-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-
|
|
- Yohanes Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE DAN GENDER PENGARANG Asep Jejen Jaelani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan Abstract The title of this study is a comparison of Figures Character Depiction of Women On Novel Siti Nurbaya by Marah Rusli and Assalamualaikum Beijing by Asma Nadia Based Work Period and Gender Author. Problem formulation: 1) how the comparison portrayal of women characters in the novel Siti Nurbaya by Marah Rusli and Assalamualaikum Beijing by Asma Nadia by period?; 2) how the comparative portrayal of women characters in the novel Siti Nurbaya by Marah Rusli and Assalamualaikum Beijing by Asma Nadia by gender author? Methods: Descriptive comparative. Conclusion: comparison of women s portrayal of the character in the novel Siti Nurbaya by Marah Rusli and Assalamualaikum Beijing by Asma Nadia seen works by gender author as follows: the author male with female authors use the same both direct and indirect ways. Dominant use indirect ways that the author male - male. While the more dominant in a direct way that women authors. Keywords: comparison, the depiction of female characters, period, and gender Abstrak Judul penelitian ini adalah Perbandingan Penggambaran Karakter Tokoh Perempuan Pada Novel Sitti Nurbaya Karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia Berdasarkan Periode dan Gender Pengarang. Rumusan Masalah: 1) bagaimanakah perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berdasarkan periode?; 2) bagaimanakah perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berdasarkan gender pengarang? Metode: deskriptif komparatif. Simpulan: 1) perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia dilihat berdasarkan periode sebagai berikut: antara pengarang periode 20-an dengan pengarang periode 2000-an keduanya sama-sama menggunakan cara langsung dan tidak langsung. Yang lebih dominan menggunakan cara tidak langsung yaitu pengarang 20-an, sedangkan yang lebih dominan menggunakan cara langsung yaitu pengarang periode 2000-an; 2) perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia dilihat berdasarkan gender pengarang sebagai berikut: antara pengarang laki-laki dengan pengarang perempuan keduanya sama-sama menggunakan cara langsung dan tidak langsung. Yang lebih dominan menggunakan cara tidak langsung yaitu pengarang laki - laki. Sementara yang lebih dominan menggunakan cara langsung yaitu pengarang perempuan. Kata kunci : perbandingan, karakter tokoh perempuan, periode, dan gender Pendahuluan Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya. Prosa iksi (novel) dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang membangun prosa iksi (novel) yaitu tema, alur/plot, tokoh dan perwatakan, latar/setting, gaya, titik pengisahan, dan amanat, sedangkan unsur ekstrinsik yang membangun sastra dari luar seperti pendidikan, agama, ekonomi, ilsafat, psikologi dan lain-lain. Di antara beberapa unsur intrinsik prosa iksi di atas salah satunya adalah tokoh dan perwatakan. Tokoh adalah orang-orang yang terlibat di dalam cerita yang disampaikan 201
2 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIpengarang. Setiap tokoh memiliki karakter. Karakter dapat diartikan sebagai suatu sifat atau watak yang dapat membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. Seorang pengarang prosa iksi khususnya novel menggambarkan tokoh dan perwatakan secara berbeda-beda. Menurut Sugiantomas (1998:48) ada tiga cara pengarang dalam melukiskan watak tokoh, yaitu dengan cara langsung atau analitik, dengan cara tak langsung atau dramatik, dan cara campuran analitik dan dramatik. Karakter atau watak seorang tokoh perempuan yang digambarkan oleh pengarang akan memiliki ciri khas tertentu. Ciri khas itu disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya latar belakang pengarang, gender pengarang, pendidikan pengarang, lingkungan hidup pengarang, budaya atau kebiasaan pengarang, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengarangnya. Hal tersebut sesuai dengan yang ditegaskan Taine (dalam Yudiono, 2007:27) bahwa seorang pengarang dipengaruhi oleh ras, lingkungan, dan momen atau saat. Gender pengarang biasanya sangat memengaruhi cara menggambarkan karakter tokoh perempuan. Hal ini seperti yang diungkapkan Djajanegara (2003:19) bahwa wanita memiliki perasaan-perasaan yang sangat pribadi, seperti penderitaan, kekecewaan, atau rasa tidak aman yang hanya bisa diungkapkan secara tepat oleh wanita itu sendiri. Misalnya, bagaimana seorang laki-laki mampu menulis secara rinci rasa sakit, cemas, serta bahagia seorang perempuan menjelang di waktu dan setelah melahirkan bayi? Pengarang perempuan akan lebih mengena atau menyentuh ketika menggambarkan karakter tokoh perempuan tersebut. Karena secara tidak langsung biasanya ia menggambarkan karakter tokoh perempuan tersebut berdasarkan apa yang ia rasakan sendiri. Sementara pengarang laki-laki, menggambarkan karakter tokoh perempuan berdasarkan apa yang pernah dilihatnya dari perempuan-perempuan yang pernah dikenalinya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan pengarang laki-laki akan lebih pandai dalam menggambarkan tokoh perempuan karena keliaran imajinasinya. Selain masalah gender ada juga masalah kapan karya tersebut ditulis pengarang? Pada periode berapa karya tersebut ditulis? Ini sangat berpengaruh juga terhadap gaya pengarang dalam bercerita. Antara periode 20-an dan periode 2000-an tentu cara pengarang pada jangka periode itu memiliki gaya tersendiri, karena situasi politik dan situasi budaya yang sedang terjadi pada masa itu akan memengaruhi pola pikir pengarang. Yudiono (2007) menamakan sastra Indonesia tahun atau periode 20-an itu dengan sebutan masa pertumbuhan, sastra Indonesia tahun 1998-sekarang (2000-an) disebut masa pembebasan. Gaya pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh, baik karakter tokoh perempuan maupun karakter tokoh laki-laki akan berpengaruh pada kesan yang tersurat dan tersirat pada cerita. Cerita yang menarik akan membuat pembaca semakin penasaran dalam membaca karya sastra tersebut (novel). Para pembaca atau penikmat sastra khususnya novel diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan pengarang dalam karya sastranya itu. Adanya kesamaan pemahaman antara pembaca dengan pengarang berarti sudah terjadi komunikasi di antara keduanya. Akan tetapi kenyataan itu sering terjadi sebaliknya. Pembaca tidak dapat memahami apa yang disampaikan pengarang, khususnya mengenai karakter tokoh perempuan. Padahal memahami tokoh itu merupakan salah satu hal yang penting ketika membaca sebuah karya sastra (novel). Karena di dalam karakter tokoh tersebut dapat diambil pembelajaran positif untuk pembaca. Misalnya, jika tokohnya berwatak baik maka pembaca dapat menirunya, dan sebaliknya jika tokohnya berwatak jahat atau pemalas maka pembaca dapat mengambil hikmah dari watak tersebut. Penelitian ini membantu para pembaca yang masih awam terhadap karya sastra (novel) untuk memahami karakter tokoh perempuan dan cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan. Lebih dari itu, penelitian ini memberikan pengetahuan kepada para 202
3 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIpembaca bahwa gender pengarang turut berpengaruh terhadap penciptaan karakter tokoh perempuan, serta karya sastra memiliki periode-periode tertentu. Dari periode itu memiliki karakter tersendiri, seperti yang dijelaskan Yudiono (2007) di atas bahwa periode 20-an dinamakan masa pertumbuhan dan periode 2000-an dinamakan masa pembebasan. Atas dasar tersebut penulis memilih novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nada. Alasan pemilihan kedua novel ini yaitu dilihat dari segi periode kedua novel ini memiliki periode yang jauh berbeda, antara periode 20-an dengan periode 2000-an. Dilihat dari gender pengarang, novel Sitti Nurbaya dikarang oleh laki-laki dan novel Assalamualaikum Beijing dikarang oleh perempuan. Selain itu, novel Sitti Nurbaya ini merupakan salah satu novel terpenting pada periode 20-an, dan ceritanya tak termakan zaman karena temanya tentang cinta. Selanjutnya novel Assalamualaikum Beijing merupakan novel terbaru yang dikarang oleh pengarang periode 2000-an yaitu Asma Nadia. Pengarang ini termasuk pengarang produktif. Tema yang disuguhkan dalam novel Assalamualaikum Beijing juga tentang cinta. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah (1) Bagaimanakah perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berdasarkan periode?, dan (2) Bagaimanakah perbandingan penggambaran karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia berdasarkan gender pengarang? Kajian Pustaka 1. Cara Pengarang dalam Menggambarkan Karakter Tokoh Banyak cara dilakukan pengarang dalam menggambarkan karakter (watak) para tokoh yang diinginkannya. Setiap pengarang tentu memiliki cara tersendiri agar tokoh yang digambarkannya menarik perhatian pembaca. Sugiantomas (1998:48) membaginya menjadi tiga cara pengarang dalam melukiskan watak tokoh, yaitu dengan cara langsung atau analitik, dengan cara tak langsung atau dramatik, dan cara campuran analitik dan dramatik. Cara tak langsung atau dramatik dilakukan dengan: (1) menggambarkan isik tokoh; (2) menggambarkan tempat atau lingkungannya; (3) menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu kejadian; (4) menggambarkan pikiran-pikiran tokoh; (5) menggambarkan melalui dialog tokoh. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012:194) teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya: pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik, yaitu teknik uraian (teeling) dan teknik ragaan (showing). Menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2012:194) teknik penjelasan, ekspositor (ekspository) dan teknik dramatik (dramatic). Menurut Kenny (dalam Nurgiyantoro, 2012:194) teknik diskursif (discursive), dramatik, dan kontekstual. 2. Gender Pengarang Gender pengarang biasanya sangat memengaruhi cara menggambarkan karakter tokoh perempuan. Hal ini seperti yang diungkapkan Djajanegara (2003:19) bahwa wanita memiliki perasaan-perasaan yang sangat pribadi, seperti penderitaan, kekecewaan, atau rasa tidak aman yang hanya bisa diungkapkan secara tepat oleh wanita itu sendiri. Misalnya, bagaimana seorang laki-laki mampu menulis secara rinci rasa sakit, cemas, serta bahagia seorang perempuan menjelang di waktu dan setelah melahirkan bayi? Pengarang perempuan akan lebih mengena atau menyentuh ketika menggambarkan karakter tokoh perempuan tersebut. Karena secara tidak langsung biasanya ia menggambarkan karakter tokoh perempuan tersebut berdasarkan 203
4 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIapa yang ia rasakan sendiri. Sementara pengarang laki-laki, menggambarkan karakter tokoh perempuan berdasarkan apa yang pernah dilihatnya dari perempuan-perempuan yang pernah dikenalinya. Seperti yang telah dipaparkan di atas, laki-laki dalam melukiskan karakter tokoh perempuan berdasarkan apa yang dilihatnya. Laki-laki melihat perempuan berdasarkan budaya atau kebiasan yang sudah menjadi perbincangan umum. Seperti yang diungkapkan Wood (dalam Santrock, 2007:221) di sebagaian besar budaya di dunia, perempuan memiliki kekuasaan dan status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, dan perempuan juga memiliki kontrol yang lebih kecil terhadap sumber daya. Dibandingkan laki-laki, perempuan lebih banyak melakukan tugas-tugas rumah tangga, kurang banyak menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaan yang digaji, memperoleh penghasilan yang lebih rendah, dan kurang banyak yang terpilih menjadi wakil dalam jajaran yang tertinggi dari suatu organisasi. Pemaparan Wood ini sifatnya lebih dasar, melihat perempuan dari sudut pandang perbedaan dengan laki-laki dalam perannya pada lingkungan domestik dan publik. Sementara bagian yang lain seperti perasaan-perasaan yang dialami perempuan tidak dipaparkan. Padahal dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan akan lebih tepat apabila sudut pandang dilihatnya kedua-duanya yaitu hal yang dilakukan perempuan dan hal yang dirasakan perempuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa laki-laki dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan lebih cenderung karakter tokoh perempuan itu lemah, lebih pantas bekerja pada lingkungan domestik, perempuan digambarkan memiliki status lebih rendah dari laki-laki, serta kurang aktif. Sementara perempuan dalam menggambarkan tokoh perempuan di antaranya lebih cenderung memunculkan kesetaraan gender (menggambarkan status perempuan sejajar dengan laki-laki), perempuan kuat atau tidak cengeng seperti yang digambarkan oleh laki-laki, perempuan pantas bekerja pada sektor publik, dan perempuan bersifat aktif. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Metode deskriptif komparatif adalah metode penelitian yang dapat digunakan untuk menggambarkan perbandingan (perbedaan dan persamaan) dua variabel (Heryadi, 2010:44). Hasil dan Pembahasan Novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli termasuk pada karya sastra periode 20-an, yang di dalamnya terdapat beberapa tokoh perempuan di antaranya Sitti Nurbaya, Sitti Maryam, Putri Rubiah, Rukiah, Sitti Alimah, dan Fatimah. Tokoh-tokoh perempuan ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan tersebut pun tak sama. Selain itu, pengarang memiliki ciri khas tertentu di dalam menggambarkan tokoh perempuannya. Marah Rusli dalam novel Sitti Nurbaya menggambarkan karakter tokoh perempuannya dengan cara sebagai berikut: dengan cara langsung sebanyak 6 kutipan, dengan cara tidak langsung ada 66 kutipan, melalui gaya bahasa 2 kutipan, dan melalui sudut pandang 1 kutipan. Selain itu, novel Sitti Nurbaya memiliki ciri bergaya bahasa seragam yaitu masih terasa kemelayuannya, bersifat romantik sentimental, bersifat kedaerahan, bertema sosial, mengandung renungan religiusitas. Pada novel Assalamualikum Beijing, cara Asma Nadia menggambarkan karakter tokoh perempuan di antaranya dengan cara langsung digambarkan total 20 kutipan, dengan cara tidak langsung total 23 kutipan, melalui gaya bahasa total 3 kutipan, melalui sudut pandang total 1 kutipan. Perempuan digambarkan memiliki karakter kuat, lemah, bekerja pada lingkungan 204
5 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIdomestik, bekerja pada lingkungan publik, memiliki status yang sejajar dengan laki-laki, dan aktif. Karakter yang paling dominan adalah karakter kuat. Simpulan Dilihat dari segi periode, cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia antara pengarang periode 20-an (Marah Rusli) dengan pengarang periode an (Asma Nadia) keduanya sama-sama menggunakan cara tidak langsung dan langsung. Yang lebih dominan menggunakan cara tidak langsung yaitu pengarang periode 20-an, sedangkan yang lebih dominan menggunakan cara langsung yaitu pengarang periode 2000-an. Cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh perempuan pada novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia antara pengarang laki-laki dengan pengarang perempuan keduanya sama-sama menggunakan cara tidak langsung dan langsung. Yang lebih dominan menggunakan cara tidak langsung adalah pengarang lakilaki, sedangkan yang lebih dominan menggunakan cara langsung adalah pengarang perempuan. Daftar Pustaka Djajanegara, Soenarjati Kritik Sastra Feminis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yudiono K.S Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Santrock, John W Remaja. Jakarta: Erlangga. Sugiantomas, Aan Kajian Prosa Fiksi. Kuningan: PBSI STKIP. 205
I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Orang dapat mengetahui nilai-nilai
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika belum pernah dijadikan objek penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis memberikan
Lebih terperinciANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI
IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup berbudaya dan berkomunikasi. Salah satu cara manusia untuk berkomunikasi yaitu melalui sastra. Sastra merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciPERBEDAAN GAYA MENULIS CERITA PENDEK SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMA ISLAM TERPADU (IT) BINAUL UMMAH KELAS XI TAHUN AJARAN 2013/2014
PERBEDAAN GAYA MENULIS CERITA PENDEK SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SMA ISLAM TERPADU (IT) BINAUL UMMAH KELAS XI TAHUN AJARAN 2013/2014 Aan Sugiantomas & Nadiyaturahmah Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciNILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM
NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciMODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciOleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya mengalami perubahan baik dari segi isi maupun bahasanya. Salah satu perubahan di dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam karakter yang tercipta dari keluarga, lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk karakter manusia itu masing-masing.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. tentang citra perempuan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye
II. KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini, peneliti akan menyajikan kajian pustaka terkait dengan penelitian tentang citra perempuan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya
Lebih terperinciH. Ajat Sudrajat & Ilman Muzaki Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan
PERBEDAAN ANTARA KEMAMPUAN SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VII SMP NEGERI 1 KRAMATMULYA DALAM MEMAHAMI UNUR-UNSUR INTRINSIK YANG TERDAPAT PADA CERPEN YANG BERJUDUL HUKUMAN MANIS BUAT ARYA KARYA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini
12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari makin banyaknya masyarakat yang gemar membaca karya sastra.
Lebih terperinciTrauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu
Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciNILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hendri Wiyono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo hendriwiyono11@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penulis melakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan PDH dengan menelusuri penelitian sebelumnya. Telaah pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciNILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH
E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Widiasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere-Liye yang telah diuraikan dalam pembahasan, diperoleh simpulan yang terdiri atas simpulan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciTINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA
TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Konflik dalam Karya Sastra Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciBIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA
BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Canadian Aditya Saputra NIM 082110088 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciNILAI PSIKIS DALAM NOVEL BAIT SURAU KARYA RAKHA WAHYU (sebagai upaya alternatif pemilihan bahan ajar Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 di SMA)
NILAI PSIKIS DALAM NOVEL BAIT SURAU KARYA RAKHA WAHYU (sebagai upaya alternatif pemilihan bahan ajar Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 di SMA) Asep Jejen Jaelani & Vini Rianti Sabani Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciProgram Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TOKOH-TOKOH NOVEL BIOLA PASIR DARI MASA LALU KARYA D.K. SUMIRTA Ni Komang Dewi Anggraeni email: dewianggraeni081292@gmail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan
Lebih terperinciNILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK
NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula
Lebih terperinciTOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH
TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH Oleh: Elin Nofia Jumesa 1, Abdurahman 2, Emidar 3. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya
Lebih terperinciASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi
Lebih terperinciBAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI
BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinci