BAB V DETAIL DESAIN. Metode Aritmatik
|
|
- Adi Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V DETAIL DESAIN 5.1 Pryeksi Penduduk Kecamatan Tenggarong Dalam hal merencanakan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dimulai dengan menentukan jumlah debit lumpur tinja yang dihasilkan oleh penduduk di wilayah pelayanan. Penentuan jumlah debit lumpur tinja dapat diketahui dengan melakukan proyeksi jumlah penduduk. Proyeksi jumlah penduduk dimaksudkan untuk memprakirakan jumlah penduduk pada tahun akhir perencanaan yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut, maka dilakukan proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2039 dengan menggunakan metode aritmatik, Metode Geometrik, dan Metode Last Square modifikasi (perhitungan mundur). Metode Aritmatik Pn = Po- Ka (Tn To) Ka = (Pa P1) / (T2 T1) Dimana : Pn = Jumlah Penduduk Tahun ke n; Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = Tahun ke n; To = Tahun dasar; Ka = Konstanta aritmatik; P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I; P2 = Jumlah penduduk yang diketahui tahun terakhir; T1 = Tahun ke I yang diketahui; T2 = Tahun ke II yang diketahui; 52
2 Contoh perhitungan aritmatik tahun 2013 (Tn To) Pn = Po Ka Pn = Po ((P2-P1)/(T2-T1)) Tn-To Pn = (( )/( )) ( ) Pn = Metode Geometrik Pn = Po (1 + r) n Dimana : Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n (Orang) Po = Jumlah penduduk tahun awal (Orang) n = Periode waktu proyeksi r = Rata rata prosentase pertambahan penduduk per tahun Contoh perhitungan geometrik tahun 2013 Pn = Po (1 + r) n Pn = ( ) Pn = Metode Least Square Ŷ = a + bx a = Yꞌ+ b.xꞌ Apabila b sudah dihitung terlebih dahulu a = y. x2 x. y n. x 2 ( x) 2 a = y. x2 x. y n. x 2 ( x) 2 Dimana: Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi; 53
3 X =Variabel independen; a = Konstanta; b = Koefisien arah regresi linier Contoh perhitungan least square tahun 2013 a = Yꞌ+ b.xꞌ a = y. x2 x. y n. xy x. y + x n. x 2 ( x) 2 n. x 2 ( x) Xꞌ 2 a = x ( ) a = Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 Tabel 5.1 Perhitungan statistik jumlah penduduk Kota Tenggarong Tahun Tahun ke Jumlah Penduduk (Orang) X.Y X 2 X Y Jumlah Sumber: Data Primer Penulis,
4 Tabel 5.2 Hasil perhitungan mundur jumlah penduduk Kota Tenggarong Tahun Jumlah Penduduk Hasil Perhitugan X Y Aritmatik Geometrik Last Square Sumber: Data Primer Penulis, 2015 Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus dilakukan analisis dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi. Rumus standar deviasi yang digunakan adalah: s = (Yi Ymean) n 0.5 Contoh Perhitungan Aritmatik s = = Adapun hasil perhitungan standar deviasi disajikan pada Tabel 5.3 sampai Tabel
5 Tabel 5.3 Perhitungan standar deviasi aritmatik Tahun Tahun Jumlah Hasil ke Penduduk Aritmatik Yi - Ymean (Yi-Ymean) 2 X Y Yi Jumlah Ymean SD Sumber: Data Primer Penulis, 2015 Tahun Tabel 5.4 Perhitungan standar deviasi geometrik Tahun ke Jumlah Penduduk Hasil Geometrik Yi - Ymean (Yi-Ymean) 2 X Y Yi Jumlah Ymean SD Sumber: Data Primer Penulis,
6 Tabel. 5.5 Perhitungan standar deviasi least square Tahun Tahun Jumlah Hasil Least ke Penduduk Square Yi - Ymean (Yi-Ymean) 2 X Y Yi Jumlah Ymean SD Sumber: Data Primer Penulis, 2015 Hasil perhitungan standar deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga metode proyeksi. Angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan metode geometrik. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk Kecamatan Tenggarong 25 tahun mendatang dipilih metode geometrik. Setelah mengetahui metode proyeksi yang akan digunakan selanjutnya adalah menghitung proyeksi jumlah penduduk 25 tahun yang akan datang. Rumus dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel. 5.6 Proyeksi penduduk 2039 metode geometrik Tahun Jumlah Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Sumber: Data Primer Penulis,
7 Gambar 5.1 Grafik pertumbuhan jumlah penduduk 5.2 Penentuan Debit Lumpur Tinja Yang Diolah IPLT Kapasitas IPLT ditentukan dengan menghitung jumlah sarana tangki septik yang berasa di daerah pelayanan. Bila data jumlah tangki septik sulit didapat atau di inventarisasi, maka dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan. Menurut Materi Desiminasi Keteknikan Bidang Air Limbah tahun 2011, jumlah penduduk yang ada di dalam daerah layanan memiliki tangki septik berkisar antara 50-60%, sedangkan laju timbulan lumpur tinja dapat menggunakan pendekatan 0,5 liter/orang/hari. Untuk menentukan kapasitas unit pada IPLT dimulai dengan menentukan jumlah debit lumpur tinja yang dihasilkan oleh penduduk di wilayah pelayanan. Pada penentuan jumlah debit lumpur tinja yang direncanakan ini perencana menambahkan safety factor 10% untuk menjamin IPLT bisa beroperasi tanpa adanya masalah overload. Hasil penentuan debit lumpur tinja dapat dilihat pada Tabel
8 Tabel 5.7 Penentuan jumlah debit lumpur tinja Tahun Jumlah Penduduk Persentase Layanan Jumlah Penduduk Sumber: Data Primer Penulis, 2015 Laju Timbulan Lumpur Tinja 0.5 Debit Lumpur Tinja safety Total Factor 10% (50%-60%) Terlayani liter/orang/hari (Liter/Hari) (Liter/Hari) (Liter/Hari) M 3 /Hari % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % Penentuan Dimesni Unit IPLT Unit unit untuk mengolahan lumpur tinja yang akan digunakan dalam perencanaan ini antara lain tangki imhoff, kolam anaerobik, kolam fakultatif kolam maturasi, dan bak pengering lumpur. Informasi unit yang akan diterapkan pada IPLT Kecamatan Tenggarong dapat dilihat pada Gambar
9 Tangki Imhoff (reduksi BOD > 45%) BOD = 5000 mg/l Truk tinja BOD = 2750 mg/l BOD = 1375 mg/l BOD = 825 mg/l BOD = 165 mg/l Kolam Stabilisasi Anaerobik I (reduksi BOD > 50%) Kolam Stabilisasi Anaerobik II (reduksi BOD > 40%) Kolam Stabilisasi Fakultatif (reduksi BOD > 80%) Kolam Maturasi (reduksi BOD > 70%) BOD 49.5 mg/l Kolam Pengering Lumpur Badan Air Gambar 5.2 Skema Pengolahan IPLT Rencana Adapun data perencanaan yang digunakan adalah: Jumlah penduduk Debit lumpur tinja BOD5 lumpur tinja = Orang = 87 m 3 /Hari = 5000 mg/l Untuk ukuran dimensi unit yang digunakan pada pembangunan IPLT di Kecamatan Tenggarong akan diuraikan berikut ini. Tangki Imhoff (45%) Menurut Materi Air Limbah Tangki imhoff dirancang dengan waktu detensi 2-4 jam, perbandingan lebar dan panjang tangki 1:(2-4) dan dengan kedalaman (7,2-9) m. Kapasitas ruang pencerna yang disediakan sebesar 2,5 m 3 /kapita. 60
10 Jumlah penduduk dilayani X (1000) orang Sumber: Materi Air Limbah Tabel 5.8 Penentuan Dimensi tangki imhoff Kebutuhan Panjang (L) Zona sedimentasi Lebar (B) Kedalama n (H 1) Kapasita s Zona lumpur Kedalama n (H 2) Lumpur terbuang Unit Meter Meter Meter m 3 Meter m 3 /hari ,atau Dari Tabel 5.8 diatas maka dimensi tangki imhoff yang digunakan adalah Panjang Lebar Dalam Unit = 10 m = 5 m = 8 m = 1 unit Cek beban hidrolik permukaan Suface Loading rate (m 3 /m 2.Hari) = Debit Lumpur Tinja (Q) Luas Penampang Basah (A) = 87 m3 /Hari 21 m 2 = 4.14 m 3 /m 2 /hari 30m 3 /m 2 /Hari Cek kecepatan aliran horizontal V cm/detik = Debit Lumpur Tinja (Q) Luas Penampang Basah (A) = 4.14 m 3 /m 2 /hari = cm/hari = cm/detik < 1cm/det 61
11 Efisiensi penyisihan Suspended Solid Sumber : Materi Air Limbah % Suspended Solids = 40% x Debit Lumpur tinja = 40% x 87 m 3 /Hari = 34.8 m 3 /hari Debit Effluent = Debit Lumpur Tinja Suspended Solid = 87 m 3 /hari 34.8 m 3 /hari = 52.2 m 3 /hari Perhitungan Dimensi Kolam Anaerobik 1 (50%) Volume Kolam Beban BOD Masuk = Debit x Waktu detensi = 52.2 m 3 /hari x 3 hari = m 3 = Debit Lumpur tinja x konsentrasi BOD masuk = 52.2 m 3 /hari x 2750 mg/l = 52.2 m 3 /hari x 2.75 kg/m 3 = kg/hari Volume kolam = = = Beban BOD masuk Laju beban BOD ( ) kg/hari 800 g/m 3.hari kg/hari 0.8 kg/m 3.hari = m 3 62
12 Volume kolam = Pilih antara m 3 dan m 3 = m 3 Kolam anaerobik yang direncanakan berbentuk trapesium dengan acuan kapasitas m3, sehingga dimensi kolam yang akan dibuat sebagai berikut: Volume Trapesium = ( 1 x(b + b)h) P 2 Panjang ( P ) = 26 meter Tinggi ( h ) Lebar ( B ) Alas ( b ) = 2 meter = 13 meter = 1 meter Perhitungan Dimensi Kolam Anaerobik 2 (40%) Volume Kolam Beban BOD Masuk = Debit x Waktu detensi = 52.2 m 3 /hari x 3 hari = m 3 = Debit Lumpur tinja x konsentrasi BOD masuk = 52.2 m 3 /hari x 1370 mg/l = 52.2 m 3 /hari x 1.37 kg/m 3 = kg/hari Volume kolam = = = Beban BOD masuk Laju beban BOD ( ) kg/hari 800 g/m 3.hari kg/hari 0.8 kg/m 3.hari = m 3 63
13 Volume kolam = Pilih antara m 3 dan m 3 = m 3 Kolam anaerobik yang direncanakan berbentuk trapesium dengan acuan kapasitas m 3, sehingga dimensi kolam yang akan dibuat sebagai berikut: Volume Trapesium = ( 1 x(b + b)h) P 2 Panjang ( P ) = 26 meter Tinggi ( h ) Lebar ( B ) Alas ( b ) = 2 meter = 13 meter = 1 meter Perhitungan Dimensi Kolam Fakultatif ( 80% ) Cakupan Layanan IPLT = Orang Volume Timbulan Lumpur = Volume Timbulan Lumpur Tinja (Menurut UNDP 25 Liter/Orang/Tahun) x Cakupan Layanan IPLT = 25 Liter/Orang/Tahun x Orang = Liter/Tahun = Liter/Hari Beban BOD Total = Volume Timbulan Lumpur x Konsentrasi BOD lumpur tinja diolah = Liter/Hari x 825 mg/liter 64
14 = mg/hari = 8.93 kg/hari Beban BOD = (20 X Temperatur rata-rata daerah rencana) 120 kg/ha/hari = 20 x kg/ha/hari = 420 kg/ha/hari Luas Lahan Yang dibutuhkan = = Beban BOD total Beban BOD 8.93 kg/hari 420 kg ha /Hari = ha = m 2 Kedalaman air dalam kolam ( ) Tinggi jagaan ( ) Tinggi Total = eter = 0.5 Meter = 1.5 Meter Volume Kolam Fakultatif = Luas x Tinggi Total = m2 x 1.5 m = m 3 Waktu detensi = = = Volume Kolam Volume Timbulan Lumpur m Liter/Hari Liter Liter/Hari = Hari 30 Hari 65
15 Sebagai cadangan maka dibuat 2 unit kolam fakultatif. Untuk mempersingkat waktu, maka kolam fakultatif dibuat seri sehingga waktu operasi menjadi lebih singkat. Kolam anaerobik yang direncanakan berbentuk trapesium dengan acuan kapasitas m3, sehingga dimensi kolam yang akan dibuat sebagai berikut: Volume Trapesium = ( 1 x(b + b)h) P 2 Panjang ( P ) = 27.5 meter Tinggi ( h ) Lebar ( B ) Alas ( b ) = 1.5 meter = 11 meter = 2 meter Perhitungan Dimensi Kolam Maturasi (70% ) Cakupan Layanan IPLT = Orang Volume Timbulan Lumpur = Volume Timbulan Lumpur Tinja (Menurut UNDP 25 Liter/Orang/Tahun) x Cakupan Layanan IPLT = 25 Liter/Orang/Tahun x Orang = Liter/Tahun = Liter/Hari Kb = 2.6 x (1.19) (t 20) = 2.6 x (1.19) (19 20) = 2.2 Hari Keterangan : t = Suhu terdingin daerah rencana 66
16 Direncanakan 2 unit kolam maturasi dengan waktu tinggal (antara 5-10 hari) 10 hari. Ne = = Ni (1+(kb T))(1+(kb (T 2 ))) (1+(2.2 10)) (1+(2.2 (10 2 ))) = bakteri coliform/100ml Keterangan: T = Waktu detensi (Hari) Volume Kolam Matursai = Volume Timbulan Lumpur x Waktu Detensi = Liter/Hari x 10 Hari = Liter = m 3 Kolam anaerobik yang direncanakan berbentuk trapesium dengan acuan kapasitas m3, sehingga dimensi kolam yang akan dibuat sebagai berikut: Volume Trapesium = ( 1 x(b + b)h) P 2 Panjang ( P ) = 19 meter Tinggi ( h ) Lebar ( B ) Alas ( b ) = 1 meter = 7.5 meter = 1.5 meter Penentuan Kebuthan dan Dimensi Bak Pengering Lumpur Jumlah Penduduk dilayani = Kapasitas Tinja terolah = Kebutuhan drying bed operasi = 3 Unit 67
17 Kebutuhan drying bed stand-by = 2 Unit Kebutuhan Lahan Untuk Perluasan = 1 Unit Total kebutuhan drying bed = 5 Unit Jumlah penduduk Kapasitas Tinja Terolah Sumber: Materi Air Limbah Tabel 5.9 Kebutuhan Bak Pengering Lumpur Berat solid mengendap di Volume lumpur mengendap Sisa lumpur Kebutuhan Drying bed Kebutuhan drying bed Kebutuhan lahan untuk perluasan dilayani Imhoff inert operasi stand-by (1000 orang) (m3/hari) (gr/hari) (m3/hari) (m3/hari) (unit) (unit) (unit) Direncanakan bak pengering lumpur berbetuk persegi panjang untuk pengeringan lumpur sebanyak 23 m 3 /hari,sehingga dimensi yang akan dibuat sebagai berikut: Volume Persegi Panjang = Panjang Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi = 15 m = 5 m = 1 m Lapisan Lumpur Lapisan Pasir (d = mm) Lapisan Krikil (d = 7-15 mm) Lapisan Krikil (d = mm) = ± 30 cm = 10 cm = 10 cm = 20 cm 5.4 Gambar Desain 68
18 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA <<<AIR DARI BAK PENGERING LUMPUR MENUJU KOLAM ANAEROBIK 1<<< KOLAM FAKULTATIF BAK PENGERING LUMPUR KOLAM MATURASI TANKI IMHOFF KOLAM ANAEROBIK 1 KOLAM ANAEROBIK 2 KOLAM MATURASI KOLAM FAKULTATIF >>>LUMPUR TIAP UNIT MENUJU BAK PENGERING LUMPUR>>> BADAN AIR SKEMA PENGOLAHAN LUMUR TINJA 1 / 19
19 Kolam Fakultatif UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bak Pengering Lumpur Kolam Maturasi Kolam Maturasi Kolam Fakultatif Gudang Tangki Imhoff Kolam Anaerobik 1 Kolam Anaerobik 2 Unit IPLT Pipa Pembawa Air Limbah Pipa Pembawa Lumpur Tinja Pohon Laboratorium Masjid Kantor LAY OUT 2 / 19
20 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A 10 M 0.5 M 5 M B B PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE ANAEROBIK M A TAMPAK ATAS TANKI IMHOFF 3 / 19
21 0.5 M 5 M 0.5 M Ø 0.15 M 2 M PIPA PEMBAWA LUMPUR Ø 0.15 M KE BAK PENGERING LUMPUR + ACC ELBOW UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 3.5 M 4 M 8 M 6 M 151 POTONGAN A-A 10 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE ANAEROBIK 1 + ACC TEE + GATE VALVE 8 M POTONGAN B-B POTONGAN A-A DAN B-B TANKI IMHOFF 4 / 19
22 A 26 M UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 6 M 13 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI TANGKI IMHOFF + ACC ELBOW PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM ANAEROBIK 2 + ACC TEE + GATE VALVE B 6 M B A TAMPAK ATAS KOLAM ANAEROBIK 1 5 / 19
23 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 13 M Ø 0.15 M M POTONGAN A-A 26 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI TANGKI IMHOFF + ACC ELBOW 2 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM ANAEROBIK 2 + ACC TEE + GATE VALVE POTONGAN B-B POTONGAN A-A DAN B-B KOLAM ANAEROBIK 1 6 / 19
24 A 26 M UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 6 M 13 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM ANAEROBIK 1 + ACC ELBOW B 6 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM FAKULTATIF + ACC TEE + GATE VAL VE B A TAMPAK ATAS KOLAM ANAEROBIK 2 7 / 19
25 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 13 M Ø 0.15 M M POTONGAN A-A 26 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM ANAEROBIK 1 + ACC ELBOW 2 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM FAKULTATIF + ACC TEE + GATE VAL VE POTONGAN B-B POTONGAN A-A DAN B-B KOLAM ANAEROBIK 2 8 / 19
26 A UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 27.5 M 4.5 M 1 2 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM ANAEROBIK 2 + ACC ELBOW PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM MATURASI + ACC TEE + GATE VALVE B 4.5 M B A TAMPAK ATAS KOLAM FAKULTATIF 9 / 19
27 1 Ø 0.15 M UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2 M 162 POTONGAN A-A M 27.5 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM ANAEROBIK 2 + ACC ELBOW POTONGAN B-B 1.5 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE KOLAM MATURASI + ACC TEE + GATE VALVE POTONGAN A-A DAN B-B KOLAM FAKULTATIF 10 / 19
28 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A 19 M 3 M 7.5 M 1.5 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM FAKULTATIF + ACC ELBOW PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE BADAN AIR + ACC TEE + GATE VALVE B 3 M B A TAMPAK ATAS KOLAM MATURASI 11 / 19
29 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 7.5 M Ø 0.15 M M 1 POTONGAN A-A 19 M PIPA INLET Ø 0.15 M DARI KOLAM FAKULTATIF + ACC ELBOW PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE BADAN AIR + ACC TEE + GATE VALVE POTONGAN B-B POTONGAN A-A DAN B-B KOLAM MATURASI 12 / 19
30 B UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 5 M 5 M 5 M 5 M 5 M PIPA OUTLET Ø 0.15 M KE ANAEROBIK 1 + GATE VALVE 10 M A A 0.7 M PIPA INLET PEMBAWA LUMPUR Ø 0.15 M B DENAH BAK PENGERING LUMPUR 1.6 M BAK PENGERING LUMPUR 13 / 19
31 5 M 5 M 5 M 5 M 5 M A UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA POTONGAN A-A B 10 M POTONGAN B-B 0.25 M 0.4 M 0.7 M TEE Ø 0.15 M Ø M 0.7 M 0.9 M DETAIL A FLANGED Ø 0.15 M DETAIL B PIPA INLET Ø 0.15 M POTONGAN A-A DAN B-B BAK PENGERING LUMPUR 14 / 19
32 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Unit IPLT Pipa Pembawa Air Limbah Pipa Pembawa Lumpur Tinja LAYOUT PERPIPAAN IPLT 15/ 19
33 G F UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A B D C E C Pipa Pembawa Air Limbah Pipa Pembawa Lumpur Tinja DETAIL PERPIPAAN IPLT 16 / 19
34 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DETAIL A DETAIL B Gate Valve Ø 0.15 M Elbow Ø 0.15 M Tee Ø 0.15 M Pipa PVC SNI AW Ø 0.15 M DETAIL C DETAIL D DETAIL E DETAIL A, B, C, D, E, F, & G DETAIL F DETAIL G 17 / 19
35 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 32.2 M 15 M 21.4 M 4 M 15 M M 4 M DIMENSI PIPA PEMBAWA AIR LIMBAH 18 / 19
36 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 21.4 M M 9.8 M M M 9.8 M DIMENSI PIPA PEMBAWA LUMPUR TINJA 19 / 19
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv vi ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN
BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 Tahapan persiapan Untuk membuat perencanaan ini terlebih dahulu melakukan studi pustaka. Yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang diperlukan. Seperti jenis data
Lebih terperinciRumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik
Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk: a. Metoda Arithmatik Pn Po + Ka (Tn To) dimana: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar; Tn = tahun ke n; To = tahun
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciKata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur TINJAUAN PUSTAKA
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 106 STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KOTA KUALA KAPUAS KABUPATEN KAPUAS Oleh: Ainun Hasanah 1), Dwi Anung Nindito 2), dan I Made Kamiana 3)
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama
Lebih terperinciTL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S
TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S OXIDATION PONDS (KOLAM OKSIDASI) Bentuk kolam biasanya sangat luas, tetapi h (kedalamannya) kecil atau dangkal, bila kedalaman terlalu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Tinja Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG KONTEN Pendahuluan Skema Pengolahan Limbah Ideal Diagram Pengolahan Limbah IPAL Bojongsoang Pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang: Pengolahan Fisik
Lebih terperinciEvaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya
F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPerencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya
D25 Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya Zella Nissa Andriani dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciIII.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.
39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: IPLT SUKAWINATAN)
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG (STUDI KASUS: IPLT SUKAWINATAN) Dwi Oktarina 1*, Helmi Haki 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya *Korespondensi
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Hafizhul Hidayat 1), Aryo Sasmita 2), Muhammad Reza 2) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya
D13 Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya Gaby Dian dan Welly Herumurti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat
Lebih terperinciPERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF
PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF Oleh: Annisa Ramdhaniati 3307 100 083 1 Dosen Pembimbing: Ir.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG
ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG Sudarno, Dian Ekawati ABSTRACT Domestic wastewater treatment was needed for every towns. This domestic wastewater such as black water
Lebih terperinciA. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang
Lebih terperinciDESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Meylis Safriani
Lebih terperinciBAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN
BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Kondisi Fisik Lingkungan Dusun Sengkan merupakan salah satu lokasi pembangunan IPAL Komunal dari program SANIMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin
Lebih terperinciStabilisasi. B.8. Pengendalian Kualitas Air Limbah dan Evaluasi Kinerja Kolam
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN ORISINALITAS v KATA PENGANTAR.. vi DAFTAR ISI xii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GAMBAR xviii DAFTAR LAMPIRAN.
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGOPERASIAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGOPERASIAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PENGOPERASIAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini memuat pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis dan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG
EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG Steffie Starina 1, Riyanto Haribowo 2, Tri Budi Prayogo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...
BAHAN PRESENTASI TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH DISUSUN OLEH :... NIM :... DOSEN PEMBIMBING: SALMANI, ST.MT.MS NIP : 196208061991031015 1
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup langkah - langkah pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan tinjauan
Lebih terperinciSistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)
Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment) dengan beberapa ketentuan antara lain : Waktu aerasi lebih
Lebih terperinciII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA
II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF
22 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Saringan kasar (Horizontal Roughing Filter - HRF) merupakan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kekeruhan atau memisahkan padatan dalam jumlah besar serta
Lebih terperinciJENIS DAN KOMPONEN SPALD
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN
Lebih terperinciPRASARANA LINGKUNGAN
PRASARANA LINGKUNGAN A.1 Air Minum A.1.1 Umum Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN
BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
62 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Jaringan Penyaluran Air Buangan Kota Bandung Pengolahan air limbah secara terpusat lebih umum digunakan di Indonesia, namun terdapat sistem saluran air buangan
Lebih terperinciPERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)
PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ) Oleh : Zulisnaini Sokhifah 3306 100 105 Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis data dan perencanaan Instalasi Pengolahan Air
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis data dan perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Leachate Tempat Pembuangan Akhir Piyungan Yogyakarta, dapat diambil beberapa kesimpulan:
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL
EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL Siti Umi Hanik1 dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program
Lebih terperinciINTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
PRESENTASI THESIS : INTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Oleh: DYAH SETYORINI 3307 201 002 JURUSAN
Lebih terperinciEVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA
EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENGELOLAAN IPLT KOTA SEMARANG ABSTRAK
Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 007 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN IPLT KOTA SEMARANG Riyadi, Agus Slamet Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Surabaya ABSTRAK Instalasi Pengolahan
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Kondisi Umum Kualitas Air Limbah Penelitian ini terletak di Perumahan Mutihan RT 03/ RW X, Sondakan, Laweyan, Surakarta,
Lebih terperinciKAJIAN REFITALISASI PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TERPADU (IPLT) KALIMULYA KOTA DEPOK DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN PEMERINTAH KOTA DEPOK
KAJIAN REFITALISASI PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH TERPADU (IPLT) KALIMULYA KOTA DEPOK DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN PEMERINTAH KOTA DEPOK 2015 DAFTAR ISI BAB I... 7 PENDAHULUAN... 7 1.1 LATAR
Lebih terperinciPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya
D4 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya Ragil Tri Setiawati dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya
Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia, 2016 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya Ragil Tri Setiawati a, Ipung
Lebih terperincidikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan
Lebih terperinciBAB V ANALISA AIR LIMBAH
BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik
Lebih terperinciPengelolaan Air Limbah Domestik
Pengelolaan Air Limbah Domestik Rekayasa Lingkungan Universitas Indo Global Mandiri NORMA PUSPITA, ST.MT. Dasar Hukum UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP no 82
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Data Dalam penulisan ini, diperlukan data-data penunjang untuk menjawab
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Dalam penulisan ini, diperlukan data-data penunjang untuk menjawab permasalahan yang menjadi pokok pembahasan yaitu berapa jumlah kebutuhan air bersih untuk kondisi
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT
PRO S ID IN G 20 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10Tamalanrea
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY
BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY 4.1 Umum Rencana pengembangan jaringan distribusi utama akan direalisasikan sesuai dengan rencana pengembangan Kota Niamey
Lebih terperinciSupernatan yang dihasilkan dari thickener ini (di zone of clear liquid) masih mempunyai nilai BOD yang besar, karena itu air dikembalikan ke unit
THICKENING Tujuan proses thickening adalah untuk memekatkan lumpur dan mengurangi volume lumpur. Metoda thickening yang umum: 1. Gravity 2. Flotation 3. Centrifugation Gravity thickener berbentuk lingkaran
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH LEACHATE TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR PIYUNGAN YOGYAKARTA
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH LEACHATE TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR PIYUNGAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya
Lebih terperinciPendahuluan. Prinsip Dasar. RBC (Rotating Biological Contractor) Marisa Handajani. Ukuran standar: Putaran 1,0-1,6 rpm
Pendahuluan RBC (Rotating Biological Contractor) Marisa Handajani Dibangun pertama kali di Jerman (Barat) pada tahun 1960 diperkenalkan di Amerika Serikat Di AS dan Kanada, 70% menyisihkan karbon organik
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Statistik (2015), penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,4 %
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang semakin meningkat pada setiap tahunnya.berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2015),
Lebih terperinciAbstarct
Alternatif Pra Rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Industri Rumah Potong Hewan (Studi kasus rumah potong hewan Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta) *Sri Hastutiningrum, Hadi Prasetyo Suseno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER
PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciRBC (Rotating Biological Contractor) Marisa Handajani. Pendahuluan
RBC (Rotating Biological Contractor) Marisa Handajani Pendahuluan Dibangun pertama kali di Jerman (Barat) pada tahun 1960 diperkenalkan di Amerika Serikat Di AS dan Kanada, 70% menyisihkan karbon organik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Sumberdaya Lahan dan Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di
Lebih terperinciPengolahan Lumpur Tinja Pada Sludge Drying Bed IPLT Keputih Menjadi bahan Bakar Alternatif Dengan Metode Biodrying
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-133 Pengolahan Lumpur Tinja Pada Sludge Drying Bed IPLT Keputih Menjadi bahan Bakar Alternatif Dengan Metode Biodrying Desy
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : ARIF SETIAWAN NIM I PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI AIR BERSIH UNTUK PELAYANAN MASYARAKAT KECAMATAN BOYOLALI DARI SUMBER MATA AIR UMBUL TLATAR DESA KEBONBIMO KECAMATAN BOYOLALI PADA TAHUN 2020 TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah
Lebih terperinciMenentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan
perancangan FASILITAS FLOW SHEET PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya
Lebih terperinciA. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 2339-028X ISSN: PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI A. Karim Fatchan 1); Prillia
Lebih terperinciSTUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.
STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU. OLEH : Angga Christian Hananta 3306.100.047 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir. Joni Hermana,
Lebih terperinciBAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL
BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL 189 10.1 Beban Air Limbah Domestik Rumah Tangga Air limbah kota-kota besar di Indonesia khususnya Jakarta secara garis besar dapat dibagi
Lebih terperinciSTRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN
STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN Rahmadi, Joni Hermana, Happy Ratna Santosa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan
Lebih terperinciKINERJA DIGESTER AEROBIK DAN PENGERING LUMPUR DALAM MENGOLAH LUMPUR TINJA PERFORMANCE OF AEROBIC DIGESTER AND SLUDGE DRYER FOR SEPTAGE TREATMENT
KINERJA DIGESTER AEROBIK DAN PENGERING LUMPUR DALAM MENGOLAH LUMPUR TINJA PERFORMANCE OF AEROBIC DIGESTER AND SLUDGE DRYER FOR SEPTAGE TREATMENT Ipung Fitri Purwanti 1), Gogh Yoedihanto 1) dan Ali Masduqi
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang
Lebih terperinciPerancangan Anaerob Baffled Reaktor (ABR) Untuk Pengolahan Limbah Cair Pedagang Kaki Lima di Kawasan Jalan H. Agus Salim Kota Pontianak
Perancangan Anaerob Baffled Reaktor (ABR) Untuk Pengolahan Limbah Cair Pedagang Kaki Lima di Kawasan Jalan H. Agus Salim Kota Pontianak Randy Septri Manalu 1, Isna Apriani ST, Msi 1, Winardi Yusuf ST,
Lebih terperinciSNI METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF
SNI 19-6447-2000 METODE PENGUJIAN KINERJA PENGOLAH LUMPUR AKTIF DAFTAR ISI Daftar isi 1. Ruang Lingkup 2. Acuan 3. Pengertian 4. Hal-Hal Yang Diuji Pada Instalasi Pengolahan Lumpur Aktif 5. Ketentuan Umum
Lebih terperinciBAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER
BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER 97 6.1 Proses Pengolahan Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam
Lebih terperinciDesain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik
Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik Oleh : Ananta Praditya 3309100042 Pembimbing: Ir. M Razif, MM. NIP.
Lebih terperinci[Type text] BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah cair merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tata kota. Mengingat limbah mengandung banyak zatzat pencemar yang merugikan bahkan
Lebih terperinciBAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB
BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB 129 IV.1 Rancang Bangun IPAL IV.1.1 Proses Pengolahan
Lebih terperinciGambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1
efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL Yurista Vipriyanti 1 Heri Suprapto 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma,
Lebih terperinciBAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON
BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON 177 Di dalam proses pengolahan air limbah secara biologis, selain proses dengan biakan tersuspensi (suspended culture) dan proses dengan biakan melekat (attached culture),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian Disain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah unit aquaponic, yang digunakan untuk menanam tanaman Genjer (Limnocharis flava), dengan
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperinciPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya
D199 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya Daneswari Mahayu Wisesa dan Agus Slamet Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciPendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM
Tugas Akhir Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi unit 1 PDAM Gresik Stephanus Kristianto 3306100010 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciZuhaelsi Zubir, ST.MT
Zuhaelsi Zubir, ST.MT Jakarta, 27 September 2016 KOTA MAKASSAR IPAL Losari IPLT Kota Makassar terletak antara 119º24'17'38 Bujur Timur dan 5º8'6'19 Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL
BAB VI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL TANGKI SEPTIK - FILTER UP FLOW 132 Nusa Idaman Said VI.1 PENDAHULUAN Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah menunjukkan
Lebih terperinciPerbandingan Desain Ipal Anaerobic Biofilter dengan Rotating Biological Contactor untuk Limbah Cair Tekstil di Surabaya
Perbandingan Desain Ipal Anaerobic Biofilter dengan Rotating Biological Contactor untuk Limbah Cair Tekstil di Surabaya Yogie Restu Firmansyah, dan Dr. Ir. Mohammad Razif, M.M. Jurusan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciEVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH
EVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH Maryam 1, Isna Apriani 1, Winardi Yusuf 1 1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciBab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN
Bab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN 4.1 Pembagian Wilayah Kajian Pembagian wilayah kajian, ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pelestarian fungsi lingkungan hidup antara kota Majalaya
Lebih terperinciEvaluasi Sistem Plambing, Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pengelolaan Sampah Di Rumah Susun Gunungsari Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-103 Evaluasi Sistem Plambing, Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pengelolaan Sampah Di Rumah Susun Gunungsari Kota Surabaya
Lebih terperinci