PERMODELAN MARK UP HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERMODELAN MARK UP HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN"

Transkripsi

1 PERMODELAN MARK UP HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN Nadendra Rangga Prabhamandala, Yusuf Latief, dan Jade Sjafrecia Petroceany 1. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 3. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia * victorrangga@gmail.com Abstrak Dilema pada penawaran yang kompetitif bagi kontraktor adalah membuat penawaran yang cukup rendah untuk memenangkan kontrak tetapi cukup tinggi untuk mendapatkan laba. Mengidentifikasi mark up adalah bagian pekerjaan yang paling penting bagi kontraktor dalam membuat harga penawaran. Dengan adanya Competitive Bidding banyak permodelan markup yang telah dikembangkan untuk membantu kontraktor dalam menentukan mark up untuk memenangkan proses pelelangan dengan keuntungan yang maksimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hasil dari strategi permodelan mark up dalam menentukan besar harga penawaran dalam pelelangan untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan mark up optimum. Penelitian ini menggunakan tiga permodelan yaitu permodelan Friedman, Gates, dan Carr. Kata Kunci : Competitive Bidding, Mark up, Strategi penawaran. Bid Strategy Using Mark up Modelling of Contractor on Tender Process Abstract Dilemma on competitive bidding for contractors was made an offer that is low enough to win the contract but high enough to make a profit. Identifying mark-up is the most important part of the work to the contractor in making the bid price. With the Competitive Bidding many modeling markup that has been developed to assist contractors in determining the mark-up to win the auction process with maximum profit. The purpose of this study was to examine the results of modeling strategies in defining a large mark up the price bid in tender process for profit based on the optimum mark-up. This study used three modeling. The name of modeling are Friedman, Gates, and Carr. Keywords : Competitive Bidding, Mark up, Bid Starategy Pendahuluan Di dunia konstruksi proses lelang pada umumnya merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak kontraktor untuk mendapatkan proyek baru. Proses ini menjadi sangat penting bagi kontraktor, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga penawaran pelelangan (tender) ditentukan oleh 1

2 berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangatlah menentukan besar / kecilnya keuntungan (profit) yang masih mungkin diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek. Dilema pada penawaran yang competitive adalah membuat penawaran yang cukup rendah untuk memenangkan kontrak tetapi cukup tinggi untuk mendapatkan laba. Mengidentifikasi mark up adalah bagian pekerjaan yang paling penting dalam membuat harga penawaran. Perhitungan mark up merupakan hal yang paling menantang bagi kontraktor dalam penawaran yang competitive. Perbedaan yang kecil terhadap persentase mark up yang di gunakan pada proyek lain akan mempengaruhi hasil penawaran (Achmad, I., and Mikarah, I., 1987,hal. 170).[1] Dengan adanya Competitive Bidding banyak permodelan markup yang telah telah dikembangkan untuk membantu kontraktor dalam menentukan mark up seperti Friedman model (1956), Gates model (1967), Carr model (1982). Akan tetapi permodelan-permodelan ini masih banyak mempunyai kekurangan. Crowley mengatakan untuk permodelan friedman dan gates masih banyak kekurangan karena model yang dikembangkan masih kurang spesifik. Jika menggunakan asumsi yang sama, hasil kedua permodelan ini mempunyai perbedaan pandangan dan perbedaan nilai yang besar (Crowley, 2000,hal. 306). [2] Kedua permodelan ini juga selalu dibandingkan. Pada awalnya Friedman model dikatakan lebih baik, tetapi model friedman tidak memberikan keuntungan jangka panjang. Faktanya jika ingin mendapatkan keuntungan yang sama dengan menggunakan model gates, kontraktor yang menggunakan model friedman hanya harus mendapatkan volume pekerjaan dua kali lebih banyak, sehingga tidak jelas mana permodelan yang lebih baik (Benjamin, N. B. N., and Meador, R. C., 1979, hal. 25). [3] Sedangkan untuk model Carr kelemahannya adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang penawaran yang diajukan oleh kontraktor lainnya pada proyek sebelumnnya. Kelemahan ini menjadi kendala dalam menggunakan permodelan ini (Carr, 1982,hal. 639). [4] Tinjauan Teoritis Estimasi bukan merupakan ilmu yang pasti. Pengetahuan konstruksi, naluri dan pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam pembuatan estimasi biaya. Menghitung biaya material bisa dikerjakan dengan tingkat kesalahan yang kecil, tetapi menghitung biaya alat dan tenaga kerja lebih sulit untuk diperkirakan. Dysert, Larry R.(Dysert, 2006, hal. 1) mengungkapkan bahwa estimasi biaya merupakan sebuah prediksi terhadap biaya yang akan dibutuhkan dari 2

3 sebuah proyek berdasarkan data dan lingkup proyek yang diberikan yang akan dilaksanakan pada sebuah lokasi dan waktu yang telah ditetapkan. [5] Penawaran bersaing (Competitive Bidding) merupakan jenis lain dari pricing didalam istilah pemasaran, yang mana merupakan suatu pemberian harga terhadap produk yang dapat berupa barang atau jasa. Konsep dasar dari Competitive Bidding adalah system penawar terendah melindungi public dari pemborosan, korupsi, dan jenis praktek lainnya yang tidak layak dilakukan oleh pegawai atau pejabat public. System penawaran bersaing mempunyai satu keuntungan utama yaitu diasumsikan bahwa proses penawaran akan terbebas dari berbagai tekanan politik, social maupun ekonomi. Akan tetapi ada beberapa keburukannya yaitu salah satunya adalah proses seleksi hanya didasarkan pada satu elemen yaitu pada elemen biaya. Sedangkan elemen lainnya seperti kualitas dan waktu tidak diperhitungkan(batara, 2003,hal. 3). [6] Persaingan yang terjadi di lingkungan jasa konstruksi sebenarnya ada dua tahap, yaitu tahap untuk dapat menjadi peserta tender dan tahapnya berikutnya adalah memenangkan tender, yang dalam hal ini sangat berkaitan dengan cost estimate. Dalam penyusunan strategi menghadapi persaingan, khususnya dalam menetapkan harga penawaran,data masa lalu penting sekali untuk dianalisis, yaitu tender record (Laporan hasil-hasil tender yang lalu). Mark up adalah harga penawaran dibagi denganbiaya estimasi dalam besaran persen (Mark up =Bid Price/Estimated Cost). Umumnya kontraktor ingin menentukan suatu mark up yang sebesar-besarnya, namun dengan harapan tetap ingin sebagai penawar yang terendah. Dalam menentukan besarnya mark up, kontraktor membutuhkan hasil kumpulan data-data penawaran yang lalu (historical data) dari pesaing-pesaing sebagai petunjuk dalam penawaran (Patmadjaja, 1999,hal. 1) [7]. Menurut Min Liu and Yean Yng Ling mark up berisi jumlah dari biaya cadangan dan keuntungan (profit). Mark up juga berisi persentasi dari overhead dan biaya langsung yang berisi material, alat dan tenaga kerja (Min Liu and Yean Yng Ling, 2005,hal. 1). [8] Mark up sendiri memang hanya diputuskan berdasarkan intuisi bisnis dengan cara menetapkan sejumlah persentase dari direct cost (yang dihitung berdasarkan quantity dan unit price dari pekerjaan). Dengan demikian dalam proses pembuatan bid price, terjadi perubahan unit price, dari direct cost menjadi unit price penawaran, yang prosesnya ada beberapa cara, tergantung strateginya. Proses perubahan unit price tersebut dapat ditunjukkan dengan gambar dibawah ini (Asiyanto MBA, 2010,hal. 107). [9] Model Friedman. 3

4 Model Friedman adalah salah satu model matematika untuk model penawaran harga yang dibuat tahun Model ini adalah dengan mengajukan penawaran dengan harga terendah untuk memenangkan tender berdasarkan kasus serupa pada proyek sebelumnya dan dengan memaksimalkan keuntungan (expected profit). Menurut Ervianto, 2004, Model Friedman dapat diaplikasikan dalam sebuah penawaran berdasarkan analisis dari data yang dikumpulkan beberapa tahun yang lalu, serta tidak tergantung dari jenis proyek lain. Pendekatan ini tidak dapat menghasilkan formula akhir yang definitif, tetapi hanya merupakan perkiraan sebagai dasar untuk menentukan besarnya harga penawaran. Penentuan harga penawaran dalam proyek konstruksi dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang spesifik, baik kondisi fisik maupun iklim kompetisi untuk mendapatkan proyek. Model Friedman menggunakan dua buah perumusan probabilitas untuk menang yang pertama adalah probabilitas menang untuk identitas dari pesaing dikenal, yang kedua adalah probabilitas menang untuk identitas daripesaing tak dikenal. (Tarranza, 1985,hal. 6-16) [10] Probabilitas menang untuk identitas dari pesaing dikenal (Tarranza, 1985): P(Co Win /Bo) = P(Bo<B 1 ) x P(B 0 <Bi) x... x P(B 0 <Bn) Dimana : P(Co Win/Bo) = Probabilitas menang terhadap semua pesaing dikenal P(B 0 <B i ) = Probabilitas munculnya mark up dengan CDF Ba = Harga penawaran rata-rata. B 0 = Harga Penawaran Kontraktor. Probabilitas menang untuk identitas dari pesaing tak dikenal. P(Co Win /Bo) = P (Bo < Ba) n Dimana : P(Co Win/Bo) = Probabilitas menang terhadap semua pesaing tak dikenal. n = Jumlah pesaing. Expected Profit E(P) = Mark up x P (Co Win/Bo) Model Gates. Model Gates (1967) hampir mirip dengan model Friedman. Model Gates juga menggunakan dua buah perumusan probabilitas untuk menang yang pertama adalah probabilitas menang untuk identitas dari pesaing dikenal, yang kedua adalah Probabilitas menang untuk identitas 4

5 dari pesaing tak dikenal.gates menganggap biaya estimasi sama dengan biaya aktual.(tarranza, 1985,hal. 6-16). [10] Model ini adalah untuk memprediksi mark up optimum pada suatu proyek dengan tujuan utama memaksimalkan keuntungan. Tetapi model Gates terdapat perbedaan yang mendasar dengan model Friedman. Di model Gates semua kompetitor mempunyai peluang menang yang sama jika para penawar merupakan yang setipe (Symeon Christodoulou, 2004,hal. 2). [11] Probabilitas menang untuk identitas dari pesaing dikenal: P(Co Win /Bo) =!!!!! (!!!!!!! )!!!!(!!!!! ) Probabilitas menang untuk identitas dari pesaing tak dikenal: P(Co Win /Bo) =!!!!!!! (!!!!!)!(!!!!!) Expected Profit E(P) = Mark up x P (Co Win/Bo) Model Carr. Pada tahun 1982 Robert Carr (Carr, 1982, hal ) [4] mengenalkan model yang diaplikasikan pada suatu penawaran harga kontraktor untuk suatu proyek, C i, dan harga penawaran pesaing bisa diperkirakan. Perhitungan harga para pesaing dengan menggunakan persamaan: C =!!!! C! k Dimana! adalah rata-rata estimasi harga penawaran pesaing k untuk suatu proyek. Oleh karena itu, standar estimasi untuk kontraktor I untuk suatu proyek, C i bisa dihitung dengan persamaan berikut C! = C! C Akan tetapi, jika nilai harga penawaran kontraktor I dan harga penawaran pesaing dapat diketahui pada proyek yang sama,!!, kontraktor bisa membandingkan harga penawarannya dengan harga penawaran pesaing dengan persamaan sebagai berikut: B C!"# = B!" C!" = FBC!" C!" C!" 5

6 Persamaan untuk menghitung probabilitas menang [P(win)], expected value bidding [E(v)], dan rekomendasi mark up adalah P(W) = P [(FBC)C < (LBC)C] = P(FBC < LBC) = 1-P(LBC < FBC)!"# = 1-F(FBC) = 1-!!!"!! Ep = E(V) = P{W)E{V\W) = P(W)(FBC - 1)C Dimana!"# = ratio antara harga penawaran terendah dengan estimasi harga kontraktor I pada suatu proyek k; = ratio B/C kontraktor i jika dia mempunyai pesaing n k Metode Penelitian Strategi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut Studi Literatur. Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan.pada studi literatur penulis mempelajari teori mengenai competitive bidding dan pemodelan mark up kontraktor dengan menggunakan software SPSS 12.0, serta tahapantahapan yang diperlukan untuk mengaplikasikan teori tersebut. Pengumpulan Data. Penelitian ini mengambil sampel-sampel proyek yang proses lelangnya diikuti oleh kontraktor. Dalam penelitian ini diperoleh sampel-sampel dari kontraktor BUMN, yaitu dari PT. A. Keseluruhan sampel yang diambil tersebar diseluruh wilayah Indonesia pada umumnya dan wilayah jabodetabek pada khususnya. Pengolahan Data. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut 1. Dari data penawaran yang telah dikumpulkan, data penawaran tersebut kemudian diubah menjadi rasio penawaran terhadap biaya langsung yang belum di mark up 2. Data tersebut akan di uji normalitas data dengan statistik uji Shapiro-Wilk. Pelaksanaan uji normalitas data ini menggunakan program SPSS (Statitical Product and Service Solution) versi Perhitungan mean, standar deviasi, dan varian dari ratio tersebut 4. Membuat grafik positioning penawaran sebagai parameter dalam analisa permodelan 6

7 5. Perhitungan probabilitas munculnya mark up dengan CDF (Cumulative Distribution Function) dengan menggunakan program SPSS (Statitical Product and Service Solution) versi Analisa probabilitas menang dengan menggunakan model Gates, model Friedman pada kondisi PT. A melawan 4, 3, 2 pesaing dan PT. A melawan 1 pesaing menggunakan model Friedman, Gates, dan Carr, kemudian dilakukan perhitungan expected profituntuk mencari mark up optimum. 7. Membuat grafik hubungan expected profit dengan mark up optimum serta grafik perbandingan untuk ketiga permodelan Analisa. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data sekunder berupa data historis dari pelelangan proyek yang pernah diikuti oleh PT. A. Dari data tersebut kemudian dilakukan tabulasi data berdasarkan nama proyek yang dilelangkan dan perusahaan yang mengikuti pelelangan (yaitu PT. A, PT.B, PT. C, PT. D dan PT. E) beserta harga penawaran yang diajukan. Harga penawaran-penawaran tersebut dibuat dalam bentuk ratio terhadap biaya langsung PT. A, karena asumsi biaya langsung semua dianggap sama. Jumlah proyek ysng akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 proyek. Berikut ini merupakan contoh data pelelangan tersebut Tabel 1 Data Penawaran Proyek No Biaya Langsung PT. A Penawaran PT. A Penawaran PT.B Penawaran PT. C Penawaran PT. D Penawaran PT. E 1 Rp17,815, Rp20,968,853.5 Rp24,906,080.9 Rp20,238,417 2 Rp15,318, Rp15,792,923.6 Rp15,256,791.3 Rp16,007, Rp7,444, Rp8,181, Rp5,702, Rp95,153, Rp104,478,609.8 Rp113,708, Rp75,772, Rp85,926,199.1 Rp86,380, Data umum pelelangan di atas diubah menjadi berbentuk ratio. Data tersebut diubah menjadi ratio penawaran masing-masing peserta yaitu PT. A, PT.B, PT. C, PT. D dan PT. E terhadap biaya langsung PT. A. Hal ini dilakukan sebagai salah satu langkah permodelan yang akan digunakan. Data hasil perubahan menjadi berbentuk ratio bisa dilihat di bawah ini 7

8 Tabel 2 Ratio Harga Penawaran Terhadap Biaya Langsung PT. A No RATIO PT. A RATIO PT. B RATIO PT. C RATIO PT. D RATIO PT. E

9 Tabel 3 Analisa Statistik Deskriptif PT. A dan Pesaing PT. A Jumlah Rata-Rata Standard Deviasi Varian PT. A PT. B PT. C PT. D PT. E Setelah dilakukan uji normalitas data dilakukan analisis data tentang tender dari pesaingpesaing PT. A. posisi pesaing PT. A ditetapkan berdasarkan mark up pesaing terhadap biaya langsung PT. A. dengan cara ini. Cara ini sebagai parameter dalam melakukan analisis permodelan dengan menentukan mana pesaing ringan, berat, dan sangat berat. Berikut ini merupakan grafik positioning rata-rata mark up PT. A rata-rata mark up pesaing terhadap biaya langsung PT. A dan grafik berdasarkan jumlah proyek yang pernah diikuti pesaing PT. A. Rata-Rata Ratio Mark Up Grafik Posisi Mark Up Pesaing Terhadap Direct Cost PT. A 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% PT B PT C PT D PT E Pesaing PT. A Rata- Rata Mark Up PT. A Rata- Rata Mark Up Pesaing PT. A Gambar 1 Grafik Posisi Mark up Pesaing Terhadap Direct cost PT. A Dari rata-rata, standard deviasi dan varian tersebut, dihitung probabilitas peluang munculnya mark up dengan CDF pada masing-masing pesaing pada beberapa besaran mark up yang telah ditentukan dengan mencari luasan kurva CDF di sebelah kanan.luas kurva di sebelah kanan adalah luas total dibawah kurva dikurang luas dibawah kurva sebelah kiri. Besaran mark up ditentukan berdasarkan range ratio yaitu antara 1,00-1,40. Perhitungan probabilitas peluang munculnya mark up dengan CDF ini menggunakan program SPSS. Dengan SPSS luasan 9

10 kurva di sebelah kiri dapat ditemukan. Dibawah ini merupakan hasil sebagian dari probabilitas peluang munculnya mark up dengan CDF sampai mark up 20 %. Tabel 4 CDF PT. A dan Pesaing PT. A Range Ratio Mark up Ps B Ps C Ps D Ps E Hasil analisa probabilitas peluang munculnya mark up dengan CDF diatas, selanjutnya digunakan untuk mencari probabilitas menang berdasarkan dari model Friedman dan Gates. Berikut ini merupakan hasil permodelan Friedman dan Gates melawan 4 pesaing. Pada penelitian ini dilakukan pada kondisi PT. A melawan 4, 3, 2, dan 1 pesaing 10

11 Tabel 5 Permodelan Friedman melawan 4 pesaing Range Ratio Mark up Probabilitas Menang Expected Profit Tabel 6 Permodelan Friedman melawan 4 pesaing Range Ratio Mark up Probabilitas Menang Expected Profit

12 Pada permodelan Carr ini untuk analisa probabilitas menang langkah yang harus dilakukan sama dengan permodelan Friedman dan Gates yaitu dengan menghitung CDF (Cumulative Distribution Function)tetapi dengan langkah yang berbeda. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari LBC (Lowest Cost Bid Ratio) pada masing keadaan pelelangan PT. A melawan PT. B, PT. A melawan PT. C, PT. A melawan PT. D, dan PT. A melawan PT. E. LBC (Lowest Cost Bid Ratio) dicari dengan membandingkan ratio penawaran mana yang paling rendah. Berikut ini merupakan hasil LBC pada sampel 40 proyek pada keadaan PT. A melawan PT. B dapat dilihat di bawah ini. Tabel 7 LBC (Lowest Bid Cost Ratio) pada keadaan PT.A melawan PT.B Proyek No Ba/C Bb/C LBC Selanjutnya dihitung besarnya nilai-nilai rata-rata, standard deviasi dan varian dari LBC pada masing-masing keadaan. Hasil rata-rata dan standard deviasi ini akan digunakan dalam probabilitas menang dengan CDF. Hasil perhitungan analisa statistik deskriptif ini menggunakan program SPSS

13 Tabel 8 Deskriptif Statistik PT.A melawan masing-masing pesaing N Sum Rata-rata Std. Deviation LBC (A vs B) 23 25,34 1,1018 0, LBC (A vs C) 22 23,83 1,0833 0, LBC (A vs D) 29 30,86 1,0641 0, LBC (A vs E) 25 25,53 1, , Setelah mendapatkan deskriptif statistik di atas langkah selanjutnya adalah menetapkan FBC (Firm Bid Cost Ratio). FBC ini sama dengan Range ratio mark up. FBC ditentukan yaitu antara 1 sampai 1,40. Setelah menetapkan FBC dicari probabilitas dengan luasan kurva sebelah kiri CDF dengan menggunakan SPSS Data deskriptif yang digunakan untuk mencari CDF adalah ratarata dan standard deviasi. Setelah mendapatkan probabilitas dengan CDF selanjutnya mencari probabilitas menang dan di lanjutkan dengan perhitungan expected profit. Berikut ini merupakan hasil permodelan Carr pada kondisi PT. A melawan PT. B Tabel 9 CDF, Probabilitas Menang dan Expected Profit PT. A melawan PT. B FBC CDF A P (win) E(v) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

14 Hasil Penelitian Setelah melakukan perhitungan permodelan Friedman, Gates, dan Carr, ketiga permodelan ini akan dibandingkan. Permodelan ini dilakukan pada kondisi PT. A melawan 4, 3, 2 dan 1 pesaing. Pada kondisi PT. A melawan 4, 3, 2 pesaing menggunakan permodelan Friedman dan Gates, sedangkan melawan 1 pesaing menggunakan Friedman, Gates, dan Carr. Berikut ini hasil dari ketiga permodelan tersebut serta grafik perbandingan untuk ketiga permodelan tersebut. Tabel 10 Perbandingan permodelan Friedman, Gates, dan Carr Jumlah Pesaing Friedman Gates Carr P winning Mark Up Optimum P winning Mark Up Optimum P winning Mark Up Optimum BCDE (4 Pesaing) 12.9% 8% 17.3% 15% BCD (3 Pesaing) 23.7% 10% 25.7% 15% BCE (3 Pesaing) 19.1% 9% 21.0% 15% CDE (3 Pesaing) 14.2% 10% 17.1% 18% BDE (3 Pesaing) 17.0% 10% 19.9% 16% BC (2 Pesaing) 35.0% 12% 34.7% 15% BD (2 Pesaing) 32.5% 13% 33.3% 16% BE (2 Pesaing) 25.0% 12% 25.4% 16% CD (2 Pesaing) 26.0% 14% 26.4% 19% CE (2 Pesaing) 19.7% 13% 21.6% 18% DE (2 Pesaing) 18.6% 14% 20.1% 12% 1 Pesaing A vs B 51.8% 16% 51,8% 16% 50.92% 10% A vs C 38.4% 12% 38,4% 12% 35.92% 13% A vs D 35.6% 24% 35,6% 24% 36.05% 11% A vs E 26.6% 21% 26,6% 21% 32.56% 12% 20% 18% 16% 14% 12% 10% 8% Mark Up (%) 6% 4% 2% Grafik Perbandingan Mark Up Model Friedman dan Gates Melawan 4,3,2 Pesaing 0% BCDE (4 BCD (3 BCE (3 CDE (3 BDE (3 BC (2 BD (2 BE (2 CD (2 CE (2 DE (2 Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Pesaing) Jumlah Pesaing Mark Up OpFmum Permodelan Friedman Gambar 2 Grafik Perbandingan Mark up Model Friedman dan Gates Melawan 4,3, dan 2 pesaing 14

15 Grafik Perbandingan Mark Up Model Friedman Gates, dan Carr Melawan 1 Pesaing 30% Mark Up (%) 25% 20% 15% 10% Mark Up OpFmum Permodelan Friedman Mark Up OpFmum Permodelan Gates 5% 0% A vs B A vs C A vs D A vs E Jumlah Pesaing Gambar 3 Grafik Perbandingan Mark up Model Friedman, Gates, Carr Melawan 1 pesaing Pembahasan Dengan cara seperti diatas digambarkan posisi-posisi pesaing, untuk disimpulkan mana pesaing yang ringan, berat, dan sangat berat. Positioning ini dapat dilakukan dengan mengolah data tender record yang ada. Berikut ini merupakan kategori golongan berdasarkan grafik positioning perusahaan Tabel 11 Kategori golongan berdasarkan grafik positioning perusahaan No Nama Pesaing PT. A Jumlah Persaingan Mark up Rata-Rata Pesaing PT. A Terhadap Direct Cost PT. A 1 PT. B % Mark up Rata- Rata PT. A Kategori Golongan Pesaing PT. A Berat 2 PT. C % Berat 3 PT. D % % Berat 4 PT. E % Sangat Berat 15

16 Dari hasil diatas kategori golongan pesaing untuk PT. B, PT. C, PT. D adalah berat karena mark up rata-rata PT. B, PT. C, PT.D hanya diatas sedikit mark up rata-rata penawaran PT. A sehingga persaingan akan competitive. sedangkan untuk PT. E di kategorikan sangat berat karena mark up PT. E jauh dibawah rata-rata mark up PT. A, Setelah mendapatkan hasil perbedaan permodelan-permodelan di atas, PT. A bisa menggunakan permodelan-permodelan tersebut berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. PT. A memiliki pilihan untuk menentukan permodelan mana yang akan dipakai untuk mengajukan mark up harga penawaran. Hasil permodelan diatas bisa dibagi berdasarkan kemungkinan optimis dan pesimis untuk pilihan PT. A dalam menentukan permodelan mana yang akan dipakai. Berikut ini merupakan pengelompokkan pilihan permodelan PT. A berdasarkan optimis dan pesimis dalam menentukan mark up harga penawaran. Tabel 1.11 Perbandingan permodelan Friedman, Gates, dan Carr Jumlah Pesaing Friedman Gates Carr Pilihan Permodelan P winning Mark Up Optimum P winning Mark Up Optimum P winning Mark Up Optimum Optimis Pesimis BCDE (4 Pesaing) 12.9% 8% 17.3% 15% Gates Friedman BCD (3 Pesaing) 23.7% 10% 25.7% 15% Gates Friedman BCE (3 Pesaing) 19.1% 9% 21.0% 15% Gates Friedman CDE (3 Pesaing) 14.2% 10% 17.1% 18% Gates Friedman BDE (3 Pesaing) 17.0% 10% 19.9% 16% Gates Friedman BC (2 Pesaing) 35.0% 12% 34.7% 15% Gates Friedman BD (2 Pesaing) 32.5% 13% 33.3% 16% Gates Friedman BE (2 Pesaing) 25.0% 12% 25.4% 16% Gates Friedman CD (2 Pesaing) 26.0% 14% 26.4% 19% Gates Friedman CE (2 Pesaing) 19.7% 13% 21.6% 18% Gates Friedman DE (2 Pesaing) 18.6% 14% 20.1% 12% Gates Friedman 1 Pesaing A vs B 51.8% 16% 51,8% 16% 51.7% 11% Friedman, Gates Carr A vs C 38.4% 12% 38,4% 12% 44.2% 15% Carr Friedman, Gates A vs D 35.6% 24% 35,6% 24% 43.1% 16% Carr Friedman, Gates A vs E 26.6% 21% 26,6% 21% 45.6% 12% Carr Friedman, Gates Hasil diatas pengelompokkan optimis dan pesimis berdasarkan kemungkinan menang dan berdasarkan keuntungan yang didapatkan. Semakin besar kemungkinan menang dan keuntungannya semakin optimis PT. A dalam memenangkan pelelangan dengan mark up yang diajukan menggunakan permodelan tersebut. Masing-masing model strategi penawaran, mempunyai kelebihannya sendiri-sendiri bila dilihat dari hasil diatas, jadi untuk menentukan model mana yang sebaiknya dipakai dalam suatu penawaran, hal ini sangat tergantung dari keadaan pesaing, dalam arti apakah pesaing mengerti model, pesaing tidak membutuhkan 16

17 pekerjaan karena sudah mempunyai banyak pekerjaan, atau pesaing lagi sangat memerlukan pekerjaan. Kesimpulan Kesimpulan yang bisa dihasilkan dari hasil dan temuan di atas adalah sebagai berikut: 1. Hasil dari grafik positioning penawaran PT. B, PT. C, dan PT. D tergolong kategori berat menandakan bahwa pelelangan competitive karena mark up rata-rata kedua perusahaan tersebut masih diatas sedikit mark up rata-rata PT. A, sedangkan untuk melawan PT. E kemungkinan sangat kecil karena Mark up PT. E dibawah rata-rata mark up PT. A sehingga PT. E termaksud kategori sangat berat. 2. Hasil dari ketiga permodelan tersebut jika lawan PT. A yang dihadapi termasud kategori berat PT. A bisa menggunakan permodelan yang hasilnya kategori optimis karena kemungkinan menang yang besar untuk bersaing. Jika lawan yang dihadapi PT. A termaksud kategori ringan bisa memilih permodelan yang kategori pesimis dan bisa memilih mark up yang keuntungan yang paling besar di antara ketiga permodelan tersebut. 3. Hasil dari ketiga permodelan tersebut untuk PT. A melawan 1 pesaing, PT. A masih mempunyai kemungkinan menang melawan PT. B sangat besar karena probabilitas menangnya tinggi, untuk PT. C, dan PT. D tergolong berat karena probabilitas menang kecil sedangkan untuk melawan PT. E kemungkinan menang sangat kecil karena probabilitas menangnya sangat kecil walaupun mark up optimumnya besar Saran Saran saran bagi pemakaian dan pengembangan model model strategi penawaran tender proyek konstruksi di Indonesia: 1. Untuk menambah pengetahuan pesaing, usahakan mencari data-data penawaran kontraktor dari tender-tender terbuka. 2. Usahakan ketelitian dalam perhitungan estimasi biaya proyek agar diperoleh harga penawaran yang mendekati biaya aktual proyek. Demi ketelitian sebaik mungkin, perlu mengkelompokkan data-data penawaran sesuai jenis pekerjaan konstruksi. 3. Apabila diketahui bahwa para pesaing tidak terlalu membutuhkan pekerjaan atau permintaan pasar sedang meningkat, sebaiknya digunakan model strategi penawaran Gates yang menghasilkan maksimum expected profit yang tinggi. 4. Usahakan ketelitian dalam perhitungan estimasi biaya proyek agar diperoleh harga penawaran yang mendekati biaya aktual proyek. Demi ketelitian sebaik mungkin, 17

18 Daftar Referensi [1] Achmad, I., and Mikarah, I. (1987). Optimum mark-up for bidding: A preference-uncertainty trade off approach. [2] Crowley, L. (2000). Friedman and Gates Another look. 126 (4). [3] Benjamin, N. B. N., and Meador, R. C. (1979). Comparison of Friedman and Gates competitive bidding models. 105 (1). [4] Carr, R. I. (1982). General Bidding Model (Vol. 108). Journal of the Construction Division, ASCE. [5] Dysert, L. R. (2006). Is Estimate Accuracy an Oxymoron? 1. [6] Batara. (2003). Analisa Persaingan Proses Pelelangan dengan Simulasi Monte Carlo. [7] Patmadjaja, H. (1999). MODEL STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA. 1, 1. [8] Min Liu and Yean Yng Ling. (2005). Modeling a Contractor s Markup Estimation. Journal of ConstructionEngineering and Management, 131 (4). [9] Asiyanto MBA, I. (2010). Construction Project Cost Management. Jakarta: Pradnya Paramita. [10] Tarranza, N. (1985). An Objective-Compromise Approach Determining The Optimum Mark up of A Bid. [11] Symeon Christodoulou, A. (2004). Optimum Bid Markup Calculation Using Neurofuzzy Systems and Multidimensional Risk Analysis Algorithm. 18 (4), 2. 18

MODEL STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

MODEL STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA MODEL STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA Harry Patmadjaja Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra ABSTRAK Penelitian ini melakukan studi atas berbagai

Lebih terperinci

Analisis Harga Penawaran Kontraktor pada Proses Pelelangan untuk Mendapatkan Nilai Expected Profit dengan Pemodelan Friedman, Gates, dancarr

Analisis Harga Penawaran Kontraktor pada Proses Pelelangan untuk Mendapatkan Nilai Expected Profit dengan Pemodelan Friedman, Gates, dancarr Analisis Harga Penawaran Kontraktor pada Proses Pelelangan untuk Mendapatkan Nilai Expected Profit dengan Pemodelan Friedman, Gates, dancarr Abstract 1) Yuliati Indah Purnamaningrum, 2) Sugiyarto, 3) Setiono

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan BAB III LANDASAN TEORI A. Strategi Penawaran Strategi penawaran (bidding Strategy) bagi suatu perusahaan sangat bergantung pada tujuan perusahaan diantaranya adalah memaksimumkan keuntungan (profit). Penawaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1. BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1. mulai Perumusan masalah: 1. Studi Literatur 2. Mengungkapkan latar belakang 3. Memunculkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling BAB III LANDASAN TEORI A. Strategi Penawaran Dalam proses pelelangan, tahap penawaran merupakan tahap yang sangat penting. Melalui tahap ini maka pihak penawar atau kontraktor harus saling bersaing dan

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI

NASKAH SEMINAR STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI NASKAH SEMINAR STRATEGI HARGA PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENIDAN GATES (Studi kasus : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Provinsi DKI Jakarta 1 ) EkoAgrelyoPratama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1. BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ditampilkan dalam bentuk flow chart pada Gambar 4.1. mulai Perumusan masalah: 1. Mengungkapkan latar belakang 2. Memunculkan inti permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. disepakati bersama (Nugraha, 1985). Dalam melakukan penawaran, kontraktor

BAB III LANDASAN TEORI. A. Strategi Penawaran. disepakati bersama (Nugraha, 1985). Dalam melakukan penawaran, kontraktor BAB III LANDASAN TEORI A. Strategi Penawaran Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati

Lebih terperinci

STRATEGI HARGA PENAWARAN PADA TENDER PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO

STRATEGI HARGA PENAWARAN PADA TENDER PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO STRATEGI HARGA PENAWARAN PADA TENDER PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO Asa Miranti 1), M. Indrayadi 2), Budiman Arpan 2) Abstrak Strategi penawaran bagi suatu perusahaan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan ( tender ). Proses ini menjadi sangat

Lebih terperinci

PENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS )

PENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) PENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) Studi kasus : Strategi penawaran PT. Yala Perkasa International

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan. konstruksi yang mengikuti tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan. konstruksi yang mengikuti tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Lapangan Pengambilan datadata penawaran dilakukan terhadap perusahaan konstruksi yang mengikuti tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.

Lebih terperinci

STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI. Abstrak

STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI. Abstrak STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI Evan Zulis 1), Budiman Arpan 2), RR. Endang Mulyani 2) Abstrak Dalam upaya mendapatkan pekerjaan pada sektor jasa konstruksi hampir selalu

Lebih terperinci

STRATEGI HARGA PENAWARAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN PT.PP. LONSUM DI MUARA RUPIT PROVINSI SUMATERA SELATAN

STRATEGI HARGA PENAWARAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN PT.PP. LONSUM DI MUARA RUPIT PROVINSI SUMATERA SELATAN STRATEGI HARGA PENAWARAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RESIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN PT.PP. LONSUM DI MUARA RUPIT PROVINSI SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya pembangunan di Indonesia membuat sektor konstruksi di tanah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya pembangunan di Indonesia membuat sektor konstruksi di tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya pembangunan di Indonesia membuat sektor konstruksi di tanah air mengalami perkembangan yang signifikan dan juga meningkatkan persaingan di antara para pengusaha

Lebih terperinci

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA Peter F. Kaming, Harijanto Setiawan, dan Dhany I.Kartolo Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Teknik, Email kaming@mail.uajy.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam menyusun strategi penawaran untuk memenangkan tender, model

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam menyusun strategi penawaran untuk memenangkan tender, model BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa hasil perhitungan di sub bab 4.8 dan pembahasan di sub bab 4.9, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang ada:

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT DAN MARK UP

ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT DAN MARK UP TUGAS AKHIR ANALISIS HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA PROSES PELELANGAN UNTUK MENDAPATKAN NILAI EXPECTED PROFIT DAN MARK UP DENGAN PEMODELAN FRIEDMAN, ACKOFF & SASIENI DAN GATES (Studi Kasus : Layanan Pengadaan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL FRIEDMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL FRIEDMAN TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL FRIEDMAN TUGAS AKHIR Oleh : PUTU RISKY SURYA KENCANA PUTRA NIM: 1019151015 JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

BID EVALUATION SYSTEM

BID EVALUATION SYSTEM BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini:

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini: Yang bertanda tangan dibawah ini: SURAT PERNYATAAN 1. N a m a : I Made Deskya adi Kesawa 2. NIM : 1104105026 3. Program Studi : Teknik Sipil 4. Fakultas : Teknik 5. Alamat : Jl. Mudutaki Perum. Tegaljaya

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH

STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH STUDI PENGARUH PERBEDAAN HARGA PENAWARAN DAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) TERHADAP KINERJA PENYELESAIAN PROYEK-PROYEK PEMERINTAH Anton Soekiman 1 and Elly El Rahmah 2 1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi. sasarannya telah digariskan dengan jelas. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegiatan Proyek Menurut Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Project Management Institute (1996) sebuah proyek memiliki dua karakteristik utama yaitu bersifat temporer dan unik. Disebut temporer karena hanya terjadi

Lebih terperinci

RENCANA BIAYA PELAKSANAAN (RBP) YANG PALING MUNGKIN PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN BANTUAN

RENCANA BIAYA PELAKSANAAN (RBP) YANG PALING MUNGKIN PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN BANTUAN 1 RENCANA BIAYA PELAKSANAAN (RBP) YANG PALING MUNGKIN PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN BANTUAN PROGRAM @RISK I Ketut Nudja S. 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM STRATEGI PENAWARAN PT.BUMI KARSA MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN. Abstrak

STUDI KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM STRATEGI PENAWARAN PT.BUMI KARSA MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN. Abstrak STUDI KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM STRATEGI PENAWARAN PT.BUMI KARSA MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN Muhammad Nur Andry Djaja, Program Studi Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Email andriedj78@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perancangan suatu proyek konstruksi, harga merupakan hal yang sangat penting. Perhitungan harga proyek diperlukan oleh pengguna jasa untuk membuat Owner Estimate

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi, (Universitas Kristen Petra), hal.

DAFTAR ACUAN. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi, (Universitas Kristen Petra), hal. 115 DAFTAR ACUAN [1] Kerzner Harold, (2001). Project Management: A System to Planning, Scheduling and Controlling, (7 th Edition, John Wiley & Sons), hal. 3. [2] Santoso, Indriani, (1999). Analisa Overruns

Lebih terperinci

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K)

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) Zaenal Arifin 1 dan Dara Juwanti 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang berkualitas. Untuk pengadaannya dilakukan proses pelelangan tender untuk semua proyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian tentang Strategi dan Analisis Penetapan Harga Proyek oleh Kontraktor yang terdiri dari 30 pernyataan ditujukan untuk direktur, estimator, manajer

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI Mansye Ronal NRP : 0221013 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan konstruksi/kontraktor harus dapat memenuhi dua syarat agar dapat sukses. Pertama, harga harus mencerminkan keuntungan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ANALISIS PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh: CHANDRA No. Mhs : NPM :

STRATEGI DAN ANALISIS PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh: CHANDRA No. Mhs : NPM : STRATEGI DAN ANALISIS PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh: CHANDRA No. Mhs : 10623 NPM : 01 02 10623 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan proyek telah dikenal sejak dahulu, baik membuat rumah tinggal sederhana maupun membuat suatu infrastruktur raksasa. Pada jaman dunia modern seperti saat ini,

Lebih terperinci

STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN DAN GATES

STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN DAN GATES STRATEGI PENAWARAN UNTUK PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MODEL FRIEDMAN DAN GATES Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FAJAR

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing

BAB I I. PENDAHULUAN. a. Extraction, meliputi Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping. b. Refining, Crushing, Milling dan Processing BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan kontraktor tambang International memiliki target produksi yang sangatlah besar. Seluruh kegiatan perusahaan difokuskan terutama pada kegiatan penambangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik. sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada awalnya merupakan sistem e-procurement (pengadaan secara elektronik) yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR TUGAS AKHIR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR WINDIARTO ABISETYO NRP 3106100105 DOSEN PEMBIMBING Farida Rachmawati, ST., MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi harga penawaran pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dalam menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN NILAI MARKUP MINIMUM SEBAGAI STRATEGI UNTUK MEMENANGKAN PENAWARAN PROYEK KOSNTRUKSI DENGAN MODEL FAIR AND REASONABLE MARKUP (FARM)

STUDI PENENTUAN NILAI MARKUP MINIMUM SEBAGAI STRATEGI UNTUK MEMENANGKAN PENAWARAN PROYEK KOSNTRUKSI DENGAN MODEL FAIR AND REASONABLE MARKUP (FARM) STUDI PENENTUAN NILAI MARKUP MINIMUM SEBAGAI STRATEGI UNTUK MEMENANGKAN PENAWARAN PROYEK KOSNTRUKSI DENGAN MODEL FAIR AND REASONABLE MARKUP (FARM) Dewa Ketut Sudarsana 1, Putu Dharma Warsika 1, I G. N.

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal dan akhir, dan umumnya berjangka pendek (Ervianto, 2002). Proyek

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya era globalisasi yang ditandai dengan dimulainya AFTA tahun 2003, negara-negara maju dan negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal ada akhir, dan umumnya berjangka pendek (Ervianto,2002). Proyek

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MONTE CARLO PADA PENJADWALAN PROYEK GEDUNG DINAS SOSIAL KOTA BLITAR NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PENERAPAN METODE MONTE CARLO PADA PENJADWALAN PROYEK GEDUNG DINAS SOSIAL KOTA BLITAR NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL PENERAPAN METODE MONTE CARLO PADA PENJADWALAN PROYEK GEDUNG DINAS SOSIAL KOTA BLITAR NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik ROYYAN AULABIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/ tender. Proses ini menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kompetisi di dunia bisnis konstruksi terus meningkat secara tajam dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah harga penutupan saham-saham yang direkomendasikan akan dapat bertahan pada tahun politik (2014) dalam media kompas.com,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METODE STRATEGI PENAWARAN PROYEK KONTRUKSI

TUGAS AKHIR METODE STRATEGI PENAWARAN PROYEK KONTRUKSI TUGAS AKHIR METODE STRATEGI PENAWARAN PROYEK KONTRUKSI (Studi Kasus LPSE Kotamadya Yogyakarta) Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Laporan Tugas Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara merealisasikan sebuah ide menjadi bangunan sipil dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

MODEL PENETAPAN TARGET PRICE PADA HPS/OE GUNA MENINGKATKAN CONFIDENCE LEVEL PENGAMBIL KEPUTUSAN PADA PELELANGAN PROYEK EPC MIGAS DI INDONESIA

MODEL PENETAPAN TARGET PRICE PADA HPS/OE GUNA MENINGKATKAN CONFIDENCE LEVEL PENGAMBIL KEPUTUSAN PADA PELELANGAN PROYEK EPC MIGAS DI INDONESIA MODEL PENETAPAN TARGET PRICE PADA HPS/OE GUNA MENINGKATKAN CONFIDENCE LEVEL PENGAMBIL KEPUTUSAN PADA PELELANGAN PROYEK EPC MIGAS DI INDONESIA Ignatius Totok Sugiarto 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012

PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY. Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012 PENENTUAN NILAI MARK-UP PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN REGRESI DUMMY Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17 JANUARI 2012 MAHASISWA : DWITYA DHANURENDRA (3107 100 022) DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek Gedung (M. Ikhsan S) 49 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan M. Ikhsan Setiawan, ST, MT ABSTRAK Dalam pelelangan

Lebih terperinci

DAFTAR ACUAN. Identifikasi faktor dominan..., Iwan Darliansyah, FT UI, 2008

DAFTAR ACUAN. Identifikasi faktor dominan..., Iwan Darliansyah, FT UI, 2008 DAFTAR ACUAN [1] Asiyanto, Ir. MBA. IPM. Construction Project Cost Management. ed: 2. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 2005. [2] Asiyanto, Ir. MBA. IPM. Hasil penelitian : wawancara [3] Batara. Analisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan sampel sebanyak 140 orang. Data penelitian diambil menggunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM MENYUSUN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM MENYUSUN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM MENYUSUN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI Rinia Susanti 1 dan Yohanes LD Adianto 2 1) Alumni Program Magister Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan Bandung,

Lebih terperinci

TESIS FERDINAND FASSA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008.

TESIS FERDINAND FASSA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008. 079/FT.01/TESIS/01/2008 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERHADAP KINERJA BIAYA KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG KONTRAKTOR DI WILAYAH JABODETABEK TESIS Oleh FERDINAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Item Response Model adalah model yang digunakan untuk. menganalisa apakah suatu soal dalam suatu alat tes baik atau tidak.

BAB I PENDAHULUAN. Item Response Model adalah model yang digunakan untuk. menganalisa apakah suatu soal dalam suatu alat tes baik atau tidak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Item Response Model adalah model yang digunakan untuk menganalisa apakah suatu soal dalam suatu alat tes baik atau tidak. Baik tidaknya suatu soal ditentukan oleh karakteristik

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PROSES ESTIMASI BIAYA PROYEK PEMASANGAN BOX CULVERT KENJERAN LARANGAN

PENERAPAN PENDEKATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PROSES ESTIMASI BIAYA PROYEK PEMASANGAN BOX CULVERT KENJERAN LARANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PROSES ESTIMASI BIAYA PROYEK PEMASANGAN BOX CULVERT KENJERAN LARANGAN Claudia Masita Imaniar Suryanto, Nugroho Priyo Negoro Jurusan Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

STRATEGI PENENTUAN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO

STRATEGI PENENTUAN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO STRATEGI PENENTUAN HARGA PENAWARAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO TUGAS AKHIR Oleh Sucipta Bintang Pradnya Dewi NIM : 1204105035 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi pembelajaran dan pembahasannya. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK

ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK ANALISIS METODE MONTECARLO PADA KONSEP NILAI HASIL UNTUK MONITORING PROYEK Rizki Gumelar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang semakin maju ini jaringan kerja sangat penting peranannya untuk memajukan suatu usaha atau pun proyek yang sederhana hingga proyek besar karena jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dibahas antara lain sejarah singkat, kegiatan, struktur organisasi, serta tata laksana

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dibahas antara lain sejarah singkat, kegiatan, struktur organisasi, serta tata laksana BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dari skripsi ini adalah PT Rajawali. Adapun hal yang akan dibahas antara lain sejarah singkat, kegiatan, struktur organisasi, serta tata

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan Tidak jarang ditemui proyek teknologi informasi yang gagal dalam menyatukan rencana mengenai ruang lingkup, waktu dan biaya. Para manajer menyebutkan bahwa menyelesaikan proyek tepat waktu merupakan tantangan

Lebih terperinci

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang)

MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) MONITORING PROYEK DENGAN METODE MONTE CARLO PADA DURASI PEKERJAAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang) Saifoe El Unas, Achfas Zacoeb, M. Hamzah Hasyim, M. Azharul

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Differential Cost Analysis, Accept or Reject Special Order. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: Differential Cost Analysis, Accept or Reject Special Order. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The accuracy of the calculation of production costs is very important because this increases the competitive power and is the basis for management considerations in decision making. In writing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Mulai Studi Literatur : - Buku Teks - Jurnal Studi Kasus Pembuatan Kuesioner Penyebaran Kuesioner, Wawancara & Pengumpulan Data Pengumpulan Data CO

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN MEMENANGKAN TENDER DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO SKRIPSI

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN MEMENANGKAN TENDER DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO SKRIPSI NO.777/FT.01/SKRIP/01/2008 IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN MEMENANGKAN TENDER DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO SKRIPSI Oleh IWAN DARLIANSAH 04 03 01 038 Y SKRIPSI INI DIAJUKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis risiko..., Darma Hendra, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis risiko..., Darma Hendra, FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mizuno (1994) mengatakan, pengendalian mutu yang sering disebut sebagai QC (Quality Control), diterapkan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat sekitar tahun 1920

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Lembaga Pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) mulai dipersiapkan sejak tahun 2008. Sistem pengadaan barang dan jasa

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Hasil Pengujian Model Dari pengujian model dengan simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000 iterasi yang merupakan iterasi terpilih, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Lebih terperinci

TESIS YOGYAKARTA NPM

TESIS YOGYAKARTA NPM TESIS OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA PADAA PELAKSANAANN PROYEK HOTEL HORISON ULTIMA RISS YOGYAKARTA Disusun Oleh : I DEWA GEDE MAS JAYA KESUMA NPM : 115101738 / MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA PROYEK

MANAJEMEN BIAYA PROYEK MANAJEMEN BIAYA PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Biaya Biaya adalah sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik. Biaya umumnya diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini, emiten-emiten yang akan digunakan sebagai objek penelitian adalah Return saham Bank BNI,

Lebih terperinci

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA PADA PROYEK REHABILITASI KANTOR UPT PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN LAMONGAN MENURUT ANALISA SNI DAN METODE BOW

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA PADA PROYEK REHABILITASI KANTOR UPT PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN LAMONGAN MENURUT ANALISA SNI DAN METODE BOW J u r n a l C I V I L L a V o l 1 N o 2 S e p t e m b e r 2 0 1 6 ISSN. 2503-2399 ESTIMASI ANGGARAN BIAYA PADA PROYEK REHABILITASI KANTOR UPT PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN LAMONGAN MENURUT ANALISA SNI DAN

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada Bab III METODE PENELITIAN Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada setiap proyek kontruksi dilakukan pertama-tama dengan pengumpulan studi literature pembelajaran dan

Lebih terperinci