPPN Medan

41 I dapat melayani satker dengan baik, karena dari awal KPPN telah memberikan pelayanan prima, seperti halnya dalam pencairan. KPPN akan memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh satker dan akan memproses kebutuhan satker kalau dokumen dan datanya lengkap dan benar. Jadi secara keseluruhan Satker tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan. Hal ini diperkuat oleh satker Ibu Friska Siahaan selaku Kanwil BPN Prov Sumut. Beliau mengatakan Secara keseluruhan hampir tidak ada kesulitan dalam mendapatkan pelayanan perbendaharaan pada KPPN Medan I dengan model SPAN, tetapi untuk awal tahun ada sedikit masalah, karena adanya perubahan sistem, peraturan yang berlaku, peraturan menteri, harus menyesuaikan lagi, jadi kesulitannya ada di awal tahun, tetapi ketika data di awal tahun itu sudah akurat dan data yang ada di KPPN dan satker sudah sinkron, maka tinggal ikuti saja, menjadi mudah. KPPN Medan sudah berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada satker. b. Fasilitas dan Peralatan Terkait ketersediaan fasilitas, Kepala Seksi Pencairan Dana, Bapak Setyadi Kusdianto, mengatakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, yang digunakan hanya komputer SPAN dan Wifi spot. Kantor KPPN Medan sendiri sudah dilengkapi dengan 12 komputer SPAN yang dikatakan sudah cukup dalam pelaksanaan SPAN. Dalam pemanfaatan komputer yang memang sudah tersedia pada KPPN Medan I, yang dilakukan untuk melakukan Pelayanan perbendaharaan mulai dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, manajemen kas, samapi pada

42 akuntansi dan pelaporan. Jadi jumlah komputer SPAN sudah cukup pada KPPN Medan I, dan tidak diperlukan penambahan komputer lagi. Selain itu, KPPN Medan I juga sudah dilengkapi dengan Wifi yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan SPAN pada KPPN Medan I, karena SPAN merupakan aplikasi online yang memerlukan koneksi jaringan internet. Jaringan internet yang digunakan oleh SPAN sepenuhnya didedikasikan untuk jaringan SPAN. Dan ada kejadian yang tidak diinginkan dan jaringan SPAN benar-benar tidak dapat digunakan akan disediakan juga jaringan internet secara dial up sebagai Bussines Contigency Plan (BCP) SPAN. Disamping itu, jaringan Pusintek yang sekarang ada pada KPPN juga dapat digunakan sebagai BCP bila jaringan SPAN mengalami gangguan. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa pelaksanaan SPAN bersifat online, tentu saja yang dibutuhkan komputer yang mempunyai spek tinggi, dan kebutuhan akan komputer tidak ada kendala. Dan komputer SPAN yang sudah ada di KPPN, semua bersumber dari pusat dan semua program yang ada di dalamnya sudah diatur, sehingga pegawai KPPN Medan dapat memakai secara langsung. Dan KPPN Medan I juga tersedia Wifi sebagai pendukungnya Disposisi Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan. Untuk mengetahui sikap implementor dalam Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

43 Pada KPPN medan I, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan dengan tanggapan dan komitmen pelaksana terhadap implememtasi SPAN. Disposisi merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor dalam mengimplimentasikan suatu kebijakan. Sikap yang dimiliki oleh implementor sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan kebijakan seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor. Dalam hal ini penulis ingin menggali bagaimana respon dan sikap implementor peneliti mendapat penyataan dari Bapak Budi Utomo, selaku Kepala Kantor KPPN Medan I. Beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan SPAN saya sangat mendukung dantentunya seluruh pegawai KPPN Medan I mendukung hal tersebut. Dan hal ini juga terlihat dari respon satker sangat baik, karena SPAN meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan perbendaharaan negara.selanjutnya Pak Budi Utomo mengatakan komitmennya untuk pelaksanaan SPAN yaitu mensukseskan pelaksanaan SPAN tanpa ada penolakan. Kemudian, Kepala Sub Bagian Umum, Bapak Danang Supriadi mengatakan Aplikasi SPAN merupakan reformasi keuangan negara untuk mempercepat pengelolaan anggaran yang cepat dan akurat dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Beliau menambahkan bahwa SPAN merupakan tuntutan masyarakat yang ingin pengelolaan yang bersih dan transparan, jadi semua harus mendukung pelaksanaan SPAN.

44 Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa Implementasi SPAN merupakan mengintegrasikan database seluruh Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah dalam database berbagai aplikasi pendukung pengelolaan keuangan Negara disetiap satker. Jadi mempermudah kerja sama dan koordinasi antara KPPN Medan I dan Satker, terutama satker satker yang ada diluar Medan, seperti Lubukpakam dan Langkat. SPAN juga sistem yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam pengelolaan keuangan Negara. Jadi untuk Komitmen, Ibu Farida Aryani mengatakan sangat tinggi, karena semua berharap sistem ini berjalan dengan baik, tidak penolakan dari berbagai pihak baik dari KPPN Medan I maupun satuan kerja. Hal ini juga diperkuat oleh penyataan Bapak Budi Utomo. Beliau mengatakan respon Satuan kerja (satker) terhadap pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat baik. KPPN Medan I selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada satuan kerja (Satker), yang disebut pelayanan prima, dan seluruh satker merasakan itu. Dan seluruh proses pelayanan perbendaharaaan dilakukan dengan lebih cepat dengan SPAN karena sekarang sudah proses otomatisasi, sehingga satker tidak perlu menunggu waktu yang lama dapat mendapatkan pelayanan. KPPN Medan I juga terbukti memberikan kepuasaan terbaik pada Kementrian Keuangan Medan. Dari seluruh keterangan diberikan oleh pegawai KPPN Medan I dapat diketahui bahwa seluruh informan sepakat bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat bagus dan memang dibutuhkan dalam mendukung pelayanan perbendaharaan negara yang sebelum nya pelayanan yang diberikan secara manual, mereka juga sangat mendukung pelaksanaan program ini karena

45 banyaknya manfaat yang diberikan SPAN dalam kinerja pegawai maupun dalam memberikan pelayanan. Lalu peneliti menanyakan bagaimana mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi satuan kerja (satker ) terkait Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara, dan peneliti memperoleh pernyataan dari Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN KPPN Medan I mengatakan bahwa setiap keluhan dan masalah yang didapatkan satuan kerja (satker) terkait dengan SPAN biasanya disampaikan ke Duta SPAN pada KPPN Medan I atau kita menyebarkan angket atau kuisioner kepada satker, sehingga dari laporan dari Duta SPAN maupun kuisiner kita dapat mengetahui kendala dan masalah yang ada pada satuan kerja, sehingga secara langsung dapat diatasi dan kita mengetahui juga hal hal apa yang perlu ditingkatkan. Bapak Budi Utomo, selaku kepala KPPN Medan I juga menambahkan bahwa untuk kendala dan masalah tidak ada yang serius, karena semua dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan tahapan yang ada, tetapi kalau ada keluhan dan masalah yang KPPN Medan dapatkan dari satker akan kita diskusikan untuk mencari solusinya, dan kita berusaha memberikan yang terbaik dengan satker. Oleh karena itu kita selalu memberikan sosialisasi kepada satuan kerja apabila ada update sistem ataupun peraturan baru yang mungkin tidak semua Satuan kerja mengetahuinya. KPPN Medan I juga menjalin koordinasi dengan seluruh satker dengan media sosial, sehingga komunikasi yang terjalin baik, dan tidak ada kesalahpahaman. KPPN Medan I biasanya menggunakan media sosial seperti Whats App, atau Line, yang mudah digunakan untuk segala kalangan usia. Jadi seluruh pegawai KPPN Medan I memiliki akun Whats App dan line dan

46 hampir seluruh satker juga menggunakannya sehingga koordinasi dan komunikasi akan lebih mudah dan bisa kapan saja. Dengan begini, masalah dan kendala yang dihadapi Satker dapat diatasi dengan cepat sehingga pelayanan tidak terkendala. Dari keterangan yang diberikan informan dapat diketahui bahwa KPPN Medan I sudah berusaha untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dengan memberikan pelayanan perbendaharaan negara dengan model SPAN. KPPN Medan I tidak mendapatkan masalah yang serius, tetapi KPPN Medan I menyebarkan angket atau kuisioner seputar Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara kepada seluruh satker. Jadi, KPPN Medan I akan mendapatkan jawaban atas masalah dan kendala yang dihadapi satker. KPPN Medan I juga berusaha menjaga komikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh satker. Selanjutnya, peneliti menanyakan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan I, Bapak Budi Utomo, mengenai target yang ingin dicapai dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara dalam mendukung pelayanan perbendaharaan. Beliau mengatakan bahwa Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung pelayanan perbendaharaan, karena program SPAN mewujudkan pengelolaan keuangan negara efisien efektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana sesuai dengan UU dengan Keuangan Negara yang ada. SPAN dapat dikatakan medukung pelayanan perbendaharaan negara karena dapat memanusiakan pegawai KPPN yang ada, karena mempermudah segala kegiatan pelayanan yang ada, tidak seperti sistem sebelumnya yang manual yang mempersulit kinerja seluruh pegawai KPPN Medan I, sangat jauh lebih efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan pemakain kertas. Pelayanan baik juga harus sejalan dengan kinerja pegwai yang

47 baik. Oleh karena ini, untuk memberikan pelayanan yang prima kepada satker, KPPN juga membuat mekanisme reward dan pinishment kepada seluruh pegawai sehingga seluruh berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan terbaik mereka Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Farida Aryani, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I, yang mengatakan pelaksanaan SPAN sangat mendukung pelayanan perbendaharaan negara, karena mempermudah pelayananan, seperti mengecek dokumen dokumen yang masuk dari satuan kerja, karena SPAN dilengkapi oleh aplikasi monitoring, jadi pengecekan dokumen semakin jauh lebih mudah. Implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang sesuai tujuannya memperlancar proses pengelolaan anggaran dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Jadi target KPPN Medan I dengan implementasi SPAN adalah semua pelayanan perbendaharaan terrealisasi, dan semua harapan satker kepada KPPN bisa terlaksana semua seperti pelayanan dengan cepat. Dari hasil keterangan yang didapat, bahwa pegawai KPPN Medan I dengan implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara sangat mendukung dengan adanya SPAN karena mewujudkan pengelolaan anggaran negara yang efektif, efisien, akuntabel dan transparan dan mempermudah segala pelayanan perbendaharaan negara. Dan targer yang ingin dicapai KPPN medan I adalah semua pelayanan perbendaharaan terlaksana, dan dapat memuaskan harapan satker dan memberikan pelayanan yang prima. Hal ini sangat didukung oleh Sistem Perbendaharaan dan Anggaran yang memberikan keunggulan diantaranya: otomatisasi dan audit trail, single database (rekonsiliasi data),

48 paperless, mendukung akuntansi yang akrual, serta user define report dalam rangka proses akuntansi dan pelaporannya Komunikasi Dalam implementasi kebijakan, diperlukan komunikasi dan kerja sama di dalam instansi dan dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu kebijakan. Selain itu, komunikasi juga merupakan hal penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pengimplementasikan suatu kebijakan. Komunikasi kebijakan berati merupakan roses penyampaian informasi kebijakan kepada pelaksana kebijakan. Untuk mengetahui komunikasi dalam implementasi SPAN pada KPPN Medan I mengajukan pertanyaan Kepada Bapak Budi Utomo selaku Kepala KPPN Medan I dan juga Ketua Implementasi SPAN mengenai siapa saja implementor yang terlibat dalam implementasi SPAN. Bapak Budi Utomo menyatakan ada tiga unit eselon I di Kementrian Keuangan yang terdiri dari Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek. Dan Ibu Farida, selaku Duta SPAN pada KPPN Medan I menambahkan pihak pihak yang terlibat dalam pengembangan SPAN adalah Kementerian Keuangan adalah Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dan saya juga mengajukan pertanyaan mengenai siapa saja yang menjadi kelompok sasaran dalam Implementasi SPAN, Ibu Farida mengatakan kelompok sasaran pada Implementasi SPAN adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN), Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) Sekretariat

49 Kementrian Keuangan, Satuan Kerja, Unit Eselon I, Bank Indonesia/ Perbankan, dan pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN yang memakai SPAN ini. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan dalam Implementasi SPAN ada tiga unit di Kementrian Keuangan yang saling bekerja sama dan berkoordinasi yaitu Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusintek sebagai implementor SPAN. Para pemangku stakeholders dari SPAN adalah unit yang termasuk dalam struktur organisasi SPAN, yaitu Menteri Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan/Pusintek, DJA beserta unit di bawahnya, DJPB beserta unit di bawahnya. Dan selain itu, masih ada Satuan Kerja (SatKer), unit eselon I lain yang terkait dengan Bagian Anggaran, Bank Indonesia dan Perbankan serta pihak-pihak sebagai pengguna database SPAN. Unit yang ada di bawah DJA, DJPB dan unit eselon I disebut sebagai business owner, artinya mereka yang selama menjalankan atau memakai sistem pengelolaan anggaran yang dikembangkan oleh SPAN termasuk KPPN yang memakai sistem ini. Lalu peneliti juga menanyakan bagaimana komunikasi yang dilakukan KPPN Medan I dengan Satker terkait dengan SPAN. Berdasarkan pernyataan dari Duta SPAN KPPN Medan I yang merupaakan bagian penting dalam komunikasi antara KPPN dan Satker, Ibu Farida Aryani, beliau mengatakan KPPN Medan I punya Duta SPAN, Duta SPAN berfungsi sebagai untuk menyampaikan kebijakan dari pusat, karena fungsi Duta SPAN adalah melakukan komunikasi dan koordinasi program kegiatan SPAN yang dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporannya. Jadi dari pusat itu setiap ada perubahan atau kebijakan baru, jadi duta span yang wajib sosialisasi ke seluruh karyawan KPPN,

50 maupun ke satker, seperti kaitannya dengan SPAN, seperti ada maintance, jadi awal pemberitahuan itu melalui duta SPAN, Hal ini diperkuat oleh Bapak Budi Utomo, selaku Kepala KPPN Medan. Beliau mengatakan bahwa komunikasi antara KPPN dengan satuan kerja (satker) cukup baik. Dan dalam Implementasi SPAN, Duta SPAN harus memiliki pengetahuan tentang SPAN yang cukup, dan komunikasi yang efektif. Dan untuk meningkatkan pemahaman Duta SPAN, maka Duta SPAN akan dibekali pendidikan dan pelatihan mengenai SPAN, atau disebut training of trainers yang akan dikirim ke pusat. Berikut merupakan tujuan Duta SPAN: 1. Menyalurkan informasi serta memberikan pemahaman akan visi, misi, tujuan, dan manfaat implementasi SPAN kepada para pemangku kepentingan. 2. Membantu kegiatan komunikasi seputar kemajuan terkini SPAN dan koordinasi kegiatan pelatihan terkait roll out SPAN berdasarkan arahan dari Tim Proyek SPAN Kantor Pusat. 3. Menjadi jembatan penghubung antara Tim SPAN dan para pemangku kepentingan di unit-unit kerja SPAN. Jadi Duta SPAN bertanggung jawab mensosialisasikan kepada seluruh pegawai maupun satker. Sosialisasi ini dilakukan kepada pegawai KPPN biasanya secara langsung, tetapi kalau kepada satker, biasanya KPPN Medan I membuat forum formal atau seminar mengenai SPAN, yang pembicaranya Duta SPAN, yang mengetahui dan pemahamanan yang baik mengenai SPAN.

51 Hal ini juga dibenarkan oleh ibu Deliana yang merupakan satker dari Dinan Perindustrian dan Perdagangan ProvSU. Beliau mengatakan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I kalau ada sistem terbaru yang akan dipakai,seperti halnya SPAN, dan sosialisasi ini biasanya dilakukan pada akhir tahun untuk sistem yang terbaru di tahun depannya. Dan Ibu Deliana menambahkan sosialisasi yang dilakukan KPPN Medan I sudah berjalan dengan baik, begitu juga dengan SPAN, kalau ada update sistem terbaru atau peraturan maupun prosedur terbaru KPPN akan cepat mensosialisaikan dengan satker. Dan Bapak Sugianto, selaku staff Keuangan Unimed menambahkan sosialisasi biasanya dilakukan kalau ada sistem atau peraturan baru dari pusat. Dan itu biasanya terjadi awal tahun, dan KPPN memberikan langsung memberikan sosialisasi langsung dari ftont office ataupun memberikan informasi kepada seluruh satker melaluimedia sosial. Dari keterangan yang didapat dari informan dapat diketahui bahwa sosialisasi secara rutin dilakukan oleh pegawai KPPN Medan I kepada satker. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara langsung melalui front office kepada satker, dan juga melalui seminar, serta KPPN Medan I juga memanfaatkan teknologi informasi seperti media sosial dalam berkomunikasi dengan satker dan memperkuat koordinasi.

52 Gambar 4.2 Front Office Pada KPPN Medan I Struktur Birokrasi Struktur birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standart operation procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan menyebabkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta pada awalnya dibentuk dengan nama Kantor Bendahara

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPPN Bandar Lampung Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN) Bandar Lampung yang merupakan ujung tombak pelayanan publik yang dimiliki

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

DAFTAR SATKER PESERTA BIMTEK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LEMBAGA TINGKAT SATKER TAHUN ANGGARAN 2015 TAHAP 1

DAFTAR SATKER PESERTA BIMTEK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LEMBAGA TINGKAT SATKER TAHUN ANGGARAN 2015 TAHAP 1 DAFTAR SATKER PESERTA BIMTEK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LEMGA TINGKAT SATKER TAHUN ANGGARAN 2015 TAHAP 1 Nama 1 004 01 579234 2 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN 2 004 02 579235 2 BPK

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Sasaran Strategis IKU Target Realisasi Gap Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional, transparan dan akuntabel Kepuasan pengguna layanan

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA DIPA TA 2015 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KPPN BANJARMASIN

DAFTAR PENERIMA DIPA TA 2015 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KPPN BANJARMASIN DAFTAR PENERIMA DIPA TA 2015 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KPPN BANJARMASIN NO. 1 004.01.579234 - BPK Rl PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2 004.02.579235 - BPK Rl PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI KAS UMUM NEGARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PER BAGIAN ANGGARAN, SATKER UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 JANUARI 2014

SISTEM AKUNTANSI KAS UMUM NEGARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PER BAGIAN ANGGARAN, SATKER UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 JANUARI 2014 LAPORAN BELANJA PER BAGIAN, SATKER KPPN 1 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 17,534,377,000 422,403,183 17,111,973,817 2.41 003030 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 11,887,157,000 329,278,183

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang secara umum disingkat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANWIL : 15 PROVINSI JAWA TIMUR

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANWIL : 15 PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ARAN TINGKAT KPPN MENURUT BAGIAN ARAN, ESELON I, SATKER, DAN KEWENANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TAL 31 AGUSTUS 2014 TAL : 1 dari 10 005 MAHKAMAH AGUNG 124.669.075.000 114.263.952.000

Lebih terperinci

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO. 10 BANJARMASIN TELEPON (0511) , , FAKSIMILI (0511) SITUS

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO. 10 BANJARMASIN TELEPON (0511) , , FAKSIMILI (0511) SITUS KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANJARMASIN JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO. 10 BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

JADWAL REGISTRASI PIN PPSPM SATUAN KERJA/MITRA KERJA KPPN GORONTALO

JADWAL REGISTRASI PIN PPSPM SATUAN KERJA/MITRA KERJA KPPN GORONTALO MOR Halaman 1 dari 8 RABU, 27 JUNI 2012 1 004 01 KD 890639 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 2 004 02 KD 890640 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO 3 005 01 KD 099361 PENGADILAN NEGERI GORONTALO 4

Lebih terperinci

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali

Denpasar, 25 November Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali Revisi Anggaran Pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Tahun Anggaran 2016 Denpasar, 25 November 2016 Oleh : R. Wiwin Istanti, S.E., Ak., M.Laws Kakanwil DJPB Prov. Bali 1 LANDASAN HUKUM Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Jakarta, 31 Agustus 2004 1 PARADIGMA BARU Penegasan fungsi pejabat perbendaharaan negara; Pemisahan kewenangan administratif dan kewenangan

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bab IV Studi Kasus Sebelum melakukan perancangan, akan dipaparkan profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan beserta visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, strategi bisnis, strategi TI,

Lebih terperinci

Back Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan)

Back Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan) KEMENTERIAN KEUANGAN RI Nomor: KEP- /PB/2013 DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Tanggal Penetapan: KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN Tanggal Revisi: KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA Nomor SOP:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpula Data Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini

Lebih terperinci

MONITORING REALISASI BELANJA (PER SATKER) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 30 JUNI =3-4

MONITORING REALISASI BELANJA (PER SATKER) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 30 JUNI =3-4 MONITORING BELANJA Halaman : 1 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 20,32,772,000 8,331,44,493 11,995,325,507 40.99 004.01 SEKRETARIAT JENDERAL 10,700,84,000 3,833,9,823,8,717,177 35.83 579220.KD BPK RI PERWAKILAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KONTRAK KINERJA NOMOR: 130/PB.23/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA CILACAP KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN PernyataanKesanggupan

KONTRAK KINERJA NOMOR: 130/PB.23/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA CILACAP KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN PernyataanKesanggupan Learning & Growth Perspective Internal Process Perspective Customer Perspective Stakeholder Perspective KONTRAK KINERJA NOMOR: 130/PB.23/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA CILACAP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KONTRAK KINERJA NOMOR: 016/PB.18/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BENGKULU KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN Pernyataan Kesanggupan

KONTRAK KINERJA NOMOR: 016/PB.18/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BENGKULU KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN Pernyataan Kesanggupan KONTRAK KINERJA NOMOR: 016/PB.18/2016 KEPALA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BENGKULU KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2016 Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK

Buku Profil DJPK COVER DEPAN. Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 1 COVER DEPAN Selayang Pandang DJPK Buku Profil DJPK 3 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Selayang Pandang DJPK 4 Buku Profil DJPK NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN Integritas Berpikir,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II KPPN Semarang II adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KPPN MEDAN II. diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003

BAB II PROFIL KPPN MEDAN II. diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 BAB II PROFIL KPPN MEDAN II 2.1 Sejarah KPPN Medan II Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 sebagai awal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT MELALUI DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Yogyakarta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta pada awalnya dibentuk dengan nama Kantor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Central Kantor Comtabilitet (CKC) yang kemudian berubah nama menjadi

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Central Kantor Comtabilitet (CKC) yang kemudian berubah nama menjadi BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Surakarta (KPPN) Surakarta Sejak jaman Belanda telah berdiri kantor perbendaharaan

Lebih terperinci

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. - 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

JADWAL BIMTEK APLIKASI

JADWAL BIMTEK APLIKASI SENIN, 14 JULI 2014 1 00401 450780 KD BPK RI PERWAKILAN PROVINSI RIAU Handoko 2 01504 119731 KD KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU SENAPELAN Rangga 3 01504 409784 KD KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1618, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akun Standar. Bagan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 /PMK.05/ 2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Direktorat Jenderal Perbendaharaan Terbentuknya Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Ditjen PBN) tidak terlepas dari konsekuensi pelaksanaan reformasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 7 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH 228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53 NAMA JABATAN: Kepala Seksi Bank IKHTISAR JABATAN:Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SEMARANG II 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang II Sumber : https://kppn-semarang-2-images (gambar 2.1) KPPN Semarang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PELIMPAHAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :11 - Last Updated Tuesday, 17 September :12

Written by JiNN Tuesday, 17 September :11 - Last Updated Tuesday, 17 September :12 1. NAMA JABATAN: Kepala Subbagian Umum 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan keuangan, penatausahaan user SPAN, penyusunan bahan masukan dan konsep Renstra, Renja, RKT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*)

MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO. Palata Luru*) MEKANISME PERKIRAAN PENCAIRAN DANA DAN TINGKAT REALISASI ANGGARAN PADA KPPN POSO Palata Luru*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme perkiraan penarikan dana pada satuan kerja dan KPPN

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :13 - Last Updated Wednesday, 18 September :21

Written by JiNN Tuesday, 17 September :13 - Last Updated Wednesday, 18 September :21 1. NAMA JABATAN: Kepala Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999, tata kelola keuangan pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini ditandai dengan lahirnya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanyadiucapkan terima kasih.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanyadiucapkan terima kasih. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA GEDUNG KEUANGAN NEGARA BLOK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : C. MISI UNIT

Lebih terperinci

BAB III KINERJA KD TP UB KP TABEL 4. DIPA TA 2012 BERDASARKAN JENIS KEWENANGAN JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

BAB III KINERJA KD TP UB KP TABEL 4. DIPA TA 2012 BERDASARKAN JENIS KEWENANGAN JENIS BELANJA PAGU REALISASI % BAB III KINERJA A. Pencairan Dana Periode tahun anggaran 212, KPPN Tanjungbalai melayani 78 satuan kerja yang tersebar pada 18 Kementerian Negara/Lembaga di Kota Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA MEDAN II

BAB II PROFIL KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA MEDAN II BAB II PROFIL KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAANNEGARA MEDAN II A. SEJARAH KPPN MEDAN II Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 107-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat meliputi perencanaan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG PENGAMATAN PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA

LAPORAN MAGANG PENGAMATAN PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA LAPORAN MAGANG PENGAMATAN PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YOGYAKARTA Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Dosen Pembimbing: 1. Drs. Herman Legowo, M.Si., Ak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik. Perubahan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja pemerintah dalam mengelola sumber daya publik. Perubahan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2010 TENTANG

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2010 TENTANG MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 MELALUI DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci