Permalink/DOI:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Permalink/DOI:"

Transkripsi

1 Available online at website : DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015, Permalink/DOI: Naskah diterima: 09 Maret 2015; direvisi: 08 April 2015; disetujui: 07 Mei 2015

2 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 1 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), h. 3 2 Rachmat Djoko Pradopo, Prinsip-prinsip Kritik Sastra Teori dan Penerapannya, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

3 Taryanti, Bahtiar, A 3 Sapardi Djoko Damono dalam pengantar buku Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar karya Soenarjati Djajanegara (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000) DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

4 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 4 Soenarjati Djajanegara, Kritik Sastra Feminis..., h Ulfa Ilyas, Emmy Saelan Kisah Pejuang Wanita Garis Depan, diakses pada September DDS Lumoindong, Tokoh Pejuang bagi Emansipasi Wanita, www://minahasanet.blogspot.com, diakses pada September Juka Atur, Pejuang Kemajuan Wanita, diakses pada September DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

5 Taryanti, Bahtiar, A h B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), h Jane Pilcher dan Imelda Whelehan, 50 Key Concepts in Gender Studies, (London: SAGE Publication, 2004), DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

6 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 10 Gadis Arivia, Feminisme: Sebuah Kata Hati, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006), h Adib Sofia, Aplikasi Kritik Sastra Feminis, (Yogyakarta: Citra Pustaka. 2009), h Adib Sofia, Aplikasi Kritik Sastra.., h Partini Sardjono Pradotokusumo, Pengkajian Sastra, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

7 Taryanti, Bahtiar, A 14 Stevi Jacson dan Jackie Jones, Pengantar Teori-teori Feminis Kontemporer, (Yogyakarya: Jalasutra, 2009), h Androsentris telah mempengaruhi pilihan topik penelitian dan pengembangan teori yang berpusat pada apa yang dianggap penting oleh laki-laki. Ini semuanya berarti bahwa pengalaman dari setengah umat manusia adalah perempuan tidak dianggap penting untuk menjadi topik bahasan akademis. 16 Stevi Jacson, Pengantar Teori-teori Feminis, h Soenarjati Djajanegara, Kritik Sastra Feminis..., h. 4 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

8 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 3) 18 Adib Sofia, Aplikasi Kritik Sastra.., h Saparinah Sadli, Berbeda Tetapi Setara..., h Adib Sofia, Aplikasi Kritik Sastra.., h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

9 Taryanti, Bahtiar, A 21 R.A. Kartini, Surat-surat Kartini Renungan tentang dan untuk Bangsanya, diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno, cetakan ketiga, (Indonesia: Djambatan, 1985), h Konsep kekuasaan yang berlaku dalam masyarakat dan kebudayaan Jawa, yaitu konsep tentang kekuasaan sebagai kemampuan mengkonsentrasikan berbagai kekuatan yang bertentangan, yang salah satunya direpresentasikan dalam bentuk kemampuan membangun keluarga poligami dan hubungan seks dengan banyak wanita. Lihat lebih lanjut: Faruk, Women Womeni Lupus, (Magelang: Indonesia Tera, 2000), h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, 2013, h. 1 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

10 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 25 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah..., h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

11 Taryanti, Bahtiar, A DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

12 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 26 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

13 Taryanti, Bahtiar, A 28 Ibid, h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h. 72 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

14 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 31 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

15 Taryanti, Bahtiar, A 34 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h. 82 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

16 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 38 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

17 Taryanti, Bahtiar, A 40 Konsep kekuasaan yang berlaku dalam masyarakat dan kebudayaan Jawa, yaitu konsep tentang kekuasaan sebagai kemampuan mengkonsentrasikan berbagai kekuatan yang bertentangan, yang salah satunya direpresentasikan dalam bentuk kemampuan membangun keluarga poligami dan hubungan seks dengan banyak wanita. 41 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h. 160 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

18 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya 44 Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Abidah El Khalieqy, Geni Jora..., h Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah..., h Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah..., h DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

19 Taryanti, Bahtiar, A 48 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompetensi Dasar untuk Sekolah..., h. 9 DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

20 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

21 Taryanti, Bahtiar, A DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1),

22 Feminisme dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(1), 2015

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abidah El Khalieqy (AEK) adalah pengarang yang kreatif, memiliki daya imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak pembacanya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Canadian Aditya Saputra NIM 082110088 Pendidikan

Lebih terperinci

(S.S.)

(S.S.) (S.S.) (S.S.) .1.2.3 .................. Heri Aprilianto, Tokoh Utama Wanita dalam Pandangan Gender pada Novel Wajah Sebuah Vagina Karya Naning Pranoto, (Semarang: UNNES, 2005), hal. 2. Soenaryati

Lebih terperinci

Permalink/DOI:

Permalink/DOI: Available online at website : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 3(1), 2016, 20-35 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.4182

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI

KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI KARAKTERISASI TOKOH DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: LULUH LUTFI

Lebih terperinci

Permalink/DOI:

Permalink/DOI: Available online at website : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 2(2), 2015, 216-241 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v2i2.3629

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Quran dan Terjemahannya (Diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsir Al-Quran) Jakarta: Internusa.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Quran dan Terjemahannya (Diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsir Al-Quran) Jakarta: Internusa. DAFTAR PUSTAKA Al-Faruqi, Lamya. 1997. Ailah, Masa Depan Kaum Wanita, Model Masyarakat Ideal Tawaran Islam: Studi Kasus Amerika dan Masyarakat Moderen; Penerjemah Masyhur Abadi. Surabaya: Pustaka Progressif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk marginalisasi yang terdapat dalam novel Adam Hawa karya. Muhidin M. Dahlan terdapat 5 bentuk. Bentuk marginalisasi tersebut

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk marginalisasi yang terdapat dalam novel Adam Hawa karya. Muhidin M. Dahlan terdapat 5 bentuk. Bentuk marginalisasi tersebut BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dilakukan penelitian sesuai dengan fokus permasalahan, tujuan penelitian dan uraian dalam pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Bentuk marginalisasi yang

Lebih terperinci

SILABUS SASTRA ANAK INA221 PBSI / SMS VI

SILABUS SASTRA ANAK INA221 PBSI / SMS VI SILABUS SASTRA ANAK INA221 PBSI / SMS VI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA 1 SILABUS I. Identitas Mata

Lebih terperinci

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Fauzia Ika Rosiani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN PEREMPUAN MENURUT ISLAM DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY. OLEH: Yogha Sriwandhani ( )

HAK DAN KEWAJIBAN PEREMPUAN MENURUT ISLAM DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY. OLEH: Yogha Sriwandhani ( ) HAK DAN KEWAJIBAN PEREMPUAN MENURUT ISLAM DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY OLEH: Yogha Sriwandhani (201110080311088) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR

MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Feminisme dalam Novel 3. Judul Karya yang Diulas : Novel Geni Jora, Namaku Teweraut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ABSTRAK Oleh: Ngismatul Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia fua.pradipta@yahoo.com.

Lebih terperinci

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210

KAJIAN PROSA FIKSI IN 210 SILABUS MATA KULIAH KAJIAN PROSA FIKSI IN 210 Dosen Pengampu Mata Kuliah: Drs Memen Durachman, M.Hum. Halimah, M.Pd. JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA

SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA JURDIKSATRASIA SILABUS KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA IN 210 (2 SKS) Halimah (2321) Semester Genap 2009/2010 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan ini

Lebih terperinci

TELAAH INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI

TELAAH INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI TELAAH INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI Oleh: MOH. ANIS NIM 09340119 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Resma Anggraini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Resmaanggraini89@yahoo.co.id

Lebih terperinci

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nita Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh perempuan dan juga terdapat

Lebih terperinci

NOVEL GENI JORA DAN MATARAISA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY (KAJIAN KESETARAAN GENDER DAN NILAI PENDIDIKAN)

NOVEL GENI JORA DAN MATARAISA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY (KAJIAN KESETARAAN GENDER DAN NILAI PENDIDIKAN) NOVEL GENI JORA DAN MATARAISA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY (KAJIAN KESETARAAN GENDER DAN NILAI PENDIDIKAN) SKRIPSI Oleh: ZURNI MASRUROTIN K1209078 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI. Oleh : FITRI JAYANTI NIM

ANALISIS DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI. Oleh : FITRI JAYANTI NIM ANALISIS DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SKRIPSI Oleh : FITRI JAYANTI NIM 201010080311087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

KESETARAAN GENDER DALAM NOVEL PEMENANG SAYEMBARA MENULIS NOVEL DKJ TAHUN 2003: Tinjauan Ginokritik

KESETARAAN GENDER DALAM NOVEL PEMENANG SAYEMBARA MENULIS NOVEL DKJ TAHUN 2003: Tinjauan Ginokritik KESETARAAN GENDER DALAM NOVEL PEMENANG SAYEMBARA MENULIS NOVEL DKJ TAHUN 2003: Tinjauan Ginokritik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

KAJIAN INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARYAMAH KARPOV KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI. Oleh Muh Haris Hadi Subrata NIM

KAJIAN INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARYAMAH KARPOV KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI. Oleh Muh Haris Hadi Subrata NIM KAJIAN INTERAKSI SOSIAL TOKOH UTAMA PADA NOVEL MARYAMAH KARPOV KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Oleh Muh Haris Hadi Subrata NIM 201010080311140 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel adalah sebuah karya sastra yang didalamnya terkandung sebuah struktur makna atau struktur bermakna. Hal itu juga yang mengingatkan kita bahwa karya sastra

Lebih terperinci

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Prioritasari Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Ratihprioritasari @ymail.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1 Abstrak Pandangan ketiga tokoh utama wanita tentang emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Studi Terdahulu. Begitu juga dengan analisis terhadap karya Perempuan Berkalung Sorban.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Studi Terdahulu. Begitu juga dengan analisis terhadap karya Perempuan Berkalung Sorban. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Studi Terdahulu Penelitian mengenai resepsi sastra sudah banyak dilakukan sebelumnya. Begitu juga dengan analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Feminisme dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Penelitian tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. Feminisme dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Penelitian tersebut 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul Feminisme dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR DAN JENIS FEMINISME DALAM NOVEL MISTERI DENDAM SEORANG ISTRI KARYA S. MARA Gd ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS UNSUR DAN JENIS FEMINISME DALAM NOVEL MISTERI DENDAM SEORANG ISTRI KARYA S. MARA Gd ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS UNSUR DAN JENIS FEMINISME DALAM NOVEL MISTERI DENDAM SEORANG ISTRI KARYA S. MARA Gd ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ITELIA NIM 080320717090 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dua metode yakni Pay off Idea (mempengaruhi pembaca dengan memberikan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dua metode yakni Pay off Idea (mempengaruhi pembaca dengan memberikan 125 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Majalah Femina dalam rubrik Rupa-rupa secara umum menunjukkan bahwa isi dari artikel-artikelnya menggunakan pesan persuasif dan menggunakan dua metode yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata śās- yang berarti instruksi

Lebih terperinci

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

RPKPS (4) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN(KOMPETENSI) Introduction : 5% Perkenalan, Kontrak perkuliahan, RPKPS

RPKPS (4) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN(KOMPETENSI) Introduction : 5% Perkenalan, Kontrak perkuliahan, RPKPS RPKPS Mata Kuliah : Politik dan Gender Kode/ Bobot : IPL 4142 / 2-0 Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini mengkaji berbagai isu dalam sistem politik yang dilihat dari sudut pandang teori analisis. Maka,

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH KODE : KAJIAN PROSA FIKSI INDONESIA : IN409 HALIMAH, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 0 LEMBAR VERIFIKASI DAN VALIDASI SILABUS

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA 1 ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Hidayatik, Sukirno, Bagiya Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil ekspresi isi jiwa pengarangnya. Melalui karyanya pengarang mencurahkan isi jiwanya ke dalam tulisan yang bermediumkan bahasa

Lebih terperinci

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN KELAYAKANNYA. Oleh

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN KELAYAKANNYA. Oleh FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN KELAYAKANNYA Oleh Yuningsih Muhammad Fuad Nurlaksana Eko Rusminto Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: yuningsihaja77@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! 1. Diskusikan bersama kelompok Anda permajasan dan penyiasatan struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan rumusan

Lebih terperinci

POTRET PEREMPUAN DALAM NOVEL PEREMPUAN PANGGUNG KARYA IMAN BUDHI SANTOSA

POTRET PEREMPUAN DALAM NOVEL PEREMPUAN PANGGUNG KARYA IMAN BUDHI SANTOSA POTRET PEREMPUAN DALAM NOVEL PEREMPUAN PANGGUNG KARYA IMAN BUDHI SANTOSA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Sarjana Oleh Yuliana NIM 07340020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yesica Silvi Anastasia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak akan lepas dari beberapa macam proses-proses sosial yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak akan lepas dari beberapa macam proses-proses sosial yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara kodrati Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya tidak akan lepas dari beberapa macam proses-proses sosial yang melibatkan dirinya dengan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY

CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY CITRA WANITA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY Nurhayati Pbsi, fkip, Universitas Muhammadiyah Purworejo Surel: nurhayatiginanjar@gmail.com ABSTRAK: Tulisan ini secara umum

Lebih terperinci

ANALISIS CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

ANALISIS CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ANALISIS CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY SKRIPSI Oleh NUNUNG DWIKA DWI NIM 09340095 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme. Oleh : Rusmiati K

Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme. Oleh : Rusmiati K Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme Oleh : Rusmiati K 1203067 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser RESPONS TOKOH PEREMPUAN TERHADAP IDEOLOGI PATRIARKI DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: SUATU KAJIAN FEMINIS Sherly Yunityas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya respons tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu

Lebih terperinci

2016 DIALEKTIKA P-ISSN: X E-ISSN:

2016 DIALEKTIKA P-ISSN: X E-ISSN: Available online at website : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 3(1), 2016, 100-119 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Katharina Blum karya Heinrich Theodor Böll serta analisis bab demi bab. maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Katharina Blum karya Heinrich Theodor Böll serta analisis bab demi bab. maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan roman berjudul Die verlorene Ehre der Katharina Blum karya Heinrich Theodor Böll serta analisis bab demi bab maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL 5 KELOPAK MAWAR BERBISA KARYA RIA JUMRIATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL 5 KELOPAK MAWAR BERBISA KARYA RIA JUMRIATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL 5 KELOPAK MAWAR BERBISA KARYA RIA JUMRIATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Sulistiyono Program StudiPendidikanBahasadanSastra Indonesia UniversitasMuhammadiyahPurworejo

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra. NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ginanjar Subekti Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia ginanjarsubekti10@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

Permalink/DOI:

Permalink/DOI: Available online at website : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika DIALEKTIKA: jurnal bahasa, sastra, dan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, 3(1), 2016, 52-66 Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.4181

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII Oleh: Alif Nurcahyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ب

ب ب ج Citra Perempuan dalam Novel Lailatun Wahidah Karya Kuwlit Al-Khuwriyyi (Analisis Kritik Sastra Feminis) Skripsi ini mengkaji citra perempuan dalam novel Lailatun Wahidah karya Kuwlit Al-Khuwriyyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang ekspresif. Di dunia ini banyak sekali cara mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi ini dapat lewat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik 68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya

Lebih terperinci

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Kajian Puisi Indonesia (+praktikum) Nomor Kode : IN 209

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Kajian Puisi Indonesia (+praktikum) Nomor Kode : IN 209 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Kajian Puisi Indonesia (+praktikum) Nomor Kode : IN 209 Jumlah SKS : 4 SKS Semester : 2 Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Keahlian Prodi Prorgam Studi/Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah mulai terdengar, berganti dengan istilah baru, yaitu kesetaraan gender.

BAB I PENDAHULUAN. sudah mulai terdengar, berganti dengan istilah baru, yaitu kesetaraan gender. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emansipasi wanita saat ini meluas sampai keberbagai bidang, baik di ranah politik, sosial, ekonomi, budaya, maupun agama. Belakangan, istilah emansipasi ini sudah mulai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI Oleh SELLA RISVIANA MAYADITA 201110080311118 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup berbudaya dan berkomunikasi. Salah satu cara manusia untuk berkomunikasi yaitu melalui sastra. Sastra merupakan salah satu

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah JURNAL PENELITIAN ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL PUSARAN ARUS WAKTU KARYA GOLA GONG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Senada dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Senada dengan 28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Irwan (Ed) Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Irwan (Ed) Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan (Ed). 2006. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Abidin, Zaenal. 2011. Filsafat Manusia. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Adian, Donny Gahal.2005. Percik Pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

SILABUS PUISI INDONESIA BIS012. Drs. Ihsan Abraham, M.Pd

SILABUS PUISI INDONESIA BIS012. Drs. Ihsan Abraham, M.Pd SILABUS Kode dokumen : P04.SILABUS.BIS012 Halaman : Page 1 of 5 PUISI INDONESIA BIS012 Drs. Ihsan Abraham, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0 SILABUS Fakultas : FBS Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0 : I Mata Kuliah Prasyarat & Kode : - Dosen : I.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. gaya bahasa perulangan pada antologi geguritan Garising Pepesthen karya R. Bambang Nursinggih, dapat diperoleh kesimpulan di bawah ini.

BAB V PENUTUP. gaya bahasa perulangan pada antologi geguritan Garising Pepesthen karya R. Bambang Nursinggih, dapat diperoleh kesimpulan di bawah ini. 84 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian analisis gaya bahasa perulangan pada antologi geguritan Garising Pepesthen karya R. Bambang Nursinggih, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali Modern dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam bentuk puisi, cerita

Lebih terperinci

REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA

REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA REPRESENTASI PANDANGAN DUNIA PENGARANG PADA NOVEL LANANG KARYA YONATHAN RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI SASTRA Oleh DELTA RATIH ASMARA NIM 09340164 PROGRAM STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

Lebih terperinci

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY E-JOURNAL

FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY E-JOURNAL FEMINISME DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh NIKEN TAURISTA PERMATA SARI NIM 120388201108

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA TENTANG PERAN PEREMPUAN JAWA PADA NOVEL CENTHINI KARYA SRI WINTALA ACHMAD SKRIPSI

ANALISIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA TENTANG PERAN PEREMPUAN JAWA PADA NOVEL CENTHINI KARYA SRI WINTALA ACHMAD SKRIPSI ANALISIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA TENTANG PERAN PEREMPUAN JAWA PADA NOVEL CENTHINI KARYA SRI WINTALA ACHMAD SKRIPSI Disusun Ahmad Rijal Al Hakim 09340085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA,

Lebih terperinci

REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI

REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN BERHIJAB DALAM IKLAN SHAMPOO SUNSILK CLEAN AND FRESH DI TELEVISI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak bertolak dari kekosongan karena pasti ada hal yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak bertolak dari kekosongan karena pasti ada hal yang melatarbelakangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak bertolak dari kekosongan karena pasti ada hal yang melatarbelakangi suatu karya sehingga dapat dihasilkan. Salah satu bentuk karya sastra adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tradisi keperawanan di negara Indonesia sangat kuat. Masyarakat sangat menjunjung tinggi dan mengagungkan tradisi keperawanan, bahkan telah menjadi ideologi,

Lebih terperinci